Anda di halaman 1dari 16

OPTIMALISASI KLAIM BPJS KESEHATAN UNTUK PENINGKATAN

PENDAPATAN RSUD DR SOEDARSO TAHUN 2023

A. LATAR BELAKANG

Rencana strategis merupakan konsep yang digunakan dalam berbagai organisasi


untuk menentukan arah, tujuan dan masa depan yang hendak dicapai secara komprehensif.
Rencana strategis menjadi perangkat penting bagi organisasi untuk menjelaskan apa yang
hendak dicapai dan bagaimana mencapainya. Bahwa RSUD Dr. Soedarso keberadaannya
dibutuhkan untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah suatu
keniscayaan. Sebagai rujukan tertinggi dalam sistem rujukan pelayanan kesehatan maka
kemampuan RSUD Dr. Soedarso dalam memberikan pelayanan harus bisa diandalkan. Untuk
itu maka RSUD Dr. Soedarso harus memberikan pelayanan secara bermutu. Pelayanan
Rumah sakit yang bermutu adalah pelayanan yang aman, rasional efektif, efisien (murah) dan
memberikan kenyamanan bagi pasien. Kebutuhan untuk memberikan pelayanan yang
bermutu tersebut menjadi semakin penting bagi RSUD Dr. Soedarso karena perannya sebagai
rumah pendidikan. Sudah ratusan dokter, perawat dan tenaga profesional kesehatan Indonesia
yang menimba ilmu dan pengalaman di RSUD Dr. Soedarso.
RSUD Dr.Soedarso mempunyai tugas melaksanakan upaya kesehatan secara
berdayaguna dan berhasilguna dengan mengutamakan upaya penyembuhan (kuratif) dan
pemulihan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya promotif,
pencegahan dan penyelenggaraan upaya rujukan serta penyelenggaraan pendidikan, pelatihan
tenaga kesehatan, penelitian dan pengembangan dibidang kesehatan. Sebagai rumah sakit
milik Pemerintah Provinsi, RSUD Dr. Soedarso mempunyai peran dan fungsi sebagai
berikut : a. penyelenggaraan Pelayanan Medik; b. penyelenggaraan Pelayanan Penunjang
Medik dan Non Medik; c. penyelenggaraan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan; d.
penyelenggaraan Pelayanan Rujukan; e. penyelenggaraan usaha pendidikan dan pelatihan; f.
pelaksanaan fasilitasi penyelenggaraan pendidikan bagi calon dokter, dokter spesialis, sub
spesialis dan tenaga kesehatan lainnya; g. penyelenggaraan penelitian dan pengembangan
kesehatan; h. penyelenggaraan kegiatan ketatausahaan; i. pelaksanaan tugas-tugas lain yang
diberikan oleh Gubernur dan/atau Kepala Dinas Kesehatan sesuai dengan bidang tugasnya.
Sumber daya yang digunakan dalam proses digambarkan dalam input, aktivitas
utama, pendukung, dan manajerial digambarkan dalam proses, dan hasilnya merupakan
sumber daya yang dirasakan oleh pemangku kepentingan (baik masyarakat maupun
pemerintah). Input dimaksud antara lain SDM pelaksana, regulasi yang berlaku, sarana
prasarana yang tersedia, informasi dan teknologi yang mutakhir, dan pembiayaan berupa
anggaran subsidi dari pemerintah provinsi maupun pemerintah pusat, masyarakat yang
membutuhkan pelayanan kesehatan dan pendidikan tenaga kesehatan, serta mitra kerjasama
sebagai pihak ketiga penyedia kebutuhan rumah sakit.
Proses bisnis dikelompokkan menjadi proses utama, proses manajerial, dan proses
pendukung. Proses utama antara lain terdiri dari pengelolaan mutu pelayanan, pengelolaan
pendidikan dan penelitian tenaga kesehatan, pengelolaan sarana prasarana dan teknologi
kesehatan, serta peningkatan tata kelola dan tingkat kemandirian. Pengelolaan mutu
pelayanan yang dimaksud adalah pelayanan kesehatan tersier yang diberikan kepada pasien
mengacu pada standar yang berlaku, baik pelayanan medik maupun penunjang diagnostik dan
khusus. Pengelolaan pendidikan dan penelitian tenaga kesehatan dimaksud berkaitan dengan
peran RSUD Dr. Soedarso sebagai rumah sakit pendidikan, melayani pendidikan formal
bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Untan, maupun pendidikan non formal
untuk tenaga kesehatan internal maupun eksternal. Sebagai konsekuensi proses pendidikan,
RSUD Dr. Soedarso juga menjadi tempat penelitian baik penelitian klinis bersubjek manusia
yang melibatkan pasien maupun penelitian perumahsakitan.
RSUD DR Soedarso sebagai Rumah Sakit Pemerintah wajib melayani peserta BPJS
Kesehatan. Setelah Rumah Sakit memberikan layanan kesehatan, Rumah sakit berhak
meminta imbalan atas jasa yang diberikan berupa tagihan atau klaim kepada BPJS Kesehatan.
Tagihan yang diminta sesuai dengan tariff Pemerintah Daerah ( Perda) yang berlaku. BPJS
Kesehatan dalam pembayaran klaim menerapkan tarif paket diagnosis berdasarkan Indonesia
Case Base Grup’s atau INA CBG’s. Setiap layanan yang diberikan diberi kode atau koding.
Dalam pengajuan klaim ke BPJS Kesehatan, Rumah Sakit menyertakan Resume Medis
sebagai salah satu syarat berkas pengajuan. Dalam menghadapi era BPJS/JKN tidaklah
mudah, terlebih untuk rumah sakit, perlu pemikiran, strategi, pengertian,
kesepahaman dan kesepakatan bersama diseluruh internal rumah sakit, baik itu
Dokter, Staf Perawat, Staf umum dan Manajemen. Pada penelitian ini, peneliti
menemukan bahwa di RRUS Dr. Sodarso saat ini telah terjadi perubahan tipe pasien
yang cukup signifikan.

BPJS adalah Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang dibentuk oleh pemerintah
sebagai badan hukum publik. Tujuannya adalah untuk memberikan jaminan pelayanan
Kesehatan bagi masyarakat dari berbagai kelas di Indonesia. Tujuan utama BPJS adalah untuk
memberikan jaminan pelayanan Kesehatan pada hampir seluruh jenis penyakit beserta
pengobatannya. Namun begitu , BPJS menggunakan sistem rujukan berjenjang untuk
memastikan setiap jenis penyakit tertangani dengan baik. Dikutip dari buku panduan praktis
sistem Rujukann Berjenjang BPJS, hal ini dilakukan sebagai upaya pelimpahan dan
pemerataan tanggung jawab diantara penyelenggaraan fasilitas Kesehatan.
Klaim BPJS adalah pengajuan biaya perawatan pasien peserta BPJS oleh pihak rumah
sakit kepada pihak BPJS Kesehatan, dilakukan secara kolektif dan ditagihkan kepada pihak
BPJS Kesehatan setiap bulannya .Rumah sakit berkewajiban untuk melengkapi dokumen
klaim BPJS sebelum diajukan kepada pihak BPJS Kesehatan untuk mendapatkan penggantian
biaya perawatan sesuai dengan tarif Indonesia Case Groups’s ( INA-CBG’s ).

Pengelolaan sarana prasarana dan teknologi kesehatan yang dimaksud berkaitan


dengan RSUD Dr. Soedarso sebagai RS Tipe A rujukan tersier yang menerima pasien kasus
katastropik dan kasus dengan tingkat keparahan yang tinggi, sehingga diperlukan peralatan
kedokteran dan penunjang yang canggih dengan teknologi mutakhir. Peningkatan tata kelola
dan tingkat kemandirian yang dimaksud berkaitan dengan RSUD Dr. Soedarso sebagai Badan
Layanan Umum Daerah (BLUD), RS rujukan nasional sekaligus rumah sakit pendidikan yang
mengampu pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan dengan lingkup seluruh Indonesia,
sehingga dibutuhkan kemandirian secara finansial selain dukungan dana dari Pemerintah
Pusat maupun Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat. Proses pendukung merupakan proses
untuk mengelola operasional dan memastikan proses utama berjalan dengan baik. Proses
pendukung terdiri dari pengelolaan teknologi dan informasi, pengelolaan perbakalan dan
peralatan medik, pengembangan riset, pemasaran, dan penataan administrasi klinis (case
mix). Pengelolaan teknologi informasi diperlukan dalam rangka upaya efisiensi sumber daya
dan integrasi segala data di rumah sakit. Pengelolaan perbekalan dan peralatan medik dalam
rangka menyiapkan kebutuhan pelayanan, baik pengadaan maupun pemeliharaan peralatan
kedokteran serta pemenuhan kebutuhan farmasi. Pengembangan riset yang dimaksud adalah
untuk mendukung setiap program pengembangan rumah sakit, telah dilaksanakan riset atau
kajian sebagai dasar pertimbangan.
Pemasaran yang dimaksud adalah sebagai bentuk promosi produk yang dimiliki
rumah sakit kepada masyarakat dan pihak terkait untuk mendekatkan akses. Penataan
administrasi klinis yang dimaksud adalah meningkatkan koordinasi dan integrasi antara
tindakan yang diperoleh pasien, billing sesuai tarif rumah sakit, dan paket klaim INA CBGs,
sehingga dapat meningkatkan kualitas dan ketepatan waktu pengiriman berkas klaim. Proses
manajerial merupakan proses yang memastikan proses utama dan pendukung berjalan dengan
lebih optimal, yang menggambarkan aktivitas RSUD Dr. Soedarso sebagai sebuah organisasi,
dan tidak terlepas dari status RSUD Dr. Soedarso sebagai salah satu perangkat daerah
pemerintah provinsi Kalimantan Barat yang mendapatkan subsidi anggaran serta mempunyai
hak dan kewajiban lainnya. Pengelolaan akuntabilitas kinerja dan anggaran merupakan upaya
untuk memastikan setiap aktivitas mempunyai anggaran dan target kinerja. Pengelolaan
sistem pengendalian dan pengawasan sebagai upaya mengawal organisasi untuk mencapai
target yang telah ditetapkan. Pengelolaan dan penataan SDM aparatur berkaitan dengan hak
dan kewajiban sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN).
Penataan dan penguatan organisasi dan tata laksana merupakan upaya agar aktivitas
dan dokumen RSUD Dr. Soedarso berjalan sesuai regulasi yang ditetapkan dan tidak
melanggar peraturan perundang-undangan. Pengelolaan administrasi umum meliputi
pemenuhan kebutuhan operasional umum, optimalisasi dan pemanfaatan aset, serta
sentralisasi pengadaan barang dan jasa. Pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip efektivitas,
efisiensi, dan produktivitas, yang mencakup pendapatan, penerimaan, pembayaran realisasi
belanja, hingga pembuatan laporan keuangan. RSUD Dr. Soedarso berstatus BLUD, sehingga
memperoleh fleksibilitas dalam pengelolaan keuangannya, khususnya yang bersumber dari
pendapatan rumah sakit (fungsional).
Dalam proses bisnis, hal lain yang perlu diperhatikan diluar proses utama, proses
pendukung, dan proses manajerial adalah manajemen risiko, yaitu mengidentifikasi risiko
yang memungkinkan RSUD Dr. Soedarso tidak dapat mencapai target kinerjanya. Risiko
yang sudah diidentifikasi tersebut kemudian dilakukan mitigasi risiko sebagai upaya
pengendalian dan pencegahan supaya potensi tersebut tidak terjadi maupun meminimalisir
dampak yang mungkin terjadi. RSUD Dr. Soedarso sebagai RS rujukan tersier tipe A
sekaligus sebagai RS rujukan nasional dan RS pendidikan, beberapa risiko yang mungkin
terjadi dan perlu diperhatikan adalah gangguan pendapatan, keluhan masyarakat dan internal,
angka kesakitan dan kematian, angka infeksi nosokomial dan resistensi kuman terhadap
antibiotik, serta angka kejadian tidak diinginkan. Dalam upaya mencegah gangguan
pendapatan RS, dilakukan pengendalian biaya dan efisiensi sumber daya untuk operasional
rumah sakit untuk mencegah terjadinya hutang belanja.
Penerapan clinical guideline berbasis value based medicine menjadi hal
penting untuk diperhatikan, sehingga seluruh praktik klinis dan prosedur medis yang
dilaksanakan dapat dibuktikan bahwa telah berdasar pada keilmuan dan dapat
dipertanggungjawabkan. Disamping itu, penelitian berbasis Good Clinical Practice (GCP)
perlu dilaksanakan dengan berdasarkan kasus yang ditangani, yang dapat digunakan sebagai
dasar penentuan proyeksi kebutuhan pengembangan prioritas maupun perencanaan belanja
kebutuhan pelayanan rumah sakit. Berkaitan dengan hal dan prosedur operasional lainnya
untuk seluruh penjuru rumah sakit telah ditentukan dalam standar akreditasi RS baik standar
nasional dengan SNARS, maupun standar internasional dengan JCI, sehingga ketaatan
terhadap standar tersebut merupakan salah satu upaya mitigasi risiko. Pengelolaan sarana
prasarana dan teknologi meliputi standarisasi, sertifikasi, dan evaluasi.
Dalam memastikan seluruh proses berjalan sesuai ketentuan, diperlukan penilaian
atau audit baik internal maupun eksternal. Audit keuangan dilakukan oleh auditor eksternal
dan tidak lepas dari pengendalian dan pengawasan oleh Pemerintah Daerah dan Pemerintah
Pusat. Akreditasi RS lingkup nasional dilaksanakan oleh Komite Akreditasi Rumah Sakit
(KARS) dan Joint Commission International (JCI) untuk taraf 13 internasional. Izin sarana
prasarana dan peralatan kedokteran juga tidak terlepas dari pihak eksternal yaitu Balai
Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK).
B. Perumusan Masalah

1. Bagaimana Analisis Pergeseran paradigma pelayanan comparative advantage


menjadi competitive advantage saat ini mempengaruhi persaingan bisnis pendapatan
di RSUD Dr Soedarso terutama diera BPJS/JKN dan globalisasi?
2. Bagaimana Analisis RSUD Dr. Soedarso mempertahankan kelangsungan bisnis rumah sakit
dan kewajiban sebagai pelayanan masyarakat bersinergi dengan kebijakan pemerintah
?
3. Bagaimana Analisis RSUD Dr. Soedarso dalam menentukan segmentasi pasar dan
menciptakan strategi pemasaran yang tepat untuk produk program BPJS/JKN dengan
cara menggali masukan dan saran dari pelanggan internal maupun ekseternal ?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengkaji dan Menganalisa Bagaimana Seharusnya Analisis Yuridis

Terhadap perubahan pelayanan compsrative advantagedengan

cometitive advantage

2. Mengkaji dan Menganalisa program RSUD Dr Soedarso sebagai

pemberi pelayanan dan mempertahankan kelangsungan bisnis

rumah sakit .

3. Mengkaji dan Menganalisa dalam menentukan strategi pemasaran

demi kelangsungan pelayanan di RSUD Dr Soedarso dalam era

BPJS Kesehatan .

A. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis, diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran dalam rangka menciptakan strategi pemasaran yang tepat dan

memeberikan pelayanan yang maksimal di masa era BPJS Kesehatan


2. Manfaat Praktis, diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan

sebagai bahan pertimbangan, masukan bagi pemerintah,

kementrian Kesehatan, Rumah Sakit dan BPJS Kesehatan.

B. Kerangjka Teori dan Definisi Operasional

1. Kerangka Teori

Kerangka teori merupakan abstraksi hasil pemikiran atau

kerangka acuan atau dasar yang relevan untuk pelaksanaan suatu

penelitian ilmiah, khususnya penelitian hukum. Berdasarkan

pernyataan diatas maka teori yang digunakan untuk menjawab

permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Teori Pemasaran

Pengertian pemasaran menurut peristilahan, berasal dari

kata “pasar” yang artinya tempat terjadinya pertemuan

transaksi jual-beli atau tempat bertemunya penjual dan

pembeli. Kondisi dinamika masyarakat dan desakan ekonomi,

maka dikenal istilah “pemasaran” yang berarti melakukan

suatu aktivitas penjualan dan pembelian suatu produk atau

jasa, didasari oleh kepentingan atau keinginan untuk membeli

dan menjual. Dasar pengertian ini yang melahirkan teori

pemasaran yang dikemukakan oleh Kotler, sebagai teori pasar.

Kotler selanjutnya memberikan batasan bahwa teori pasar

memiliki dua dimensi yaitu dimensi sosial dan dimensi

ekonomi. 1 Dimensi sosial yaitu terjadinya kegiatan

transaksi atas dasar suka sama suka. Dan dimensi ekonomi


yaitu terjadinya keuntungan dari kegiatan transaksi yang

saling memberikan kepuasan. Tinjauan ekonomi, istilah

pemasaran menurut Saladin merupakan aktivitas penjualan

suatu produk atau jasa yang dapat diterima atau dibeli oleh

pembeli karena produk atau jasa tersebut bermanfaat bagi

pembeli dan menguntungkan bagi penjual. Dikatakan bahwa

pemasaran melibatkan dua unsur yang berkenaan, yaitu adanya

permintaan (demand) dan 1 Philip Kotler, A.B. Susanto,

Manajemen Pemasaran di Indonesia (Jakarta: PT Salemba Emban

Patria, 2001), h. 157. penawaran (supply). Dasar ini mengacu

pada teori permintaan dan penawaran. Teori permintaan dan

penawaran menurut Douglas dalam Saladin yaitu bahwa

permintaan meningkat apabila produksi kurang dan penawaran

meningkat apabila produksi banyak atau berlimpah. Dasar

inilah yang menjadi acuan terjadinya transaksi dalam

kegiatan pemasaran.2 Dibuktikan dari banyaknya definisi

pemasaran menurut para ahli yang berbeda-beda, baik dari

segi konsepsional maupun dari persepsi atau penafsiran,

namun semuanya bergantung dari sudut mana tinjauan pemasaran

tersebut, akan tetapi pada akhirnya mempunyai tujuan yang

sama. Umumnya para ahli pemasaran berpendapat bahwa kegiatan

pemasaran tidak hanya bertujuan bagaimana menjual barang dan

jasa atau memindahkan hak milik dari produsen ke pelanggan

akhir, akan tetapi pemasaran merupakan suatu usaha terpadu

untuk mengembangkan rencana strategis yang diarahkan pada


usaha bagaimana memuaskan kebutuhan dan keinginan pembeli

guna mendapatkan penjualan yang dapat menghasilkan

keuntungan yang diharapkan.

b. Teori Manajemen

Teori manajemen mulai muncul sejak awal abad 19 ketika

industrialisasi sedang dalam puncaknya terutama di dunia barat.

Manajemen sebagai disiplin ilmu sendiri merupakan bagian dari ilmu

sosial. Ruang lingkup ilmu manajemen teramat luas mencakup perilaku

manusia yang berada dilevel mikro sampai mekanisme

struktur organisasi yang berada dilevel makro. Teori manajemen

bisa dipahami sebagai sebuah proses sosial dan figure sscial .

Sebagai proses sosial teori manajemen adalah proses bagaimana

organisasi bisa berjalan secara efektif dan efisiens. Sebagai figure

sosial teori manajemen adalah kelompok sosial biasanya terdiri dari

eksekutif dan manajer, yang bekerja untuk menciptakan efektifitas dan

efisiensi demi mencapai tujuan organisasi. Lahirnya teori manajemen

tidak lepas dari sejarah pemikiran manajerial yang memiliki tiga

kontributor utama, yaitu praktisi, konsultan dan akademisi. Kontribusi

praktisi dan konsultan pada pemikiran manajerial dan teori manajemen

lebih cenderung bersifat preskiptif dan praktis. Sedangkan kontribusi

akademisi pada teori manajemen lebih cenderung analitis.

Manajemen menginginkan tujuan tercapai dengan efektif dan

efisien. Dua kata tersebut semakin penting sekarang ini. Dengan

kata lain prestasi manajer diukur dari efektifitas dan efisiensi

pencapaian tujuan organisasi. Proses manajemen mencakup


kegiatan perencanaan, pengorganisasisian, pengarahan, dan

pengendalian. Kata proses ditambahkan untuk mengartikan

kegiatan yang dilakukan dengan cara sistematis dan kegiatan

tersebut dilakukan oleh manajer pada semua tingkat. Kegiatan

secara teoritis dimulai dari perencanaan, kemudian diakhiri oleh

pengendalian yang kemudian berputar kembali ke perencanaan.

Pada intinya ada banyak variasi fungsi manajemen mulai dari yang

sederhana sampai yang komplit.

2. Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah fokus pengkajian

dan penganalisaan dalam pelaksanaan penelitian. Fokus pembahasan

dalam penelitian ini adalah :

Undang undang No 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial

Nasional ( SJSN ) Pasal 24 ayat 2 yang mengamanatkan Badan

Penyelenggaraa Jaminan Sosial ( BPJS ) Kesehatan untuk membayar

fasilitas Kesehatan secara efektif dan efisien .

1. Comparative advantage atau keunggulan komparatif adalah sebuah konsep dalam

ekonomi yang menjelaskan kemampuan, ketika suatu negara, perusahaan, atau individu

dapat menghasilkan barang dan jasa dengan biaya peluang lebih rendah daripada mitra

dagangnya.

2. Competitive advantage adalah suatu manfaat yang ada ketika perusahaan mempunyai
dan menghasilkan suatu produk atau jasa yang dilihat dari pasar targetnya lebih baik

dibandingkan para kompetitor terdekatnya.

3. Klaim BPJS adalah pengajuan biaya perawatan pasien peserta

BPJS oleh pihak rumah sakit kepada pihak BPJS Kesehatan, dilakukan

secara kolektif dan ditagihkan kepada pihak BPJS Kesehatan setiap

bulannya.
4. Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat kompetisi yang

dilakukan secara sistimatik dan objektif melalui uji kompetensi yang

mengacu kepada standart kompetensi kerja nasional Indonesia ,

standart internasional dan atau standart khusus.

5. Rumah sakit adalah Lembaga Pelayanan Kesehatan yang

menyeleggarakan pelayanan Kesehatan secara paripurna yang

menyediakan pelayanan rawat inap,rawat jalan dan gawat darurat.

6. BPJS Kesehatan adalah Badan Hukum Publik yang bertanggung

jawab langsung kepada Presiden dan memiliki tugas untuk

menyelenggarakan Jaminan Kesehatan Nasional bagi seluruh rakyat

Indonesia.

C. Metode Penelitian

Dalam pnelitian ini penulis melakukan metode atau cara sebagai

berikut :

1. Jenis Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan untuk


mencari pemecahan masalah atau isu hukum yang timbul sehingga hasil
yang dicapai bukan menolak atau menerima melainkan memberikan
perspektif mengenai apa yang seyogyanya atas penelitian kegiatan ilmiah
yang diajukan. Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini
menggunakan metode yuridis normative yaitu meneliti segala norma dan
aturan perundang -undangan yang berkaitan dengan semua hukum tentang
“OPTIMALISASI KLAIM BPJS KESEHATAN UNTUK PENINGKATAN
PENDAPATAN RSUD DR SOEDARSO TAHUN 2023
Penelitian ini didukung oleh penelitian yuridis empiris secara

terbatas dengan menggunakan proporsi sampling, yaitu dengan

melakukan wawancara terhadap beberapa narasumber yang


dianggap menguasai tentang pendapatan rumah sakit dan BPJS

Kesehatan.

2. Spesifikasi Penelitian

Dalam penelitian ini spesifikasi penelitian yang diterapkan

adalah deskriptif dan preskriptip analisis. Penelitian deskriftip

analitik merupakan paparan dan bertujuan untuk memberikan

gambaran secara rinci ,sistematis dan menyeluruh mengenai

segala hal yang berkaitan dengan objek yang akan diteliti berlaku

ditempat tertentu, dan pada saat tertentu yaitu terkait program

dalam meningkatan pendapatan dan optimalisasi klaim BPJS

Kesehatan. Penelitian prespektif analisis dilakukan penulis yang

bertujuan untuk mendapatkan saran saran mengenai bagaimana

program dalam meningkatan pendapatan dan optimalisasi klaim

BPJS Kesehatan.

3. Pendekatan Penelitian

Dalam penulisan penelitin ini,peneliti menggunakan metode

pendekatan perundang undangan, konseptual,dan pendekatan

yuridis empiris sebagai berikut :

a. Pendekatan Perundang Undangan

Pendekatan perundang undangan adalah suatu pendekatan

yang dilakukan dalam semua aturan hukum yang berkaitan

dengan program dalam meningkatan pendapatan dan

optimalisasi klaim BPJS Kesehatan .

b. Pendekatan Konseptual
Pendekatan ini beranjak dari pandangan pandangan dan doktrin

doktrin yang berkembang didalam ilmu hukum, pendekatan ini

menjadi penting sebab pemahaman terhadap pandangan/

doktrin yang berkembang dalam ilmu hukum dapat menjadi

pijakan untuk membangun argumentasi hukum ketika

menyelesaikan isu hukum yang dihadapi, dan akan

memperjelas ide ide dengan memberikan pengertian pengertian

hukum, konsep hukum maupun asas hukum yang relevan

dengan peraturan tentang analisis dan rekontruksi program

dalam meningkatan pendapatan dan optimalisasi klaim BPJS

Kesehatan .

c. Pendekatan Empiris secara Terbatas

Pendekatan secara empiris terbatas yaitu pendekatan yang

dilakukan dengan cara melakukan wawancara langsung dengan

narasumber yang menguasai atau memahami tentang hukum

Kesehatan. Wawancara adalah cara untuk memperoleh

informasi dengan bertanya langsung pada yang diwawancarai.

Penulis menentukan narasumber yang akan dilakukan

wawancara dalam penelitian ini adalah ;

1) BPJS Kesehatan

2) Team pendapatan RS

3) Team casemix RS

4. Bahan Hukum
Bahan Hukum/ Sumber data yang akan digunakan dalam

penulisan tesis ini adalah data primer dan sekunder yang diperoleh

dari ;

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari

narasumber. Data primer ini merupakan data yang diperoleh

dari studi lapangan yaitu yang berkaitan dengan penelitian ini

data primer dari penelitian ini diperoleh dengan wawancara.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dengan cara

mempelajari , membaca, mengutip, literatur atau perundang

undangan yang berkaitan dengan pokok permasalahan

penelitian ini, data sekunder ini terdiri dari “:

1) Bahan hukum primer yaitu bahan yang memiliki kekuatan

hukum tetap dan mengikat. Dalam hal ini bahan hukum

primer terdiri dari :

a. Undang Undang Dasar 1945

b. Undang Undang Nomor 24 Tahun 2011tentang Badan

Penyelenggaraan Jaminan Nasional.

c. Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2018 tentang

Jaminan Kesehatan.

d. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 52 Tahun 2016

tentang standart tarif Pelayanan Kesehatan dalam

penyelenggaraan Program jaminan Kesehatan .


e. Peratutan Menteri Kesehatan Nomorn 27 Tahun 2014

tentang Petunjuk Teknis Sistem Indonesia Case Base

Groups ( INA-CBGs )

f. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 tahun 2017

tentang standart tarif pelayanan Kesehatan dalam

penyelenggaraan program jaminan Kesehatan.

g. Surat Edaran no HK 02.01 / MENKES/ 125/2017

h. Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

Kesehatan No 7 Tahun 2018.

2) Bahan hukum sekunder yaitu bahan hukum yang

memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer, yang

terdiri dari buku buku literatur dan karya ilmiah yang

berkaitan dengan permasalahan pada penelitian.

3) Bahan hukum tersier, yaitu bahan hukum yang memberikan

petunjuk dan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan

bahan hukum sekunder, seperti website, kamus dan

enskilopedia.

5. Pengolahan Data dan Analisa

Pengolahan data penelitian ini secara kualitatif yaitu dengan

cara melakukan penafsiran hukum untuk menganalisis data yang

telah diperoleh dengan cara mendekripsikan atau menggambarkan

serta menguraikan detail, baik data primer maupun sekunder yang

diperoleh dari hasil penelitian. Hal tersebut lebih mudah

disesuaikan dan dapat menyajikan hubungan antara konsep yuridis


dengan data yang akan diteliti secara langsung. Sehingga metode

ini lebih peka dan dapat menyesuaikan diri dengan penajaman

terhadap pola pola nilai yang dihadapi . Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah deskriftip dan prespektif analis , yaitu

Analisa data kualitatif dimana data yang tidak bisa diukur atau

dinilai dengan angka. Dengan demikian setelah bahan hukum

primer dan sekunder berupa dokumen diperoleh dengan lengkap

selanjutnya dianalisis dan dikaitkan dengan masalah yang akan

diteliti. Selain itu peneliti juga menggunakan metode prespektif

analisis yaitu bagaimana seharusnya kedepan apa yang

diharapkan,dan diproyeksikan kedepan. Dalam hal ini bagaimana

analisis yuridis tentang program dalam meningkatan pendapatan

dan optimalisasi klaim BPJS Kesehatan .

D. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan suatu pembahasan yang teratur dan

sistematis, maka dalam membahas dan menguraikan pokok pokok

materi materi tesis ,penulis membagi dalam 5 bagian yang sistematis

sebagai berikut ;

BAB I : PENDAHULUAN.

Bab ini terdiri dari Latar belakang masalah, perumusan masalah,

tujuan penelitian , manfaat penelitian, kerangka teori dan konseptual,

metode penelitian, asusmsi asumsi dan sistematika penulisan.

BAB II : TEORI PEMASARAN , TEORI MANAGEMEN,


Bab ini akan menguraikan tentang Analisis Yuridis yang dikutip secara

Pustaka, teori yang berkenaan dengan kendala, manajeman dan teori

yang berkenaan dengan perlindungan hukum.

BAB III : BAGAIMANA Analisa Yuridis Terhadap perubahan

pelayanan compsrative advantage dengan cometitive advantage

BAB IV : BAGAIMANA Menganalisa program RSUD Dr Soedarso

sebagai pemberi pelayanan dan mempertahankan kelangsungan

bisnis rumah sakit .

BAB V : BAGAIMANA Menganalisa dalam menentukan strategi

pemasaran demi kelangsungan pelayanan di RSUD Dr Soedarso

dalam era BPJS Kesehatan .

BAB V ; PENUTUP

Merupakann akhir dari penulisan penelitian daam bentuk tesis yang

berisikan kesimpulan dan saran guna memberikan masukan masukan

bagi pihak pihak terkait.

Anda mungkin juga menyukai