SAKIT BERSALIN MENJADI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA
Oleh
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dilakukannya studi kelayakan Rumah Sakit Ibu dan Anak Putra Dalima adalah,
yaitu :
1. Diperoleh dokumen pedoman pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak Putra Dalima
di Bumi Serpong Damai Kota Tangerang Selatan.
Rima Futihasari 1706106412
2. Diperoleh nya proyeksi kebutuhan dan permintaan terhadap jumlah dan jenis pelayanan
medis serta pelayanan penunjang medis di Rumah Sakit Ibu dan Anak Putra Dalima
untuk jangka waktu tertentu.
3. Diperoleh nya proyeksi kebutuhan akan jumlah dan jenis sarana/ fasilitas/peralatan
tenaga, dana yang diperlukan Rumah Sakit Ibu dan Anak Putra Dalima untuk jangka
waktu tertentu.
4. Sebagai acuan dalam pengembangan program induk (master program) yang merupakan
dasar dari pada rencana induk (masterplan).
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari pembuatan studi kelayakan adalah untuk menentukan kelayakan
suatu proyek, dalam hal ini untuk mengetahui tingkat kelayakan pembangunan RSIA Putra
Dalima. Di dalam studi kelayakan terdapat berbagai aspek yang harus dikaji dan diteliti
kelayakannya, sehingga hasil studi tersebut digunakan untuk memutuskan apakah sebaiknya
proyek atau bisnis layak dikerjakan atau ditunda atau bahkan dibatalkan.
BAB 2
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA
2.1 Gambaran Umum Rumah Sakit
Tujuan pendirian rumah sakit bersalin ini selain untuk memenuhi kebutuhan layanan
persalinan bagi ibu melahirkan juga membantu pemerintah daerah Tangerang Selatan saat itu
dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Rumah Sakit Bersalin Putra Dalima didirikan
pada Tahun 2003 lalu yang diprakarsai oleh PT. Putra Dalima.
Rumah Bersalin dengan spesialis pelayanan kesehatan ibu dan anak, yang menempati
tanah hak milik pribadi dengan luas tanah 340 M2 yang berada di BSD Sektor 1.2 Blok UA
No.26-27, Jl. Rawa Buntu Utara, Rawa Buntu, Tangerang Selatan dengan kapasitas yang
tersedia 31 tempat tidur untuk rawat inap dan 8 ruangan poli/pemeriksaan. Wilayah Bumi
Serpong Damai merupakan pemerintahan yang terdiri dari beberapa tingkat kelurahan dan
beberapa tingkat desa yang relatif sangat ramai dan merupakan daerah pemukiman.
Perkembangan wilayah Bumi Serpong Damai sangat pesat dipacu oleh keberadaan masyarakat
dengan tingkat sosial ekonomi menengah keatas (disamping masyarakat dengan sosial
ekonomi rendah) serta keberadaan berbagai pusat bisnis perniagaan.
Rima Futihasari 1706106412
BAB 3
STUDI KELAYAKAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PUTRA DALIMA
Dalam reformasi kesehatan di Indonesia selama dua dekade terakhir ini, perubahan
kebijakan sudah mengarah ke desentralisasi dengan dikeluarkannya Undang-Undang No.22
Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah. Kemudian disusul dengan dikeluarkannya
UndangUndang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang No.33
Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
Kedua undang-undang tersebut mempunyai dampak yang sangat besar terhadap pembangunan
pelayanan kesehatan khususnya dalam usaha perumahsakitan. Undang-Undang nomor 40
Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun
2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Nasional juga menjadi peluang bagi RSIA Putra
Dalima. Ditunjang dengan adanya Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 001 tahun 2012
tentang Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan, maka RSIA Putra Dalima dapat
menyediakan pelayanan berjenjang baik rawat jalan tingkat pertama di poli umum maupun
rawat jalan tingkat lanjutan di poli spesialis, rawat inap dan pelayanan kamar operasi.
3.1.2 Geografi
a. Lokasi
Lokasi lahan Rumah Sakit Bersalin Putra Dalima terletak di BSD Sektor 1.2 Blok UA
No.26-27. Wilayah tersebut merupakan pemerintahan yang terdiri dari beberapa tingkat
kelurahan dan beberapa tingkat desa yang relatif sangat ramai dan merupakan daerah
pemukiman. Perkembangan wilayah BSD Sektor sangat pesat dipacu oleh keberadaan
masyarakat dengan tingkat sosial ekonomi menengah keatas (disamping masyarakat dengan
sosial ekonomi rendah) serta keberadaan berbagai pusat bisnis perniagaan. Kondisi lingkungan
Rumah Sakit Ibu dan Anak Putra Dalima adalah daerah yang aman, nyaman dan free wifi, dan
cukup ramai karena sepanjang jalan ini banyak ditemukan perumahan, kawasan bisnis dan
perdagangan. Baik jalan maupun fasilitas penerangan memiliki kondisi yang baik dan cukup
Rima Futihasari 1706106412
terpelihara. Rumah Sakit Ibu dan Anak Putra Dalima memiliki aksesibilitas dan transportasi
yang mudah dijangkau karena terletak dilokasi yang strategis. Rumah Sakit Ibu dan Anak Putra
Dalima memiliki akses jalan yang terbuat dari lapisan aspal. Sarana transportasi untuk menuju
ke Rumah Sakit Ibu dan Anak Putra Dalima dapat ditempuh melalui angkutan umum yang
beroperasi antara lain seperti: Angkutan Kota, Taksi, Trans BSD, Gojek, Ojek pangkalan,
Kereta Api.
Adapun kondisi batas-batas sekitar rumah sakit pada radius 0-100 meter adalah sebagai
berikut :
– Sebelah Utara : Perumahan (permukiman) BSD
– Sebelah Timur : Jl. Rawa Buntu Utara dan Perumahan (permukiman) BSD
– Sebelah Selatan : Jalan akses komplek dan Perumahan (permukiman) BSD
– Sebelah Barat : Perumahan (permukiman) BSD
b. Aksesibilitas
Lokasi Rumah Sakit Bersalin Putra Dalima dapat akses melalui beberapa alternatif,
sebagai berikut :
Kemudahan akses ke lokasi Rumah Sakit Bersalin Putra Dalima melalui berbagai
alternatif tersebut merupakan potensi yang baik keberadaan kegiatan jasa pelayanan kesehatan.
c. Tata Letak
Lokasi Rumah Sakit Bersalin Putra Dalima yang terletak di Kawasan BSD Sektor
Kecamatan Serpong Kota Tangerang Selatan merupakan lokasi yang sangat strategis
mengingat kegiatan disekitar Rumah Sakit Bersalin dalam skala wilayah Kota Tangerang
Selatan yang berdekatan dengan kegiatan-kegiatan di Kodya Jakarta Selatan, Kota Tangerang
Rima Futihasari 1706106412
dan Kabupaten Bogor. Tata letak Rumah Sakit Bersalin yang dianggap menguntungkan adalah
:
3.1.3 Demografi
Jumlah penduduk Kota Tangerang Selatan pada tahun 2017 sebanyak 1.644.899 jiwa.
Kepadatan penduduk Kota Tangerang Selatan tahun 2017 adalah 11.175 jiwa/km2 . Ditinjau
dari jenis kelamin, jumlah penduduk Kota Tangerang Selatan pada tahun 2017 yang berjenis
perempuan laki-laki lebih banyak dari pada penduduk Kota Tangerang Selatan yang berjenis
kelamin laki-laki , yaitu 828.392 jiwa berbanding 816.507 jiwa dengan rasio jenis kelamin
sebesar 101,46.
Tabel 3.2 Kepadatan Penduduk menurut Per Kecamatan di Kota Tangerang Selatan
Tahun 2017
Jumlah penduduk di Kota Tangerang Selatan menurut kelompok umur dan jenis
kelamin pada tahun 2017 didominasi oleh penduduk dengan kelompok umur 30-34 tahun
sebanyak 156.874 jiwa, disusul oleh kelompok umur 35-39 tahun dan 25-29 tahun sebanyak
152.559 orang dan 152.175 orang.
Tabel 3.3 Kepadatan Penduduk menurut Per Kecamatan di Kota Tangerang Selatan
Tahun 2017
Rima Futihasari 1706106412
Tabel 3.4 Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Berdasarkan Sensus Tahun 2000,
2016 dan 2017 di Kota Tangerang Selatan
Kualitas pembangunan sosial di Kota Tangerang Selatan dapat diukur dengan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) sebagai indikator pembangunan makro. IPM diukur dengan tiga
unsur, yaitu peluang berumur panjang dan sehat, pengetahuan dan keterampilan yang memadai,
dan peluang untuk merealisasikan pengetahuan yang dimiliki dalam kegiatan produktif. Pada
tahun 2017, IPM Kota Tangerang Selatan menurut BPS Kota Tangerang Selatan adalah sebesar
Rima Futihasari 1706106412
71,42. Angka ini merupakan meningkatan dari tahun 2006 yang sebesar 70,27. Angka
71,42melek termasuk ke dalam kategori “menengah atas”, relatif tinggi diantara kota lain di
Provinsi Banten. Pemberantasan buta huruf di Kota Tangerang Selatan semakin dirasakan, hal
ini dapat dilihat pada angka melek huruf mendekati 100 persen.
Perkembangan sosial budaya Kota Tangerang Selatan yang merupakan daerah otonom
dari Kabupaten Tangerang tidak dapat dipisahkan dari perkembangan Kota Seiring berjalannya
waktu, tidak hanya suku Betawi, Sunda dan Cina Benteng yang menghuni Tangerang. Sebagai
salah satu kota yang cukup maju dan memegang peranan penting sebagai kota satelit Jakarta,
masyarakat Tangerang, terutama Kota Tangerang Selatan, telah dihuni oleh masyarakat
multiras dan multikultur dari seluruh Nusantara. Tangerang Selatan pada awalnya merupakan
sebuah kota yang heterogen, dimana keragaman agama dan budaya hadir dan berkembang di
tengah masyarakat kota Tangerang. Masyarakat kota tangerang secara umum sama dengan
Jakarta yang bersuku Betawi, tapi juga memiliki suku Sunda dan Cina Benteng.
3.1.5 Kesehatan
Pembangunan di bidang kesehatan memiliki tujuan untuk menyediakan pelayanan
kesehatan yang mudah, merata, dan murah bagi seluruh lapisan masyarakat, sebagai
perwujudan dari visi Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan. Dengan upaya tersebut
diharapkan akan tercapai derajat kesehatan masyarakat yang baik dan pada akhirnya akan
meningkatan produktivitas. Berdasarkan fakta – fakta yang ada, indikator derajat kesehatan
masyarakat yang paling sensitif adalah Angka Harapan Hidup ( AHH ), Angka Kematian Bayi
( AKB ), Angka Kematian Ibu ( AKI ), serta status Gizi Balita.
2017 adalah 72,16 sudah melampaui target RPJMD Tangerang Selatan tahun 2015
yaitu 68,69.
Pemeriksaan kehamilan
Keluarga berencana
Kehamilan normal dan beresiko tinggi
Pemeriksaan dini kesehatan reproduksi
Pemeriksaan gejala menopause, dll
Unit kebidanan
b) Poliklinik Kesehatan Anak Meliputi jenis pelayanan :
Diagnosa dan perawatan kesehatan secara umum
Imunisasi
Neonatal HCU dan Perinatologi
c) Poliklinik Umum 24 Jam
d) Poliklinik Gigi
e) Poliklinik Penyakit Dalam
f) Poliklinik USG 3D / 4D
g) General Check Up
h) Unit Persalinan ( Normal dan Caesar )
4. Sarana Penunjang
a) Laboratorium
b) Radiologi
c) Farmasi
d) General Check Up
e) Fisioterapi
f) Senam Hamil
d) Musholla
Kondisi lingkungan yang terus mengalami degradasi secara kualitas maupun kuantitas
diperburuk oleh pola perilaku hidup bersih dari masyarakat yang rendah, terutama lingkungan
di sekitar rumah permukiman sehingga vektor-vektor penyakit dapat hidup dalam kondisi yang
baik di lingkungan perumahan tersebut. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota
Tangerang Selatan terdapat 10 jenis penyakit yang paling sering diderita oleh penduduk Kota
Tangerang Selatan yaitu: DHF, Filariasis, TB, HIV AIDS, Pneumonia, IMS, Diare, Kusta,
Difteri, dan Campak.
Penyakit menular di Kota Tangerang Selatan masih menjadi permasalahan yang harus
mendapatkan perhatian serius. Tercatat di antaranya demam berdarah, filariasis, tuberculosis,
HIV/AIDS, Pneumonia, infeksi menular seksual (IMS), diare, kusta, difteri dan campak.
Penyakit dengan angka kejadian tertinggi adalah diare dengan 10.533 kejadian disusul
pneumonia dengan 2.473 kejadian. Penyakit menular lain dengan angka kejadian yang besar
adalah tuberculosis (625 kejadian) dan demam berdarah (154 kejadian). Kejadian HIV/AIDS
yang tercatat di Puskesmas adalah sebanyak 3 kejadian, yaitu di Ciputat dan Ciputat Timur,
namun angka yang sesungguhnya diduga jauh lebih besar karena banyak pasien yang diduga
berobat di RSUD Kabupaten Tangerang atau rumah sakit lain di Jakarta. Pada tabel berikut
disajikan Jenis penyakit utama yang diderita Penduduk Usia 5 - 64 tahun.
DHF 23 16 40 26 19 26 4 154
Filariasis - - 2 - - 7 - 9
HIV Aids - - 1 2 - - - 3
Kusta 6 1 11 1 - 18 - 37
Difteri - - 1 - - - - 1
Campak 4 - 19 49 - 13 - 85
3.2.3 Teknologi
Rumah Sakit Bersalin Putra Dalima telah memiliki bangunan dengan kelengkapan
ruangan pelayanan persalinan yang lengkap dengan dilengkapi pula peralatan kesehatan
dengan teknologi kedokteran yang modern. Selain itu juga Rumah Sakit memiliki sistem
informasi dan komunikasi elektronik internal untuk mendukung layanan kesehatan.
3.2.5 Organisasi
Susunan struktur organisasi RS Bersalin Putra Dalima terdiri dari :
1. Direktur
2. Komite-Komite :
- Komite Medik
Rima Futihasari 1706106412
Apabila melihat indikator pelayanan Rumah Sakit Bersalin di Kota Tangerang Selatan
yaitu BTO (frekuensi pemakaian tempat tidur) sebesar 52,46, TOI (Internal pemakaian tempat
tidur) sebesar 4,59 dan LOS (Rata-rata lama perawatan) sebesar 3,10, maka menggambarkan
bahwa kebutuhan pelayanan kesehatan di Kota Tangerang Selatan disimpulkan masih belum
efisien. Selain itu angka rujukan ke Rumah Sakit Bersalin yang semakin meningkat tidak
diimbangi dengan pertumbuhan jumlah Rumah Sakit Bersalin merupakan indikasi semakin
dibutuhkannya jumlah tempat tidur Rumah Sakit Bersalin.
Trend indikator pelayanan Rumah Sakit Bersalin diatas menunjukkan adanya tuntutan
dan kebutuhan (demand) masyarakat akan pelayanan Rumah Sakit Bersalin, khususnya
pelayanan kesehatan umum. Oleh karena itu pengoperasian Rumah Sakit Bersalin Putra
Dalima layak dikembangkan, sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat di Kecamatan
Serpong Khususnya dan di Kota Tangerang Selatan. Untuk menentukan tingkat kebutuhan
tempat tidur Rumah Sakit didasari oleh tingkat pertumbuhan penduduk. Dengan jumlah
penduduk awal 1.644.899 jiwa dan tingkat pertumbuhan penduduk sebesar 3.53 % di Kota
Tangerang Selatan, maka prediksi jumlah penduduk pada tahun 2025 mendatang dari sejak
tahun 2015 dengan mengacu pada perhitungan formula GRIFFITH adalah :
Rima Futihasari 1706106412
Dengan demikian untuk tahun 2025 akan dibutuhkan jumlah tempat tidur Rumah Sakit
Bersalin :
TT (2025) = (526.147 x 135/1.000 x 4) / (70/100 x 365)
= 1112 unit
Melihat hasil perhitungan diatas, maka dengan kebutuhan tempat tidur sebanyak 1.112
unit pada tahun 2025, sedang di Kota Tangerang Selatan baru ketersediaan tempat tidur Rumah
Sakit Bersalin baru mencapai 882, maka rencana peningkatan status Rumah Sakit Bersalin
Putra Dalima menjadi rumah sakit khusus ibu dan anak layak untuk dipasarkan.
jumlah penduduk Kecamatan Serpong yang mencapai 184.761 jiwa dengan laju pertumbuhan
penduduk mencapai 3.53 % dan kepadatan penduduk 7.686 jiwa/Km2 maka rasio jumlah
tempat tidur dan penduduk sangat kecil per 1 tempat tidur Rumah Sakit Bersalin umum.
Sedangkan untuk standart WHO untuk penyediaan tempat tidur adalah 1:700 jiwa. Apalagi bila
dikaitkan dengan hasil perhitungan rasional menurut formula Griffith diatas bahwa diketahui
kebutuhan tempat tidur Rumah Sakit Bersalin Di Kota Tangerang Selatan termasuk di
Kecamatan Serpong mencapai 1.112 unit pada tahun 2025.
- Pelayanan Farmasi
- Pelayanan Laboratorium
- Pelayanan USG dan EKG
- Pelayanan Dapur Gizi
- Pelayanan Laundry
3). Bidang Penunjang Non Medis :
- Pelayanan ambulance
- Pelayanan adminstrasi dan keuangan
- Pelayanan pemandian jenazah
- Kantin
- Telephone umum
- Parkir kendaraan
- House keeping/Sanitasi
Rima Futihasari 1706106412
Proyeksi BOR Rata-Rata Kelas Perawatan Inap Rumah Sakit Bersalin Putra Dalima
Pada tahun 2016 manajemen Rumah Sakit memproyeksikan BOR naik sebesar 21,76
% . Hal ini didasarkan bahwa Rumah Sakit Bersalin Putra Dalima merupakan perubahan status
dari Rumah Bersalin dan Balai Pengobatan yang telah beroperasi sebelumnya semenjak 2006,
sehingga telah memilki pangsa pasar dan berdasarkan data yang diperoleh bahwa saat ini BOR
telah mencapai lebih dari 70 %.
Selain itu faktor lokasi yang berdekatan dengan Kabupaten Bogor, Jakarta Selatan dan
Kecamatan sekitarnya seperti Kecamatan Bintaro dan Kecamatan Pondok Cabe merupakan
peluang pasar yang dapat mendukung peningkatan kinerja Rumah Sakit Bersalin Putra Dalima.
Sebagai daerah berkembang, tingkat persaingan antar Rumah Sakit Ibu dan Anak yang
ada di Kota Tangerang Selatan secara umum cukup tinggi, dalam rangka menarik pasien untuk
dapat berobat di Rumah Sakit Ibu dan Anak yang mereka miliki. Secara umum konsumen
memilih Rumah Sakit Ibu dan Anak dipengaruhi oleh 4 hal :
Lingkungan persaingan yang terdapat dalam Rumah Sakit Ibu dan Anak tidak hanya
terdiri dari kalangan Rumah Sakit Bersalin sendiri tetapi dari praktek pribadi dokter umum dan
spesialis dan dari bidan serta pengobatan tradisional lainnya.
Berdasarkan analisis data yang dikaji, maka Rumah Sakit Putra Dalima mempunyai
peluang untuk berkompetisi dengan Rumah Sakit Ibu dan Anak yang ada di Kota Tangerang
Selatan adalah dengan cara melakukan pembenahan antara lain:
1) Peningkatan aksesabilitas terhadap UGD ( Unit Gawat Darurat ) di RSIA Putra Dalima
perlu dilakukan dengan memudahkan pasien dan pengunjung untuk parkir.
2) Penyiapan ruang operasi persalinan yang memenuhi standar dengan tarif bersaing
3) Perlunya dikembangkan diversifikasi usaha di bidang-bidang yang dapat merupakan
pendukung bagi pelayanan kesehatan seperti toko buah, toko cenderamata, toko serba
ada dan lain-lain.
4) Apabila saat ini kelengkapan dan kecanggihan peralatan yang dimiliki oleh RSB Putra
Dalima belum sebaik pesaing utama, maka strategi yang sebaiknya dipilih adalah pada
kualitas pelayanan kepada konsumen yang harus prima, termasuk pelayanan pasca
pengobatan seperti konsultasi lanjutan per telepon.
Struktur modal seperti tersaji pada tabel diatas merupakan modal sendiri yang tertanam
dalam bentuk tanah, bangunan, furniture dan peralatan medis yang ada.
Proyeksi Jumlah Pendapatan Pelayaan Rawat Inap RSIA Putra Dalima Tahun 2016-
2025
Proyeksi Jumlah Pendapatan Pelayaan Rawat Jalan RSIA Putra Dalima Tahun 2016-
2025
Proyeksi Jumlah Pendapatan Pelayaan OK dan VK RSIA Putra Dalima Tahun 2016-
2025
Proyeksi Jumlah Pendapatan Pelayaan USG dan EKG RSIA Putra Dalima Tahun
2016-2025
Proyeksi Jumlah Pendapatan Pelayaan Penunjang RSIA Putra Dalima Tahun 2016-
2025
e. Pendapatan Lain-Lain
- Pendapatan jasa bank : Saldo dana yang ada (Kas awal, sesuai cash flow tahun
bersangkutan) disimpan di Bank dalam deposito sebesar 100 % dengan pendapatan
bunga sebesar 12 % per tahun.
- Untuk pendapatan : Layanan ambulance, pelayanan kamar jenazah dan cusian,
administrasi lain-lain diasumsikan terdapat kenaikan 5 % setiap tahunnya dari
pendapatan tahun 2004.
Biaya usaha merupakan biaya yang langsung dengan kegiatan rumah sakit dan
unsur biaya yang harus diprioritaskan pengeluarannya. Biaya-biaya tersebut terdiri dari
: Biaya obat dan bahan medis, jasa dokter, makan minum pasien, biaya pegawai, biaya
pemeliharaan, pemakaian alat tulis kantor dan rumah tangga, biaya umum dan
administrasi. Seiring dengan optimalisasi pelayanan, maka konsekuensinya disegala
faktor unsur biayapun turut adanya peningkatan. Biaya usaha ini diproyeksikan adanya
peningkatan untuk tahun 2016-2025 sebesar 5 %. Proyeksi biaya usaha tahun 2016 –
2025 dapat dilihat pada tabel berikut :
Proyeksi hasil usaha RS Ibu dan Anak Putra Dalima berdasarkan data proyeksi cash
flow seperti disajikan pada tabel terlampir, maka apabila di rumuskan menurut Proyeksi hasil
usaha (2016 – 2025) setelah di potong pajak adalah disajikan seperti tabel berikut :
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Dari uraian dari bab per bab diatas, maka kajian studi kelayakan peningkatan status
Rumah Bersalin menjadi rumah sakit Ibu Dan Anak Putra Dalima menyimpulkan bahwa
ditinjau dari keadaan dan masalah tentang kesehatan masyarakat dan kebutuhan akan rumah
sakit, aspek tentang kesehatan masyarakat dan kebutuhan akan rumah sakit di Kota Tangerang
Selatan, aspek kebutuhan dan permintaan dan aspek keuangan maka peningkatan status Rumah
sakit tersebut layak dilaksanakan dan menguntungkan.
4.2. Saran
a. Untuk terencanya perluasan rumah sakit agar disusun perencanaan lebih mendetail,
sehingga ruangan pelayanan yang ada saat ini bisa berintegrasi dengan ruangan yang
akan dikembangkan.
b. Agar pelayanan rumah sakit bersalin selalu ditingkatkan disegala bidang, sehingga
jumlah pengunjung tetap dan yang baru bertambah, mengingat persaingan antar rumah
sakit saat ini cukup tinggi. Untuk itu, kedepan perlu dikembangkan layanan sebagai
berikut :
1) Pengembangan Kamar operasi untuk persalinan yang lebih memadai
2) Pengembangan layanan radiologi dan konsultrasi gizi ibu dan anak
3) Pengembangan layanan poliklinik terkait dengan penyakit ibu dan anak
4) Pengembangan inovasi layanan baik medis maupun layanan non medis dan
penunjangnya
5) Pengembangan kemudahan layanan parkir kendaraan pasien
c. Perlu pengawasan yang cukup untuk pengembangan rumah sakit bersalin ini mengingat
dana yang tersedia cukup terbatas
d. Agar pihak rumah sakit meningkatkan sumber daya manusianya, dengan merekrut
dokter dan tenaga medis serta non medis yang berkualitas.
Rima Futihasari 1706106412
Daftar Pustaka
1. Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan. 2017. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
(LKIP). Pemerintah Kota Tangerang Selatan
2. Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan. 2018. Profil Kesehatan Kota Tangerang
Selatan. Pemerintah Kota Tangerang Selatan
3. Badan Pusat Statistik. 2017. Statistik Kesejahteraan Rakyat Kota Tangerang Selatan. BPS
Kota Tangerang Selatan
4. Badan Pusat Statistik. 2018. Kota Tangerang Selatan dalam Angka. BPS Kota Tangerang
Selatan
5. Rumah Sakit Bersalin Putra Dalima. 2015. Laporan 2015: Studi Kelayakan. PT. Putra
Dalima
6. Rumah Sakit Ibu dan Anak Harapan Bunda Sidoarjo. 2013. Studi Kelayakan RSIA
Harapan Bunda Sidoarjo. Yayasan Hj Tarpianie Sidoarjo
7. Direktorat Bina Upaya Kesehatan. 2012. Pedoman Penyusunan Studi Kelayakan
(Feasibility Study) Rumah Sakit. Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana
Kesehatan