Anda di halaman 1dari 105

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan di Indonesia adalah bagian dari pembangunan nasional,

yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Pembangunan kesehatantersenut merupakan upaya seluruh potensi bangsa

Indonesia, baik masyarakat, swasta ,maupun pemerintah,

Pembangunan masyarakat harus dibarengi intervensi perilaku yang memungkinkan

masyarakat lebih sadar, mau dan mampu melakukan hidup sehat sebagai prasyarat

pembangunan yang berkelanjutan. Untuk menjadikan masyarakat mampu hidup sehat,

maka masyarakat harus dibekali dengan pengetahuan tentang cara-cara hidup sehat.

Pembangunan kesehatan pada hakikatnya merupakan penyelengaraan upaya

kesehatan untuk mencapai kemampuan hidup sehat secara mandiri dengan upaya

peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, serta peningkatan sumber daya

manusia dan pemerataan jangkauan pelayanan drajat kesehatan masyarakat.

Melalui perubahan RSIA Sayang Bunda menjadi Rumah Sakit Umum Sayang Bunda

sarana dan prasarana Sumber Daya Manusia dan Tegnologi peralatan medis sesuai dengan

ketentuan dan peraturan yang standart sehingga dapat memberikan pelayanan yang

profesional dan aman. Pada Akhirnya diharapkan RSU Sayang Bunda dapat memberikan

pelayanan yang maximal kepada seluruh masyarakat denga memanfaatkan tegnologi yang

1 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


tersedia sehingga pada akhirnya dapat membantu pengetahuan mengenai pentingnya

Kesehatan dan Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia.

Rencana membangun atau mengembangkan suatu rumah sakit akan dilakukan

setelah mengetahui jenis layanan kesehatan rumah sakit serta kapasitas tempat tidur (TT)

yang akan dilakukan dan disediakan untuk masyarakat sesuai dengan hasil kajian studi

kelayakan (Feasibility Study).

Dalam mendirikan atau mengembangkan rumah sakit diperlukan suatu proses atau

langkah-langkah yang sistematis dengan melakukan suatu penelitian atau studi yang benar,

karena setiap proses saling berkaitan satu sama lainnya dan dilakukan secara bertahap.

Studi kelayakan (Feasibility Study) adalah hasil analisis dan penjelasan kelayakan

dalam segala aspek yang mendasari pendirian atau pengembangan suatu rumah sakit,

terkait dengan penentuan rencana kerja pelayanan kesehatan rumah sakit yang baru akan

dilakukan maupun lanjutan dari yang sudah ada dalam melakukan rencana pengembangan

atau peningkatan kelas dari suatu rumah sakit.

Dari kondisi laju pertumbuhan demografi, pengembangan pembangunan dan

peningkatan kehidupan disuatu wilayah, pola penyakit dan epidemiologi, dll, dapat

dipahami bahwa suatu rumah sakit itu secara relatif akan berada di daerah urban atau semi-

urban. Dimana hal ini pula yang dapat menentukan bahwa sarana dan prasarana suatu

rumah sakit akan berbeda sesuai dengan layanan kesehatan rumah sakit yang akan di

berikannya kepada masyarakat dimana rumah sakit tersebut berada.

2 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


I.2. Maksud Dan Tujuan

I.2.1. Maksud

Untuk mengkaji bagaimana kondisi rumah sakit, baik fisik, sumber daya manusia,

teknologi, peraturan perundang-undangan dan finansial yang telah diinvestasikan

dalam upaya untuk mengelola rumah sakit sehingga rumah sakit dapat bertahan dan

dikelola dengan baik.

Pembangunan rumah sakit dapat mendeterminasi fungsi layanan yang tepat

dan terintegrasi sehingga sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan yang

diinginkan, budaya, kondisi alam dan lahan yang tersedia.

Maksud studi kelayakan adalah menentukan kelayakan suatu proyek, dalam

hal ini adalah pembangunan dan pengembangan Rumah Sakit Umum Sayang Bunda di

Kota Makassar. Terdapat beberapa aspek yang perlu dikaji untuk menentukan apakah

proyek ini layak untuk dikerjakan atau ditunda.

I.2.2. Tujuan

1. Melihat kelayakan pembangunan rumah sakit-rumah sakit kedepan.

2. Menganalisa produk yang ditawarkan dan keunggulan dari rumah sakit dengan

melihat pada kemampuan internal dan perubahan persepsi masyarakat.

3. Memprediksi kapasitas kedepan dari rumah sakit, baik dari kapasitas pelayanan,

kapasitas fisik, peralatan medis, dan SDM nya.

4. Mengestimasi besaran investasi, skema pendanaan, prospek keuangan, dan

analisa keuangan secara mendalam didalam sebuah model keuangan.

5. Mempersiapkan SDM, sarana, dan prasarana rumah sakit sesuai produk

unggulan dari rumah sakit

3 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


6. Memperoleh keterpaduan antara rencana pengembangan program pelayanan

kesehatan dengan rencana pengembangan fisik yang dapat diandalkan baik

dalam jangka panjang, menengah, maupun jangka pendek.

7. Memperoleh arah pengembangan fisik sekaligus sebagai kerangka dasar dari

pengembangan-pengembangan bangunan serta infrastruktur di lingkungan

rumah sakit.

8. Memperoleh dasar bagi pentahapan pengembangan fisik dikaitkan dengan

pengembangan program pelayanan kesehat an maupun dengan manajemen

rumah sakit secara keseluruhan.

I.2.3. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam rencana bisnis RSU Sayang Bunda adalah:

1. Identifikasi persiapan atau kompilasi data dari RSU Sayang yang mencakup

pengumpulan data primer, pengumpulan data sekunder, data kesehatan rumah

sakit, data lokasi rumah sakit, data finansial atau keuangan, data eksternal

rumah sakit dan lingkungan, data kesehatan kota, data kebijakan, pedoman,

peraturan pemerintah, data demografi, data sosial budaya, dan data ekonomi.

2. Analisis situasi yang mencakup aspek eksternal (kebijakan, geografis, demografi,

sosial budaya, ketenagakerjaan, dan kesehatan) dan aspek internal (sarana

kesehatan, pola penyakit di rumah sakit, teknologi, SDM, organisasi, kinerja, dan

keuangan)

3. Analisa permintaan atau kelayakan yang terdiri dari aspek lokasi, klasifikasi kelas

rumah sakit, kapasitas tempat tidur, jenis layanan, dan produk unggulan

4 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


4. Analisa kebutuhan atau rencana pembangunan yang mencakup kebutuhan

lahan, kebutuhan ruang, peralatan medis, dan non medis, SDM, organisasi, dan

uraian tugas.

5. Analisa keuangan yang mencakup rencana investasi dan sumber daya proyeksi

pendapatan dan biaya, proyeksi cash flow, analisis keuangan, BEP, Internal Rate

of Return, dan Net Present Value ,

6. Kesimpulan dan rekomendasi hasil analisa kelayakan.

I.2.4. Pengertian

1. Rumah sakit

Rumah sakit adalah Institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan

rawat inap, rawat jalan, dan rawat darurat.

2. Rumah Sakit Umum (RSU)

Rumah Sakit Umum adalah sarana pelayanan kesehatan yang memberikan

pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jnis penyakit perorangan untuk

pelayanan pengobatan dan pemulihan tanpa mengabaikan pelayanan

peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit yang dilaksanakan melalui

pelayanan rawat jalan, gawat darurat, dan pelayanan tindakan medis.

3. Studi Kelayakan

Studi Kelayakan adalah hasil analisa dan penjelasan kelayakan dari segala aspek

yang akan mendasari pendirian atau pembangunan suatu rumah sakit, terkait

dengan penentuan rencana kerja pelayanan kesehatan rumah sakit yang baru

akan dilakukan maupun lanjutan dari yang sudah ada dalam melakukan rencana

pengembangan dan peningkatan kelas dari suatu rumah sakit.

5 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


4. Rencana Bisnis / Rencana Strategi

Sebuah alat manajemen yang digunakan untuk mengelola kondisi saat ini untuk

melakukan proyeksi kondisi pada masa depan, sedangkan rencana strategi

adalah sebuah petunjuk dapat digunakan organisasi saat ini untuk menuju tahun

tertentu dimasa mendatang. Untuk mencapai strategi ini, berbagai teknik analisis

bisnis dapat digunakan, termasuk analisis SWOT.

5. Izin mendirikan rumah sakit

Izin mendirikan rumah sakit adalah izin yang diberikan oleh pejabat yang

berwenang kepada institusi pemerintah daerah atau badan swasta yang

mendirikan bangunan atau mengubah fungsi bangunan yang telah ada untuk

menjadi rumah sakit setelah memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam

Peraturan Menteri.

6. Izin operasional

Izin operasional adalah izin yang diberikan oleh pejabat yang berwenang sesuai

kelas rumah sakit kepada penyelenggara / pengelola rumah sakit untuk

menyelenggarakan pelayanan kesehatan di rumah sakit setelah memenuhi

persyaratan dan standar yang ditetapkan dalam peraturan Menteri.

7. Klasifikasi Rumah Sakit

Rumah sakit umum dan rumah sakit khusus diklasifikasikan berdasarkan fasilitas

dan kemampuan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit umum diklsifikasikan

menjadi rumah sakit umum kelas A, kelas B, kelas C, dan kelas D.

6 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


8. Akreditasi

Akreditasi adalah pengakuan yang diberikan oleh pemerintah atau badan

akreditasi yang berwenang kepada rumah sakit gigi dan mulut yang telah

memenuhi standar pelayanan yang ditentukan.

9. Registrasi

Registrasi adalah sebuah pendaftaran setiap program yang berfungsi untuk

menghubungkan data probadi dengan program tersebut.

10. Zonasi

Zonasi adalah membagi wilayah/area gedung-gedung maupun ruangan yang ada

di rumah sakit ke dalam area yang memiliki kesamaan sifat dan fungsi ke dalam

satu wilayah / area yang berdekatan dan saling berhubungan.

7 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


BAB II
KOMPLIKASI DATA ( PERSIAPAN)

Persiapan pada penyusunan studi kelayakan (Feasibility Study) adalah tahapan melakukan

kompilasi data dari seluruh data yang didapat dari hasil pengumpulan data yang terdiri dari

data primer dan data sekunder.

2.1 Pengumpulan Data Primer

Pengumpulan data primer, dapat dilakukan dengan melalui proses pengamatan atau

observasi langsung / pengamatan atau observasi lapangan sehingga akan didapat seluruh

informasi atau data secara visual pada wilayah perencanaan. Pengumpulan data primer

dapat pula dilakukan dengan cara wawancara atau Tanya jawab kepada instansi-instansi dan

pihak-pihak lain yang berkaitan dengan pekerjaan penyusunan ini atau dengan langsung

kepada masyarakat umum selaku salah satu pelanggan dari rumah sakit. Wawancara

bersifat terbuka artinya pengambilan data tidak terpatok pada kuesioner namun dapat

dikembangkan secara lisan dengan responden.

Secara garis besar pengumpulan data primer RSU Sayang Bunda sebagai berikut :

2.1.1 Kondisi Potensi Lahan / Lokasi

Lokasi Rumah Sakit Umum Sayang Bunda berlokasi di Jalan Hertasning No. 52,

Kelurahan Tidung Kecamatan Rappocini Kota Makassar. Rumah sakit ini direncanakan

akan dikembangkan.

Kondisi lingkungan objek pada saat dilakukan survey adalah daerah aman dan

cukup ramai karena sepanjang jalan ini adalah kawasan perumahan, dan perdagangan.

Kegunaan lahan eksisting sebelum pengembangan rumah sakit ini adalah Rumah

Sakit Umum Sayang Bunda. Adapun maksud dari pembangunan/ pengembangan

8 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


rumah sakit umum yaitu melaksanakan pelayanan kesehatan secara menyuluruh

secara terpadu dan berkualitas sesuai tuntutan masyarakat. (Arwati dkk, 2016).

Lokasi rumah sakit ini mempunyai aksesibilitas yang cukup tinggi (mudah dijangkau).

Objek ini terletak dilokasi yang strategis, karena terletak pada kawasan padat di Kota

Makassar yang diapit oleh jalan umum besar dan ramai dikunjungi dan dilalui oleh

pengguna jalan yaitu berada di Jalan hertasning yang merupakan kawasan padat oleh

berbagai perumahan dan kegiatan perdagangan. Jalan tersebut mudah dijangkau dan

dilalui oleh alat transportasi umum (angkot), taksi, dan lain-lain.

Dalam pengembangan Rumah Sakit Umum Sayang Bunda, data-data, standar,

dan pedoman serta peraturan, Menteri Kesehatan Republik Indonesia akan menjadi

pedoman dalam mengelola rumah sakit.

Tujuan pelayanan akan disesuaikan dengan rencana pembangunan kesehatan

sehingga keberadaan Rumah Sakit Umum Sayang Bunda akan turut memberikan

kontribusi kepada pemerintah dalam mencapai program-program yang sudah

dicanangkan mengutamakan kegiatan pengobatan dan pemulihan pasien yang

dilaksanakan secara terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta

melaksanakan upaya rujukan.

Dengan dibangunnya Rumah Sakit Umum Sayang Bunda dengan harapan kita

memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar yang masih membutuhkan sarana

pelayanan yang lebih mudah dan dekat untuk dapat diakses. Apalagi bila terjadi

kondisi darurat yang tidak diharapkan. Dengan demikian keinginan masyarakat dapat

dipenuhi dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang diharapkan.

9 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


Mengingat daerah ini merupakan daerah yang cukup berkembang, maka harga

jual tanah daerah sepanjang Jalan Hertasning No 52 Kelurahan Tidung Kec Rappocini,

Kota Makassar yang dari tahun ketahun mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil

survey serta Nilai Jual Objek Pajak (NJOP), maka nilai riil harga jual tanah kawasan ini

sebersar Rp 24.000.000,- Per meter. Oleh karena itu, maka perkembangan propertinya

harus disesuaikan dengan nilai lahannya agar diperoleh pengembalian investasi yang

optimal.

Maka secara teknis (investasi dan kepadatan bangunan) rencana

pembangunan / pengembangan RSU Sayang Bunda tersebut telah sesuai (tidak

melanggar batas / ketentuan) dengan regulasi Suku Dinas Tata Kota Makassar.

2.2 Pengumpulan Data Sekunder

Pengumpulan data sekunder memerlukan data internal / data dari dalam rumah sakit

yang ada dan atau rumah sakit di wilayah sekitarnya yang terdiri dari :

10 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


2.2.1 Data Internal Rumah Sakit

Pengumpulan data sekunder dilakukan pada instansi lain yang ada disekitar lokasi

sesuai dengan apa yang diperlukan dalam pengerjaan studi kelayakan

Adapun data yang diperoleh sebagai berikut :

a. Data Kesehatan pada Rumah Sakit yang ada, meliputi :

- Angka Kesakitan (Morbiditas) Utama Rawat Inap Angka Kematian (Mortalitas)

Tabel 2.1
Angka Kunjungan Pasien Rawat Inap
RSIA Bahagia

Bulan Kesakitan Kematian


Januari 129 -
Februari 138 -
Maret 120 -
April 126 -
Mei 126 -
Juni 297 -
Juli 402 -
Agustus 393 -
September 579 -
Oktober 624 -
November 627 -
Deseber 669 -
Jumlah 4104 -
RSIA Bahagia 2018

Berdasarkan data yang telah diberikan oleh rumah sakit Ibu dan Anak

Bahagia menunjukkan hasil yang dalam kondisi memperihatinkan mengingat

kasus angka kesakitan yang masih tergolong tinggi. Ini menunjukkan bahwa

penambahan tempat pelayanan dan peningkatan status pelayanan kesehatan

diwilayah ini masih sangat diharapkan untuk menangani kasus yang terbilang

tinggi ini.

11 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


Tabel 2.2
Angka Kunjungan Pasien Rawat Inap
RSIA Budi Mulia

Bulan Kesakitan Kematian


Januari 68 -
Februari 70 -
Maret 75 -
April 74 -
Mei 76 -
Juni 77 -
Juli 81 -
Agustus 74 -
September 74 -
Oktober 76 -
November 81 -
Deseber 100 -
Jumlah 920 -
RSIA Budi Mulia

2.2.2 Data Kunjungan Pasien Rawat Inap Per Ruang Perawatan

a. Data kunjungan Pasien Rawat Inap Per Ruang Perawatan

RSIA Budi Mulya Makassar

Tabel 2.3
Jumlah Pasien Rawat Inap
RSIA Budi Mulya

12 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


Bulan Ruang Perawatan Jumlah
VIP Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3
Januari 7 12 22 27 68
Februari 10 15 20 25 70
Maret 8 16 23 28 75
April 6 19 18 31 74
Mei 12 14 21 31 76
Juni 10 16 24 29 79
Juli 9 11 28 33 81
Agustus 7 12 26 29 74
September 3 16 24 31 74
Oktober 6 18 22 30 76
November 8 15 29 29 81
Deseber 12 24 29 35 100
Jumlah 98 188 276 358 920
RSIA Budi Mulya

2.2.3 Data Kunjungan Pasien Rawat Jalan

a. Data Kunjungan Pasien Rawat Jalan RSIA Bahagia Makassar

Tabel 2.4
Data Kunjungan Pasien Rawat Jalan
RSIA Bahagia

Bulan Poliklinik

Jumlah
Umum Obgyn Gigi Anak
Januari 15 111 16 111 268
Februari 13 101 12 79 336
Maret 12 115 22 105 351

13 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


April 16 120 13 136 340
Mei 10 119 16 98 423
Juni 8 156 18 121 426
Juli 12 161 8 123 523
Agustus 12 191 27 156 681
September 18 234 47 252 789
Oktober 10 238 62 285 824
November 19 291 51 250 849
Deseber 27 256 40 265 268
Jumlah 172 2093 332 1981 6163
RSIA Bahagia

Pada tabel diatas menunjukkan jumlah pasien rawat jalan atau pasien

poliklinik pada berbagai macam poliklinik yang berada pada Rumah Sakit Ibu

dan Anak Bahagia cukup banyak sehingga pelayanan yang diberikan kadang

tidak maksimal sehingga perlu diadakannya penambahan dan peningkatan

status tempat pelayanan kesehatan untuk memberikan pelayanan yang

prima pada pasien yang akan melakukan pengobatan rawat jalan atau

pemeriksaan berkala.

2.2.4 Angka Kelahiran

a. Angka Kelahiran RSIA Bahagia Makassar

Tabel 2.5
Angka Kelahiran
RSIA Bahagia

Bulan Kelahiran Jumlah

Laki-laki Perempuan
Januari 6 3 9
Februari 7 4 11
Maret 7 5 12
April 5 8 13
Mei 16 15 31
Juni 13 13 26
Juli 26 15 41

14 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


Agustus 26 16 42
September 31 23 54
Oktober 28 24 52
November 25 33 58
Desember 36 26 62
Jumlah 226 185 411

2.2.5 Jumlah Hari Rawat

a. Jumlah Hari Rawat RSIA Sayang Bunda Makassar

Tabel 2.6
Jumlah Hari Rawat
RSIA Sayang Bunda 2018

Bulan Jumlah Hari Rawat


Januari 324
Februari 259
Maret 281
April 247
Mei 238
Juni 213
Juli 202
Agustus 230
September 229
Oktober 223
November 204
Deseber 267
Jumlah 2.917 Hari
RSIA Sayang Bunda 2018

Dari tabel diatas menunjukkan jumlah hari rawat pada pasien rawat inap dan

dapat disimpulkan bahwa kasus kesakitan didaerah tersebut masih sangat

15 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


tinggi sehingga kasus kematian masih berpeluang untuk terjadi sehingga

untuk melakukan antisipasi kasus-kasus kesakitan sehingga tidak

menimbulkan kasus kematian maka perlu dilakukan penambahan dan

peningkatan status tempat pelayanan kesehatan sehingga pelayanan prima

terhadap pasien dapat diberikan dan pasien merasakan kepuasan setiap

mendapatkan tindakan atau melakukan pemeriksaan.

2.2.6. Jumlah dan Jenis Pelayanan Kesehatan

Tabel 2.7
Jumlah dan Jenis Pelayanan Kesehatan
RSIA Sayang Bunda

Jenis Pelayanan Jumlah Pelayanan


Poloklinik Umum 1
Poliklinik Obgyn 1
Poliklinik Anak 1
Poliklinik Gigi 1
Poliklinik Interna 1
Poliklinik Bedah 1
Imunisasi 1
Laboratorium 1
UGD 1
Kamar Bersalin 1
Radiologi 1
Jumlah 11
RSIA Sayang Bunda 2018

Tabel diatas menunjukkan unit pada Rumah Sakit Ibu dan Anak Sayang Bunda

masih sangat minim untuk melayani beberapa kasus kesakitan dan kematian

serta memberikan bantuan pertolongan persalinan sehingga perlu dilakukkan

penambahan dan peningkatan status tempat pelayanan kesehatan sehingga

unit yang berada dalam tempat pelayanan tersebut dapat ditambahkan

sesuai dengan peraturan yang berlaku.

16 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


2.3 Data Lokasi

2.3.1 Data Kondisi Lahan Rumah Sakit Umum Yang Ada Dan Pengembangannya

Lokasi RSU Sayang Bunda di daerah yang cukup ramai dengan aksesibilitas yang

cukup tinggi. Terletak di lokasi strategis di Jalan Hertasning No. 52, Kelurahan Tidung

Kecamatan Rappocini Kota Makassar. yang Merupakan kawasan padat berbagai

kegiatan bisnis dan perumahan yang cukup berkembang.

RSU Sayang Bunda akan dikembangkan dengan pengadaan dan penambahan jenis

serta jumlah pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan.

A. Bentuk Dan Luas Lahan Serta Lantai Bangunan Yang Ada Serta Rencana

Berdiri di atas tanah seluas 1500 m2. Terdiri dari dua bangunan, yaitu

bangunan depan lantai satu untuk poliklinik, bangunan kedua terdiri dari tiga lantai

untuk perawatan yang dilengkapi dengan lift dengan seluas bangunan 2000 m 2.

Bangunan permanen yang terdiri dari 4 (Empat) lantai dengan pembagian

ruangan sbb:

- Lantai 1 terdiri dari : Ruang Poli Anak (Poli Obgyn,Poli Bedah,Poli

Penyakit Dalam, Poli Gig)i, Ruang Laktasi, Apotik, Laboratorium, Bank

Darah, Rg Gizi, Rg CSSD, Gudang, Mushollah, Laudry, Kamar Jenasah.

Rg Rekam Medik, Unit Gawat Darurat, Rg. Informasi, Rg Pengaduan

dengan Interior Arsitektur yang menarik dan Nyaman yang dilengkapi

dengan Fasilitas Lift

- Lantai 2 & 3 terdiri dari Rg Rawat Inap Kelas VVIP.VIP Kelas 1,2,3,

Nurse Station, Rg Radiologi, Rg Isolasi.

17 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


- Lantai 4 terdiri dari : Kamar Operasi, Rg Bersalin, Rg Pedinatologi, Rg

ICU, Rg Perawatan, Kamar Pemulihan, Rg Pertemuan, Rg Adminstrasi,

Rg Yayasan.

Bagian Samping Sisi Kanan Bangunan Terdapat IPAL dan Rg Penyimpanan

Limbah Berbahaya.

Halaman depan, dan samping sisi Kanan sebagai lahan parkir dengan full

paving blok untuk menampung kendaraan pasien, pengunjung, dan karyawan.

Rumah sakit dapat diakses melalui satu pintu masuk dan satu pintu keluar

yang dilengkapi dengan pos jaga.

Kamar bersalin, kamar operasi didesain saling berhubungan langsung dengan

kamar operasi, kamar pemulihan, dan kamar bayi yang dilengkapi peralatan sesuai

standar.

Apotik dan UGD terletak di samping kiri depan bangunan yang sangat mudah

dicapai oleh pasien dan pengunjung.

Ruang tunggu yang nyaman dan asri dengan mobile yang indah ditampilkan

untuk meningkatkan kenyamanan pasien serta kamar yang dilengkapi dengan

pendingin udara (AC), kulkas, tempat tidur, lemari pakaian, meja rias, sofa, televisi,

dispenser, yang ditata sesuai dengan kelas dan tiap kamar dilengkapi dengan toilet,

westafel, dan shower.

B. Batas Lokasi Lahan Sekeliling

Lokasi lahan RSU Sayang Bunda sebagai berikut :

1. Sebelah utara berbatasan dengan Perumahan padat penduduk

2. Sebelah timur berbatasan dengan Jalan Raya Hertasning

3. Sebelah selatan berbatasan dengan Jalan Raya Hertasning

18 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


4. Sebelah barat berbatasan dengan Perumahan padat penduduk

C. Jaringan Listrik, Air Minum, Telkom, Air Kotor/Limbah, Pemadam Kebakaran,

Jaringan Gas Dan Pembuangan Sampah

1. Jaringan Listrik

RSU Sayang Bunda menggunakan energi listrik yang bersumber dari PLN dengan

kapasitas 41500 KVA dan Genset 150 VA, lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 2.8
Energi Listrik yang Digunakan di RSU Sayang Bunda
Tahun 2018

Kapasitas Pemakaian /
Jenis Energi Sumber
Terpasang Bulan
Listrik PLN 400 KVA ± 400.000 VA PLN
Listrik Genset 50 VA Temporer Genset

2. Air Minum

Penggunaan air di RSU Sayang Bunda bersumber dari PDAM, Air tanah, dan

depot air minum (air galon) rincian penggunaannya dilihat pada berikut ini.

Tabel 2.9
Penggunaan Air pada RSU Sayang Bunda
Tahun 2018

Sumber Kapasitas
PDAM Air Depot Air
No Jenis Pemakaian Penggunaan
Tanah Minum
(m3/hari)
1 IGD √ 0,5
2 Rawat Jalan √ 1
3 Rawat Inap √ 0,5
4 Kamar Operasi √ 0,5
5 Air Minum √ 1
Sumber : RSU Sayang Bunda

19 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


Tabel diatas menunjukkan bahwa 80% pemakaian air di RSU Sayang

Bunda bersumber dari PDAM dengan kapasitas pemakaian air 3,5 m 3 per hari.

3. Telkom

Jaringan Telkom disediakan di rumah sakit sehingga dapat dimanfaatkan untuk

komunikasi disamping menggunakan telepon seluler. Selain itu, RSU Sayang

Bunda juga memiliki jaringan Wifi.

4. Air Kotor/Limbah

Limbah cair dari operasional ruang operasi atau persalinan berupa air bilasan,

darah, dan sebagainya. Selain itu, terdapat juga limbah yang dihasilkan dari oli-

oli bekas yang terbuang selama operasional genset. Teknik/ metode pengelolaan

lingkungan dilakukan untuk meminimalkan dampak menurunnya kualitas air

badan air penerima limbah dilakukan melalui pendekatan teknologi yaitu :

a) Saluran air dilengkapi filter untuk menyaring material yang terikut dengan

air bilasan dari ruang operasi

b) Limbah cair dari ruang operasi dan persalinan dialirkan melalui jaringan

limbah masuk ke IPAL untuk diolah atau dikondisikan sebelum dibuang /

masuk ke lingkungan umum

Sedangkan teknik/metode pengelolaan lingkungan hidup untuk mencegah oli

bekas dan minyak pelumas masuk ke dalam air tanah dan badan air dilakukan

dengan pendekatan teknologi yaitu :

a) Saluran air dari ruang genset menuju ke saluran umum harus dilengkapi oil

catcher.

b) Tumpahan/ceceran minyak segera dibersihkan dengan absorbent

20 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


c) Mengumpulkan atau menampung sementara oli bekas di dalam drum

(wadah kedap air).

Menyalurkan oli bekas yang dikumpulkan kepada pengusaha oli bekas yang

memiliki izin untuk di daur ulang

5. Pemadam Kebakaran

RSU Sayang Bunda dalam tahap operasionalnya dilengkapi dengan peralatan

pencegah kebakaran atau alat penunjang keselamatan seperti pada tabel berikut

Tabel 2.10
Alat Penunjang Keselamatan RSU Sayang Bunda
Tahun 2018

No Jenis Peralatan Kapasitas Jumlah (Unit)


1 APAR DPC 85 Kg 2
2 APAR DPC 30 LBS 5
3 APAR CO2 5 Kg 6
4 Hidrant -- -
5 Alarm -- -
Sumber : RSU Sayang Bunda

6. Jaringan Gas

RSU Sayang Bunda mempunyai jaringan gas medik, untuk sementara dalam

operasional masih menggunakan tabung oksigen.

7. Pembuangan Sampah

Teknik / metode pengelolaan lingkungan dilakukan untuk meminimalkan dampak

timbulan sampah yang dilakukan melalui :

a) Pendekatan Teknologi

1. Menyediakan bak sampah (bin) pada setiap ruangan untuk

mengumpulkan sampah

21 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


2. Melakukan pemisahan berdasarkan jenis sampah organik seperti sisa

makanan dan minuman dan anorganik seperti limbah medis, yang

kemudian dimasukkan kekantong plastik yang berbeda warnanya

sebelum dilakukan pembuangan ke kontainer TPS rumah sakit

3. Melakukan identifikasi dan pemisahandan pemisahan berdasarkan jenis

limbah medis ke dalam kantong plastik khusus yang berbeda warna atau

tandanya seperti : limbah benda tajam ke kantong berwarna kuning

dengan simbol biohazard berwarna hitam, limbah jaringan tubuh ke

kantong berwarna kuning dengan strip hitam, limbah citotoksik ke

kantong berwarna ungu dengan symbol limbah citotoksik (berbentuk cell

dalam telophase), limbah farmasi kedalam kantong berwarna biru tua,

limbah kimia ke kantong berwarna merah dengan strip hitam, dan

limbah radioaktif ke kantong berwarna merah dengan simbol radioaktif.

4. Limbah medis tersebut ditempatkan secara terpisah untuk pengolahan

khusus

b) Pendekatan institusional

1. Pengangkutan sampah pada TPA melalui kerjasama dengan Dinas

pertamanan dan kebersihan Kota Makassar

2. Pemusnahan limbah dengan alat pembakar limbah medis (incenarator)

dengan bekerja sama dengan instansi yang memiliki fasilitas tersebut.

2.3.2 Data Finansial / Keuangan

22 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


Penentuan harga dari berbagai pelayanan medis yang dilakukan di RSU Sayang

Bunda berdasarkan jenis pelayanan yang terbagi menjadi Tarif Rawat Jalan dan Tarif

Rawat Inap.

2.3.3 Data Luar / Data Eksternal Rumah Sakit Dan Lingkungan

A. Data Kesehatan

1) Angka Kesakitan (Morbiditas)

Angka kesakitan adalah angka kesakitan yang dapat berupa angka

insiden ataupun angka prevalensi suatu penyakit. Morbiditas

menggambarkan kejadian penyakit dalam suatu populasi dalam kurun waktu

tertentu. Morbiditas juga berperan didalam penilaian terhadap derajat

kesehatan masyarakat.

Berdasarkan data dari Profil Dinas Kesehatan Kota Makassar Tahun

2017 diperoleh gambaran 10 penyakit utama pada semua golongan umur

sebagai berikut :

Tabel 2.11
Pola 10 Penyakit Utama di Kota Makassar
Tahun 2018

Nama Penyakit Jumlah


Infeksi Saluran Nafas Bagian Atas 101.965
Penyakit Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi
64.051
Esensial)
Batuk 61.758
Infeksi Saluran Nafas Bagian Atas Akut lainnya 57.026

Dermatitis dan Eksim 53.366


Penyakit Pulpa dan Jaringan Periapikal 33.938
Gastritis 29.465
Diare 28.543
Infeksi Kulit & Jaringan Subkutan / Ploderma 26.532
Influenza 25.826
Sumber : Bidang Bina P2PL Dinkes Kota Makassar

23 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


Tabel diatas menunjukkan bahwa penyakit Infeksi Saluran Pernapasan

Bagian Atas (ISPA) menjadi penyakit yang paling banyak diderita oleh

masyarakat di Kota Makassar pada Tahun 2017 yaitu 101.965 penderita.

2) Angka Kematian (Mortalitas)

Mortalitas adalah kejadian kematian yang terjadi pada kurun waktu

dan tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu, dapat berupa

penyakit maupun sebab lainnya. kejadian kematian juga dapat digunakan

sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan

program pembangunan kesehatan lainnya.

 Angka Kematian Kasar (AKK) / Crude Death Rate (CDR)

Angka kematian kasar di Kota Makassar dapat dilihat pada gambar berikut:

Tabel 2.12
Jumlah Kematian dan Angka Kematian Kasar
Di Kota Makassar Tahun 2015-2018

Angka Kematian Kasar


Tahun Jumlah Kematian
(Per 1.000 KH)
2012 3.008 2.26
2013 3.059 2.22
2014 2.706 1.97
Sumber : Bidang Bina P2PL Dinkes Kota Makassar

Berdasarkan data yang diperoleh dari Bidang P2PL Dinkes Kota

Makassar, jumlah kematian untuk semua golongan umur (<1 tahun - >45

tahun) yang terjadi pada tahun 2017 sebanyak 2.706 kematian dari

1.369.606 jiwa menurun dari tahun 2016 sebanyak 3.059 kematian dari

1.352.136 jiwa. Tahun 2015 terdapat 3.008 kematian dari 1.352.136 jiwa

untuk semua golongan umur. Ini berarti pada tahun 2017 dari 1.000

24 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


penduduk Kota Makassar terjadi 2 kematian (AKK = 1,97 per 1.000

penduduk).

Salah satu penyebab kematian adalah penyakit, Tabel dibawah

menampilkan 10 jenis penyakit penyebab utama kematian di Kota

Makassar pada Tahun 2018.

Tabel 2.13
10 Jenis Penyakit Penyebab Utama Kematian
Di Kota Makassar Tahun 2018

Nama Penyakit Jumlah


Asma 844
Jantung 449
Hipertensi 310
Diabetes Mellitus 216
Maag 186
Stroke 179
Broncho Pneumonia 134
Lever 80
Ginjal 79
Prematur 75
Sumber : Bidang Bina P2PL Dinkes Kota Makassar

Tabel diatas menunjukkan bahwa penyakit asma masih menjadi

penyebab utama kematian di Kota Makassar pada Tahun 2017 dengan

jumlah kematian 844 orang. Angka ini meningkat dari Tahun 2016 dimana

penyakit penyakit asma juga menjadi penyebab utama kematian dengan

jumlah kematian 705 orang.

3) Jumlah Posyandu, Puskesmas Pembimbing, Puskesmas DTP, dan Puskesmas

Keliling

Jumlah penduduk di kota Makassar dalan kurun waktu 2012-2018

mengalami peningkatan yang besar bila kita analisa jumlah pertambahan

25 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


penduduk dengan kebutuhan akan rumah sakit pada saat ini, maka terjadi

ketidakseimbangan. Kenaikan jumlah penduduk ini harusnya diimbangi

dengan fasilitas pelayanan yang memadai. Pada Tabel berikut ditampilkan

jumlah dan jenis fasilitas pelayanan kesehatan yang ada dKota Makassar

Tabel 2.14
Keadaan Sarana Kesehatan Kota Makassar
Tahun 2018

Jenis Sarana Kesehatan Jumlah


Puskesmas 46
Puskesmas Pembantu 38
Puskesmas Keliling 37
Posyandu 979
- Pratama -
- Madya -
- Purnama 434
- Mandiri 545
Rumah Sakit 21
Rumah Bersalin -
Rumah Sakit Bersalin 22
Bidan Praktik 45
Balai Pengobatan / Klinik 143
Apotek 583
Toko Obat 38
Industri Obat Tradisional -
Sumber : Bidang Bina PSDK Dinkes Kota Makassar

Tabel diatas menunjukkan bahwa sampai dengan Tahun 2018,

jumlah Puskesmas di Kota Makassar sebanyak 46 unit, dengan rincian

Puskesmas perawatan sejumlah 8 unit dan Puskesmas non perawatan 33

unit. Dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat , Puskesmas

dibantu satu atau beberapa Puskesmas pembantu. Jumlah puskesmas

pembantu sampai dengan akhir Tahun 2018 sebanyak 38 unit.

26 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


Posyandu sebagai indikator peran serta masyarakat, dimana

terdapat 5 kegiatan utama (KIA, KB, Gizi, Imunisasi, dan Penanganan diare)

yang dilakukan dari, oleh, untuk, dan bersma masyarakat. Berdasarkan tabel

diatas, dapat dilihat jumlah posyandu Tahun 2018 sebanyak 979 unit.

4) Jumlah Rumah Sakit di Wilayah Kerja Termasuk Rumah Sakit Swasta

Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2018 jumlah rumah

sakit publik di Indonesia berjumlah 2.406 unit yang terdiri atas Rumah Sakit

Umum (RSU) berjumlah 1.855 unit dan Rumah Sakit Khusus (RSK) berjumlah

551 unit. Rumah sakit tersebut dikelola oleh Kementerian Kesehatan,

Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, TNI/POLRI serta swasta

non profit. Berbeda dengan rumah sakit publik, rumah sakit privat dikelola

oleh BUMN dan swasta (perorangan, perusahaan, dan swasta lainnya) pada

Tahun 2018 sebanyak 807 unit yang terdiri dari 545 unit RSU dan 262 unit

RSK.

Pada Tahun 2013 - 2018, perkembangan jumlah rumah sakit (umum

dan khusus) di Sulawesi Selatan cenderung relatif stabil. Data terinci pada

lampiran tabel dibawah ini.

Tabel 2.15
Perkembangan Jumlah Rumah Sakit (Umum dan Khusus) Menurut
Kepemilikan /Pengelola di Sulawesi Selatan
Tahun 2014-2018

Pengelola /
No 2014 2015 2016 2017 2018
Kepemilikan
1 Kementerian 1 2 2 2 2
Kesehatan
2 Pemerintah 38 38 37 37 37
Prov/Kab/Kota

27 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


3 TNI/POLRI 7 7 7 7 7
4 BUMN/Departemen 1 1 1 1 1
Lain
5 Swasta 39 39 39 39 39
JUMLAH 85 86 86 86 95
Sumber : Profil Kesehatan Sulawesi Selatan Tahun 2014-2018

Jumlah rumah sakit menurut kepemilikan di Kota Makassar dapat dilihat pada

tabel berikut :

Tabel 2.16
Jumlah Rumah Sakit Menurut Kepemilikian
Kota Makassar Tahun 2018
PEMILIKAN/PENGELOLA
Fasilitas Pem.
Pem. TNI BUM
Kesehatan Kemenkes Kab/Kot Swasta Jumlah
Prov /Polri N
a
Rumah Sakit 1 3 1 3 - 10 18
Umum
Rumah Sakit - 3 - - - - 3
Khusus
Sumber : Profil Kesehatan Kota Makassar

5) Jarak Antar Rumah Sakit di Sekitar RSU Sayang Bunda

Rumah Sakit yang berada di sekitar wilayah RSU Sayang Bunda adalah Rumah

Sakit Umum Luramay dan RSU Grestelina , kedua rumah sakit memiliki

segmen pasar masing-masing karena menyediakan jenis pelayanan yang

berbeda.

6) Jumlah Tempat Tidur Rumah Sakit di Wilayah Jangkauan RS

28 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


Jumlah tempat tidur di rumah sakit wilayah jangkauan rumah sakit dapat

dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.17
Rumah Sakit dan Jumlah Tempat Tidur Kota Makassar
Tahun 2018

Jumlah Tempat
No. Nama Rumah Sakit
Tidur
1 RS Dr. Wahidin Sudirohusodo 741
2 RS Ibnu Sina 175
3 RSUD Labuang Baji 396
4 Rumah Sakit Bhayangkara 270
5 Rumah Sakit Pelamonia 409
6 Rumah Sakit Akademis 206
Rumah Sakit Dadi (Jiwa) 450
7
Rumah Sakit Dadi (Umum) 110
8 Rumah Sakit Haji 204
9 Rumah Sakit Stella Maris 225
10 Rumah Sakit Hikmah 56
11 Rumah Sakit Islam Faisal 110
12 Rumah Sakit Grestelina 113
13 RSU Luramay 55
14 Rumah Sakit Daya 80
15 RS Jala Ammari 46
16 RS Mitra Husada 34
Sumber: Profil Kesehatan Kota Makassar, 2018

7) Jumlah dan Jenis Tenaga Dokter Umum dan Spesialis

Tenaga kesehatan dalam melaksanakan upaya kesehatan dalam

pembangunan kesehatan diperlukan sumber daya manusia kesehatan yang

mencukupi jumlah, jenis, kualitas serta terdistribusi secara merata. Sumber

daya manusia kesehatan terdiri dari tenaga medis, tenaga kefarmasian,

tenaga keperawatan dan kebidanan, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga

kesehatan lingkungan , tenaga gizi dan tenaga kesehatan lainnya.

Jumlah tenaga medis di Kota Makassar dapat dilihat pada Tabel dibawah :

Tabel 2.18

29 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


Jumlah dan Jenis Tenaga Medis
Kota Makassar Tahun 2018

Rasio /100.000
Jenis Tenaga Medis Jumlah
Penduduk
Dokter Spesialis 27 1.97
Dokter Gigi Spesialis - -
Dokter Umum 147 10.73
Dokter Gigi 80 5.84
Sumber : Profil Kesehatan Kota Makassar

Tabel diatas menunjukkan bahwa rasio dokter umum di Kota

Makassar Tahun 2017 yaitu 10.73 dokter per 100.000 penduduk sementara

rasio ideal dokter terhadap penduduk adalah 1:2500 artinya satu orang

dokter melayani 2500 penduduk. Jika ingin mencapai rasio ideal dengan

jumlah penduduk Makassar sebanyak 1.369.606 orang, maka dibutuhkan 548

dokter umum dengan kata lain masih kurang 401 dokter umum

Untuk wilayah kerja Kecamatan Rappocini di mana lokasi RSU Sayang Bunda

berada data tenaga kesehatan dengan jumlah penduduk 46.836 jiwa.

8) Jumlah Tenaga Kesehatan Lainnya

Tabel 2.19
Jumlah dan Jenis Tenaga Kesehatan Lain
Kota MakassarTahun 2018

Jenis Tenaga Kesehatan Jumlah


Kesehatan Masyarakat & Kesling 212
Bidan 240
Tenaga Keperawatan 485
Perawat Gigi 61
Tenaga Kefarmasian 95
Tenaga Gizi 7
Tenaga Keteknisan Medis 6
Radiografer 6
Sumber : Profil Kesehatan Kota Makassar, 2018

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa tenaga perawat merupakan

jenis tenaga kesehatan yang paling besar jumlahnya di Kota Makassar yaitu

30 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


sebanyak 485 perawat. Kondisi tersebut tidak berbeda jauh dengan kondisi

nasional, dimana diperkirakan 60% tenaga kesehatan Indonesia adalah

perawat.

B. Data Keadaan Lingkungan Sekitar

1) Jalan Pencapaian dan Kondisi Jalan

Kondisi jalan di wilayah sekitar rumah sakit sudah cukup memadai. RSU

Sayang Bunda dapat diakses melalui Jalan Minasa Upa merupakan kawasan

yang cukup berkembang.

2) Utilitas Bangunan yang Ada

Rumah sakit dengan bangunan yang ada dilengkapi dengan utilitas bangunan

yang memadai. Lokasi rumah sakit dilalui oleh jaringan listrik PLN, jaringan air

minum dari PDAM, jaringan terjangkau oleh TELKOM serta saluran

pembuangan yang ada dengan kondisi yang baik. Rumah sakit dilengkapi

dengan sarana pembuangan air limbah dan pengumpulan sampah medis dan

berbahaya.

3) Rencana Pembentukan Tanah di Sekitar Wilayah Perencanaan

Kondisi lahan sekitar RSU Sayang Bunda masih memungkinkan untuk

perluasan lahan, lahan ini dapat digunakan untuk kebutuhan ruangan yang

masih belum terpenuhi.

4) Iklim Cuaca Setempat

Kota Makassar terletak antara 119°24’17’38” Bujur Timur dan 5°8’6’19”

lintang selatan. Luas wilayah Kota Makassar tercatat 175,77 km persegi yang

meliputi 14 kecamatan.

Batas-batas Kota Makassar yaitu :

31 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


 Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Maros

 Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Maros

 Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Gowa

 Sebelah barat berbatasan dengan Selat Makassar

Kota Makassar termasuk daerah yang beriklim tropis, karena letaknya

menghampiri garis khatulistiwa. Kelembapan udara berkisar 67% - 86%.

Curah tahunan rata-rata 337 mm, dimana curah hujan tertinggi dicapai pada

Bulan Januari dengan rata-rata 660 mm/bulan dan terendah pada Bulan

Agustus berkisar 14,4 mm/bulan dengan jumlah hari hujan berkisar 149 hari

hujan pertahun. Temperatur / suhu udara di Kota Makassar rata-rata sekitar

26°C sampai dengan 33°C.

2.3.4 Data Kesehatan Kota / Kabupaten

A. Gambaran Rumah Sakit Di Sekitar Wilayah

Gambaran rumah sakit di Makassar sebagai berikut :

Tabel 2.20
Daftar Rumah Sakit di Makassar Tahun 2018

No. Nama Rumah Sakit


1 RS Dr. Wahidin Sudirohusodo
2 RS Ibnu Sina
3 RSUD Labuang Baji
4 Rumah Sakit Bhayangkara
5 Rumah Sakit Pelamonia
6 Rumah Sakit Akademis
Rumah Sakit Dadi (Jiwa)
7
Rumah Sakit Dadi (Umum)
8 Rumah Sakit Haji
9 Rumah Sakit Stella Maris
10 Rumah Sakit Hikmah
11 Rumah Sakit Islam Faisal
12 Rumah Sakit Grestelina
13 RSU Luramay

32 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


14 Rumah Sakit Daya
15 RS Jala Ammari
16 RS Mitra Husada
17 RS Siloam
18 RSP Unhas
19 RSGM Halima Dg. Sikati Unhas
20 RS Aisyah St. Khadijah
21 RSIA Sitti Khadijah III Muhammadiyah
22 RS Awal Bros
23 RS dr. Tadjuddin Chalid MPH
24 RSIA Catherina Booth
25 RSIA Pertiwi
26 RSB Bunda
27 RS TNI AU Dody Saryoto
28 RSB Gia Lestari
29 RSU Sayang Rakyat
30 RSB Masyita
31 RSIA Sitti Fatimah
32 RSB Restu
33 RSIA Sitti Khadijah I Muhammadiyah
34 RSB Sentosa
35 RSB Elin
36 RS At-Medika
37 RSIA Ananda
38 RSIA Sayang Bunda
39 RSIA Budi Mulia I
Sumber : Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2018

Rumah Sakit yang paling dekat dengan RSU Sayang Bunda adalah Rumah

Sakit Umum Luramay dan RSU Grestelina Adapun pelayanan kesehatan lainnya

yang berada di sekitar wilayah RSU Sayang Bunda yaitu Puskesmas Kassi-kassi yang

berada di Kelurahan Tidung Kec Rappocini.

B. Pola Penyakit Daerah Setempat

Pola penyakit utama di Kota Makassar Tahun 2018 sebagai berikut :

Tabel 2.21
Pola 10 Penyakit Utama di Kota Makassar
Tahun 2018

Nama Penyakit Jumlah

33 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


Infeksi Saluran Nafas Bagian Atas 101.965
Penyakit Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi
64.051
Esensial)
Batuk 61.758
Infeksi Saluran Nafas Bagian Atas Akut lainnya 57.026

Dermatitis dan Eksim 53.366


Penyakit Pulpa dan Jaringan Periapikal 33.938
Gastritis 29.465
Diare 28.543
Infeksi Kulit & Jaringan Subkutan / Ploderma 26.532
Influenza 25.826
Sumber : Bidang Bina P2PL Dinkes Kota Makassar

2.3.5 Data Kebijakan Pedoman Dan Peraturan Pemerintah

-. Kebijakan Dan Pedoman Terkait Layanan Kesehatan Rumah Sakit

Dalam proses pengembangan rumah sakit, harus melihat atau sesuai dengan

kebijakan –kebijakan dan peraturan perundang-undangan yang telah di buat oleh

pemerintah. Agar rumah sakit yang ingin dikembangkan sesuai dengan standar-

standar yang telah dibuat. Beberapa kebijakan dan peraturan perundang-undangan

yang harus diperhatikan sebagai berikut:

1. Undang-Undang Dasar Tahun 1945, pasal 28 h tentang hak warga Negara

mendapatkan pelayanan kesehatan.

2. Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 tentang praktek kedokteran

3. Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbataas

4. Undang-Undang No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

(SJSN)

5. Undang-Undang No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

6. Undang-Undang No.44 Thun 2009 tentang Rumah Sakit

7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No.147/Menkes/PER/I/2010 Tentang Perizinan Rumah Sakit.

34 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


8. Keputusan Menteri kesehatan republik Indonesia No.

1204/Menkes/SK/X/2004 tentang persyaratan kesehatan lingkungan rumah

sakit.

9. Peraturan Menteri Kesehatan No.333 Tahun 1999 tentang standar pelayanan

rumah sakit.

10. Peraturan Menteri kesehatan republik Indonesia

No.340/Menkes/PER/III/2010 Tentang Klasifikasi Rumah Sakit.

11. Peraturan Menteri Kesehatan No.512/MENKES/Per/IV/2007 tentang Izin

Praktek dan Pelayanan Praktek Kedokteran

12. Peraturan Menteri Kesehatan No. 1173/MENKES/PER/X/2004 tentang Rumah

Sakit Gigi dan Mulut

13. Peraturan Pemerintahan No.44 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi

Kesehatan

14. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 12 Tahun 2013 Tentang Jaminan

Kesehatan

15. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.56 Tahun 2014 tentang

klasifikasi rumah sakit

16. Peraturan Pemerintah No.65 Tahun 2005 tentang pedoman penyusunan dan

penerapan standar pelayanan minimal

17. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.333 Tahun 1999

Tentang Standar Rumah Sakit

18. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No.772/MENKES/SK/VI/2002 tanggal 21 Juni 2002 tentang berlakunya

pedoman peraturan Internal Rumah Sakit

35 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


19. Surat Keputusan Perhimpunan Rumah Sakit seluruh Indonesia (PERSI)

No.29/SK/PP.PERSI/II/2004 tentang Kerangkan Statuta Rumah Sakit.

Kode Etik Rumah Sakit Indonesia (KODERSI), yang memuat rangkuman

nilai-nilai dan norma-norma perumah sakitan guna Kebijakan-kebijakan yang

telah dibuat oleh pemerintah dan yang telah ada sebelumnya harus

diperhatikan dan diikuti oleh pihak RSU Sayang Bunda dalam proses

pengembangan yang akan dilakukan oleh Rumah Sakit. Sehingga bila RSU

Sayang Bunda telah mengikuti semua kebijakan-kebijakan yang telah ada

untuk Rumah Sakit maka RSU Sayang Bunda dapat menjadi Rumah Sakit yang

berstandar dan mempunyai kualitas pelayanan yang unggul sehingga

pasiennya juga dapat nyaman dan merasa aman ketika berobat di Rumah Sakit

karena sudah sesuai dengan standar dan kebijakan-kebijakan yang telah ada.

dijadikan pedoman bagi semua pihak yang terlibat dan berkepentingan

dalam penyelenggaraan dan pengelolaan perumah sakitan di Indonesia.

Secara garis besar ada dua fungsi ruang yang digunakan dalam Rumah

Sakit Umum Sayang Bunda, yang utama adalah ruangan berkaitan dengan

pelayanan kesehatan untuk menunjang pelayanan yang optimal. Selain itu,

RSU Sayang Bunda ini menyediakan fasilitas rawat inap untuk pasien.

Meningkatnya intensitas persaingan pada industri rumah sakit, untuk

melakukan inovasi terbaru dalam memberikan layanan terbaik kepada seluruh

pasien. Dengan penataan ruang disertai teknologi yang dikembangkan oleh

RSU Sayang Bunda maka diharapkan rumah sakit ini mampu memberikan

pelayanan yang prima kepada masyarakat.

2.3.6 Data Demografi

36 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


A. Luas Wilayah

Kota Makassar terletak antara 119°24’17’38” Bujur Timur dan 5°8’6’19” Lintang

Selatan. Luas wilayah Kota Makassar tercatat 175,77 km persegi yang meliputi 14

kecamatan.

Batas-batas kota Makassar :

 Sebelah Utara : Kabupaten Maros

 Sebelah Timur : Kabupaten Maros

 Sebelah Selatan : Kabupaten Gowa

 Sebelah Barat : Selat Makassar

RSU Sayang Bunda terletak di Jalan Hertasning No. 52, Kelurahan Kecamatan Kota

Makassar

B. Jumlah Penduduk

Penduduk merupakan potensi yang sangat besar dalam suatu proses membangun

termasuk pembangunan dibidang kesehatan, sehingga data penduduk diperlukan

dalam perencanaan pembangunan atau pengembangan rumah sakit. Jumlah

penduduk Kota Makassar Tahun 2018 sebanyak 1.408.072 jiwa yang terdiri dari

695.955 laki-laki dan 712.177 perempuan.

Tabel 2.22
Jumlah penduduk Kota Makassar per Kecamatan
Tahun 2014 s/d 2018

Jumlah Penduduk Rata-rata


N Laju
Kecamatan
o 2014 2015 2016 2017 2018 Pertumbuh
an
1 Ujung tanah 46.688 47.133 47.129 46.836 46.836 0,47
2 Tallo 134.294 135.574 134.783 138.419 138.419 0,18
3 Bontoala 54.197 54.714 54.515 52.631 52.631 0,30

37 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


4 Wajo 29.359 54.714 54.515 27.556 27.556 0,46
5 Ujung 26.904 27.160 27.201 26.447 26.447 0,55
pandang
6 Makassar 81.700 82.478 82.027 81.054 81.054 0,20
7 Mamajang 58.998 59.560 59.170 58.087 58.087 0,15
8 Mariso 55.875 56.408 56.524 56.578 56.578 0,58
9 Tamalate 170.878 172.504 176.947 182.939 182.939 1,76
10 Rappocini 151.091 152.531 154.187 156.665 156.665 1,02
11 Panakkukang 141.382 142.729 142.837 144.997 144.997 0,33
12 Manggala 117.075 118.191 122.838 130.943 130.943 2,44
13 Biringkanaya 167.741 169.340 177.116 195.906 195.906 2,77
14 Tamalanrea 103.192 104.175 105.234 108.984 108.984 0,98
Jumlah 1.339.374 1.352.136 1.369.606 1.408.072 1.408.072
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Makassar

Berdasarkan Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2018 jumlah penduduk di

Kota Makassar sebanyak 1.408.072 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk di Kecamatan

Rappocini yang merupakan wilayah RSU Sayang Bunda sebanyak 156.665 jiwa dan

laju pertumbuhan rata-rata 0,47.

C. Angka Kepadatan

Angka kepadatan penduduk di Kota Makassar Tahun 2017 sebesar 222.820 jiwa/km 2

dan untuk Kecamatan Rappocini, angka kepadatan penduduknya sebesar 17.153

jiwa/km2

Tabel 2.23
Penyebaran dan kepadatan penduduk kota Makassar
Tahun 2018

Luas
Jumlah Kepadatan
No Kecamatan Wilayah
penduduk penduduk
(km²)
1 Mariso 1.82 57.790 31.752
2 Mamajang 2.25 60.236 26.772
3 Tamalate 20.21 183.039 9.057
4 Rappocini 9.23 158.325 17.153
5 Makassar 2.52 83.550 33.155
6 Ujung pandang 2.63 27.802 10.571
7 Wajo 1.95 30.258 15.205

38 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


8 Bontoala 2.10 55.578 26.466
9 Ujung tanah 5.94 48.133 8.103
10 Tallo 5.83 137.260 23.544
11 Panakkukang 17.05 145.132 8.512
12 Manggala 24.14 127.915 5.299
13 Biringkanaya 48.22 185.030 3.837
14 Tamalanrea 31.84 108.024 3.393
Jumlah 175.77 1.408.072 222.820
Sumber : Makassar dalam angka, 2018

Persebaran penduduk di kota Makassar tidak merata hal tersebut disebabkan oleh

konsentrasi penduduk berbeda pada tiap kecamatan serta kebijakan pemerintah

tentang penetapan lokasi pembangunan rumah pemukiman penduduk dan lokasi

pengembangan kawasan industri.

Tabel 2.24
Kepadatan Penduduk Kota Makassar per Kecamatan
Tahun 2018

Jumlah Luas Kepadatan


Persentase
No Kecamatan keluraha wilayah penduduk
penduduk
n (km²) per km²
1 Ujung tanah 3,33 12 5.94 7.934
2 Tallo 9,84 15 5.83 23.119
3 Bontoala 3,74 12 2.1 25.960
4 Wajo 1,96 8 1.99 14.889
5 Ujung pandang 1,88 10 2.63 10.343
6 Makassar 5,76 14 2.52 32.550
7 Mamajang 4,13 13 2.25 26.298
8 Mariso 4,02 9 1.82 31.057
9 Tamalate 12,99 10 20.21 8.755
10 Rappocini 11,13 10 9.23 16.705
11 Panakkukang 10,30 11 17.05 8.347
12 Manggala 9,30 6 24.14 5.089
13 Biringkanaya 13,91 7 48.22 3.673
14 Tamalanrea 7,74 6 31.84 3.305
MAKASSAR 100,00 143 175.77 7.792
Sumber : Profil Dinkes Kota Makassar

39 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


Kepadatan penduduk kota Makassar per kecamatan tidak merata. Dengan jumlah

penduduk sebesar 1.408.072 jiwa dan luas wilayah 175,770 km² didapatkan angka

kepadatan penduduk (density) kota Makassar sebesar 7.792 jiwa/km²

D. Laju Pertumbuhan Penduduk

Laju pertumbuhan penduduk dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.25
Jumlah dan laju pertumbuhan penduduk kota Makassar
Tahun 2018

Jumlah penduduk
Tahun Laju pertumbuhan
Kota Makassar
2013 1.339.374 1,65
2014 1.352.136 1,65
2015 1.369.606 1,78
2016 1.408.072 1,65
2017 1.408.072 1,68
Sumber : BPS Kota Makassar

Tabel menunjukkan bahwa jumlah penduduk kota Makassar sampai dengan

tahun 2017 tercatat 1.408.072 jiwa. Tingginya tingkat pertumbuhan penduduk

kota Makassar dimungkinkan akibat terjadinya arus urbanisasi karena faktor

ekonomi, melanjutkan pendidikan, kelahiran disamping karena daerah ini

merupakan pusat pemerintahan dan pusat perdagangan di Kawasan Timur

Indonesia.

Dari Tabel diatas terlihat dari Tahun 2014-2018 laju pertumbuhan penduduk

di kota Makassar cukup stabil. Dengan laju pertumbuhan sebesar ini, sudah pasti

dibutuhkan pelayanan kesehatan yang dapat melayani masalah kesehatan yang

ada di masyarakat.

2.3.7 Data Demografi

A. Agama

40 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


Jumlah tempat ibadah di Kota Makassar tercatat 923 masjid, 48 mushallah, 145

gereja, 3 pura hindu, 26 wihara Buddha, dan 5 klenteng. Mayoritas penduduk kota

Makassar beragama islam. Hal ini tergambar dengan banyaknya jumlah masjid

dibandingkan dengan rumah peribadatan lainnya.

B. Peran Masyarakat

Peran masyarakat dalam pembangunan kesehatan sangat besar, terutama dalam

pemegang program-program kesehatan, hubungan dalam program nasional. Untuk

menunjang partisipasi masyarakat tersebut diperlukan sarana pelayanan kesehatan

yang mudah di akses oleh masyarakat baik dari jarak maupun biaya.

C. Suku Bangsa

Penduduk Kecamatan Rappocini pada umumnya adalah warga Negara Indonesia dari

berbagai kelompok etnis suku seperti Makassar, Bugis, Toraja, Masserempulu,

Tionghoa, dan etnis lain yang datang menetap di wilayah ini.

2.3.8 Data Ekonomi

A. Mata Pencaharian

Penduduk Kota Makassar mempunyai mata pencarian mulai dari pertanian,

kehutanan, perikanan, industri pengolahan, perdagangan, rumah makan, hotel, dan

jasa kemasyarakatan, sosial, dan perorangan. Sebagai kota dengan aktifitas ekonomi

sangat padat dimana didominasi oleh sektor perdagangan dan jasa.

Selain itu, penduduk Kota Makassar juga ada yang bekerja di pemerintah

pejabat Negara dan PNS, pegawai swasta , Retail, Buruh, BUMN, Nelayan, Guru, TNI

dan Polri

B. Tingkat Pendapatan

41 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


Kondisi perekonomian suatu daerah sangat tergantung dari potensi dan

sumber daya yang dimiliki, serta kemampuan daerah untuk mengembangkan potensi

yang dimiliki.

PDRB merupakan salah satu pencerminan kemajuan ekonomi suatu daearah

yang di definisikan sebagai keseluruhan nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan

dalam waktu 1 tahun di wilayah tersebut. Berdasarkan data yang diperoleh dari BPS

kota Makassar, hasil perhitungan PDRB Kota Makassar atas dasar harga berlaku

meningkat dari tahun ke tahun sebelumnya dalam kurun waktu 8 tahun terakhir

yakni sebesar Rp.26.068.221,49 miliar rupiah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

abel berikut:

Tabel 2.26
Perkembangan PDRB Kota Makassar & SulSel
Atas Dasar Harga Berlaku 2014– 2018

% PDRB
PDRB
PDRB SULSEL MAKASSAR
Tahun Kota Makassar
(Juta Rp) Terhadap
(Juta Rp)
PDRB SULSEL
2014 117.767.611,22 37.007.451,94 31,42
2015 137.389.880,00 43.428.149,82 32.33
2016 159.154.030,00 50.202.400,52 31.86
2017 184.783.060,00 58.802.550,00 31.82
Sumber : BPS Kota Makassar

Tabel 2.27
Perkembangan dan Pertumbuhan Ekonomi Kota Makassar
Tahun 2014-2018

PDRB adh PDRB adh Pertumbuhan


Perkembangan
Tahun Berlaku Konstan Ekonomi
(Persen)
(Milyar Rp) (Juta Rp) (Persen)
2014 37.007.451,94 18,37 16.252.451,43 9,83
2015 43.428.149,82 17,75 17.820.697,97 9,65

42 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


2016 50.202.400,00 16,75 19.582.680,39 9,88
2017 58.802.522,53 15,98 22.972.551,72 10,21
Sumber : BPS Kota Makassar

Tidak berlebihan bila dikatakan bahwa pertumbuhan dan perkembangan

pembangunan di Kota Makassar dalam kurun satu dasawarsa belakangan ini terus

mengalami peningkatan yang sangat pesat. Berbagai sarana dan prasarana yang

dapat menunjang aktifitas pelayanan masyarakat telah berhasil dibangun untuk

menjaga kesinambungan di Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan.

Dengan semakin meningkatnya PDRB tersebut dari tahun ke tahun, maka

prasarana yang akan dibangun pula diharapkan mampu menyerap peningkatan

PDRB. Sehingga pengembangan Rumah Sakit Umum Sayang Bunda dapat

dimanfaatkan oleh masyarakat yang menggunakan jasa dan layanannya.

BAB III
ANALISIS SITUASI

Analisa situasi dalam studi kelayakan dilakukan suatu analisis dari seluruh aspek-

aspek, baik aspek eksternal sebagai peluang ataupun ancaman dan aspek internal yang

dapat menjadi kekuatan ataupun kelemahan, sehingga aspek-aspek tersebut dapat

43 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


menjadikan kecenderungan suatu rumah sakit dalam melakukan pembangunan baru atau

melakukan pengembangan berupa peningkatan status layanan rumah sakit tersebut.

Dalam kebijakan pengembangan suatu rumah sakit selain analisis situasi, akan

dilanjutkan dengan analisis permintaan, analisis kebutuhan, dan analisis keuangan.

Aspek eksternal yang akan dianalisis guna melihat peluang yang dapat menjadikan

rumah sakit dapat terus berkembang dimasa mendatang, serta melihat ancaman yang perlu

diantisipasi oleh rumah sakit agar tidak menjadi suatu masalah atau hambatan dalam

operasional rumah sakit kedepannya.

3.1 Aspek Eksternal

3.1.1 Kebijakan

1. Kebijakan Nasional Terhadap Rumah Sakit

Pemerintah menetapkan Undang-undang No. 44 Tahun 2009, yang

menjelaskan tentang rumah sakit dengan maksud mengatur pelayanan kesehatan yang

merupakan hak setiap orang yang dijamin dalam Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 yang harus diwujudkan dengan upaya peningkatan

derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Selain itu, dijelaskan bahwa

rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik

tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan,

kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap

mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat

agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, serta usaha dalam rangka

peningkatan mutu dan jangkauan pelayanan rumah sakit, peraturan hak dan kewajiban

masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan.

44 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


Definisi rumah sakit menurut undang-undang tersebut adalah institusi

pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan

secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan

rawat darurat.

Dalam pelaksanaannya, perlu dilakukan pengaturan terhadap suatu rumah sakit

dengan tujuan :

a. Mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan

b. Memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat,

lingkungan rumah sakit, dan sumber daya manusia di rumah sakit.

c. Meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan rumah sakit

d. Memberikan kepastian hukum kepada pasien, masyarakat, sumber daya

manusia rumah sakit dan rumah sakit.

Pada BAB III pasal 4 UU No. 44 Tahun 2009 menjelaskan fungsi rumah sakit, yaitu

memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara sempurna. Sedangkan

pasal 5 menerangkan fungsi rumah sakit, yaitu :

a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai

dengan standar pelayanan rumah sakit.

b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan

kesehatan yang paripurna tingkat dua dan tiga sesuai kebutuhan medis

c. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi

bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan dengan

memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

Dalam proses pengembangan rumah sakit, harus melihat sesuai dengan

kebijakan-kebijakan dan peraturan perundang-undangan yang telah dibuat oleh

45 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


pemerintah, agar rumah sakit yang ingin dikembangakan sesuai dengan standar-

standar yang telah dibuat. Beberapa kebijakan dan peraturan perundang-

undangan yang harus diperhatikan sebagai berikut :

1) Undang-Undang Dasar Tahun 1945, pasal 28 H tentang hak warga Negara

mendapakan pelayanan kesehatan

2) Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran

3) Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

4) Undang-Undang No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

(SJSN)

5) Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

6) Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

7) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 147/Menkes/PER/2010

tentang Perizinan Rumah Sakit

8) Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah

Sakit

9) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 333 Tahun 1999

tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit

10) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

340/Menkes/PER/III/2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit

11) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

512/MENKES/Per/IV/2007 tentang Izin Praktik dan Pelayanan Praktik

Kedokteran

46 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


12) Peraturan Menteri Kesehatan No. 1173/MENKES/PER/X/2004 tentang Rumah

Sakit Gigi dan Mulut

13) Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi

Kesehatan

14) Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 12 Tahun 2013 tentang Jaminan

Kesehatan

15) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 56 Tahun 2014 tentang

Klasifikasi Rumah Sakit

16) Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan

Penerapan Standar Pelayanan Minimal

17) Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 333 Tahun 1999

tentang Standar Rumah Sakit.

18) Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

772/MENKES/SK/VI/2002 Tanggal 21 Juni 2002 tentang Berlakunya Pedoman

Peraturan Internal Rumah Sakit.

19) Surat Keputusan Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) No.

29/SK/PP.PERSI/II/2004 tentang Kerangka Statuta Rumah Sakit

20) Kode Etik Rumah Sakit Indonesia (KODERSI), yang memuat rangkuman nilai-

nilai dan norma-norma perumahsakitan guna dijadikan pedoman bagi semua

pihak yang terlibat dan berkepentingan dalam penyelenggaraan dan

pengelolaan perumahsakitan di Indonesia.

Kebijakan-kebijakan yang telah dibuat oleh pemerintah dan yang telah ada

sebelumnya harus diperhatikan dan diikuti oleh pihak RSU Sayang Bunda dalam

proses pengembangan yang akan dilakukan oleh rumah sakit, sehingga bila RSU

47 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


Sayang Bunda sudah mengikuti semua kebijakan-kebijakan yang telah ada untuk

rumah sakit, maka RSU Sayang Bunda dapat menjadi rumah sakit berstandar dan

mempunyai kualitas pelayanan yang unggul, sehingga pasien merasa nyaman

dan aman ketika berobat di rumah sakit karena telah sesuai dengan kebijakan

yang ada.

2. Gambaran Umum Rumah Sakit Umum

Rumah Sakit Umum (RSU) adalah sarana pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan semua jenis

penyakit untuk pelayanan pengobatan dan pemulihan tanpa mengabaikan pelayanan

peningkatan kesehatan dan pemulihan tanpa mengabaikan pelayanan peningkatan

kesehatan dan pencegahan penyakit yang dilaksanakan melalui pelayanan rawat

jalan, gawat darurat dan pelayanan tindakan medik.

3. Jenis Perizinan yang Diperlukan

Untuk mendapatkan legal usaha, maka organisasi harus mendapatkan perizinan

dalam melakukan operasinya. Prosedur pendirian Perseroan Terbatas sebagai

berikut :

a) Membuat akta notaris di notaris di kantor wilayah setempat. Persyaratan

untuk membuat akta notaries antara lain :

 Fotokopi KTP para pendiri perseroan

 Draft anggaran dasar yang sudah ditandatangani pendiri

b) Menyampaikan pendaftaran ke pengadilan negeri dengan membawa akta

notaris yang sudah ditandatangani oleh para pendiri

48 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


c) Menyampaikan permohonan untuk menjadi Wajib Pajak Badan di kantor

pajak setempat dan menyerahkan akta notaris yang dilegalisasi oleh

pengadilan

d) Mendatangi kantor Departemen Kehakiman dan HAM RI di Jakarta untuk

membuat izin penggunaan nama dan pengesahan oleh Menteri Kehakiman

dan HAM RI dengan membawa persyaratan sebagai berikut :

 Akta Notaris

 NPWP

 Fotokopi KTP pendiri

Sedangkan bentuk perjanjian yang dibutuhkan antara lain :

a) Akta notaris

b) Surat keterangan domisili dari kantor kelurahan/kecamatan setempat

c) Surat Izin Tempat Usaha (SITU)

d) Izin lokasi berupa Surat Izin Tempat Usaha (SITU) oleh kepala daerah

setempat

e) Izin gangguan (HO) dari kepala daerah

f) Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan izin penggunaan gedung

Selanjutnya dokumen-dokumen perizinan yang sesuai dengan Permenkes No. 56

Tahun 2010.

3.1.2. Geografis

Geografis kota Makassar dapat kita lihat dari beberapa segi, seperti letak geografis,

batas wilayah dan luas wilayahnya:

49 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


Gambar
Peta Kota Makassar

1. Letak Geografis

Kota Makassar sebagai ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan yang

merupakan gerbang serta pusat perdagangan, pendidikan, dan jasa. Secara

geografis Kota Makassar terletak di pesisir pantai barat bagian selatan Provinsi

Sulawesi Selatan yang berada di titik koordinat 119°18’.30, 18” sampai 119° 13’

31, 03” Bujur Timur, dan 5° 00’ 30, 18” sampai dengan 5°14’6,6,49” Lintang

Selatan. Secara topografis, ketinggian Kota Makassar berkisar 0,5 – 10 meter dari

permukaan laut.

RSU Sayang Bunda terletak di Kelurahan Tidung Kecamatan Rappocini

Kota Makassar. Kecamatan Rappocini merupakan salah satu dari 14 Kecamatan

Kota Makassar.

2. Batas Wilayah

Batas wilayah Kota Makassar yaitu :

Sebelah Utara : Kabupaten Pangkep Kepulauan

50 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


Sebelah Selatan : Kabupaten Gowa

Sebelah Barat : Selat Makassar

Sebelah Timur : Kabupaten Maros

3. Luas Wilayah

Kota Makassar mempunyai posisi strategis karena berada di persimpangan jalur

lalu lintas dari arah selatan dan utara dalam provinsi di Sulawesi, dari wilayah

kawasan barat ke wilayah kawasan timur Indonesia dan dari wilayah utara ke

wilayah selatan Indonesia. Kota Makassar merupakan daerah pantai yang datar

dengan kemiringan 0-5° kearah barat, diapit dua muara sungai yakni sungai tallo

yang bermuara di bagian utara kota dan sungai jeneberang yang bermuara di

selatan kota. Luas wilayah kota Makassar seluruhnya berjumlah kurang lebih

175.77 km² daratan dan termasuk 11 pulau di selat Makassar ditambah luas

wilayah perairan kurang lebih 100 km².

Tabel 3.1
Administrasi Kota Makassar Tahun 2017

Luas area Jumlah


No Kecamatan RW RT
(Km²) kelurahan
1 Mariso 1.82 10 47 217
2 Mamajang 2.25 13 56 280
3 Tamalate 20.21 10 112 563
4 Rappocini 9.23 10 107 573
5 Makassar 2.52 14 67 369
6 Ujung pandang 2.63 10 38 139
7 Wajo 1.95 8 45 169
8 Bontoala 2.10 12 50 200
9 Ujung tanah 5.94 12 56 240
10 Tallo 5.83 15 77 465
11 Panakkukang 17.05 11 90 475
12 Manggala 24.14 6 70 388
13 Biringkanaya 48.22 7 111 544
14 Tamalanrea 31.84 6 68 344
Jumlah 175.77 143 994 4966

51 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


Sumber: BPS Makassar dalam angka , 2017

Tabel di atas menunjukkan, kota Makassar dibagi dalam 14

kecamatan, yang terdiri dari 143 kelurahan. Kecamatan yang memiliki

kelurahan terbanyak yaitu kecamatan Tallo dengan 15 kelurahan, sedangkan

untuk kecamatan yang memiliki kelurahan terkecil yaitu Kecamatan

Manggala dan Tamalanrea dengan 6 Kelurahan. Kecamatan Rappocini

dimana lokasi RSU Sayang Bunda memiliki luas 9.23 Km² dengan 10

kelurahan, 107 RW, dan 573 RT.

3.1.3.Demografi

Pertumbuhan demografi suatu wilayah dimana lokasi rumah sakit berada

dapat menjadi segmentasi pasar dari layanan kesehatan yang akan diberikan oleh

rumah sakit. Untuk melihat kecenderungan demografi diperlukan proyeksi penduduk

dalam nenerapa tahun kedepan.

Dalam statistik, ada beberapa rumus proyeksi penduduk yaitu :

Keterangan :

Pn = Penduduk pada tahun n

P0 = Penduduk pada awal tahun

= Angka Konstanta

= Angka pertumbuhan penduduk (dalam %)

n = Jumlah rentang tahun dari awal hingga tahun n

Tabel 3.2
Proyeksi Penduduk Kota Makassar berdasar Kecamatan
Tahun 2012 – 2034

52 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


Kecamatan Nilai r 2012 2013 2014 2024 2034
Mariso 0,95 56,408 56,524 57,790 63,545 69,874
Mamajang 0,95 59,560 59,170 60,236 66,226 72,812
Tamalate 0,95 172,504 176,947 183,039 201,244 221,261
Rappocini 0,95 152,531 154,184 158,325 174,078 191,399
Makassar 0,95 82,478 82,027 83,550 91,856 100,987
Ujung Pandang 0,95 27,160 27,201 27,802 30,563 33,599
Wajo 0,95 29,639 29,630 30,258 33,270 36,583
Bontoala 0,95 54,714 54,515 55,578 61,113 67,119
Ujung Tanah 0,95 47,133 47,129 48,133 52,922 58,188
Tallo 0,95 135,574 134,783 137,260 150,918 165,935
Panakkukang 0,95 142,729 142,308 145,132 159,567 175,438
Manggala 0,95 118,191 122,838 127,915 140,644 154,641
Biringkanaya 0,95 169,340 177,116 185,030 203,444 223,691
Tamalanrea 0,95 104,175 105,234 108,024 118,766 130,578
JUMLAH 1,352,136 1,369,606 1,408,072 1,548,156 1,702,185
Sumber : Hasil Analisis 2017

Data hasil proyeksi penduduk terlihat persentase penduduk Kota Makassar setiap

kecamatan meningkat 0,95% pertahun.

Proyeksi penduduk berdasarkan jenis kelamin, perhitungan proyeksi tersebut

menjadi dasar bagi pengembangan rumah sakit.

Tabel 3.3
Proyeksi Penduduk Kota Makassar
Berdasarkan Jenis Kelamin

JENIS KELAMIN
TAHUN JUMLAH
LAKI-LAKI PEREMPUAN
2013 676,744 692,862 1,369,606
2014 695,955 712,117 1,408,072
2024 761,966 783,022 1,544,988
2034 837,779 860,900 1,698,679
Sumber : Hasil Analisis 2017

Hasil proyeksi penduduk jenis kelamin laki-laki dan perempuan terlihat

persentasi pertumbuhan penduduk meningkat rata-rata 0,95% setiap tahun.

Pada Tahun 2014 jumlah penduduk jenis kelamin laki-laki di Makassar

sebanyak 695.955 jiwa dan proyeksi penduduk jenis kelamin laki-laki pada Tahun

53 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


2024 akan menjadi 761.966 jiwa. Sedangkan jenis kelamin perempuan pada Tahun

2014 berjumlah 712.117 jiwa dan proyeksi penduduk jenis kelamin perempuan pada

Tahun 2024 akan menjadi 783.022 jiwa.

Proyeksi jumlah penduduk berdasarkan umur di Kota Makassar dapat dilihat

pada tabel berikut :

Tabel 3.4
Proyeksi Penduduk Berdasar Kelompok Umur
Di Kota Makassar Tahun 2012 – 2034

Kelompok Tahun
2013 2014 2019 2024 2034
Umur (Tahun)
0–4 131,232 124,664 130,018 135,601 147,499
5–9 130,710 144,133 150,313 156,758 170,489
10 – 14 121,580 140,419 146,387 152,608 165,855
15 – 19 145,203 132,811 141,318 150,309 170,249
20 – 24 172,883 154,734 162,248 170,126 187,050
25 -29 133,542 119,251 125,040 131,110 144,148
30 -34 112,492 135,007 141,561 148,434 163,196
35 – 39 99,585 124,502 130,541 136,873 150,474
40 – 44 88,507 86,378 90,573 94,973 104,424
45 – 49 69,284 62,762 65,811 69,009 75,878
50 – 54 51,909 61,381 64,357 67,477 74,180
55 – 59 37,939 44,563 46,730 49,002 53,884
60 – 64 28,788 29,331 30,754 32,245 35,450
65 > 45,955 48,116 50,451 52,899 58,158
Jumlah 1,369,609 1,408,052 1,476,102 1,547,424 1,700,934
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2017

Proyeksi jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur memperlihatkan

proyeksi jumlah penduduk pada umur 20-24 tahun yang terbanyak menyusul pada

umur 5-9 tahun. dari proyeksi jumlah penduduk dapat dijdikan asumsi bahwa

permasalahan kesehatan berada pada umur 20-24 tahun dan umur 5-9 tahun.

54 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


Proyeksi penduduk berdasarkan umur berkaitan dengan pendidikan yaitu

pada usia sekolah, tenaga kerja dan usia yang produktif. Sedangkan usia tidak produktif

pada umur 0-14 tahun dan umur > 5 tahun.

3.1.4.Sosial Budaya

1. Agama

Penduduk kota Makassar adalah masyarakat yang majemuk dilihat dari aspek

agama dan keyakinan mereka. Situasi penduduk menurut penduduk agama dan

keyakinan terdiri dari agama islam, protestan, katolik, hindu dan budha.

2. Pendidikan

Salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan adalah tersedianya

sumber daya manusia (SDM) yang handal. Hal ini disebabkan karena banyak

yang beranggapan bahwa bangsa yang mempunyai SDM yang handal dan

berkualitas lebih mampu bersaing dalam perekonomian dunia.

Dalam kaitan ini, salah satu komponen yang berkaitan langsung dengan

peningkatan SDM adalah pendidikan. Karena itu kualitas SDM selalu diupayakan

untuk ditingkatkan melalui pendidikan yang berkualitas, demi tercapainya

ytujuan pembangunan Indonesia yang tertera dalam undang-undang 45 dan

amandemennya.

Pemerintah kota Makassar sangat konsisten dalam upaya meningkatkan

kualitas pendidikan. Upaya dilakukan meliputi perluasan dan pemerataan dalam

memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh masyarakat melalui

peningkatan anggaran pendidikan secara berarti. Disamping itu dilakuakannya

55 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


sekolah gratis sampai dengan tingkat SMU. Keberhasilan pembangunan dibidang

pendidikan dapat dilihat dari persentase capaian indeks pensisikan yang

merupakan gabungan dari dua indicator capaian indeks pendidikan yang

merupakan gabungan dari dua indikator pendidikan yaitu angka melek huruf dan

rata-rata lama sekolah, disamping itu keberhasilan pembangunan dibidang

pendidikan, juga dapat dijadikan sebagai salah satu parameter untuk

mengetahui kesejahteraan masyarakat yang tercermin dari beberapa indicator

diantaranya : angka melek huruf, angka rata-rata lama sekolah, APM, APK,APS.

Tingkat pendidikan penduduk di provinsi Sulawesi Selatan maupun di

Makassar mempengaruhi tingkat kesadaran masyarakat berobat ke rumah sakit.

Sarana pendidikan dari sekolah dasar sampai lanjutan tingkat atas (SLTA/SMU)

secara umum sudah terpenuhi. Walaupun tingkat pendidikan penduduk di Kota

Makassar secara umum persentasi terbesar adalah di tingkat pendidikan Dasar

SD namun tingkat pendidikan menengah hingga perguruan tinggi secara

kuantitatif cukup besar. Sehingga diharapkan merupakan segmen masyarakat

yang telah paham akan pentingnya menjaga dan memelihara kesehatannya dan

mencari sarana pelayanan kesehatan apabila mengalami gangguan kesehatan.

3. Peran Masyarakat

Peran masyarakat dalam pembangunan kesehatan sangat besar, terutama

dalam pemegang program-program kesehatan, hubungan dalam program

kesehatan, dalam rangka menurunkan prevalensi penyakit.

Untuk menunjang partisipasi masyarakat tersebut diperlukan sarana pelayanan

kesehatan yang mudah di akses oleh masyarakat baik dari jarak maupun biaya.

4. Suku Bangsa

56 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


Penduduk kota Makassar terdiri dari berbagai suku bangsa, agama dan ekonomi.

Mereka hidup berdampingan dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Suku

bangsa yang ada di provensi Sulawesi selatan terdiri dari suku bugis, Makassar,

mandar, toraja, dan suku bangsa pendatang yang terdiri dari Bali, Jawa,

Sumatera, Kalimantan, Maluku, Papua. Mereka berbaur didalam kehidupan

dalam member dan mendapatkan pelayanan kesehatan.

3.1.5 Data Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi indonesia terus turun setelah mencapai pertumbuhan

ekonomi 6.5 persen pada tahun 2011, dan 6,23 persen pada tahun 2012,

pertumbuhan ekonomi 2013 berada dibawah 6 persen. Pada Tahun 2014 Ekonomi

Indonesia tumbuh 5,02 persen melambat dibanding tahun 2013 sebesar 5,58 persen.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2015 sebesar 4,79 persen Ini adalah kali

pertama ekonomi Indonesia berada di bawah 5 persen sejak 2009, angka ini

terendah selama 6 tahun terakhir.

1. Mata Pencarian

Penduduk Kota Makassar mempunyai mata pencarian mulai dari pertanian,

kehutanan, perikanan, industri pengolahan, perdagangan, rumah makan, hotel,

dan jasa kemasyarakatan, sosial, dan perorangan. Sebagai kota dengan aktifitas

ekonomi sangat padat dimana didominasi oleh sektor perdagangan dan jasa.

Selain itu, penduduk Kota Makassar juga ada yang bekerja di pemerintah pejabat

Negara dan PNS, pegawai swasta, Retail, Buruh, BUMN, Nelayan, Guru, TNI dan

Polri.

2. Tingkat Pendapatan

57 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


Kondisi perekonomian suatu daerah sangat tergantung dari potensi dan sumber

daya yang dimiliki, serta kemampuan daerah untuk mengembangkan potensi

yang dimiliki.

PDRB merupakan salah satu pencerminan kemajuan ekonomi suatu

daerah yang di definisikan sebagai keseluruhan nilai tambah barang dan jasa

yang dihasilkan dalam waktu 1 tahun di wilayah tersebut. Berdasarkan data yang

diperoleh dari BPS kota Makassar, hasil perhitungan PDRB Kota Makassar atas

dasar harga berlaku meningkat dari tahun ke tahun sebelumnya dalam kurun

waktu 8 tahun terakhir yakni sebesar Rp.26.068.221,49 miliar rupiah. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 3.5
Perkembangan PDRB Kota Makassar & SulSel
Atas Dasar Harga Berlaku 2015 – 2018

% PDRB
PDRB
PDRB SULSEL MAKASSAR
Tahun Kota Makassar
(Juta Rp) Terhadap
(Juta Rp)
PDRB SULSEL
2014 117.767.611,22 37.007.451,94 31,42
2015 137.389.880,00 43.428.149,82 32.33
2016 159.154.030,00 50.202.400,52 31.86
2017 184.783.060,00 58.802.550,00 31.82
Sumber : BPS Kota Makassar

Tabel 3.6
Perkembangan dan Pertumbuhan Ekonomi
Kota MakassarTahun 2015-2018

Tahun PDRB adh Perkembangan PDRB adh Pertumbuhan

Berlaku (Persen) Konstan Ekonomi

58 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


(Milyar Rp) (Juta Rp) (Persen)
2014 37.007.451,94 18,37 16.252.451,43 9,83
2015 43.428.149,82 17,75 17.820.697,97 9,65
2016 50.202.400,00 16,75 19.582.680,39 9,88
2017 58.802.522,53 15,98 22.972.551,72 10,21
Sumber : BPS Kota Makassar

Tidak berlebihan bila dikatakan bahwa pertumbuhan dan perkembangan

pembangunan di Kota Makassar dalam kurun satu dasawarsa belakangan ini

terus mengalami peningkatan yang sangat pesat. Berbagai sarana dan prasarana

yang dapat menunjang aktifitas pelayanan masyarakat telah berhasil dibangun

untuk menjaga kesinambungan di Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan.

Dengan semakin meningkatnya PDRB tersebut dari tahun ke tahun, maka

prasarana yang akan dibangun pula diharapkan mampu menyerap peningkatan

PDRB. Sehingga pengembangan Rumah Sakit Umum ini dapat dimanfaatkan oleh

masyarakat yang menggunakan jasa dan layanannya.

3.1.6 Ketenagakerjaan

Dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya perlu

didukung dengan sumber daya kesehatan yang sesuai kebutuhan. Salah satu sumber

daya kesehatan yang strategis adalah sumber daya manusia kesehatan. Tersedianya

sumber daya manusia kesehatan yang bermutu, dapat mencukupi kebutuhan,

terdistribusi secara ideal dan bermutu, serta termabfaatkan secara berhasil guna,

dan berdaya guna untuk menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan.

Berdasarkan data BPS 2010 tentang tenaga kerja, Tahun 2009 pencari kerja

yang tercatat pada Dinas Tenaga Kerja Kota Makassar sebanyak 5.884 orang yang

terdiri dari laki-laki sebanyak 2.858 orang dan 3.026 orang.

59 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


Dari jumlah tersebut, tercatat bahwa pencari kerja menurut tingkat

pendidikan sarjana yang menempati peringkat pertama yaitu sekitar 41,13% disusul

tingkat pendidikan SMA sekitar 38,92%.

Tabel 3.7
Jumlah Pencari Kerja yang Terdaftar Dirinci Menurut
Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin di Kota Makassar

Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah Persentase


SD 4 1 5 0,08
SMP 42 14 56 0,95
SMA 1.253 1.037 2.290 38,92
D1, D2 34 112 146 2,48
Sarjana Muda / D3 282 685 967 16,43
Sarjana 1.243 1.177 2.420 41,13
JUMLAH 2009 2.858 3.026 5.884 100,00
2008 5.726 5.273 10.999 100,00
2007 31.079 36.211 67.290 100,00
Sumber : Dinas Tenaga Kerja Kota Makassar

Untuk penyaluran kebutuhan tenaga sumber daya manusia kesehatan

berpedoman pada PERMENKES Republik Indonesia No. 33 Tahun 2015 tentang

pedoman penyusunan perencanaan kebutuhan sumber daya manusia kesehatan.

Metode yang dapat digunakan dalam perencanaan kebutuhan tenaga sebagai

berikut:

1. Metode berdasar institusi

a. Analisa beban kerja kesehatan (ABKK)

b. Standar ketenagaan minimal

2. Metode berdasarkan wilayah

Metode ini menggunakan metode ratio penduduk yakni rasio tenaga kesehatan

terhadap jumlah penduduk di suatu wilayah.

60 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


 Metode ABK kesehatan bertujuan untuk merencanakan kebutuhan SDMK

baik ditingkat manajerial maupun ditingkat pelayanan sesuai beban kerja.

Metode ini dapat digunakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan swasta.

Data minimal yang diperlukan adalah jenis tugas dan uraian pekerjaan, hasil

kerja, norma waktu, jam kerja efektif, waktu kerja.

 Metode standar ketenagaan minimal untuk merencanakan kebutuhan SDM

pelayanan kesehatan yang baru berdiri, daerah terpencil, perbatasan,

tertinggal.

Metode berdasarkan ratio terhadap penduduk dengan tujuan untuk

menghitung SDMK untuk memperoleh informasi proyeksi jumlah

ketersediaan, kebutuhan dan kapasitas produksi.

Metode ABK Kesehatan menghasilkan:

1. Ketersediaan, kebutuhan dan kesenjangan jenis dan jumlah SDMK di

rumah sakit saat ini

2. Rekapitulasi ketersediaan kebutuhan dan kesenjangan jenis dan jumlah

SDMK di tingkat wilayah pemerintah

Metode standar ketenagaan minimal menghasilkan:

1. Ketersediaan, kebutuhan dan kesenjangan jenis dan jumlah SDMK di

rumah sakit yang baru maupun yang berubah klasifikasinya.

2. Rekapitulasi ketersediaan, kebutuhan dan kesenjangan jenis dan jumlah

SDMK di rumah sakit yang baru atau berubah klasifikasinya.

Metode rasio terhadap penduduk menghasilkan :

61 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


1. Proyeksi ketersediaan, kebutuhan dan kesenjangan menurut jenis dan

jumlah SDMK diwilayah pemerintah daerah periode 5 atau 10 tahun

2. Peta distribusi SDMK tertentu menurut jenis dan jumlah perwilayah

pemerintah daerah.

Berikut ini standar target ratio kebutuhan SDMK tahun 2014, 2019, dan 2025

yaitu :

Tabel 3.8
Standar target ratio kebutuhan SDMK
Tahun 2014, 2019 dan 2025
(Kepmenko Bidang Kesra No 54. Tahun 2013)

Target ratio per 100.000 penduduk


Jenis tenaga kesehatan
2014 2019 2025
Dokter spesialis 10 11 12
Dokter umum 40 45 50
Dokter gigi 12 13 14
Perawat 158 180 200
Bidan 100 120 130
Perawat gigi 15 18 21
Apoteker 9 12 15
Asisten apoteker 18 24 30
SKM 13 16 18
Samitarian 15 18 20
Nutrisionis/ahli gizi 10 14 18
Keterapian fisik 4 5 6
Keterapian medis 14 16 18
Sumber : Permenko RI No 33 Tahun 2015

Sesuai dengan PERMENKES No 56 Tahun 2014 tentang klasifikasi dan

perizinan rumah sakit, pasal 61 disebutkan bahwa sumber daya manusia

untuk rumah sakit khusus terdiri dari:

1. Tenaga medis yang memiliki kewenangan menjalankan praktek

kedokteran di rumah sakit yang bersangkutan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

62 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


2. Tenaga kefarmasian, dengan kualifikasi apoteker dan tenaga teknis

kefarmasian dengan jumlah sesuai kebutuhan pelayanan kefarmasian

rumah sakit

3. Tenaga keperawatan, dengan kwalifikasi dan kompetensi yang sesuai

dengan kebutuhan pelayanan rumah sakit

4. Tenaga kesehatan lain dan tenaga non kesehatan, sesuai dengan

kebutuhan pelayanan rumah sakit.

Tabel 3.9
Kebutuhan Tenaga Untuk Rumah Sakit Umum Tipe C

Tenaga kesehatan Jumlah


(orang)
Dokter Umum 9
Dokter Gigi 2
Obgin 1
Interna 1
Bedah 1
Anak 1
Keperawatan 2:3
Kefarmasian 2:3
Gizi 2:3
Keterapian Fisik 2:3

Keteknisian Medis 2:3


Tenaga Terlatih (Rekam Medis) 2;3
Petugas IPRS 2:3
Petugas pengelolah Limbah 2:3
Petugas Kamae Jenazah 2:3
Sumber : Permenkes No 340 Tahun 2010

Berdasarkan perhitungan prediksi, dengan memperhitungkan lineritas

perkembangan 5 tahun dan 10 tahun kedepan, dengan mempertimbangkan

berbagai variabel lainnya seperti angka migrasi, fertilitas penduduk.

Jika pada tahun tersebut semua penduduk Sulawesi selatan memiliki

kepercayaan hanya kepada tenaga medis professional, beberapa tenaga dokter dan
63 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda
tenaga kesehatan lainnya di perlukan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan

terhadap masyarakat tersebut.

Prediksi jumlah penduduk kota Makassar pada tahun 2019 sebanyak 1.426.453 jiwa

dan tahun 2024 bsebanyak 1.1548.156 jiwa, maka jumlah kebutuhan tenaga sebagai

berikut:

Tabel 3.10
Jumlah Kebutuhan Tenaga Kesehatan Berdasarkan Jenis
di Kota Makassar tahun 2019 dan 2025

Jenis Tenaga Target ratio per 100.000 penduduk


No Tahun 2019 Tahun 2025
Kesehatan Standar Kebutuhan Standar Kebutuhan
1 Dokter spesialis 11 165 12 192
2 Dokter umum 45 675 50 800
3 Dokter gigi 13 195 14 224
4 Perawat 180 2700 200 3200
5 Bidan 120 1800 130 2080
6 Perawat gigi 18 270 21 330
7 Apoteker 12 180 15 240
8 Asisten apoteker 24 360 30 480
9 SKM 16 240 18 256
10 Samitarian 18 270 20 320
11 Nutrisionis/ahli 14 210 18 288
gizi
12 Keterapian fisik 5 75 6 96
13 Keterapian medis 16 240 18 288
Sumber : Hasil Analisis 2018

Tabel 3.12
Jumlah Tenaga Kesehatan Dinas Kesehatan dan Puskesmas
Tahun 2014

DINKES PUSKESMAS
No Jenis Tenaga
2013 2014 2012 2013 2014
1 Tenaga Medis
- Dokter Spesialis 27 27 5 5 4
- Dokter Umum 131 147 115 113 130
- Doker Gigi 107 80 69 61 70
2 Kesehatan Masyarakat 109 137 78 72 85

64 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


3 Tenaga Kefarmasian 80 95 62 61 73
4 Bidan 219 240 204 187 202
5 Tenaga Keperawatan 483 485 386 318 393
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2016

3.1.7. Derajat Kesehatan

1. Angka Kematian

Gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari

kejadian kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu. Di samping itu

kejadian kematian juga dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian

keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan

lainnya. Tabel dibawah menunjukkan trend angka kematian di Kota Makassar

dari Tahun 2015 – 2017.

Tabel 3.13
Angka Kematian Kota Makassar
Tahun 2015-2017

Angka Kematian Kasar


Tahun Jumlah Kematian
(Per 1.000 KH)
2015 3.008 2.26
2016 3.059 2.22
2017 2.706 1.97
Sumber : Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Makassar

Tabel diatas menunjukkan bahwa, jumlah kematian untuk semua golongan umur

yang terjadi pada Tahun 2017 sebanyak 2.706 kematian dari 1.369.606 jiwa

menurun dari Tahun 2016 sebanyak 3.059 kematian dari 1.352.136 jiwa. Ini

berarti pada tahun 2015 dari 1.000 penduduk Kota Makassar terjadi 2 kematian

(AKK = 1,97 per 1.000 penduduk).

2. Angka Kesakitan

65 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


Berdasarkan data dari profil Dinas Kesehatan Kota Makassar Tahun 2017

diperoleh gambaran 10 penyakit utama pada semua golongan umur sebagai

berikut :

Tabel 3.14
Pola 10 Penyakit Utama di Kota Makassar
Tahun 2017

Nama Penyakit Jumlah


Infeksi Saluran Nafas Bagian Atas 101.965
Penyakit Tekanan Darah Tinggi
64.051
(Hipertensi Esensial)
Batuk 61.758
Infeksi Saluran Nafas Bagian Atas Akut 57.026
lainnya
Dermatitis dan Eksim 53.366
Penyakit Pulpa dan Jaringan Periapikal 33.938
Gastritis 29.465
Diare 28.543
Infeksi Kulit & Jaringan Subkutan /
26.532
Ploderma
Influenza 25.826
Sumber : Bidang Bina P2PL Dinkes Kota Makassar

Tabel diatas menunjukkan bahwa penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Bagian

Atas (ISPA) menjadi penyakit yang paling banyak diderita oleh masyarakat di

Kota Makassar dan penyakit pulpa dan jaringan periapikal yang merupakan

penyakit yang berkaitan dengan kesehatan gigi dan mulut berada diurutan

keenam dengan jumlah penderita sebanyak 33.938 orang.

3. Jumlah Sarana Kesehatan

Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan dapat dilihat dari 2 aspek

kesehatan yaitu sarana kesehatan dan sumber daya manusia. Jumlah sarana

kesehatan Tahun 2017 di Kota Makassar tercatat 21 unit rumah sakit, 2 unit rumah

66 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


sakit bersalin. Jumlah puskesmas ada 121 unit dapat dikategorikan menjadi 46

puskesmas, 38 puskesmas pembantu (Pustu), dan 37 unit puskesmas keliling.

Tabel 3.15
Keadaan Sarana Kesehatan Kota Makassar
Tahun 2017

Jenis Sarana Kesehatan Jumlah


Puskesmas 46
Puskesmas Pembantu 38
Puskesmas Keliling 37
Posyandu 979
- Pratama -
- Madya -
- Purnama 434
- Mandiri 545
Rumah Sakit 21
Rumah Bersalin -
Rumah Sakit Bersalin 22
Bidan Praktik 45
Balai Pengobatan / Klinik 143
Apotek 583
Toko Obat 38
Industri Obat Tradisional -
Sumber : Bidang Bina PSDK Dinkes Kota Makassar

Sarana pelayanan persalinan di Kota Makassar semakin banyak, hal ini menjadi tantangan

bagi RSU Sayang Bunda untuk memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat.

3.2 Aspek Internal

Analisis aspek internal guna melihat kekuatan bagi rumah sakit untuk dapat bertahan

dalam melaksanakan operasional dan mengurangi ancaman yang terjadi, sera melihat

kelemahan yang perlu diantisipasi oleh rumah sakit agar tidak menjadi suatu hambatan

di dalam operasional rumah sakit di masa yang akan datang.

3.2.1. Sarana Kesehatan

Adapun sarana kesehatan saat ini di RSU Sayang Bunda yaitu :

67 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


1. Ruang Pimpinan

2. Resepsionis

3. Ruang Klinik Rawat Jalan.

4. Ruang Radiologi

5. Ruang IGD

6. Ruang OK

7. Ruang Rawat Inap

8. Aula Pertemuan

9. Ruang Tunggu Pasien

10. Ruang Administrasi dan Keuangan

11. Ruang Diklat

12. Ruang Dokter dan Perawat

13. Toilet

14. Tempat Parkir

Sedangkan peralatan medis yang dimiliki, meliputi:

1. Dental Unit 1 buah

2. Alat Radiologi

3. Alat Labtekgi

4. Instrument dasar

5. Instrument Bedah

6. Sterilisator

7. Furniture dan computer

3.2.2 Pola Penyakit dan Epidemiologi

68 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


RSU Sayang Bunda sebagai rumah sakit akan mempunyai pola penyakit yang tidak

terbatas, sehingga memerlukan pendataan dan pencatatan yang rutin agar

memudahkan dalam melihat kecenderungan pola pelayanan yang diberikan dan

yang menjadi unggulan pelayanan yang terlihat dari hasil pelayanan yang diberikan

oleh RSU Sayang Bunda.

3.2.3 Teknologi

Undang-Undang No.36 Tahun 2009 Bab I, Pasal 1, Ayat 5, disebutkan alat kesehan

adalah Instrumen, apparatus, mesin dan/atau implant yang tidak mengandung obat

yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan dan meringankan

penyakit, merawat orang sakit, memulihkan kesehatan pada manusia dan / atau

membentuk struktur dan memperbaiki struktur tubuh.

Dimana alat kesehatan harus aman, berkhasiat / bermanfaat, bermutu dan

terjangkau.

Teknologi dan produk teknologi (UU No.36 Tahun 2009) Pasal 42, teknologi

dan produk teknologi kesehatan diadakan, diteliti, di edarkan, dikembangkan dan

dimanfaatkan bagi kesehatan masyarakat dan teknologi kesehatan tersebut

mencakup segala metode dan alat yang digunakan untuk mencegah terjadinya

penyakit, mendeteksi adanya penyakit, meringankan penderita akibat penyakit,

menyembuhkan, memperkecil klasifikasi dan memulihkan kesehatan setelah sakit.

Dalam mendukung pelaksanaan pelayanan medis kepada masyarakat RSU

Sayang Bunda menggunakan mesin teknologi dan alat operasional medis yang

menggunakan teknologi canggih terkini.

69 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


Berdasarkan PERMENKES No.340/MENKES/PER/III/2010 tentang klasifikasian

perizinan rumah sakit disebutkan bahwa untuk rumah sakit khusus kelas C

mempunyai standar prasarana yang terdiri dari :

1. Pelayanan medik umum

2. Pelayanan Gawat Darurat

3. Pelayanan Medik Dasar

4. Pelayanan Spesialis penunjang Medik

5. Pelayanan penunjang klinik :

a) Pelayanan kefarmasian

b) Pelayanan radiologi

c) Rekam medik

d) Pelayanan sterilisasi instrument

3.2.4.Ketenagakerjaan / Sumber Daya Manusia

Undang-undang No.36 Tahun 2009 tentang kesehatan Bab I. Pasal 1, ayat 6

yang dimaksud tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam

bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan mengabdikan diri dalam bidang

kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di

bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk

melakukan upaya kesehatan.

Selanjutnya dalam Bab V Pasal 22 disebutkan bahwa tenaga kesehatan harus

memiliki klasifikasi minimum, Pasal 23 tenaga kesehatan berwenang untuk

menyelenggarakan pelayanan kesehatan, serta pasal 24 tenaga kesehatan harus

memenuhi ketentuan kode etik, standar profesi, hak pengguna pelayanan

kesehatan, standar pelayanan, dan standar prosedur operasional.

70 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


3.2.5. Organisasi Rumah Sakit

Struktur organisasi Rumah Sakit Umum Sayang Bunda dengan sasaran sebagai

berikut:

1. Unsur Pimpinan

a) Dewan pengawas dan Pembina

b) Direktur Rumah Sakit

c) Satuan Pemeriksa Internal

2. Unsur Pembantu Pimpinan

a) Administrasi

b) Intalasi pemeliharaan rumah sakit

c) Keuangan

d) Komite medis

e) Komite hukum dan etik

f) Komite keperawatan

3. Unsur Pelaksana

a) Bidang Pelayaan Medik dan keperawatan

b) Bidang penunjang medik

c) Bidang penunjang non medik

Untuk kelancaran tugas-tugas di rumah sakit, direktur yang membawahi

bidang/bagian-bagian sesuai bidang tugasnya serat dibentuk instalasi sesuai

kebutuhan untuk menunjang pelaksanaan tugas-tugas rumah sakit.

Struktur organisasi rumah sakit berdasarkan PERMENKES

No.340/MENKES/PER/III/2010 Pasal 28 ayat (2) disebutkan bahwa paling sedikit

71 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


terdiri dari atas kepala rumah sakit unsur keperawatan, unsur penunjang medis,

satuan pemeriksa internal serta administrasi umum dan dan keuangan.

Dari hasil analis struktur organisasi RSU Sayang Bunda yang ada sekarang sudah

dapat merampung kegiatan sebuah rumah sakit umum.

Walaupun demikian untuk lebih lengkap agar struktur organisasi RSU Sayang Bunda,

maka harus menyesuaikan dengan PERMENKES No.56 Tahun 2014 yang disebutkan

pada pasal 61 bahwa pelayanan yang diberikan paling sedikit meliputi :

1. Pelayanan medik paling sedikit terdiri dari :

a) pelayanan gawat darurat, tersedia 24 (dua puluh empat) jam sehari

terus menerus sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan

b) pelayanan medik umum

c) pelayanan medik spesialis dasar sesuai dengan kekhususan;

d) pelayanan medik spesialis dan/atau subspesialis sesuai kekhususan;

2. Pelayanan kefarmasian

3. Pelayanan keperawatan

4. Pelayanan penunjang klinik

5. Pelayanan penunjang nonklinik

Kebutuhan pelayanan selanjutnya di uraikan dalam pasal 48,49,50,51,52, sehingga

struktur organisasi rumah sakit dapat disusun sebagai berikut:

1. Direktur rumah sakit

2. Direktur dapat dibentuk oleh wakil direktur atau sekretaris

72 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


3. Direktur untuk dapat melaksanakan operasional dibantu oleh bidang-bidang

yang terdiri dari beberapa unit.

a. Bidang pelayanan, terdiri dari unit :

1) Rawat jalan

2) Rawat inap

3) Kamar Operasi

4) IGD

b. Bidang Penunjang Klinis, terdiri dari unit :

1) Hight care unit

2) Gizi

3) Sterilisasi

4) Rekam medis

5) Laboratrium dan pelayanan darah

6) Farmasi

c. Bidang Penunjang Non Klinis, terdiri dari :

1) Laundry

2) Pemeliharaan, inventaris dan logistic

3) Pengelolaan limbah

4) Sistem informasi dan komunikasi

5) Pengelolaan air dan gas medic

d. Bidang pengendalian dan pengembangan terdiri dari unit :

1) Pemasaran

2) Diklat

3) Jaminan kesehatan

73 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


4) Akreditasi

e. Bidang umum, terdiri dari :

1) Administrasi umum

2) Kepegawaian

3) Keuangan

4) Hukum dan human

3.2.6. Kinerja dan Keuangan

Kinerja dari suatu rumah sakit dipengaruhi oleh berbagai hal antara lain : jumlah

kunjungan, tarif rumah sakit, biaya operasional dan pemeliharaan, jasa medis dan

tenaga lain.

Berdasarkan data pendapatan RSU Sayang Bunda 1 Tahun terakhir, didapatkan

peningkatan pendapatan rata-rata 15% pertahun, sehingga dapat diasumsikan

proyeksi pendapatan 5 tahun kedepan.

Tabel 3.22
Proyeksi pendapatan
RSU Sayang Bunda Tahun 2020-2024

Tahun Pendapatan
2020 2.698.423.585
2021 3.253.187.123
2022 3.807.950.661
2024 4.362.714.199
2024 4.917.477.737
Sumber : RSU Sayang Bunda

Dengan analisis keuangan tersebut dapat memberikan gambaran kinerja rumah sakit

dengan demikian dari data tersebut RSU Sayang Bunda dapat bertahan dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat.

74 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


BAB IV
ANALISA PERMINTAAN (KELAYAKAN)

Analisis permintaan dalam penyusunan studi kelayakan RSU Sayang Bunda akan

membahas analisis posisi kelayakan rumah sakit dari 5 (lima) aspek. Aspek Eksternal dan

Aspek Internal yang telah dilakukan pada analisis situasi, maka dilakukan analisis yang

bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta

peluang dan ancaman yang secara sistematis akan menjadi pertimbangan terhadap

kelayakan pengembangan Rumah Sakit Umum Sayang Bunda.

Dari hasil analisis tersebut selanjutnya digunakan sebagai acuan untuk menentukan

langkah-langkah selanjutnya, dalam upaya memaksimalkan kekuatan (Strength) dan

memanfaatkan peluang (Opportunity) serta secara bersamaan berusaha untuk

meminimalkan kelemahan (Weakness) dan mengatasi ancaman (Threat).

4.1 Lahan Dan Lokasi

Lokasi proyek pembangunan/pengembangan RSU Sayang Bunda terletak di

Jl.Hertasning Raya No 52 Kelurahan Tidung Kecamatan Rappocini Kota Makassar.

Kondisi lingkungan objek pada saat dilakukan survey adalah daerah aman dan

cukup ramai karena sepanjang jalan ini banyak ditemukan perumahan dan perdagangan.

Baik jalan maupun fasilitas penerangan memiliki kondisi yang baik dan cukup

terpelihara.

75 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


Dalam analisis lokasi yang menjadi pertimbangan adalah faktor kelayakan

pengembangan RSU Sayang Bunda berupa aspek penggunaan lahan, infrastruktur dan

aksebilitas disekitar rumah sakit. Dimana ketersediaan lokasi merupakan sumber daya

utama dalam memposisikan rumah sakit.

4.1.1 Aksesibilitas Dan Transportasi

Lokasi RSU Sayang Bunda ini mempunyai aksesibilitas yang cukup tinggi (mudah

dijangkau). Objek ini terletak di lokasi yang strategis, pada kelas jalan arteri sekunder

dengan 2 jalur. Jalan tersebut dibuat dengan konstruksi lapisan aspal.

4.1.2 Harga Tanah

Mengingat daerah ini merupakan daerah yang sangat berkembang, maka harga

jual tanah daerah sepanjang JLHertasning ini cenderung dari tahun ke tahun mengalami

peningkatan. Berdasarkan hasil Survey serta Nilai Jual Riil, maka harga jual tanah di

kawasan ini sebesar Rp35.000.000 per m2 Oleh karena itu maka pengembangan

propertinya harus disesuaikan dengan nilai lahannya agar diperoleh pengembalian

investasi yang optimal.

Maka secara teknis (intensitas dan kepadatan bangunan) rencana

pengembangan RSU Sayang Bunda tersebut telah sesuai (tidak melanggar

batas/ketentuan) dengan regulasi Dinas Tata Kota Makassar.

4.1.3 Klasifikasi Kelas Rumah Sakit

Kelayakan klasifikasi kelas rumah sakit akan di tinjau dari kecenderungan data

penyakit atau jenis penyakit yang diberikan sehingga dapat diperoleh gambaran,

klasifikasi kelas rumah sakit, sesuai dengan jenis serta kesiapan SDM yang dimiliki RSU

Sayang Bunda yang semua bidang jenis penyakit dari jenis layanan yang diberikan,

76 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


sumber daya manusia, teknologi dan jenis penyakit yang dilayani. Sehingga klasifikasi

kelas rumah sakit lebih mudah di tentukan.

Dari hasil analisis situasi yang telah dibahas sebelumnya, maka baik dari aspek

internal dan aspek eksternal diketahui proyeksi penduduk potensi untuk dapat

digarap/dilayani.

Kebutuhan sumber daya kesehatan di Rumah Sakit Umum masih memerlukan

penambahan tenaga untuk menyesuaikan standar kelas yang direncanakan berdasarkan

jumlah dan jenis tenaga.

A. Kapasitas Tempat Tidur

Sesuai dengan peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia

No.340/MENKES/PER/III/2010 Tentang klasifikasi Rumah Sakit, jumlah tempat tidur

Rumah Sakit Umum kelas C harus menyediakan ≥ 100 buah tempat tidur.

B. Jenis Layanan

Jenis layanan yang diberikan kepada masyarakat disesuaikan dengan jenis Rumah

Sakit Umum Sayang Bunda sebagai rumah sakit umum yaitu Rumah Sakit Umum

dengan klasifikasi C.

Pelayanan gawat darurat harus memberikan pelayanan gawat darurat 24

(dua puluh empat) jam dan 7 (tujuh) hari sehingga dengan melakukan pemeriksaan

awal kasus-kasus gawat darurat. Pelayanan spesialis penunjang medik yaitu

laboratorium dan radiologi.

RSU Sayang Bunda dalam memberikan pelayanan menyesuaikan dengan

standar yang ada sehingga dari data yang ada masih memerlukan tambahan tenaga

untuk melengkapi pelayanan, baik pelayanan medik umum, pelayanan medik

spesialis dan pelayanan penunjang.

77 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


Tabel 4.1
Analisis Kelayakan Pelayanan RSU Sayang Bunda

Standar
No Jenis Pelayanan RSU Sayang Bunda
Kelas C
1 Pelayanan Medik Umum + +
Pelayanan Gawat Darurat + +
2
Pelayanan Medik Dasar + +
3 Pelayanan spesialis penunjang + +
medik
4 Keperawatan dan kebidanan + +
5 Pelayanan penunjang klinik + +
6 Pelayanan penunjang non klinik + +

Dari analisis tersebut diatas terlihat bahwa RSU Sayang Bunda mempunyai

kemampuan atau layak dalam kesiapan layanan.

4.2 Analisa Swot

Analisa SWOT adalah metode perencanaan strategis yang dilakukan untuk

mengevaluasi kekuatan (Strenghts), Kelemahan (Weaknesses), Peluang (Opportunities)

dan Ancaman (Threats) dalam suatu proyek. Keempat faktor itulah yang membentuk

akronim SWOT. Proses ini melibatkan penentuan tujuan spesifikasi dari spekulasi bisnis

atau proyek dan identifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan tidak

dalam mencapai tujuan tersebut.

Analisa SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai

hal yang mempengaruhi ke empat faktornya. Kemudian menerapkannya dalam gambar

matriks SWOT dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan mampu mengambil

keuntungan dari peluang yang ada, bagaimana mengatasi kelemahan yang mencegah

78 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


keuntungan dari peluang yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan mampu

menghadapi ancaman yang ada dan terakhir adalah bagaimana mengatasi kelemahan

yang mampu membuat ancaman menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman

baru. Teknik ini dibuat oleh Albert Humphrey.

Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats) merupakan

suatu kegiatan menganalisa kelebihan dan kekurangan yang apabila proyek

pembanguanan RSU Sayang Bunda ini jadi dilaksanakan. Hal-hal kelebihan ataupun

kekurangan yang berpotensi datang dari internal disebut dengan Strength dan

Weakness. Sedangkan yang berpotensi dari lingkungan atau Eksternal biasa disebut

dengan Opportunities, dan Threats. Berdasarkan analisa terhadap lingkungan, maka

dapat dilakukan analisa SWOT untuk menilai faktor-faktor yang memiliki pengaruh

terhadap pengembangan RSU Sayang Bunda. Faktor yang menjadi keunggulan harus

dapat dioptimalkan, sedangkan faktor yang menjadi kelemahan tampak harus dapat

dieliminasi sehingga tidak memberikan pengaruh buruk. Hasil analisis SWOT akan

diuraikan dalam tabel berikut :

Tabel 4.2
Analisis SWOT

Strengths Weakness
1 Dokter dan tenaga ahli medis yang 1 Lahan terbatas untuk
memadai pengembangan
2 Tersedianya anggaran pengembangan 2 Kinerja yang belum optimal
3 Fasilitas dan pelayanan spesialis 3 Pemanfaatan teknologi belum
lengkap optimal
4 Kemudahan akses dari jalan utama 4 Pelayanan penunjang masih belum
lengkap

Opportunity Threats
1 Terdapat di daerah pemukiman padat 1
2 Pangsa pasar luas 2 Tarif perawatan RS sejenis lain
79 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda
relative lebih murah
3 Kemampuan masyarakat sekitar 3 Masih banyak warga yang pergi ke
menengah ke atas klinik
4 Adanya pertumbuhan jumlah 4 Tuntutan mutu pelayanan
penduduk
5 Status rumah sakit sebagai Rumah 5 Inflasi akan mempengaruhi
Sakit Umum pengeluaran Rumah Sakit Umum
6 Satu-satunya rumah sakit umum
dikelurahan gunung sari

4.2.1 Keputusan Strategi

Dari analisis SWOT yang telah dibuat sebelumnya, dirancang sejumlah strategi atas

masing-masing poinnnya, seperti sebagaimana berikut:

Tabel 4.3
Strategi SWOT

S-O Strategies W-O Strategies


1 Melakukan tindakan promosi terkait 1 Melengkapi unit pelayanan
dengan tingkat pelayanan kepada penunjang
seluruh warga Makassar.
2 Menjalin kerjasama dengan pelayanan 2 Meningkatkan promosi pelayanan
kesehatan lainnya dan asuransi di RSUSayang Bunda kepada
masyarakat
3 Meningkatkan pelayanan dengan 3 Penyesuaian tarif pelayanan bagi
fasilitas yang telah tersedia masyarakat
4 Meningkatkan mutu pelayanan secara 4 Meningkatkan kinerja para
berkesinambungan karyawan
5 Melakukan proses audit terhadap
pengelolaan manajemen rumah sakit
secara rutin
S-T Strategies W-T Strategies
1 Melakukan kerjasama dengan 1 Menambah fasilitas RSU Sayang
perusahaan rekanan atau asuransi Bunda
2 Memberikan pelayanan sesuai dengan 2 Diadakan sistem motivasi, reward

80 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


fasilitas yang ada dan punishment yang jelas untuk
setiap pegawai
3 Melakukan promosi kepada warga 3 Melakukan efisiensi dalam
tentang RSU Sayang Bunda di tempat pelayanan
yang mudah terlihat
4 Mengadakan training secara rutin untuk 4 Peningkatan mutu pelayanan
tenaga medis untuk meng-update
pengetahuan
5 Melakukan efisiensi biaya pengeluaran 5 Melakukan pelatihan
berkesinambungan
6 Meningkatkan layanan bermutu baik 6 Menyiapkan sistem Informasi
perawatan, mutu dokter, menggunakan manajemen RS
sistem manajemen mutu kearah
perbaikan mutu

Berdasarkan anilisis SWOT yang telah dilakukan sebelumnya, strategi yang bias

digunakan adalah strategi Strength-Opportunity, yaitu:

1. Melakukan tindakan promosi terkait dengan tingkat pelayanan kepada seluruh

warga Makassar.

2. Menjalin kerjasama dengan pelayanan kesehatan lainnya dan asuransi

3. Meningkatkan pelayanan dengan fasilitas yang telah tersedia

4. Meningkatkan mutu pelayanan secara berkesinambungan

5. Melakukan proses audit terhadap pengelolaan manajemen rumah sakit secara

rutin

Berdasarkan analisa aspek pasar dan pemasaran yang telah dilakukan, ditinjau dari

proyeksi permintaan dan penawaran, analisis peluang, persaingan, produk, harga,

distribusi, promosi dan analisa SWOT, maka dapat disimpulkan bahwa rencana

pengembangan RSU Sayang Bunda ini layak.

81 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


BAB V
ANALISA KEBUTUHAN (RENCANA PENGEMBANGAN)

Dalam studi kelayakan, kajian kebutuhan pada dasarnya untuk mengestimasi berupa besar

kebutuhan antara lain kebutuhan lahan, ruang, peralatan, dan sumber daya manusia serta

organisasi dan uraian tugas. Kajian tersebut untuk rencana pengembangan RSU Sayang

82 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


Bunda kedepan. Dengan harapan rumah sakit mempunyai kemampuan, sarana prasarana

dan sumber daya manusia dalam pelayanan dengan mutu yang cukup memadai. Untuk itu

Rumah Sakit Umum Sayang Bunda harus mengembangkan bangunan, sarana dan prasarana

yang mempunyai fungsi dalam pelayanan.

A. Unit Gawat Darurat

Diperlukan peralatan medik yang lebih baik, serta peralatan non medis

B. Unit Rawat Jalan

Dibutuhkan ruang poli sesuai dengan jumlah poli yang dapat disiapkan dengan

peralatan medis dan non medis yang memadai

C. Unit Rawat Inap

Unit rawat inap membutuhkan ruang peraawatan yang cukup dan dilengkapi dengan

sarana prasarana baik medis maupun non medis

D. Unit Penunjang Klinis

Kegiatan pelayanan penunjang klinis, membutuhkan sarana prasarana untuk

kegiatan pelayanan masing-masing unit, Hight Care Unit, Gizi, Sterilisasi, Rekam

Medis, Laboratorium, radiologi,Bank Darah d Serta Farmasi.

E. Unit Penunjang Non Klinis

Kebutuhan dan sarana dan prasarana, serta sumber daya manusia di tingkatkan

untuk dapat memberikan pelayanan di Unit Laundry / Linen, Pemeliharaaan

Inventaris, Pengelolaan Limbah, Sistem Informasi dan Komunikasi, Pengelolaan Air

dan Gas Medik.

Untuk itu berikut penjelasan yang lebih rinci dari analisis kebutuhan dalam

rangka pengembangan RSU Sayang Bunda dimasa yang akan datang.

5.1 Kebutuhan Lahan

83 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


Dalam pengembangan rumah sakit umum masih membutuhkan penambahan

lahan, rencana pengembangan akan dibangun keatas/vertikal untuk memenuhi ruang

pelayanan, dengan tetap mempertimbangkan kenyamanan, aksesibilitas, kondisi

lahan, ketersediaan utilitas. Perencanaan harus tetap mengikuti rencana tata

bangunan seperti koefisien dasar bangunan, koefisien lantai bangunan dan garis

sempadan.

Perhitungan luas lahan dan dengan kebutuhan lahan sehingga

memperhitungkan bangunan vertikal disesuaikan dengan jumlah tempat tidur yang

disiapkan. Intensitas antar bangunan gedung rumah sakit harus memperhitungkan

jarak antara massa bangunan rumah sakit dengan mempertimbangkan hal-hal

sebagai berikut :

a. Keselamatan terhadap bahaya kebakaran

b. Keselamatan termasuk sirkulasi udara dan pencahayaan

c. Kenyamanan

d. Keselarasan dan keseimbangan dengan lingkungan

Dalam pengaturan pemanfaatan lahan perlu memperlihatkan pengkategorian

pembagian area atau zonasi rumah sakit. Pembagian zonasi berdasrkan tingkat risiko

akan terjadinya penularan penyakit, berdasarkan privasi dan berdasarkan pelayanan.

1. Zonasi berdasarkan risiko terjadinyapenularan penyakit terdiri dari :

a) Area dengan risiko rendah, yaitu ruang kesekretariatan dan administrasi,

ruang komputer, ruang pertemuan, ruang arsip/rekam medis

b) Area dengan risiko sedang, yaitu ruang rawat inap non penyakit menular,

rawat jalan

84 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


c) Area dengan risiko tinggi, yaitu ruang klinik rawat jalan, laboratorium, dan

radiologi

d) Area dengan risiko sangat tinggi, yaitu ruang bedah dan UGD

2. Zonasi berdasarkan privasi kegiatan terdiri dari :

a) Area publik yaitu area yang mempunyai akses langsung dengan lingkungan

luar rumah sakit, misalnya poliklinik, UGD, apotek

b) Area semi publik, yaitu area yang menerima tidak berhubungan langsung

dengan lingkungan luar rumah sakit, umunya merupakan area yang

menerima beban kerja dari area publik, misalnya laboratorium, radiologi,

c) Area privat, yaitu area yang dibatasi bagi pengunjung rumah sakit, umumnya

area tertutup, misalnya ruang bedah dan ruang rawat inap.

3. Zonasi berdasarkan pelayanan terdiri dari :

a) Zona pelayanan medik dan perawatan yang terdiri dari : instalasi rawat jalan,

instalasi gawat darurat, instalasi rawat inap, instalasi bedah, instalasi

rehabilitasi medik.

b) Zona penunjang dan operasional yang terdiri dari instalasi farmasi, radiologi,

laboratorium,Bank Darah, Instalasi pusat sterilisasi, dapur, laundry, instalasi

sanitasi, instalasi pemeliharaan sarana.

c) Zona penunjang umum dan admnistrasi yang terdiri dari : bagian

kesekretariatan dan bagian akuntansi, bagian rekam medik, bagian

logistik/gudang, bagian perencanaan dan pengembangan satuan pemeriksa

internal, bagian pengadaan, bagian informasi dan teknologi.

5.2. Kebutuhan Ruang

85 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


Rencana pemanfaatan lahan adalah Rumah Sakit Umum Sayang Bunda Luas lahan ini

cukup ideal untuk rumah sakit umum.

Lokasi memiliki lahan yang persegi panjang dengan kontur yang sejajar dan terletak

pada daerah strategis yang dapat mengembangkan proyek ini. Selain itu, bila dilihat traffic

analisis daerah sepanjang Jl. Hertasning selalu padat akan aktivitas masyarakat sehingga

mampu meningkatkan potensi pasar dan ekonomi yang dimiliki lokasi tersebut.

5.2.1 Tata Ruang

Secara garis besar ada dua fungsi ruang yang digunakan dalam RSU Sayang Bunda ini.

Yang utama adalah ruang yang berkaitan dengan pelayanan poliklinik yang sangat

menunjang. Selain itu, rumah sakit umum ini juga menyediakan fasilitas rawat inap

untuk pasien dengan tingkat pelayanan kesehatan yang tinggi. Untuk lengkapnya,

seluruh fasilitas yang tersedia di RSU Sayang Bunda dapat dilihat pada analisa

kelayakan.

Meningkatnya intensitas persaingan pada industri rumah sakit, khususnya

Rumah Sakit Umum Sayang Bunda berupaya melakukan inovasi terbaru untuk

memberikan layanan terbaik kepada seluruh pasien. Dengan penataan ruang disertai

teknologi yang dikembangkan oleh RSU Sayang Bunda maka diharapkan mutu rumah

sakit umum dimata masyarakat lebih memudahkan dalam pelayanan kesehatan.

Untuk menghitung kebutuhan luas lantai dapat digunakan untuk rumah sakit umum

(non pendidikan), yaitu 80 m2 sampai 100 m2 setiap tempat tidur.

Tabel 5.1
Kebutuhan Ruang Minimal

Luas (m2) Per- Luas (m2) 50


No Daerah
Tempat Tidur Tempat Tidur

86 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


1 Administrasi 3-3,5 150
2 Unit gawat darurat 1-1,5 50
3 Poliklinik 1-1,5 50
4 Laboratorium 2,5-3 125
5 Radiologi 3-4 150
6 Dapur 2,5-3 125
7 Ruang Pertemuan 0,5-1 25
8 Laundry 1-1,5 50
9 Rekam Medis 0,5-0,8 25
10 Farmasi 0,4-0,6 20
11 Unit Rawat Inap 25-35 12,50
Sumber : Pedoman teknis sarana dan prasarana rumah sakit umum

Kelas C Departemen kesehatan, Tahun 2007

Luas ruangan yang dibutuhkan tergantung berapa jumlah tempat tidur yang

direncanakan, misalnya direncanakan tempat tidur sejumlah 50-100 TT, maka

kebutuhan ruang untuk administrasi adalah (50 - 100) x 3 m 2 = 150 m2 – 300 m2,

demikian pula untuk ruangan lainnya.

87 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


5.2.2 Desain Ruangan

Konsep desain ruangan yang direncanakan RSU Sayang Bunda adalah rumah sakit yang

memberikan kehangatan dan kenyamanan sehingga pasien ataupun keluarganya tidak

merasa seperti di rumah sakit. Dengan target kenyamanan, maka desain ruangannya

dibuat ceria sesuai dengan peruntukkan nya, misalnya di Rawat Inap dibuat interior

yang nyaman dan asri.

5.2.3 Pelayanan Rawat Inap

Fasilitas pada pelayanan rawat inap disesuaikan dengan kelasnya. Adapun fasilitas

yang digunakan adalah fasilitas dengan kualitas baik agar pasien nyaman dan betah di

rumah sakit.

5.2.4 Pelayanan Rawat Jalan dan Penunjang

Desain pada pelayanan medis, direncanakan dengan mempertimbangkan

kenyamanan dari pasien dan keluarganya. Pemilihan warna penutup dinding yang

terang membuat ruangan terlihat lebih luas dan lebih bersih. Pada ruang operasi,

penutup lantai merupakan lapisan vinyl yang lebih steril dibandingkan dengan

keramik biasa, sedangkan plafonnya merupakan plafon gypsum waterproof untuk

menghindari kebocoran dari atas. Cat yang digunakan pada sebagian besar daerah

rumah sakit adalah cat anti bakteri (terutama daerah steril seperti ruang operasi).

5.3 Peralatan Medis Dan Non Medis

Secara umum peralatan yang ada di RSU Sayang Bunda masih belum memadai

oleh karena yang ada saat ini masih kurang dari segi kuantitas dan kualitas.

Penyediaan alat setidaknya dapat dilakukan secara bertahap, sesuai dengan

prioritas pengembangan dalam rencana pentahapan pembangunan rumah sakit. Oleh

88 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


karena peralatan medis dan non medis merupakan salah satu unsur utama dalam

pengembangan rumah sakit.

Pengadaan dan pemeliharaaan peralatan maupun barang perlengkapan lain

bukanlah suatu kegiatan yang berdiri sendiri, akan tetapi merupakan kegiatan yang tak

terpindahkan dengan kegiatan-kegiatan antara lain seperti: perencanaan, penentuan

kebutuhan, penganggaran, penyimpanan, penyaluran, penggunaan, perawatan,

perbaikan, penghapusan, penjualan dan inventarisasi. Prosedur mengenai hal-hal

tersebut di tetapkan sebagai ketentuan dan / atau prosedur pelaksanaan.

Semua peralatan medis diupayakan dapat berfungsi dengan baik disertai dengan

program kalibrasi dan pemeliharaan masing-masing alat. Pemeliharaan peralatan

dilakukan setiap selesai digunakan dan dapat dilakukan pemeliharaan rutin dalam

jangka waktu tertentu. Kemudian dilakukan program peremajaan peralatan secara

berencana.

5.4 Sumber Daya Manusia (SDM)

Salah satu faktor kebutuhan pelayanan di rumah sakit adalah tersedianya sumber

daya manusia yang handal. Sumber daya manusia merupakan modal bagi gerak roda

kegiatan pelayanan dengan komposisi dan jumlah yang sesuai dengan standar.

Kebutuhan sumber daya manusia sesuai dengan PERMENKES

No.340/MENKES/PER/III/2010 tentang klasifikasi rumah sakit untuk rumah sakit Umum

tipe C adalah acuan jumlah dan jenis tenaga kesehatan yang ada di RSU Sayang Bunda.

89 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


5.5 Organisasi Dan Uraian Tugas

5.5.1 Struktur Organisasi

Dalam menjalankan operasionalnya, RSU Sayang Bunda ini membutuhkan tenaga

kerja agar dapat beroperasi dengan baik. Didalamnya, terdapat pihak-pihak yang

terkait dan mendukung pelaksanaan proyek agar tercapai sasaran dari proyek

tersebut.

5.5.2 Job Analysis dan Job Description

Peran dan tanggung jawab masing-masing personil digambarkan sebagai berikut

1. Dewan Pengawas dan Pembina

a. Mengajukan pertimbangan dan saran kepada Ketua Yayasan khususnya

mengenai hal-hal yang berhubungan bidang tugasnya

b. Menetapkan pola pelaksana fungsi-fungsi RSU Sayang Bunda sesuai

kebijaksanaan Ketua Yayasan

c. Menetapkan rencana dan program kerja RSU Sayang Bunda

d. Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan programnya guna menjamin

pencapaian sasaran programnya secara berhasil guna dan berdaya guna

e. Mengadakan koordinasi dan kerjasama dengan instansi di dalam dan di luar

dalam hal-hal yang menyangkut tugas kewajibannya

f. Menjamin terselenggaranya fungsi-fungsi RSU Sayang Bunda.

g. Membina aparatur RSU Sayang Bunda agar berdaya guna dan berhasil guna.

2. Direktur

a. Bertanggung jawab dalam penetapan kebijakan perencanaan, pelaksanaan,

evaluasi, dan pelaporan kegiatan pelayanan dan pengembangan rumah sakit.

b. Pengarahan tugas-tugas seluruh karyawan

90 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


c. Pengkoordinasian pelaksanaan program dan kegiatan rumah sakit

d. Perumusan bersama karyawan tentang visi misi strategi rumah sakit

e. Pelaksanaan pemantauan, pengendalian, dan pengawasan pelaksanaan

kegiatan rumah sakit.

f. Pelaksanaan pembinaan teknis, personal, dan profesi.

g. Penetapan program pengendalian standar mutu pelayanan.

h. Penetapan pengelolaan pendidikan dan penelitian rumah sakit

3. Satuan Pemeriksa Internal

a. Bertanggung jawab dalam melakukan pemeriksaan terhadap setiap

unsur/kegiatan di lingkungan rumah sakit yang meliputi pemngelolaan

administrasi umum dan kepegawaian.

b. Melakukan pengujian serta penilaian atas hasil laporan berkala atau sewaktu-

waktu dari setiap unit/kegiatan rumah sakit atas petunjuk direktur.

c. Melakukan penelusuran mengenai kebenaran laporan atau informasi tentang

hambatan, penyimpangan, dan penyalahgunaan wewenang yang terjadi.

d. Memberikan saran dan alternative pemecahan kepada direktur.

e. Melakukan pemantauan tindak lanjut dan hasil temuan.

4. Administrasi

a. Menuangkan kebijaksanaan dan pengarahan Direktur dalam bentuk petunjuk,

surat edaran, surat perintah dan lain-lain.

b. Memadukan dan menyusun serta menyiapkan program anggaran RSU Sayang

Bunda.

c. Melaksanakan fungsi kesekretariatan RSU Sayang Bunda yang meliputi

korespondensi, penggandaan, publikasi, kearsipan, dan pos.

91 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


d. Melaksanakan kegiatan administrasi mengenai urusan personel, material

perbekalan non medis, pemeliharaan, pencatatan pelaporan baik medis

maupun non medis.

e. Melaksanakan keprotokolan, penyiapan rapat-rapat dan wisma.

f. Melaksanakan urusan dalam rumah tangga RSU Sayang Bunda.

g. Mengajukan saran dan pertimbangan kepada Direktur mengenai hal-hal yang

menyangkut bidang tugasnya.

5. Instalasi Pemeliharaan Rumah Sakit (IPRS)

a. Kepala IPRS

 Bertanggung jawab langsung kepada kepala rumah sakit.

 Melaksanakan atau menyelenggarakan kegiatan pemeliharaan dan

perbaikan prasarana dan sarana rumah sakit.

 Mengadakan perencanaan dan penelitian penggantian sarana dan

prasarana rumah sakit.

 Dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh kepala bagian mekanik,

kepala bagian listrik, kepala bagian sipil, dan kepala bagian

administrasi.

 Koordinasi dengan instalasi atau bagian terkait.

b. Kepala Bagian Mekanik

 Bertanggung jawab kepada kepala IPRS.

 Melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan saluran air dan

hidran.

 Mengadakan pengecekan ke masing-masing bagian tentang

kelancaran pengopersiannya.

92 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


 Mengajukan biaya-biaya perbaikan dan penambahan instalasi air

kepada kepala IPRS dan selanjutnya melaksanakan perbaikan-

perbaikan dan pemasangannya.

 Mencatat kebutuhan pemakaian air rumah sakit.

 Dalam pelaksanaannya dibantuoleh beberapa anggota yaitu urusan

HLS, urusan air, dan urusan hydran.

c. Kepala Bagian Listrik

 Bertanggung jawab kepada kepala IPRS

 Melaksanakan pemeliharaan dan perbaikan instalasi listrik di rumah

sakit

 Merencanakan kebutuhan perbaikan instalasi listrik kepada kepala

IPRS

 Mengadakan pengecekan ke masing-masing bagian untuk

mendapatkan informasi kerusakan

 Mencatat kebutuhan pemakaian listrik rumah sakit

 Mengawasi penggunaan listrik berlebihan

d. Kepala Bagian Sipil

 Bertanggung jawab kepada kepala IPRS

 Bertugas melaksanakan K3 dilingkungan rumah sakit

 Mengadakan perbaikan perlengkapan mebel yang ada di rumah sakit

 Mengawasi bekerjanya cleaning service

 Mengajukan biaya pembayaran kepada kepala IPRS

93 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


 Dalam melaksanakan tugasnya dibantu urusan kayu, sanitasi, dan

urusan pekerja lapangan.

6. Keuangan

a. Melaksanakan penatabukuan keuangan dari anggaran rutin, anggaran DPK,

RBK, anggaran pebaikan dan pengembangan, gaji karyawan. Pengelolaan

keuangan RSU Sayang Bunda secara keseluruhan dan harus tertib.

b. Menyiapkan konsep untuk pembiayaan pelatihan

c. Menyiapkan PJK anggaran RSU Sayang Bunda

d. Menyusun laporan penggunaan anggaran RSU Sayang Bunda

7. Komite Medis

a. Bertanggung jawab memberikan saran kepada direktur rumah sakit

b. Mengkoordinasikan dan mengarahkan kegiatan pelayanan medis

c. Menangani hal-hal yang berkaitan dengan etika kedokteran

d. Menyusun kebijakan pelayanan medis sebagai standar yang harus

dilaksanakan oleh semua kelompok staf medis rumah sakit

8. Komite Hukum dan Etik

a. Bertanggung jawab membantu pemilik rumah sakit menerapkan kode etik

rumah sakit

b. Melakukan pembinaan insan perumahsakitan secara komprehensif dan

berkesinambungan agar setiap orang menghayati dan mengamalkannya.

c. Memberikan nasehat, saran, dan pertimbangan setiap kebijakan atau

keputusan yang dibuat pimpinan untuk pemilik rumah sakit

d. Membuat pedoman dan menangani masalah etik yang muncul dalam rumah

sakit

94 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


e. Memberikan nasehat dan membantu menyelesaikan perselisihan yang terjadi

di lingkungan rumah sakit

9. Komite Keperawatan

a. Menyusun daftar rincian Kewenangan Klinis dan Buku Putih

b. Melakukan verifikasi persyaratan Kredensial

c. Merekomendasikan Kewenangan Klinis tenaga keperawatan

d. Merekomendasikan pemulihan Kewenangan Klinis

e. Melakukan Kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang ditetapkan

f. Melaporkan seluruh proses Kredensial kepada Ketua Komite Keperawatan

untuk diteruskan kepada kepala/direktur Rumah Sakit

g. Menyusun data dasar profil tenaga keperawatan sesuai area praktik

h. Merekomendasikan perencanaan pengembangan professional berkelanjutan

tenaga keperawatan

i. Melakukan audit keperawatan

j. Memfasilitasi proses pendampingan sesuai kebutuhan

k. Melakukan sosialisasi kode etik dan disiplin profesi tenaga keperawatan

l. Melakukan pembinaan etik dan disiplin dalam masalah etik dan kehidupan

profesi pelayanan asuhan keperawatan dan kebidanan

m. Merekomendasikan pencabutan kewenangan klinis

n. Memberikan pertimbangan dalam megambil keputusan etis dalam asuhan

keperawatan.

95 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


BAB VI
ANALISIS KEUANGAN

Dalam bab ini RSU Sayang Bunda akan memberikan gambaran tentang penggunaan

sumber anggaran yang dimiliki, sehingga dapat diketahui tingkat pengembalian biaya yang

diinvestasikan dan untuk mengetahui seberapa besar pendapatan yang diperoleh dan biaya

yang dikeluarkan untuk membiayai operasional RSU Sayang Bunda dengan memberi

gambaran akan proyeksi pendapatan dan biaya dari struktur laba rugi dan struktur aliran kas

masuk dan keluar dari proyeksi cash flow.

Dengan demikian maka pihak pemilik atau investor dapat melihat tingkat keuntungan

yang mungkin akan diperoleh RSU Sayang Bunda. Adapun asumsi keuangan yang digunakan

dalam penyusunan studi kelayakan (feasibility study) RSU Sayang Bunda adalah sebagai

berikut :

1. Kenaikan penerimaan per tahun sebesar 15%

2. Kenaikan biaya per tahun 5% sampai 10%

3. Sistem pencatatan keuangan dan akuntansi menggunakan metode accrual basis

4. Metode penyusutan menggunakan saldo menurun dimana bangunan 5%, peralatan RS

dan peralatan kantor 25% dan kendaraan serta umur ekonomis peralatan 10 tahun dan

bangunan selama 20 tahun.

5. Lokasi RSU Sayang Bunda sangat strategis karena berada di tengah Kota Makassar yaitu

di Jl. Hertasning No 52 Kelurahan Tidung Kecamatan Rappocini Kota Makassar..

6. Luas Tanah 1500 m2 yang nilainya sebesar Rp. 36.000.000.000,-

7. Luas Bangunan 2000 m2 yang nilainya sebesar Rp. 10.860.400.000,-

8. Investasi untuk peralatan rumah sakit sebesar Rp. 3.005.000.000,-

9. Investasi untuk peralatan kantor sebesar Rp. 100.000.000,-

96 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


10. Modal Usaha atau operasional RSU Sayang Bunda menggunakan modal sendiri dan

tidak menggunakan modal dari pihak perbankan (hipotek).

Dari kesepuluh asumsi tersebut di atas digunakan sebagai dasar dalam penyusunan

rencana investasi, proyeksi pendapatan dan biaya (laba rugi), dan proyeksi cash flow serta

indikator yang digunakan dalam menganalisis aspek keuangan.

Dalam menyusun analisa keuangan ini menggunakan analisa ;

1. Proyeksi Laba Rugi (proyeksi pendapatan dan biaya)

2. Proyeksi Cashflow

3. Break Even Point

4. IRR (Internal Rate Of Return)

5. Net Presen Value

6.1 Proyeksi Pendapatan dan Biaya

Berdasarkan proyeksi pendapatan dan biaya dalam struktur laba rugi maka

data RSU Sayang Bunda menggambarkan proyeksi pendapatan di tahun 2018

sebesar Rp. 2.482.826.800,- dengan rata-rata pasien yang terlayani sebanyak 40

orang pasien per bulan.

Dalam proyeksi pendapatan pada tahun pertama sampai tahun kedua terjadi

kenaikan sampai dengan 17%. Hal ini sangat dipengaruhi oleh minat dan

kemampuan serta kesadaran masyarakat untuk memelihara kesehatan di RSU

Sayang Bunda demi dipengaruhi oleh fasilitas yang dimiliki oleh RSU Sayang Bunda

dan diikuti oleh pelayanan yang ramah dari segenap dokter, perawat dan seluruh

pegawai dan kepada pasien.

Dalam komponen biaya menggambarkan bahwa harga pokok pemakaian

obat dan biaya administrasi umum terjadi kenaikan di tahun pertama sampai tahun

97 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


kedua sebesar 5% hal ini disebabkan terjadinya inflasi sebesar 4,4%, juga dipengaruhi

oleh beberapa variable temasuk kenaikan harga bahan bakar minyak sehingga

mempengaruhi semua komponen biaya.

Dalam komponen biaya administrasi dan umum terdapat biaya pengeluaran

rutin setahun sebesar Rp. 409.599.800,- pada tahun pertama yang didalamnya

merupakan biaya operasional Yankes, biaya dukungan personel, biaya investasi dan

peningkatan kemampuan SDM, biaya pajak, biaya pemeliharaan Rp.25.436.000,-,

biaya perlengkapan Rumah Sakit sebesar Rp. 63.795.000,-, biaya perlengakapan

kantor Rp. 24.763.000,-.

Selain itu dalam biaya administrasi dan umum terdapat juga biaya

penyusutan alat-alat medis peralatan rumah sakit Rp. 25.250.000,-, biaya penyusutan

peralatan kantor Rp. 5.000.000,- biaya penyusutan gedung Rp. 275.000.000,-, biaya

penyusutan kendaraan Rp. 54.200.000,- dan biaya lain-lain sebesar Rp. 16.644.000,-

yang terjadi di tahun pertama.

6.2 Proyeksi Cash Flow

Dalam proyeksi cash flow RSU Sayang Bunda menggambarkan tentang

komponen penerimaan arus kas masuk yaitu pendapatan sebesar Rp. 2.482.826.800,-

ditahun pertama. Dari tahun pertama hingga tahun kedua terdapat kenaikan

pendapatan sebesar 17%.

Dalam proyeksi arus kas pengeluaran di tahun pertama harga pokok pembelian

BHP dan obat sebesar Rp. 1.745.000.000,- akan naik ditahun kedua sebesar 5% dan

tahun kelima naik sebesar 10% juga hal ini sangat dipengaruhi oleh kenaikan harga

bahan baku obat oleh industri farmasi. Biaya administrasi umum di tahun pertama

sebesar Rp. 2.620.487.100,- dan terjadi kenaikan di setiap tahun sebesar 5%.

98 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


6.3 Analisis Keuangan

1. Break Event Point (BEP) adalah titik impas di mana keadaan jumlah pendapatan

dan biaya sama atau seimbang tidak terdapat keuntungan ataupun kerugian.

BEP ini digunakan untuk menganalisis proyeksi sejauh mana banyaknya jumlah

unit yang diproduksi atau seberapa besar pendapatan yang harus diterima untuk

mendapatkan titik impas atau kembali modal dengan formula sbb:

Tabel 23

BEP Per Pasien = BiayaTetap / (Harga per pasien – Biaya variabel per

pasien)

BEP Rupiah = BiayaTetap / (Konstribusi Margin :Harga per pasien)

Konstribusi Margin = Harga Jual Per pasien – Biaya Variabel per pasien

No Description Nilai
A BiayaTetap per bulan :
Pengeluaran Rutin 14.014.167,-
Listrik, PDAM, SMP 8.968.167,-
Gaji, Bonus, THR 40.046.667,-
Biaya Pemeliharaan 1.119.667,-
Biaya Perlengkapan RS 1.516.250,-
Biaya Perlengkapan Kantor 800.583,-
Biaya Lain-lain 1.387.000,-
Biaya Penyust. Alat Medis 8.937.500,-
Biaya Penyust. Peralatan
Kantor 416.666,-

Biaya Penyusutan gedung 9.916.666,-


Biaya Penyusutan Kendaraan 1.516.667,-
Jumlah 88.702.999,-
B. Biaya variabel per bulan :
Pembelian obat 522.917,-
Jasa Dokter 464.064,-
Jumlah by. Variabel/pasien 986.981,-

99 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


C. Harga Jual Ke Pasien 1.987.636,-
D. Kontribusi Margin 1.000.655,-

BEP Pasien = 88.702.999 / (1.987.636 – 986.981) = 88orang (pasien)

Kontribusi Margin = (1.000.655 : .487.636) = 0,53

BEP Rupiah = 88.702.999 / 0,53= 167.364.149/sebulan

Atau setahunnya = 2.008.369.788,-

Hal ini menunjukkan bahwa RSU Sayang Bunda secara dalam beroperasi

pada kondisi BEP yaitu laba sama dengan nol, RSU Sayang Bunda harus dapat

melayani 88 orang pasien per bulannya dengan harga jual kepada pasien sebesar

1.987.636,- untuk dapat memperoleh pendapatan minimal 167.364.149,- per bulan

dan selama 1 (satu) tahun memperoleh pendapatan sebesar Rp. 2.008.369.788,-

Namun dengan melihat pencapaian pendapatan pada tahun pertama masih di atas

nilai BEP sebesar Rp. 2.482.826.800,- dan dapat melayani pasien per bulan

sebanyak 88 orang pasien sehingga berdasarkan analisa BEP RSU Sayang Bunda

sangat layak untuk beroperasi karena pendapatan diatas dari nilai BEP.

2. Internal Rate of Return (IRR) terlampir

Dalam perhitungan IRR diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 24

Tahun Cashflow DF 9% Present Value


1 1.533.906.900 0.917 1.406.592.627

100 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


2 2.128.706.400 0.842 3.207.401.210
3 3.698.423.585 0.842 5.640.072.659
Present Value 10.445.918.485
Investasi 253.400.000
Net Present Value 10.192.518.485

Tahun Cashflow DF 30% Present Value


1 1.533.906.900 0.769 1.340.462.279
2 2.128.706.400 0.592 2.255.084.936
3 3.698.423.585 0.455 3.047.782.731
Present Value 6.643.329.946
Investasi 253.400.000
Net Present Value 6.389.929.946

Diketahui

- Present Value 9% = 10. 192.518.485,-

- Present Value 30% = 6.643.929.946,-

- Selisih Present Value = 3.548.588.539,-

Sehingga diperoleh IRR sebesar 9,38 % per tahun sehingga investasi yang

dibiayai masih sangat layak untuk dijalankan.

3. Net Present Value

Net Present Value RSU Sayang Bunda diperoleh dengan perhitungan sebagai

berikut:

Tabel 25

Tahun Cashflow DF 9% Present Value


1 1.533.906.900 0.917 1.406.592.627
2 2.128.706.400 0.842 3.207.401.210
3 3.698.423.585 0.842 5.640.072.659
Present Value 10.445.918.485
Investasi 253.400.000
Net Present Value 10.192.518.485

101 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


Dari tabel di atas menunjukkan bahwa Net Present Value dengan discount factor

9% diperoleh Present Value 10.445.918.485,- dengan nilai investasi Rp.

253.400.000,- maka Net Present Value 10.192.518.485,- dan menunjukkan nilai

positif maka investasi RSU Sayang Bunda masih dapat membiayai investasi

sebesar Rp. 253.400.000,- dan Net Present Value dengan discount factor 30%

diperoleh Present Value 6.643.929.946,- nilai investasi Rp. 253.400.000,- maka

Net Present Value 6.389.929.946,- investasi juga masih menunjukkan nilai positif

dan masih dapat membiayai investasi sebesar Rp. 253.400.000,-

Dengan melihat hasil dari analisis keuangan di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa RSU Sayang Bunda sangat layak dalam melakukan investasinya.

BAB VII
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KELAYAKAN

7.1 KESIMPULAN

Berdasarkan uraian dan analisa studi kelayakan yang telah dijabarkan pada bab-bab

sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1. Dari segi hukum, RSU Sayang Bunda memiliki dasar hukum yang kuat dan telah

memenuhi seluruh prosedur perizinan pendirian dan penyelenggaraan rumah sakit.

2. Segi pasar, diketahui pasar yang begitu besar terhadap kebutuhan kesehatan secara

keseluruhan baru dikelola oleh sebagian kecil Rumah Sakit yang bergerak khusus RSU

umum tipe C. Sehingga peluang untuk RSU Sayang Bunda ini mampu menjalankan

usaha kesehatannya dengan baik masih begitu besar.

102 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


3. Segi perekonomian, dengan adanya RSU Sayang Bunda ini dapat membantu

meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan. Dan apabila tingkat

kesehatan meningkat, maka akan meningkatkan kesejahteraan, kemampuan serta

daya saing bangsa keseluruhan.

4. Segi lokasi, lokasi tempat RSU Sayang Bunda ini berdiri di daerah yang merupakan

lokasi yang sangat strategis.

5. Segi produk / jasa, RSU Sayang Bunda menyediakan fasilitas kesehatan yang optimal

dengan dukungan tekhnolgi yang terbaru.

6. Segi manajemen SDM, mempekerjakan tenaga medis yang ahli dibidangnya dengan

gaji yang ditawarkan telah sesuai dengan latar belakang, pengalaman dan budget

perusahaan.

7. Segi teknologi, RSU Sayang Bunda menggunakan alat-alat medis dengan teknologi

terkini yang menghasilkan perawatan kesehatan dengan kualitas terbaik.

8. Segi promosi dan service yang ditawarkan, RSU Sayang Bunda menawarkan

pelayanan kesehatan yang memuaskan dengan harga yang relatif terjangkau.

9. Segi penawaran, tingkat permintaan masih tinggi dibandingkan dengan penawaran

yang ada terutama di Kota Makassar.

10. Segi penilaian investasi, berdasrkan parameter penilaian investasi, RSU Sayang

Bunda memiliki tingkat pengembalian investasi yang cukup menguntungkan dan

relatif aman dari analisa sensitifitas.

7.2 REKOMENDASI

1. Berdasarkan analisa aspek pasar dan pemasaran yang telah dilakukan, ditinjau dari

sisi proyeksi permintaan dan penawaran, analisis peluang, persaingan, produk,

103 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


harga, distribusi, promosi, dan analisa SWOT, maka dapat disimpulkan bahwa

rencana pengembangan RSU Sayang Bunda layak.

2. Berdasarkan analisa dari aspek manajemen dan sumber daya manusia. Ditinjau dari

sisi analisis stakeholder, manajemen waktu, struktur organisasi perusahaan, job

analysis dan job description, dapat ditarik kesimpulan bahwa RSU Sayang Bunda ini

layak dan dapat diteruskan untuk dianalisa berdasarkan aspek hukum dan legalitas.

3. Berdasarkan pertimbangan pada aspek teknis dan teknologi diatas, ditinjau dari sisi

deskripsi produk, mesin, dan teknologi yang digunakan, lokasi, lay out RS serta

desain dari RS itu sendiri, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengembangan RSU

Sayang Bunda adalah layak dari aspek teknis dan teknologi.

4. Berdasarkan analisis pada aspek hukum dan legalitas, ditinjau dari sisi badan hukum

organisasi, AD/ART perusahaan, jenis perizinan maka RSU Sayang Bunda ini

dikatakan layak.

BAB VIII
PENUTUP

Feasibility study adalah untuk menentukan kelayakan suatu proyek dalam hal ini

untuk mengetahui tingkat kelayakan pengembangan RSU Sayang Bunda di Kota Makassar.

Dalam prosesnya terdapat beberapa aspek yang dinilai diantaranya aspek pasar dan

pemasaran, aspek teknis teknologis, aspek manajemen dan organisasi, aspek hukum dan

legalitas serta aspek ekonomi dan keuangan.

Dari analisa pada masing-masing aspek kemudian diketahui bahwa RSU Sayang

Bunda memenuhi syarat kelayakan.

8.1 Sumber Daya Manusia (SDM)

104 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda


Salah satu faktor kebutuhan pelayanan di rumah sakit adalah tersedianya sumber

daya manusia yang handal. Sumber daya manusia merupakan modal bagi gerak roda

kegiatan pelayanan dengan komposisi dan jumlah yang sesuai dengan standar.

Kebutuhan sumber daya manusia sesuai dengan PERMENKES

No.340/MENKES/PER/III/2010 tentang klasifikasi rumah sakit untuk Rumah Sakit Umum

tipe C.

105 Rumah Sakit Umum Sayang Bunda

Anda mungkin juga menyukai