Anda di halaman 1dari 32

STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT UNTUK PENINGKATAN STATUS RUMAH

SAKIT BERSALIN MENJADI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

Untuk memenuhi Ujian Tengah Semester Mata Kuliah

Manajemen Pelayanan Kesehatan Primer dan Sekunder

Oleh

Rima Futihasari 1706106412

S1 Ekstensi Kesehatan Masyarakat


Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Universitas Indonesia
2019
Rima Futihasari 1706106412

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
serta kualitas kehidupan dan usia harapan hidup manusia, meningkatkan kesejahteraan
keluarga dan masyarakat serta akan mempertinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya
hidup sehat. Untuk itu kualitas pelayanan kesehatan perlu ditingkatkan dan jangkauan serta
kemampuannya diperluas agar masyarakat terutama berpenghasilan rendah dapat menikmati
pelayanan yang berkualitas dengan terus memperhatikan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi kedokteran secara serasi dan bertanggung jawab. Masyarakat semakin menyadari
pentingnya mutu dan keselamatan pelayanan (quality and safety) dalam bidang pelayanan
kesehatan seperti rumah sakit. Untuk itu, maka masyarakat semakin menuntut pelayanan
kesehatan yang lebih baik,mengingat tingkat penyakit yang dialami semakin kompleks.
Sekarang ini pemerintah telah mengembangkan kebijakan pelayanankesehatan dengan
menerapkan peran serta masyarakat secara luas, sehingga telah memberikan peluang dan
dorongan dari masyarakat maupun swasta keterlibatan sektor swasta harus menjadi
pencerminan sikap kemandirian masyarakat guna mengantisipasi kebijakan pemerintah
tersebut dan menjawab tantangan meningkatnya kebutuhan akan penyediaan jasa pelayanan
kesehatan dalam mendukung program tersebut, Rumah Sakit Ibu dan Anak Putra Dalim turut
berperan serta dan mengambil bagian di dalamnya dengan menyediakan pelayanan kesehatan
bagi masyarakat umum dengan pelayanan RS Khusus setara. Maka dari itu, diperlukan suatu
perencanaan rumah sakit yang benar-benar berbasis pada kondisi lingkungan yang dihadapi
agar dapat menyelaraskan keinginan pemilik dengan berbagai perubahan kondisi demografis,
pola penyakit dan perkembangan teknologi yang sekarang ini terjadi. Hal ini penting untuk
menghindari suatu investasiyang sia-sia karena berbeda dengan keinginan dan kebutuhan
masyarakat. Dalam hal ini perlu dilakukan suatu studi khusus untuk meneliti perubahan
lingkungan tersebut, kebutuhan pasar dan perhitungan investasi cermat dalam rangka
mengantisipasi berbagai kemungkinan yang akan terjadi.
Pembangunan RSIA Putra Dalima ini ditujukan untuk masyarakat Tangerang Selatan
dan sekitarnya. Untuk memberikan gambaran tentang kelayakan peningkatan status Rumah
Sakit Bersalin menjadi Rumah Sakit Putra Dalima ini, maka perlu disusun studi kelayanan
(feasibility study). Untuk memenuhi standarisasi, maka Studi kelayakan ini disusun dengan
mengacu pada Pedoman Studi Kelayakan yang diterbitkan Kementerian Kesehatan Tahun
2012.

1.2 Tujuan
Tujuan dilakukannya studi kelayakan Rumah Sakit Ibu dan Anak Putra Dalima adalah,
yaitu :
1. Diperoleh dokumen pedoman pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Putra Dalima
di Bumi Serpong Damai Kota Tangerang Selatan.
Rima Futihasari 1706106412

2. Diperoleh nya proyeksi kebutuhan dan permintaan terhadap jumlah dan jenis pelayanan
medis serta pelayanan penunjang medis di Rumah Sakit Ibu dan Anak Putra Dalima
untuk jangka waktu tertentu.
3. Diperoleh nya proyeksi kebutuhan akan jumlah dan jenis sarana/ fasilitas/peralatan
tenaga, dana yang diperlukan Rumah Sakit Ibu dan Anak Putra Dalima untuk jangka
waktu tertentu.
4. Sebagai acuan dalam pengembangan program induk (master program) yang merupakan
dasar dari pada rencana induk (masterplan).

1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari pembuatan studi kelayakan adalah untuk menentukan kelayakan
suatu proyek, dalam hal ini untuk mengetahui tingkat kelayakan pembangunan RSIA Putra
Dalima. Di dalam studi kelayakan terdapat berbagai aspek yang harus dikaji dan diteliti
kelayakannya, sehingga hasil studi tersebut digunakan untuk memutuskan apakah sebaiknya
proyek atau bisnis layak dikerjakan atau ditunda atau bahkan dibatalkan.

1.4 Ruang Lingkup


Lingkup wilayah studi ini adalah di wilayah Tangerang Selatan dan kaitannya dengan
wilayah-wilayah lain di lingkungan regionalnya. Sementara wilayah perencanaan akan
difokuskan pada lokasi RSB Putra Daliman, Tangerang Selatan.
Ruang lingkup dalam studi kelayakan rumah sakit ini secara materi antara lain:
1) Analisa Situasi
2) Analisa Permintaan
3) Analisa Kebutuhan
4) Analisa Keuangan
5) Kesimpulan dan Rekomendasi Kelayakan
Rima Futihasari 1706106412

BAB 2
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA
2.1 Gambaran Umum Rumah Sakit
Tujuan pendirian rumah sakit bersalin ini selain untuk memenuhi kebutuhan layanan
persalinan bagi ibu melahirkan juga membantu pemerintah daerah Tangerang Selatan saat itu
dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Rumah Sakit Bersalin Putra Dalima didirikan
pada Tahun 2003 lalu yang diprakarsai oleh PT. Putra Dalima.
Rumah Bersalin dengan spesialis pelayanan kesehatan ibu dan anak, yang menempati
tanah hak milik pribadi dengan luas tanah 340 M2 yang berada di BSD Sektor 1.2 Blok UA
No.26-27, Jl. Rawa Buntu Utara, Rawa Buntu, Tangerang Selatan dengan kapasitas yang
tersedia 31 tempat tidur untuk rawat inap dan 8 ruangan poli/pemeriksaan. Wilayah Bumi
Serpong Damai merupakan pemerintahan yang terdiri dari beberapa tingkat kelurahan dan
beberapa tingkat desa yang relatif sangat ramai dan merupakan daerah pemukiman.
Perkembangan wilayah Bumi Serpong Damai sangat pesat dipacu oleh keberadaan masyarakat
dengan tingkat sosial ekonomi menengah keatas (disamping masyarakat dengan sosial
ekonomi rendah) serta keberadaan berbagai pusat bisnis perniagaan.
Rima Futihasari 1706106412

BAB 3
STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA

3.1 Analisis Situasi (Aspek Eksternal)


3.1.1 Kebijakan
Dengan adanya Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
340/MENKES/PER/III/2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit, Rumah Sakit Ibu dan Anak
Putra Dalima diharapkan memenuhi standar RS Khusus untuk perawatan Ibu dan Anak. Setiap
kelas dalam peraturan tersebut mempunyai batasan dan standar yang terkait dengan Pelayanan,
Sumber Daya Manusia, Peralatan, Sarana dan Prasarana serta Administrasi dan Manjemen.
Dengan memenuhi persyaratan tersebut dan penataan organisasi yang jelas akan menjadi
kekuaatan yang besar bagi rumah sakit dalam menjamin mutu pelayanannya. Dengan
terjaminnya mutu pelayanan yang diberikan maka rumah sakit telah berhasil melaksanakan
Good Clinical Governance.

Dalam reformasi kesehatan di Indonesia selama dua dekade terakhir ini, perubahan
kebijakan sudah mengarah ke desentralisasi dengan dikeluarkannya Undang-Undang No.22
Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah. Kemudian disusul dengan dikeluarkannya
UndangUndang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang No.33
Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
Kedua undang-undang tersebut mempunyai dampak yang sangat besar terhadap pembangunan
pelayanan kesehatan khususnya dalam usaha perumahsakitan. Undang-Undang nomor 40
Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun
2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Nasional juga menjadi peluang bagi RSIA Putra
Dalima. Ditunjang dengan adanya Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 001 tahun 2012
tentang Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan, maka RSIA Putra Dalima dapat
menyediakan pelayanan berjenjang baik rawat jalan tingkat pertama di poli umum maupun
rawat jalan tingkat lanjutan di poli spesialis, rawat inap dan pelayanan kamar operasi.

3.1.2 Geografi
a. Lokasi
Lokasi lahan Rumah Sakit Bersalin Putra Dalima terletak di BSD Sektor 1.2 Blok UA
No.26-27. Wilayah tersebut merupakan pemerintahan yang terdiri dari beberapa tingkat
kelurahan dan beberapa tingkat desa yang relatif sangat ramai dan merupakan daerah
pemukiman. Perkembangan wilayah BSD Sektor sangat pesat dipacu oleh keberadaan
masyarakat dengan tingkat sosial ekonomi menengah keatas (disamping masyarakat dengan
sosial ekonomi rendah) serta keberadaan berbagai pusat bisnis perniagaan. Kondisi lingkungan
Rumah Sakit Ibu dan Anak Putra Dalima adalah daerah yang aman, nyaman dan free wifi, dan
cukup ramai karena sepanjang jalan ini banyak ditemukan perumahan, kawasan bisnis dan
perdagangan. Baik jalan maupun fasilitas penerangan memiliki kondisi yang baik dan cukup
Rima Futihasari 1706106412

terpelihara. Rumah Sakit Ibu dan Anak Putra Dalima memiliki aksesibilitas dan transportasi
yang mudah dijangkau karena terletak dilokasi yang strategis. Rumah Sakit Ibu dan Anak Putra
Dalima memiliki akses jalan yang terbuat dari lapisan aspal. Sarana transportasi untuk menuju
ke Rumah Sakit Ibu dan Anak Putra Dalima dapat ditempuh melalui angkutan umum yang
beroperasi antara lain seperti: Angkutan Kota, Taksi, Trans BSD, Gojek, Ojek pangkalan,
Kereta Api.

Adapun kondisi batas-batas sekitar rumah sakit pada radius 0-100 meter adalah sebagai
berikut :
– Sebelah Utara : Perumahan (permukiman) BSD
– Sebelah Timur : Jl. Rawa Buntu Utara dan Perumahan (permukiman) BSD
– Sebelah Selatan : Jalan akses komplek dan Perumahan (permukiman) BSD
– Sebelah Barat : Perumahan (permukiman) BSD

b. Aksesibilitas
Lokasi Rumah Sakit Bersalin Putra Dalima dapat akses melalui beberapa alternatif,
sebagai berikut :

1. Dari Jakarta dapat ditempuh melalui Jalan sebagai berikut :


 Dari arah Pondok Indah/ Lebak Bulus Jakarta dapat ditempuh melalui Jl.Tol
Lingkar Luar exit Bumi Serpong Damai – Jl. Raya Bumi Serpong Damai – Jl.
Rawa Buntu sampai dengan Jl. Rawa Buntu Utara
 Dari arah Ciputat dan Pamulang dapat ditempuh melalui JL Raya Ciater menuju
JL. BS Raya dan ke JL Rawa Buntu Utara

2. Dari Kabupaten Tangerang dapat ditempuh melalui Jalan sebagai berikut :


 Dari arah Tangerang dapat ditempuh melalui Jl.Tol Lingkar Luar exit Bumi
Serpong Damai Jalan Raya Rawa Buntu sampai dengan Jl. Rawa Buntu Utara.
 Dari Bogor ditempuh melalui Jalan Raya Parung-Bogor ke Jl. Raya Gunung
Sindur .– Jl. Pustpitek Raya sampai dengan Jl. BSD Raya dan menuju ke JL
Rawa Butu Utara

Kemudahan akses ke lokasi Rumah Sakit Bersalin Putra Dalima melalui berbagai
alternatif tersebut merupakan potensi yang baik keberadaan kegiatan jasa pelayanan kesehatan.

c. Tata Letak
Lokasi Rumah Sakit Bersalin Putra Dalima yang terletak di Kawasan BSD Sektor
Kecamatan Serpong Kota Tangerang Selatan merupakan lokasi yang sangat strategis
mengingat kegiatan disekitar Rumah Sakit Bersalin dalam skala wilayah Kota Tangerang
Selatan yang berdekatan dengan kegiatan-kegiatan di Kodya Jakarta Selatan, Kota Tangerang
Rima Futihasari 1706106412

dan Kabupaten Bogor. Tata letak Rumah Sakit Bersalin yang dianggap menguntungkan adalah
:

 Terletak di pinggir jalan raya propinsi


 Berada dalam lingkungan permukiman
 Kedekatan dengan Jakarta

3.1.3 Demografi
Jumlah penduduk Kota Tangerang Selatan pada tahun 2017 sebanyak 1.644.899 jiwa.
Kepadatan penduduk Kota Tangerang Selatan tahun 2017 adalah 11.175 jiwa/km2 . Ditinjau
dari jenis kelamin, jumlah penduduk Kota Tangerang Selatan pada tahun 2017 yang berjenis
perempuan laki-laki lebih banyak dari pada penduduk Kota Tangerang Selatan yang berjenis
kelamin laki-laki , yaitu 828.392 jiwa berbanding 816.507 jiwa dengan rasio jenis kelamin
sebesar 101,46.

Tabel 3.1 Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin


di Kota Tangerang Selatan Tahun 2017

Sumber : Kota Tangerang Selatan dalam Angka 2018


Rima Futihasari 1706106412

Tabel 3.2 Kepadatan Penduduk menurut Per Kecamatan di Kota Tangerang Selatan
Tahun 2017

Sumber : Kota Tangerang Selatan dalam Angka 2018

Jumlah penduduk di Kota Tangerang Selatan menurut kelompok umur dan jenis
kelamin pada tahun 2017 didominasi oleh penduduk dengan kelompok umur 30-34 tahun
sebanyak 156.874 jiwa, disusul oleh kelompok umur 35-39 tahun dan 25-29 tahun sebanyak
152.559 orang dan 152.175 orang.

Tabel 3.3 Kepadatan Penduduk menurut Per Kecamatan di Kota Tangerang Selatan
Tahun 2017
Rima Futihasari 1706106412

Sumber : Kota Tangerang Selatan dalam Angka 2018

Berdasarkan hasil sensus penduduk pada periode 2000-2017 laju pertumbuhan


penduduk di Kota Tangerang Selatan sebesar 3,53 %. Kemudian angka ini mengalami
penurunan pada periode 2016-2017 hingga mencapai angka 3,21 %.

Tabel 3.4 Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Berdasarkan Sensus Tahun 2000,
2016 dan 2017 di Kota Tangerang Selatan

Sumber : Kota Tangerang Selatan dalam Angka 2018

3.1.4 Sosial, Budaya dan Ekonomi


Islam adalah agama terbanyak yang dianut oleh masyarakat Kota Tangerang Selatan
yaitu sebanyak 1.096.901 jiwa.
Peningkatan sumber daya manusia sekarang ini lebih difokuskan kepada pemberian
kesempatan seluas-luasnya kepada penduduk untuk mengenyam pendidikan, terutama
penduduk kelompok usia sekolah (umur 7-24 tahun). Ketersediaan fasilitas pendidikan baik
sarana maupun prasarana akan sangat menunjang dalam meningkatkan mutu pendidikan.

Kualitas pembangunan sosial di Kota Tangerang Selatan dapat diukur dengan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) sebagai indikator pembangunan makro. IPM diukur dengan tiga
unsur, yaitu peluang berumur panjang dan sehat, pengetahuan dan keterampilan yang memadai,
dan peluang untuk merealisasikan pengetahuan yang dimiliki dalam kegiatan produktif. Pada
tahun 2017, IPM Kota Tangerang Selatan menurut BPS Kota Tangerang Selatan adalah sebesar
Rima Futihasari 1706106412

71,42. Angka ini merupakan meningkatan dari tahun 2006 yang sebesar 70,27. Angka
71,42melek termasuk ke dalam kategori “menengah atas”, relatif tinggi diantara kota lain di
Provinsi Banten. Pemberantasan buta huruf di Kota Tangerang Selatan semakin dirasakan, hal
ini dapat dilihat pada angka melek huruf mendekati 100 persen.

Perkembangan sosial budaya Kota Tangerang Selatan yang merupakan daerah otonom
dari Kabupaten Tangerang tidak dapat dipisahkan dari perkembangan Kota Seiring berjalannya
waktu, tidak hanya suku Betawi, Sunda dan Cina Benteng yang menghuni Tangerang. Sebagai
salah satu kota yang cukup maju dan memegang peranan penting sebagai kota satelit Jakarta,
masyarakat Tangerang, terutama Kota Tangerang Selatan, telah dihuni oleh masyarakat
multiras dan multikultur dari seluruh Nusantara. Tangerang Selatan pada awalnya merupakan
sebuah kota yang heterogen, dimana keragaman agama dan budaya hadir dan berkembang di
tengah masyarakat kota Tangerang. Masyarakat kota tangerang secara umum sama dengan
Jakarta yang bersuku Betawi, tapi juga memiliki suku Sunda dan Cina Benteng.

Kondisi perdagangan yang menggambarkan tingkat perekonomian di Wilayah Kota


Tangerang Selatan di tunjukkan dengan jumlah perusahaan yang berdiri dan berada di wilayah
ini. Peran perusahaan ini juga berpengaruh pada kesejahteraan dimana jumlah tenaga kerja
terekrut dalam perdagangan ini. Berdasarkan data tahun 2017, di Kota Tangerang Selatan
terdapat 134 perusahaan dengna berbagai jenis dan bidang jasa dan produksinya. Keberadaan
perusahaan ini diikuti pula dengan jumlah tenaga kerja baik laki-laki mapun perempuan yang
bekerja. Ketenagakerjaan merupakan salah satu indikator penting pembangunan ekonomi.
Pada tahun 2017 angka pengangguran di Kota Tangerang Selatan 6,83 persen dengan Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja sebesar 57,02 persen.

3.1.5 Kesehatan
Pembangunan di bidang kesehatan memiliki tujuan untuk menyediakan pelayanan
kesehatan yang mudah, merata, dan murah bagi seluruh lapisan masyarakat, sebagai
perwujudan dari visi Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan. Dengan upaya tersebut
diharapkan akan tercapai derajat kesehatan masyarakat yang baik dan pada akhirnya akan
meningkatan produktivitas. Berdasarkan fakta – fakta yang ada, indikator derajat kesehatan
masyarakat yang paling sensitif adalah Angka Harapan Hidup ( AHH ), Angka Kematian Bayi
( AKB ), Angka Kematian Ibu ( AKI ), serta status Gizi Balita.

1. Angka Harapan Hidup


Angka Harapan Hidup merupakan perkiraan lama hidup rata rata penduduk dengan
asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas menurut umur. AHH dapat dijadikan untuk
menilai status Derajat Kesehatan dimana Angka Harapan Hidup ( AHH ) adalah salah
satu indikator yang mencerminkan berapa lama seorang bayi baru lahir diharapkan
hidup. AHH merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam
meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya dan meningkatkan derajat
kesehatan pada khususnya. Dari hasil sensus penduduk dan Susenas, didapatkan Angka
Harapan Hidup ( AHH ) meningkat dari tahun ke tahun. Angka Harapan Hidup tahun
Rima Futihasari 1706106412

2017 adalah 72,16 sudah melampaui target RPJMD Tangerang Selatan tahun 2015
yaitu 68,69.

2. Angka Kematian Bayi


Angka kematian bayi adalah jumlah yang meninggal sebelum mencapai usia 1 (satu)
tahun dari 1000 kelahiran hidup penduduk pada tahun yang sama. Menurut data yang
dikutip dari Profil Kesehatan Kota Tangerang Selatan Tahun 2017, untuk Indikator
kinerja Angka kematian Bayi realisasinya 1.5 dari target 1.2 per 1.000 kelahiran hidup,
angka ini menunjukan bahwa capaiannya baru 80% yang berarti belum mencapai target.
Namun bila dibandingkan dengan target Kementerian Kesehatan yakni sebesar
24/1.000 Kelahiran Hidup, Tangerang Selatan masih rendah untuk Angka Kematian
Bayi. Angka tersebut didapat dari Renstra Kemenkes RI Tahun 2015-2019 di bab II
tujuan dan sasaran strategis.
3. Angka Kematian Ibu
Angka Kematian Ibu adalah Jumlah kematian ibu akibat dari proses kehamilan,
persalinan dan paska persalinan dalam wilayah dan periode tertentu dibandingkan
dengan jumlah lahir hidup dalam waktu dan periode yang sama dikali 100.000 kelahiran
hidup. Untuk Indikator kinerja Angka kematian Ibu realisasinya 48 dari target 38 per
100.000 kelahiran hidup, angka ini menunjukan bahwa capaiannya baru 79% yang
berarti belum mencapai target. Namun bila dibandingkan dengan target Kementerian
Kesehatan yakni sebesar 306/100.000 Kelahiran Hidup, Tangerang Selatan masih
rendah untuk Angka Kematian Ibu dan bila dibandingkan dengan AKI tahun 2015
Tangerang Selatan mengalami penurunan AKI. Angka tersebut didapat dari Renstra
Kemenkes RI Tahun 2015-2019 di bab II tujuan dan sasaran strategis.
4. Angka Kesakitan
Penyakit menular di Kota Tangerang Selatan masih menjadi permasalahan yang harus
mendapatkan perhatian serius. Tercatat di antaranya demam berdarah, filariasis,
tuberculosis, HIV/AIDS, Pneumonia, infeksi menular seksual (IMS), diare, kusta,
difteri dan campak. Penyakit dengan angka kejadian tertinggi di tahun 2017 adalah
diare dengan 10.533 kejadian disusul pneumonia dengan 2.473 kejadian. Penyakit
menular lain dengan angka kejadian yang besar adalah tuberculosis (625 kejadian) dan
demam berdarah (154 kejadian).
5. Angka Kelahiran Hidup
Pada tahun 2017, angka kelahiran hidup menurut data BPS Kota Tangerang Selatan
terdapat peningkatan dari tahun 2016 yaitu dari 26.296 menjadi sebanyak 34.633 jiwa.

3.2 Analisis Situasi (Aspek Internal)


3.2.1 Sarana Kesehatan
1. Fasilitas Pelayanan Rawat Jalan Layanan Rawat Jalan RS Bersalin Putra Dalima terdiri
dari :
a) Poliklinik Kebidanan dan Kandungan Meliputi jenis pelayanan :
Rima Futihasari 1706106412

 Pemeriksaan kehamilan
 Keluarga berencana
 Kehamilan normal dan beresiko tinggi
 Pemeriksaan dini kesehatan reproduksi
 Pemeriksaan gejala menopause, dll
 Unit kebidanan
b) Poliklinik Kesehatan Anak Meliputi jenis pelayanan :
 Diagnosa dan perawatan kesehatan secara umum
 Imunisasi
 Neonatal HCU dan Perinatologi
c) Poliklinik Umum 24 Jam
d) Poliklinik Gigi
e) Poliklinik Penyakit Dalam
f) Poliklinik USG 3D / 4D
g) General Check Up
h) Unit Persalinan ( Normal dan Caesar )

2. Fasilitas Rawat Inap


Pelayanan rawat inap memiliki 31 Tempat Tidur. Adapun perincian sebagai berikut :

a) Kelas VVIP : 4 kamar & 4 tempat tidur


b) Kelas VIP : 5 kamar & 5 tempat tidur
c) Kelas I : 2 kamar & 2 tempat tidur
d) Kelas II : 2 kamar & 4 tempat tidur
e) Kelas III : 1 kamar & 10 tempat tidur
f) Ruang Bayi : 1 kamar & 6 tempat tidur
g) Ruang Bersalin : 1 kamar & 3 temapt tidur

3. Unit Gawat Darurat


a) Ambulans
b) Ruang UGD

4. Sarana Penunjang
a) Laboratorium
b) Radiologi
c) Farmasi
d) General Check Up
e) Fisioterapi
f) Senam Hamil

5. Fasilitas Non Medis


a) Ruang Laktasi
b) Kantin
c) Unit Farmasi
Rima Futihasari 1706106412

d) Musholla

3.2.2 Pola Penyakit


Pembangunan ekonomi dan peningkatan sektor kesehatan yang dilaksanakan oleh
pemerintah bukan saja telah meningkatkan kesehatan masyarakat tapi juga berhasil
memberantas berbagai wabah penyakit. Ditinjau dari jumlah penyakit yang diderita masyarakat
telah berubah dari penyakit infeksi, diare, kurang gizi ke penyakit jantung, kanker, kegemukan
dan penyakit-penyakit penuaan ( degeneratif ).

Kondisi lingkungan yang terus mengalami degradasi secara kualitas maupun kuantitas
diperburuk oleh pola perilaku hidup bersih dari masyarakat yang rendah, terutama lingkungan
di sekitar rumah permukiman sehingga vektor-vektor penyakit dapat hidup dalam kondisi yang
baik di lingkungan perumahan tersebut. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota
Tangerang Selatan terdapat 10 jenis penyakit yang paling sering diderita oleh penduduk Kota
Tangerang Selatan yaitu: DHF, Filariasis, TB, HIV AIDS, Pneumonia, IMS, Diare, Kusta,
Difteri, dan Campak.
Penyakit menular di Kota Tangerang Selatan masih menjadi permasalahan yang harus
mendapatkan perhatian serius. Tercatat di antaranya demam berdarah, filariasis, tuberculosis,
HIV/AIDS, Pneumonia, infeksi menular seksual (IMS), diare, kusta, difteri dan campak.
Penyakit dengan angka kejadian tertinggi adalah diare dengan 10.533 kejadian disusul
pneumonia dengan 2.473 kejadian. Penyakit menular lain dengan angka kejadian yang besar
adalah tuberculosis (625 kejadian) dan demam berdarah (154 kejadian). Kejadian HIV/AIDS
yang tercatat di Puskesmas adalah sebanyak 3 kejadian, yaitu di Ciputat dan Ciputat Timur,
namun angka yang sesungguhnya diduga jauh lebih besar karena banyak pasien yang diduga
berobat di RSUD Kabupaten Tangerang atau rumah sakit lain di Jakarta. Pada tabel berikut
disajikan Jenis penyakit utama yang diderita Penduduk Usia 5 - 64 tahun.

Jenis Penyakit Utama yang Diderita Penduduk Usia 5 - 64 tahun

Serpong Ciputat Pamul Pondok


Penyakit Serpong Ciputat Setu Jumlah
Utara Timur ang Aren

DHF 23 16 40 26 19 26 4 154

Filariasis - - 2 - - 7 - 9

TB 101 136 129 80 115 59 5 625

HIV Aids - - 1 2 - - - 3

Pneumonia 688 697 228 676 184 - 2.473

IMS 27 - 120 4 - - - 151


Rima Futihasari 1706106412

Diare 1.093 1.507 4.165 1.130 1.025 1.288 325 10.533

Kusta 6 1 11 1 - 18 - 37

Difteri - - 1 - - - - 1

Campak 4 - 19 49 - 13 - 85

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, Tahun 2008

3.2.3 Teknologi
Rumah Sakit Bersalin Putra Dalima telah memiliki bangunan dengan kelengkapan
ruangan pelayanan persalinan yang lengkap dengan dilengkapi pula peralatan kesehatan
dengan teknologi kedokteran yang modern. Selain itu juga Rumah Sakit memiliki sistem
informasi dan komunikasi elektronik internal untuk mendukung layanan kesehatan.

3.2.4 Ketenaga Kerjaan Rumah Sakit


 Tenaga Medis
- Dokter Spesialis: 5 orang
- Dokter Gigi: 3 orang
- Dokter Umum: 4 orang
 Tenaga Medis Perawatan
- Bidan : 8 orang
- Perawat : 21 orang
 Tenaga Medis Non Perawat
- Apoteker: 1 orang
- Asisten Apoteker: 4 orang
 Tenaga Non Medis
- Sarjana S1: 1 orang
- Diploma 3: 4 orang
- SLTA: 31 orang

3.2.5 Organisasi
Susunan struktur organisasi RS Bersalin Putra Dalima terdiri dari :
1. Direktur
2. Komite-Komite :
- Komite Medik
Rima Futihasari 1706106412

- Komite Etik dan Hukum


- Komite Pelayanan Unggulan
- Komite Kajian dan Pengembangan

3. Staf Ahli/ Konsultan


4. Departemen-Departemen, meliputi :
- Departemen Medis
- Departemen SDM dan Umum
- Departemen Keperawatan
- Departemen Keuangan
- Departemen Sistem Informasi

Struktur Organisasi Rumah Sakit Putra Dalima

3.2.6 Kinerja dan Keuangan


Kinerja Rumah Sakit Bersalin Putra Dalima dari tahun ke tahun terus mengalami
peningkatan baik untuk pelayanan rawat jalan maupun pelayanan rawat inap yang diukur dari
tingginya data angka kunjungan dan angka pemanfaatan tempat tidur setiap tahunnya. Dari
angka tersebut dapat dipoyeksikan bahwa kedepannya permintaan hari rawat di instalasi rawat
inap akan terus meningkat, khususnya untuk ruang rawat kelas III. Untuk bisa menampung
permntaan hari rawat pada ruang rawat kelas III tersebut maka pihak Rumah Sakit Putra
Dalima harus menambah kapasitas tempat tidur secara bertahap dan berkelanjutan.
Rima Futihasari 1706106412

3.3 Analisis Permintaan


3.3.1 Gambaran Potensi Pasien di Kota Tangerang Selatan
Wilayah kecamatan di Kota Tangerang Selatan yang penduduknya potensial menjadi
pasien di Rumah Sakit Bersalin Putra Dalima adalah Kecamatan Serpong. Kecamatan ini
adalah wilayah adminstratif yang terdekat dengan Rumah Sakit Bersalin. Dengan demikian
data input untuk analisis pemintaan dalam studi kelayakan ini dibatasi pada kecamatan tersebut.

a) Jumlah penduduk per kecamatan


Berasarkan data Kota Tangerang Selatan Dalam Angka 2017 diketahui bahwa rata-rata
laju pertumbuhan penduduk Kota Tangerang Selatan mencapai 3.53%. Sedang
pertumbuhan untuk wilayah kecamatan kajian adalah Kecamatan Serpong 4,34% lebih
tinggi dibanding angka pertumbuhan Kota Tangerang Selatan. Ditinjau dari analisis
pasar, maka jumlah penduduk tersebut merupakan pangsa pasar yang potensial bagi
pemenuhan kebutuhan pasien bagi keberadaan Rumah Sakit Ibu dan Anak Putra
Dalima.
b) Kepadatan penduduk per kecamatan
Kepadatan penduduk di wilayah kecamatan Serpong pada tahun 2017 yang menjadi
kajian studi kelayakan ini adalah Kecamatan Serpong 7686 per km2. Kepadatan
penduduk ini menyebar di 13 Desa. Mengingat Kecamatan Serpong luas daerahnya luas
dan pada perkembangan pembangunannya cukup pesat, terutama dengan banyak
berdirinya permukiman perumahan dan kegiatan komersial lainnya, maka pada masa
ke depan masalah kesehatan akan semakin kompleks, sehingga kepadatan yang
semakin meningkat di kecamatan ini akan diikuti tuntutan kebutuhan akan layanan
kesehatan seperti Rumah Sakit Bersalin. Dengan demikian rencana keberadaan Rumah
Sakit Ibu dan Anak Putra Dalima sangat diperlukan.
c) Jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan umur per kecamatan
Berdasarkan data tahun 2017 diketahui bahwa jumlah penduduk jenis kelamin laki-laki
dan perempuan terbanyak terdapat di Kecamatan Serpong sebesar 91.552 orang (laki-
laki) dan 93.029 orang ( perempuan). Proporsi jumlah penduduk laki-laki dan
perempuan di kecamatan tersebut tidak berbeda secara signifikan. Mengingat kelompok
umur 15-44 tahun termasuk pada kelompok umur yang rentan terkena sakit/penyakit,
maka penduduk dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan ini merupakan
penduduk yang potensial menjadi pasien. Dikarenakan kelompok umur ini merupakan
penduduk yang produktif.
d) Potensi Pasien Puskesmas
Dari data laporan kesehatan diperoleh kunjungan rawat jalan baru dan lama pasien
persalinan pada tahun 2017 di Kota Tangerang Selatan termasuk Kecamatan Serpong
adalah 956.325 . Rata-rata kunjungan per hari buka 1.322 orang, rata-rata kunjungan
Puskesmas adalah 59 kunjungan. Tingginya rata-rata kunjungan tahun 2017
menunjukkan semakin besarnya beban kerja Puskesmas dan semakin tingginya tingkat
pemanfaatan Puskesmas oleh masyarakat. Di Kecamatan Serpong bila dibandingkan
antara jumlah penduduk ( yaitu 184.581 jiwa ) dengan jumlah Puskesmas ( 5 buah )
Rima Futihasari 1706106412

mempunyai rasio 1 : 36.916 sedang dibanding rumah bersalin 11 buah rasionya 1:


16.780.

3.3.2 Potensi Pasien Rumah Sakit


Indikator pelayanan pemanfaatan tempat tidur di Rumah Sakit Bersalin pemerintah /
swasta dan tidak termasuk Rumah Sakit Bersalin khusus pada tahun 2013 BOR ( Angka
Penggunaan Tempat Tidur ) mencapai 57,81 %. Rata-rata lama perawatan ( LOS ) di RSU
Pemerintah dan Swasta adalah 4 hari, lebih tinggi dibanding tahun lalu 3,84 hari. Efisiensi
penggunaan tempat tidur di Rumah Sakit Bersalin dapat diukur melalui kombinasi 3 parameter
yaitu BTO ( Frekuensi Pemakaian Tempat Tidur ), TOI ( Internal Pemakaian Tempat Tidur )
dan LOS ( Rata-rata Lama Perawatan ). Apabila BTO = 40-50, TOI =1-3 dan LOS 6-9 maka
dapat dikatakan penggunaan tempat tidur sudah efisien. Untuk Kota Tangerang Selatan
termasuk Serpong memiliki nilai BTO ( 52,46 ), TOI (4,59) dan LOS (4,10). Maka dapat
disimpulkan belum efisien karena BTO masih tinggi. Dari segi kebutuhan akan pelayanan
kesehatan, di daerah Serpong sampai sekarang ini belum ada Rumah Sakit Bersalin yang telah
dibangun, dengan demikian akan sangat penting karena akan menjadi pelopor adanya Rumah
Sakit Bersalin. Selain itu jumlah rujukan dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan. Hal
tersebut menunjukkan makin tingginya kesadaran masyarakat dalam mencari pengobatan,
makin meluasnya jangkauan kesehatan dan sudah berjalannya sistem rujukan.

3.3.3 Gambaran Permintaan Tempat Tidur di Kota Tangerang Selatan


Pelayanan rujukan ke Rumah Sakit Bersalin di Kota Tangerang Selatan baru dicakup
oleh 11 Rumah Sakit Bersalin yang ada baik Rumah Sakit Bersalin umum maupun swasta,
dengan Bed Occupancy Rate (BOR) terendah mencapai 27,34 % dan tertinggi 74,37%.

Apabila melihat indikator pelayanan Rumah Sakit Bersalin di Kota Tangerang Selatan
yaitu BTO (frekuensi pemakaian tempat tidur) sebesar 52,46, TOI (Internal pemakaian tempat
tidur) sebesar 4,59 dan LOS (Rata-rata lama perawatan) sebesar 3,10, maka menggambarkan
bahwa kebutuhan pelayanan kesehatan di Kota Tangerang Selatan disimpulkan masih belum
efisien. Selain itu angka rujukan ke Rumah Sakit Bersalin yang semakin meningkat tidak
diimbangi dengan pertumbuhan jumlah Rumah Sakit Bersalin merupakan indikasi semakin
dibutuhkannya jumlah tempat tidur Rumah Sakit Bersalin.

Trend indikator pelayanan Rumah Sakit Bersalin diatas menunjukkan adanya tuntutan
dan kebutuhan (demand) masyarakat akan pelayanan Rumah Sakit Bersalin, khususnya
pelayanan kesehatan umum. Oleh karena itu pengoperasian Rumah Sakit Bersalin Putra
Dalima layak dikembangkan, sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat di Kecamatan
Serpong Khususnya dan di Kota Tangerang Selatan. Untuk menentukan tingkat kebutuhan
tempat tidur Rumah Sakit didasari oleh tingkat pertumbuhan penduduk. Dengan jumlah
penduduk awal 1.644.899 jiwa dan tingkat pertumbuhan penduduk sebesar 3.53 % di Kota
Tangerang Selatan, maka prediksi jumlah penduduk pada tahun 2025 mendatang dari sejak
tahun 2015 dengan mengacu pada perhitungan formula GRIFFITH adalah :
Rima Futihasari 1706106412

- Proyeksi penduduk Pn (2015) :


= Po(2013)(1+3,53%)8
= (1.644.899)(1+0.0353) 8
= 2.171.046 Jiwa

Dengan peningkatan jumlah penduduk sebesar 526.147 jiwa (2.171.046 – 1.644.899


jiwa), maka kebutuhan tempat tidur Rumah Sakit Bersalin untuk Kota Tangerang Selatan
termasuk Kecamatan Serpong dapat dihitung dengan formula GRIFFITH sebagai berikut :

Kebutuhan Tempat Tidur : (A x B x C)/(D x 365)


Dimana :
A : Perkembangan penduduk
B : Jumlah persalinan per 1.000 penduduk
C : Rata-rata lama hari perawatan persalinan
D : BOR Optimal

Dengan demikian untuk tahun 2025 akan dibutuhkan jumlah tempat tidur Rumah Sakit
Bersalin :
TT (2025) = (526.147 x 135/1.000 x 4) / (70/100 x 365)
= 1112 unit

Melihat hasil perhitungan diatas, maka dengan kebutuhan tempat tidur sebanyak 1.112
unit pada tahun 2025, sedang di Kota Tangerang Selatan baru ketersediaan tempat tidur Rumah
Sakit Bersalin baru mencapai 882, maka rencana peningkatan status Rumah Sakit Bersalin
Putra Dalima menjadi rumah sakit khusus ibu dan anak layak untuk dipasarkan.

3.4 Analisis Kebutuhan


3.4.1 Rumah Sakit Bersalin Yang Ada Di Kota Tangerang Selatan
Pelayanan dasar di Kecamatan Serpong – Tangerang Selatan dilakukan di 35
Puskesmas, 5 DTP, 36 pembantu, 28 Puskesmas Keliling, 313 Balai Pengobatan dan 54 buah
Rumah Bersalin. Di samping Puskesmas dan Puskesmas Keliling serta Puskesmas Pembantu,
di Kecamatan Serpong terdapat 11 rumah bersalin. Dengan demikian terlihat bahwa kondisi
sarana akan kebutuhan sarana kesehatan di Kabupaten masih sangat minim. Dari sarana
kesehatan diatas telah dilaksanakan pula pelayanan rujukan di Kota Tangerang Selatan
dilakukan di Rumah Sakit Bersalin umum maupun Rumah Sakit Bersalin khusus. Dari data
diatas terlihat bahwa jumlah Rumah Sakit Bersalin di Wilayah Kota Tangerang Selatan masih
sangat sedikit untuk mengimbangi kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat. Jumlah tempat
tidur di Rumah Sakit Bersalin hanya tersedia 882 tempat tidur. Apabila dibandingkan dengan
Rima Futihasari 1706106412

jumlah penduduk Kecamatan Serpong yang mencapai 184.761 jiwa dengan laju pertumbuhan
penduduk mencapai 3.53 % dan kepadatan penduduk 7.686 jiwa/Km2 maka rasio jumlah
tempat tidur dan penduduk sangat kecil per 1 tempat tidur Rumah Sakit Bersalin umum.
Sedangkan untuk standart WHO untuk penyediaan tempat tidur adalah 1:700 jiwa. Apalagi bila
dikaitkan dengan hasil perhitungan rasional menurut formula Griffith diatas bahwa diketahui
kebutuhan tempat tidur Rumah Sakit Bersalin Di Kota Tangerang Selatan termasuk di
Kecamatan Serpong mencapai 1.112 unit pada tahun 2025.

3.4.2 Jumlah Tempat Tidur dan Kegiatan Bidang Pelayanan Kesehatan


Bangunan Rumah Sakit Bersalin Putra Dalima memiliki ruang perawatan sebanyak 9
kamar dengan kapasitas tempat tidur sebanyak 26 tempat tidur dan 6 tempat tidur bayi terdiri
dari kelas-kelas perawatan. Pelayanan rawat jalan/ poliklinik Rumah Sakit Bersalin Putra
Dalima yang akan melengkapi kegiatan pelayanan medis Rumah Sakit Ibu dan Anak terdiri
dari :
1). Bidang Rawat Jalan :

- Pelayanan dokter spesialis, terdiri dari :


- Penyakit kandungan dan kebidanan
- Penyakit anak
- Penyakit dalam/ internis
- Pelayanan gawat darurat
- Pelayanan Kamar operasi
- Pelayanan persalinan/VK
- Medical check up
2). Bidang Penunjang :

- Pelayanan Farmasi
- Pelayanan Laboratorium
- Pelayanan USG dan EKG
- Pelayanan Dapur Gizi
- Pelayanan Laundry
3). Bidang Penunjang Non Medis :

- Pelayanan ambulance
- Pelayanan adminstrasi dan keuangan
- Pelayanan pemandian jenazah
- Kantin
- Telephone umum
- Parkir kendaraan
- House keeping/Sanitasi
Rima Futihasari 1706106412

3.4.3 Proyeksi Pasien Rawat Inap


Seperti diketahui bahwa Rumah Sakit Bersalin Putra Dalima memiliki kapasitas tempat
tidur sebanyak 25 tempat tidur dan 6 tempat tidur bayi. Dari jumlah tempat tidur rawat inap
yang ada saat ini, Bed Occupancy Rate (BOR) yang diperkirakan diperoleh Rumah Sakit
Bersalin Putra Dalima adalah sebagai berikut :

Proyeksi BOR Rata-Rata Kelas Perawatan Inap Rumah Sakit Bersalin Putra Dalima

Pada tahun 2016 manajemen Rumah Sakit memproyeksikan BOR naik sebesar 21,76
% . Hal ini didasarkan bahwa Rumah Sakit Bersalin Putra Dalima merupakan perubahan status
dari Rumah Bersalin dan Balai Pengobatan yang telah beroperasi sebelumnya semenjak 2006,
sehingga telah memilki pangsa pasar dan berdasarkan data yang diperoleh bahwa saat ini BOR
telah mencapai lebih dari 70 %.

3.4.4 Proyeksi Pasien Rawat Jalan


Jumlah kunjungan pasien dengan ruang praktek dokter (poliklinik) sebanyak 2 dokter
spesialis ( 2 ruangan) dan pelayanan bidan ( 1 ruang) dengan asumsi rata-rata jumlah kunjungan
pasien total 15-16 orang/ruang/hari dan kenaikan kunjungan sebesar rata-rata 10 % tahun
sampai dengan tahun 2015 disajikan pada dibawah. Proyeksi kunjungan pasien polikilinik
tersedut didasarkan pada pertumbuhan rata-rata kunjungan dalam satu tahun. Dalam 1 tahun
diasumsikan bekerja sebanyak 6 hari per minggu atau 52 minggu ( 312 hari) dalam 1 tahun.
Rima Futihasari 1706106412

3.4.5 Proyeksi Pasien Kamar Operasi dan VK


Jumlah pasien yang terlayani di OK/VK dengan asumsi rata-rata jumlah pasien baik
OK maupun VK dengan rata-rata 2 orang/ hari dan kenaikan kunjungan sebesar rata-rata 10 %
tahun sampai dengan tahun 2015 disajikan pada dibawah. Proyeksi pasien OK/VK tersebut
didasarkan pada pertumbuhan rata-rata kunjungan dalam satu tahun. Dalam 1 tahun
diasumsikan bekerja sebanyak 6 hari per minggu atau 52 minggu ( 312 hari) dalam 1 tahun.

3.4.6 Proyeksi Proyeksi Kunjungan Pasien Unit Penunjang


Proyeksi kunjungan pasien terhadap unit penunjang ini diproyeksikan masing-masing
sebesar, sebagai berikut :
Rima Futihasari 1706106412

3.4.7 Peluang Pasar Rumah Sakit Putra Dalima


Berdasarkan data faktual dilapangan, dari jumlah Rumah Sakit Bersalin yang berdiri di
Wilayah Kota Tangerang Selatan baru memenuhi kebutuhan jumlah tempat tidur sebanyak 882
unit. Jumlah ini jauh dari kebutuhan tempat tidur untuk masyarakat Wilayah Kota Tangerang
Selatan yang mencapai 1.112 tempat tidur, yakni baru tersedia 79,3 %. Angka ini merupakan
peluang pasar bagi Rumah Sakit Ibu dan Anak Putra Dalima. Hal lain yang mendukung potensi
pasar yang sangat baik bagi Rumah Sakit ini adalah berdirinya di Kecamatan Serpong yang
merupakan kecamatan yang padat penduduk yakni mencapai 184.761 jiwa dan merupakan
daerah pengembangan bari perumahan-perumahan dan daerah industri yang cukup rapat.

Selain itu faktor lokasi yang berdekatan dengan Kabupaten Bogor, Jakarta Selatan dan
Kecamatan sekitarnya seperti Kecamatan Bintaro dan Kecamatan Pondok Cabe merupakan
peluang pasar yang dapat mendukung peningkatan kinerja Rumah Sakit Bersalin Putra Dalima.

3.4.8 Rencana Pengembangan Rumah Sakit Putra Dalima


Rumah Sakit Ibu dan Anak secara umum adalah usaha sosial yang di dalam konsep
idealnya lebih mementingkan kepentingan pasien dibanding untuk mencari keuntungan.
Namun demikian dengan berdirinya Rumah Sakit Ibu dan Anak swasta sebagai mitra
pemerintah dalam pelayanan kesehatan masyarakat yang juga membutuhkan investasi yang
cukup besar, mengakibatkan ada upaya untuk pengembalian modal dan membuka lapangan
kerja bagi masyarakat. Mau tidak mau perlu ada pengelolaan usaha Rumah Sakit Ibu dan Anak
yang lebih profesional yang menimbulkan ada persaingan di antara Rumah Sakit Ibu dan Anak.

Sebagai daerah berkembang, tingkat persaingan antar Rumah Sakit Ibu dan Anak yang
ada di Kota Tangerang Selatan secara umum cukup tinggi, dalam rangka menarik pasien untuk
dapat berobat di Rumah Sakit Ibu dan Anak yang mereka miliki. Secara umum konsumen
memilih Rumah Sakit Ibu dan Anak dipengaruhi oleh 4 hal :

a) Biaya, ini dihubungkan dengan kemampuan konsumen untuk membayar


b) Jarak rumah dengan Rumah Sakit Bersalin
c) Kelengkapan Rumah Sakit Bersalin ( peralatan )
d) Dokter yang tersedia ( keahliannya dan jenis spesialisasi )
Rima Futihasari 1706106412

Lingkungan persaingan yang terdapat dalam Rumah Sakit Ibu dan Anak tidak hanya
terdiri dari kalangan Rumah Sakit Bersalin sendiri tetapi dari praktek pribadi dokter umum dan
spesialis dan dari bidan serta pengobatan tradisional lainnya.

Berdasarkan analisis data yang dikaji, maka Rumah Sakit Putra Dalima mempunyai
peluang untuk berkompetisi dengan Rumah Sakit Ibu dan Anak yang ada di Kota Tangerang
Selatan adalah dengan cara melakukan pembenahan antara lain:

1) Peningkatan aksesabilitas terhadap UGD ( Unit Gawat Darurat ) di RSIA Putra Dalima
perlu dilakukan dengan memudahkan pasien dan pengunjung untuk parkir.
2) Penyiapan ruang operasi persalinan yang memenuhi standar dengan tarif bersaing
3) Perlunya dikembangkan diversifikasi usaha di bidang-bidang yang dapat merupakan
pendukung bagi pelayanan kesehatan seperti toko buah, toko cenderamata, toko serba
ada dan lain-lain.
4) Apabila saat ini kelengkapan dan kecanggihan peralatan yang dimiliki oleh RSB Putra
Dalima belum sebaik pesaing utama, maka strategi yang sebaiknya dipilih adalah pada
kualitas pelayanan kepada konsumen yang harus prima, termasuk pelayanan pasca
pengobatan seperti konsultasi lanjutan per telepon.

3.5 Analisis Keuangan


3.5.1 Gambaran Keuangan
Rumah Sakit Bersalin Putra Dalima merupakan rumah sakit milik swasta, sehingga
segala pembiayaan operasional bersumber dari biaya pendapatan rumah sakit secara mandiri.
Dalam analisis keuangan yang akan dikaji dalam studi kelayakan peningkatan status rumah
sakit bersalin menjadi Rumah Sakit Ibu dan Anak, akan membahas kondisi keuangan pada
kondisi menjadi Rumah Sakit Bersalin dan proyeksi pendapatannya kedepan setelah
beroperasinya menjadi Rumah Sakit Ibu dan Anak. Analisis keuangan mencakup tentang
perhitungan biaya investasi (total invesment) dan sumber pendanaannya, proyeksi pendapatan
dan proyeksi pengeluaran. Investasi yang tertanam sehungan dengan peningkatan status
Rumah Bersalin (RSB) menjadi Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) dikaji lebih mandalam
dengan pendekatan ekonomi sejauh mana mampu memberikan nilai yang positif bagi
keuntungan rumah sakit. Dalam menganalisis keuangan menggunakan berbagai macam asumsi
yang didasarkan pada data dan fasilitas yang tersedia, sehingga dapat dihitung prospek
keuangan rumah sakit sampai dengan 10 tahun yang akan datang.

3.5.2 Investasi Rumah Sakit


Gambaran investasi yang telah ditanam dalam peningkatan status rumah sakit
selengkapnya disajikan pada table berikut:
Rima Futihasari 1706106412

Total Investasi Rumah Sakit Putra Dalima

Struktur modal seperti tersaji pada tabel diatas merupakan modal sendiri yang tertanam
dalam bentuk tanah, bangunan, furniture dan peralatan medis yang ada.

3.5.3 Proyeksi Sumber Pendapatan


Berdasarkan asumsi yang diambil dari realisasi tahun 2017 dan analisis keuangan yang
diproyeksikan, maka proyeksi pendapatan secara detail dapat dilihat pada perhitungan
sebelumnya. Pendapatan bagi Rumah Sakit ini terdiri dari Pendapatan Usaha dan Pendapatan
Lain-lain ( pendapatan di luar usaha ). Pendapatan Usaha terdiri dari :

- Pendapatan Rawat Inap (kamar ibu dan bayi)


- Pendapatan Rawat Jalan (Dokter dan bidan)
- Pendapatan kamar operasi
- Pendapatan persalinan/VK
- Pendapatan Unit Farmasi
- Pendapatan Unit Laboratorium
- Layanan senam ibu hamil
- Pendapatan Unit USG da EKG
- Pendapatan Jasa Dokter
- Pendapatan Lain-lain

3.5.4 Proyeksi Pendapatan (cash inflow)


Berdasarkan realisasi pada periode waktu-waktu yang lalu, sangat dirasakan kurangnya
fasilitas ruangan penampungan pasien baik untuk rawat inap maupun rawat jalan, persalinan
serta fasilitas pendukung lainnya seperti : farmasi, laboratorium, USG dan EKG. Dengan
demikian dapat diperoleh data-data proyeksi pendapatan untuk tiap-tiap bagian sumber
pendapatan, sebagai berikut : ‘
a. Pendapatan Rawat Inap

1) Diperhitungkan berdasarkan jumlah tempat tidur yang tersedia dan jumlah


pasien yang tertampung ( occupancy ) untuk tiap-tiap unit jenis ruangannya.
Rima Futihasari 1706106412

2) Proyeksi kenaikan tarif sebesar 5 % setiap tahunnya.


3) Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, maka proyeksi pendapatan rawat
inap tahun 2016 sampai tahun 2025 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Proyeksi Jumlah Pendapatan Pelayaan Rawat Inap RSIA Putra Dalima Tahun 2016-
2025

b. Pendapatan Rawat Jalan

1) Diperhitungkan berdasarkan jumlah kunjungan pasien dan optimalisasi


pelayanan
2) Proyeksi kenaikan tarif sebesar 5 % setiap tahunnya
3) Proyeksi pendapatan rawat jalan tahun 2016 s/d 2025 dapat dilihat pada tabel di
bawah ini :

Proyeksi Jumlah Pendapatan Pelayaan Rawat Jalan RSIA Putra Dalima Tahun 2016-
2025

c. Pendapatan OK/ VK(Caesar, vacum, normal dan curatage)


1) Diperhitungkan berdasarkan jumlah kunjungan pasien dan optimalisasi
pelayanan
Rima Futihasari 1706106412

2) Proyeksi kenaikan tarif sebesar 5 % setiap tahunnya


3) Proyeksi pendapatan rawat jalan tahun 2016 s/d 2025 dapat dilihat pada tabel di
bawah ini :

Proyeksi Jumlah Pendapatan Pelayaan OK dan VK RSIA Putra Dalima Tahun 2016-
2025

d. Pendapatan USG dan EKG

1) Diperhitungkan berdasarkan jumlah pasien periksa USG dan EKG


2) Proyeksi kenaikan tarif sebesar 5 % setiap tahunnya
3) Proyeksi pendapatan instalasi farmasi tahun 2016 sampai tahun 2025 dapat
dilihat pada tabel di bawah ini :

Proyeksi Jumlah Pendapatan Pelayaan USG dan EKG RSIA Putra Dalima Tahun
2016-2025

d. Pendapatan Layanan Penunjang

1) Diperhitungkan berdasarkan jumlah resep atas kunjungan pasien dan


optimalisasi pelayanan
2) Proyeksi kenaikan tarif sebesar 5 % setiap tahunnya
3) Proyeksi pendapatan instalasi farmasi tahun 2016 sampai tahun 2025 dapat
dilihat pada tabel di bawah ini :
Rima Futihasari 1706106412

Proyeksi Jumlah Pendapatan Pelayaan Penunjang RSIA Putra Dalima Tahun 2016-
2025

e. Pendapatan Lain-Lain

Pendapatan lain-lain merupakan pendapatan tidak langsung dengan kegiatan usaha


rumah sakit, akan tetapi memberikan konstribusi kepada rumah sakit. Jenis pendapatan
dimaksud terdiri dari : Jasa bank, pelayanan ambulance, pelayanan kamar jenazah dan
penerimaan lain. Dengan basis dari pendapatan tahun 2014 dan analisis keuangannya, maka
diasumsikan pendapatan dimaksud sebagai berikut :

- Pendapatan jasa bank : Saldo dana yang ada (Kas awal, sesuai cash flow tahun
bersangkutan) disimpan di Bank dalam deposito sebesar 100 % dengan pendapatan
bunga sebesar 12 % per tahun.
- Untuk pendapatan : Layanan ambulance, pelayanan kamar jenazah dan cusian,
administrasi lain-lain diasumsikan terdapat kenaikan 5 % setiap tahunnya dari
pendapatan tahun 2004.

Proyeksi Jumlah Pendapatan Lain-Lain RSIA Putra Dalima Tahun 2016-2025

3.5.5 Proyeksi Biaya Usaha (cash outflow)


Yang termasuk dalam klasifikasi biaya adalah Biaya usaha dan lain-lain diluar biaya usaha.
Rima Futihasari 1706106412

1) Proyeksi Biaya Usaha

Biaya usaha merupakan biaya yang langsung dengan kegiatan rumah sakit dan
unsur biaya yang harus diprioritaskan pengeluarannya. Biaya-biaya tersebut terdiri dari
: Biaya obat dan bahan medis, jasa dokter, makan minum pasien, biaya pegawai, biaya
pemeliharaan, pemakaian alat tulis kantor dan rumah tangga, biaya umum dan
administrasi. Seiring dengan optimalisasi pelayanan, maka konsekuensinya disegala
faktor unsur biayapun turut adanya peningkatan. Biaya usaha ini diproyeksikan adanya
peningkatan untuk tahun 2016-2025 sebesar 5 %. Proyeksi biaya usaha tahun 2016 –
2025 dapat dilihat pada tabel berikut :

Proyeksi Besar BIaya Usaha RSIA Putra Dalima Tahun 2016-2025

2) Proyeksi Biaya Lain-lain


Yang termasuk dalam biaya lain-lain adalah biaya lain-lain operasional yang
diproyeksikan naik 5% setiap tahunnya Berdasarkan pertimbangan tersebut diatas,,
maka proyeksi biaya lain –lain tahun 2016-2025 dapat dilihat pada tabel berikut.
Proyeksi Besar BIaya Lain-lain RSIA Putra Dalima Tahun 2016-2025

3.5.6 Proyeksi Hasil Usaha (Cash Flow Proyected)


Rima Futihasari 1706106412

Proyeksi hasil usaha RS Ibu dan Anak Putra Dalima berdasarkan data proyeksi cash
flow seperti disajikan pada tabel terlampir, maka apabila di rumuskan menurut Proyeksi hasil
usaha (2016 – 2025) setelah di potong pajak adalah disajikan seperti tabel berikut :

Proyeksi Hasil Usaha RSIA Putra Dalima Tahun 2016-2025

3.5.7 Net Present Value (NPV)


Net Present Value adalah selisih antara serangkaian penerimaan dimasa yang akan
datang setelah dinilai saai ini (memakai discount factor) dengan pengeluaran (investasi) yang
dilakukan pada saat ini. Suatu investasi dikatakan layak dan menguntungkan untuk dijalankan
apabila NPV menunjukkan angka positif.

Net Present Value RSIA Putra Dalima Tahun 2016-2025

Berdasarkan perhitungan dan analisis yang dilakukan terhadap proyek peningkatan


status Rumah Sakit Putra Dalima ini, ternyata NPV pada discount rate (i) sebesar 30%
menunjukkan nilai positif pada tahun ke-3 sebesar Rp.5.467.988.357,- . Dengan demikian
proyek ini layak dan dapat dilanjutkan.

3.5.8 Perhitungan Internal Rate of Return (IRR)


Internal Rate of Return (IRR) adalah tingkat balikan suatu investasi dimana pada saat
itu Net Present Value adalah 0. Suatu investasi dikatakan layak dan menghasilkan untuk
dijalankan apabila IRR lebih besar dari tingkat bunga bank yang diasumsikan. Berdasarkan
pengujian yang dilakukan selama 10 tahun ternyata IRR proyek ini adalah sebesar 18 %, lebih
besar dari bunga bank yang diproyeksikan yaitu 12 % per tahun. Dengan demikian proyek
peningkatan status Rumah Sakit Putra Dalima Serpong ini layak dan menghasilkan.
Rima Futihasari 1706106412

3.5.9 Perhitungan Benefit to Cost Ratio (BCR)


Analisis Benefit to Cost Ratio adalah perbandingan antara serangkaian penerimaan
dimasa yang akan datang setelah dinilai saai ini (memakai discount factor) dengan pengeluaran
(investasi) yang dilakukan pada saat ini. Suatu investasi dikatakan layak dan menghasilkan
untuk dijalankan apabila BCR menunjukkan angka lebih dari 1 (satu). Berdasarkan pengujian
yang dilakukan pada indikator BCR, ternyata nilai BCR dengan discount rate (i) sebesar 20%
menunjukkan nilai sebesar 1.8 dan lebih besar dari 1 (satu). Dengan demikian proyeksi layak
dan menghasilkan.

3.5.10 Payback Period


Analisis payback period adalah untuk mengetahui berapa lama suatu investasi yang
dilakukan akan kembali dengan cara mengurangkan investasi dengan rangkaian proses (=laba
bersih + penyusutan + bunga + Nilai sisa) yang akan diterima. Ternyata proyek peningkatan
status Rumah Sakit, apabila kondisinya seperti diatas, sudah mampu mengembalikan seluruh
biaya investasi setelah berjalan 4 tahun.
Rima Futihasari 1706106412

BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Dari uraian dari bab per bab diatas, maka kajian studi kelayakan peningkatan status
Rumah Bersalin menjadi rumah sakit Ibu Dan Anak Putra Dalima menyimpulkan bahwa
ditinjau dari keadaan dan masalah tentang kesehatan masyarakat dan kebutuhan akan rumah
sakit, aspek tentang kesehatan masyarakat dan kebutuhan akan rumah sakit di Kota Tangerang
Selatan, aspek kebutuhan dan permintaan dan aspek keuangan maka peningkatan status Rumah
sakit tersebut layak dilaksanakan dan menguntungkan.

4.2. Saran
a. Untuk terencanya perluasan rumah sakit agar disusun perencanaan lebih mendetail,
sehingga ruangan pelayanan yang ada saat ini bisa berintegrasi dengan ruangan yang
akan dikembangkan.
b. Agar pelayanan rumah sakit bersalin selalu ditingkatkan disegala bidang, sehingga
jumlah pengunjung tetap dan yang baru bertambah, mengingat persaingan antar rumah
sakit saat ini cukup tinggi. Untuk itu, kedepan perlu dikembangkan layanan sebagai
berikut :
1) Pengembangan Kamar operasi untuk persalinan yang lebih memadai
2) Pengembangan layanan radiologi dan konsultrasi gizi ibu dan anak
3) Pengembangan layanan poliklinik terkait dengan penyakit ibu dan anak
4) Pengembangan inovasi layanan baik medis maupun layanan non medis dan
penunjangnya
5) Pengembangan kemudahan layanan parkir kendaraan pasien
c. Perlu pengawasan yang cukup untuk pengembangan rumah sakit bersalin ini mengingat
dana yang tersedia cukup terbatas
d. Agar pihak rumah sakit meningkatkan sumber daya manusianya, dengan merekrut
dokter dan tenaga medis serta non medis yang berkualitas.
Rima Futihasari 1706106412

Daftar Pustaka
1. Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan. 2017. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
(LKIP). Pemerintah Kota Tangerang Selatan
2. Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan. 2018. Profil Kesehatan Kota Tangerang
Selatan. Pemerintah Kota Tangerang Selatan
3. Badan Pusat Statistik. 2017. Statistik Kesejahteraan Rakyat Kota Tangerang Selatan. BPS
Kota Tangerang Selatan
4. Badan Pusat Statistik. 2018. Kota Tangerang Selatan dalam Angka. BPS Kota Tangerang
Selatan
5. Rumah Sakit Bersalin Putra Dalima. 2015. Laporan 2015: Studi Kelayakan. PT. Putra
Dalima
6. Rumah Sakit Ibu dan Anak Harapan Bunda Sidoarjo. 2013. Studi Kelayakan RSIA
Harapan Bunda Sidoarjo. Yayasan Hj Tarpianie Sidoarjo
7. Direktorat Bina Upaya Kesehatan. 2012. Pedoman Penyusunan Studi Kelayakan
(Feasibility Study) Rumah Sakit. Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana
Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai