PERSIAPAN
KOMPILASI DATA
1.4. Pengertian
1.4.1. Rumah sakit
Adalah Institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
1.4.2. Rencana Bisnis / rencana strategi
Sebuah alat Manajemen yang digunakanuntuk mengelola kondisi saat
ini untuk melakukan proyeksi kondisi pada masa depan, sehingga
rencana strategis adalah sebuah petunjuk yang dapat digunakan
organisasi dari kondisi saat ini untuk menuju tahun – tahun tertentu di
masa mendatang. Untuk mencapai strategi ini berbagai teknik analisa
bisnis dapat digunakan, termasuk analisis SWOT (Streghts, weakness,
opprtunities, threats).
1.4.3. Bangunan
adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan
tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas
dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat
manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat
tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya,
maupun kegiatan khusus.
1.4.4. Ruang bangunan dan halam rumah sakit
Semua ruang / unit dan halaman yang ada di dalam batas pagar rumah
sakit (bangunan fisik dan kelengkapannya) yang dipergunakan untuk
berbagai keperluan dan kegiatan rumah sakit.
1.4.5. Analisis dampak lalu lintas adalah serangkaian kegiatan kajian
mengenai dampak lalu lintas dari pembangunan pusat kegiatan,
permukiman, dan infrastruktur yang hasilnya dituangkan dalam
bentuk dokumen hasil analisis dampak lalu lintas.
1.4.6. Manajemen kebutuhan lalu lintas adalah kegiatan yang dilaksanakan
dengan sasaran meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan
ruang lalu lintas dan mengendalikan pergerakan lalu lintas.
1.4.7. Volume lalu lintas adalah jumlah kendaraan yang melewati suatu titik
tertentu pada ruas jalan per satuan waktu, dinyatakan dalam kendaraan
per jam atau satuan mobil penumpang per jam.
1.4.8. Kapasitas jalan adalah kemampuan ruas jalan untuk menampung
volume lalu lintas ideal per satuan waktu, dinyatakan dalam kendaraan
per jam atau satuan mobil penumpang per jam.
1.4.9. Pengembangan atau pembangunan adalah orang, badan hukum,
kelompok orang, atau perkumpulan yang menurut hukum sah sebagai
pemilik yang akan membangun atau mengembangkan pusat kegiatan,
permukiman, dan infrastruktur.
1.4.10. Studi Kelayakan
Hasil analisis dan penjelasan kelayakan dari aspek yang akan
mendasari pengembangan RSIA Mamamia Lezatoz, terkait dengan
penentuan rencana kerja pelayanan kesehatan rumah sakit yang baru
akan dilakukan maupun lanjutan dari yang sudah ada dalam
melakukan rencana pengembangan RSIA Mamamia Lezatoz.
1.4.11. RSIA
Rumah Sakit yang memberikan pelayanan utama bagi ibu dan anak
tetapi juga memberikan pelayanan yang lain seperti pelayanan
kesehatan umum lainnya yang sesuai denga tipe kelas Rumah Sakit.
BAB II
PERSIAPAN
b) Ambulance
a. Pelayanan keperawatan.
b. Pelayanan medik (Pra dan Pasca Tindakan Medik), Pelayanan
nifas meliputi : pelayanan nifas normal dan pelayanan nifas
bermasalah (post sectio caesaria, infeksi, pre eklampsi/eklampsi).
c. Pelayanan penunjang medik
7) Rawat Inap Anak
a. Pelayanan keperawatan.
b. Pelayanan medik (Pra dan Pasca Tindakan Medik), Pelayanan
nifas meliputi : pelayanan nifas normal dan pelayanan nifas
bermasalah (post sectio caesaria, infeksi, pre eklampsi/eklampsi).
c. Pelayanan penunjang medik
8) Kamar Bersalin
12) Ambulance 24
4. Pengolahan Limbah
Yayasan
Kamar Operasi
Unit Laboratorium Unit Humas &
Pemasaran
Rawat Jalan
Unit Gizi dan RM Unit SDM dan Program
VK dan Rawat Inap
Materna
NO WAKT TARIF
1 Pagi ( 07.00- 14.00WIB)
U Rp. 30,000
2 Siang ( 14.00- 21.00WIB) Rp. 50,000
3 Malam(14.00- 07.00WIB) Rp. 50,000
4 Hari Libur Rp. 50,000
NO KETERANGAN TARIF
1 Poli Kandungan Rp. 45,000
Rp 185,000.00 N
Rp 45,000.00 Rp 100,000.00
Kelas1
NO URAIA BIAY
1 USGAbdumen N A 250,000
2 USGKandungan 125,000
Tabel 2.6 Tarif Pelayanan Laboratorium di RSIA Mamamia
Lezatos Tahun 2015
(Rp)
4 Influensa 3.637
a. Penyakit Menular
4 Influensa 3.637
1 Tarik 36,06 20 16
2 Prambon 34,23 20 10
3 Krembung 29,55 19 5
4 Porong 29,82 19 4
5 Jabon 81,00 15 3
6 Tanggulangin 32,29 19 4
7 Candi 40,67 24 4
8 Tulangan 31,21 22 7
9 Wonoayu 33,92 23 4
10 Sukodono 32,68 19 7
11 Sidoarjo 62,56 24 4
12 Buduran 41,02 15 4
13 Sedati 79,43 16 4
14 Waru 30,32 17 5
15 Gedangan 24,06 15 4
16 Taman 31,54 24 9
17 Krian 32,50 22 12
18 Balongbendo 31,40 20 20
Total 714,24 353
b. Jumlah penduduk
Sidoarjo sebagai daerah yang berbatasan langsung dengan surabaya
dan memiliki perusahaan industri besar/sedang di Jatim, Sidoarjo telah
menjadi daerah tujuan utama bagi para pencari kerja dan tempat hunian
baru. Akibatnya, Sidoarjo mengalami pertumbuhan penduduk tertinggi di
Jatim (1980-2010). Jumlah pendudukSidoarjopada Tahun 2015
mencapai2.117.279jiwa; meningkat pesat dari 1,17 juta jiwa (1990) dan
1,95 juta jiwa (2010).
Tabel 2.13 Jumlah penduduk kabupaten Sidoarjo Tahun 2016
Sektor Sidoarjo
2010 2015
Primer 2,63 2,43
r 463 2,86
Porong 65.740 3,1
n 761 2,4
Tanggulangin 92.168 4,35
C 69.018 7,98
Tulangan 97.046 4,58
Jml.Rumahtangga(000) 101,0
540,1 542,0
563,1
Rata2AnggotaRmhtg 3,77 3,84 3,76
PddkperKel.Umur:
Tahun 2015
Kelas C
No. Jenis Ketenagaan Tenaga
Total
Tetap
I. Medis
1. Dokter Spesialis Obstetri Ginekologi 1 -
a. Dokter Subspes Fetomaternal - -
b. Dokter Subspes .Obbsgin Sosial - -
c. Dokter Subspes . Onkologi - -
Ginekologi
d. Dokter Subspes Uroginekologi - -
konst
e. Dokter Subspes.Kesehatan - -
Reproduksi
2. Dokter Spesialis Anak
a. Dokter Subspes Anak 1 -
b. Dokter Subspes Alergi Imunologi 1 -
c. Dokter Subspes Endokrinologi - -
d. Dokter Subspes - -
Gastrohepathologi
e. Dokter Subspes Nutrisi dan - -
Metabolik
f. Dokter Subspes Hematologi dan - -
Onkologi
g. Dokter Subspes Kardiologi - -
h. Dokter Subspes Nefrologi - -
i. Dokter Subspes Neurologi - -
j. Dokter Subspes Gawat Darurat - -
k. Dokter Subspes Pencitraan Anak - -
l. Dokter Subspes Infeksi Tropis - -
m. Dokter Subspes Perinatologi - -
n. .Dokter Subspes Respirologi - -
o. Dokter Subspes Tumbuh - -
Kembang
3. DOKTER SPESIALIS LAINNYA - -
a. Spesialis Bedah Anak - -
b. Spesialis Rehabilitasi Medik - -
c. Spesialis Mata - -
d. Spesialis THT - -
e. SpesialisKulit Kelamin - -
f. Spesialis Bedah Umum 1 -
g. Spesialis Penyakit Dalam 1 -
h. Spesialis Anastesi 1 -
i. Spesialis Radiolog 1 -
j. Spesialis Patologi Klinik - -
k. Spesialis Patologi Anatomi - -
II. Keperawatan dan Bidan - -
1.Keperawatan 25 -
a. S2 Keperawatan + PONEK - -
b. S1 Keperawatan + PONEK - -
c. D3 Keperawatan + PONEK - -
2.Bidan 12 -
a. D4 Kebidanan terlatih PONEK - -
III. Kefarmasian - -
a. Apoteker 1 -
b. D3 Farmasi/ Asisten Apoteker 1 -
IV. Laboratorium - -
a. S1 Analis Kesehatan - -
b. D3 Analis Kesehatan 1 -
V. Gizi - -
a. S1 Gizi Klinik / dietisien - -
b. D4 Gizi Klinik / dietisien - -
c. D3 Gizi Klinik / dietisien 1 -
d. D1 Gizi Klinik / dietisien 1 -
VI. Rekam Medis - -
a. S1 Rekam Medis - -
b. S2 Rekam Medis 1 -
VII. Tenaga hypnoterapi 1 -
Sumber : PMK RI no 56 tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perijinan
Rumah Sakit
6. Derajat Kesehatan
DataKependudukan, utamanya diperoleh melalui Sensus Penduduk,
Registrasi Penduduk dan Survei Kependudukan.Sensus Penduduk
terakhir dilaksanakanTahun2010. Jumlah penduduk tercatat sebanyak
1.945.252 jiwa. Terjadi kenaikan sebesar 382.237 jiwaatau
24,45persen Jumlah penduduk tercatat sebanyak 1.945.252 jiwa.
Terjadi kenaikan sebesar 382.237 jiwaatau 24,45persendari hasil
Sensus Penduduk Tahun 2000. Jumlahpenduduk terbesar di Kecamatan
Waru,diikuti Kecamatan Taman dan Kecamatan Sidoarjo.Kecamatan
Jabon merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk paling kecil
diikuti Kecamatan Krembung.
Sex ratio penduduk hasil Sensus Penduduk 2010 sebesar 101,05
persen. Hal ini berarti jumlah penduduk laki-laki lebih banyakdaripada
perempuan. Sedangkan hasil registrasi pendudukDinas Catatan Sipil
Tahun 2015 mencatat bahwa jumlah penduduk sebanyak 2.161.659
jiwa. Penduduk yang tercatat adalah penduduk yangterdaftar dalam
Kartu Keluarga (KK) dan atau memiliki KTP di Sidoarjo.
Pada sisi yang lain,data proyeksi penduduk dari BPS mencatat bahwa
penduduk yang ada di Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015 sebanyak
2.117.279 jiwa. Penduduk yang tercakup di sini adalah penduduk yang
tinggal di Kabupaten Sidoarjo, tidak melihat identitas
kependudukannya. Angka Crude Birth Rate (CBR) tahun 2015
mengalami penurunan menjadi 9,85 persen.Hal ini berarti ada
kelahiran sebanyak 10 bayidari 1000 orang penduduk.
Tabel 3.7 Kelahiran, Kematian Yang Dilaporkan, CBR dan CDR
Menurut Kecamatan tahun 2015
Penduduk
Kecamatan BulanJuni Lahir CBR Kematian CDR
District MidYear Birth (%) Death (%)
(1) (2)
Population (3) (4) (5) (6)
01. Sidoarjo 216 450 1 465 6.77 1 046 4.83
02. Buduran 99 474 1 640 16.49 281 2.82
03. Candi 153 396 1 700 11.08 322 2.10
04. Porong 89 138 1 376 15.44 229 2.57
05. Krembung 71 713 893 12.45 173 2.41
06. Tulangan 97 625 1 234 12.64 160 1.64
07. Tanggulangin 106 369 650 6.11 228 2.14
08. Jabon 59 162 508 8.59 330 5.58
09. Krian 129 319 1 180 9.12 371 2.87
10. Balongbendo 76 290 828 10.85 181 2.37
Ruang Isolasi: 2
B. Aspek Internal
1. Sarana Kesehatan
A. Jumlah Sarana Kesehatan Kabupaten Sidoarjo
6 Jasem RS Umum 34
8 Usada RS Umum 30
10 Kirana RSIA 44
14 Soerya RSIA 48
KELAS C
NO JENIS KETENAGAAN TENAGA
TOTAL
TETAP
I. MEDIS
1 Dokter Spesialis Obsetri Ginekologi 1
Dokter Sub Spesialis Fetomaternal -
Dokter Spesialis Obgyn Sosial -
Dokter Sub Spesialis Onkologi
Ginekologi -
Dokter Sub Spesialis Uroginekologi -
Dokter Sub Spesialis Kesehatan
Reproduksi -
III Kefarmasian
1. Apoteker 1
2. D3 Farmasi / Asisten Apoteker 1
IV Laboratorium
1. S1 Analis Kesehatan 1
2. D3 Analis Kesehatan 1
V Gizi
1. S1 Gizi Klinik -
2. D4 Gizi Klinik -
3. D3 Gizi Klinik 1
4. D1 Gizi Klinik 1
VI Rekam Medik
1. S1 Rekam Medik -
2. D3 Rekam Medik 1
Kamar Operasi
Unit Laboratorium Unit Humas &
Pemasaran
Rawat Jalan
Unit Gizi dan RM Unit SDM dan Program
VK dan Rawat Inap
Materna
TOTAL per
BIAYA per BLN
NO PENGELUARAN TAHUN
(Rp)
(Rp)
a. Geografi
Kabupaten Sidoarjo merupakan salah satu daerah di tengah bagian
provinsi Jawa Timur, yang terletak pada posisi antara 112,50 – 112,90
Bujur Timur (BT) dan 7,30 – 7,50 Lintang Selatan (LS), dengan luas
wilayahnya mencapai 71.424,25 km2. Secara administratif Kabupaten
Sidoarjo berbatasan dengan wilayah-wilayah sebagai berikut:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kota Surabaya dan Kabupaten
Gresik.
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Madura.
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Pasuruan.
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Mojokerto
b. Topografi
Topografi Kabupaten Sidoarjo terdiri dari beberapa lapisan batuan.
Batuan Alluvium seluas 686,89 tersebar di semua kecamatan, akan
tetapiuntuk lapisan batuan Plistosen FasienSedimen hanya terdapat di 6
kecamatan,yaitu Kecamatan Sidoarjo, Buduran, Taman, Waru, Gedangan
dan Sedati. Sedangkan lapisan tanah untuk tanahAlluvial Kelabu merata
di 18 kecamatan seluas 470,18 km². Lapisan tanah jenis As. Alluvial Klb
dan Coklat Kekuningan hanyaada di 4 kecamatan, yaitu
Krembung,Balongbendo, Tarik dan Prambon masing-masing 4,54; 27,95;
9,87 Dan 7,33 km².Lapisan tanah Alluvial Hidromortseluas 213,61 km²
menyebar di 8 kecamatan, yaitu Kecamatan Sidoarjo, Buduran, Candi,
Porong, Tanggulangin, Jabon, Waru dan Sedati. Adapun lapisan tanah
kelabu tua seluas 8,71 km² ada di 2 kecamatan, yaitu Kecamatan Buduran
dan gedangan.
RSIA Mammamia yang berencana untuk membangun gedung baru
harus sangat memperhatikan struktur tanah yang ada di sekitarnya. Karena
gedung baru yang rencananya akan didirikan masih berada di area yang
sama dengan gedung lama yang memiliki struktur tanah yang juga sama
sehingga hanya akan melakukan pembersihan lahan untuk pembangunan
gedung baru.
c. Lahan dan lokasi
RSIA Mammamia memiliki luas Lahan keseluruhan 8000m2. Lahan
yang dibutuhkan sekitar 4000m2 untuk pembangunan gedung baru. Lahan
yang akan digunakan berada dekat dengan area gedung yang lama
sehingga akan memudahkan untuk pemindahan pasien kelas 3. Lokasi
gedung baru yang masih berada di area gedung lama juga akan
memudahkan keluarga pasien yang akan menjenguk pasien sehingga nanti
akan dibuatkan jalan pintas agar bisa langsung berada di gedung rawat
inap kelas 3 tersebut.
B. Klasifikasi Kelas RS
JUMLAH
NO NAMA RUMAH SAKIT JENIS RS
TT
1 Sidoarjo RS UMUM 600
2 Siti Khodijah RS UMUM 148
3 Pusdik Polri RS UMUM 75
4 Delta Surya RS UMUM 131
5 Siti Hajar RS UMUM 125
6 Jasem RS UMUM 34
7 Anwar Medika RS UMUM 100
8 Usada RS UMUM 30
9 Mamammia Lezatos RSIA 250
10 Kirana RSIA 44
11 Al Islam H.M Mawardi RS UMUM 86
12 Assakinah Medika RS UMUM 44
13 Mitra Keluarga Waru RS UMUM 122
14 Soerya RSIA 48
15 Prima Husada RSIA 25
16 Citra Medika RS UMUM 77
17 Bedah Rahman Rakhim RS BEDAH 38
18 Mitra Husada RSIA 20
19 Buah Delima RSB 30
20 Rumkitban Sidoarjo RS UMUM 50
Juanda (AL) dr.
21 Sukamtyoyahya RS UMUM 19
22 Aisiya Siti Fatimah Tulangan RS UMUM 31
23 Pondok Tjandra RSB 30
24 Mata Fatma RS MATA 25
25 Arafah Anwar Medika RSIA 600
TOTAL 2582
4) Poliklinik umum
b) Ambulance
Instalasi Gawat Darurat ini dilengkapi dengan ambulance
yang lengkap dengan fasilitas peralatan dan obat-obat life
saving/evakuasi lengkap dengan SDM yang kompeten. Tersedia
layanan ambulan untuk menjemput pasien yang gawat dari
rumah untuk mendapatkan pelayanan pre-hospital oleh dokter
dan perawat yang kompeten
c) Ruang IGD
6) Kamar Bersalin
Pelayanan persalinan meliputi : pemeriksaan pasien baru, asuhan
persalinan kala I, asuhan persalinan kala II (pertolongan
persalinan), dan asuhan bayi baru lahir.
7) Kamar Operasi
Pelayanan tindakan/operasi kebidanan adalah untuk memberikan
tindakan, misalnya ekserpasi polip vagina, operasi sectio caesaria,
operasi myoma uteri, dll.
d. Layanan Unggulan
RSIA Mamamia Lezatos adalah Rumah Sakit Ibu dan Anak yang
merupakan penyedia jasa dalam kelahiran, kesehatan ibu pra/pasca
melahirkan dan anak pada usia 0-18 tahun. Selain itu, RSIA Mamamia
Lezatos juga menyediakan beberapa terobosan program kesehatan
yang didukung dengan peralatan yang modern. Pelayanan Hypnobirth
yang saat ini masih jarang pada rumah sakit-rumah sakit swasta di
Kabupaten Sidoarjo. Tentunya dengan demikian target dari RSIA
Mamamia Lezatos adalah ibu (wanita usia produktif), bayi, dan anak-
anak. Untuk pelayanan-pelayanan lain pihak RSIA Mamamia Lezatos
akan menjalin kerjasama dengan berbagai instansi seperti asuransi dan
perusahaan-perusahaan lain.
BAB V
ANALISIS KEBUTUHAN
1. Kebutuhan Lahan
Kebutuhan lahan rumah sakit akan berpengaruh pada keberlangsungan
pelayanan, oleh karena itu lahan yang dibutuhkan juga harus diperhatikan
aspek-aspek mulai dari struktur tanahnya, luas lahan keseluruhan dan luas
lahan yang akan dipergunakan , serta juga berpedoman pada Kebijakan
Pemerintah setempat tentang Koefisien Dasar Bangunan (KDB), Koefisien
Lantai Bangunan (KLB), Garis Sempadan Bangunan (GSB), dan
Koefisien Tapak Basemen (KTB) dan Peruntukan Tanah/Lahan yang akan
digunakan. RSIA Mamamia Lezzatos memiliki luas lahan keseluruhan
8000 m2. Lahan yang akan digunakan untuk pembangunan gedung baru
rawat inap kelas III berada didalam area rumah sakit. Luas lahan yang
dibutuhkan untuk pembangunan gedung baru tersebut diperkirakan seluas
4000 m2.
2. Kebutuhan Ruang
Kebutuhan ruangan di rumah sakit ditentukan berdasarkan luas
bangunan yang didirikan serta kapasitas tempat tidur. RSIA Mamamia
menambah kapasitas tempat tidur dengan pembangunan gedung baru
sebanyak 50 buah tempat tidur dengan luas ruangan per tempat tidur
diperkirakan adalah 80 m2/ 1 TT. Jadi jumlah kebutuhan ruang rawat inap
kelas III di RSIA Mamamia Lezzatos adalah sekitar 15 ruangan dengan
kapasitas ruangan sebanyak 3-4 TT per ruangan. Pembangunan ruangan
dibuat bangunan 1 lantai yang memuat ruangan sebanyak 15 ruang
perawatan.
3. Peralatan Medis dan Non Medis
Dalam memberikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat
khusunya di wilayah Kabupaten Sidoarjo, RSIA Mamamia Lezzatos juga
perlu memperhatikan peralatan baik medis dan non medis guna menunjang
berjalannya pelayanan di rumah sakit tersebut. Berikut merupakan daftar
peralatan medis dan non medis di rumah sakit kelas C yang mengacu pada
Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 56 tahun 2014 tentang klasifikasi
dan perizinan rumah sakit.
Kelas C
No. Jenis Ketenagaan
Total Tenaga Tetap
VIII. Medis
4. Dokter Spesialis Obstetri 1 -
Ginekologi
f. Dokter Subspes - -
Fetomaternal
g. Dokter Subspes - -
.Obbsgin Sosial
h. Dokter Subspes . - -
Onkologi Ginekologi
i. Dokter Subspes - -
Uroginekologi konst
j. Dokter - -
Subspes.Kesehatan
Reproduksi
5. Dokter Spesialis Anak
p. Dokter Subspes 1 -
Alergi Imunologi
q. Dokter Subspes - -
Endokrinologi
r. Dokter Subspes - -
Gastrohepathologi
s. Dokter Subspes - -
Nutrisi dan
Metabolik
t. Dokter Subspes - -
Hematologi dan
Onkologi
u. Dokter Subspes - -
Kardiologi
v. Dokter Subspes - -
Nefrologi
w. Dokter Subspes - -
Neurologi
x. Dokter Subspes - -
Gawat Darurat
y. Dokter Subspes - -
Pencitraan Anak
z. Dokter Subspes - -
Infeksi Tropis
aa. Dokter Subspes - -
Perinatologi
bb. .Dokter Subspes - -
Respirologi
cc. Dokter Subspes - -
Tumbuh Kembang
6. DOKTER SPESIALIS - -
LAINNYA
l. Spesialis Bedah Anak - -
m. Spesialis Rehabilitasi - -
Medik
n. Spesialis Mata - -
o. Spesialis THT - -
p. SpesialisKulit - -
Kelamin
q. Spesialis Bedah 1 -
Umum
r. Spesialis Penyakit 1 -
Dalam
s. Spesialis Anastesi 1 -
t. Spesialis Radiologi 1 -
u. Spesialis Patologi - -
Klinik
v. Spesialis Patologi - -
Anatomi
IX. Keperawatan dan Bidan - -
3. Keperawatan 25 -
d. S2 Keperawatan + - -
PONEK
e. S1 Keperawatan + - -
PONEK
f. D3 Keperawatan + - -
PONEK
4. Bidan 12 -
d. D4 Kebidanan - -
terlatih PONEK
e. D3 Kebidanan - -
terlatih PONEK
f. D1 Kebidanan - -
terlatih PONEK
X. Kefarmasian - -
c. Apoteker 1 -
d. D3 Farmasi/ Asisten 1 -
Apoteker
XI. Laboratorium - -
c. S1 Analis Kesehatan - -
d. D3 Analis Kesehatan 1 -
XII. Gizi - -
e. S1 Gizi Klinik / - -
dietisien
f. D4 Gizi Klinik / - -
dietisien
g. D3 Gizi Klinik / 1 -
dietisien
h. D1 Gizi Klinik / 1 -
dietisien
XIII. Rekam Medis - -
c. S1 Rekam Medis - -
d. S2 Rekam Medis 1 -
Yayasan
Kamar Operasi
Unit Laboratorium Unit Humas &
Pemasaran
Rawat Jalan
Unit Gizi dan RM Unit SDM dan Program
VK dan Rawat Inap
Materna
a Pengurusan perijinan
c. Pengelolaan limbah
Total 12.850.000.000
Pada tabel diatas menunjukan bahwa biaya paling besar digunakan untuk
biaya operasional dan biaya pembelian peralatan medis mtaupun non medis. Hal
ini dikarenakan meningkatnya jumlah pasien setiap tahunnya karna adanya sistem
JKN membuat rumah sakit harus selalu memberikan pelayanan sesuai dengan hak
pasien, kenyamanan dan kebutuhan pasien sehingga rumah sakit selalu dituntut
untuk melakukan pengembangan terus menerus terkait teknologi medis pelayanan
unggulan yang ada di rumah sakit.
2. Poliklinik(RawatJalan)
Pemasukan diperoleh dari rawat jalan meliputi poliklinik anak, poliklinik
kandungan, poliklinik penyakit dalam, poliklinik umum.
NO Poliklinik Rata2 Tarif Pendapatan/bln Pendapatan/thn
pasien/bln
Poli Anak 500 45.000 22.500.000 270.000.000
Poli 450 45.000 20.250.000 243.000.000
Kandungan
Poli 200 45.000 9.000.000 108.000.000
Penyakit
Dalam
Poli Umum 350 45.000 15.750.000 189.000.000
67.500.000 810.000.000
3. Operasi
Asumsi jumlah pasien operasi sama dengan asumsi jumlah pasien
rawat inap.
NO IGD Rata2 Tarif Pendapatan/bln Pendapatan/thn
pasien/bln
Kamar 80 1.500.000 120.000.000 1.440.000.000
Operasi
UGD 160 50.000 8.000.000 96.000.000
Total 128.000.000 1.536.000.000
4. Laboratorium
Penghasilan yang dihasilkan dari aktivitas laboratorium
adalah pendapatan bersih yang diterima pihak manajemen rumah
sakit dikurangi kebutuhan biaya lainnya.Pendapatan dari kegiatan
laboratorium ini sebesar Rp 100.000,-per pasien. Untuk
menentukan jumlah pasien yang menggunakan jasa laboratorium
digunakan asumsi bahwa 70% pasien rawat inap, 30% pasien rawat
jalan. Sedangkan kenaikan jumlah pasien rawat inap dan rawat jalan
menyesuaikan dengan asumsi yang sudah ada sebelumnya.
Lab Rata2 Tarif Pendapatan/ bln Pendapatan/thn
pasien/bln
Radiologi/USG 650 100.000 65.000.000 780.000.000
Laboratorium 800 100.000 80.000.000 960.000.000
145.000.000 1.740.000.000
5. Farmasi
Penghasilan yang dihasilkandari aktivitas farmasi adalah
pendapatan bersih yang diterima pihak manajemen rumah sakit
dikurangi kebutuhan biaya pembelian obat Pendapatan dari kegiatan
farmasi ini rata-rata adalah sebesar Rp 30.000,-perpasien. Untuk
menentukan jumlah pasien yang menggunakan jasa farmasi
digunakan asumsi bahwa 80% pasien rawat inap, rawat jalan,
operasi, ICU dan UGD.Sedangkan kenaikan jumlah pasien rawat
inap,rawat jalan, operasi, ICU dan UGD menyesuaikan dengan
asumsi yang sudah ada sebelumnya.
Tabel Pendapatan Rumah Sakit Ibu dan Anak Mamamia
Lezatos Kbupaten Sidoarjo Tahun 2016
NO Pendapatan Jumlah Pendaptan/ thn
Rawat Inap 1.081.500.000
Rawat Jalan 810.000.000
IGD 1.536.000.000
Laboratorium 1.740.000.000
Farmasi 1.150.000.000
5.507.500.000
Tahun Pendapatan
2017 5.750.000.000
2018 6.550.000.000
2019 7.350.000.000
2020 8.050.000.000
2017 3.150.000.000
2018 3.220.000.000
2019 3.325.000.000
2020 3.450.000.000
12.850.000.000 12.850.000.000
7.1 KESIMPULAN
1. Analisis Situasi
A. Aspek Eksternal
Di dalam Aspek Eksternal yang akan dianalisis untuk melihat
peluang yang dapat menjadikan RSIA Mamamia Lezatos untuk terus
berkembang di masa yang akan datang serta melihat ancaman yang
perlu di antisipasi oleh RSIA Mamamia Lezatos agar tidak menjadi
suatu hambatan di dalam operasional RSIA Mamamia Lezatos
kedepannya.
1. Kebijakan
Adapun beberapa kebijakan yang terkait dengan dibangunya
Gedung Baru terkait pengembangan kapasitas TT IRNA kelas 3
adalah :
1.1) Peraturan Bupati Sidoarjo Nomor 30 Tahun 2012 Tentang
Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo
Nomor 4 Tahun 2012 Tentang Izin Mendirikan Bangunan.
1.2) Peraturan Bupati Kabupaten Sidoarjo Nomor 42 Tahun 2011
Tentang Tata Cara Penerbitan Penetapan Lokasi. Peraturan
ini berisi tentang penetapan atas lokasi yang direncanakan
menjadi lokasi pembangunan untuk kepentingan umum atau
untuk kepentingan instansi pemerintah yang berlaku juga
sebagai izin perolehan tanah.
1.3) Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 10 Tahun
2012 Tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan
1.4) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 56
Tahun 2014 Tentang Klasifikasi Dan Perizinan Rumah Sakit
1.5) Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun
2009 Tentang Rumah Sakit
1.6) Undang-Undang Republik Indonesianomor 36 Tahun 2009
TentangKesehatan
2. Demografi
Sidoarjo sebagai daerah yang berbatasan langsung dengan
surabaya dan memiliki perusahaan industri besar/sedang di Jatim,
Sidoarjo telah menjadi daerah tujuan utama bagi para pencari kerja
dan tempat hunian baru. Akibatnya, Sidoarjo mengalami
pertumbuhan penduduk tertinggi di Jatim (1980-2010). Jumlah
penduduk Sidoarjo pada Tahun 2015 mencapai 2.117.279 jiwa ;
meningkat pesat dari1,17 juta jiwa(1990) dan 1,95juta
jiwa(2010).jumlah penduduk di wilayah Sidoarjo cukup banyak.
RSIA Mamamia Lezatos berada di kecamatan Taman yang
memepunyai jumlah penduduk sekitar 10,79%, maka diharapkan
Rumah Sakit Ibu dan Anak Mamamia Lezatos dapat memanfaatkan
peluang tersebut.
3. Geografi
Tamanadalah sebuah kecamatan di Kabupaten Sidoarjo,
ProvinsiJawa Timur, Indonesia. Taman berbatasan sungai dengan
kecamatan Karangpilang di kota Surabaya dan Kecamatan
Driyorejo di Kabupaten Gresik. Kawasan ini merupakan salah satu
jalur utama penghubung antara kawasan Jawa Timur bagian barat
dengan Kota Surabaya. Di Taman terdapat suatu daerah yang
dikenal dengan nama Sepanjang. Sepanjang sering disebut sebagai
ibu kota kecamatan Taman.
4. Sosial Ekonomi dan Budaya
PDRB tahun 2014 Kabupaten Sidoarjo berdasarkan ADHK
dan ADHB terdapat sektor yang menonjol memberikan sumbangan
paling besar terhadap PDRB yaitu sektor industri pengolahan dan
sektor perdagangan. Pada sektor industri pengolahan, keunggulan
potensi sektor ini banyak ditopang oleh besarnya keberadaan
Industri Rumah Tangga (IRT) dan Usaha Mikro Kecil Menengah
(UMKM). Pemerintah Kabupaten Sidoarjo selalu berupaya untuk
memacu pertumbuhan ekonomi, salah satunya dengan membenahi
infrastruktur. Diharapkan dengan adanya pembenahan jalan-jalan
alternatif dan jalan pendamping (frontage road) dapat melancarkan
transportasi yang akhirnya dapat menaikkan daya tarik Sidoarjo di
mata investor.
Pola perilaku masyarakat Sidoarjo saat ini cenderung bersifat
individualistik. Indikasi dari sifat tersebut ditunjukkan dengan
memudarnya gotong royong yang biasa dilakukan masyarakat
Sidoarjo. akan tetapi saat ini hal tersebut sudah mulai hilang dalam
masyarakat. Penyebabnya adalah kesibukan setiap anggota
masyarakat, yang lebih mementingkan pekerjaannya dari pada
membantu tetangganya.
5. SDM Kesehatan
Ketersediaan Sumber Daya Manusia / Ketenagakerjaan di
Bidang Kesehatan pada Kabupaten Sidoarjo menjadi pertimbangan
yang harus dipertimbangkan dalam membuat suatu layanan
kesehatan Rumah Sakit terutama dikaitkan dengan layanan
unggulan. Wilayah Sidoarjo memiliki potensi tenaga kesehatan
yang beragam, maka diharapkan RSIA Mamamia Lezatos dapat
memanfaatkan peluang ini.
6. Derajat Kesehatan
Dari data kesehatan dapat dilihat melalui data morbiditas dan
data mortalitas.
a. Mortalitas
Angka Kematian Kasar ( CDR )
Angka Kematian Kasar tahun 2015 : 2,38/1.000 penduduk.
sedang tahun 2014 = 32,57/1.000 penduduk. Hal ini termasuk
rendah dengan jumlahkematian sebanyak laki-laki 181 dan
perempuan 159 total 340.
Angka kematian Bayi ( AKB )
AKB di wilayah Sidoarjo tahun 2015 sebesar 22,11 % yang
jauh lebih sedikit dibandingkan dengan tahun 2010 yang
berjumlah 25,43 %. Ada banyak faktor yang mempengaruhi
tingkat kenaikan AKB tetapi tidak mudah untuk menemukan
faktor yang paling dominan. Tersedianya berbagai fasilitas
atau faktor aksesibilitas dan pelayanan kesehatan dengan
tenaga medis yangterampil, serta kesediaan masyarakat untuk
merubah kehidupan tradisional ke norma kehidupan modern
dalam bidang kesehatan merupakan faktor yang berpengaruh
untuk itu harus lebih ditingkatkan penyuluhan terutama untuk
menekan jumlah AKB. Oleh karena itu RSIA Mammamia
sebagai rumah sakit yang berfokus pada kesehatan ibu dan
anak di daerah Taman di harapkan untuk bisa berkontribusi
lebih banyak terhadap kesehatan ibu dan anak di daerah
Taman.
Angka Kematian Ibu Maternal ( AKI )
AKI diwilayah Taman tahun 2015 = 3/100.000 KH, sedangkan
pada tahun 2014 = 2/100.000 KH. Kematian Ibu adalah
kematian yang terjadi padaibu karena peristiwa kehamilan,
persalinan dan masa nifas. Adapun penyebab kematian ibu
diantaranya adalah :
1. Pre Eklampsia dan Eklamsia.
2. Perdarahan.
3. Infeksi.
4. Lain-lain.
Penyebab lain-lain ini bisa diakibatkan oleh penyakit-penyakit
yang memperburuk kehamilannya (penyakit jantung, paru,
ginjal, dan hepatitis,dll). Dengan angka kematian ibu yang
tinggi tersebut RSIA Mammamia Taman harus mampu
memberikan pelayanan optimal serta memberika penyuluhan
secara berkala kepada ibu-ibu yang sedang hamil agar
memahami hal-hal yang harus dilakukan dan tidak boleh
dilakukan ketika mengandung dan tidak menelan mentah-
mentah mengenai mitos mengenai kehamilan. Sehingga, angka
kematian ibu akan menurun untuk mencapai derajat kesehatan
yang optimal.
b. Morbiditas
Angka kesakitan penduduk diperoleh dari pencatatan dan
pelaporan rutin dan insidental.
B. Aspek Internal
Aspek Internal guna melihat kekuatan bagi RSIA Mamamia
Lezat untuk dapat survive dalam melaksanakan operasional yang
akan mengurangi ancaman yang terjadi, serta melihat kelemahan
yang perlu di antisipasi oleh RSIA Mamamia Lezatos agar tidak
menjadi suatu hambatan di dalam operasional RSIA Mamamia
Lezatos kedepannya.
1. Sarana Kesehatan
Jumlah sarana kesehatan masyarakatdi Kabupaten Sidoarjo
tersebar di berbagai daerah baik di wilayah kecamatan maupun
wilayah desa/kelurahan di Kabupaten Sidoarjo. Jumlah
pelayanan kesehatan tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah
ini.
6 Jasem RS Umum 34
8 Usada RS Umum 30
10 Kirana RSIA 44
14 Soerya RSIA 48
15 Prima Husada RSIA 25
2. Teknologi
Dalam mendukung pelaksanaan pelayanan medis kepada
masyarakat, RSIA Mamamia Lezatos menggunakan mesin-
mesin dan alat operasional medis yang diproduksi dengan
menggunakan teknologi terkini. Alat-alat yang digunakan
diantaranya adalah:
a. Hospital Electrical bed, merupakan tempat tidur khusus
yang dirancang untuk penggunaan pada rumah sakit
(terutama rawat inap).
b. Mobil Ambulance, digunakan sebagai sarana transportasi
pelayanan kegawatdaruratan khususnya pelayanan pra
hospital oleh dokter dan perawat yang kompeten. Di
dalam ambulance itu sendiri tersedia peralatan yang
lengkap untuk menopang kesehatan dan keselamatan
pasien.
c. Auto Steam Sterilizer Alat sterilisasi ini berguna untuk
mensterilisasi alat-alat medis yang telah digunakan hingga
siap digunakan kembali. Contoh barang/bahan yang
didekontaminasi antara lain instrumen kedokteran, sarung
tangan, kasa/pembalut, linen, kapas
d. Dental Chair Unit Peralatan khusus dokter gigi ini
berguna dalam hal perawatan kesehatan gigi dan mulut
dari pasien. Dilengkapi dengan menggunakan peralatan
yang modern dan lengkap seperti kursi pasien, lampu
periksa, tempat kumur yang terhubung secara elektrik.
e. Fetal Doppler Doppler dengan layar LCD + Lampu
untuk mendeteksi detak jantung janin melalui speaker dan
menampilkan detak jantung/menit di layar. Alat ini
digunakan untuk para ibu yang ingin mendengar suara
detak jantung buah hatinya di dalam kandungan.
f. Penyaring Udara Penyaring udara dengan yang digunakan
memiliki 5 tingkatan, menangkap partikel,mengurangi
bau, membunuh kuman dan menyegarkan udara cocok
untuk ruangan 20 m2
g. Timbangan & Tinggi Badan h. Timbangan Bayi Digital
Timbangan bayi digital ini digunakan untuk mengetahui
berat bayi secara akurat, serta mengetahui tumbuh
kembang bayi dengan baik. Dengan kapasitas berat
maksimum sebesar 20 kg, alat timbang digital ini mampu
digunakan hingga anak bisa berdiri dan ditimbang.
h. Wheelchair / Kursi Roda Kursi roda dengan kenyamanan
maksimal bagi penggunanya. Sandaran punggung dapat
diatur untuk menyesuaikan posisi yang diinginkan sampai
dengan posisi tidur horizontal. Tersedia sandaran kepala
untuk kenyamanan maksimal pada posisi tidur horizontal
i. Body Thermometer Digunakan untuk mengukur suhu
badan dengan tingkat akurasi yang tinggi. Tampilan layar
digital memudahkan melakukan pembaca alat oleh
siapapun.
j. Tensimeter Digunakan untuk mengukur tekanan darah
dengan model air raksa l. Lampu Kepala Merupakan
lampu standar yang digunakan di kepala, memudahkan
dokter untuk melakukan pemeriksaan kepada pasien
dengan kebebasan bergerak pada kedua tangan.
k. Obgyn – Lito Merupakan perlengkapan khusus yang
dibutuhkan pada klinik obstetric gynecology.
Perlengkapan ini berupa tempat tidur yang sangat penting
untuk kenyamanan pasien dan kemudahan pemeriksaan
oleh dokter yang bersangkutan
l. Incubator Merupakan alat khusus untuk tempat
perawatan bayi tidak sehat, dilengkapi dengan alat
pengatur suhu yang memberi kenyamanan pada bayi dan
membantu kesembuhannya
m. Peralatan Medis Lainnya, seperti :
1) Resusitasi
2) Table Top Centrifuge
3) Stetoskop
3. SDM Kesehatan di RSIA Mamamia Lezatos
Kebutuhan SDM untuk pelayanan medis harus menjadi
perhatian utama, karena pelayanan medis merupakan core
bussines di rumah sakit. begitu pula dengan Unit penunjang
medis bagi sebuah rumah sakit sama pentingnya dengan unit
pelayanan medis. Unit penunjang di rumah sakit memegang
peranan penting dalam menciptakan mutu pelayanan medis
yang baik.
Jumlah kebutuhan tenaga medis yang ada di RSIA Mamamia
Lezatos mengalami Fluktuatif di setiap tahunya. Berdasarkan
perbandingan dari jumlah kebutuhan sumber daya manusia
RSIA, jumlah SDM di RSIA Mamaia Lezatos masih belum
memenuhi standar kapasitas rumah sakit ibu dan anak.
4. Organisasi
Yayasan
Kamar Operasi
Unit Laboratorium Unit Humas &
Pemasaran
Rawat Jalan
Unit Gizi dan RM Unit SDM dan Program
VK dan Rawat Inap
Materna
B. Klasifikasi Kelas RS
Berdasarkan dari jumlah fasilitas Rumah Sakit terutama jumlah
Tempat Tidur yang ada diKabupaten Sidoarjo dapat terlihat
bahwa jumlah tersebut belum memadai oleh karena itu RSIA
Mammamia Lezatos menambah kapasitas Tempat Tidur sebanyak
50 buah Tempat Tidur dengan pembangunan gedung baru guna
memberikan kenyamanan dalam memberikan pelayanan
kesehatan. Adapun jenis layanan yang ada di RSIA Mammamia
meliputi pelayanan medis (poliklinik anak, poliklinik obstetri, dan
gynekologi, poliklinik gigi, poliklinik umum, IGD, kamar bersalin,
kamar operasi, high care unit, neonatal intensif care), pelayanan
penunjang medis (laboraturium, farmasi, pelayanan gizi, laundry,
pengelolaan limbah), pelayanan unggulan yaitu pelayanan Neonatal
Insentif Care Unit (NICU) yang saat ini masih jarang pada rumah
sakit-rumah sakit swasta di Kabupaten Sidoarjo dengan begitu
menjadi sebuah peluang bagi RSIA Mammamia Lezatos
3. Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan dalam penyusunan studi kelayakan
pengembangan pelayanan rawat inap kelas III pada RSIA
Mamamia Lezzatos yang ditinjau dari aspek-aspek kebutuhan
sebagai berikut :
A. Kebutuhan lahan
RSIA Mamamia Lezzatos memiliki luas lahan yang cukup
memadai untuk pembangunan gedung baru rawat inap kelas III.
Pembangunan gedung rawat inap kelas III baru dilakukan di area
rumah sakit karena masih terdapat lahan kosong di area rumah
sakit yang dapat dikembangkan untuk pembangunan gedung
tersebut.
B. Kebutuhan ruang
Dari luas lahan yang tersedia di RSIA Mamamia Lezzatos
yaitu seluas 4000 m2 tersebut cukup untuk menampung kapasitas
ruangan dengan jumlah penambahan tempat tidur sebanyak 50
tempat tidur dan luas ruangan 80 m2 per tempat tidurnya.
Sehingga luas lahan yang tersedia sudah dapat memenuhi
kebutuhan ruangan perawatan rawat inap kelas III.
C. Peralatan medis dan non medis
Peralatan medis dan non medis yang tersedia di RSIA
Mamamia Lezzatos disesuaikan dengan standart kebutuhan
peralatan medis dan non medis rumah sakit kelas C serta jenis
pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit. Ketersediaan
peralatan medis dan non medis cukup memadai untuk menunjang
berjalannya pelayanan di RSIA Mamamia Lezzatos.
D. SDM
Pemenuhan jumlah SDM di RSIA Mamamia Lezzatos
disesuaikan dengan standart kebutuhan rumah sakit khusus ibu
dan anak kelas C serta jenis dan jumlah pelayanan yang
disediakan oleh rumah sakit. Dari jumlah tersebut, RSIA
Mamamia Lezzatos memiliki ketersediaan SDM yang memadai
serta ahli dalam bidangnya sehingga dirasa mampu untuk
memberikan pelayanan yang berkualitas bagi masyarakat.
E. Organisasi dan uraian tugas
Dalam melaksanakan manajemen rumah sakit, RSIA
Mamamia Lezzatos memiliki struktur organisasi dengan
pembagian tugas yang jelas dar masibg-masing bidang. Selain itu,
masing-masing unit juga saling berkoordinasi dalam
melaksanakan tugas guna menjamin mutu pelayanan rumah sakit.
4. Analisis Keuangan
Analisis Keuangandalam penyusunan studi kelayakan
pengembangan pelayanan rawat inap kelas III pada RSIA
Mamamia Lezzatos yang ditinjau dari aspek-aspek kebutuhan
sebagai berikut :
a. Rencana Inventasi
Rencana Inventasi untuk membangun gedung baru rawat inap
kelas III disesuaikan dengan kebutuhan agar dalam
pembangunan gedung baru lebih terencana dan terstruktur.
b. Proyeksi pendapatan dan biaya
Proyeksi pendapatan dan biaya digunakan untuk memprediksi
kemampuan rumah sakit dalam membiayai pembangunan
gedung baru
c. Proyeksi Cashflow
Proyeksi Cashflow digunakan untuk memprediksi pengeluaran
rumah sakit sehingga kita dapat melihat pendapatan bersih yang
diperoleh dalam melakukan pembiayaan pembangunan gedung
baru .
d. Analisis Keuangan : BEP, IRR, NPV
Analisis keuangan BEP,IRR dan NPV digunakan untuk melihat
kemampuan keuangan rumah sakit balik modal ( modal kembali
) pada tahun keberapa.
7.2 REKOMENDASI
7.1 Pedoman Studi Kelayakan ( Feasibility Study ) Rumah Sakit Ibu dan
Anak Mamamia Lezzatos ini diharapkan dapat digunakan sebagai
rujukan oleh pengelola fasilitas pelayanan kesehatan, penyedia jasa
perencanaan, Pemerintah Daerah kabupaten Sidoarjo, dan instansi yang
terkait dengan kegiatan pengaturan dan pengendalian penyelenggaraan
pembangunan bangunan fasilitas pelayanan kesehatan, guna menjamin
kesehatan penghuni bangunan dan lingkungan terhadap bahaya
penyakit.
7.2 Persyaratan-persyaratan yang lebih spesifik dan atau yang bersifat
alternatif, serta penyesuaian Pedoman Studi Kelayakan ( Feasiblity
Study ) Rumah Sakit Ibu dan Anak Mamamia Lezzatos ini oleh masing
– masing daerah disesuaikan kondisi daerah
7.3 Dalam penyusunan Studi Kelayakan ( Feasiblity Study ) Rumah Sakit
dapat berkoordinasi dan berkonsultasi dengan Sub Direktorat Bina dan
Prasarana Kesehatan Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan
Sarana Kesehatan.