Anda di halaman 1dari 136

STUDI KELAYAKAN BISNIS PENGEMBANGAN KAPASITAS TT

PERAWATAN KELAS 3 DI RSIA MAMAMIA LEZATOS


KABUPATEN SIDOARJO

Disusun Oleh Kelompok 1 :

1. Ayu Cahya Putri Agna (201312047)


2. Dwita Pristhea Desti (201312050)
3. Intan Agung Pratiwi C. (201312056)
4. Maya Puspita (201312059)
5. Niken Cahyanti (201312061)
6. Richa Rachmadhani (201312066)
7. Risulva Unun N. (201312068)
8. Ulfah Dzakiyyah (201312074)

PROGRAM STUDI S-1 ADMINISTRASI RUMAH SAKIT


STIKES YAYASAN RSUD DR SOETOMO
SURABAYA
2016
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berdasarkan UU Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
disebutkan bahwa Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan rawat darurat. Semakin
majunya perkembangan jaman, masalah kesehatan pun juga makin bervariasi
sehingga perlu mendapatkan perhatian yang serius.
Era reformasi yang sedang kita jalani, telah membawa perubahan besar
dalam berbagai bidang kehidupan termasuk masalah pelayanan
kesehatan.Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pada era
reformasi ini banyak hal yang perlu diperhatikan. Salah satu diantaranya yang
dianggap mempunyai peranan yang cukup penting adalah penyelenggaraan
pelayanan kesehatan. Berdasarkan undang – undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945 pasal 28 Bagian H ayat (1) telah menegaskan bahwa
setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan, kemudian dalam pasal
34 ayat (3) dinyatakan negara bertanggung jawab atas penyedian fasilitas
pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak . Undang –
Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pada pasal 19 menyebutkan
bahwa pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan segala bentuk upaya
kesehatan yang bermutu aman, efesien, dan terjangkau.
Pengembangan pelayanan kesehatan sangat terkait dan dipengaruhi oleh
berbagai aspek baik demografi, pertumbuhan ekonomi, tingkat pendidikan,
serta perkembangan lingkungan fisik dan biologi khususnya epidemiologi
penyakit. Tingkat pertumbuhan penduduk di Indonesia semakin hari semakin
meningkat, hal ini dapat dilihat dari data yang dikeluarkan oleh dinas
kependudukan tahun 2000-2025 yang menunjukkan bahwa untuk Indonesia
secara umum, jumlah penduduk akan mengalami peningkatan dari 205,1 juta
di tahun 2000 menjadi 273,1 juta ditahun 2025. Dan untuk wilayah Sidoarjo
perkiraan laju pertumbuhan penduduk selama 5 tahun terakhir rata-rata per
tahun 3,76%. Jumlah penduduk kabupaten Sidoarjo pada tahun 2015 sebesar
2.117.279 Jiwa. Perbandingan antara penduduk laki – laki dan perempuan
relatif seimbang yaitu 1.053.650 jiwa penduduk laki – laki dan 1.063.629 jiwa
penduduk perempuan.
Menurut kelompok umur produktif perempuan dengan rentang usia 15-
55 tahun pada tahun 2015 adalah sebesar 884.605. Kabupaten Sidoarjo
mempunyai 18 kecamatan, dengan total tempat tidur yang disediakan oleh
rumah sakit yang ada di Kabupaten Sidoarjo sebanyak 1906. Jika dibandingkan
dengan rasio 1 TT:1.000 penduduk maka di Kabupaten Sidoarjo perbandingan
TT dan jumlah penduduk adalah 1 : 849. Dari 23 RS yang ada di Kabupaten
Sidoarjo penyebarannya tidak merata, khususnya untuk kecamatan Taman
sehingga dapat disimpulkan bahwa sebenarnya Kabupaten Sidoarjo
membutuhkan adanya fasilitas dan sarana yang dapat melayani masalah
kesehatan masyarakat di Kabupaten Sidoarjo.
Sekarang ini pemerintah telah mengembangkan kebijakan pelayanan
kesehatan dengan menerapkan peran serta masyarakat secara luas, sehingga
telah memberikan peluang dan dorongan dari masyarakat maupun swasta.
Ketertiban sektor swasta harus menjadi pencerminan sikap kemandirian
masyarakat guna mengantisipasi kebijakan pemerintah dan menjawab
tantanganmeningkatnya kebutuhan akan penyediaan jasa pelayanan kesehatan.
Rumah sakit Ibu dan Anak (RSIA)Mamamia Lezatos Kabupaten Sidoarjo ikut
berperan dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan menyediakan
pelayanan bagi masyarakat umum dengan pelayanan RS Khusus setara kelas C.
Bahwa diperlukan suatu perencanaan rumah sakit yang benar-benar
berbasis pada kondisi lingkungan yang dihadapi agar dapat menyelaraskan
keinginan pemilik dengan berbagai perubahan kondisi demografis, pola
penyakit dan perkembangan teknologi yang sekarang ini terjadi. Hal ini
penting untuk menghindari suatu investasi yang sia-sia karena berbeda dengan
keinginan dan kebutuhan masyarakat. Dalam hal ini perlu dilakukan suatu studi
khusus untuk meneliti perubahan lingkungan tersebut, kebutuhan pasar dan
perhitungan investasi cermat dalam rangka mengantisipasi berbagai
kemungkinan yang akan terjadi. Gambaran ini berfungsi mengarahkan dan
memberikan dasar bagi pembangunan dan pengelolaan rumah sakit secara
menyeluruh.
Untuk itu Rumah sakit Ibu dan Anak (RSIA) Mamamia Lezatos
Kabupaten Sidoarjo melakukan perencanaanPengembangan fasilitas rumah
sakit untuk memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada
masyarakat Sidoarjo dengan menggunakan fasilitas terbaik dan rasa
kekeluargaan. Diantara fasilitas yang ditawarkan, terdapat program unggulan
diantaranya sebagai Pusat NICU karena hanya Rumah sakit Ibu dan Anak
(RSIA) Mamamia Lezatos memiliki kelengkapan fasilitas dan peralatan NICU
dan letak RS yang berada di jalur lalu lintas antar provinsi.
Pengembangan Rumah sakit Ibu dan Anak (RSIA) Mamamia Lezatos
juga dikarenakan Laju pertumbuhan penduduk yang cukup besar membuat
rumah sakit perlu melakukan peningkatan kapasitas tempat tidur dengan
pembangunan gedung baru. Hal ini diiringi perkembangan era JKN sehingga
meningkatnya pertumbuhan pasien khususnya ibu dan anak yang mendaftar
sebagai peserta BPJS, maka dari itu RSIA Mamamia Lezatos pengembangan
fasilitas rumah sakit dengan meningkatkan kapasitas pelayanan
danpenambahan tempat tidur pada instalasi rawat inap kelas III..
Pengembangan RSIA Mamamia Lezatos ini ditujukan untuk
masyarakat sidoarjo dan sekitarnya, terutama untuk masyarakat yang berada di
wilayah sidorjo dengan segmen kelas menengah hingga ke bawah. Hal ini
berkaitan dengan dengan tingkat perekonomian masyarakat pada daerah
sidoarjo yang merupakan masyarakat dengan tingkat pendapatan yang
menengah.
Pada akhirnya diharapkan RSIA Mamamia Lezatos dapat memberikan
pelayanan yang maksimal kepada seluruh masyarakat dengan memanfaatkan
infrastuktur yang dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat kabupaten
sidoarjo dan mendorong pencapaian sistem INA-CBGs (Indonesian Case
Based Groups).

1.2 Maksud dan Tujuan


A. Sebagai dasar acuan dalam mewujudkan rencana pembangunan dan
pengembangan di RSIA Mamamia Lezatos Kabupaten Sidoarjo
B. Mengidentifikasi potensi pasar pengguna jasa pelayanan di RSIA
Mamamia Lezatos Kabupaten Sidoarjo.
C. Menganalisis kondisi lingkungan usaha RSIA Mamamia Lezatos
Kabupaten Sidoarjo.
1.3 Ruang Lingkup
1.3.1. Aspek Internal
a. Identifikasi lingkup wilayah yang mencakup lokasi perencanaan
pembangunan gedung baru Rumah sakit Ibu dan Anak (RSIA)
Mamamia Lezatos di Jl. Pahlawan Kusuma Bangsa, kelurahan
sepanjang, kecamatan Taman, Sidoarjo Jawa Timur seluas 2000 m2
b. Identifikasi aspek manajemen dan organisasi, seperti analisis stake
holder, struktur organisasi perusahaan, job analisis dan job
description, proses rekruitmen dan seleksi, sistem kompensasi dan
pengembangan dan sistem informasi manajemen
c. Identifikasi aspek hukum dan legalitas terkait klasifikasi dan perizinan
rumah sakit, perizinan mendirikan bangunan, RTRW Kabupaten
sidoarjo, retribusi pelayanan kesehatan, perizinan LIFT, peraturan
lalu lintas daerah Kabupaten Sidoarjo dan AMDAL.

1.3.2. Aspek Eksternal


a. Identifikasi aspek pasar dan pemasaran yang mencakup proyeksi
permintaan dan penawaran, produk yang ditawarkan, harga, promosi,
distribusi, dan analisa SWOT
b. Identifikasi aspek teknis dan teknologi yang mencakup deskripsi dan
desain produk, mesin dan teknologi yang digunakan, lokasi dan layout
produk.
c. Identifikasi aspek ekonomi dan keuangan yang mencakup perkiraan
modal kerja, perkiraan biaya investasi, proyeksi laporan keuangan dan
penilaian investasi.
d. Rekomendasi hasil analisa kelayakan.
Proses Penyusunan Studi Kelayakan

PERSIAPAN

KOMPILASI DATA
1.4. Pengertian
1.4.1. Rumah sakit
Adalah Institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
1.4.2. Rencana Bisnis / rencana strategi
Sebuah alat Manajemen yang digunakanuntuk mengelola kondisi saat
ini untuk melakukan proyeksi kondisi pada masa depan, sehingga
rencana strategis adalah sebuah petunjuk yang dapat digunakan
organisasi dari kondisi saat ini untuk menuju tahun – tahun tertentu di
masa mendatang. Untuk mencapai strategi ini berbagai teknik analisa
bisnis dapat digunakan, termasuk analisis SWOT (Streghts, weakness,
opprtunities, threats).
1.4.3. Bangunan
adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan
tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas
dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat
manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat
tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya,
maupun kegiatan khusus.
1.4.4. Ruang bangunan dan halam rumah sakit
Semua ruang / unit dan halaman yang ada di dalam batas pagar rumah
sakit (bangunan fisik dan kelengkapannya) yang dipergunakan untuk
berbagai keperluan dan kegiatan rumah sakit.
1.4.5. Analisis dampak lalu lintas adalah serangkaian kegiatan kajian
mengenai dampak lalu lintas dari pembangunan pusat kegiatan,
permukiman, dan infrastruktur yang hasilnya dituangkan dalam
bentuk dokumen hasil analisis dampak lalu lintas.
1.4.6. Manajemen kebutuhan lalu lintas adalah kegiatan yang dilaksanakan
dengan sasaran meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan
ruang lalu lintas dan mengendalikan pergerakan lalu lintas.
1.4.7. Volume lalu lintas adalah jumlah kendaraan yang melewati suatu titik
tertentu pada ruas jalan per satuan waktu, dinyatakan dalam kendaraan
per jam atau satuan mobil penumpang per jam.
1.4.8. Kapasitas jalan adalah kemampuan ruas jalan untuk menampung
volume lalu lintas ideal per satuan waktu, dinyatakan dalam kendaraan
per jam atau satuan mobil penumpang per jam.
1.4.9. Pengembangan atau pembangunan adalah orang, badan hukum,
kelompok orang, atau perkumpulan yang menurut hukum sah sebagai
pemilik yang akan membangun atau mengembangkan pusat kegiatan,
permukiman, dan infrastruktur.
1.4.10. Studi Kelayakan
Hasil analisis dan penjelasan kelayakan dari aspek yang akan
mendasari pengembangan RSIA Mamamia Lezatoz, terkait dengan
penentuan rencana kerja pelayanan kesehatan rumah sakit yang baru
akan dilakukan maupun lanjutan dari yang sudah ada dalam
melakukan rencana pengembangan RSIA Mamamia Lezatoz.
1.4.11. RSIA
Rumah Sakit yang memberikan pelayanan utama bagi ibu dan anak
tetapi juga memberikan pelayanan yang lain seperti pelayanan
kesehatan umum lainnya yang sesuai denga tipe kelas Rumah Sakit.
BAB II
PERSIAPAN

2.1 Pengumpulan Data Primer


Pengumpulan data primer pada pembuatan Studi Kelayakan Bisnis
pengembangan Rumah Sakit Mamamia Lezatos dilakukan dengan melalui proses
pengamatan / observasi langsung dan dengan cara wawancara atau tanya jawab
kepada instansi – instansi dan pihak lain yang berkaitan dengan Studi Kelayakan
Bisnis Rumah Sakit Mamamia Lezatos. Data yang di dapat dari Pengumpulan
Data Primer :
1. Kondisi Potensi Lahan/Lokasi
Luas wilayah dan adanya pertambahan penduduk Kabupaten Sidoarjo
memiliki kaitan yang erat dengan tingkat kesehatan masyarakat terutama
kesehatan Ibu dan Anak. Tingkat kesehatan masyarakat menentukan tingkat
pelayanan kesehatan di masyarakat dan tingkat pengetahuan serta kesadaran
masyarakat akan kesehatan.
Kondisi potensi dan tata guna lahan Kabupaten Sidoarjo pada
umumnya didominasi oleh kawasan persawahan dan terbangun yang terdiri
dari perumahan dan industri. Dari beberapa penggunaan lahan yang ada,
pertanian/sawah memiliki luasan yang relatif mendominasi dibandingkan
komponen tata guna lahan lainnya dan penggunaan lahan yang juga
mendominasi adalah perumahan atau pemukiman. Tingginya penggunaan
lahan pertanian tersebut disebabkan Kabupaten Sidoarjo merupakan daerah
delta yang sangat subur
Arahan pengembangan Kabupaten Sidoarjo selanjutnya berada di arah
Timur – Laut Kabupaten Sidoarjo, yaitu di Kecamatan Taman, Kelurahan
Sepanjang. Ditinjau dari aspek pemanfaatan ruang Kabupaten Sidoarjo,
khususnya dari ketersediaan tanah maka diperkirakan pemanfaatan ruang
yang paling besar di masa yang akan datang ada di Kecamatan Taman,
Kelurahan Sepanjang mengingat bahwa arah pengembangan Kabupaten akan
diarahkan pada kecamatan ini dan pada kecamatan ini banyak terdapat lahan
untuk pengembangannya.
Jika disesuaikan dengan rencana pemanfaatan ruang yang ada di
Kabupaten Sidoarjo, maka dapat diketahui bahwa Kecamatan Taman yang
berada di batas wilayah Timur Laut merupakan wilayah yang memiliki
kemungkinan arahan pengembangan fasilitas umum skala wilayah paling
besar dibandingkan wilayah lain di Kabupaten Sidoarjo. Sehingga dapat
disimpulkan sementara bahwa arahan untuk pengembangan Rumah Sakit Ibu
dan Anak sebagai fasilitas kesehatan skala Kabupaten berada di Kecamatan
Taman sesuai arahan tersebut.

Gambar 2.1 Peta Rencana Lokasi Pembangunan RSIA Mamamia Lezatoz

Sumber: RTRW Kabupaten Sidoarjo 2009-2029

Kabupaten Sidoarjo berada di Kelurahan Sepanjang, Kecamatan Taman


seperti yang telah ditunjukkan pada Gambar 2.1 Peta Rencana Lokasi
Pembangunan RSIA Mamamia Lezatos Kabupaten Sidoarjo. Penetapan
lokasi ini telah disesuaikan dengan arahan pengembangan pembangunan kota
dalam rencana tata ruang Kabupaten Sidoarjo (RTRW) Tahun 2009-2029
yang menyebutkan bahwa Pengembangan fasilitas kawasan perkotaan
dilakukan pada SSWP (Sub Satuan Pengembangan Wilayah) I dengan pusat
di Kawasan Waru dan fungsi utama permukiman, industry dan perdagangan,
dikembangkan fasilitas transportasi, mall, bandar udara dan fasilitas
pendukung lainnya untuk skala lokal, regional, dan internasional.

2.2 Pengumpulan Data Sekunder


Pengambilan data sekunder dilakukan dengan mendatangi masing – masing
instansi yang berkaitan sesuai dengan data yang dibutuhkan dalam pekerjaan
penyusunan Studi Kelayakan Bisnis Pengembangan Rumah Sakit Mamamia
Lezatos. Data yang diperlukan terdiri dari :
1. Data Kesehatan Pada Rumah Sakit Mamamia Lezatos, meliputi :
A. Jumlah dan jenis pelayanan kesehatan
Pelayanan medis yang diberikan oleh RSIA Mamamia Lezatos ini
kepada masyarakat diantaranya :
1) Poliklinik Anak meliputi :

a) Diagnosa dan Perawatan Kesehatan secara umum seperti alergi, dll


b) Pemeriksaan Tumbuh Kembang Anak. Klinik Tumbuh Kembang
Anak siap membantu para orang tua yang memiliki anak
bermasalah seperti: gangguan kemampuan belajar, perilaku yang
sulit dikendalikan, interaksi sosial yang terbatas, gangguan
berkomunikasi, autisme, dan deteksi bentuk gangguan lain untuk
dapat ditangani secara dini.
c) Imunisasi
d) Pelayanan spesialistik padaanak
2) Poliklinik Obstetri dan Gynekologi

a. Klinik ini didukung oleh dokter ahli kebidanan dan penyakit


kandungan terkait pelayanan kehamilan dan pelayanan gynekologi
b. Pemeriksaan kehamilan
c. Pelayanan Keluarga Berencana
d. Kehamilan normal dan resiko tinggi
e. Pemeriksaan dini kesehatan reproduksi
f. Pemeriksaan gejala menopouse dan permasalahannya, dll
3) Poliklinik Gigi

Memberikan pelayanan pemeriksaan gigi, orthodenti dll


4) Poliklinik umum

RSIA Mamamia Lezatos menyediakan layanan dokter umum.

5) Instalasi Gawat Darurat

a) Pelayanan kegawatdaruratan, resusitasi dan stabilisasi

b) Ambulance

Instalasi Gawat Darurat ini dilengkapi dengan ambulance yang


lengkap dengan fasilitas peralatan dan obat-obat life saving/evakuasi
lengkap dengan SDM yang kompeten. Tersedia layanan ambulan
untuk menjemput pasien yang gawat dari rumah untuk mendapatkan
pelayanan pre-hospital oleh dokter dan perawat yang kompeten.
c) Ruang IGD

6) Rawat Inap Ibu

a. Pelayanan keperawatan.
b. Pelayanan medik (Pra dan Pasca Tindakan Medik), Pelayanan
nifas meliputi : pelayanan nifas normal dan pelayanan nifas
bermasalah (post sectio caesaria, infeksi, pre eklampsi/eklampsi).
c. Pelayanan penunjang medik
7) Rawat Inap Anak

a. Pelayanan keperawatan.
b. Pelayanan medik (Pra dan Pasca Tindakan Medik), Pelayanan
nifas meliputi : pelayanan nifas normal dan pelayanan nifas
bermasalah (post sectio caesaria, infeksi, pre eklampsi/eklampsi).
c. Pelayanan penunjang medik
8) Kamar Bersalin

Pelayanan persalinan meliputi : pemeriksaan pasien baru, asuhan


persalinan kala I, asuhan persalinan kala II (pertolongan persalinan),
dan asuhan bayi baru lahir.
9) Kamar Operasi
Pelayanan tindakan/operasi kebidanan adalah untuk memberikan
tindakan, misalnya ekserpasi polip vagina, operasi sectio caesaria,
operasi myoma uteri, dll.
10) High Care Unit

Pelayanan kepada pasien yang dalam kondisi kritis stabil yang


membutuhkan pelayanan pengobatan, perawatan dan observasi secara
ketat
11) Neonatal Intensif Care

Pelayanan Asuhan Neonatal dengan ketergantungan tinggi

12) Ambulance 24

Ambulance yang dimiliki oleh RSIA Mamamia Lezatos Kabupaten


Sidoarjo sudah dilengkapi dengan peralatan yang mendukung dengan
tenaga yang terlatih kegawatdaruratan.

B. Jumlah dan jenis tenaga kesehatan


Kebutuhan SDM untuk pelayanan medis harus menjadi perhatian
utama, karena pelayanan medis merupakan core bussines di rumah sakit.
begitu pula dengan Unit penunjang medis bagi sebuah rumah sakit sama
pentingnya dengan unit pelayanan medis. Unit penunjang di rumah sakit
memegang peranan penting dalam menciptakan mutu pelayanan medis
yang baik. Berikut adalah gambaran kebutuhan SDM RSIA Mamamia
Lezatos :

Tabel 2.1 Jumlah SDM Mamamia Lezatos Kabupaten Sidoarjo


Tahun 2013 - 2015

Pelayanan / Jumlah Tenaga Pertahun


Unit/Instalasi Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
Pelayanan Medis
IGD dan HCU 11 11 11
Rawat Inap 12 20 25
Perinatologi & 6 8 8
NICU
Kamar Bersalin 6 8 8
Poli Umum 2 2 2
Poli Kebidanan 3 3 3
Bedah 3 3 4
Poli Penyakit 2 2 2
Dalam
Poli Gigi 2 2 2
Ruang Operasi 2 2 2
Dokter Anastesi 1 1 1
Perawat Anastesi 2 4 4
Asisten Operasi 2 4 4
Pelayanan Penunjang Medis
Radiologi 1 1 1
Pelayanan / Jumlah Tenaga Pertahun
Unit/Instalasi Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
Gizi 2 2 2
Laboratorium 2 4 4
Farmasi 2 4 4
Pelayanan Penunjang Non Medis
Sanitasi 1 1 1
Laundry 2 2 2
Pemeliharaan 1 1 2
Sarana
Keamanan 3 4 4
Parkir 1 0 1
Kebersihan 2 2 2
Sopir Ambulance 2 2 2
Pelayanan Administrasi
Umum dan 1 1 1
Kepegawaian
Keuangan 1 1 1
Kasir 2 2 2
Rekam Medik 1 1 1
Respsionis Rawat 1 1 1
Jalan

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa Jumlah kebutuhan


tenaga medis yang ada di RSIA Mamamia Lezatos mengalami Fluktuatif
di setiap tahunya. Ini menandakan bahwa kestabilan pada kebutuhan
tenaga medis masih perlu ditingkatkan oleh pihak rumah sakit agar
pelayanan yang diberikan kepada masyarakat bisa dilakukan secara
maksimal.
C. Jumlah dan jenis layanan penunjang medik rumah sakit
Penunjang medis dan non medis yang diberikan oleh RSIA Mamamia
Lezatos ini kepada masyarakat, diantaranya :
1. Laboratorium

Pada dasarnya unit laboratorium memberikan pelayanan


pemeriksaan bagi penderita untuk mendukung penegakan diagnosa
suatu penyakit maupun sebagai alat kontrol bagi pasien baik rawat inap
maupun rawat jalan sesuai dengan petunjuk dokter.
2. Farmasi

Memberikan pelayanan terhadap kebutuhan obat-obatan dan


sediaan farmasi lainnya untuk pasien rumah sakit baik rawat inap
maupun rawat jalan dan di luar rumah sakit atas dasar resep dokter
serta obat-obatan sediaan farmasi lainnya untuk rumah sakit.
3. Laundry

4. Pengolahan Limbah

D. Jumlah dan Jenis Pelayanan Lain

Pelayanan lain-lain ini, meliputi Pelayanan Kebugaran yang terdiri dari


a. Senam Hamil
b. Senam Nifas
c. Pijat Bayi
E. Struktur organisasi manajemen rumah sakit :

Yayasan

Komite Medis Direktur SPI

Kabid Yanmed dan Kabid Jangmed Kabid Umum


Keperawatan

UGD Unit Farmasi


Unit Keuangan

Kamar Operasi
Unit Laboratorium Unit Humas &
Pemasaran
Rawat Jalan
Unit Gizi dan RM Unit SDM dan Program
VK dan Rawat Inap
Materna

NICU dan R.Anak


2. Data Lokasi
Lokasi proyek pembangunan gedung baru RSIA Mamamia Lezatos
Sidoarjo terletak di kelurahan sepanjang, Kecamatan Taman Kabupaten
Sidoarjo. RSIA Mamamia Lezzatos memiliki luas lahan keseluruhan 8000 m2.
2
Tanah yang akan digunakan adalah sebesar 4000 m , yang direncanakan akan
dibangun dalam 2 (dua) lantai.
Batas-batas lokasi proyek RSIA Mamamia Lezatos Sidoarjo adalah
sebagai berikut:
− Utara : JL. Gedong Masjid, Sepanjang
− Timur : JL. Raya Wadung Sari
− Selatan : JL. Pahlawan Kusuma Bangsa
− Barat : JL. Bapak Midin
Kondisi lingkungan objek pada saat dilakukan survey adalah daerah aman
dan cukup ramai dengan suasana pedesaan. Baik jalan maupun fasilitas
penerangannya memiliki kondisi yang baik dan terpelihara. Rumah sakit
memilki letak yang strategis dikarenakan letak rumah sakit berada dijalur lalu
lintas antar provinsi.
a. Penggunaan Lahan Eksisting
Adapun maksud dari pembangunan Gedung guna pengembangan rumah
sakit ini adalah untuk pemanfaatan lahan karena lokasi yang strategis
sehingga diharapkan dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas
kepada masyarakat Sidoarjo dengan menggunakan fasilitas terbaik dan rasa
kekeluargaan serta dapat menghasilkan keuntungan yang lebih.
b. Aksesibilitas dan Transportasi
Lokasi RSIA Mamamia Lezatos Sidoarjo ini mempunyai aksesibilitas
yang cukup tinggi (mudah dijangkau). RS ini terletak di lokasi yang strategis,
dengan semua transportasi darat seperti angkutan umum, mobi, kendaraan
bermotor, becak motor, truck, bus bisa melewati lokasi RSIA. Jalan tersebut
dibuat dengan konstruksi lapisan aspal dikarenakan jalan tersebut merupakan
jalur antar provinsi.
c. Harga Tanah
Mengingat daerah ini merupakan daerah yang cukup berkembang, maka
harga jual tanah daerah ini cenderung dari tahun ke tahun mengalami
2
peningkatan. Harga saat ini ditaksir sekitar Rp.1.000.000,- per m . Oleh
karena itu maka pengembangan propertinya harus disesuaikan dengan nilai
lahannya agar diperoleh pengembalian investasi yang optimal.
3. Data Finansial
a. Data tarif perawatan yang ada di RSIA Mamamia Lezatos
Penentuan tarif yang ada di RSIA Mamamia Lezatos dilakukan
berdasarkan dengan pendapatan konsumen pangsa pasar sehingga tarif
yang di tentukan lebih terjangkau.
Tarif untuk setiap produk perawatan pada RSIA Mamamia Lezatos
ini ditampilkan dalam tabel-tabel di bawahini :
Tabel 2.1 Tarif pendaftaran dan pemeriksaan di RSIA Mamamia
Lezatos Tahun 2015

NO WAKT TARIF
1 Pagi ( 07.00- 14.00WIB)
U Rp. 30,000
2 Siang ( 14.00- 21.00WIB) Rp. 50,000
3 Malam(14.00- 07.00WIB) Rp. 50,000
4 Hari Libur Rp. 50,000

Tabel 2.2 Tarif Pemeriksaan Poli di RSIA Mamamia Lezatos Tahun


2015

NO KETERANGAN TARIF
1 Poli Kandungan Rp. 45,000

2 Poli Anak Rp. 45,000

3 Poli Gigi Rp. 30,000

Tabel 2.3 Tarif Rawat Inap di RSIA Mamamia Lezatos Tahun


2015

RUANG TARIF VISITED VISITEDR


SPESIALIS SPESIALIS
VIP Rp 250,000.00 Rp 45,000.00
KONSULTA Rp 100,000.00

Rp 185,000.00 N
Rp 45,000.00 Rp 100,000.00
Kelas1

Kelas2 Rp 150,000.00 Rp 45,000.00 Rp 100,000.00

Kelas3 Rp 55,000.00 Rp 45,000.00 Rp 100,000.00

Tabel 2.4 Tarif Tindakan Poli KIA di RSIA Mamamia Lezatos


Tahun 2015

NO JENISTINDAKAN JASA ALAT BHP JUMLAH

1 Pemeriksaan Bidan 15,000 10,000 5,000 35,000


2 KontrolIUD 15,000 5,000 5,000 25,000
4 Pasang IUD 150,000 25,000 10,000 185,000
5 LepasIUD 100,000 20,000 10,000 130,000
6 PasangImplant 150,000 10,000 10,000 170,000
7 LepasImplant 100,000 10,000 10,000 120,000
8 RawatLukaPost Operasi 15,000 5,000 5,000 25,000
9 Imunisasi 10,000 5,000 15,000
10 VT 15,000 5,000 20,000
11 Manual /Digital Placenta 150,000 10,000 160,000
12 Placenta manualbybidan 200,000 10,000 25,000 235,000
13 Hectingporsio 150,000 20,000 25,000 195,000
14 PersalinanBidan 200,000 50,000 50,000 300,000
15 Persalinan bidan dgn 200,000 300,000
50,000 50,000
penyulit
16 Persalinandokter 210,000 25.000 50.000 210,000
17 Persalinan Operasi 100,000 25.000 25.000 100,000
18 AssCuret 40,000 50,000 10,000 100,000
19 Ass.Hydro 20,000 50,000 10,000 80,000
20 Ass.Aff IUD 40,000 50,000 10,000 100,000
21 Assbiopsy 40,000 50,000 10,000 100,000
22 AssEksterpasi 40,000 50,000 10,000 100,000

Tabel 2.5 Tarif Pelayanan USG di RSIA Mamamia Lezatos


Tahun 2015

NO URAIA BIAY
1 USGAbdumen N A 250,000
2 USGKandungan 125,000
Tabel 2.6 Tarif Pelayanan Laboratorium di RSIA Mamamia
Lezatos Tahun 2015

NO JENIS PEMERIKSAAN HARGA


Urine
1 UL Rp 15,000.00
2 Ulstik Rp 15,500.00
3 REDUKSI Rp 5,000.00
4 FL Rp 12,000.00
5 RST( HSGTest) Rp 5,000.00
Hematologi
1 DL( Analyzer) Rp 57.200.00
2 DLLENGKAP Rp 55,000.00
3 Hb+ Leko Rp 35,000.00
4 ERI+TROMBOSIT Rp 35,000.00
5 HAPUSANDARAHTEPI Rp 87,000.00
6 FAALHAEMOSTATIS Rp 14,000.00
7 RETIKULOSIT Rp 20,000.00
Faal Ginjal
1 CREATIN Rp 33,000.00
2 BUN/UREA Rp 33,000.00
3 URIDACID Rp 37,500.00
4 GLUCOSADARAH Rp 32.000.00
5 GLUCOSALIQUOR Rp 26,500.00
6 GLUCOSAStik Rp 26,000.00
Faal Hati
1 BILIRUBIN Rp 26,500.00
2 SGOT Rp 32,000.00
3 SGPT Rp 32,000.00
4 ALKALIPHOSPHAT Rp 33,000.00
5 ALBUMIN Rp 25,000.00
6 TOTALPROTEIN Rp 24,000.00
7 GAMAGT Rp 40,000.00
Faal Lemak
1 TRIGLYSERIDA Rp 67,500.00
2 CHOLESTEROL Rp 59,000.00
3 HDLCHOLESTEROL Rp 67,500.00
4 CKMB–LDH Rp 145,000.00
Imunologi/Serologi
1 DBT Rp 160,000.00
2 HbsAg Rp 49,000.00
3 HbsAb Rp 49,000.00
4 WIDAL Rp 30,000.00
5 BTA Rp 35,000.00

b. Pemasukan (Cash flow)


1) Rawat Inap
Pemasukan yang diperoleh dari rawat inap meliputi kelas VIP, 1, 2, 3;
ruang operasi, UGD, ruang ICU, neonatus, PICU, Ruang persalinan

Tabel 2..7 Biaya Pelayanan Rawat Inap di RSIA Mamamia


Lezatos Tahun 2015

KLASRAWAT INAP TARIF/TT/HARI


R.VIP Rp 250.000
R.KlasI Rp 185.000
R.KlasII Rp 150.000
R.KlasIII Rp 55.000
R.UGD Rp 50.000
R. OK Rp 1.000.000
R.NICU, PICU, Neonatus Rp 210.000
R.Persalinan Rp 450.000
(Jumlah pasien: Jumlah TT x 100%)
Untuk mengetahui jumlah pasien rawat inap digunakan
asumsi bahwapada2tahunpertamapasienrawatinapsebesar40% dari
tempat tidur yang ada. Selanjutnya pada tahun ketiga dan
keempat50%,pada tahun kelima dan keenam60%,pada tahun
ketujuh dan kedelapan70%danpada tahunkesembilandan
seterusnya75%.
2) Poliklinik(RawatJalan)
Pemasukandari pasien rawatjalan (poliklinik)pada
manajemen rumahsakit adalah pemasukan setelah dikurangi biaya
pemeriksaan dokter spesialis.Dimana pemasukan dari rawat jalan
tersebut senilai Rp35.000,- setiap pasien.
3) Operasi
Untuk mengetahui jumlah pasien rawat inap digunakan asumsi
bahwa pada 2 tahun pertama pasien rawat inap sebesar 40% dari tempat
tidur yang ada. Selanjutnya pada tahun ketiga dan keempat50%,pada
tahun kelima dan keenam60%,pada tahun ketujuh dan kedelapan 70%
dan pada tahun kesembilan dan seterusnya75%.
4) Laboratorium
Penghasilan yang dihasilkan dari aktivitas laboratorium
adalah pendapatan bersih yang diterima pihak manajemen rumah
sakit dikurangi kebutuhan biaya lainnya.
5) Farmasi
Penghasilan yang dihasilkan dari aktivitas farmasi adalah
pendapatan bersih yang diterima pihak manajemen rumah sakit
dikurangi kebutuhan biaya pembelian obat.
c. Pengeluaran(CashOutflow)
Pengeluaran rumah sakit tiap bulan terdiri dari beberapa komponen
yang ditunjukkan pada tabel di bawah ini :
Tabel 2.8 Biaya Pemeliharaan dan Operasional di RSIA
Mamamia Lezatos Tahun 2015

BIAYAper BLN TOTALper


NO PENGELUARAN (Rp) TAHUN

(Rp)

1 BiayaPemeliharaan 20.000.000 240.000.000


2 Biaya Listrik 10.000.000 120.000.000
3 BiayaTelepon 5.000.000 60.000.000
4 BiayaDapur 10.000.000 120.000.000
5 BiayaAdministrasi 20.000.000 240.000.000
6 GajiKaryawan 100.000.000 1.200.000.000
7 Lain-lain 20.000.000 240.000.000
TOTAL 185.000.000 2.220.000.000

4. Data Luar / Data Eksternal Rumah Sakit dan Lingkungan


A. Data Kesehatan
1. Angka Kesakitan (Morbiditas), Penyakit Utama Di Puskesmas dan
Rumah Sakit.
Morbiditas adalah angka kesakitan (insidensi atau prevalensi) dari
suatu penyakit yang terjadi pada populasi dalam kurun waktu
tertentu. Morbiditas berhubungan dengan terjadinya atau
terjangkitnya penyakit di dalam populasi, baik fatal maupun non
fatal. Angka morbiditas lebih cepat menentukan keadaan kesehatan
masyarakat daripada angka mortalitas, karena banyak penyakit yang
mempengaruhi kesehatan hanya mempunyai angka mortalitas yang
rendah. Berikut akan disajikan mengenai penyakit menular, penyakit
yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) dan penyakit potensial
kejadian luar biasa (KLB).
Tabel 2.0.910 Penyakit Terbanyak Di Rumah Sakit Th. 2015

NO MACAM PENYAKIT TOTAL

1 Infeksi Akut Pernafasan 18.488

2 Penyakit pada Sistem Otot dan Jaringan Pengikat 11.054

3 Tukak Lambung dan Usus Dua Belas Jari 8.523

4 Influensa 3.637

5 Diare & Gastroentritis oleh Penyebab Infeksi Tertentu 3.242

6 Penyakit Darah Tinggi Primer 7.147

7 Penyakit Lain pada Saluran Pernafasan Atas 2.167

8 Penyakit Kulit Infeksi 2.071

9 Penyakit Kulit Alergi 2.098

10 Radang Tenggorokan 1.860

a. Penyakit Menular

Penyakit menular meliputi penyakit malaria, TB Paru, HIV/AIDS,


dan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan Penyakit Kusta.
1) Penyakit malaria
Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit
(plasmodium) yang ditularkan oleh gigitan nyamuk yang
terinfeksi (vector – borne desease). dapat menyerang semua
orang baik laki-laki ataupun perempuan pada semua golongan
umur dari bayi, anak-anak dan orang dewasa. Pada tubuh
manusia parasit membelah diri dan bertambah banyak di dalam
hati dan kemudian menginfeksi sel darah merah. Penyakit
malaria masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di
Indonesia, dimana upaya pengendalian dan penurunan kasusnya
merupakan komitmen internasional dalam Millennium
Development Goals (MDGs). Kabupaten Sidoarjo sendiri dalam
pemberantasan penyakit malaria perlu diacungi jempol karena
dari tahun ke tahun penyakit ini tidak pernah ditemukan.
2) Penyakit TB Paru

Tuberculosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan


oleh infeksibakteri Mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar
kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ
tubuh lainnya. Penyakit ini menyebar dan ditularkan melalui
udara, Ketika orang yang terinfeksi TB Paru batuk /droplet
infection, bersin, berbicara atau meludah. Millennium
Development Goals (MDGs) menjadikan penyakit TB paru
sebagai salah satu penykit yang di target untuk diturunkan,
selain malaria dan HIV/ AIDS.
Salah satu indikator yang digunakan dalam pengendalian TB
adalah Case Detection Rate (CDR) yaitu proporsi jumlah pasien
baru BTA positif yang ditemukan dan diobati terhadap jumlah
pasien baru BTA positif yangdiperkirakan ada dalam wilayah
tersebut. Cakupan penemuan penderita TB Paru BTA + baru
(Case Detection Rate- CDR) dengan target 70 % dan tercapai
sebesar 33,15 %, naik 4,72 % dibandingkan tahun 2014 sebesar
37,87 %. Masih rendahnya CDR TB dikarenakan masih 25 %
RS yang melaksanakan DOTS, lemahnya Hospital Dots Linked
serta jejaring antar sarana kesehatan untuk penemuan kasus TB.
Untuk itu ke depan perlu dilakukan strategi agarkeserasian
Hospital Dots Linked dapat tercapai antara lain melalui
monitoringdan Evaluasi internal RS, peningkatan upaya pasif
case finding untuk penemuan kasus TB , yang ditunjang dengan
upaya aktif promotif ke masyarakat secara lebih intensif.
Penderita TB Paru BTA positif dinyatakan sembuh jika telah
menerima pengobatan OAT (Obat Anti Tuberculosis) lengkap
dan hasil pemeriksaan dahaknya menunjukkan dua kali
negative. Evaluasi keberhasilan pengobatan TB Paru baru bisa
dievaluasi setelah selesai masa pengobatan 6 bulan sejak mulai
diberikan pengobatan pertama. Data yang berhasil dikumpulkan
pada tahun 2013 ditemukan 733 kasus TB BTA + baru yang
diobati, dan dinyatakan sembuh sebanyak 624 kasus (Cure rate
= 85,13%), dan yang hasil pengobatannya lengkap sebanyak 54
kasus, jadi Succes Rate = 92,5 %, keadaan ini meningkat
dibanding tahun 2012 Cure Rate = 82,6 %, dan Succes Rate =
90,88 %.
3) Penyakit HIV/AIDS

HIV /AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh


infeksi virus Human Immunodeficiency Virus yang menyerang
sistem kekebalan tubuh. Infeksi tersebut merupakan penderita
mengalami penurunan ketahanan tubuh sehingga sangat mudah
untuk terinfeksi berbagai macam penyakit. Perkembangan
penemuan penyakit Human Immuno Deficiency Virus /Acquired
Immuno Deficiency Syndrom (HIV/AIDS) terus menunjukkan
peningkatan, meskipun berbagai upaya penanggulangan terus
dilakukan. Semakin tingginya mobilitas penduduk antar
wilayah, menyebarnya sentrasentra pembangunan ekonomi di
Indonesia, meningkatnya kecenderunganperilaku seksual yang
tidak aman dan meningkatnya penyalahgunaan NAPZAmelalui
suntikan, secara simultan telah memperbesar tingkat risiko
penyebaran HIV/AIDS.
HIV adalah virus yang menginfeksi sel-sel system immunology
sehingga merusak system kekebalan manusia. HIV dapat
ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui kontak dengan
cairan tubuh orang yang terinfeksi HIV, misalnya melalui
hubungan sexual, transfuse darah, penggunaan jarum suntik
yang terkontaminasi, dan penularan dari ibu ke anak yang
dilahirkan atau disusui. AIDS adalah kondisi kesehatan
seseorang ketika HIV telah merusak system kekebalan terhadap
penyakit. Sebagai salah satu penyakit menular yang memerlukan
perhatian khusus, prevalensi HIV/AIDS yang dihitung per
100.000 penduduk, target yang ditetapkan sebesar < 0,5 per
100.000 penduduk. Adapun penemuan kasus HIV/AIDS pada
tahun 2014 di Kabupaten Sidoarjo adalah 351 atau 16/100.000
penduduk (data SIHA Kab. Sidoarjo). Realisasi Prevalensi
HIV/AID yang cukup tinggi memerlukan usaha yang serius
untuk menangani dan mencegah paling tidak mengendalikan
pada angka minimum, utamanya melalui pencegahan
penggunaan dan penyalahgunaan narkoba oleh para generasi
muda. Tingginya prevalensi HIV/AIDS di Kabupaten Sidoarjo
disebabkan :
a. Semakin aktifnya system surveillance HIV/AIDS
b. Semakin tingginya kesadaran penderita untuk
memeriksakan diri.
Upaya pencegahan dan penanggulangan dilakukan
melaluipenyuluhan masyarakat, pendampingan kelompok
resiko tinggi danintervensi perubahan perilaku, layanan
konseling dan testing HIV, layananHarm Reduction,
pengobatan dan pemeriksaan berkala penyakit InfeksiMenular
Seksual (IMS), pengamanan darah donor dan kegiatan lain
yangmenunjang pemberantasan HIV/AIDS. Tingginya
prevalensi HIV/AIDS di Kabupaten Sidoarjo disebabkan:
a. Semakin aktifnya system surveillance HIV/AIDS
b. Semakin tingginya kesadaran penderita untuk
memeriksakan diri.
Target prevalensi HIV AIDS baik Nasional, Propinsi maupun
kabupaten adalah < 0,5 per 100.000 penduduk namun di
Sidoarjo keadaannya sudah jauh diatas angka tersebut yaitu
8,9 orang per 100.000 penduduk pada tahun 2013 (data kasus
HIV positif penduduk sidoarjo) . Dari sisi surveilance angka
penemuan yang besar menunjukkan semakin bagus kinerja
program. Keberadaan penderita HIV/AIDS bagaikan
fenomena gunung es, dimana jumlah penderita yang
ditemukan jauh lebih sedikit dari penderita yang sebenarnya
ada. Sehingga tidak menutup kemungkinan jumlah penderita
HIV/AIDS di Kabupeten Sidoarjo jauh lebih besar lagi. Untuk
itu diperlukan upaya bersama dalam pemberantasan penyakit
HIV/AIDS, yang tidak saja ditujukan pada penanganan
penderita yang ditemukan tetapi juga diarahkan pada upaya
pencegahan yang dilakukan melalui skrining HIV/AIDS
terhadap darah donor dan pengobatan penderita penyakit
menular seksual.Kegiatan Pencegahan dan Penanggulangan
HIV-AIDS yang dialksanakan di Kabupaten Sidoarjo
a. Deteksi dini penyakit HIV- VCT dan Mobile VCT
b. CST ( Care Support and Treatment )
c. Pencegahan penyakit mll program condom use dan LJSS
d.
TB-HIV, HIV, Diare,dll
e.
f. Kegiatan LKB ( Layanan Komprehensif
Berkesinambungan) di 5 Kecamatan ( Sidoarjo, Krian,
Porong, Taman, Waru) .
g. Behavior Change Communication : sosialisasi,
penyuluhan,pembentukan Duta stop AIDS, WPA , ABAT,
dll
4) Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)

Penyakit ISPA adalah penyakit infeksi akut yang menyerang


salah satubagian atau lebih dari saluran nafas mulai dari hidung
(saluran atas) hinggaalveoli (saluran bawah) termasuk jaringan
adneksanya seperti sinus, ronggatelinga tengah, dan pleura
(selaput paru). Penyakit ISPA yang menjadi fokus program
kesehatan adalah pneumonia, karena pneumonia menjadi salah
satu penyebab utama kematian bayi dan Balita. Upaya
pemberantasan ISPA lebih difokuskan pada kegiatan penemuan
dini dan tatalaksana kasus yang cepat dan tepat terhadap
penderita pneumonia Balita yang ditemukan. Jumlah Balita yang
menderita pneumonia yang dilaporkan di Kabupaten Sidoarjo
pada tahun 2014 sebanyak 8.562, meningkat dibanding tahun
tahun 2013 sebanyak 8.441, dimana keseluruhan penderita dapat
ditangani. Program pengendalian ISPA menetapkan bahwa
semua kasus yang ditemukan harus mendapat tata laksana sesuai
standart, dengan demikian angka penemuan kasus ISPA juga
menggambarkan penatalaksnaan kasus ISPA.Target penemuan
kasus ISPA adalah 10 % balita, sedangkan cakupan penemuan
penderita Pneumonia balita adalah jumlah kasus pneumonia
yang ditangani dibagi dengan target penemuan kasus ( 10 %
balita ) diwilayah kerja puskesmas. Target cakupan ISPA adalah
100%, capaian 50,37 %. Kegiatan dalam rangka penurunan
kasus pneumonia Balita antara lain sosialisasi lintas program
dalam penghitungan frekuensi nafas/penanganan penderita yang
sesuai prosedur ketetapan. Namun demikian bila dalam wilayah
tersebut memang ada peningkatan kasus, maka perlu diantisipasi
dengan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berperilaku
pola hidup bersih dan sehat, terutama dalam hal pemberian ASI
ekslusif dan menjaga kesehatan lingkungan.
5) Penyakit Kusta

Kusta atau Lepra adalah penyakit infeksi kronis yang


disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Bila tidak
ditangani dengan baik, kusta dapat menjadi progresif,
menyebabkan kerusakan permanen pada kulit, saraf, anggota
gerak dan mata. Sampai saat ini penyakit kusta masih menjadi
salah satu masalah kesehatan masyarakat, hal ini terbukti dengan
masih tingginya jumlah penderita kusta di Indonesia dan
merupakan negara dengan urutan ketiga penderita terbanyak di
dunia. Diagnosa kusta dapat ditegakkan dengan adanya kondisi
berikut:
1. Kulit dengan bercak putih atau kemerahan disertai mati rasa
atauanestesi
2. Penebalan saraf tepi yang disertai gangguan fungsi saraf
berupa mati rasa dan kelemahan/kelumpuhan pada otot tangan,
kaki dan mata, kulit kering serta pertumbuhan rambut yang
terganggu
3. Pada pemeriksaan kerokan jaringan kulit (slit=skin=smear)
didapatkan adanya kuman M. Leprae.
Di Kabupaten Sidoarjo pada tahun 2014 terdapat 7 kasus PB
(Pausi Basiler) , 65 kasus MB (Multi Basiler) sedangkan pada
tahun 2013 terdapat 53 kasus terdiri dari 8 kasus PB dan 45
kasus MB.
b. Penyakit Menular Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (Pd3i)
PD3I merupakan penyakit yang diharapkan dapat dicegah atau
ditekan dengan pelaksanaan program imunisasi. Pada profil
kesehatan ini akan dibahas penyakit Polio, tetanus neonatorum,
campak, difteri, pertusis dan Hepatitis B.
1) Polio dan AFP

Polio adalah salah satu penyakit menular yang termasuk PD3I.


Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus yang menyerang
sistem syaraf hingga penderita mengalami kelumpuhan.
Penyakit yang pada umumnya menyerang anak berusia 0-3
tahun ini ditandai dengan munculnya demam, lelah, sakit kepala,
mual, kaku di leher, serta sakit di tungkai dan lengan. AFP
merupakan kelumpuhan yang sifatnya flaccid yang bersifat
lunglai, lemas atau layuh (bukan kaku), atau terjadi penurunan
kekuatan otot, dan terjadi secara akut (mendadak). Sedangkan
Non Polio AFP adalah kasus lumpuh layuh akut yang diduga
kasus Polio sampai dibuktikan dengan pemeriksaan
laboratorium bukan kasus Polio. Kementerian Kesehatan
menetapkan Non Polio AFP Rate minimal 2/100.000 populasi
anak usia < 15 tahun. Selama tahun 2014 ditemukan 10kasus
AFP tersebar diwilayah 7 wilayah Puskesmas yaitu Puskesmas
Prambon, Krembung, Jabon, Tanggulangin, Sekardangan,
Trosobo, dan Krian , sedangkan pada 2013 ditemukan 9 kasus
AFP tersebar di 6 wilayah Puskesmas yaitu Puskesmas
Kedungsolo, Jabon, Tanggulangin, Urangagung, Sedati, dan
Trosobo. Dari semua kasus tersebut setelah diperiksa secara
laboratorium semuanya tidak ditemukan virus Polio.
2) Tetanus Neonatorum
Tetanus Nenatoorium (TN) disebabkan oleh basil Clostridium
tetani, yang masuk ke tubuh melalui luka. Penyakit Tetanus
Neonatorum adalah suatu bentuk tetanus infeksius yang berat
dan terjadi selama beberapa hari pertama setelah lahir, yang
disebabkan oleh faktor – faktor seperti tindakan perawatan sisa
tali pusar yang tidak higienis, circumsisi bayi laki – laki dan
perempuan yang tidak steril dan kekurangan imunisasi maternal.
Pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 tidak ditemukan
kasus TetanusNeonatorum. Penemuan kasus Tetanus
Neonatorum merupakan suatukejadian Luar Biasa yang harus
segera ditindaklanjuti. Penanganan kasusTetanus Neonatorum
memang tidak mudah tetapi juga bukannya tidakmungkin untuk
dicegah. Yang terpenting adalah upaya pencegahan
melaluipertolongan persalinan yang higienis ditunjang dengan
imunisasi TetanusToxoid pada ibu hamil dan WUS.
3) Campak
Penyakit campak merupakan salah satu penyakit PD3I yang
disebabkan olehMorbilivirus, ditandai dengan munculnya bintik
merah (ruam), demam, matamemerah dimana sering terjadi
pertama kali pada saat anak-anak. Penularandapat terjadi
melalui udara yang telah terkontaminasii oleh sekret orang
yangtelah terinfeksi.Campak merupakan penyakit menular yang
sering menyebabkan Kejadian LuarBiasa (KLB).Pada tahun
2014 ditemukan 143 kasus campak dengan tanpa
kematian,meningkat dibandingkan tahun 2013 ditemukan 53
kasus campak dengantanpa kematian. Dari kasus campak tahun
2014 yang diperiksa secaralaboratorium ditemukan 54% yang
positif campak.Ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan
anak yang sudah diimunisasicampak masih terjangkit Campak,
salah satunya karena mutu rantai dinginpenyimpanan vaksin
kurang baik. Sehingga sangatlah perlu adanya
monitoringterhadap rantai dingin di Puskesmas.
4) Difteri
Penyakit Difteri adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan
bakteri Corynebacterium Diphteriae yang menyerang sistem
pernafasan bagian atas. Penyakit ini memiliki gejala nyeri telan,
demam, terdapat psedo membran. Difteri sering ditandai dengan
tumbuhnya membran kelabu( psedo membran ) yang menutupi
tonsil serta bagian saluran pernafasan sehingga menyebabkan
sulit bernafas. Tetapi diphteri juga bisa menyerang organ tubuh
lain (hidung, kulit mata. Penyakit difteri pada umumnya
menyerang anak-anak usia 1-15 tahun tetapi juga bisa
menyerang orang dewasa. Dari tahun ke tahun jumlah penderita
Difteri terus meningkat , 38 orang pada tahun 2011 dan sedikit
menurun Pada tahun 2012 yaitu kasus Difteri ditemukan
sebanyak 34, pada tahun 2013 ditemukan sebanyak 42 orang
dengan 3 kematian dan pada tahun 2014 ditemukan sebanyak 37
orangtanpa kematian.
Tabel 2.10 Jumlah Kasus Difteri di Kabupaten Sidoarjo

tahun 2009 – tahun 2014

Penyakit ini dapat dicegah dengan pemberian imunisasi DPT 1,


DPT 2, DPT 3 dan boster pada saat SD kelas 1 dan 2. Selain
pemberian imunisasi, perlu juga diberikan penyuluhan kepada
masyarakat terutama kepada orang tua tentang bahaya dari
difteri dan perlunya imunisasi aktif diberikan kepada bayi dan
anak-anak. Selain itu sangatlah perlu untuk menjaga kebersihan
badan, pakaian dan lingkungan. Penyakit menular seperti difteri
mudah menular dalam lingkungan yang buruk dengan tingkat
sanitasi rendah. Oleh karena itu,selain menjaga kebersihan diri,
kita juga harus menjaga kebersihan lingkungan sekitar, juga
yang tidak kalah penting adalah memperhatikan kebersihan
makanan yang dikonsumsi.
5) Penyakit Pertusis
Penyakit Pertusis adalah penyakit membran mukosa pernafasan
dengangejala demam ringan, bersin, hidung berair dan batuk
kering. Selama 4 tahunterakhir yaitu mulai tahun 2010 sampai
dengan tahun 2014 di Kabupaten Sidoarjo tidak ditemukan
kasus penyakit Pertusis yang dilaporkan olehPuskesmas.
6) Hepatitis B
Hepatitis B adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
Hepatitis B dengangejala demam, nyeri ulu hati dan icterus.
Selama 4 tahun terakhir mulai tahun2010 sampai dengan tahun
2014 di Kabupaten Sidoarjo tidak ditemukankasus penyakit
Hepatitis yang dilaporkan oleh Puskesmas.
c. Penyakit Potensi Kejadian Luar Biasa (Klb / Wabah)
1) Demam Berdarah Dengue
Demam berdarah adalah penyakit demam akut yang disebabkan
oleh virus dengue, yang masuk ke peredaran darah manusia
melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, misalnya Aedes
aegypti atau Aedes albopictus. Aedes aegypti adalah vektor yang
paling banyak ditemukan menyebabkan penyakit ini. Nyamuk
dapat membawa virus dengue setelah menghisap darah orang
yang telah terinfeksi virus tersebut. Sesudah masa inkubasi virus
di dalam nyamuk selama 8-10 hari, nyamuk yang terinfeksi
dapat mentransmisika virus dengue tersebut ke manusia sehat
yang digigitnya. Penyakit ini sering muncul sebagai KLB
dengan angka kesakitan dan angka kematian yang relatif tinggi.
Target angka kesakitan DBD tahun 2014 adalah sebesar < 53
per 100.000 penduduk. Angka kesakitan DBD Kabupaten
Sidoarjo berfluktuasi. Angka kesakitan DBD pada tahun 2014
sebesar 8,1 per 100.000 penduduk, ada penurunan dibandingkan
tahun 2013 yaitu sebesar 11 per 100.000 penduduk. Beberapa
Penyebab mengapa kasus DBD tetap ada karena :
a) Mobilitas penduduk dan kepadatan penduduk yang tinggi
b) Curah hujan tidak menentu di tengah musim kemarau.
Genangangenanganair tersebut umumnya menjadi sarang
berkembangbiaknyanyamuk penyebar virus DBD.
c) Tim pokja PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) di tingkat
desa dankecamatan kurang optimal dalam melaksanakan
tugasnya.
d) Peran serta masyarakat dalam kegiatan pemberantasan
sarangnyamuk dengan menguras, menutup dan mengubur (3
M) masih belummaksimal. Hal ini terlihat dari Angka
Bebas Jentik (ABJ) masih kurangdari 95%.
Kabupaten Sidoarjo punya potensi sebagai wilayah endemis
DBD dimanatingkat penularan DBD sangat tinggi, yang
dipengaruhi antara lain curahhujan dan mobilitas penduduk yang
tinggi, disertai masalah kebersihanlingkungan.Namun demikian
upaya yang dilakukan oleh Pemerintah KabupatenSidoarjo
cukup efektif untuk mencegah penularan DBD, sehingga
penyebarannya dapat ditekanserendah mungkin,Upaya yang
telah dilakukan pemerintah kabupaten antara lain :
a) Mengkoordinasi juru pemantau jentik (Jumantik) untuk
melaksanakan Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB)
b) Memotivasi tokoh masyarakat untuk mengajak masyarakat
di sekitarnya melakukan gerakan 3M plus (Menguras,
Menutup dan Mengubur serta Mencegah Gigitan Nyamuk)
c) Melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang DBD
sehingga masyarakat dapat mencegah secara dini DBD serta
meningkatkan intensitas kegiatan pemberantasan sarang
nyamuk atau PSN
d) Penanggulangan focus penderita DBD melalui fogging
(penyemprotan)
e) Meningkatkan kerjasama lintas sektor di tingkat kabupaten,
kecamatandan desa.
Upaya pencegahan dan pemberantasan DBD dititikberatkan
padapenggerakan potensi masyarakat untuk dapat berperan serta
dalampemberantasan sarang nyamuk dengan gerakan 3 M,
pemantauan AngkaBebas Jentik (ABJ) serta pengenalan dini
gejala DBD dan penanganannya dirumah tangga. Mulai tahun
2008 sampai dengan tahun 2014 pemerintahdaerah memberikan
honor kepada para jumantik desa yang merupakan ujungtombak
keberhasilan program 3 M plus di masyarakat. Semakin
intensifnyapemeriksaan jentik di rumah diharapkan dapat
merangsang kesadaranmasyarakat untuk melaksanakan gerakan
3 M secara teratur sehinggamemberi dampak positif pada upaya
pemutusan mata rantai penularanpenyakit DBD. Kegiatan lain
dalam upaya pemberantasan DBD adalahpengasapan (fogging)
baik fogging fokus maupun fogging swadaya.
2) Diare
Diare adalah penyakit yang terjadi ketika perubahan konsistensi
feses selaindari frekuensi buang air besar. Seseorang dikatakan
menderita diare bilafeses lebih berair dari biasanya, atau bila
buang air besar tiga kali atau lebihdalam sehari. Penyakit Diare
masih merupakan salah satu penyebabkematian bayi dan Balita.
Jumlah kasus Diare pada Balita yang ditangani di pada
tahun2014 adalah 77.296 menurun dibanding tahun 2013 kasus
dimana kesemuanya 100% ditangani.
3) Filariasis
Penyakit Filariasis adalah penyakit menular kronis yang
disebabkan cacing filarial yang terdiri dari 3 (tiga) spesies yaitu
Wuchereria bancrofti, Brugia malayi dan Brugia timori , yang
menyerang saluran dan kelenjar getah bening serta merusak
system limfe. Penyakit Filariasis menimbulkan pembengkakan
tangan, kaki, granula mammae dan scrotum. Sebagai agent
penularan dari penyakit ini adalah semua jenis nyamuk betina
terutama jenis armigeres, mansonia dan culex, untuk itu dalam
rangka pencegahan diperlukan peningkatan kebersihan
lingkungan. Sosialisasi tentang gejala awal penyakit Filariasis
juga harus tetap dilakukan kepada masyarakat agar bisa diobati
secara dini untuk mencegah kecacatan (pembesaran kaki)
permanent. Pada tahun 2014 ditemukan 1 kasus baru filariasis di
wilayah Puskesmas Tanggulangin sehingga secara keseluruhan
terdapat 19 kasus dengan dengan angka kesakitan 0,90/100.000
penduduk. Dengan kampanye perilaku hidup bersih dan sehat di
seluruh masyarakat, sekolah dan institusi kesehatan diharapkan
tahun-tahun kedepan tidak lagiditemukan kasus penyakit ini.
2. Angka Kematian (Mortalitas), Penyakit Utama Di Puskesmas dan
Rumah Sakit.
Gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat
dari kejadian kematian (mortalitas) dalam masyarakat dari waktu ke
waktu dan tempat tertentu. Di samping itu, kejadian kematian juga
dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan
pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya.
a. Angka Kematian Bayi
Untuk menilai hasil dari pelayanan kesehatan terhadap bayi dan
anak balita dilakukan melalui beberapa standar pelayanan
kepada bayi dan anak balita. Angka kematian bayi yang
ditargetkan tahun 2014 adalah sebesar < 13 per 1.000 kelahiran
hidup. Realisasi angka kematian bayi pada tahun 2014 adalah
sebesar 6,86per 1.000 kelahiran hidup, menurun dari kejadian
tahun 2013 sebesar 8,8 per 1.000 kelahiran hidup. Penurunan
angka kematian bayi dikarenakan ketrampilan dan pengetahuan
tentang tata laksana penanganan gawat darurat bayi sudah cukup
optimal selain juga karena kesadaran para ibu hamil untuk selalu
memeriksakan kandungannya pada bidan Puskesmas setempat
dan atau pada fasilitas kesehatan ibu dan anak lainnya, sehingga
kesehatan ibu dan anak dalam kandungan selalu terjaga dan
lahirpun dalam keadaan baik dan selamat baik ibu maupun anak
yang dilahirkannya. Kematian bayi khususnya masa neonatal
disebabkan oleh BBLR (Berat Bayi lahir Rendah). Keadaan ini
terjadi karena beberapa kemungkinan antara lain dari faktor ibu
dan janin itu sendiri, yang akhirnya menghambat pertumbuhan
hasil konsepsi dan atau merangsang terjadinya persalinan
sebelum waktunya. Perkembangan angka kematian bayi sampai
dengan 2014 terlihat padagrafik berikut ini :
Grafik 1 Angka Kematian Bayi di Kabupaten Sidoarjo
Tahun 2009 – 2014

Sumber data: Seksi Kesehatan Keluarga


Beberapa Upaya yang dilakukan dalam penurunan angka
kematian bayi adalah:
1) Peningkatan ketrampilan petugas tentang manajemen
BBLR, asfiksia, dan penanganan kegawat daruratan bayi,
2) Adanya rujukan dini terencana
3) Melaksanakan skill assesment pada gawat darurat neonatal
dengan sasaran tenaga kesehatan
b. Angka Kematian Balita (AKABA)
Angka Nasional untuk angka kematian anak balita sebesar < 46
per 1.000 kelahiran hidup. Perkembangan angka kematian anak
balita di Kabupaten Sidoarjo sampai dengan tahun 2014 terlihat
pada grafik berikut ini :
Grafik 2 Angka Kematian Balita di Kabupaten Sidoarjo

Tahun 2009 - 2014

Sumber data: Seksi Kesehatan Keluarga

Realisasi angka kematian balita pada tahun 2014 adalah sebesar


7,57 per 1000 kelahiran hidup menurun dari realisasi tahun 2013
yang sebesar 10,08 per 1000 kelahiran hidup. Angka kematian
Balita seperti tersebut diatas sangat baik apabila dibandingkan
dengan target RPJMD dan atau target Indonesia Sehat 2015
sebesar < 46 per 1000 kelahiran hidup. Kematian Balita
terbanyak karena Gastro Enteritis Acute (diare). Menurunnya
angka kematian balita pada tahun 2014 disebabkan antara lain
karena meningkatnya pelaksanaan PHBS di masyarakat serta
upaya deteksi tumbuh kembang dan manajemen terpadu balita
sakit di fasilitas pelayanan kesehatan.
c. Angka Kematian Ibu
Kematian Ibu adalah kematian yang terjadi pada ibu karena
peristiwakehamilan, persalinan dan masa nifas. Target angka
kematian ibu tahun 2014sebesar < 89 per 100.000 kelahiran
hidup.Angka kematian ibu tahun 2014 sebesar 80,02 per
100.000 kelahiran hidup,Angka ini meningkat cukup signifikan
apabila dibandingkan dengan tahun2013 yang tercapai sebesar
72,82 per 100.000 kelahiran hidup. Peningkatanini dikarenakan
3 Terlambat yaitu
1) Terlambat mendeteksi dan ambil keputusan
2) Terlambat melakukan rujukan
3) Terlambat mendapat penanganan di tempat rujukan
Kasus kematian ibu terbanyak pada tahun 2014 karena :
1) Preeklamsia sebesar 42, 46%
2) Perdarahan sebesar 25%
3) Lainnya karena infeksi, jantung emboli, HIV, Tb,
Hepatitis sebesar32,14%
3. Jumlah Posyandu dan Puskesmas Pembantu
Pada tahun 2014 jumlah Puskesmas di Kabupaten Sidoarjo adalah 26
buahdengan 13 Puskesmas Perawatan yaitu Puskesmas Porong,
PuskesmasKrian, Puskesmas Taman, Puskesmas Sukodono,
Puskesmas Wonoayu,Puskesmas Tarik, Puskesmas Waru,
Puskesmas Prambon, PuskesmasBalongbendo, PuskesmasJabon,
PuskesmasKrembung, PuskesmasBarengkrajan danPuskesmas
Sedati . Dari 13Puskesmas Perawatantersebut enam
diantaranyaadalah Puskesmas denganPelayanan Obstetri Neonatal
Emergency Dasar (PONED) yaitu Puskesmas Krian, Puskesmas
Taman, Puskesmas Porong, Puskesmas Tarik, Puskesmas Waru, dan
Puskesmas Jabon. selain Puskesmas juga disediakan Puskesmas
Pembantu, dimana pada tahun 2013 di Kabupaten Sidoarjo terdapat
58 unit Puskesmas Permbantu, 125 Ponkesdes.
4. Jumlah Rumah Sakit Di Wilayah Kerja termasuk Rumah Sakit
Swasta.
Pada tahun 2015 di Kabupaten Sidoarjo terdapat 23 Rumah Sakit
dengan 15Rumah sakit umum dan 8 Rumah Sakit khusus (Rumah
Sakit bedah, Rumah Sakit Bersalin dan Rumah Sakit Mata).
5. Jumlah dan Jenis Tenaga Dokter Umum dan Spesialis serta Tenaga
Kesehatan diwilayah Kerja.
Jumlah tenaga kesehatan di Kabupaten Sidoarjo pada tahun 2014
sebanyak 5.163 orang yang tersebar di 26 Puskesmas, Dinas
Kesehatan, GFK, Rumah Sakit dan sarana kesehatan lainnya. Jumlah
dan jenis tenaga kesehatan di Kabupaten Sidoarjo adalah :
a. Dokter Spesialis berjumlah 681 orang, sehingga jika dihitung
rata-rata per 100.000 penduduk Kabupaten Sidoarjo dilayani
oleh 32,35 dokter spesialis.
b. Dokter umum berjumlah 2.171 orang, sehingga jika dihitung
rata-rata per 100.000 penduduk Kabupaten Sidoarjo dilayani
oleh 103 dokter.
c. Dokter gigi berjumlah 618 orang, sehingga jika dihitung rata-
rata per 100.000 penduduk Kabupaten Sidoarjo dilayani oleh 29
dokter gigi.
d. Tenaga Farmasi sebanyak 613 orang, sehingga jika dihitung
rata-rata per 100.000 penduduk Kabupaten 29 Sidoarjo dilayani
oleh 10,53 orang tenaga Farmasi.
e. Ahli Gizi (berpendidikan D1 – D4/S1 Gizi) sebanyak 41 orang
sehingga jika dihitung rata-rata per 100.000 penduduk
Kabupaten Sidoarjo dilayani oleh 2 ahli gizi.
f. Perawat sebanyak 2.069 orang, sehingga jika dihitung rata-rata
per 100.000 penduduk Kabupaten Sidoarjo dilayani oleh 98
perawat.
g. Bidan sebanyak 681 orang, sehingga jika dihitung rata-rata per
100.000 penduduk Kabupaten Sidoarjo dilayani oleh 32 bidan.
h. Ahli Kesehatan Masyarakat sebanyak 121 orang sehingga jika
dihitung ratarata per 100.000 penduduk Kabupaten Sidoarjo
dilayani oleh 6 ahli kesehatan masyarakat .
i. Ahli Sanitasi terdiri dari lulusan SPPH, APK dan D3 Kesehatan
Lingkungan sebanyak 30 orang, sehingga jika dihitung rata-rata
per 100.000 penduduk Kabupaten Sidoarjo dilayani oleh 1,26
ahli sanitasi .
Sumber BPS Sidoarjo
B. Data Keadaan Lingkungan Sekitar
1. Jalan Pencapaian dan Kondisinya Serta Klasifikasinya Jalan
Lingkungan Berupa Jalan Utama Maupun Jalan Penghbung Lainnya.
a. Jalan Arteri Primer, terdiri dari :
 Peningkatan ruas jalan yang menghubungkan Kota Surabaya –
Kabupaten Sidoarjo – sampai Kabupaten Mojokerto
 Peningkatan Jalan By Pass Krian dengan jalan pendamping
kanan-kiri dari jalan By Pass
b. Jalan Kolektor Primer meliputi:
 Peningkatan ruas jalan yang menghubungkan Kecamatan Sedati
- Kecamatan Gedangan – Sukodono – Krian
 Peningkatan ruas jalan yang menghubungkan Kecamatan
Balongbendo – Tarik
 Peningkatan ruas jalan yang menghubungkan Kecamatan
Sidoarjo – Sukodono - Taman
 Peningkatan ruas jalan yang menghubungkan Kecamatan
Prambon – Tarik
c. Jalan Lokal Primer, meliputi perbaikan jalan yang menghubungkan
antara pusat-pusat kecamatan dengan pusat-pusat desa terutama
yang masih belum diaspal.
2. Kondisi Topografi wilayah perencanaan
Kabupaten Sidoarjo memiliki karakteristik topografi sebagai berikut:
a. Wilayah bagian timur, 29,99% atau 19.006 Ha merupakan daerah
pertambakan, memiliki ketinggian 0-3m. Sedangkan di dataran
delta dengan ketinggian antar 0 s/d 25 m.
b. Wilayah Bagian Tengah yang berair tawar dengan ketinggian 3-10
meter dari permukaan laut merupakan daerah pemukiman,
perdagangan dan pemerintahan. Meliputi 40,81 %.
c. Wilayah Bagian Barat dengan ketinggian 10-25 meter dari
permukaan laut merupakan daerah pertanian. Meliputi 29,20%.

Tabel 2.11 Letak Ketinggian dari Permukaan Laut Tahun 2014

No Lokasi Ketinggian Luas Area (Ha) Persentasi

1. Wilayah Bagian Timur 0-3 meter 21.420,21 29,99%

2. Wilayah Bagian Tengah 3-10 meter 29.148,34 40,81%

3. Wilayah Bagian Barat 10-25 meter 20.855,95 29,20%

Total 71.424,5 100%

Sumber: Kabupaten Sidoarjo dalam Angka tahun 2014

5. Data Kesehatan Kota / Kabupaten


A. Data Tarif Perawatan di Rumah Sakit Lain Sekitar Lokasi (ada tapi
tahun 2012 dan itu cmn 1 rs)
B. Pola Penyakit Daerah Sidoarjo
Tabel 2.13 10 Penyakit Terbanyak Di Rumah Sakit Th. 2015
NO MACAM PENYAKIT TOTAL

1 Infeksi Akut Pernafasan 18.488

2 Penyakit pada Sistem Otot dan Jaringan Pengikat 11.054

3 Tukak Lambung dan Usus Dua Belas Jari 8.523

4 Influensa 3.637

5 Diare & Gastroentritis oleh Penyebab Infeksi Tertentu 3.242

6 Penyakit Darah Tinggi Primer 7.147

7 Penyakit Lain pada Saluran Pernafasan Atas 2.167

8 Penyakit Kulit Infeksi 2.071

9 Penyakit Kulit Alergi 2.098

10 Radang Tenggorokan 1.860

6. Data Kebijakan , Pedoman, dan Peraturan Pemerintah


1. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
Tentang Rumah Sakit
2. Undang-Undang Republik Indonesianomor 36 Tahun 2009
TentangKesehatan
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 56 Tahun
2014 Tentang Klasifikasi Dan Perizinan Rumah Sakit
4. Peraturan Bupati Sidoarjo Nomor 30 Tahun 2012 Tentang Petunjuk
Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 4 Tahun
2012 Tentang Izin Mendirikan Bangunan
5. Peraturan Bupati Kabupaten Sidoarjo Nomor 42 Tahun 2011 Tentang
Tata Cara Penerbitan Penetapan Lokasi
6. Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo No 4 Tahun 2012 Tentang Izin
Mendirikan Bangunan
7. Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 10 Tahun 2012
Tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan
7. Data Demografi
a. Luas wilayah
Kabupaten Sidoarjo merupakan salah satu daerah di tengah bagian
provinsi Jawa Timur, yang terletak pada posisi antara 112,50 – 112,90
Bujur Timur (BT) dan 7,30 – 7,50 Lintang Selatan (LS), dengan luas
wilayahnya mencapai 71.424,25 km2. Secara administratif Kabupaten
Sidoarjo berbatasan dengan wilayah-wilayah sebagai berikut:
1) Sebelah Utara berbatasan dengan Kota Surabaya dan Kabupaten
Gresik.
2) Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Madura.
3) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Pasuruan.
4) Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Mojokerto
Kabupaten Sidoarjo dengan luas wilayahnya 71.424,25 km2 terbagi
atas 18 kecamatan dan 322 desa dan 31 kelurahan. Secara rinci tentang
jumlah desa masing-masing kecamatan, serta luas wilayahnya
sebagaimana disajikan dalam Tabel 2.1 berikut ini:
Tabel 2.12 Pembagian Wilayah Administrasi dan Luas Tiap Kecamatan
Tahun 2016

No Nama Kecamatan LuasWilayah(Km2) TinggiRata-


LuasWilayah(Km2) JumlahDesa/ rata
Kelurahan ( meterdpl)

1 Tarik 36,06 20 16

2 Prambon 34,23 20 10

3 Krembung 29,55 19 5

4 Porong 29,82 19 4

5 Jabon 81,00 15 3

6 Tanggulangin 32,29 19 4

7 Candi 40,67 24 4
8 Tulangan 31,21 22 7

9 Wonoayu 33,92 23 4

10 Sukodono 32,68 19 7

11 Sidoarjo 62,56 24 4

12 Buduran 41,02 15 4

13 Sedati 79,43 16 4

14 Waru 30,32 17 5

15 Gedangan 24,06 15 4

16 Taman 31,54 24 9

17 Krian 32,50 22 12

18 Balongbendo 31,40 20 20
Total 714,24 353

Sumber: BPS,KabupatenSidoarjoDalamAngka 2016

b. Jumlah penduduk
Sidoarjo sebagai daerah yang berbatasan langsung dengan surabaya
dan memiliki perusahaan industri besar/sedang di Jatim, Sidoarjo telah
menjadi daerah tujuan utama bagi para pencari kerja dan tempat hunian
baru. Akibatnya, Sidoarjo mengalami pertumbuhan penduduk tertinggi di
Jatim (1980-2010). Jumlah pendudukSidoarjopada Tahun 2015
mencapai2.117.279jiwa; meningkat pesat dari 1,17 juta jiwa (1990) dan
1,95 juta jiwa (2010).
Tabel 2.13 Jumlah penduduk kabupaten Sidoarjo Tahun 2016

Kecamatan Jumlah Persen


arik 63.907 3,02
Prambon 71.597 3,38
r 463 2,86
Porong 65.740 3,1
n 761 2,4
Tanggulangin 92.168 4,35
C 69.018 7,98
Tulangan 97.046 4,58
Wonoayu 817 3,58
Sukodono 131.925 6,23
oarjo 14.373 10,12
Buduran 103.807 4,9
dati 03.947 4,91
Waru 240.942 11,38
dangan 44.362 6,82
Taman 228.477 10,79
ian 32.432 6,25
Balongbendo 70.497 3,33
Kabupaten : 2.117.279 100,00
SumberData: Data BPS Sidoarjo

c. Angka kepadatan dan laju pertumbuhan penduduk


Sebagai daerah yang berbatasan langsung dengan Surabaya dan
memilikiperusahaan indutri besar/sedangterbanyak di Jatim, Sidoarjo
telah menjadi daerah tujuan utama bagi para pencari kerja dan tempat
hunian baru.Akibatnya,wilayah ini mengalami pertumbuhan penduduk
tertinggi di Jatim(1980-2010).Dengan luas 714,24km², Sidoarjo
merupakan daerah terpadat penduduk nya di Jatim untuk level
kabupaten (selainkota). Tahun 2015,kepadatan pendudukdi wilayah ini
mencapai2.964jiwa/km², meningkat pesat dibanding Tahun 2000 (2.188
jiwa/km²).
Tabel 2.14 Statistik penduduk Sidoarjo Tahun 2016

Uraian 2013 2014 2015


Jumlah penduduk (jiwa) 2.049 2.084 2.117
Pertumbuhan penduduk (%) 1,59 1,71 1,58
Kepadatan penduduk per km2 2.869 2.918 2.964
SexRatio: Lk/Pr(%) 100,9 100,8 101,0
Jml.Rumah tangga 540,1 542,0 563,1
Rata2AnggotaRumah tangga 3,77 3,84 3,76
Sumber : BPS Kabupaten Sidoarjo
Gambar 2.2 Rata-rata pertumbuhan penduduk per tahun, tahun 2000-2015 (%)

Sumber data : BPS,HasilSP 2010-2015

8. Data Sosial dan Budaya


Pembangunan dalam bidang keagamaan khususnya agama Islam di
Provinsi Jawa Timur mendapat perhatian khusus dalam rangka pembangunan
manusia.Dari data yang ada dapat disimpulkan bahwa kehidupan beragama
terus ditingkatkan antara lain melalui penambahan jumlah bangunan tempat
ibadah. Pada tahun 2013 jumlah mushola meningkat, sedangkan untuk jumlah
tempat peribadahan agama lain tetap. Hal ini dikarenakan lebih dari 95 persen
penduduk Kabupaten Sidoarjo beragama Islam.
Berdasarkan data Kantor Departemen Agama Kabupaten Sidoarjo,
Kabupaten Sidoarjo dalam tahun 2013 tercatat bahwa jumlah tempat ibadah
di Kabupaten Sidoarjo antara lain: 843 bangunan masjid, 2767 bangunan
mushola, 66 bangunan gereja dan 2 vihara untuk menunjang kegiatan
peribadahan umat beragama di kabupaten Sidoarjo.
9. Data Ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi daerah diukur berdasarkan pertumbuhan Produk
Domestik Regional Bruto(PDRB) atas dasar harga konstan. PDRB diukur
berdasarkan perhitungan sembilan sektor usaha yang dominan di masyarakat,
yaitu sektor pertanian, sektorv pertambangan dan penggalian, sektor industri
pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor bangunan, sektor
perdagangan, hotel dan restoran, sektor angkutan dan komunikasi, sektor
keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, dan sektor jasa-jasa.
Perkembangan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sidoarjo mulai tahun
2011 sampai dengan tahun 2015 menunjukkan pertumbuhan ekonomi di
Sidoarjo ikut melambat (5,24%)
Tabel 2.0.15 Grafik Perkembangan PDRB Tahun 2011-2015

Uraian 2011 2013 2015


PDRB adhb(Milyar RP) 93.232 117.743 146.372

PDRB adhb(Milyar RP) 87.212 99.993 112.012

PDRB Perkapita 47.016 57.464 69.141


adhb(Ribu RP)
PDRB Perkapita 43.980 48.801 52.911
adhb(Ribu RP)
Pertumbuhan Ekonomi 7.04 6.89 5.24
(persen)
Sumber Data : BPS Kabupaten Sidoarjo

Tabel 2.0.16 Struktur Ekonomi Sidoarjo 2010 dan 2015

Sektor Sidoarjo

2010 2015
Primer 2,63 2,43

Pertanian 2,41 2,43


Pertambangan 0,22 0,09

Sekunder 61,31 56,93

Industri 50,74 46,70


Listrik& Gas 1,18 1,09

Pengadaan Air 0,08 0,07

Konstruksi 9,31 9,07

Tersier 36,06 40,55


Perdag, H & R 18,08 19,40

Trans/ infokom 11,81 5,11

Keuangan, dll 2,21 2,33

Jsa- jasa 3,97 3,71


Total PDRB 100 100

Sumber : BPS Kab. Sidoarjo


Berdasarkan angka diatas dapat dipastikan bahwa struktur ekonomi
Kabupaten Sidoarjo meningkat pada sektor tersier ,sedangkan pada
sektor primer dan sekunder mengalami penurunan .laju pertumbuhan
sebesar 4,49 pada sektor tersier . Hal itu menunjukkan pada sektor
tersier memiliki pendapatan dengan jumlah paling besar daripada sektor
primer dan sekunder.
BAB III
ANALISIS SITUASI

1.1. Aspek Eksternal


1. Kebijakan
Merupakan kajian berupa menganalisis kebijakan dan pedoman serta
peraturan baik kebijakan dan pedoman yang terkait dengan pendirian
atau pengembangan suatu rumah sakit dari berbagai aspek eksternal
maupun peraturan-peraturan daerah setempat dimana lokasi rumah sakit
tersebu berada. Adapun beberapa kebijakan yang terkait dengan
dibangunya Gedung Baru terkait pengembangan kapasitas TT IRNA
kelas 3 adalah :
A. Peraturan Bupati Sidoarjo Nomor 30 Tahun 2012 Tentang Petunjuk
Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 4 Tahun
2012 Tentang Izin Mendirikan Bangunan.
Maksudnya disini adalah kenapa kita membutuhkan peraturan ini
karena peraturan ini berisi tentang perizinan yang diberikan oleh
Pemerintah Kabupaten Sidoarjo kepada pemilik bangunan untuk
membangun baru, merubah, memperluas, mengurangi dan / atau
merawat bangunan sesuai dengan persyaratan administrative yang
berlaku. Dalam peraturan ini juga menyebutkan bagaimana tata
cara membuat bangunan baru yang sesuai dengan ketentuan yang
berlaku, contohnya disebutkan pada Bagian Kedua Konstruksi/
Struktur Bangunan pada Pasal 3 ayat 1 berbunyi “ setiap pendirian
bangunan wajib mempertimbangkan aspek struktur bangunan yang
meliputi pondasi, kolom, balok atap dan prasarana utilitas lainnya
sesuai ketentuan yang berlaku “. Kemudian pada pasal 9 disebutkan
“ setiap pembangunan gedung wajib dilengkapi sumur resapan dan/
septic tank “. Kemudian pada BAB IV Mekanismeizin Mendirikan
Bangunan pada pasal 14 ayat 1 berbunyi “ setiap orang atau badan
yang akan mendirikan bangunan baru, merehabilitasi/merenovasi,
atau pelestarian/ pemugaran wajib mengajukan permohonan secara
tertulis kepada SKPD yang mengelola perizinan dengan mengisi
formulir / blangko permohonan bermaterai yang berisi :
1) Nama dan alamat pemohon;
2) Kegunaan/ fungsi bangunan tersebut;
3) Informasi batas – batas persil;
4) Informasi mengenai bangunan, nama jalan, nomor rumah, letak
tanah, nomor bukti kepemilkan tanah atau nomor registernya;
5) Uraian mengenai konstruksi bangunan;
6) Pakta Integritas;
7) Surat pernyataan tidak melanggar Peraturan Daerah bermaterai
masing-masing Rp. 6.000,00 (enam ribu rupiah).
B. Peraturan Bupati Kabupaten Sidoarjo Nomor 42 Tahun 2011
Tentang Tata Cara Penerbitan Penetapan Lokasi
Peraturan ini berisi tentang penetapan atas lokasi yang
direncanakan menjadi lokasi pembangunan untuk kepentingan
umum atau untuk kepentingan instansi pemerintah yang berlaku
juga sebagai izin perolehan tanah. Kemudian pada peraturan ini
juga menjelaskan tentang sebelum kita menetapkan lokasi untuk
dilakukan pembangunan gedung baru, kita juga harus mengajukan
permohonan kepada bupati melalui sekretaris daerah. Hal ini
selaras dengan dengan Peraturan Bupati No 42 Tahun 2012 pada
Bagian ketiga pasal 5 pada ayat 1 yang berbunyi “ untuk
mendapatkan penetapan lokasi bagi pelaksanaan pembangunan
untuk kepentingan umum atau untuk kepentingan instansi
pemerintah, pemohon mengajukan permohonan kepada Bupati
melalui Sekretaris Daerah. Dan pada ayat 2 “ permohonan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus dilampiri :
1) proposal rencana pembangunan
2) penunjukan penanggung jawab kegiatan
3) kartu identitas pemohon
4) Nomor pokok Wajib Pajak
5) Gambar kasar/sketsa tanah yang dimohon
6) Mengisi formulir permohonan bermaterai
7) Surat kuasa bila diurus orang lain
8) Surat pernyataan dengan materai cukup tentang kesanggupan
akan memberi ganti kerugian dan atau menyediakan tempat
penampungan bagi pemilik tanah yang berhak atas tanah
9) Advice planning
10) Pertimbangan teknis pertanahan.
Lalu pada pasal 7 ayat 1 dijelaskan “ setelah menerima
permohonan penetapan lokasi sebagaimana dimaksud dalam pasal
5, Bupati melalui Tim Teknis Penetapan Lokasi melakukan
pengkajian kesesuaian rencana pembangunan dari aspek : a.) tata
ruang, b.) penatagunaan tanah c.) social ekonomi d.) lingkungan,
serta e.) penguasaan, pemilikan, dan pemanfaatan tanah. Semua itu
dilakukan dalam rapat Tim Teknis Penetapan Lokasi. Lalu setelah
hasil pengkajian kesesuaian rencana pembangunan dalam rapat
tersebut selesai, dituangkan dalam berita acara yang kemudian
berdasarkan berita acara tersebut Bupati menerbitkan keputusan
penetapan lokasi yang disampaikan kepada instansi pemerintah
yang memerlukan tanah yang tembusanya disampaikan kepada
kantor pertanahan Kabupaten dan instansi terkait. Dan juga
keputusan penetapan lokasi tersebut juga sebagai izin perolehan
tanah bagi instansi pemerintah yang memerlukan tanah. Hal ini
juga diatur dalam pasal 7 ayat 2, 3 ,4, 5.
C. Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 10 Tahun 2012
Tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan
Peraturan ini berisi tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan yang
berarti pungutan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah kepada
masyarakat atas jasa pelayanan kesehatan oleh Puskesmas,
Puskesmas Pembantu (Pustu), Puskesmas Keliling (Pusling),
Pondok Kesehatan Desa (Ponkesdes), Ponsok Bersalin Desa
(Polindes) dan pemberian Pelayanan Kesehatan Haji. Lalu pada
peraturan ini juga dibahas mengenai penetapan besarnya tarif
retribusi yang ditetapkan dengan memperhatikan biaya satuan
penyediaan pelayanan kesehatan yang bersangkutan, kemampuan
masyarakat, aspek keadilan, dan efektivitas pengendalian atas
pelayanan tersebut. Lalu biaya-biaya tersebut juga meliputi biaya
operasional dan pemeliharaan, biaya bunga dan biaya modal serta
tidak lupa juga memperhatiakn biaya penyediaan jasa, penetapan
tarif hanya untuk menutup sebagian biaya. Ini semua juga diatur
pada pasal 32 ayat 1, 2, 3. Kemudian pada BAB V pengelolaan
Keuangan pasal 48 ayat 1 dan 2 menjelaskan tentang seluruh
penerimaan dari retribusi pelayanan kesehatan pasien umum non
penjaminan maupun hasil penerimaan klaim retribusi penjaminan
dan program pemerintah atau pemerintah daerah seperti
Jamkesmas, Jamkesda, Jampersal yang telah disetor ke Kas Umum
Daerah dikembalikan kepada Puskesmas melalui mekanisme
APBD setiap tahunya sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
Perencanaan anggaran pemanfaatan penerimaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur sebagai berikut :
1) Maksimal 44% dialokasikan untuk jasa pelayanan
2) Sekitar 56% dialokasikan untuk belanja operasional, belanja
pemeliharaan dan/atau belanja modal terbatas untuk puskesmas
sesuai komponen tarif.
D. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 56 Tahun
2014 Tentang Klasifikasi Dan Perizinan Rumah Sakit
Pada peraturan ini menjelaskan tentang klasifikasi dan perizinan
rumah skait. Izin mendirikan rumah sakit, yang selanjutnya disebut
izin mendirikan adalah izin yang diberikan oelh pejabat yang
berwenang kepada instansi pemerintah, pemerintah daerahatau
badan swasta yang akan mendirikan bangunan atau mengubah
fungsi bangunan yang telah ada untuk menjadi rumah sakit setelah
memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam peraturan menteri
ini. Lalu ada juga izin operasional yang harus diperoleh disini,
yaitu izin yang diberikan oleh pejabat yang berwenang sesuai
dengan kelas rumah sakit kepada penyelenggara/pengelola rumah
sakit untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan di rumah sakit
setelah memenuhi persyaratan dan standar yang ditetapkan dalam
peraturan menteri ini. Ada juga persyaratan tata bangunan yang
diatur dalam peraturan menteri ini yang dimana tata bangunan itu
harus sesuai dengan standard peraturan perundnag-undnagan.
Misalkan saja kalau rumah sakit itu harus menyediakan area parker
kendaraan dengan jumlah area yang proporsional disesuaikan
dengan peraturan daerah setempat. Lalu ada juga persyaratan
keselamatan struktur bangunan , kemampuan bangunan
menanggulangi bahaya kebakaran, bahay petir, bahya kelistrikan,
persyaratan instalasi gas medic, instalasi uap dan instalasi bahan
bakar gas. Semua itu diatur dalam pasal 13 ayat 3 dan 4. Kemudian
karena RSIA Mamamia Lezatoz meruapakn Rumah Sakit Tipe C
jadi sekurang-kurangnya harus mempunyai pelayanan :
a. Pelayanan medic
1) Pelayanan gawat darurat yg dilakukan 24 jam sehari secara
terus menerus
2) Pelayanan medic spesialis dasar harus ada : bedah, anak ,
penyakit dalam, dan kandungan
3) Pelayanan medic spesialis penunjang meliputi
anestesiologi, radiologi, dan patologi klinik.
b. Pelayanan kefarmasian
c. Pelayanan keperawatan dan kebidanan
d. Pelayanan penunjang klinik
e. Pelayanan penunjang nonklinik dan,
f. Pelayanan rawat inap
Kemudian sumber daya manusia Rumah sakit umum kelas C terdiri
atas :
a. Tenaga medis
1) 9 dokter umum untuk pelayanan medic dasar
2) 2 dokter gigi untuk pelayanan medic gigi mulut
3) 2 dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medic
spesialis dasar
4) 1 dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medic
spesialis penunjang dan
5) 1 dokter gigi spesialis untuk setiap jenis pelayanan medic
spesialis gigi mulut.
b. Tenaga kefarmasian
1) 1 (satu) orang apoteker sebagai kepala instalasi farmasi
Rumah Sakit;
2) 2 (dua) apoteker yang bertugas di rawat inap yang dibantu
oleh paling sedikit 4 (empat) orang tenaga teknis
kefarmasian;
3) 4 (empat) orang apoteker di rawat inap yang dibantu oleh
paling sedikit 8 (delapan) orang tenaga teknis kefarmasian;
4) 1 (satu) orang apoteker sebagai koordinator penerimaan,
distribusi dan produksi yang dapat merangkap melakukan
pelayanan farmasi klinik di rawat inap atau rawat jalan dan
dibantu oleh tenaga teknis kefarmasian yang jumlahnya
disesuaikan dengan beban kerja
c. Tenaga keperawatan
Jumlah kebutuhan tenaga keperawatan dihitung dengan
perbandingan 2 perawat untuk 3 TT.
d. Tenaga non kesehatan
Lalu pada pasal 70 ayat I, 2, dan 3 dijelaskan bahwa izin
operasional merupakan izin yang diberikan kepada pengelola
rumah sakit untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan.
Izin ini berlaku untuk jangka wkatu 5 tahun dan dapat
diperpanjang selama memenuhi persyaratan. Dan jika ingin
melakukan perpanjangan izi operasional dilakukan dengan
mengajukan permohonan perpanjangan selambat-lambatnya 6
bulan sebelum habis masa berlakunya izin operasional.
E. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
Tentang Rumah Sakit
Pemerintah dan pemerintah daerah bertanggung jawab untuk
menyediakan rumah sakit berdasarkan kebutuhan masyarakat. Lalu
Rumah Sakit yang didirikan oleh Pemerintah dan Pemerintah
Daerah harus berbentuk Unit Pelaksana Teknis dari Instansi yang
bertugas di bidang kesehatan, Instansi tertentu, atau Lembaga
Teknis Daerah dengan pengelolaan Badan Layanan Umum atau
Badan Layanan Umum Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Dan juga pada peraturan ini juga disebutkan
bahwa ketika ingin mendiirkan Rumah Sakit harus
mempertimbangkan beberapa aspek yang meliputi bangunan,
sumber daya manusia, sarana dan prasarananya, dan juga
peralatanya. Semunaya diatur dalam undang-undang no 44tahun
2009 ini, maka dari itu kita membutuhkan UU ini untuk digunakan
sebagai acuan dalam pembangunan gedung baru dalam rangka
pengembangan kapasitas TT IRNA kelas 3.
F. Undang-Undang Republik Indonesianomor 36 Tahun 2009
TentangKesehatan
Dalam peraturan ini disebutkan pada pasal 17 yang berbunyi “
pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan akses terhadap
informasi, edukasi, dan fasilitas pelayanan kesehatan untuk
meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya. Dan juga pada pasal 19 telah dijelaskan bahwa “
pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan segala bentuk
upaya kesehatan yang bermutu, aman, efisien, dan terjangkau “ .
maka dari itulah yang menjadi dasar acuan kita untuk melakukan
pembangunan gedung baru dalam rangka pengembangan kapasitas
TT IRNA kelas 3 agar masyarakat memperoleh pelayanan
kesehatan yang bermutu, efektif dan efisien sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Demografi
Sidoarjo sebagai daerah yang berbatasan langsung dengan surabaya dan
memiliki perusahaan industri besar/sedang di Jatim, Sidoarjo telah
menjadi daerah tujuan utama bagi para pencari kerja dan tempat hunian
baru. Akibatnya, Sidoarjo mengalami pertumbuhan penduduk tertinggi
di Jatim (1980-2010). Jumlah penduduk Sidoarjo pada Tahun 2015
mencapai 2.117.279 jiwa ; meningkat pesat dari1,17 juta jiwa(1990)
dan 1,95juta jiwa(2010).
Tabel 3.1 Jumlah penduduk kabupaten Sidoarjo Tahun 2015

Kecamatan Jumlah Persen

arik 63.907 3,02

Prambon 71.597 3,38

r 463 2,86
Porong 65.740 3,1

n 761 2,4
Tanggulangin 92.168 4,35

C 69.018 7,98
Tulangan 97.046 4,58

Wonoayu 817 3,58


Sukodono 131.925 6,23

oarjo 14.373 10,12


Buduran 103.807 4,9

dati 03.947 4,91


Waru 240.942 11,38

dangan 44.362 6,82


Taman 228.477 10,79

ian 32.432 6,25


Balongbendo 70.497 3,33
Kabupaten : 2.117.279 100,00

SumberData: Data BPS Sidoarjo

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk di


wilayah Sidoarjo cukup banyak. Mamamia Lezatos berada di
kecamatan Taman yang memepunyai jumlah penduduk sekitar 10,79%,
maka diharapkan Rumah Sakit Mamamia Lezatos dapat memanfaatkan
peluang tersebut.

Tabel 3.2 Jumlah Penduduk berdasarkan jenis kelamin Tahun 2015

Kecamatan Laki-laki Perempuan Laki+perempua Sex


n Ratio

Tarik 31052 31004 62056 100.15


Prambon 34996 34528 69524 101.36
Krembung 29370 29354 58724 100.05
Porong 31833 31994 63827 99.50
Jabon 24918 25005 49923 99.65
Tanggulangin 44121 44398 88519 99.38
Candi 81200 81695 162895 99.39
Tulangan 46931 46818 93749 100.24
Wonoayu 36700 36896 73596 99.47
Syukodono 63677 63075 126752 100.95
Sidoarjo 102546 104744 207290 97.90
Buduran 50980 49290 100270 103.43
Sedati 50894 49568 100462 102.68
Waru 118533 115276 233809 102.83
Gedangan 70997 68812 139809 103.18
Taman 111430 110088 221518 101.22
Krian 64370 63506 127876 101.36
Balongbendo 34462 33977 68439 101.43
Jumlah 1029010 1020028 2049038 100.88
SumberData: Data BPS Sidoarjo
Berdasarka data diatas di wilayah sidorjo pada kecamatan taman
perempuan sebanyak 110088 jiwa. Dengan banyaknya jumlah
perempuan di wilayah taman diharapkan Mamamia Lezatos dapat
memanfatkan peluang tersebut.

Tabel 3.3 Jumlah penduduk berdasarkan usia kabupaten sidoarjo Tahun


2015

Uraian 2013 2014 2015

Jml.Penduduk(000jiwa) 2.049 2.084


2.117
PertumbuhanPddk(%) 1,59 1,71 1,58

KepadatanPddkperkm² 2.869 2.918


2.964
SexRatio: Lk/Pr(%) 100,9 100,8

Jml.Rumahtangga(000) 101,0
540,1 542,0
563,1
Rata2AnggotaRmhtg 3,77 3,84 3,76

PddkperKel.Umur:

0- 14tahun(%) 24,42 26,22

15- 64tahun(%) 24,88


71,38 70,00
70,93
>64tahun(%) 4,20 3,78 4,19

Sumber Data: BPS Kabupaten Sidoarjo

Berdadarkan diatas pada tabek kelompok umur diwilayah sidoarjo yang


memiliki usia produktif (15-64 tahun) cukup banyak. Hal itu dapat
menjadi peluang Mamamia Lezatos menunjukkan tingginya kebutuhan
rumah sakit.
3. Geografi
Taman adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Sidoarjo, ProvinsiJawa
Timur, Indonesia. Taman berbatasan sungai dengan kecamatan
Karangpilang di kota Surabaya dan Kecamatan Driyorejo di Kabupaten
Gresik. Kawasan ini merupakan salah satu jalur utama penghubung
antara kawasan Jawa Timur bagian barat dengan Kota Surabaya. Di
Taman terdapat suatu daerah yang dikenal dengan nama Sepanjang.
Sepanjang sering disebut sebagai ibu kota kecamatan Taman.
4. Sosial Ekonomi dan Budaya
A. Sosial Ekonomi
Kabupaten Sidoarjo merupakan salah satu kabupaten yang terletak
di Propinsi Jawa Timur. Secara geografis Kabupaten Sidoarjo
terletak pada 112,5-112,9’ BT dan 7,3’- 7,5’ LS. Kabupaten
Sidoarjo memiliki batas wilayah yaitu disebelah utara berbatasan
dengan Kota Surabaya dan Kab Gresik, sebelah timur dengan Selat
Madura, sebelah selatan dengan Kabupaten Pasuruan dan disebelah
barat dengan Kabupaten mojokerto. Jumlah Kecamatan di
Kabupaten Sidoarjo 18 buah Kecamatan yang mempunyai luas
wilayah yang paling luas adalah Kecamatan Jabon dengan luas
80,998 km2 yaitu 11 % dari total luas Kabupaten Sidoarjo.
Sedangkan kecamatan yang mempunyai luas wilayah paling kecil
2
adalah Kecamatan Gedangan dengan luas 24,058 km atau 3 % dari
total luas Kabupaten Sidoarjo (Sidoarjo dalam angka Tahun 2015).
1) Jumlah Penduduk Secara Keseluruhan Pada Wilayah Tertentu
Berdasarkan Mata Pencaharian.
Tabel 3.4 Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
2) Jumlah Penduduk Secara Keseluruhan Pada Wilayah Tertentu
Berdasarkan Pendidikan
Jumlah penduduk Kabupaten Sidoarjo yang terbesar berdasarkan
tingkatpendidikan sebagaimana dapat dilihat pada Tabel I.5, adalah
penduduk dengan tingkat pendidikan Diploma, yaitu sebanyak
573.474 jiwa atau 26,96% dari total penduduk. Hal ini merupakan
suatu peningkatan taraf pendidikan dari tahun sebelumnya.
3) Laju Pertumbuhan Ekonomi Daerah Setempat
Pertumbuhan perekonomian daerah secara umum dapat dilihat
dari indikator perkembangan Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB). PDRB disajikan dalam dua bentuk yaitu Atas Dasar
Harga Berlaku (ADHB) dan Atas Dasar Harga Konstan
(ADHK). PDRB ADHB masih dipengaruhi oleh kenaikan
harga barang dan jasa, sehingga tidak terlalu akurat untuk
mengukur tingkat pertumbuhan ekonomi. Untuk itu digunakan
PDRB ADHK yang telah menghilangkan inflasi sehingga bisa
diperoleh tingkat pertumbuhan ekonomi yang riil.
a) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
b) Indeks Perkembangan PDRB

Berdasarkan Tabel diatas dapat diketahui bahwa PDRB tahun


2014 Kabupaten Sidoarjo berdasarkan ADHK dan ADHB
terdapat sektor yang menonjol memberikan sumbangan paling
besar terhadap PDRB yaitu sektor industri pengolahan dan
sektor perdagangan. Pada sektor industri pengolahan,
keunggulan potensi sektor ini banyak ditopang oleh besarnya
keberadaan Industri Rumah Tangga (IRT) dan Usaha Mikro
Kecil Menengah (UMKM). Pemerintah Kabupaten Sidoarjo
selalu berupaya untuk memacu pertumbuhan ekonomi, salah
satunya dengan membenahi infrastruktur. Diharapkan dengan
adanya pembenahan jalan-jalan alternatif dan jalan
pendamping (frontage road) dapat melancarkan transportasi
yang akhirnya dapat menaikkan daya tarik Sidoarjo di mata
investor.
c) Investasi

Investasi memiliki peranan penting dalam proses


pembangunan,karena menentukan dinamika pembangunan
secara langsungmaupun tidak langsung dapat
meningkatkan kesejahteraan rakyat.Jika proses investasi
berlangsung baik, maka perekonomian akantumbuh
dengan baik selama menghasilkan output yang efisien.
Berdasarkan Tabel diatas dapat diketahui bahwa, jikadibandingkan
antara tahun 2013 dan tahun 2014 dari total unit usaha yang
mengajukan ijin investasi dan nilai investasinya di Kabupaten
Sidoarjo mengalami peningkatan. Pada tahun 2013 nilai investasi
sebesar Rp. 10.050.274.260.322,00, dengan 11.298 unit usaha dan
pada tahun 2014 meningkat menjadi sebesar Rp.
11.563.388.898.345,00 dengan 13.525 unit usaha.
B. Sosial Budaya
Pola perilaku masyarakat Sidoarjo saat ini cenderung bersifat
individualistik. Indikasi dari sifat tersebut ditunjukkan dengan
memudarnya gotong royong yang biasa dilakukan masyarakat
Sidoarjo. akan tetapi saat ini hal tersebut sudah mulai hilang dalam
masyarakat. Penyebabnya adalah kesibukan setiap anggota
masyarakat, yang lebih mementingkan pekerjaannya dari pada
membantu tetangganya.
5. Sumber Daya Manusia / Ketenaga Kerjaan Kesehatan
Ketersediaan Sumber Daya Manusia / Ketenagakerjaan di Bidang
Kesehatan pada Kabupaten Sidoarjo menjadi pertimbangan yang harus
dipertimbangkan dalam membuat suatu layanan kesehatan Rumah Sakit
terutama dikaitkan dengan layanan unggulan. Berikut adalah data
jumlah Tenaga Kesehatan Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015 sebagai
berikut :
Tabel 3.5 Jumlah Tenaga Kesehatan Kabupaten Sidoarjo

Tahun 2015

NO TENAGA KESEHATAN TOTAL


1. Dokter Spesialis 337
2. Dokter Umum 91
3. Dokter Gigi 186
4. Bidan 848
5. Perawat 1862
6. Tenaga Kefarmasian 356
7. Tenaga Gizi 104
8. Tenaga Kesehatan Masyarakat 73
9. Tenaga Sanitasi 38
10. Tenaga Teknisi Medis 256
11. Fisioterapis 27
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo
Berdasarkan tabel tenaga kesehatan diatas dapat disimpulkan
bahwa di wilayah Sidoarjo memiliki potensi tenaga kesehatan yang
beragam, maka diharapkan RSIA Mamamia Lezatos dapat
memanfaatkan peluang ini. Acuan mengenai komposisi SDM RS
Ibu dan Anak Kelas C juga dapat dilihat pada Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 340/MENKES/PER/III/2010
tentang Klasifikasi Rumah Sakit.

Tabel 3.6 Komposisi Ketenagakerjaan Rumah Sakit Khusus Ibu dan


Anak Sidoarjo Tahun 2016

Kelas C
No. Jenis Ketenagaan Tenaga
Total
Tetap
I. Medis
1. Dokter Spesialis Obstetri Ginekologi 1 -
a. Dokter Subspes Fetomaternal - -
b. Dokter Subspes .Obbsgin Sosial - -
c. Dokter Subspes . Onkologi - -
Ginekologi
d. Dokter Subspes Uroginekologi - -
konst
e. Dokter Subspes.Kesehatan - -
Reproduksi
2. Dokter Spesialis Anak
a. Dokter Subspes Anak 1 -
b. Dokter Subspes Alergi Imunologi 1 -
c. Dokter Subspes Endokrinologi - -
d. Dokter Subspes - -
Gastrohepathologi
e. Dokter Subspes Nutrisi dan - -
Metabolik
f. Dokter Subspes Hematologi dan - -
Onkologi
g. Dokter Subspes Kardiologi - -
h. Dokter Subspes Nefrologi - -
i. Dokter Subspes Neurologi - -
j. Dokter Subspes Gawat Darurat - -
k. Dokter Subspes Pencitraan Anak - -
l. Dokter Subspes Infeksi Tropis - -
m. Dokter Subspes Perinatologi - -
n. .Dokter Subspes Respirologi - -
o. Dokter Subspes Tumbuh - -
Kembang
3. DOKTER SPESIALIS LAINNYA - -
a. Spesialis Bedah Anak - -
b. Spesialis Rehabilitasi Medik - -
c. Spesialis Mata - -
d. Spesialis THT - -
e. SpesialisKulit Kelamin - -
f. Spesialis Bedah Umum 1 -
g. Spesialis Penyakit Dalam 1 -
h. Spesialis Anastesi 1 -
i. Spesialis Radiolog 1 -
j. Spesialis Patologi Klinik - -
k. Spesialis Patologi Anatomi - -
II. Keperawatan dan Bidan - -
1.Keperawatan 25 -
a. S2 Keperawatan + PONEK - -
b. S1 Keperawatan + PONEK - -
c. D3 Keperawatan + PONEK - -
2.Bidan 12 -
a. D4 Kebidanan terlatih PONEK - -

b. D3 Kebidanan terlatih PONEK - -

c. D1 Kebidanan terlatih PONEK - -

III. Kefarmasian - -
a. Apoteker 1 -
b. D3 Farmasi/ Asisten Apoteker 1 -

IV. Laboratorium - -
a. S1 Analis Kesehatan - -
b. D3 Analis Kesehatan 1 -
V. Gizi - -
a. S1 Gizi Klinik / dietisien - -
b. D4 Gizi Klinik / dietisien - -
c. D3 Gizi Klinik / dietisien 1 -
d. D1 Gizi Klinik / dietisien 1 -
VI. Rekam Medis - -
a. S1 Rekam Medis - -
b. S2 Rekam Medis 1 -
VII. Tenaga hypnoterapi 1 -
Sumber : PMK RI no 56 tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perijinan
Rumah Sakit

6. Derajat Kesehatan
DataKependudukan, utamanya diperoleh melalui Sensus Penduduk,
Registrasi Penduduk dan Survei Kependudukan.Sensus Penduduk
terakhir dilaksanakanTahun2010. Jumlah penduduk tercatat sebanyak
1.945.252 jiwa. Terjadi kenaikan sebesar 382.237 jiwaatau
24,45persen Jumlah penduduk tercatat sebanyak 1.945.252 jiwa.
Terjadi kenaikan sebesar 382.237 jiwaatau 24,45persendari hasil
Sensus Penduduk Tahun 2000. Jumlahpenduduk terbesar di Kecamatan
Waru,diikuti Kecamatan Taman dan Kecamatan Sidoarjo.Kecamatan
Jabon merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk paling kecil
diikuti Kecamatan Krembung.
Sex ratio penduduk hasil Sensus Penduduk 2010 sebesar 101,05
persen. Hal ini berarti jumlah penduduk laki-laki lebih banyakdaripada
perempuan. Sedangkan hasil registrasi pendudukDinas Catatan Sipil
Tahun 2015 mencatat bahwa jumlah penduduk sebanyak 2.161.659
jiwa. Penduduk yang tercatat adalah penduduk yangterdaftar dalam
Kartu Keluarga (KK) dan atau memiliki KTP di Sidoarjo.
Pada sisi yang lain,data proyeksi penduduk dari BPS mencatat bahwa
penduduk yang ada di Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015 sebanyak
2.117.279 jiwa. Penduduk yang tercakup di sini adalah penduduk yang
tinggal di Kabupaten Sidoarjo, tidak melihat identitas
kependudukannya. Angka Crude Birth Rate (CBR) tahun 2015
mengalami penurunan menjadi 9,85 persen.Hal ini berarti ada
kelahiran sebanyak 10 bayidari 1000 orang penduduk.
Tabel 3.7 Kelahiran, Kematian Yang Dilaporkan, CBR dan CDR
Menurut Kecamatan tahun 2015

Penduduk
Kecamatan BulanJuni Lahir CBR Kematian CDR
District MidYear Birth (%) Death (%)
(1) (2)
Population (3) (4) (5) (6)
01. Sidoarjo 216 450 1 465 6.77 1 046 4.83
02. Buduran 99 474 1 640 16.49 281 2.82
03. Candi 153 396 1 700 11.08 322 2.10
04. Porong 89 138 1 376 15.44 229 2.57
05. Krembung 71 713 893 12.45 173 2.41
06. Tulangan 97 625 1 234 12.64 160 1.64
07. Tanggulangin 106 369 650 6.11 228 2.14
08. Jabon 59 162 508 8.59 330 5.58
09. Krian 129 319 1 180 9.12 371 2.87
10. Balongbendo 76 290 828 10.85 181 2.37

11. Wonoayu 83 970 797 9.49 511 6.09


12. Tarik 68 872 576 8.36 309 4.49
13. Prambon 80 884 685 8.47 451 5.58
14. Taman 224 002 2 221 9.92 1 138 5.08
15. Waru 232 648 1 640 7.05 232 1.00
16. Gedangan 128 396 969 7.55 437 3.40
17. Sedati 103 043 1 620 15.72 166 1.61
18. Sukodono 121 948 1 133 9.29 207 1.70
Jumlah/Total 2014 2 109 660 33 070 15.7 4 940 2.3
Jumlah/Total 2013 2 056 442 28 889 14.0 3 812 2.6
Jumlah/Total2012 1 972 602 29 046 14.7 5 102 3.2
Jumlah/Total 2011 2 071 978 743 0.4 275 4.4

Dengan jumlah penduduk Taman yang terus bertambah setiap


tahunnya, mengharuskan RSIA Mammamia menambah kapasitas TT
untuk rawat inap ibu setelah persalinan khususnya pada kelas 3. Karena
banyak warga Taman yang datang ke RSIA Mammamia Lezatos
berasal dari kalangan menengah kebawah. Sehingga dibuatlah studi
kelayakan bisnis untuk RSIA Mammamia untuk penambahan kapasitas
TT kelas 3 dengan membangun gedung baru.
1. Mortalitas
Gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat
dari kejadian kematian (mortalitas) dalam masyarakat dari waktu ke
waktu. Di samping itu, kejadian kematian juga dapat digunakan sebagai
indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan
program pembangunan kesehatan lainnya.
a.Angka Kematian Kasar ( CDR )
Angka Kematian Kasar tahun 2015 : 2,38/1.000 penduduk. sedang
tahun 2014 = 32,57/1.000 penduduk. Hal ini termasuk rendah dengan
jumlahkematian sebanyak laki-laki 181 dan perempuan 159 total 340.
b.Angka kematian Bayi ( AKB )
AKB di wilayah Sidoarjo tahun 2015 sebesar 22,11 % yang jauh lebih
sedikit dibandingkan dengan tahun 2010 yang berjumlah 25,43 %. Ada
banyak faktor yang mempengaruhi tingkat kenaikan AKB tetapi tidak
mudah untuk menemukan faktor yang paling dominan. Tersedianya
berbagai fasilitas atau faktor aksesibilitas dan pelayanan kesehatan
dengan tenaga medis yangterampil, serta kesediaan masyarakat untuk
merubah kehidupan tradisional ke norma kehidupan modern dalam
bidang kesehatan merupakan faktor yang berpengaruh untuk itu harus
lebih ditingkatkan penyuluhan terutama untuk menekan jumlah AKB.
Oleh karena itu RSIA Mammamia sebagai rumah sakit yang berfokus
pada kesehatan ibu dan anak di daerah Taman di harapkan untuk bisa
berkontribusi lebih banyak terhadap kesehatan ibu dan anak di daerah
Taman.
c.Angka Kematian Ibu Maternal ( AKI )
AKI diwilayah Taman tahun 2015 = 3/100.000 KH, sedangkan pada
tahun 2014 = 2/100.000 KH. Kematian Ibu adalah kematian yang
terjadi padaibu karena peristiwa kehamilan, persalinan dan masa nifas.
Adapun penyebab kematian ibu diantaranya adalah :
1. Pre Eklampsia dan Eklamsia.
2. Perdarahan.
3. Infeksi.
4. Lain-lain.
Penyebab lain-lain ini bisa diakibatkan oleh penyakit-penyakit yang
memperburuk kehamilannya (penyakit jantung, paru, ginjal, dan
hepatitis,dll). Dengan angka kematian ibu yang tinggi tersebut RSIA
Mammamia Taman harus mampu memberikan pelayanan optimal serta
memberika penyuluhan secara berkala kepada ibu-ibu yang sedang
hamil agar memahami hal-hal yang harus dilakukan dan tidak boleh
dilakukan ketika mengandung dan tidak menelan mentah-mentah
mengenai mitos mengenai kehamilan. Sehingga, angka kematian ibu
akan menurun untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal.
2. Morbiditas.
Angka kesakitan penduduk diperoleh dari pencatatan dan pelaporan
rutin dan insidental.
a.DBD
Pada Tahun 2015 kasus DBD ada 10 Desa/Kelurahan kena kasus
DBD berjumlah 16 Penderita , sedang yang ditangani 16
Penderita, Desa Kedungturi dan Desa Wage masing-masing 3
penderita dengan kematian 1 orang di Desa Kedungturi, Kelurahan
Sepanjang dan Geluran masing-masing 2 orang, Kelurahan
Taman, Ketegan, Wonocolo, Kalijaten, Desa jemundo dan
Tawangsari masing-masing 1 Penderita.
b.AFP ( Acute Flacid Paralysis )
Sama dengan tahun sebelumnya, tahun 2015 tidak ditemukan AFP.
Pada Tahun 2013 hingga 2011 tidak ditemukan Kasus AFP.
Sedangkan Tahun 2010 ditemukan 1 kasus AFP (2,74/100.000
anak usia < 15 tahun), tepatnya di kel. Ngelom. Padahal tahun 2009
ditemukan 3 kasus.
c.TB Paru
Dari hasil Surkesnas 2012, TB Paru menempati urutan ke 3
penyebab kematian umum, selain menyerang paru, tuberculosis
dapat menyerang organ lain (extra pulmonary). Penderita TB Paru
BTA positif dinyatakan sembuh jika telah menerima pengobatan
anti TB paru yang hasil pemeriksaan dahaknya menunjukkan dua
kali negative. Adapun Jumlah Suspeck Penderita TB Paru yang
ditemukan di wilayah kerja Wilayah Taman selama tahun 2015
sebanyak 193 Penderita, cenderung turun dibanding dengan tahun
2014 sejumlah 424 Penderita, begitu juga dibanding dengan tahun
2013 berjumlah 407 Penderita, untuk jumlah penderita Baru BTA
(+) = 76 Penderita di tahun 2015, untuk jumlah penderita Baru
BTA (+) = 61 Penderita di tahun 2014, sedangkan untuk jumlah
penderita Baru BTA (+) = 56 Penderita di tahun 2013. Sedang
CDR (Case Detection Rate / Angka Penemuan Px TBC BTA +)
61/193 x 100% = 31,61 %.
d.PMS/HIV AIDS
Perkembangan penemuan penyakit Human Immuno Deficiency
Virus/Acquired Immuno Deficiency Syndrom (HIV/AIDS) terus
menunjukkan peningkatan, meskipun berbagai upaya
penanggulangan terus dilakukan.Semakin tingginya mobilitas
penduduk antar wilayah, menyebarnya sentra-sentrapembangunan
ekonomi di Indonesia, meningkatnya kecenderunganperilaku
seksual yang tidak aman dan meningkatnya penyalahgunaan
NAPZA melalui suntikan, secara simultan telah memperbesar
tingkat risiko penyebaran HIV/AIDS. Pada Tahun 2015 wilayah
taman ditemukan 5 Penderita HIV/AIDS, sedangkan ditahun 2014
Wilayah taman ditemukan 12 Penderita HIV/AIDS.
e. Campak
Penyakit campak adalah penyakit akut yang disebabkan oleh
Morbilivirus, ditandai dengan munculnya bintik merah (ruam)
dimana sering terjadi pertama kali pada saat anak-anak. Campak
merupakan penyakit menular yang sering menyebabkan Kejadian
Luar Biasa (KLB). Berbeda dengan tahun sebelumnya, pada tahun
2015 tidak ditemukan kasus, namun pada tahun 2014 di Wilayah
Taman ditemukan 7 kasus pada Kelurahan Kalijaten sebanyak 4
kasus, Kelurahan Wonocolo sebanyak 2 kasus, Kelurahan Bebekan
sebanyak 1 kasus. Sedangkan pada tahun 2013 ditemukan kasus
campak 1 di Desa/Kelurahan Taman.
f.ISPA
ISPA masih menjadi penyakit utama penyebab kematian bayi dan
Balita di Indonesia. Dari beberapa hasil kegiatan Survey Kesehatan
Rumah Tangga (SKRT) diketahui bahwa 80 % sampai 90 % dari
seluruh kasus kematian ISPA disebabkan pneumonia. Menurut
Survey Kesehatan Nasional (Surkesnas) Tahun 2011, pneumonia
menduduki peringkat pertama penyebab kematian pada Balita.
Adapun Jumlah kasus ISPA yang ada di Wilayah Taman tahun
sebanyak 2015 = 15.396 (17,09 %). Diantara kasus ISPA tersebut,
945 diantaranya adalah Pneumonia Balita.
g.Diare
Pada tahun 2015, kasus Diare diwilayah kerja Wilayah Taman
ditemukan sebanyak 4.609 dimana 100% ditangani, sedangkan
tahun 2014 sebanyak 5.115 kasus dan ditangani 100%, untuk
tahun 2013 = 3.338 penderita, ditangani 6.070 penderita (181,85
%) dan Tahun 2012= 6.415 penderita, ditangani 5.466 penderita (
85,21 ), berarti pada tahun 2014 ada penurunan kasus diare Balita
di Wilayah Wilayah Taman sebanyak 506 dengan prosentase
sebesar 9,26 %.Gambaran 10 Penyakit Terbanyak, dapat dilihat
pada tabel dibawah ini :
No Jenis penyakit Jumlah %
1 Infeksi akut lain pada saluran nafas 17,09
15.396
(Influenza
2 Demam yang tdk diketahui sebabnya 10.085 11,35

3 Penyakit lain pd susunan pencernaan 6.587 7,31

4 Penyakit Pulpa dan jaringan 4.797 5,33


periatikal
5 Diare dan gastrointritis oleh 4.691 5,21
penyebab infeksi tertentu
6 Peny pd sistem otot dan jaringan 4.078 4,53
pengikat
7 Penyakit darah tinggi primer 3.644 4,05

8 Infeksi kulit dan jaringan bawah kulit 2.860 3,18


9 Demam Tipoid dan Paratipoid 2.806 3,12

10 Radang tenggorok 2.283 2,54


11 Penyakit lain-lain 32.692 36,30
Jumlah 57.359 47,63

3. Jumlah sarana kesehatan di wilayah Taman


Rumah sakit ibu dan anak Mammamia Lezatos bukan satu-satunya
rumah sakit ibu dan anak di daerah Taman. Terdapat 1 rumah sakit
ibu dan anak yang memiliki tipe yang sama dengan RSIA
Mammamia yaitu RSIA Soerya. RSIA Soerya adalah rumah sakit
milik swasta kelas C yang berada di Raya Kalijaten 1115 Taman,
Sepanjang.
4. Jumlah TT di RSIA Soerya :
Ruangan Jumlah Ruangan Jumlah
VVIP: 2 VIP: 4
Kelas 1: 11 Kelas 2: 7
Ruang
Kelas 3: 24 1
Operasi:
PICU: 0 NICU: 0
ICCU: 0 HCU: 0
Kamar
Kamar Bayi: 15 4
Bersalin:

Ruang Isolasi: 2

5. Jumlah dokter di RSIA Soerya :

Tipe dokter Jumlah


Dokter Umum 6 orang
Spesialis 9 orang
Spesialis – Anak 2 orang
Spesialis – Bedah 1 orang
Spesialis – Mata 1 orang
Spesialis – Obgyn 3 orang
Spesialis - Rehabilitasi Medik 1 orang
Spesialis - Telinga Hidung dan
1 orang
Tenggorokan
Dokter Gigi 3 orang
6. Indikator kinerja RSIA Mammamia
lndikator Kinerja adalah ukuran kuantitatif dan atau
kulitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran
atau tujuan yang telah ditetapkan. Indikator ini berfungsi untuk
mernperjelas tentang apa, berapa dan kapan suatu kegiatan
dilaksanakan danjuga untuk membangun dasar bagi pengukuran,
analisis dan evaluasi kinerja organisasi, serta untuk
menyamakan interprestasi atas pelaksanaan ataukegiatan
program.
Dalam pencapaian sasaran pelayanan yang dijadikan ukuran
adalah indikator kunjungan Rawat jalan, kunjungan IGD Rawat
Inap melalui perhitungan BOR, ALOS, TOI, NDR, dan GDR
dengan menggunakan standar pelayanan Minimal (SPM) sebagai
dasar ratio kelayakan.Pada aspek kepuasan pelanggan diukur
melalui survey kepuasan pelanggan

Indikator Kinerja Output


Sasaran strategis
uraian

Jumlah kunjungan pasien rawat jalan

Meningkatkan kualitas Jumlah kunjungan pasien rawat inap


pelayanan rumah sakit Jumlah kunjungan UGD
Kepuasan pelanggan
Kematian pasien (24 jam)
Kematian pasien > 48 jam
Jam buka pelayanan

Pemberi pelayanan bersertifikat

Bed Occupacy Rate (BOR)


Average Length of Stay (ALOS)
Tum Over Interval (TOl)

Pemberi pelayanan persalinan dg operasi oleh


dr Spesialis

Frekuensi rapat tindak lanjut penyelesaian hasil

pertemuan tingkat direksi

Kelengkapan laporan akuntabilitas kinerja

Ketepatan waktu pengusulan kenaikan pangkat

Ketepatan waktu pengurusan gaji berkala

Ketepatan waktu penyusunan Laporan keuangan

Ketepatan waktu tentang tagihan paien rawat inap

Ketepatan waktu pemberian imbalan insentif

Karyawan yang mendapat pelatihan min 20 jam

B. Aspek Internal
1. Sarana Kesehatan
A. Jumlah Sarana Kesehatan Kabupaten Sidoarjo

Jumlah sarana kesehatan masyarakatdi Kabupaten Sidoarjo tersebar


di berbagai daerah baik di wilayah kecamatan maupun wilayah
desa/kelurahan di Kabupaten Sidoarjo. Jumlah pelayanan kesehatan
tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 3.8 Jumlah sebaran sarana kesehatan masyarakat
Kabupaten Sidoarjo tahun 2014
No Fasilitas Kesehatan Jumlah
1 Rumah Sakit Umum 16
2 Rumah Sakit Khusus 9
3 Puskesmas perawatan 13
4 Puskesmas non perawatan 13
5 Posyandu 1721
6 Poskesdes 347
7 Apotik 301
8 Klinik 112
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo

Dari data jumlah sarana kesehatan yang tersebar di Kabupaten


Sidoarjo tersebut dibandingkan dengan jumlah penduduk di
kabupaten sidoarjo masih dirasa kurang.
B. Jumlah kunjungan rawat jalan dan rawat inap

Jumlah kunjungan rawat jalan di Kabupaten Sidoarjo pada tahun


2015 adalah sebesar 1.439.750 di Puskemas (68% dari total
penduduk), di rumah sakit sebanyak 391.892. Kunjungan rawat inap
adalah sebesar 402.283 (19 % dari total penduduk) yang terdiri dari
kunjungan rawat inap di Puskesmas sebanyak 15.719, di rumah sakit
sebesar 386.564. Dari data tersebut terlihat banyak pemanfaatan
fasilitas kesehatan di Puskesmas untuk rawat jalan sedangkan untuk
rawat inap masyarakat masih memanfaatkan rumah sakit ( Sumber :
Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015). Hal ini
menunjukkan besarnya kebutuhan masyarakat untuk pelayanan
rawat inap di rumah sakit di Kabupaten Sidoarjo.
C. Persentase ketersediaan rumah sakit per kepadatan penduduk

Pada tahun 2015 jumlah penduduk Kabupaten Sidoarjo adalah


sebesar 2.117.279 jiwa, dengan ketersediaan rumah sakit pada tahun
tersebut adalah sejumlah 25 rumah sakit yang berijin dengan
kapasitas tempat tidur 2582.
Tabel 3.9 Jumlah Rumah Sakit dan Tempat Tidur di Kab Sidoarjo Tahun
2016

No Nama Rumah Sakit Jenis Rumah Sakit Tempat Tidur

1 Sidoarjo RS Umum 600

2 Siti Khodijah RS Umum 148

3 Pusdik Polri RS Umum 75

4 Delta Surya RS Umum 131

5 Siti Hajar RS Umum 125

6 Jasem RS Umum 34

7 Anwar Medika RS Umum 100

8 Usada RS Umum 30

9 RSIA Mamamia Lezatos RSIA 250

10 Kirana RSIA 44

11 Al Islam H.M Mawardi RS Umum 86

12 Assakinah Medika RS Umum 44

13 Mitra Keluarga Waru RS Umum 122

14 Soerya RSIA 48

15 Prima Husada RSIA 25

16 Citra Medika RS Umum 77

17 Bedah Rahman Rakhim RS Bedah 38


18 Mitra Husada RSIA 20

19 Buah Delima RSB 30

20 Rumkitban Sidoarjo RS Umum 50

Juanda (AL) dr.


21 Sukamtyoyahya RS Umum 19

22 Aisyiah Siti Fatimah Tulangan RS Umum 31

23 Pondok Tjandra RSB 30

24 Mata Fatma RS Mata 25

25 Arafah Anwar Medika RSIA 600

Total Tempat Tidur 2582

Sumber : LaporanTahunan RSUD Kabupaten Sidoarjo tahun 2015

Dari data pada tabel diatas dapat dilihat bahwa di Kabupaten


Sidoarjo rasio jumlah TT dengan jumlah penduduk sebesar 1 TT : 849
penduduk. Perhitungan ratio tersebut sudah termasuk TT di pelayanan
kesehatan dasar. Dari jumlah fasilitas rumah sakit, terutama dari
jumlah tempat tidur yang ada di Kabupaten Sidoarjo dapat terlihat
bahwa jumlah tersebut belum memadai .Dengan mempertimbangkan
aspek kebutuhan akan kunjungan rawat inap dan tempat tidur, maka
RSIA Mamamia Lezatos mengutamakan aspek kenyamanan dengan
menambah kapasitas TT khususnya pada rawat inap kelas 3 dengan
pembangunan gedung baru sebanyak 50 buah tempat tidur.

2. Pola Penyakit dan Epidemiologi

No. URAIAN / PENYAKIT %


1. BBLR 14,9
2. Infeksi saluran cerna 13,9
3. Asfiksia/aspirasi 13,9
4. Radang Otak 10,9
5. Pneumonia 7,9
6. Sepsis 7,9
7. Kelainan Kongenital 5,9
8. KEP 3,0
9. Kejang Demam 2,0
10. Hepatitis 2,0

Dari hasil analisis lanjut tampak bahwa pola penyebab


kematian bayi (0–11 bulan) terbanyak adalah BBLR 14,9% dan
Infeksi Saluran Pencernaan 13,9%, asfiksia 13,9. Hal ini
disebabkan karna kecenderungan masyarakat dalam gaya hidup
yang kurang sehat, lingkungan yang kurang sehat dan kurangnya
pengetahuan masyarakat tentang jaminan kesehatan dan Gizi anak.
3. Teknologi
Dalam suatu proses bisnis termasuk industri perumahsakitan peran
teknologi sangat penting dalam menunjang keberhasilan proses
produksi atau pelayanan. Dalam bidang kesehatan, teknologi yang
paling banyak digunakan berhubungan erat dengan teknologi di
bidang medis (kedokteran) yang dewasa ini semakin berkembang
pesat.
Kecanggihan teknologi yang dimiliki oleh suatu alat medis,
berpengaruh dalam pencitraan (image), efektifitas dan efisiensi suatu
pelayanan kesehatan. Sebuah rumah sakit yang mempunyai peralatan
medis yang canggih dan lengkap memiliki daya tarik lebih besar bagi
masyarakat untuk datang berobat. Dukungan dari kecanggihan
teknologi kedokteran telah dibuktikan mampu menghasilkan
pelayanan medis yang lebih baik. Selain teknologi di bidang medis
rumah sakit juga perlu menyediakan Sistem Informasi Rumah Sakit
(SIRS) yang berbasis teknologi informasi. SIRS mencakup seluruh
aplikasi (software) yang terintegrasi mulai dari billing software,
medical record, logistic dan software lain yang berhubungan dengan
proses pelayanan. Dengan adanya dukungan aplikasi SIRS akan
sangat membantu manajemen rumah sakit dalam memperoleh
informasi sebagai acuan pengambilan keputusan. SIRS merupakan
back bone rumah sakit sebagai Decision Support System (DSS) bagi
para manajer utamanya manajer puncak. Setiap rumah sakit pasti ingin
menerapkan pelayanan prima sehingga perlu menggunakan berbagai
peralatan, baik medis maupun non-medis yang baru dan modern. Oleh
karena itu RSIA Mamamia Lezatos perlu mengikuti trend
perkembangan teknologi sehingga dapat bersaing dengan sarana
pelayanan yang lain di Sidoarjo.
Dalam mendukung pelaksanaan pelayanan medis kepada
masyarakat, RSIA Mamamia Lezatos menggunakan mesin-mesin dan
alat operasional medis yang diproduksi dengan menggunakan
teknologi terkini. Alat-alat yang digunakan diantaranya adalah:
a. Hospital Electrical bed, merupakan tempat tidur khusus yang
dirancang untuk penggunaan pada rumah sakit (terutama rawat
inap).
b. Mobil Ambulance, digunakan sebagai sarana transportasi
pelayanan kegawatdaruratan khususnya pelayanan pra hospital oleh
dokter dan perawat yang kompeten. Di dalam ambulance itu sendiri
tersedia peralatan yang lengkap untuk menopang kesehatan dan
keselamatan pasien.
c. Auto Steam Sterilizer Alat sterilisasi ini berguna untuk
mensterilisasi alat-alat medis yang telah digunakan hingga siap
digunakan kembali. Contoh barang/bahan yang didekontaminasi
antara lain instrumen kedokteran, sarung tangan, kasa/pembalut,
linen, kapas
d. Dental Chair Unit Peralatan khusus dokter gigi ini berguna dalam
hal perawatan kesehatan gigi dan mulut dari pasien. Dilengkapi
dengan menggunakan peralatan yang modern dan lengkap seperti
kursi pasien, lampu periksa, tempat kumur yang terhubung secara
elektrik.
e. Fetal Doppler Doppler dengan layar LCD + Lampu untuk
mendeteksi detak jantung janin melalui speaker dan menampilkan
detak jantung/menit di layar. Alat ini digunakan untuk para ibu
yang ingin mendengar suara detak jantung buah hatinya di dalam
kandungan.
f. Penyaring Udara Penyaring udara dengan yang digunakan
memiliki 5 tingkatan, menangkap partikel,mengurangi bau,
membunuh kuman dan menyegarkan udara cocok untuk ruangan 20
m2
g. Timbangan & Tinggi Badan
h. Timbangan Bayi Digital Timbangan bayi digital ini digunakan
untuk mengetahui berat bayi secara akurat, serta mengetahui
tumbuh kembang bayi dengan baik. Dengan kapasitas berat
maksimum sebesar 20 kg, alat timbang digital ini mampu
digunakan hingga anak bisa berdiri dan ditimbang.
i. Wheelchair / Kursi Roda Kursi roda dengan kenyamanan
maksimal bagi penggunanya. Sandaran punggung dapat diatur
untuk menyesuaikan posisi yang diinginkan sampai dengan posisi
tidur horizontal. Tersedia sandaran kepala untuk kenyamanan
maksimal pada posisi tidur horizontal
j. Body Thermometer Digunakan untuk mengukur suhu badan
dengan tingkat akurasi yang tinggi. Tampilan layar digital
memudahkan melakukan pembaca alat oleh siapapun.
k. Tensimeter Digunakan untuk mengukur tekanan darah dengan
model air raksa l. Lampu Kepala Merupakan lampu standar yang
digunakan di kepala, memudahkan dokter untuk melakukan
pemeriksaan kepada pasien dengan kebebasan bergerak pada kedua
tangan.
l. Obgyn – Lito Merupakan perlengkapan khusus yang dibutuhkan
pada klinik obstetric gynecology. Perlengkapan ini berupa tempat
tidur yang sangat penting untuk kenyamanan pasien dan
kemudahan pemeriksaan oleh dokter yang bersangkutan
m. Incubator Merupakan alat khusus untuk tempat perawatan bayi
tidak sehat, dilengkapi dengan alat pengatur suhu yang memberi
kenyamanan pada bayi dan membantu kesembuhannya
n. Peralatan Medis Lainnya, seperti :
1) Resusitasi
2) Table Top Centrifuge
3) Stetoskop
4. SDM/Ketenagaan Kerjaan Rumah Sakit

Kebutuhan SDM untuk pelayanan medis harus menjadi perhatian


utama, karena pelayanan medis merupakan core bussines di rumah
sakit. begitu pula dengan Unit penunjang medis bagi sebuah rumah
sakit sama pentingnya dengan unit pelayanan medis. Unit penunjang
di rumah sakit memegang peranan penting dalam menciptakan mutu
pelayanan medis yang baik. Berikut adalah gambaran kebutuhan
SDM RSIA Mamamia Lezatos :

Tabel 3.8 Jumlah dan jenis ketenagaan di RSIA Mamamia Lezatos

Tahun 2013 - 2015

Pelayanan / Jumlah Tenaga Pertahun


Unit/Instalasi Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
Pelayanan Medis
IGD dan HCU 11 11 11
Rawat Inap 12 20 25
Perinatologi & 6 8 8
NICU
Kamar Bersalin 6 8 8
Poli Umum 2 2 2
Poli Kebidanan 3 3 3
Bedah 3 3 4
Poli Penyakit 2 2 2
Dalam
Poli Gigi 2 2 2
Ruang Operasi 2 2 2
Dokter Anastesi 1 1 1
Perawat Anastesi 2 4 4
Asisten Operasi 2 4 4
Pelayanan Penunjang Medis
Radiologi 1 1 1
Gizi 2 2 2
Laboratorium 2 4 4
Farmasi 2 4 4
Pelayanan Penunjang Non Medis
Sanitasi 1 1 1
Laundry 2 2 2
Pemeliharaan 1 1 2
Sarana
Keamanan 3 4 4
Parkir 1 0 1
Kebersihan 2 2 2
Sopir Ambulance 2 2 2
Pelayanan Administrasi
Umum dan 1 1 1
Kepegawaian
Keuangan 1 1 1
Kasir 2 2 2
Rekam Medik 1 1 1
Respsionis Rawat 1 1 1
Jalan
Tabel 3.10 Komposisi Ketenagakerjaan Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak
menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
340/MENKES/PER/III/2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit.

KELAS C
NO JENIS KETENAGAAN TENAGA
TOTAL
TETAP
I. MEDIS
1 Dokter Spesialis Obsetri Ginekologi 1
Dokter Sub Spesialis Fetomaternal -
Dokter Spesialis Obgyn Sosial -
Dokter Sub Spesialis Onkologi
Ginekologi -
Dokter Sub Spesialis Uroginekologi -
Dokter Sub Spesialis Kesehatan
Reproduksi -

2 Dokter Spesialis Anak 1


Dokter Sub Spesialis Alergi Imunologi -
Dokter Sub Spesialis Endokrinologi -
Dokter Sub Spesialis Gastroheptologi -
Dokter Sub Spesialis Nutrisi dan
Metabolik -
Dokter Sub Spesialis Kardiologi -
Dokter Sub Spesialis Nefrologi -
Dokter Sub Spesialis Gawat Darurat -
Dokter Sub Spesialis Pencitraan Anak -
Dokter Sub Spesialis Infeksi Tropis -
Dokter Sub Spesialis Perinatologi -
Dokter Sub Spesialis Respirologi -
Dokter Sub Spesialis Tumbuh Kembang -
3 Dokter Spesialis Lainnya -
Dokter Spesialis Bedah Anak -
Dokter Spesialis Mata -
Dokter Spesialis Bedah Umum 1
Dokter Spesialis THT -
Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin -
Dokter Spesialis Penyakit Dalam 1
Dokter Spesialis Anastesi 1
Dokter Spesialis Radiologi 1
Dokter Spesialis Patologi Klinik -
Dokter Spesialis Patologi Anatomi -

II Keperawatan dan Bidan


Keperawatan 25
KELAS C
NO JENIS KETENAGAAN TENAGA
TOTAL
TETAP
1. S2 Keperawatan + PONEK
2. S1 Keperawatan + PONEK
3. D3 Keperawatan + PONEK
Bidan
1. D4 Kebidanan terlatih PONEK 12
2. D3 Kebidanan terlatih PONEK
3. D1 Kebidanan terlatih PONEK

III Kefarmasian
1. Apoteker 1
2. D3 Farmasi / Asisten Apoteker 1

IV Laboratorium
1. S1 Analis Kesehatan 1
2. D3 Analis Kesehatan 1

V Gizi
1. S1 Gizi Klinik -
2. D4 Gizi Klinik -
3. D3 Gizi Klinik 1
4. D1 Gizi Klinik 1

VI Rekam Medik
1. S1 Rekam Medik -
2. D3 Rekam Medik 1

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah kebutuhan tenaga


medis yang ada di RSIA Mamamia Lezatos mengalami Fluktuatif di setiap
tahunya. Berdasarkan perbandingan dari jumlah kebutuhan sumber daya
manusia RSIA, jumlah SDM di RSIA Mamaia Lezatos masih belum
memenuhi standar kapasitas rumah sakit ibu dan anak tipe C yang telah
ditentukan oleh peraturan terkait. Sehingga RSIA Mamamia Lezatos harus
memenuhi standar ketenagakerjaan agar dapat memenuhi studi kelayakan
yang akan disusun.
5. Organisasi

Organisasi di Rumah Sakit sangat berpenagruh terhadap kegiatan


operasional rumah sakit yang berdampak pada kinerja suatu rumah
sakit. Dalam hal ini RSIA Mamamia Lezatos memiliki bentuk
organisasi sesuai dengan jenis layanan yang disediakan serta
klasifikasi rumah sakit. Berikut merupakan gambaran struktur
organisasi di RSIA
Yayasan

Komite Medis Direktur SPI

Kabid Yanmed dan Kabid Jangmed Kabid Umum


Keperawatan

UGD Unit Farmasi


Unit Keuangan

Kamar Operasi
Unit Laboratorium Unit Humas &
Pemasaran
Rawat Jalan
Unit Gizi dan RM Unit SDM dan Program
VK dan Rawat Inap
Materna

NICU dan R.Anak

Dari bagan diatas menunjukkan RSIA Mamamia Lezzatos


memiliki organisasi yang masing-masing bidangnya memegang peranan
yang berbeda. Uraian tugas dari masing-masing bagian tersebut diatas
adalah sebagai berikut :
1) Direktur Rumah Sakit
a) Bertanggung jawab dalam perencanaan, keputusan, monitoring
kegiatan, dan
membuat laporan review dan evaluasi.
b) Memilih personel, membentuk dan mengkoordinasikan kegiatan di
rumah sakit
c) Melakukan kontrol pelaksanaan kegiatan sehingga berjalan sesuai
dengan rencana dan mencapai sasaran kegiatan
2) Satuan Pengawas Internal
a) Memberikan masukan dan pertimbangan yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan kegiatan di RS
b) Memberikan penjelasan dan jawaban yang berkaitan dengan
permasalahan yang diketemui dalam pelaksanaan kegiatan di rumah
sakit.
3) Kepala Bidang Pelayanan Medis
a) Bertanggung jawab dalam pelayanan medis
b) Menyediakan semua kebutuhan penunjang medis.
c) Melaporkan semua perkembangan dan permasalahan yang diketemui
berkaitan dengan bidang medis kepada direktur rumah sakit.
4) Kabag Umum
a) Bertanggung jawab dalam Pembelian kebutuhan proyek, penentuan staff
dan karyawan yang dibutuhkan.
b)Melakukan penyebaran informasi mengenai perkembangan dan
permasalahan kegiatan di rumah sakit
c) Mengadakan pendidikan dan pelatihan yang diperlukan
d) Bertanggung jawab dalam hal keuangan proyek, pengelolaan dana dan
pengawasan pemakaian dana.
e) Melakukan analisa keuangan untuk semua hal yang berkaitan dengan
kegiatan di rumah sakit.
f) Melaporkan semua perkembangan dan permasalahan yang diketemui
berkaitan dengan keuangan kegiatan kepada direktur rumah sakit.
g) Melaporkan semua perkembangan dan permasalahan yang diketemui
berkaitan dengan bidang SDM dan umum kepada direktur rumah sakit.
5) Kabid Keperawatan
a) Menyediakan semua kebutuhan keperawatan
b) Melaporkan semua perkembangan dan permasalahan yang diketemui
berkaitan dengan bidang keperawatan kepada direktur rumah sakit.
6. Kinerja Keuangan

Kinerja Keuangan dapat dilihat dari arus pemasukan serta arus


pengeluaran rumah sakit yang akan berpengaruh pada perkembangan
kinerja rumah sakit di masa mendatang. Berikut adalah uraian dari
pemasukan serta pengeluaran di RSIA Mamamia Lezatos.

A. Pemasukan (Cash flow)


1) Rawat Inap
Pemasukan yang diperoleh dari rawat inap meliputi kelas
VIP, 1, 2, 3; ruang operasi, UGD, ruang ICU, neonatus,
PICU, Ruang persalinan
Tabel 3.9 Biaya Pelayanan Rawat Inap

KLASRAWAT INAP TARIF/TT/HARI


R.VIP Rp 250.000
R.KlasI Rp 185.000
R.KlasII Rp 150.000
R.KlasIII Rp 55.000
R.UGD Rp 50.000
R. OK Rp 1.000.000
R.NICU, PICU, Neonatus Rp 210.000
R.Persalinan Rp 450.000
(Jumlah pasien: Jumlah TT x 100%)
Untuk mengetahui jumlah pasien rawat inap
digunakan asumsi bahwa pada 2 tahun pertama pasien
rawat inap sebesar 40% dari tempat tidur yang ada.
Selanjutnya pada tahun ketiga dan keempat 50%, pada
tahun kelima dan keenam 60%, pada tahun ketujuh dan
kedelapan 70% dan pada tahun kesembilan dan
seterusnya 75%.
2) Poliklinik(RawatJalan)
Pemasukan dari pasien rawatjalan (poliklinik)pada
manajemen rumahsakit adalah pemasukan setelah
dikurangi biaya pemeriksaan dokter spesialis.Dimana
pemasukan dari rawat jalan tersebut senilai Rp 35.000,-
setiappasien.
3) Operasi

Untuk mengetahui jumlah pasien rawat inap digunakan


asumsi bahwa pada 2 tahun pertama pasien rawat inap sebesar
40% dari tempat tidur yang ada. Selanjutnya pada tahun ketiga
dan keempat 50%,pada tahun kelima dan keenam 60%,pada
tahun ketujuh dan kedelapan 70% dan pada tahun kesembilan
dan seterusnya 75%.
4) Laboratorium
Penghasilan yang dihasilkan dari aktivitas
laboratorium adalah pendapatan bersih yang diterima
pihak manajemen rumah sakit dikurangi kebutuhan biaya
lainnya.
5) Farmasi
Penghasilan yang dihasilkan dari aktivitas farmasi
adalah pendapatan bersih yangditerima pihak manajemen
rumah sakit dikurangi kebutuhan biaya pembelian obat.
B. Pengeluaran(CashOutflow)
Pengeluaran rumah sakit tiap bulan terdiri dari beberapa
komponen yang ditunjukkan pada tabel di bawah ini :
Tabel 3.10 Biaya Pemeliharaan dan Operasional

TOTAL per
BIAYA per BLN
NO PENGELUARAN TAHUN
(Rp)
(Rp)

1 BiayaPemeliharaan 20.000.000 240.000.00


2 Biaya Listrik 10.000.000 120.000.00
0
3 BiayaTelepon 5.000.000 60.000.00
0
4 BiayaDapur 10.000.000 120.000.00
0
5 BiayaAdministrasi 20.000.000 240.000.00
0
0
BAB IV
ANALISIS PERMINTAAN

A. Lahan Dan Lokasi

a. Geografi
Kabupaten Sidoarjo merupakan salah satu daerah di tengah bagian
provinsi Jawa Timur, yang terletak pada posisi antara 112,50 – 112,90
Bujur Timur (BT) dan 7,30 – 7,50 Lintang Selatan (LS), dengan luas
wilayahnya mencapai 71.424,25 km2. Secara administratif Kabupaten
Sidoarjo berbatasan dengan wilayah-wilayah sebagai berikut:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kota Surabaya dan Kabupaten
Gresik.
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Madura.
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Pasuruan.
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Mojokerto
b. Topografi
Topografi Kabupaten Sidoarjo terdiri dari beberapa lapisan batuan.
Batuan Alluvium seluas 686,89 tersebar di semua kecamatan, akan
tetapiuntuk lapisan batuan Plistosen FasienSedimen hanya terdapat di 6
kecamatan,yaitu Kecamatan Sidoarjo, Buduran, Taman, Waru, Gedangan
dan Sedati. Sedangkan lapisan tanah untuk tanahAlluvial Kelabu merata
di 18 kecamatan seluas 470,18 km². Lapisan tanah jenis As. Alluvial Klb
dan Coklat Kekuningan hanyaada di 4 kecamatan, yaitu
Krembung,Balongbendo, Tarik dan Prambon masing-masing 4,54; 27,95;
9,87 Dan 7,33 km².Lapisan tanah Alluvial Hidromortseluas 213,61 km²
menyebar di 8 kecamatan, yaitu Kecamatan Sidoarjo, Buduran, Candi,
Porong, Tanggulangin, Jabon, Waru dan Sedati. Adapun lapisan tanah
kelabu tua seluas 8,71 km² ada di 2 kecamatan, yaitu Kecamatan Buduran
dan gedangan.
RSIA Mammamia yang berencana untuk membangun gedung baru
harus sangat memperhatikan struktur tanah yang ada di sekitarnya. Karena
gedung baru yang rencananya akan didirikan masih berada di area yang
sama dengan gedung lama yang memiliki struktur tanah yang juga sama
sehingga hanya akan melakukan pembersihan lahan untuk pembangunan
gedung baru.
c. Lahan dan lokasi
RSIA Mammamia memiliki luas Lahan keseluruhan 8000m2. Lahan
yang dibutuhkan sekitar 4000m2 untuk pembangunan gedung baru. Lahan
yang akan digunakan berada dekat dengan area gedung yang lama
sehingga akan memudahkan untuk pemindahan pasien kelas 3. Lokasi
gedung baru yang masih berada di area gedung lama juga akan
memudahkan keluarga pasien yang akan menjenguk pasien sehingga nanti
akan dibuatkan jalan pintas agar bisa langsung berada di gedung rawat
inap kelas 3 tersebut.

B. Klasifikasi Kelas RS

a. Kapasitas Tempat Tidur (TT)


Jumlah penduduk pada Tahun 2015 sebesar 2.117.279 jiwa
dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kabupaten Sidoarjo memiliki
25 rumah sakit yang berizin dengan kapasitas sekitar 2582 tempat tidur
yang melengkapinya.

Tabel 4.1 Jumlah Rumah Sakit dan Tempat Tidur di Kabupaten


Sidoarjo

JUMLAH
NO NAMA RUMAH SAKIT JENIS RS
TT
1 Sidoarjo RS UMUM 600
2 Siti Khodijah RS UMUM 148
3 Pusdik Polri RS UMUM 75
4 Delta Surya RS UMUM 131
5 Siti Hajar RS UMUM 125
6 Jasem RS UMUM 34
7 Anwar Medika RS UMUM 100
8 Usada RS UMUM 30
9 Mamammia Lezatos RSIA 250
10 Kirana RSIA 44
11 Al Islam H.M Mawardi RS UMUM 86
12 Assakinah Medika RS UMUM 44
13 Mitra Keluarga Waru RS UMUM 122
14 Soerya RSIA 48
15 Prima Husada RSIA 25
16 Citra Medika RS UMUM 77
17 Bedah Rahman Rakhim RS BEDAH 38
18 Mitra Husada RSIA 20
19 Buah Delima RSB 30
20 Rumkitban Sidoarjo RS UMUM 50
Juanda (AL) dr.
21 Sukamtyoyahya RS UMUM 19
22 Aisiya Siti Fatimah Tulangan RS UMUM 31
23 Pondok Tjandra RSB 30
24 Mata Fatma RS MATA 25
25 Arafah Anwar Medika RSIA 600
TOTAL 2582

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa di kabupaten sidoarjo. Rasio


jumlah TT dengan jumlah penduduk sebesar 1 TT : 849 Penduduk.
Dari jumlah fasilitas Rs, terutama dari jumlah TT yang ada di
kabupaten sidoarjo, dapat terllihat bahwa jumlah tersebut belum
memadai. Maka, RSIA Mamamia Lezatos mengutamakan aspek
kenyamanan dengan menambah kapasitas tempat tidur dengan
pembangunan gedung baru sebanyak 50 buah tempat tidur.
b. Jenis Layanan
1. Pelayanan Medis
Pelayanan medis yang diberikan oleh RSIA Mamamia Lezatos ini
kepada masyarakat diantaranya :
1) Poliklinik Anak
a) Diagnosa dan Perawatan Kesehatan secara umum seperti
alergi, dll
b) Pemeriksaan Tumbuh Kembang Anak. Klinik Tumbuh
Kembang Anak siap membantu para orang tua yang memiliki
anak bermasalah seperti: gangguan kemampuan belajar,
perilaku yang sulit dikendalikan, interaksi sosial yang terbatas,
gangguan berkomunikasi, autisme, dan deteksi bentuk
gangguan lain untuk dapat ditangani secara dini.
c) Imunisasi
d) Pelayanan spesialistik padaanak

2) Poliklinik Obstetri dan Gynekologi


a) Klinik ini didukung oleh dokter ahli kebidanan dan penyakit
kandungan terkait pelayanan kehamilan dan pelayanan
gynekologi
b) Pemeriksaan kehamilan
c) Pelayanan Keluarga Berencana
d) Kehamilan normal dan resiko tinggi
e) Pemeriksaan dini kesehatan reproduksi
f) Pemeriksaan gejala menopouse dan permasalahannya, dll
3) Poliklinik Gigi
Memberikan pelayanan pemeriksaan gigi, orthodenti dll

4) Poliklinik umum

RSIA Mamamia Lezatos menyediakan layanan dokter umum.

5) Instalasi Gawat Darurat

a) Pelayanan kegawatdaruratan, resusitasi dan stabilisasi

b) Ambulance
Instalasi Gawat Darurat ini dilengkapi dengan ambulance
yang lengkap dengan fasilitas peralatan dan obat-obat life
saving/evakuasi lengkap dengan SDM yang kompeten. Tersedia
layanan ambulan untuk menjemput pasien yang gawat dari
rumah untuk mendapatkan pelayanan pre-hospital oleh dokter
dan perawat yang kompeten

c) Ruang IGD

6) Kamar Bersalin
Pelayanan persalinan meliputi : pemeriksaan pasien baru, asuhan
persalinan kala I, asuhan persalinan kala II (pertolongan
persalinan), dan asuhan bayi baru lahir.

7) Kamar Operasi
Pelayanan tindakan/operasi kebidanan adalah untuk memberikan
tindakan, misalnya ekserpasi polip vagina, operasi sectio caesaria,
operasi myoma uteri, dll.

8) High Care Unit


Pelayanan kepada pasien yang dalam kondisi kritis stabil yang
membutuhkan pelayanan pengobatan, perawatan dan observasi
secara ketat

9) Neonatal Intensif Care


Pelayanan Asuhan Neonatal dengan ketergantungan tinggi
c. Jumlah dan jenis layanan penunjang medik rumah sakit
Penunjang medis dan non medis yang diberikan oleh RSIA
Mamamia Lezatos ini kepada masyarakat, diantaranya :
a. Laboratorium
Pada dasarnya unit laboratorium memberikan pelayanan
pemeriksaan bagi penderita untuk mendukung penegakan diagnosa
suatu penyakit maupun sebagai alat kontrol bagi pasien baik rawat inap
maupun rawat jalan sesuai dengan petunjuk dokter
2. Farmasi
Memberikan pelayanan terhadap kebutuhan obat-obatan dan
sediaan farmasi lainnya untuk pasien rumah sakit baik rawat inap
maupun rawat jalan dan di luar rumah sakit atas dasar resep dokter
serta obat-obatan sediaan farmasi lainnya untuk rumah sakit.
3. Pelayanan Gizi
4. Laundry
5. Pengolahan Limbah

d. Layanan Unggulan
RSIA Mamamia Lezatos adalah Rumah Sakit Ibu dan Anak yang
merupakan penyedia jasa dalam kelahiran, kesehatan ibu pra/pasca
melahirkan dan anak pada usia 0-18 tahun. Selain itu, RSIA Mamamia
Lezatos juga menyediakan beberapa terobosan program kesehatan
yang didukung dengan peralatan yang modern. Pelayanan Hypnobirth
yang saat ini masih jarang pada rumah sakit-rumah sakit swasta di
Kabupaten Sidoarjo. Tentunya dengan demikian target dari RSIA
Mamamia Lezatos adalah ibu (wanita usia produktif), bayi, dan anak-
anak. Untuk pelayanan-pelayanan lain pihak RSIA Mamamia Lezatos
akan menjalin kerjasama dengan berbagai instansi seperti asuransi dan
perusahaan-perusahaan lain.
BAB V
ANALISIS KEBUTUHAN

1. Kebutuhan Lahan
Kebutuhan lahan rumah sakit akan berpengaruh pada keberlangsungan
pelayanan, oleh karena itu lahan yang dibutuhkan juga harus diperhatikan
aspek-aspek mulai dari struktur tanahnya, luas lahan keseluruhan dan luas
lahan yang akan dipergunakan , serta juga berpedoman pada Kebijakan
Pemerintah setempat tentang Koefisien Dasar Bangunan (KDB), Koefisien
Lantai Bangunan (KLB), Garis Sempadan Bangunan (GSB), dan
Koefisien Tapak Basemen (KTB) dan Peruntukan Tanah/Lahan yang akan
digunakan. RSIA Mamamia Lezzatos memiliki luas lahan keseluruhan
8000 m2. Lahan yang akan digunakan untuk pembangunan gedung baru
rawat inap kelas III berada didalam area rumah sakit. Luas lahan yang
dibutuhkan untuk pembangunan gedung baru tersebut diperkirakan seluas
4000 m2.
2. Kebutuhan Ruang
Kebutuhan ruangan di rumah sakit ditentukan berdasarkan luas
bangunan yang didirikan serta kapasitas tempat tidur. RSIA Mamamia
menambah kapasitas tempat tidur dengan pembangunan gedung baru
sebanyak 50 buah tempat tidur dengan luas ruangan per tempat tidur
diperkirakan adalah 80 m2/ 1 TT. Jadi jumlah kebutuhan ruang rawat inap
kelas III di RSIA Mamamia Lezzatos adalah sekitar 15 ruangan dengan
kapasitas ruangan sebanyak 3-4 TT per ruangan. Pembangunan ruangan
dibuat bangunan 1 lantai yang memuat ruangan sebanyak 15 ruang
perawatan.
3. Peralatan Medis dan Non Medis
Dalam memberikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat
khusunya di wilayah Kabupaten Sidoarjo, RSIA Mamamia Lezzatos juga
perlu memperhatikan peralatan baik medis dan non medis guna menunjang
berjalannya pelayanan di rumah sakit tersebut. Berikut merupakan daftar
peralatan medis dan non medis di rumah sakit kelas C yang mengacu pada
Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 56 tahun 2014 tentang klasifikasi
dan perizinan rumah sakit.

Tabel 5.1 Kebutuhan Peralatan Medis dan Non Medis


STANDAR KONDISI DI RS SAAT
RUMAH SAKIT INI
No. NAMA ALAT
IBU DAN ANAK
KELAS C
a. Klinik (Rawat Jalan)
1. ECG  
2. Infant dan baby pediatric 

resusitation
3. Infant dan baby pediatric 

Stetoscope
4. Examination lamp  
5. Sypgmomanometer dengan 

manset untuk bayi dan anak
6. Infant dan baby weighting 

scale
7. Termometer rectal  
8. Termometer axial  
9. Reflex Hammer  
10. cold chain : 

 Kulkas Vaksin
 Termos Portable  
11. Vena section set  
12. Baby Suction pump  
13. Oxygen set dan flow meter  
14. Nebulizer  
15. Tongue spatel (Stainless steel 

)
b. Perawatan Anak
1. Diagnostic Set  
2. ECG/EKG/Electrocardiograph 

3 Channels
3. ECG/EKG/Electrocardiograph
-
6 Channels -
4. Emergency 
Trolley/Resucitation Crash 
Cart
5. Film Viewer  
6. Lampu Periksa/Examination 

Lamp /Hanging Lamp
7. Nebulizer  
8. Oxygen Concentrator Portable  
9. Stethoskop 

Pediatric/Stetoskop Anak
10. Pediatric Hospital 

Bed/Tempat Tidur Anak
11. Suction Pump 

Portable/Aspirator /Vacuum
12. Syringe Pump  
13. Infusion Pump  
14. Stethoskop Infant/Baby/ 

Stetoskop Bayi
15. Sphygmomanometer Aneroid/ 
Tensimeter Anaeroid Dengan 
Manset Untuk Bayi Dan Anak
16. Sphygmomanometer Digital/ 
Tensimeter Digital Dengan 
Manset Untuk Bayi Dan Anak
17. Termometer Digital  
18. Diagnostic Set  
c. Perinatologi
1. Incubator  
2. Infant Warmer  
3. Baby Suction pump  
4. Infant dan baby weighting 

scale
5. Infant stetoscope  
6. Sypgmomanometer dengan 

manset untuk bayi dan anak
7. Termometer Rectal  
8. Termometer Axial  
9. Tongue Spatel  
10. Photo Therapy  
11. Baby Resusitasion Set  
12. Infusion Pump  
13. Syringe Pump  
14. Baby Examination table  
15. Examination lamp  
16. Bed Side Monitor  
17. Reflex hammer  
18. Phono Cardiograph  
19. Intubation set  
d. Ruang Bayi
1. Lumbal needle Punction  
2. Incubator  
3. Incubator Transpor  
4. Baby Resusitasion Set  
5. Baby Suction pump  
6. Infant Stetoscope  
7. Sypgmomanometer dengan  
manset untuk bayi dan anak
8. Termometer rectal  
9. Termometer axial  
10. Reflex hammer  
11. Tongue Spatel  
12. Tempat tidur bayi  
13. Vena section set  
14. Infant Warmer  

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa RSIA Mamamia Lezzatos


sudah memenuhi standar kebutuhan peralatan medis dan non medis pada
rumah sakit ibu dan anak kelas C .

4. Sumber Daya Manusia ( SDM )


Sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor yang sangat penting
dalam organisasi rumah sakit. Sumber daya manusia merupakan ujung
tombak dalam semua industri jasa. Kepuasan pelanggan akan sangat
dipengaruhi oleh layanan yang diberikan oleh para pemberi layanan
tersebut. Untuk menghasilkan layanan yang memuaskan kepada pelanggan
maka rumah sakit perlu mempertimbangkan kebutuhan sumberdaya
manusia sesuai jenis layanan yang ada. RSIA Mamamia Lezzatos
menyediakan kebutuhan SDM sesuai dengan jenis pelayanan yang tersedia
dan juga analisa permintaan terhadap pelayanan rumah sakit. Berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 56 tahun 2014 tentang klasifikasi
dan perizinan rumah sakit kebutuhan SDM di Rumah Sakit Ibu dan Anak
kelas C adalah sebagai berikut :

Tabel 5.2 Kebutuhan SDM di Rumah Sakit Khusus Kelas C Kabupaten


Sidoarjo Tahun 2015

Kelas C
No. Jenis Ketenagaan
Total Tenaga Tetap
VIII. Medis
4. Dokter Spesialis Obstetri 1 -
Ginekologi
f. Dokter Subspes - -
Fetomaternal
g. Dokter Subspes - -
.Obbsgin Sosial
h. Dokter Subspes . - -
Onkologi Ginekologi
i. Dokter Subspes - -
Uroginekologi konst
j. Dokter - -
Subspes.Kesehatan
Reproduksi
5. Dokter Spesialis Anak
p. Dokter Subspes 1 -
Alergi Imunologi
q. Dokter Subspes - -
Endokrinologi
r. Dokter Subspes - -
Gastrohepathologi
s. Dokter Subspes - -
Nutrisi dan
Metabolik
t. Dokter Subspes - -
Hematologi dan
Onkologi
u. Dokter Subspes - -
Kardiologi
v. Dokter Subspes - -
Nefrologi
w. Dokter Subspes - -
Neurologi
x. Dokter Subspes - -
Gawat Darurat
y. Dokter Subspes - -
Pencitraan Anak
z. Dokter Subspes - -
Infeksi Tropis
aa. Dokter Subspes - -
Perinatologi
bb. .Dokter Subspes - -
Respirologi
cc. Dokter Subspes - -
Tumbuh Kembang
6. DOKTER SPESIALIS - -
LAINNYA
l. Spesialis Bedah Anak - -
m. Spesialis Rehabilitasi - -
Medik
n. Spesialis Mata - -
o. Spesialis THT - -
p. SpesialisKulit - -
Kelamin
q. Spesialis Bedah 1 -
Umum
r. Spesialis Penyakit 1 -
Dalam
s. Spesialis Anastesi 1 -
t. Spesialis Radiologi 1 -
u. Spesialis Patologi - -
Klinik
v. Spesialis Patologi - -
Anatomi
IX. Keperawatan dan Bidan - -
3. Keperawatan 25 -
d. S2 Keperawatan + - -
PONEK
e. S1 Keperawatan + - -
PONEK
f. D3 Keperawatan + - -
PONEK
4. Bidan 12 -
d. D4 Kebidanan - -
terlatih PONEK
e. D3 Kebidanan - -
terlatih PONEK
f. D1 Kebidanan - -
terlatih PONEK
X. Kefarmasian - -
c. Apoteker 1 -
d. D3 Farmasi/ Asisten 1 -
Apoteker
XI. Laboratorium - -
c. S1 Analis Kesehatan - -
d. D3 Analis Kesehatan 1 -
XII. Gizi - -
e. S1 Gizi Klinik / - -
dietisien
f. D4 Gizi Klinik / - -
dietisien
g. D3 Gizi Klinik / 1 -
dietisien
h. D1 Gizi Klinik / 1 -
dietisien
XIII. Rekam Medis - -
c. S1 Rekam Medis - -
d. S2 Rekam Medis 1 -

Pemenuhan kebutuhan SDM di RSIA Mamamia Lezzatos tersebut diatas


juga didasarkan dari berbagai metode dengan lebih menekankan pada perhitungan
kebutuhan berdasarkan estimasi jumlah pasien dengan beberapa penyesuaian agar
sesuai dengan kebutuhan sebuah rumah sakit.

7. Organisasi dan Uraian Tugas


RSIA Mamamia Lezzatos memiliki struktur organisasi sesuai dengan kelas
rumah sakit yaitu kelas C. Berikut merupakan struktur organisasi di RSIA
Mamamia Lezzatos :

Yayasan

Komite Medis Direktur SPI

Kabid Yanmed dan Kabid Jangmed Kabid Umum


Keperawatan

UGD Unit Farmasi


Unit Keuangan

Kamar Operasi
Unit Laboratorium Unit Humas &
Pemasaran
Rawat Jalan
Unit Gizi dan RM Unit SDM dan Program
VK dan Rawat Inap
Materna

NICU dan R.Anak


Dari bagan diatas menunjukkan RSIA Mamamia Lezzatos memiliki
organisasi yang masing-masing bidangnya memegang peranan yang berbeda.
Uraian tugas dari masing-masing bagian tersebut diatas adalah sebagai berikut :
1) Direktur Rumah Sakit
a)Bertanggung jawab dalam perencanaan, keputusan, monitoring kegiatan, dan
membuat laporan review dan evaluasi.
b) Memilih personel, membentuk dan mengkoordinasikan kegiatan di rumah
sakit
c) Melakukan kontrol pelaksanaan kegiatan sehingga berjalan sesuai dengan
rencana dan mencapai sasaran kegiatan
2) Satuan Pengawas Internal
a) Memberikan masukan dan pertimbangan yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan kegiatan di RS
b) Memberikan penjelasan dan jawaban yang berkaitan dengan permasalahan
yang diketemui dalam pelaksanaan kegiatan di rumah sakit.
3) Kepala Bidang Pelayanan Medis
a) Bertanggung jawab dalam pelayanan medis
b) Menyediakan semua kebutuhan penunjang medis.
c) Melaporkan semua perkembangan dan permasalahan yang diketemui
berkaitan dengan bidang medis kepada direktur rumah sakit.
4) Kabag Umum
a) Bertanggung jawab dalam Pembelian kebutuhan proyek, penentuan staff dan
karyawan yang dibutuhkan.
b)Melakukan penyebaran informasi mengenai perkembangan dan
permasalahan kegiatan di rumah sakit
c) Mengadakan pendidikan dan pelatihan yang diperlukan
d) Bertanggung jawab dalam hal keuangan proyek, pengelolaan dana dan
pengawasan pemakaian dana.
e) Melakukan analisa keuangan untuk semua hal yang berkaitan dengan
kegiatan di rumah sakit.
f) Melaporkan semua perkembangan dan permasalahan yang diketemui
berkaitan dengan keuangan kegiatan kepada direktur rumah sakit.
g) Melaporkan semua perkembangan dan permasalahan yang diketemui
berkaitan dengan bidang SDM dan umum kepada direktur rumah sakit.
5) Kabid Keperawatan
a) Menyediakan semua kebutuhan keperawatan
b) Melaporkan semua perkembangan dan permasalahan yang diketemui
berkaitan dengan bidang keperawatan kepada direktur rumah sakit.
BAB VI
ASPEK KEUANGAN

Analisis Keuangan memberikan gambaran tentang rencana penggunaan


sumber anggaran yang dimiliki, sehingga dapat diketahui tingkat pengembalian
biaya yang akan diinvestasikan. Dengan demikian maka pihak pemilik/investor
dapat melihat tingkat keuntungan yang mungkin akan diperoleh.Aspek keuangan
yang akan dianalisis terdiri dari :

6.1. Rencana Biaya Investasi

Untuk mewujudkan pembangunan gedung baru , maka kami berencana


memanfaatkan biaya investasi tersebut melalui tahapan sebagai berikut :

a Pengurusan perijinan

b. Pengadaan peralatan klinik Pratama dan kantor

c. Pengelolaan limbah

d. Pengadaan obat dan kebutuhan operasional

e. Pengadaan dan pelatihan tenaga kerja

Rincianpemakaian dana investasi sebagai berikut:

No Jenis Pemakaian Biaya


1 Biaya Konstruksi 1.500.000.000
2 Pekerja 300.000.000
3 Biaya pembelian peralatan medis maupun 5.000.0000.000
non medis
4 biaya operasional rumahsakit tahunpertama 5.000.000.000
(1thn)
5 BiayaSistemInformasi&Komputer 50.000.000

Total 12.850.000.000
Pada tabel diatas menunjukan bahwa biaya paling besar digunakan untuk
biaya operasional dan biaya pembelian peralatan medis mtaupun non medis. Hal
ini dikarenakan meningkatnya jumlah pasien setiap tahunnya karna adanya sistem
JKN membuat rumah sakit harus selalu memberikan pelayanan sesuai dengan hak
pasien, kenyamanan dan kebutuhan pasien sehingga rumah sakit selalu dituntut
untuk melakukan pengembangan terus menerus terkait teknologi medis pelayanan
unggulan yang ada di rumah sakit.

6.2 Sumber Dana


Sumber dana untuk pengembangan TT dengan membangun gedung baru ini
sebagian diperoleh dari pinjaman Bank.Kebutuhan pembiayaan tersebut dihitung
dari total biaya investasi termasuk biaya
sewa tanah. Secara rinci perhitungan pembiayaan dapat dilihat pada uraian diatas.

6.3 Pemasukan (CashFlow)


Pemasukan rumah sakit bersumber dari beberapa kegiatan yang terdapat di
beberapa unit sebagai berikut :
1. Rawat Inap
Pemasukan diperoleh dari rawa tinap meliputi rawat inap kelas I, II, III, R.
Operasi, UGD, R.ICU, Neonatus, PICU, R.Persalinan
Biaya Pelayanan Rawat Inap
NO Rawat Inap Rata2 Tarif per Pendapatan Pendapatan
pasien/bln hari /bln /thn
R.VIP 40 Rp. 10.000.000 120.000.000
250.000
R.Kelas I 60 Rp. 11.100.000 133.200.000
185.000
R.Kelas II 75 Rp. 11.250.000 135.000.000
150.000
R.Kelas III 85 Rp. 4.675.000 56.100.000
55.000
R.NICU 60 Rp. 12.600.000 151.200.000
210.000
R.Bersalin 90 Rp. 40.500.000 486.000.000
450.000
Total 90.125.000 1.081.500.000

2. Poliklinik(RawatJalan)
Pemasukan diperoleh dari rawat jalan meliputi poliklinik anak, poliklinik
kandungan, poliklinik penyakit dalam, poliklinik umum.
NO Poliklinik Rata2 Tarif Pendapatan/bln Pendapatan/thn
pasien/bln
Poli Anak 500 45.000 22.500.000 270.000.000
Poli 450 45.000 20.250.000 243.000.000
Kandungan
Poli 200 45.000 9.000.000 108.000.000
Penyakit
Dalam
Poli Umum 350 45.000 15.750.000 189.000.000

67.500.000 810.000.000

3. Operasi
Asumsi jumlah pasien operasi sama dengan asumsi jumlah pasien
rawat inap.
NO IGD Rata2 Tarif Pendapatan/bln Pendapatan/thn
pasien/bln
Kamar 80 1.500.000 120.000.000 1.440.000.000
Operasi
UGD 160 50.000 8.000.000 96.000.000
Total 128.000.000 1.536.000.000

4. Laboratorium
Penghasilan yang dihasilkan dari aktivitas laboratorium
adalah pendapatan bersih yang diterima pihak manajemen rumah
sakit dikurangi kebutuhan biaya lainnya.Pendapatan dari kegiatan
laboratorium ini sebesar Rp 100.000,-per pasien. Untuk
menentukan jumlah pasien yang menggunakan jasa laboratorium
digunakan asumsi bahwa 70% pasien rawat inap, 30% pasien rawat
jalan. Sedangkan kenaikan jumlah pasien rawat inap dan rawat jalan
menyesuaikan dengan asumsi yang sudah ada sebelumnya.
Lab Rata2 Tarif Pendapatan/ bln Pendapatan/thn
pasien/bln
Radiologi/USG 650 100.000 65.000.000 780.000.000
Laboratorium 800 100.000 80.000.000 960.000.000
145.000.000 1.740.000.000

5. Farmasi
Penghasilan yang dihasilkandari aktivitas farmasi adalah
pendapatan bersih yang diterima pihak manajemen rumah sakit
dikurangi kebutuhan biaya pembelian obat Pendapatan dari kegiatan
farmasi ini rata-rata adalah sebesar Rp 30.000,-perpasien. Untuk
menentukan jumlah pasien yang menggunakan jasa farmasi
digunakan asumsi bahwa 80% pasien rawat inap, rawat jalan,
operasi, ICU dan UGD.Sedangkan kenaikan jumlah pasien rawat
inap,rawat jalan, operasi, ICU dan UGD menyesuaikan dengan
asumsi yang sudah ada sebelumnya.
Tabel Pendapatan Rumah Sakit Ibu dan Anak Mamamia
Lezatos Kbupaten Sidoarjo Tahun 2016
NO Pendapatan Jumlah Pendaptan/ thn
Rawat Inap 1.081.500.000
Rawat Jalan 810.000.000
IGD 1.536.000.000
Laboratorium 1.740.000.000
Farmasi 1.150.000.000
5.507.500.000

6.3 Pengeluaran(Cash Out flow)


Pengeluaran rumah sakit tiap bulan terdiri dari beberapa komponen
yang ditunjukkan oleh tabel di bawah ini :
Tabel Biaya Pemeliharaan dan Operasional
NO PENGELUARAN PER BLN PER THN
Rp Rp
Biaya Pemeliharaan 25.000.000 300.000.000
Biaya Listrik 15.000.000 180.000.000
Biaya Telepon 6.000.000 72.000.000
Biaya Dapur 12.000.000 144.000.000
Biaya Administrasi 23.000.000 276.000.000
Gaji Karyawan 150.000.000 1.800.000.000
Lain-lain 20.000.000 240.000.000
TOTAL 251.000.000 3.012.000.000

1. Proyeksi Pendapatan dan Biaya


Tabel Pendapatan RSIA Mamamia Lezatos Kabupaten Sidoarjo

Tahun Pendapatan

2017 5.750.000.000

2018 6.550.000.000

2019 7.350.000.000

2020 8.050.000.000

Rumah sakit memproyeksikan pendapatan rumah sakit terus meningkat.


Rumah Sakit memperkirakan setiap tahun akan ada kenaikan pendapatan.
Hal ini dikarenakan pelayanan unggulan rumah sakit yang berperan dalam
keaniakan pendapatan dan rumah sakit ini menjadi rumah sakit rujukan
terutama bagi pasien NICU.
2. Proyeksi Pengeluaran
Tabel Pengeluaran RSIA Mamamia Lezatos Sidoarjo
Tahun Pengeluaran

2017 3.150.000.000

2018 3.220.000.000

2019 3.325.000.000

2020 3.450.000.000

Pengeluaran rumah sakit terus meningkat.Rumah Sakit


memperkirakan setiap tahun akan ada kenaikan pengeluaran dikarenakan
kebutuhan akan pelayanan kesehatan untuk masyarakat semakin
meningkat. Dan indonesia telah melaksanakan sistem JKN terutama
kabupaten sidoarjo pun juga telah mengikuti sistem tersebut. Sehingga
perlunya rumah sakit terus berkembang dan bersaing dengan rumah sakit
lainnya untuk mendapatkan kepercayaan dlam hal pemberi pelayanan
terbaik dengan mengedepankan pembangunan infrastruktur dan teknologi
medis yang canggih sesuai dengan type kelas RS.

Analisis keuangan: Break Even Point(BEP), Internal Rate of Return (IRR),


dan Net Present Value
tahun Investasi Pendapatan Pengeluaran Net cash flow Present value

12.850.000.000 12.850.000.000

2017 5.750.000.000 3.150.000.000 2.600.000.000 10.250.000.000

2018 6.550.000.000 3.220.000.000 3.330.000.000 6.920.000.000

2019 7.350.000.000 3.325.000.000 4.025.000.000 2.895.000.000

2020 8.050.000.000 3.450.000.000 4.600.000.000 (1.705.000.000)


Dari hasil analisis bahwa manajemen RSIA Mamamia Lezzatos
mampu membayar kembali investasi karena keuntungan bersih(kumulatif)
pada tahun 2020
BAB VII
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KELAYAKAN

7.1 KESIMPULAN
1. Analisis Situasi
A. Aspek Eksternal
Di dalam Aspek Eksternal yang akan dianalisis untuk melihat
peluang yang dapat menjadikan RSIA Mamamia Lezatos untuk terus
berkembang di masa yang akan datang serta melihat ancaman yang
perlu di antisipasi oleh RSIA Mamamia Lezatos agar tidak menjadi
suatu hambatan di dalam operasional RSIA Mamamia Lezatos
kedepannya.
1. Kebijakan
Adapun beberapa kebijakan yang terkait dengan dibangunya
Gedung Baru terkait pengembangan kapasitas TT IRNA kelas 3
adalah :
1.1) Peraturan Bupati Sidoarjo Nomor 30 Tahun 2012 Tentang
Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo
Nomor 4 Tahun 2012 Tentang Izin Mendirikan Bangunan.
1.2) Peraturan Bupati Kabupaten Sidoarjo Nomor 42 Tahun 2011
Tentang Tata Cara Penerbitan Penetapan Lokasi. Peraturan
ini berisi tentang penetapan atas lokasi yang direncanakan
menjadi lokasi pembangunan untuk kepentingan umum atau
untuk kepentingan instansi pemerintah yang berlaku juga
sebagai izin perolehan tanah.
1.3) Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 10 Tahun
2012 Tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan
1.4) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 56
Tahun 2014 Tentang Klasifikasi Dan Perizinan Rumah Sakit
1.5) Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun
2009 Tentang Rumah Sakit
1.6) Undang-Undang Republik Indonesianomor 36 Tahun 2009
TentangKesehatan
2. Demografi
Sidoarjo sebagai daerah yang berbatasan langsung dengan
surabaya dan memiliki perusahaan industri besar/sedang di Jatim,
Sidoarjo telah menjadi daerah tujuan utama bagi para pencari kerja
dan tempat hunian baru. Akibatnya, Sidoarjo mengalami
pertumbuhan penduduk tertinggi di Jatim (1980-2010). Jumlah
penduduk Sidoarjo pada Tahun 2015 mencapai 2.117.279 jiwa ;
meningkat pesat dari1,17 juta jiwa(1990) dan 1,95juta
jiwa(2010).jumlah penduduk di wilayah Sidoarjo cukup banyak.
RSIA Mamamia Lezatos berada di kecamatan Taman yang
memepunyai jumlah penduduk sekitar 10,79%, maka diharapkan
Rumah Sakit Ibu dan Anak Mamamia Lezatos dapat memanfaatkan
peluang tersebut.

3. Geografi
Tamanadalah sebuah kecamatan di Kabupaten Sidoarjo,
ProvinsiJawa Timur, Indonesia. Taman berbatasan sungai dengan
kecamatan Karangpilang di kota Surabaya dan Kecamatan
Driyorejo di Kabupaten Gresik. Kawasan ini merupakan salah satu
jalur utama penghubung antara kawasan Jawa Timur bagian barat
dengan Kota Surabaya. Di Taman terdapat suatu daerah yang
dikenal dengan nama Sepanjang. Sepanjang sering disebut sebagai
ibu kota kecamatan Taman.
4. Sosial Ekonomi dan Budaya
PDRB tahun 2014 Kabupaten Sidoarjo berdasarkan ADHK
dan ADHB terdapat sektor yang menonjol memberikan sumbangan
paling besar terhadap PDRB yaitu sektor industri pengolahan dan
sektor perdagangan. Pada sektor industri pengolahan, keunggulan
potensi sektor ini banyak ditopang oleh besarnya keberadaan
Industri Rumah Tangga (IRT) dan Usaha Mikro Kecil Menengah
(UMKM). Pemerintah Kabupaten Sidoarjo selalu berupaya untuk
memacu pertumbuhan ekonomi, salah satunya dengan membenahi
infrastruktur. Diharapkan dengan adanya pembenahan jalan-jalan
alternatif dan jalan pendamping (frontage road) dapat melancarkan
transportasi yang akhirnya dapat menaikkan daya tarik Sidoarjo di
mata investor.
Pola perilaku masyarakat Sidoarjo saat ini cenderung bersifat
individualistik. Indikasi dari sifat tersebut ditunjukkan dengan
memudarnya gotong royong yang biasa dilakukan masyarakat
Sidoarjo. akan tetapi saat ini hal tersebut sudah mulai hilang dalam
masyarakat. Penyebabnya adalah kesibukan setiap anggota
masyarakat, yang lebih mementingkan pekerjaannya dari pada
membantu tetangganya.
5. SDM Kesehatan
Ketersediaan Sumber Daya Manusia / Ketenagakerjaan di
Bidang Kesehatan pada Kabupaten Sidoarjo menjadi pertimbangan
yang harus dipertimbangkan dalam membuat suatu layanan
kesehatan Rumah Sakit terutama dikaitkan dengan layanan
unggulan. Wilayah Sidoarjo memiliki potensi tenaga kesehatan
yang beragam, maka diharapkan RSIA Mamamia Lezatos dapat
memanfaatkan peluang ini.
6. Derajat Kesehatan
Dari data kesehatan dapat dilihat melalui data morbiditas dan
data mortalitas.
a. Mortalitas
Angka Kematian Kasar ( CDR )
Angka Kematian Kasar tahun 2015 : 2,38/1.000 penduduk.
sedang tahun 2014 = 32,57/1.000 penduduk. Hal ini termasuk
rendah dengan jumlahkematian sebanyak laki-laki 181 dan
perempuan 159 total 340.
Angka kematian Bayi ( AKB )
AKB di wilayah Sidoarjo tahun 2015 sebesar 22,11 % yang
jauh lebih sedikit dibandingkan dengan tahun 2010 yang
berjumlah 25,43 %. Ada banyak faktor yang mempengaruhi
tingkat kenaikan AKB tetapi tidak mudah untuk menemukan
faktor yang paling dominan. Tersedianya berbagai fasilitas
atau faktor aksesibilitas dan pelayanan kesehatan dengan
tenaga medis yangterampil, serta kesediaan masyarakat untuk
merubah kehidupan tradisional ke norma kehidupan modern
dalam bidang kesehatan merupakan faktor yang berpengaruh
untuk itu harus lebih ditingkatkan penyuluhan terutama untuk
menekan jumlah AKB. Oleh karena itu RSIA Mammamia
sebagai rumah sakit yang berfokus pada kesehatan ibu dan
anak di daerah Taman di harapkan untuk bisa berkontribusi
lebih banyak terhadap kesehatan ibu dan anak di daerah
Taman.
Angka Kematian Ibu Maternal ( AKI )
AKI diwilayah Taman tahun 2015 = 3/100.000 KH, sedangkan
pada tahun 2014 = 2/100.000 KH. Kematian Ibu adalah
kematian yang terjadi padaibu karena peristiwa kehamilan,
persalinan dan masa nifas. Adapun penyebab kematian ibu
diantaranya adalah :
1. Pre Eklampsia dan Eklamsia.
2. Perdarahan.
3. Infeksi.
4. Lain-lain.
Penyebab lain-lain ini bisa diakibatkan oleh penyakit-penyakit
yang memperburuk kehamilannya (penyakit jantung, paru,
ginjal, dan hepatitis,dll). Dengan angka kematian ibu yang
tinggi tersebut RSIA Mammamia Taman harus mampu
memberikan pelayanan optimal serta memberika penyuluhan
secara berkala kepada ibu-ibu yang sedang hamil agar
memahami hal-hal yang harus dilakukan dan tidak boleh
dilakukan ketika mengandung dan tidak menelan mentah-
mentah mengenai mitos mengenai kehamilan. Sehingga, angka
kematian ibu akan menurun untuk mencapai derajat kesehatan
yang optimal.
b. Morbiditas
Angka kesakitan penduduk diperoleh dari pencatatan dan
pelaporan rutin dan insidental.
B. Aspek Internal
Aspek Internal guna melihat kekuatan bagi RSIA Mamamia
Lezat untuk dapat survive dalam melaksanakan operasional yang
akan mengurangi ancaman yang terjadi, serta melihat kelemahan
yang perlu di antisipasi oleh RSIA Mamamia Lezatos agar tidak
menjadi suatu hambatan di dalam operasional RSIA Mamamia
Lezatos kedepannya.
1. Sarana Kesehatan
Jumlah sarana kesehatan masyarakatdi Kabupaten Sidoarjo
tersebar di berbagai daerah baik di wilayah kecamatan maupun
wilayah desa/kelurahan di Kabupaten Sidoarjo. Jumlah
pelayanan kesehatan tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah
ini.

Tabel 7.1 Jumlah sebaran sarana kesehatan masyarakat


Kabupaten Sidoarjo tahun 2014
No Fasilitas Kesehatan Jumlah
1 Rumah Sakit Umum 16
2 Rumah Sakit Khusus 9
3 Puskesmas perawatan 13
4 Puskesmas non perawatan 13
5 Posyandu 1721
6 Poskesdes 347
7 Apotik 301
8 Klinik 112
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo
Dari data jumlah sarana kesehatan yang tersebar di
Kabupaten Sidoarjo tersebut dibandingkan dengan jumlah
penduduk di kabupaten sidoarjo masih dirasa kurang.
Pada tahun 2015 jumlah penduduk Kabupaten Sidoarjo
adalah sebesar 2.117.279 jiwa, dengan ketersediaan rumah
sakit pada tahun tersebut adalah sejumlah 25 rumah sakit
yang berijin dengan kapasitas tempat tidur 2582.

Tabel 7.2 Jumlah Rumah Sakit dan Tempat Tidur di Kab


Sidoarjo

No Nama Rumah Sakit Jenis Rumah Sakit Tempat Tidur

1 Sidoarjo RS Umum 600

2 Siti Khodijah RS Umum 148

3 Pusdik Polri RS Umum 75

4 Delta Surya RS Umum 131

5 Siti Hajar RS Umum 125

6 Jasem RS Umum 34

7 Anwar Medika RS Umum 100

8 Usada RS Umum 30

9 Mamammia Lezatos RSIA 250

10 Kirana RSIA 44

11 Al Islam H.M Mawardi RS Umum 86

12 Assakinah Medika RS Umum 44

13 Mitra Keluarga Waru RS Umum 122

14 Soerya RSIA 48
15 Prima Husada RSIA 25

16 Citra Medika RS Umum 77

17 Bedah Rahman Rakhim RS Bedah 38

18 Mitra Husada RSIA 20

19 Buah Delima RSB 30

20 Rumkitban Sidoarjo RS Umum 50

Juanda (AL) dr.


21 Sukamtyoyahya RS Umum 19

22 Aisyiah Siti Fatimah Tulangan RS Umum 31

23 Pondok Tjandra RSB 30

24 Mata Fatma RS Mata 25

25 Arafah Anwar Medika RSIA 600

Total Tempat Tidur 2582

Sumber : LaporanTahunan RSUD Kabupaten Sidoarjo tahun


2015

Dari data pada tabel diatas dapat dilihat bahwa di Kabupaten


Sidoarjo rasio jumlah TT dengan jumlah penduduk sebesar 1 TT
: 820 penduduk.Perhitungan ratio tersebut sudah termasuk TT di
pelayanan kesehatan dasar. Dari jumlah fasilitas rumah sakit,
terutama dari jumlah tempat tidur yang ada di Kabupaten
Sidoarjo dapat terlihat bahwa jumlah tersebut belum memadai
.Dengan mempertimbangkan aspek kebutuhan akan kunjungan
rawat inap dan tempat tidur, maka RSIA Mamamia Lezatos
menambah kapasitas TT khususnya pada rawat inap kelas 3.

2. Teknologi
Dalam mendukung pelaksanaan pelayanan medis kepada
masyarakat, RSIA Mamamia Lezatos menggunakan mesin-
mesin dan alat operasional medis yang diproduksi dengan
menggunakan teknologi terkini. Alat-alat yang digunakan
diantaranya adalah:
a. Hospital Electrical bed, merupakan tempat tidur khusus
yang dirancang untuk penggunaan pada rumah sakit
(terutama rawat inap).
b. Mobil Ambulance, digunakan sebagai sarana transportasi
pelayanan kegawatdaruratan khususnya pelayanan pra
hospital oleh dokter dan perawat yang kompeten. Di
dalam ambulance itu sendiri tersedia peralatan yang
lengkap untuk menopang kesehatan dan keselamatan
pasien.
c. Auto Steam Sterilizer Alat sterilisasi ini berguna untuk
mensterilisasi alat-alat medis yang telah digunakan hingga
siap digunakan kembali. Contoh barang/bahan yang
didekontaminasi antara lain instrumen kedokteran, sarung
tangan, kasa/pembalut, linen, kapas
d. Dental Chair Unit Peralatan khusus dokter gigi ini
berguna dalam hal perawatan kesehatan gigi dan mulut
dari pasien. Dilengkapi dengan menggunakan peralatan
yang modern dan lengkap seperti kursi pasien, lampu
periksa, tempat kumur yang terhubung secara elektrik.
e. Fetal Doppler Doppler dengan layar LCD + Lampu
untuk mendeteksi detak jantung janin melalui speaker dan
menampilkan detak jantung/menit di layar. Alat ini
digunakan untuk para ibu yang ingin mendengar suara
detak jantung buah hatinya di dalam kandungan.
f. Penyaring Udara Penyaring udara dengan yang digunakan
memiliki 5 tingkatan, menangkap partikel,mengurangi
bau, membunuh kuman dan menyegarkan udara cocok
untuk ruangan 20 m2
g. Timbangan & Tinggi Badan h. Timbangan Bayi Digital
Timbangan bayi digital ini digunakan untuk mengetahui
berat bayi secara akurat, serta mengetahui tumbuh
kembang bayi dengan baik. Dengan kapasitas berat
maksimum sebesar 20 kg, alat timbang digital ini mampu
digunakan hingga anak bisa berdiri dan ditimbang.
h. Wheelchair / Kursi Roda Kursi roda dengan kenyamanan
maksimal bagi penggunanya. Sandaran punggung dapat
diatur untuk menyesuaikan posisi yang diinginkan sampai
dengan posisi tidur horizontal. Tersedia sandaran kepala
untuk kenyamanan maksimal pada posisi tidur horizontal
i. Body Thermometer Digunakan untuk mengukur suhu
badan dengan tingkat akurasi yang tinggi. Tampilan layar
digital memudahkan melakukan pembaca alat oleh
siapapun.
j. Tensimeter Digunakan untuk mengukur tekanan darah
dengan model air raksa l. Lampu Kepala Merupakan
lampu standar yang digunakan di kepala, memudahkan
dokter untuk melakukan pemeriksaan kepada pasien
dengan kebebasan bergerak pada kedua tangan.
k. Obgyn – Lito Merupakan perlengkapan khusus yang
dibutuhkan pada klinik obstetric gynecology.
Perlengkapan ini berupa tempat tidur yang sangat penting
untuk kenyamanan pasien dan kemudahan pemeriksaan
oleh dokter yang bersangkutan
l. Incubator Merupakan alat khusus untuk tempat
perawatan bayi tidak sehat, dilengkapi dengan alat
pengatur suhu yang memberi kenyamanan pada bayi dan
membantu kesembuhannya
m. Peralatan Medis Lainnya, seperti :
1) Resusitasi
2) Table Top Centrifuge
3) Stetoskop
3. SDM Kesehatan di RSIA Mamamia Lezatos
Kebutuhan SDM untuk pelayanan medis harus menjadi
perhatian utama, karena pelayanan medis merupakan core
bussines di rumah sakit. begitu pula dengan Unit penunjang
medis bagi sebuah rumah sakit sama pentingnya dengan unit
pelayanan medis. Unit penunjang di rumah sakit memegang
peranan penting dalam menciptakan mutu pelayanan medis
yang baik.
Jumlah kebutuhan tenaga medis yang ada di RSIA Mamamia
Lezatos mengalami Fluktuatif di setiap tahunya. Berdasarkan
perbandingan dari jumlah kebutuhan sumber daya manusia
RSIA, jumlah SDM di RSIA Mamaia Lezatos masih belum
memenuhi standar kapasitas rumah sakit ibu dan anak.
4. Organisasi

Yayasan

Komite Medis Direktur SPI

Kabid Yanmed dan Kabid Jangmed Kabid Umum


Keperawatan

UGD Unit Farmasi


Unit Keuangan

Kamar Operasi
Unit Laboratorium Unit Humas &
Pemasaran
Rawat Jalan
Unit Gizi dan RM Unit SDM dan Program
VK dan Rawat Inap
Materna

NICU dan R.Anak

5. Kinerja dan Keuangan


Kinerja Keuangan dapat dilihat dari arus pemasukan serta
arus pengeluaran rumah sakit yang akan berpengaruh pada
perkembangan kinerja rumah sakit di masa mendatang.
Berikut adalah uraian dari pemasukan serta pengeluaran di
RSIA Mamamia Lezatos.

C. Pemasukan (Cash flow)


1) Rawat Inap
Pemasukan yang diperoleh dari rawat inap meliputi kelas VIP,
1, 2, 3; ruang operasi, UGD, ruang ICU, neonatus, PICU,
Ruang persalinan
Untuk mengetahui jumlah pasien rawat inap
digunakan asumsi bahwa pada 2 tahun pertama pasien
rawat inap sebesar 40% dari tempat tidur yang ada.
Selanjutnya pada tahun ketiga dan keempat 50%,pada
tahun kelima dan keenam 60%,pada tahun ketujuh dan
kedelapan 70% dan pada tahun kesembilan dan
seterusnya 75%.
2) Poliklinik(RawatJalan)
Pemasukan dari pasien rawatjalan (poliklinik)pada
manajemen rumahsakit adalah pemasukan setelah
dikurangi biaya pemeriksaan dokter spesialis.Dimana
pemasukan dari rawat jalan tersebut senilai Rp 35.000,-
setiappasien.
3) Operasi
Untuk mengetahui jumlah pasien rawat inap digunakan
asumsi bahwa pada 2 tahun pertama pasien rawat inap sebesar
40% dari tempat tidur yang ada. Selanjutnya pada tahun ketiga
dan keempat 50%,pada tahun kelima dan keenam 60%,pada
tahun ketujuh dan kedelapan 70% dan pada tahun kesembilan
dan seterusnya 75%.
4) Laboratorium
Penghasilan yang dihasilkan dari aktivitas
laboratorium adalah pendapatan bersih yang diterima
pihak manajemen rumah sakit dikurangi kebutuhan biaya
lainnya.
5) Farmasi
Penghasilan yang dihasilkan dari aktivitas farmasi
adalah pendapatan bersih yangditerima pihak manajemen
rumah sakit dikurangi kebutuhan biaya pembelian obat.
D. Pengeluaran(CashOutflow)
Pengeluaran rumah sakit tiap bulan terdiri dari beberapa
komponen yang ditunjukkan pada tabel di bawah ini :
2. Analisis Permintaan
A. Lahan Dan Lokasi
Secara administratif geografi Kabupaten Sidoarjo berbatasan
dengan wilayah-wilayah sebagai berikut:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kota Surabaya dan
Kabupaten Gresik.
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Madura.
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Pasuruan.
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Mojokerto
Secara topografi kecamatan Taman memiliki lapisan batuan
Plistosen FasienSedimen hal ini sangat sesuai dengan
perencenaan RSIA Mammamia untuk membangun gedung baru.
Lahan yang dibutuhkan sekitar 4.000 m2 untuk pembangunan
gedung baru.Lahan yang akan dibeli berada dekat dengan area
gedung yang lama sehingga akan memudahkan untuk
pemindahan pasien kelas 3. Lokasi gedung baru yang masih
berada di area gedung lama juga akan memudahkan keluarga
pasien yang akan menjenguk pasien sehingga nanti akan
dibuatkan jalan pintas agar bisa langsung berada di gedung rawat
inap kelas 3 tersebut.

B. Klasifikasi Kelas RS
Berdasarkan dari jumlah fasilitas Rumah Sakit terutama jumlah
Tempat Tidur yang ada diKabupaten Sidoarjo dapat terlihat
bahwa jumlah tersebut belum memadai oleh karena itu RSIA
Mammamia Lezatos menambah kapasitas Tempat Tidur sebanyak
50 buah Tempat Tidur dengan pembangunan gedung baru guna
memberikan kenyamanan dalam memberikan pelayanan
kesehatan. Adapun jenis layanan yang ada di RSIA Mammamia
meliputi pelayanan medis (poliklinik anak, poliklinik obstetri, dan
gynekologi, poliklinik gigi, poliklinik umum, IGD, kamar bersalin,
kamar operasi, high care unit, neonatal intensif care), pelayanan
penunjang medis (laboraturium, farmasi, pelayanan gizi, laundry,
pengelolaan limbah), pelayanan unggulan yaitu pelayanan Neonatal
Insentif Care Unit (NICU) yang saat ini masih jarang pada rumah
sakit-rumah sakit swasta di Kabupaten Sidoarjo dengan begitu
menjadi sebuah peluang bagi RSIA Mammamia Lezatos

3. Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan dalam penyusunan studi kelayakan
pengembangan pelayanan rawat inap kelas III pada RSIA
Mamamia Lezzatos yang ditinjau dari aspek-aspek kebutuhan
sebagai berikut :
A. Kebutuhan lahan
RSIA Mamamia Lezzatos memiliki luas lahan yang cukup
memadai untuk pembangunan gedung baru rawat inap kelas III.
Pembangunan gedung rawat inap kelas III baru dilakukan di area
rumah sakit karena masih terdapat lahan kosong di area rumah
sakit yang dapat dikembangkan untuk pembangunan gedung
tersebut.
B. Kebutuhan ruang
Dari luas lahan yang tersedia di RSIA Mamamia Lezzatos
yaitu seluas 4000 m2 tersebut cukup untuk menampung kapasitas
ruangan dengan jumlah penambahan tempat tidur sebanyak 50
tempat tidur dan luas ruangan 80 m2 per tempat tidurnya.
Sehingga luas lahan yang tersedia sudah dapat memenuhi
kebutuhan ruangan perawatan rawat inap kelas III.
C. Peralatan medis dan non medis
Peralatan medis dan non medis yang tersedia di RSIA
Mamamia Lezzatos disesuaikan dengan standart kebutuhan
peralatan medis dan non medis rumah sakit kelas C serta jenis
pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit. Ketersediaan
peralatan medis dan non medis cukup memadai untuk menunjang
berjalannya pelayanan di RSIA Mamamia Lezzatos.
D. SDM
Pemenuhan jumlah SDM di RSIA Mamamia Lezzatos
disesuaikan dengan standart kebutuhan rumah sakit khusus ibu
dan anak kelas C serta jenis dan jumlah pelayanan yang
disediakan oleh rumah sakit. Dari jumlah tersebut, RSIA
Mamamia Lezzatos memiliki ketersediaan SDM yang memadai
serta ahli dalam bidangnya sehingga dirasa mampu untuk
memberikan pelayanan yang berkualitas bagi masyarakat.
E. Organisasi dan uraian tugas
Dalam melaksanakan manajemen rumah sakit, RSIA
Mamamia Lezzatos memiliki struktur organisasi dengan
pembagian tugas yang jelas dar masibg-masing bidang. Selain itu,
masing-masing unit juga saling berkoordinasi dalam
melaksanakan tugas guna menjamin mutu pelayanan rumah sakit.
4. Analisis Keuangan
Analisis Keuangandalam penyusunan studi kelayakan
pengembangan pelayanan rawat inap kelas III pada RSIA
Mamamia Lezzatos yang ditinjau dari aspek-aspek kebutuhan
sebagai berikut :
a. Rencana Inventasi
Rencana Inventasi untuk membangun gedung baru rawat inap
kelas III disesuaikan dengan kebutuhan agar dalam
pembangunan gedung baru lebih terencana dan terstruktur.
b. Proyeksi pendapatan dan biaya
Proyeksi pendapatan dan biaya digunakan untuk memprediksi
kemampuan rumah sakit dalam membiayai pembangunan
gedung baru
c. Proyeksi Cashflow
Proyeksi Cashflow digunakan untuk memprediksi pengeluaran
rumah sakit sehingga kita dapat melihat pendapatan bersih yang
diperoleh dalam melakukan pembiayaan pembangunan gedung
baru .
d. Analisis Keuangan : BEP, IRR, NPV
Analisis keuangan BEP,IRR dan NPV digunakan untuk melihat
kemampuan keuangan rumah sakit balik modal ( modal kembali
) pada tahun keberapa.

7.2 REKOMENDASI

Berdasarkan hasil analisis yang meliputi analisis situasi, analisis


permintaan, analisis kebutuhan serta analisis keuangan.Proyek
pembangunan gedung baru RSIA Mammamia Lezatozoz layak untuk
dilanjutkan dan perlu dibuatnya master plan baru karena pada master
plan yang sebelumnya belum tercantum untuk perencanaan
pembangunan gedung baru.
BAB VIII
PENUTUP

7.1 Pedoman Studi Kelayakan ( Feasibility Study ) Rumah Sakit Ibu dan
Anak Mamamia Lezzatos ini diharapkan dapat digunakan sebagai
rujukan oleh pengelola fasilitas pelayanan kesehatan, penyedia jasa
perencanaan, Pemerintah Daerah kabupaten Sidoarjo, dan instansi yang
terkait dengan kegiatan pengaturan dan pengendalian penyelenggaraan
pembangunan bangunan fasilitas pelayanan kesehatan, guna menjamin
kesehatan penghuni bangunan dan lingkungan terhadap bahaya
penyakit.
7.2 Persyaratan-persyaratan yang lebih spesifik dan atau yang bersifat
alternatif, serta penyesuaian Pedoman Studi Kelayakan ( Feasiblity
Study ) Rumah Sakit Ibu dan Anak Mamamia Lezzatos ini oleh masing
– masing daerah disesuaikan kondisi daerah
7.3 Dalam penyusunan Studi Kelayakan ( Feasiblity Study ) Rumah Sakit
dapat berkoordinasi dan berkonsultasi dengan Sub Direktorat Bina dan
Prasarana Kesehatan Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan
Sarana Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai