Oleh:
kelompok 6
Pembimbing:
Dr. Abdul Azis. BE.SKM.SE.MM.MARS
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
dimulainya perdagangan bebas tingkat Asia, dari sisi regulasi hampir tidak ada
produk dan efisiensinya sehingga dapat meningkatkan daya saing agar dapat
peran serta masyarakat dalam upaya bangkit dari keterpurukan akibat krisis
multi dimensi yang melanda sejak tahun 1997. Segala upaya pemerintah
dengan nilai puluhan jutaan hingga yang bernilai milyaran rupiah. Berbagai
kesehatan.
memenuhi kebutuhan yang ada kini telah banyak tersedia. Disamping milik
pemerintah kini telah banyak pula fasilitas pelayanan kesehatan yang didirikan
oleh pihak swasta, mulai dari balai pengobatan hingga rumah sakit berskala
karena merupakan modal dasar bagi suatu bangsa untuk maju dan
tercermin dalam visi Indonesia Sehat 2010. Untuk mendukung visi tersebut,
masing dengan target-target tertentu yang diharapkan dapat menjadi titik awal
Masalah dana.
penyakit. Dari sisi demografi, saat ini kecenderungan yang tampak adalah
konsumtif.
Dengan gaya hidup tidak seimbang, akibatnya, dari segi epidemiologi juga
sebagai tipikal penyakit di negara tropis masih tinggi, namun kini sudah banyak
dan maju. Pergeseran ini tentunya akan sangat berpengaruh pada penyediaan
jumlah dan jenis tenaga kesehatan, anggaran dana, obat, dan sistem
yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat adalah rumah sakit. Ini terlihat dari
benarbenar berbasis pada kondisi lingkungan yang dihadapi. Hal ini penting
keinginan dan kebutuhan masyarakat. Dalam hal ini perlu dilakukan suatu studi
bidang kesehatan dari berbagai disiplin ilmu, disamping juga memenuhi aspek
ekonomis sebagaimana layaknya bidang usaha yang lain. Apalagi selama ini
Mengacu pada berbagai hal tersebut di atas maka pihak Dinas Kesehatan Kota
Hasil Studi Kelayakan ini akan dijadikan bahan pertimbangan bagi pemerintah
bentuk usaha lain, rencana pendirian Rumahsakit ini juga diharapkan dapat :
pada khususnya,
sekitarnya.
Studi kelayakan ini pada dasarnya merupakan suatu penelitian yang akan
dalam konteks pendirian Rumahsakit kota Pekalongan. Karena itu untuk dapat
1. Laporan fakta dan analisa, laporan ini berisi berbagai kajian mengenai fakta
dilapangan melalui hasil survey langsung dan berbagai data statistik yang
ada. Fakta yang ada selanjutnya akan dilakukan analisa awal untuk
2. Laporan Draft Studi Kelayakan ; Laporan ini lebih lengkap karena terdiri dari
kajian pasar, keuangan dan block plan. Namun masih perlu dibahas dan
kota
Pekalongan,
Dalam laporan (buku) ini merupakan laporan pertama final studi kelayakan.
a. Data Sekunder
Data ini diperoleh dari berbagai instansi terkait di kota Pekalongan dan
sekitarnya. Data-data ini dapat berupa data statistik maupun data non
statistik. Yang selanjutnya akan diolah dengan cara pengkajian dan tabulasi
secara sistematis hingga menghasilkan informasi yang relevan dengan
tujuan Studi
Kelayakan ini.
b. Studi Kepustakaan
c. Survei
Rumahsakit.
d. Pengamatan lingkungan
Pekalongan,
a. Pendahuluan
Dalam bagian ini akan dijelaskan mengenai latar belakang proyek, tujuan
saat ini tersedia di kota Pekalongan dan sekitarnya. Selanjutnya juga akan
jalan, dll.
Dalam aspek ini pada awalnya akan dititikberatkan pada analisa mengenai
pelayanan Rumahsakit yang saat ini tersedia saat ini. Selanjutnya juga
akan dilakukan proyeksi pangsa pasar terhadap rencana pengembangan
atau pendirian
Tahap awal dari bagian ini adalah menentukan jenis pelayanan yang akan
medis.
Dalam aspek ini hasil analisis sebelumnya akan dikaitkan dengan indikator
kelayakan standar yaitu Net Present Value dan Payback Period untuk
h. Rekomendasi Studi
BAB II
Kota Pekalongan adalah daerah yang terletak di pesisir pantai utara pulau
Jawa yang lebih dikenal dengan kawasan Pantura, tepatnya ada posisi
sampai dengan 109°42’19” Bujur Timur, dan data curah hujan yang ada di kota
Kota Pekalongan dibatasi oleh Laut Jawa di bagian Utara, Kabupaten Batang
terdekat dengan ibu kota propinsi adalah kota Semarang sejauh 101 km dan
terjauh adalah Kota Surabaya yaitu 488 km, sedangkan dengan Ibukota
Kelurahan dan di
Pekalongan Utara ada 69.305 yang berada di 9 Kelurahan.
Jika luas daerah Kota Pekalongan sebesar 45,25 km²,dengan jarak terjauh dari
ternyata masih cukup kecil mengingat jumlah penduduk usia (15 – 64) tahun
sebanyak 167.526 jiwa jauh lebih besar dibandingkan penduduk usia (0 – 14)
tahun dan usia diatas 65 tahun yang berjumlah sebanyak 96.031 jiwa atau
lainnya menganut agama Kristen Protestan, Katholik Hindu, dan Budha. Sejak
tahun 1998 setiap tahun hingga tahun 2001 telah terjadi peningkatan angka
penduduk Kota Pekalongan yang menunaikan ibadah haji pada tahun 1998
sebanyak 426, 1999 - 94, 2000 - 474, dan 2001 sebanyak 860 orang dan
angka kematian bayi dan angka kematian ibu. Tabel-tabel berikut ini
jumlah kelahiran dan kematian sebesar 2,19% dari kelahiran hidup atau 21,9
per 1000 kelahiran hidup. Angka ini relatif cukup rendah mengingat angka
10 orang per 5.211 kelahiran hidup ini berarti angka kematian ibu di Kota
Pekalongan sebesar 192 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini juga relatif
kelahiran hidup. Sekali lagi ini menunjukkan bahwa kondisi kesehatan dan
tinggi.
3. Lingkungan Ekonomi
mengalami penurunan. Namun, kondisi ini saat ini semakin membaik. Dari
dan 9.515 perempuan telah bekerja diberbagai sektor lapangan kerja seperti
industri batik, telah menyerap tenaga yang terbesar yaitu 10.472 laki-laki dan
6.598 perempuan, sehingga kota ini juga dijuluki sebagai kota Batik sedangkan
5.328 orang bekerja sebagai pegawai negeri yang tercatat sebagi anggota
dimana perusahaan itu memiliki nilai investasi minimal 5 milyar rupiah telah
antara 200 juta rupiah hingga 5 milyar rupiah menyerap tenaga sebesar 4.414
orang dan industri kecil yang memiliki investasi kurang dari 200 juta rupiah
menyerap tenaga sebanyak 9.952 orang. Selain itu ada sekitar 153 orang
yang menjadi tenaga kerja ke luar negeri, data statistik terbesar menunjukkan
PRT (Pembantu Rumah Tangga) serta 58 orang ke Saudi Arabia juga sebagai
PRT (Pembantu Rumah Tangga), namun Desember 2002 tercatat ada tenaga
kerja yang masih belum tertampung di lapangan kerja dimana angka terbesar
adalah pencari kerja lulusan SMTA 1.305, dan lulusan Sarjana sebanyak 451
orang.
kelompok KS.III dan KS.III Plus ada sekitar 31,37 % masih jauh dibawah
masyarakat yang ada di kelompok Pra Sejahtera hingga KS.I yang jumlahnya
KS.II. Pendapatan per kapita penduduk kota Pekalongan tampak pada tabel-
Dari tabel di atas tampak bahwa Produk domestik Regional Bruto Kota
ekonomi kota
Regional Bruto atas dasar harga konnstan tahun 1993 menunjukkan lebih
buruk pula disektor perdagangan, konstruksi dan industri, karena pelaku bisnis
baik konsumen ataupun produsen takut atas resiko yang tidak menentu,
karena itu situasi yang kondusif khususnya yang berkaitan dengan isu politik
oleh kondisi fasilitas infra struktur berupa jalan raya yang tersedia. Hal ini
karena para pelaku bisnis baik produsen maupun konsumen tidak dapat
melakukan transaksi bisnis bila prasarana jalan dalam kondisi yang tidak
memadai, yang pada akhirnya hanya akan menambah cost production menjadi
lebih besar lagi. Kota Pekalongan hingga kini memiliki tiga macam tipe jalan
yaitu jalan negara, jalan propinsi dan jalan kota yang setiap tahun sejak tahun
7,610 km dalam kondisi baik hingga sedang jalan propinsi sepanjang 7,203
akses antara produsen dan konsumen dalam bertransaksi, hal ini dibuktikan
dengan angka besar nilai ekspor yang hingga tahun 2002 masih di dominasi
oleh sektor tekstil khususnya produk batik, dan peringkat kedua di duduki
sektor ikan apalagi didukung oleh adanya TPI pelabuhan yang dimiliki oleh
kota Pekalongan.
didapat dari sektor ikan yang terdiri dari ikan kakap merah, ikan tuna steak dan
Fasilitas sarana dan prasarana telekomunikasi sejak tahun 1998 hingga tahun
2002 terus mengalami kenaikan jumlah konsumen karena data yang ada di
jumlah pemakaian ada sekitar 104.270.2744 pulsa, ini juga didukung dengan
besar seperti Semarang dan Jakarta relatif dekat sehingga banyak kaum
migran yang telah terpapar kehidupan kota besar dan membawa budaya
masyarakat kota Pekalongan juga terkenal religius. Hal ini tampak pada jumlah
jemaah haji yang terus meningkat jumlahnya. Sejak tahun 1998 setiap tahun
hingga tahun 2001 telah terjadi peningkatan angka yang penduduk Kota
Pekalongan yang menunaikan ibadah haji pada tahun 1998 sebanyak 426,
1999 - 94, 2000 - 474, dan 2001 sebanyak 860 orang dan terakhir tahun 2002
yang tersedia cukup memadai seperti sarana jalan yang cukup baik, sarana
listrik dan telpon yang tersebar luas. Dipandang dari sudut pandang investasi
di bidang kesehatan, hal ini amat mendukung karena akses terhadap
telepon. Adanya investasi baru, terutama dalam bidang kesehatan juga akan
membantu menyerap tenaga kerja yang saat ini baru kurang lebih 19% dari
muncul karena masih cukup banyaknya masyarakat miskin yang ada di kota
Pekalongan ini (lebih dari 50%). Cukup banyaknya masyarakat yang miskin
Kinerja Rumahsakit dalam tulisan ini adalah kinerja Rumahsakit yang ada di
kota Pekalongan dan sekitarnya baik milik pemerintah maupun milik swasta.
Rasio tenaga medis tahun 2002 per 100.000 penduduk di kota Pekalongan
sebesar 36,81 tenaga medis keperawatan (perawat dan bidan) dan 38,32
tenaga. Dengan jumlah tenaga seperti disebutkan, saat ini sarana kesehatan
Dengan sarana kesehatan yang ada, menurut data tahun 2002 tenaga
lainnya.
jumlah kunjungan pasien (rawat jalan), jumlah hari perawatan dan BOR (rawat
70.000
60.876 64. jumlah
60.000
51.008 kunjungan rawat
50.000
45.092 jalan
40.000
42.317 42.317 rata2 kunjungan rawat
30.000 jalan/hari
20.000
Tahun
kemungkinan besar karena adanya pengaruh krisis moneter tahun 1998. Dari
dan asma. Ada 3 kasus yang tidak ada di tahun sebelumnya yaitu hipertensi,
Dalam tabel di bawah ini terlihat kinerja rawat inap Rumahsakit di kota
JUMLAH
PEMAKAIAN SECARA UMUM
RUMAH TEMPAT JML.HARI % HARI
SAKIT TIDUR JUMLAH TT X RAWAT RAWAT
HARI 365 BOR DIGUNAKAN DGUNAKAN
RAWAT HARI PASIEN PASIEN
MISKIN MISKIN
SITI 100 26.406 36.500 72,3 0 0
KHODIJAH
BUDI 97 15.648 35.405 44,2 0 0
RAHAYU
BHAKTI 24 2.585 8.760 29,5 0 0
WALUYO
RUMAHSAKIT
Kabupaten
238
Pekalongan
(Kraton)
AL KAROMAH 16 858 5.840 14,7 0 0
JUMLAH 475 45.497 86.50 52,6 0 0
Data: Data sekunder diolah
Rumahsakit di Kota Pekalongan cukup tinggi. Dengan 475 tempat tidur untuk
penduduk kota pekalongan saja maka akan sulit untuk mendapatkan pasar
Kinerja BOR dari tahun ke tahun dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 2. BOR tahun 1 (1996) – tahun 5 (2001)
60 47,81 50,02
50 39,75
39,72
33, 86
40
BOR (%) 30
20
10
0
1 2 3 4 5
Tahun
BAB IV
ASPEK PASAR DAN PEMASARAN
Aspek pasar merupakan salah satu aspek utama dalam suatu studi kelayakan
lainnya secara lebih tajam. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa tidak
mungkin suatu produk atau pelayanan dapat dikembangkan jika tidak ada
pangsa pasar yang akan menyerapnya. Hasil kajian terhadap aspek pasar ini
kelemahan
tersebut :
yang terbatas dan akses ke jalan besar juga terbatas. Hal ini dapat menjadi
kelemahan karena akses adalah unsur utama yang harus dimiliki sebuah RS.
Kamar-kamar di RS tersebut juga menunjukkan bahwa masih terdapat peluang
Gambar di atas menunjukkan sebuah kamar VIP yang selama ini menjadi
penuh. Apabila terdapat kamar dengan desain yang lebih baik dari kamar di
Pekalongan.
Gambar 5. Tampilan Depan Rumahsakit Pekalongan
Dari penampilan luar yang cukup megah, RS ini dapat menjadi pesaing yang
cukup berat bagi RS yang akan didirikan. Apalagi, akses jalan masuknya cukup
baik. Demikian juga dengan kondisi kamarnya seperti tampak pada gambar di
bawah ini :
Gambar 6. Ruangan Kamar Rumahsakit
Seperti juga di banyak RS lain, BOR kamar VIP lebih sering penuh dan bahkan
akses UGD yang sempit dan kurang mendukung apabila terdapat pasien
sempit dan terlalu menanjak juga kurang aman bagi pasien kecelakaan atau
kelemahan dalam akses UGD nya seperti tampak pada gambar di bawah ini :
Gambar di atas diambil ketika terjadi kecelakaan. Tampak pada gambar di atas
pintu yang sudah sempit. Rumahsakit di atas juga terletak agak jauh ke dalam
darurat.
Kasus kecelakaan di Kota Pekalongan yang berada di jalur pantai utara yang
padat ini sebenarnya cukup banyak seperti tampak pada tabel di bawah ini :
UU.No.33/1964 UU.No.34/1964
Bulan
Jml.Korban Jml.Klaim Jml.Korban Jml.Klaim
Januari 119 252.471.550 171 1.105.820.900
Februari 23 78.738.100 120 626.546.650
Maret 30 110.827.950 113 627.332.000
April 47 154.369.600 151 901.594.700
Mei 25 30.481.350 140 907.523.400
Juni 23 78.272.600 131 646.939.750
Juli 19 68.442.800 137 843.330.450
Agustus 33 129.381.100 164 883.295.000
September 61 77.891.850 121 651.339.300
Oktober 60 106.657.800 159 771.219.400
November 9 33.338..950 137 805.715.350
Desember 15 72.743.750 134 712.052.050
Jumlah 464 1.193.667.400 1.678 9.482.708.950
Dari gambaran yang telah disebutkan di atas tampak bahwa pelayanan yang
adalah trauma centre dan pelayanan ruang VIP untuk kelas menengah ke
atas.
daripada standar (analisis lebih lanjut dapat dilihat di bahasan tentang proyeksi
kebutuhan tempat tidur untuk rawat inap). Selain itu, Rumahsakit umum lebih
Rumahsakit khusus hanya akan melayani pasar khusus yang tentu saja
yang ada. Dengan adanya sebuah Rumahsakit umum, maka Kota Pekalongan
memadai, mereka tidak perlu jauh-jauh berobat dan pada akhirnya aliran dana
Pada masa lalu, konsumen di sektor kesehatan adalah konsumen yang pasif
pengetahuan dan tidak banyaknya pillihan. Namun kondisi saat ini telah
berubah. Oleh karena semakin banyaknya pilihan, konsumen rumah sakit saat
ini adalah konsumen yang pemilih (choosy) dan cepat berubah pendirian.
menuntut jasa pelayanan yang terbaik yang bisa diberikan. Selain itu, dengan
yang lebih tinggi dibandingkan beberapa tahun yang lalu. Dokter dan RS saat
ini merupakan institusi yang rentan terhadap tuntutan hukum. Bila konsumen
kurang mendapat informasi yang memadai tentang jasa pelayanan yang ada,
salah paham dan saling tuntut dapat menjadi ancaman. Bila hal itu terjadi,
maka citra RS akan menjadi taruhannya dan pesaing yang akan mendapat
dirawat di berbagai RS cukup tinggi. Hal ini tampak pada rata-rata alokasi dana
kesehatan yaitu rokok, kesehatan itu sendiri, rekreasi dan sumbangan seperti
berikut ini:
Dari data di atas tampak bahwa total alokasi dana untuk rokok, kesehatan,
rekreasi dan sumbangan sosial adalah sebesar Rp 322.956 per bulan. Hal ini
rokok berkisar antara Rp 40.000 sampai dengan Rp 60.000. Dari angka yang
diperoleh dari survei ini maka dapat dikatakan bahwa potensi pasar kesehatan
pelayanan
kesehatan.
Tabel 11. Kurangnya Kemauan Membayar Pelayanan Kesehatan
Responden
Keterangan Jumlah
Setiap berobat ke dokter umum saya bersedia membayar 15.000
Setiap berobat ke dokter spesialis saya bersedia membayar 30.000
Setiap kali menebus obat di apotik saya bersedia membayar 50.000
Apabila saya dirawat inap kurang dari 3 hari tanpa operasi kurang 1
(kamar klas III) juta
Apabila saya dirawat inap 3 sampai 5 hari tanpa operasi (klas III) kurang 1
juta
Apabila saya dirawat inap kurang dari 3 hari dan dioperasi kurang 2
(kamar klas III) juta
Apabila saya dirawat inap 3 sampai 5 hari dan dioperasi (kamar 2 juta
klas III)
Apabila saya dirawat inap kurang dari 3 hari tanpa operasi kurang 2
(kamar VIP) juta
Apabila saya dirawat inap 3 sampai 5 hari tanpa operasi (kamar kurang 2
VIP) juta
Apabila saya dirawat inap kurang dari 3 hari dan dioperasi (VIP) kurang 3
juta
Apabila saya dirawat inap 3 sampai 5 hari dan dioperasi (VIP) kurang 3
juta
Hal ini terutama tampak pada kemauan untuk membayar operasi yang jika
fokus. Selain itu hal ini menunjukkan bahwa manajemen RS yang akan
didirikan nantinya harus profesional sehingga dapat meraih pasar yang cukup
pelayanan yang baik serta murah. Hal ini tampak pada tabel berikut ini:
mengedepankan mutu pelayanan daripada harga yang murah. Hal ini berarti
tempat bekerja atau yang diasuransikan. Biasanya pasar ini menyukai tarif
diskon. Dengan demikian Perusahaan dapat lebih memfokuskan diri pada core
Pasar kelompok adalah pasar yang selama ini sering kurang diperhatikan oleh
demikian, RS dapat mempunyai posisi tawar yang lebih tinggi. Bila pasar
penentuan tarif paket ini dan pihak perusahaan yang ingin mengontrak RS
telah sepakat dan memahami tarif tersebut, maka keuntungan dari pihak
menetapkan tarif paket karena tarif paket lebih disukai pasar khusus ini. Sistem
langsung (reimbursement), atau per hari rawat (daily charge) atau memberi RS
orang yang dijamin (kapitasi) atau per kelompok diagnosis (diagnosis related
group).
3. Faktor Pendatang Baru
Intensitas persaingan semakin tinggi bila dalam waktu dekat akan segera
dibangun RS baru. Ini berarti akan muncul pesaing baru dan ada kemungkinan
pasar yang tadinya sudah dikuasai akan beralih ke pesaing tersebut. Bila hal
itu terjadi, maka RS yang akan didirikan di Kota Pekalongan ini mungkin perlu
yang khas. Di Kota Pekalongan saat ini telah direncanakan pendirian sebuah
oleh dokter, alasan berikutnya adalah karena pelayanan yang terkenal baik.
Ini berarti bahwa faktor dokter perujuk amat mempengaruhi sehingga bila RS
Baru yang merupakan milik salah seorang dokter tersebut nantinya berdiri
Rumahsakitnya sendiri.
Gambar 9. Lokasi calon RS baru tersebut
4. Faktor Pemasok
Kekuatan posisi tawar pemasok kepada RS dapat mempengaruhi intensitas
Pemasok di sini dapat berarti pemasok alat kesehatan atau pemasok jasa.
Pemasok obat atau alat kesehatan biasanya mempunyai daya tawar yang
mempunyai daya tawar yang lebih tinggi. Sering terjadi tarif RS sangat
pelayanan home care pasca perawatan. Dengan cara ini, RS berharap dapat
mengurangi hari rawat di RS, dan tentu saja jumlah jasa medis yang harus
diberikan kepada dokter spesialis, sehingga dapat mengurangi biaya bagi
juga dapat menjadi ancaman karena dokter spesialis Kota Pekalongan, seperti
produknya.
meraih pangsa pasar yang selama ini lebih banyak dikuasai oleh profesional
dapat mengenal RS secara lebih baik dan ini dapat merupakan pasar baru
seperti ini dapat menipu masyarakat, selain dapat merebut pasar rawat jalan
Rumahsakit.
6. Proyeksi Pangsa Pasar Pendirian Rumahsakit kota Pekalongan
kapasitas dan jenis layanan yang perlu disiapkan. Berikut ini akan disajikan
Pada prinsipnya output (volume) di rawat inap dapat berupa Lenght of Stay
(LOS), jumlah pasien, dan Bed Occupancy Ratio (BOR). Proyeksi kinerja
instalasi rawat inap berbasis pada ketiga item tersebut. Proyeksi jumlah tempat
Disamping itu data jumlah tempat tidur yang tersedia di berbagai Rumahsakit
Jumlah penduduk:
§ Kota Pekalongan = 263.540 jiwa,
itu, proyeksi proporsi TT untuk Rumahsakit yang akan didirikan dapat dilihat
1 VIP 20
2 I 30
3 II 20
4 III 30
5 ICU/ICCU 10
Sumber: data proyeksi
Berdasarkan kajian terdahulu terlihat bahwa untuk kelas atas (VIP) selalu
penuh. Sedangkan untuk kelas menengah ke bawah relatif sedang. Karena itu
20%, kelas II 20%, kelas III 30%, dan ICU/ICCU 30%. Peningkatan BOR
untuk VIP 100%, untuk kelas I dan II 86%, kelas III 90%, dan ICU/ICCU 100%.
Pada tingkatan kapasitas maksimal tersebut diharapkan akan ada
Proyeksi BOR secara rinci selanjutnya dapat dilihat pada tabel berikut.
LOS rata-rata untuk kelas I hingga VIP berdasarkan data kinerja Rumahsakit
ICU/ICCU sekitar 7 hari. Dengan proyeksi LOS tersebut, maka jumlah pasien
diperoleh dengan cari membagi jumlah hari dalam setahun dengan LOS yang
dikalikan dengan jumlah Tempat Tidur dan BOR. Hasil perhitungan tersebut,
terhadap jumlah hari perawatan (JHR). Gambar berikut adalah proyeksi JHR
untuk tahun I.
Gambar 10. Proyeksi JHR tahun I
4,000
3,650
3,500
3,000
2,500
2,190 2,190
2,000
1,460
1,500
1,095
1,000
500
-
VIP KELAS I KELAS II KELAS III ICU/ICCU
Kelas Perawatan
kota Pekalongan sebanyak 263.540 jiwa dan diasumsikan tiap orang rata-rata
pasar pelayanan kesehatan yang ada maka proyeksi jumlah pasien rawat jalan
Jumlah pasien rawat jalan pada tabel diatas selanjutnya tiap tahun meningkat
Selanjutnya, berdasarkan kajian pola dan jenis penyakit dalam bab terdahulu,
menyediakan pelayanan rawat jalan di 7 poli spesialis, 1 poli gigi dan 1 poli
umum. Selain poli umum dan poli gigi, pelayanan rawat jalan terdiri dari poli
spesialis yaitu:
2. poli anak,
3. poli mata,
Dari total pasien rawat jalan pada tabel diatas, selanjutnya akan diproyeksi
1. Jumlah pasien poli umum sebesar 25% dari total proyeksi jumlah pasien
rawat
jalan,
2. Jumlah pasien poli penyakit dalam sebesar 20% dari total proyeksi jumlah
3. Jumlah pasien poli bedah bedah, mata, THT dan poli Syaraf masing-masing
4. Jumlah pasien poli kebidanan dan kandungan sebesar 15% dari total
5. Jumlah pasien poli syaraf sebesar 10% dari total proyeksi jumlah pasien
rawat jalan.
Tabel 17. Proyeksi Jumlah Pasien Setiap Poli di Rawat Jalan Tahun I - X
POLI
No Tahun
Peny.
Umum Bedah Anak Kebidanan Mata THT Syaraf Gigi
Dalam
1 I 2.965 2.372 593 1.186 1.779 593 593 593
1.186
2 II 3.558 2.846 712 1.423 2.135 712 712 712
1.423
3 III 3.914 3.131 783 1.565 2.348 783 783 783
1.565
4 IV 4.305 3.444 861 1.722 2.583 861 861 861
1.722
5 V 4.735 3.788 947 1.894 2.841 947 947 947
1.894
6 VI 5.209 4.167 1.042 2.084 3.125 1.042 1.042 1.042
2.084
7 VII 5.730 4.584 1.146 2.292 3.438 1.146 1.146 1.146
2.292
8 VIII 6.303 5.042 1.261 2.521 3.782 1.261 1.261 1.261
2.521
9 IX 6.933 5.547 1.387 2.773 4.160 1.387 1.387 1.387
2.773
10 X 7.626 6.101 1.525 3.051 4.576 1.525 1.525 1.525
3.051
Sumber: data proyeksi
masing-masing sebesar 40%, 30%, 20% dan 10% dari proyeksi jumlah pasien.
Pasien radiologi dapat berasal dari rawat jalan maupun rawat inap. Karena itu,
jumlah pasien radiologi diasumsikan berasal dari 25% pasien rawat jalan dan
50% pasien rawat inap. Proyeksi jumlah pasien radiologi selanjutnya dapat
Proyeksi jumlah pasien kamar Bedah berbasis asumsi bahwa minimal 2 pasien
per hari. Setiap tahun meningkat 20%. Selanjutnya, proyeksi pasien bedah
Seperti halnya pasien radiologi, pasien lab juga dapat berasal dari rawat jalan
maupun rawat inap. Karena itu, jumlah pasien lab diasumsikan berasal dari
50% pasien rawat jalan dan 100% pasien rawat inap. Berikut adalah gambar
J 16.000 13.609
u 11.934
m 14.000
l
12.000 9.945
a
h 10.000
p 8.000
a
6.000
s
i 4.000
e
n 2.000
-
1 2 3 4 5
Tahun
Proyeksi jumlah pasien Rehab Medik berbasis asumsi bahwa minimal 2 pasien
per hari. Setiap tahun meningkat 20%. Selanjutnya, proyeksi pasien Rehab
pasien per hari untuk tahun I. Setiap tahun meningkat 20%. Selanjutnya,
proyeksi pasien
BAB V
KAJIAN ASPEK TEKNIS & TEKHNOLOGI SERTA
KEBUTUHAN PERALATAN
Kajian kedua aspek ini pada dasarnya bertujuan untuk melihat sampai berapa
yaitu; spesialis penyakit dalam, bedah, Obgyn, dan spesialis anak dan 4
spesialis lain yang sifatnya “on call”. Spesifikasi Rumahsakit yang rencananya
Fasilitas kamar di instalasi rawat inap terdiri dari VIP (20 TT), Kelas I (30
TT),
Kelas II (20 TT), dan kelas III (30 TT), ditambah dengan 10 TT untuk
mulai dari kamar, hingga peralatan medis dan non medis. Rincian
kebutuhan peralatan medis dan non medis selanjutnya dapat dilihat pada
lampiran.
Selain fasilitas ruang poli dan IGD, di instalasi ini juga membutuhkan
investasi alat medis dan non medis. Rincian kebutuhan peralatan medis
Instalasi penunjang medis seperti lab, Radiologi, Rehab Medik dan lain-lain
lebih banyak membutuhkan investasi peralatan medis dan non medis dari
pada bangunan.
FASILITAS & SARANA PENDUKUNG RUMAHSAKIT
Fasilitas pendukung Rumahsakit seperti unit gizi, londry, dan unit lainnya
LAIN-LAIN.
(Tiga puluh tujuh milyard enam puluh lima juta sembilan ratus ribu rupiah),
1 Bangunan
22,389,960,000
2 Alat Medis dan Non Medis
12,966,730,000
3 Lain-lain
1,709,210,000
Jumlah
37,065,900,000
Aset.
Secara umum apabila ditinjau dari berbagai aspek, ada beberapa hal yang
dimana letak tanah tersebut cukup strategis, berada dipinggir jalan dan
c. Apabila lokasi yang tersedia berada di tempat yang “tidak strategis”, dalam
diperlebar, dibuat aturan agar angkutan umum melewati lokasi yang dipilih,
dll.
a. Luas tanah hanya ± 3.500m2. Dengan tanah seluas itu, apabila dibangun
memperluas lahan, sedangkan kondisi saat ini sangat tidak mungkin karena
bangunan Sekolah
Menengah.Pertama (SMP),
belakang, tidak ada kamar VIP, dan lahan parkir yang sempit,
c. Akses dari jalan besar kurang lancar, karena lokasi yang agak jauh dari
d. Rumahsakit yang baik harus dirancang secara sistematis sejak awal dan
Puskesmas
Bendan di pilih maka seluruh bangunan yang ada harus di robohkan terlebih
aset PEMDA.
1.1.1 Umum
Pada dasarnya lokasi ideal yang diharapkan dapat dibangun Rumah Sakit
Pemerintah baik dari Rencana Tata Ruang Kota Pekalongan untuk Renstra
mana dapat kita ketahui dari potensi lahan disekitar lokasi yang memiliki
mayoritas masih merupakan tanah kosong disisi lokasi maupun disisi seberang
Disamping itu tidak kalah penting adalah adanya faktor pendukung dari
mungkin.
1.1.2. Khusus
ukuran panjang x lebar ideal dan terletak di sepanjang jalan raya Pantura
Rumah Sakit
Untuk mendukung tercapainya lokasi yang ideal perlu ada tinjauan untuk
Rumah Sakit yang baik. Meskipun pada dasarnya Rumah Sakit Umum
kesehatan tidak bisa dianggap sepele begitu saja baik kuantitas maupun
kualitas akan sangat berpengaruh terhadap terselenggaranya sebuah
Rumah Sakit Umum Kota Pekalongan yang unggul dalam segala hal
Sarana Transportasi
angkutan kota, bus maupun kereta api dimana dapat dicapai dengan
mudah sehingga membantu terhadap pasien dari segala penjuru baik dari
Adapun untuk lokasi juga tidak kalah penting dari segi parkir sehingga tidak
baik dari luar ke dalam maupun sebaliknya secara efisien dan efektif.
Sarana Listrik
kapasitas listrik dan jarak yang dekat dengan gardu induk akan sangat
membantu terselenggaranya proses pembangunan Rumah Sakit Umum
Sarana Air
sumur biasa dengan buis beton , sumur bor maupun sumur dari PDAM.
Perlu diingat bahwa jarak antara sumber air bersih dengan sanitasi
khususnya air kotor bisa diatur dengan peraturan yang berlaku sehingga
(HT/Selular)
Untuk itu daerah tersebut harus tersedia jalur telekomunikasi yang
cukup memadai baik jalur Telkom maupun jalur telpon selular ataupun
satelit.
Berbagai hal di masa mendatang bisa terjadi baik hal positif maupun
d. Kontur tanah yang relatif stabil dan rata untuk menjaga kekuatan
a. Faktor Teknis
pengelompokan
secara
ilmiah.
Rumah
Hal ini sangat berkaitan dengan jasa maupun produk yang akan
b. Struktur Bangunan
berikut :
yang berlaku.
Dapat secara kuat menahan semua beban dan gaya yang bekerja
bangunan.
terjadinya kebakaran.
c. Bahan Bangunan
bangunan.
berlaku.
struktur bangunan.
d. Tenaga Listrik
diulang.
e. Jaringan Listrik
Jaringan listrik adalah sistem listrik yang terdiri dari hantaran dan
listrik
yang memerlukannya.
g. Air Bersih
kebakaran
menggunakan air tanah maka sistem ini harus terpisah dari sistem
Tandon air atap dengan kapasitas 1/3 dari kebutuhan cadangan air
seluruh kegiatan minimal di rumah sakit adalah 600 liter/ tempat tidur
/hari.
Rumah Sakit adalah sekitar 130 Liter per hari per pasien.
h. Sistem Sanitasi.
Sistem Sanitasi Rumahsakit Umum wajib dilaksanakan oleh
Tentang baku mutu limbah cair bagi kegiatan Rumahsakit yang wajib
ditetapkan.
3. Memasang alat ukur debit laju air limbah cair dan melakukan
Laboratorium, Radiologi dan WC. Air Kotoran dan air hujan yang
berasal dari ruang perawatan, bagian cuci dan dari halaman dialirkan
kuman sehingga sifat air limbah cair memerlukan syarat baku mutu
limbah.
i. Sarana Drainase.
j. Sarana Gas
pasokan sarana gas medis yang cukup dimana pasokan gas medis
ini dilayani oleh agen per tabung gas sedangkan pada masa
secara medis.
k. Masalah Kebakaran
aliran air berkapasitas 100 liter per menit, sedangkan sumber air
l. Sistem Komunikasi
Sistem komunikasi berkaitan erat juga dengan pemberian pelayanan
disesuaikan untuk satu tempat tidur terdapat satu nurse call, untuk
juga tersedia adanya komunikasi SSB atau VHF atau UHF untuk
komunikasi darurat yang sering disebut radio medik. Untuk
fasilitas faximile.
bakteri. Oleh sebab itu ruang ICU, ruang operasi dan ruang poliklinik
kapasitas
- Fungsi ruangan
- Suhu dan kelembaban yang diinginkan
- Konstitusi bangunan
n. Penangkal Petir
Penangkal petir sangat penting untuk mengantisipasi bangunan
dan pelat.
- Ketanahan mekanis
- Faktor ekonomis
- Tangga umum
- Tangga darurat
- Selasar
- Ramps
di pantai utara Pulau Jawa dengan ketinggian kurang lebih 1 meter di atas
permukaan laut dengan posisi geografis berada pada 60o 50’42” sampai 60o
55’
44’’ Lintang Selatan dan 109o 37 ‘55” sampai dengan 109o Bujur Timur.
Timur ± 7 KM. Luas Wilayah Kota Pekalongan 45,25 KM2 atau sekitar 4525
Hektar terbagi dalam tanah sawah 33.79 %, tanah Kering 66,21 % dari Ibu
Dainas Kesehatan Kota terdiri dari Kepala Dinas, Bagian Tata Usaha dan 5
Sektor Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang terdiri dari 10 (sepuluh) Puskesmas,
daya dan pelayanan sarana dan prasarana Rumah Sakit Umum Kota
Khusus untuk Rumah Sakit pengelompok dan desain tata ruang sering
yang
meliputi :
- Ruang Operasi
- Ruang laboratorium
- Ruang Dapur
- Ruang Cuci
lay out :
2. Adanya arus produk dalam proses yang lancar dari proses yang
dimensi fisik Rumah Sakit ada beberapa besaran fisik yang harus
dicukupi, berkaitan dengan rasio antara luas lantai dan luas lahan
beberapa periode kedepan sehingga titik balik pelayanan baru akan tiba pada
tahun impas proyeksi maka dalam perencanaan fisik Rumah Sakit perlu
diperhatikan :
lingkungan.
Unit Gawat
1 Kecepatan Penanganan
Darurat
Pemisahan Sirkulasi Medis dan Umum
2 Rawat Jalan Prosedur Administrasi Pasien
Dimensi Ruang Poli Khusus
Pengelolaan ruang Tunggu
3 Rawat Inap Efektivitas Penanganan Pasien
Pengendalian Infeksi Nosokomial
4 Radiologi Proteksi terhadap Radiasi
Prosedur Kamar Gelap
Perlistrikan
5 Kamar Operasi Pendaerahan Steril, Semi Streril dan Tidak Streril
Prosedur Pre dan Post Operasi
Perlistrikan
6 Laboratorium Prosedur Pemeriksaan
Pencegahan Infeksi Nosokomial
Pengelolaan Limbah
7 Farmasi Prosedur Penanganan Sediaan Farmasi
Pengeloaan Limbah Farmasi
8 Gizi Prosedur Distribusi Bahan dan alat
BAB VI
1. Perencanaan SDM
menduduki posisi kunci. SDM yang dimaksud adalah direksi serta stafnya.
Rumahsakit sangat bergantung pada SDM yang solid. Membangun sebuah tim
yang efektif merupakan suatu kombinasi antara seni dan ilmu pengetahuan.
Karena itu, dalam membangun sebuah tim yang efektif, pertimbangan harus
diadakan bukan hanya pada keahlian teknis para manajer atau staf semata,
tetapi juga pada peranan penting mereka dan keselarasan mereka dalam
bekerja.
terpenting dari suatu organisasi. Orang ini memegang peranan penting dalam
Pemilihan waktu. Pemilhan waktu yang tepat untuk memilih seorang direktur
tidak ada patokannya yang dianggap paling benar karena memang sangat
beragam sifatnya. Akan tetapi, syarat yang harus diingat, “direktur sebagai
menghasilkan produk akhir secara tepat waktu, sesuai dengan biaya yang
tersedia dan juga sesuai dengan syarat yang diberikan. Untuk itu, seorang
Mengingat Rumahsakit ini dibangun dengan dana yang tidak sedikit maka
lingkungan pemerintahan,
pembimbing.
manajemen,
mengendalikan karyawan.
SDM mengacu pada standar Rumahsakit tipe C. Hasil analisis secara umum,
total SDM yang dibutuhkan berjumlah 300 orang yang secara rinci dapat dilihat
Dengan proyeksi jumlah SDM sebanyak 300 orang, dan gaji rata-rata sebesar
Rp.
700.000, maka total gaji untuk tahun pertama di proyeksikan sebesar Rp.
sebesar 20% dari tahun sebelumnya. Total gaji tersebut tidak termasuk jasa
pelayanan dan lain-lain yang bersifat tidak tetap. Proyeksi gaji setiap tahun
Kebutuhan SDM seperti pada tabel diatas, dengan asumsi bahwa total SDM di
ditetapkan. Hal ini tentunya akan sangat terkait dengan kebutuhan SDM.
handal serta fleksibel dan sesuai dengan kondisi usaha serta pelayanan yang
diberikan. Hal ini ditutujan untuk mendapatkan kejelasan kewajiban, hak dan
informasi dan data yang akurat dan dapat dipercaya demi peningkatan
Dalam kaitannya dengan sistem informasi pada dasarnya dapat dibagi 2 yaitu;
akan
itu, dengan sistem informasi berbasis komputer (seperti billing system). Tingkat
pada tingkat dan jenis usaha yang dijalani, dalam hal ini pelayanankesehatan
untuk
Sekretaris
Kel. Jabatan
Funsional Subbag Perenc. Subbag Subbag
Program Umum Lainnya
Bidang
Pelayanan Bidang Bidang
Perawatan Keuangan
Adm. RM
Asuhan Anggaran
Keperawatan
Irna Irja
Evaluasi Pembukuan Verifikasi
Keperawatan
Yan-Jang
Sarana Perbendaharaan
Keperawatan
Dal-Mutu
BAB VII
KAJIAN KEUANGAN
keuangan ini berisi analisis NPV(Net Present Value) Payback Period, dan
proyeksi
Pendapatan terdiri dari dua variabel yaitu, volume dan tarif. Karena itu
Rawat inap terdiri dari 4 kelas yaitu VIP, kelas I, kelas II, dan kelas III, dan
dapat dilihat pada lampiran tabel IV-4. Berikut adalah proyeksi pendapatan
rawat inap mulai tahun 1 hingga tahun 6 dapat dilihat pada gambar berikut.
3,500,000,000 3,119,530,240
P
e
3,000,000,000
n 2,467,233,264
d
a 2,500,000,000
p 1,963,768,578
a 2,000,000,000
t
1,290,538,735
a 1,500,000,000
n
923,984,953
1,000,000,000 661,619,531
R
500,000,000
p
-
1 2 3 4 5 6
Tahun
Proyeksi jumlah pasien dan tarif seperti dalam asumsi yang disebutkan
Berikut adalah tabel proyeksi jumlah pasien dan tarif untuk tahun I disetiap
poli.
Tabel 27. Proyeksi jumlah pasien dan tarif poli dan IGD Untuk tahun I
NO KETERANGAN TH I
J. PAS. TARIF
1 POLI UMUM
Periksa Dokter 2,965
5,000
2 POLI PENYAKIT DALAM 2,372
- Periksa Dokter 2,372 25,000
- Sederhana 949 5,000
- Kecil 712 10,000
- Sedang 712 15,000
- Besar -
3 POLI BEDAH 593 -
Tabel 28. Proyeksi jumlah pasien dan tarif poli dan IGD Untuk tahun I
(lanjutan)
NO KETERANGAN TH I
J. PAS. TARIF
7 POLI THT 593 -
- Periksa Dokter 593 25,000
- Tindakan Sederhana 237 10,000
- Tindakan Kecil 178 20,000
- Tindakan Sedang 119 40,000
- Tindakan Besar 59 150,000
8 POLI SYARAF 593 -
- Periksa Dokter 593 25,000
- Tindakan Sederhana - -
- Tindakan Kecil - -
- Tindakan Sedang - -
- Tindakan Besar - -
9 POLI GIGI
1,186
- Periksa Dokter 1,186
5,000
- Tindakan Sederhana 474
7,500
- Tindakan Kecil 356
23,750
- Tindakan Sedang 237
100,000
- Tindakan 119
Besar/Khusus/canggih 300,000
10 IGD
3,650
- Periksa Dokter 3,650
16,000
- Tindakan Sederhana 1,825
25,000
- Tindakan Kecil 1,278
80,000
- Tindakan Sedang 365
250,000
- Tindakan Besar 183
375,000
Hasil kali antara proyeksi jumlah pasien dan proyeksi tarif pada tabel diatas
adalah proyeksi pendapatan rawat jalan dan IGD. Proyeksi pendapatan rawat
jalan dan IGD dapat dilihat pada lampiran tabel IV-4. Berikut adalah gambar
proyeksi pendapatan total instalasi rawat jalan dan IGD untuk tahun I hingga
IV.
Tabel 29. Proyeksi Jumlah pasien & tarif Radiologi untuk tahun I
NO KETERANGAN TH I
VOL. TARIF
- Sederhana (rata-rata) 1.989 40.000
- Sedang(rata-rata) 1.492 50.000
- Canggih(rata-rata) 994 100.000
- Khusus(rata-rata) 497 200.000
dapat dilihat pada lampiran tabel IV-4. Berikut adalah gambar proyeksi
700.000.000 497.779.456
P
600.000.000
e
n 500.000.000 353.035.075
d
a R 400.000.000
p p
300.000.000
a
t 200.000.000
a
n 100.000.000
-
1 2 3
Tahun
Rata-rata jumlah pasien bedah per hari sebanyak 2 orang . Tabel berikut
Tabel 30. Proyeksi Jumlah pasien & tarif bedah untuk tahun I
NO KETERANGAN TH I
VOL. TARIF
730
- Sederhana (tarif rata-rata) 292 150.000
- Sedang (tarif rata-rata) 219 200.000
- Canggih (tarif rata-rata) 146 300.000
- Khusus(tarif rata-rata) 73 450.000
Jumlah pasien tindakan sederhana sebanyak 40% dari jumlah pasien
bedah. Sedangkan jumlah pasien tindakan sedang sebanyak 30% dari total
319.213.305
350.000.000
300.000.000
P 228.964.500
e
250.000.000
n
164.250.000
d
200.000.000
a R
p p
150.000.000
a
t
100.000.000
a
n
50.000.000
-
1 2 3
Tahun
-
1 2 3
Tahun
ambulance, dll. Proyeksi pendapatan farmasi (apotik) sebesar 35% dari total
pasien umum. Yang dimaksud dengan biaya ini adalah pengeluaran yang
merupakan fasilitas kamar pasien seperti biaya bahan medis habis pakai
yang tidak dibayar pasien. Yang tidak termasuk biaya kamar pasien
adalah biaya penyusutan, gaji dan biaya obat yang dibayar pasien.
2. Biaya kamar bedah sebesar 40% dari total pendapatan kamar bedah
jalan. Yang tidak termasuk biaya rawat jalan adalah biaya penyusutan,
gaji, dan obat yang dibayar pasien. Biaya rawat jalan adalah segala
atas pendapatannya. Harga pokok penjualan obat adalah harga beli obat
6. Biaya gaji diproyeksikan sebesar 30% dari total biaya min biaya
7. Biaya pemeliharaan untuk tahun pertama sebesar 10% dari total biaya
karena dalam analisis cash flow hanya terfokus pada penerimaan dan
Prediksi terhadap aliran kas mengacu pada prediksi pendapatan dan biaya
operasional rumah sakit. Berikut ini adalah tabel aliran kas masuk dan aliran
kas keluar selama 10 tahun. Secara lebih rinci dapat dilihat pada lampiran
tabel IV-6.
1 Proceed tahun I
(699,523,593)
2 Proceed tahun II
(224,224,622)
3 Proceed tahun III
264,906,568
4 Proceed tahun IV
1,269,944,974
5 Proceed tahun V
2,239,860,776
6 Proceed tahun VI
3,688,125,567
7 Proceed tahun VII
5,898,043,660
Proceed tahun
8
VIII 8,586,603,695
9 Proceed tahun IX
12,393,026,526
10 Proceed tahun X
14,693,099,147
Berdasarkan proyeksi selisih antara aliran kas masuk dan aliran kas keluar,
pendirian
Rumahsakit baru di Jember.
(1+r)t
Present Value (NPV) > 0. Apabila NPV< 0 investasi tersebut tidak layak
secara ekonomis.
berikut:
InvestasiAwal
PP =
KasMasukBersih
Berdasarkan analisis sebelumnya maka perhitungan NPV, Payback Period
INVESTASI AWAL
37,065,900,000
NPV
9,746,167,687
Berdasarkan hasil analisis, dengan diskon factor 15% dan berbagai asumsi
di kota Pekalongan ini layak secara ekonomis untuk dilakukan. Payback period
bulan. Secara lebih rinci dapat dilihat pada lampiran tabel IV-6.
investasi (payback period) terjadi pada tahun ke 19 dan 1 bulan. Secara lebih
rinci dapat dilihat pada lampiran tabel IV-7, IV-8, dan IV-9.
BAB VIII
REKOMENDASI STUDI
sebagai berikut :
(bedah, kebidanan dan kandungan, anak dan penyakit dalam) secara full
time, namun juga melayani spesialisasi kecil (THT, Mata, Syaraf) secara
rawat inap (VIP) dan IGD khususnya Trauma Center. Hal ini mengingat
mengenai diagnosa dan terapi pasien di rawat jalan, status kamar di rawat
inap, sisa stok bahan medis di gudang farmasi hingga nilai transaksi dan
lain-lain.