LAPORAN AKHIR
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Perubahan yang cukup signifikan telah terjadi di berbagai sektor kehidupan
bergeser dari sentralistik menjadi desentralisasi dan otonomi daerah yang terletak
bebas tingkat Asia, dari sisi regulasi hampir tidak ada lagi perbedaan antara
produk dan efisiensinya sehingga dapat meningkatkan daya saing agar dapat
Berbagai usaha juga telah dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan peran
serta masyarakat dalam upaya bangkit dari keterpurukan akibat krisis multi
dimensi yang melanda sejak tahun 1997. Segala upaya pemerintah tersebut
perekonomian melalui berbagai investasi, dari yang berskala kecil dengan nilai
LAPORAN AKHIR
Konsekuensi lebih jauh dari hal tersebut adalah meningkatnya kebutuhan akan
kebutuhan yang ada kini telah banyak tersedia. Disamping milik pemerintah kini
telah banyak pula fasilitas pelayanan kesehatan yang didirikan oleh pihak swasta,
mulai dari balai pengobatan hingga rumah sakit berskala internasional. Jumlah
kesehatan dan pelayanan medis makin meningkat. Kesehatan menjadi suatu hal
yang penting untuk diperhatikan, karena merupakan modal dasar bagi suatu
bangsa untuk maju dan berkembang. Hal ini sudah menjadi perhatian pemerintah
Indonesia, yang tercermin dalam visi Indonesia Sehat 2010. Untuk mendukung
Meskipun demikian, perlu disadari bahwa ada keterbatasan sumber daya yang
LAPORAN AKHIR
ü Masalah dana.
sisi demografi, saat ini kecenderungan yang tampak adalah bergesernya piramida
penduduk dari muda ke dewasa dan tua. Ini menunjukkan bahwa angka kelahiran
semakin menurun dan angka harapan hidup yang semakin meningkat. Sementara
itu, gaya hidup masyarakat cenderung makin konsumtif. Meskipun krisis multi
hidup konsumtif.
Dengan gaya hidup tidak seimbang, akibatnya, dari segi epidemiologi juga telah
terjadi pergeseran pola penyakit. Meskipun angka kejadian infektus sebagai tipikal
penyakit di negara tropis masih tinggi, namun kini sudah banyak masyarakat yang
tenaga kesehatan terlatih. Pada aspek lain, untuk faktor mutu dan manajemen
LAPORAN AKHIR
sangat dipengaruhi oleh jumlah dan jenis tenaga kesehatan, anggaran dana, obat,
dan sistem pelayanan kesehatan secara makro. Salah satu fasilitas pelayanan
kesehatan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat adalah rumah sakit. Ini
tahun.
benar berbasis pada kondisi lingkungan yang dihadapi. Hal ini penting untuk
menghindari suatu investasi yang sia-sia karena berbeda dengan keinginan dan
kebutuhan masyarakat. Dalam hal ini perlu dilakukan suatu studi khusus untuk
layaknya bidang usaha yang lain. Apalagi selama ini pemerintah kota Pekalongan
LAPORAN AKHIR
diri terhadap perubahan lingkungan akibat globalisasi. Untuk itu, pihak pemerintah
ditinjau terutama dari kebutuhan masyarakat. Mengacu pada berbagai hal tersebut
di atas maka pihak Dinas Kesehatan Kota Pekalongan telah menunjuk konsultan
Hasil Studi Kelayakan ini akan dijadikan bahan pertimbangan bagi pemerintah
tipe dan berbagai fasilitas yang disediakan di Rumahsakit nantinya. Disamping itu
dokumen ini juga dapat dimanfaatkan oleh pihak lain dalam pengambilan
keputusan investasi.
khususnya,
LAPORAN AKHIR
1. Laporan fakta dan analisa, laporan ini berisi berbagai kajian mengenai fakta
dilapangan melalui hasil survey langsung dan berbagai data statistik yang ada.
Fakta yang ada selanjutnya akan dilakukan analisa awal untuk memberikan
2. Laporan Draft Studi Kelayakan ; Laporan ini lebih lengkap karena terdiri dari
kajian pasar, keuangan dan block plan. Namun masih perlu dibahas dan
disempurnakan, terutama masukan dari pemilik dalam hal ini pemerintah kota
Pekalongan,
Dalam laporan (buku) ini merupakan laporan pertama final studi kelayakan.
LAPORAN AKHIR
a. Data Sekunder
Data ini diperoleh dari berbagai instansi terkait di kota Pekalongan dan
sekitarnya. Data-data ini dapat berupa data statistik maupun data non statistik.
Yang selanjutnya akan diolah dengan cara pengkajian dan tabulasi secara
Kelayakan ini.
b. Studi Kepustakaan
c. Survei
d. Pengamatan lingkungan
LAPORAN AKHIR
Secara umum, laporan (buku) ini merupakan tahap akhir dari proses studi
a. Pendahuluan
Dalam bagian ini akan dijelaskan mengenai latar belakang proyek, tujuan studi
Dalam bagian ini dititikberatkan pada kondisi kota Pekalongan secara umum.
sosial budaya. Analisis terhadap berbagai kondisi tersebut masih dalam koridor
studi kelayakan.
Bagian ini akan memaparkan berbagai jenis pelayanan Rumahsakit yang saat
ini tersedia di kota Pekalongan dan sekitarnya. Selanjutnya juga akan dianalisis
mengenai kinerja setiap Rumahsakit tersebut, yang meliputi; rawat inap, rawat
jalan, dll.
Dalam aspek ini pada awalnya akan dititikberatkan pada analisa mengenai
Rumahsakit yang saat ini tersedia saat ini. Selanjutnya juga akan dilakukan
LAPORAN AKHIR
Tahap awal dari bagian ini adalah menentukan jenis pelayanan yang akan
medis.
Dalam aspek ini hasil analisis sebelumnya akan dikaitkan dengan indikator
kelayakan standar yaitu Net Present Value dan Payback Period untuk
h. Rekomendasi Studi
LAPORAN AKHIR
BAB II
PROFIL KOTA PEKALONGAN
yang lebih dikenal dengan kawasan Pantura, tepatnya ada posisi geografis
dengan 109°42’19” Bujur Timur, dan data curah hujan yang ada di kota
Kota Pekalongan dibatasi oleh Laut Jawa di bagian Utara, Kabupaten Batang di
terdekat dengan ibu kota propinsi adalah kota Semarang sejauh 101 km dan
terjauh adalah Kota Surabaya yaitu 488 km, sedangkan dengan Ibukota negara
83.516 jiwa yang berada di 13 Kelurahan, Pekalongan Timur 61.341 jiwa ada
LAPORAN AKHIR
Jika luas daerah Kota Pekalongan sebesar 45,25 km²,dengan jarak terjauh dari
terbesar ada di Pekalongan Barat dengan luas daerah sebesar 10,05 km² dan
8.310/km², dan angka rasio ketergantungan penduduk ternyata masih cukup kecil
mengingat jumlah penduduk usia (15 – 64) tahun sebanyak 167.526 jiwa jauh
lebih besar dibandingkan penduduk usia (0 – 14) tahun dan usia diatas 65 tahun
yang berjumlah sebanyak 96.031 jiwa atau rasio ketergantungan rata rata
menganut agama Kristen Protestan, Katholik Hindu, dan Budha. Sejak tahun 1998
setiap tahun hingga tahun 2001 telah terjadi peningkatan angka penduduk Kota
Pekalongan yang menunaikan ibadah haji pada tahun 1998 sebanyak 426, 1999 -
94, 2000 - 474, dan 2001 sebanyak 860 orang dan terakhir tahun 2002 ada 531
LAPORAN AKHIR
angka kematian bayi dan angka kematian ibu. Tabel-tabel berikut ini menunjukkan
Jumlah Bayi
Jumlah Jumlah Mati
Kecamatan Puskesmas Lahir Lahir Umur
Umur
Hidup Mati 0–<
0 – <1
28
th
hari
Pekalongan Barat Bendan 1.018 12 7 9
Kramatsari 510 4 5 6
Tirto 386 1 2 6
Pekalongan Timur Noyontaan 478 1 1 2
Tondano 0 7 5 6
Klego 339 4 5 6
Pekalongan Utara Kusuma Bangsa 770 10 6 10
Krapyak Kidul 649 2 1 1
Pekalongan
Pekalongan Selatan 472 5 3 5
Selatan
Jenggot 589 7 7 10
JUMLAH 5.211 53 42 61
Melihat angka kematian bayi di tabel di atas tampak bahwa perbandingan jumlah
kelahiran dan kematian sebesar 2,19% dari kelahiran hidup atau 21,9 per 1000
kelahiran hidup. Angka ini relatif cukup rendah mengingat angka nasional sebesar
48 per 1000 kelahiran hidup. Ini menunjukkan bahwa program kesehatan yang
berkaitan dengan kesehatan anak cukup berhasil. Kondisi ini juga menunjukkan
LAPORAN AKHIR
Dari tabel-tabel di atas tampak bahwa dengan angka kematian ibu sebanyak 10
orang per 5.211 kelahiran hidup ini berarti angka kematian ibu di Kota Pekalongan
sebesar 192 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini juga relatif rendah
masyarakat relatif baik. Hal ini juga menunjukkan bahwa kebutuhan kesehatan
tinggi.
3. Lingkungan Ekonomi
Ekonomi kota Pekalongan seperti kebanyakan daerah di Indonesia sempat
mengalami penurunan. Namun, kondisi ini saat ini semakin membaik. Dari jumlah
penduduk sebanyak 263.540 jiwa tersebut sebanyak 14.825 laki-laki dan 9.515
LAPORAN AKHIR
telah menyerap tenaga yang terbesar yaitu 10.472 laki-laki dan 6.598 perempuan,
sehingga kota ini juga dijuluki sebagai kota Batik sedangkan 5.328 orang bekerja
sebagai pegawai negeri yang tercatat sebagi anggota KORPRI, karena data dari
ada 3 perusahaan yang tergolong besar dimana perusahaan itu memiliki nilai
investasi minimal 5 milyar rupiah telah menyerap tenaga sebanyak 1.234 orang,
industri menengah dengan investasi antara 200 juta rupiah hingga 5 milyar rupiah
menyerap tenaga sebesar 4.414 orang dan industri kecil yang memiliki investasi
kurang dari 200 juta rupiah menyerap tenaga sebanyak 9.952 orang. Selain itu
ada sekitar 153 orang yang menjadi tenaga kerja ke luar negeri, data statistik
PRT (Pembantu Rumah Tangga) serta 58 orang ke Saudi Arabia juga sebagai
PRT (Pembantu Rumah Tangga), namun Desember 2002 tercatat ada tenaga
kerja yang masih belum tertampung di lapangan kerja dimana angka terbesar
adalah pencari kerja lulusan SMTA 1.305, dan lulusan Sarjana sebanyak 451
orang.
Kondisi masyarakat kota Pekalongan yang berada dalam kategori atau kelompok
KS.III dan KS.III Plus ada sekitar 31,37 % masih jauh dibawah masyarakat yang
ada di kelompok Pra Sejahtera hingga KS.I yang jumlahnya mencapai ± 50,37%
LAPORAN AKHIR
dan sisanya ada sekitar18,25% masuk dalam kategori KS.II. Pendapatan per
Dari tabel di atas tampak bahwa Produk domestik Regional Bruto Kota
Bruto atas dasar harga konnstan tahun 1993 menunjukkan lebih tinggi dari tahun
2001 dipengaruhi oleh beberapa faktor yang secara langsung telah merugikan,
seperti adanya kegagalan panen , dampak krisis ekonomi dan moneter serta
LAPORAN AKHIR
konstruksi dan industri, karena pelaku bisnis baik konsumen ataupun produsen
takut atas resiko yang tidak menentu, karena itu situasi yang kondusif khususnya
yang berkaitan dengan isu politik dan keamanan harus betul-betul dapat dijamin
oleh pemerintah, sehingga pelaku bisnis akan merasa nyaman dan aman dalam
berdagang.
Selain situasi yang kondusif, perputaran roda perekonomian juga didukung oleh
kondisi fasilitas infra struktur berupa jalan raya yang tersedia. Hal ini karena para
pelaku bisnis baik produsen maupun konsumen tidak dapat melakukan transaksi
bisnis bila prasarana jalan dalam kondisi yang tidak memadai, yang pada akhirnya
hanya akan menambah cost production menjadi lebih besar lagi. Kota Pekalongan
hingga kini memiliki tiga macam tipe jalan yaitu jalan negara, jalan propinsi dan
jalan kota yang setiap tahun sejak tahun 2001 telah menunjukkan pertambahan
panjang jalan yang dikerjakan oleh Dinas Pekerjaan Umum Kota Pekalongan
dimana jalan propinsi sepanjang 7,610 km dalam kondisi baik hingga sedang
jalan propinsi sepanjang 7,203 km dalam kondisi dalam kondisi baik hingga
bertransaksi, hal ini dibuktikan dengan angka besar nilai ekspor yang hingga
tahun 2002 masih di dominasi oleh sektor tekstil khususnya produk batik, dan
peringkat kedua di duduki sektor ikan apalagi didukung oleh adanya TPI
LAPORAN AKHIR
Hingga Desember 2002 telah tercatat realisasi ekspor ke manca negara senilai $
1.356.464,07 dari batik printing dan sarung batik, serta $ 1.136.982,90 didapat
dari sektor ikan yang terdiri dari ikan kakap merah, ikan tuna steak dan ikan ikan
lainnya.
Fasilitas sarana dan prasarana telekomunikasi sejak tahun 1998 hingga tahun
2002 terus mengalami kenaikan jumlah konsumen karena data yang ada di
secara langsung jumlah pemakaian pulsa telepon dan terakhir jumlah pemakaian
ada sekitar 104.270.2744 pulsa, ini juga didukung dengan pertumbuhan TUT
(Teleon Umum Tunggu) dan Wartel (Warung Telekomunikasi) yang hingga tahun
jarak Pekalongan dengan kota-kota besar seperti Semarang dan Jakarta relatif
dekat sehingga banyak kaum migran yang telah terpapar kehidupan kota besar
dan membawa budaya tersebut ke kota asalnya, Pekalongan. Selain terbuka dan
berjiwa wiraswasta, masyarakat kota Pekalongan juga terkenal religius. Hal ini
LAPORAN AKHIR
tampak pada jumlah jemaah haji yang terus meningkat jumlahnya. Sejak tahun
1998 setiap tahun hingga tahun 2001 telah terjadi peningkatan angka yang
penduduk Kota Pekalongan yang menunaikan ibadah haji pada tahun 1998
sebanyak 426, 1999 - 94, 2000 - 474, dan 2001 sebanyak 860 orang dan terakhir
investasi baru di segala bidang. Apalagi tampak bahwa kondisi infrastruktur yang
tersedia cukup memadai seperti sarana jalan yang cukup baik, sarana listrik dan
telpon yang tersebar luas. Dipandang dari sudut pandang investasi di bidang
kesehatan, hal ini amat mendukung karena akses terhadap pelayanan kesehatan
menjadi semakin baik. Apabila ada masyarakat yang menderita sakit, maka
terutama dalam bidang kesehatan juga akan membantu menyerap tenaga kerja
yang saat ini baru kurang lebih 19% dari penduduk, sehingga pada gilirannya
miskin yang ada di kota Pekalongan ini (lebih dari 50%). Cukup banyaknya
LAPORAN AKHIR
BAB III
KINERJA BEBERAPA RUMAHSAKIT DI KOTA
PEKALONGAN & SEKITARNYA
Kinerja Rumahsakit dalam tulisan ini adalah kinerja Rumahsakit yang ada di kota
Pekalongan dan sekitarnya baik milik pemerintah maupun milik swasta. Seperti
diketahui bahwa di kota Pekalongan terdapat 5 Rumahsakit umum yang terdiri dari
swasta.
sebesar 36,81 tenaga medis keperawatan (perawat dan bidan) dan 38,32 tenaga.
Dengan jumlah tenaga seperti disebutkan, saat ini sarana kesehatan yang ada di
LAPORAN AKHIR
sarana kesehatan yang ada, menurut data tahun 2002 tenaga kesehatan yang
bekerja di lingkungan institusi kesehatan kota Pekalongan dapat dilihat pada tabel
berikut.
LAPORAN AKHIR
tenaga kesehatan baru khususnya dokter umum, spesialis, perawat, dan tenaga
lainnya.
kunjungan pasien (rawat jalan), jumlah hari perawatan dan BOR (rawat inap), dan
70.000
60.876 64.200
60.000
51.008
50.000
45.092 jumlah kunjungan rawat
Jumlah
40.000 jalan
42.317 42.317
30.000 rata2 kunjungan rawat
jalan/hari
20.000
LAPORAN AKHIR
besar karena adanya pengaruh krisis moneter tahun 1998. Dari total jumlah
Tabel 7. Kasus Rawat Jalan Di Rumah Sakit Untuk Umur 5 - 60 Tahun Di Kota
Pekalongan Tahun 2000
KASUS BARU
No. GOLONGAN SEBAB SAKIT TREND
2000 2001
1 Cedera YTD lainnya YTT dan daerah badan multipel 1.541 868 (0,44)
2 Infeksi saluran napas bagian atas akut lainnya 1.418 911 (0,36)
3 Feringitis akut 1.297 1.225 (0,06)
4 Demam yang tidak diketahui sebabnya 1.082 760 (0,30)
5 Diare, Gastro Enteritis oleh penyebab infeksi tertentu 815 720 (0,12)
6 Gastritis dan duodentis 644 655 0,02
7 Tuberkolosis paru lainnya 541 339 (0,37)
8 Penyakit kulit dan jaringan subkutan lainnya 480 345 (0,28)
9 Demam Tifoid dan Paratifoid 418 351 (0,16)
10 Demam Tifus 383 208 (0,46)
11 Migren dan sindrom nyeri kepala lainnya 335 192 (0,43)
12 Infeksi kulit dan jaringan subkutan 263 261 (0,01)
13 Varises Isofagus 235 (1,00)
14 Penyakit Isofagus, Lambung, Duodenum lainnya 210 (1,00)
15 Artritis reumatoid 202 165 (0,18)
Bronkhitis, emfiserna dan penyakit paru obstruktif kronik
16 187 341 0,82
lainnya
17 Diabetes melitus tidak bergantung insulin 185 (1,00)
18 Asma 185 220 0,19
19 Sisitis 169 128 (0,24)
20 Penyakit sisitim kemih lainnya 146 112 (0,23)
21 Hipertensia esensial (primer) - 367 -
22 Nyeri perut dan Panggul - 125 -
23 Bronkitis akut dan bronkilitis akut lainnya - 103 -
24 Penyakit lainnya 6.887 5.951 (0,14)
JUMLAH 17.623 14.347
Sumber: data sekunder
LAPORAN AKHIR
beberapa kasus terjadi peningkatan seperti gastritis dan duodentis, bronkitis, dan
asma. Ada 3 kasus yang tidak ada di tahun sebelumnya yaitu hipertensi, nyeri
Dalam tabel di bawah ini terlihat kinerja rawat inap Rumahsakit di kota
Rumahsakit di Kota Pekalongan cukup tinggi. Dengan 475 tempat tidur untuk
standar WHO menyebutkan bahwa 1 TT tersedia untuk 1000 penduduk. Hal ini
kota pekalongan saja maka akan sulit untuk mendapatkan pasar yang lebih baik.
LAPORAN AKHIR
Kinerja BOR dari tahun ke tahun dapat dilihat pada gambar berikut.
60 47,81 50,02
50 39,75
39,72
33,86
40
BOR (%) 30
20
10
0
1 2 3 4 5
Tahun
LAPORAN AKHIR
BAB IV
ASPEK PASAR DAN PEMASARAN
Aspek pasar merupakan salah satu aspek utama dalam suatu studi kelayakan
lainnya secara lebih tajam. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa tidak
mungkin suatu produk atau pelayanan dapat dikembangkan jika tidak ada pangsa
pasar yang akan menyerapnya. Hasil kajian terhadap aspek pasar ini akan
kelemahan yang dapat dijadikan titik tolak untuk menjadikan RS baru ini lebih
tersebut :
LAPORAN AKHIR
terbatas dan akses ke jalan besar juga terbatas. Hal ini dapat menjadi kelemahan
karena akses adalah unsur utama yang harus dimiliki sebuah RS. Kamar-kamar di
LAPORAN AKHIR
Gambar di atas menunjukkan sebuah kamar VIP yang selama ini menjadi andalan
Apabila terdapat kamar dengan desain yang lebih baik dari kamar di atas,
Pekalongan.
Dari penampilan luar yang cukup megah, RS ini dapat menjadi pesaing yang
cukup berat bagi RS yang akan didirikan. Apalagi, akses jalan masuknya cukup
baik. Demikian juga dengan kondisi kamarnya seperti tampak pada gambar di
bawah ini :
LAPORAN AKHIR
Seperti juga di banyak RS lain, BOR kamar VIP lebih sering penuh dan bahkan
akses UGD yang sempit dan kurang mendukung apabila terdapat pasien gawat
LAPORAN AKHIR
Dengan akses UGD seperti tampak pada gambar di atas, maka akan sulit apabila
terdapat 2 kecelakaan sekaligus. Jalan menuju ruangan UGD yang sempit dan
terlalu menanjak juga kurang aman bagi pasien kecelakaan atau kasus gawat
kelemahan dalam akses UGD nya seperti tampak pada gambar di bawah ini :
Gambar di atas diambil ketika terjadi kecelakaan. Tampak pada gambar di atas
pintu yang sudah sempit. Rumahsakit di atas juga terletak agak jauh ke dalam
Kasus kecelakaan di Kota Pekalongan yang berada di jalur pantai utara yang
padat ini sebenarnya cukup banyak seperti tampak pada tabel di bawah ini :
LAPORAN AKHIR
Dari gambaran yang telah disebutkan di atas tampak bahwa pelayanan yang
trauma centre dan pelayanan ruang VIP untuk kelas menengah ke atas.
masih terbuka karena ratio jumlah tempat tidur dibandingkan dengan jumlah
penduduk daerah cakupan masih lebih rendah daripada standar (analisis lebih
lanjut dapat dilihat di bahasan tentang proyeksi kebutuhan tempat tidur untuk
rawat inap). Selain itu, Rumahsakit umum lebih prospektif secara finansial karena
LAPORAN AKHIR
pelayanan dasar sudah diatasi oleh Puskesmas yang ada. Dengan adanya
derajat kualitas pelayanan kesehatan yang lebih baik. Seperti diketahui kelompok
pelayanan kesehatan yang memadai, mereka tidak perlu jauh-jauh berobat dan
pada akhirnya aliran dana masyarakat tidak akan keluar dari Kota Pekalongan.
2. Faktor Pembeli
Pada masa lalu, konsumen di sektor kesehatan adalah konsumen yang pasif dan
penurut. Bagaimanapun kualitas jasa pelayanan kesehatan yang ada, ramah atau
tidak banyaknya pillihan. Namun kondisi saat ini telah berubah. Oleh karena
semakin banyaknya pilihan, konsumen rumah sakit saat ini adalah konsumen
yang pemilih (choosy) dan cepat berubah pendirian. Mereka semakin cenderung
menjadi konsumen yang penuh perhitungan, serta menuntut jasa pelayanan yang
LAPORAN AKHIR
dibandingkan beberapa tahun yang lalu. Dokter dan RS saat ini merupakan
institusi yang rentan terhadap tuntutan hukum. Bila konsumen kurang mendapat
informasi yang memadai tentang jasa pelayanan yang ada, salah paham dan
saling tuntut dapat menjadi ancaman. Bila hal itu terjadi, maka citra RS akan
Untuk dapat mengukur keinginan dan harapan konsumen atau pembeli pelayanan
tawar, terutama dari aspek kemauan dan kemampuan membayar, dari calon
Dari hasil survei terhadap 103 responden yang sudah mengembalikan kuesioner
berbagai RS cukup tinggi. Hal ini tampak pada rata-rata alokasi dana yang
diperuntukkan untuk hal-hal yang sebenarnya bisa dialihkan untuk kesehatan yaitu
rokok, kesehatan itu sendiri, rekreasi dan sumbangan seperti tampak pada tabel
berikut ini:
LAPORAN AKHIR
Keterangan Jumlah
Sewa rumah dan pemeliharaan rumah Rp 92.500
Makan Rp 449.216
Transportasi Rp 78.178
Rokok Rp 113.341
Kesehatan Rp 116.389
Rekreasi dan Sumbangan sosial Rp 93.226
Rekening listrik Rp 57.967
Rekening telpon Rp 129.196
Rekening air Rp 20.750
Lain-lain Rp 268.406
Dari data di atas tampak bahwa total alokasi dana untuk rokok, kesehatan,
rekreasi dan sumbangan sosial adalah sebesar Rp 322.956 per bulan. Hal ini
sebelumnya dan angka SUSENAS, jumlah uang yang dialokasikan untuk rokok
berkisar antara Rp 40.000 sampai dengan Rp 60.000. Dari angka yang diperoleh
dari survei ini maka dapat dikatakan bahwa potensi pasar kesehatan di
kesehatan.
LAPORAN AKHIR
Keterangan Jumlah
Setiap berobat ke dokter umum saya bersedia membayar 15.000
Setiap berobat ke dokter spesialis saya bersedia membayar 30.000
Setiap kali menebus obat di apotik saya bersedia membayar 50.000
Apabila saya dirawat inap kurang dari 3 hari tanpa operasi (kamar klas III) kurang 1 juta
Apabila saya dirawat inap 3 sampai 5 hari tanpa operasi (klas III) kurang 1 juta
Apabila saya dirawat inap kurang dari 3 hari dan dioperasi (kamar klas III) kurang 2 juta
Apabila saya dirawat inap 3 sampai 5 hari dan dioperasi (kamar klas III) 2 juta
Apabila saya dirawat inap kurang dari 3 hari tanpa operasi (kamar VIP) kurang 2 juta
Apabila saya dirawat inap 3 sampai 5 hari tanpa operasi (kamar VIP) kurang 2 juta
Apabila saya dirawat inap kurang dari 3 hari dan dioperasi (VIP) kurang 3 juta
Apabila saya dirawat inap 3 sampai 5 hari dan dioperasi (VIP) kurang 3 juta
Hal ini terutama tampak pada kemauan untuk membayar operasi yang jika dilihat
kesehatan lebih tidak sensitif terhadap harga (sensitivitas harga rendah), kemauan
yang rendah ini lebih menunjukkan bahwa segmentasi untuk Rumahsakit yang
akan dibangun sebaiknya lebih fokus. Selain itu hal ini menunjukkan bahwa
Berdasarkan survei terhadap harapan pasien yang ada di Kota Pekalongan dan
baik serta murah. Hal ini tampak pada tabel berikut ini:
LAPORAN AKHIR
Proporsi responden
Harapan utama
yang berpendapat
Pelayanan yang baik 42,6%
Murah 33,2%
Fasilitas lengkap 15,3%
Letaknya strategis 5,0%
Bersih 2,5%
Obat-obatan tersedia 0,5%
Ada pelayanan ASKES 0,5%
Ada tempat parkir luas 0,5%
Sumber: hasil survei diolah
mengedepankan mutu pelayanan daripada harga yang murah. Hal ini berarti
atau yang diasuransikan. Biasanya pasar ini menyukai tarif yang lebih pasti, tidak
dapat lebih memfokuskan diri pada core bisnis, urusan kesehatan karyawan di
LAPORAN AKHIR
Pasar kelompok adalah pasar yang selama ini sering kurang diperhatikan oleh
teknik penentuan tarif paket untuk pasar kelompok. Dengan demikian, RS dapat
mempunyai posisi tawar yang lebih tinggi. Bila pasar kelompok tersebut tidak
dapat memenuhi tarif yang disepakati, kontraknya tidak perlu diperpanjang lagi.
Apabila RS telah dapat menguasai teknik penentuan tarif paket ini dan pihak
tersebut, maka keuntungan dari pihak Rumahsakit akan lebih banyak daripada
menetapkan tarif paket karena tarif paket lebih disukai pasar khusus ini. Sistem
pembayaran biasanya dapat dilakukan dengan cara klaim apabila ada karyawan
(reimbursement), atau per hari rawat (daily charge) atau memberi RS tersebut
sejumlah anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya, misalnya per orang yang
LAPORAN AKHIR
dibangun RS baru. Ini berarti akan muncul pesaing baru dan ada kemungkinan
pasar yang tadinya sudah dikuasai akan beralih ke pesaing tersebut. Bila hal itu
terjadi, maka RS yang akan didirikan di Kota Pekalongan ini mungkin perlu
membuat produk-produk yang dapat membuat pasar tetap setia atau produk-
produk unggulan. Yang jelas, RS baru ini harus mempunyai pelayanan yang khas.
baru yang merupakan milik seorang dokter spesialis cukup terkenal. Ancaman ini
cukup serius mengingat berdasarkan survei yang diadakan ternyata alasan utama
untuk berobat ke RS adalah karena dirujuk oleh dokter, alasan berikutnya adalah
karena pelayanan yang terkenal baik. Ini berarti bahwa faktor dokter perujuk amat
mempengaruhi sehingga bila RS Baru yang merupakan milik salah seorang dokter
tersebut nantinya berdiri maka dokter tersebut dapat dipastikan akan merujuk
LAPORAN AKHIR
4. Faktor Pemasok
Kekuatan posisi tawar pemasok kepada RS dapat mempengaruhi intensitas
Pemasok di sini dapat berarti pemasok alat kesehatan atau pemasok jasa.
Pemasok obat atau alat kesehatan biasanya mempunyai daya tawar yang lebih
rendah. Namun pemasok jasa medik, terutama dokter spesialis mempunyai daya
tawar yang lebih tinggi. Sering terjadi tarif RS sangat tergantung pada dokter
spesilias tertentu yang memang merupakan pemasok pasien utama. Hal ini akan
produk pelayanan yang tidak tergantung pada satu atau sekelompok spesialis
tertentu misalnya dengan pelayanan home care pasca perawatan. Dengan cara
ini, RS berharap dapat mengurangi hari rawat di RS, dan tentu saja jumlah jasa
medis yang harus diberikan kepada dokter spesialis, sehingga dapat mengurangi
juga dapat menjadi ancaman karena dokter spesialis Kota Pekalongan, seperti
LAPORAN AKHIR
pangsa pasar yang selama ini lebih banyak dikuasai oleh profesional non medis
lebih baik dan ini dapat merupakan pasar baru yang potensial untuk pelayanan
medik konvensional.
Di Pekalongan, saat ini terdapat sebuah klinik alternatif yang secara mencolok
psikosomatis. Namun demikian, bila tidak diwaspadai, pelayanan seperti ini dapat
LAPORAN AKHIR
dan jenis layanan yang perlu disiapkan. Berikut ini akan disajikan hasil proyeksi
Pada prinsipnya output (volume) di rawat inap dapat berupa Lenght of Stay (LOS),
jumlah pasien, dan Bed Occupancy Ratio (BOR). Proyeksi kinerja instalasi rawat
inap berbasis pada ketiga item tersebut. Proyeksi jumlah tempat Tidur(TT)
standar WHO.
ü Jumlah penduduk:
LAPORAN AKHIR
yang dibutuhkan ± 100TT ditambah dengan 10TT untuk ICU/ICCU. Karena itu,
proyeksi proporsi TT untuk Rumahsakit yang akan didirikan dapat dilihat pada
tabel berikut.
NO KELAS TT
1 VIP 20
2 I 30
3 II 20
4 III 30
5 ICU/ICCU 10
Berdasarkan kajian terdahulu terlihat bahwa untuk kelas atas (VIP) selalu penuh.
Sedangkan untuk kelas menengah ke bawah relatif sedang. Karena itu BOR untuk
tahun pertama diproyeksikan masing-masing; VIP 50%, kelas I 20%, kelas II 20%,
kelas III 30%, dan ICU/ICCU 30%. Peningkatan BOR diproyeksikan 20% pertahun
hingga BOR mencapai kapasitas maksimal, yaitu untuk VIP 100%, untuk kelas I
dan II 86%, kelas III 90%, dan ICU/ICCU 100%. Pada tingkatan kapasitas
LAPORAN AKHIR
Proyeksi BOR secara rinci selanjutnya dapat dilihat pada tabel berikut.
PROYEKSI BOR
NO TAHUN
VIP KELAS I KELAS II KELAS III ICU/ICCU
1 I 50% 20% 20% 30% 30%
2 II 60% 24% 24% 36% 36%
3 III 72% 29% 29% 43% 43%
4 IV 86% 35% 35% 52% 52%
5 V 100% 41% 41% 62% 62%
6 VI 100% 50% 50% 75% 75%
7 VII 100% 60% 60% 90% 90%
8 VIII 100% 72% 72% 90% 100%
9 IX 100% 86% 86% 90% 100%
10 X 100% 86% 86% 90% 100%
Sumber: data proyeksi
LOS rata-rata untuk kelas I hingga VIP berdasarkan data kinerja Rumahsakit
ICU/ICCU sekitar 7 hari. Dengan proyeksi LOS tersebut, maka jumlah pasien
diperoleh dengan cari membagi jumlah hari dalam setahun dengan LOS yang
dikalikan dengan jumlah Tempat Tidur dan BOR. Hasil perhitungan tersebut,
LAPORAN AKHIR
jumlah hari perawatan (JHR). Gambar berikut adalah proyeksi JHR untuk tahun I.
4,000
3,650
3,500
Jumlah Hari Perawatan (JHR)
3,000
2,500
2,190 2,190
2,000
1,460
1,500
1,095
1,000
500
-
VIP KELAS I KELAS II KELAS III ICU/ICCU
Kelas Perawatan
LAPORAN AKHIR
Proyeksi pasien rawat jalan didasarkan pada jumlah penduduk yang kemungkinan
sebanyak 263.540 jiwa dan diasumsikan tiap orang rata-rata sakit 4 bulan sekali
mengambil pangsa pasar sebesar 1,5% dari pasar pelayanan kesehatan yang ada
maka proyeksi jumlah pasien rawat jalan dapat dilihat pada tabel berikut.
Jumlah pasien rawat jalan pada tabel diatas selanjutnya tiap tahun meningkat
Selanjutnya, berdasarkan kajian pola dan jenis penyakit dalam bab terdahulu,
LAPORAN AKHIR
pelayanan rawat jalan di 7 poli spesialis, 1 poli gigi dan 1 poli umum. Selain poli
umum dan poli gigi, pelayanan rawat jalan terdiri dari poli spesialis yaitu:
2. poli anak,
3. poli mata,
5. poli syaraf,
7. poli THT.
Dari total pasien rawat jalan pada tabel diatas, selanjutnya akan diproyeksi
1. Jumlah pasien poli umum sebesar 25% dari total proyeksi jumlah pasien rawat
jalan,
2. Jumlah pasien poli penyakit dalam sebesar 20% dari total proyeksi jumlah
3. Jumlah pasien poli bedah bedah, mata, THT dan poli Syaraf masing-masing
4. Jumlah pasien poli kebidanan dan kandungan sebesar 15% dari total proyeksi
5. Jumlah pasien poli syaraf sebesar 10% dari total proyeksi jumlah pasien rawat
jalan.
LAPORAN AKHIR
Tabel 17. Proyeksi Jumlah Pasien Setiap Poli di Rawat Jalan Tahun I - X
No Tahun POLI
Peny.
Umum Bedah Anak Kebidanan Mata THT Syaraf Gigi
Dalam
1 I 2.965 2.372 593 1.186 1.779 593 593 593 1.186
2 II 3.558 2.846 712 1.423 2.135 712 712 712 1.423
3 III 3.914 3.131 783 1.565 2.348 783 783 783 1.565
4 IV 4.305 3.444 861 1.722 2.583 861 861 861 1.722
5 V 4.735 3.788 947 1.894 2.841 947 947 947 1.894
6 VI 5.209 4.167 1.042 2.084 3.125 1.042 1.042 1.042 2.084
7 VII 5.730 4.584 1.146 2.292 3.438 1.146 1.146 1.146 2.292
8 VIII 6.303 5.042 1.261 2.521 3.782 1.261 1.261 1.261 2.521
9 IX 6.933 5.547 1.387 2.773 4.160 1.387 1.387 1.387 2.773
10 X 7.626 6.101 1.525 3.051 4.576 1.525 1.525 1.525 3.051
Sumber: data proyeksi
masing-masing sebesar 40%, 30%, 20% dan 10% dari proyeksi jumlah pasien.
Pasien radiologi dapat berasal dari rawat jalan maupun rawat inap. Karena itu,
jumlah pasien radiologi diasumsikan berasal dari 25% pasien rawat jalan dan 50%
pasien rawat inap. Proyeksi jumlah pasien radiologi selanjutnya dapat dilihat pada
tabel berikut.
LAPORAN AKHIR
No Tahun Proyeksi
1 I 8.030
2 II 9.636
3 III 11.563
4 IV 14.372
5 V 16.517
6 VI 19.090
7 VII 22.178
8 VIII 23.268
9 IX 24.576
10 X 24.576
Sumber: data proyeksi
Proyeksi jumlah pasien kamar Bedah berbasis asumsi bahwa minimal 2 pasien
per hari. Setiap tahun meningkat 20%. Selanjutnya, proyeksi pasien bedah dapat
NO TAHUN PROYEKSI
Pertahun Per hari
1 I 730 2
2 II 876 2
3 III 1.051 3
4 IV 1.261 3
5 V 1.514 4
6 VI 1.816 5
7 VII 2.180 6
8 VIII 2.616 7
9 IX 3.139 9
10 X 3.767 10
Sumber: data proyeksi
LAPORAN AKHIR
Seperti halnya pasien radiologi, pasien lab juga dapat berasal dari rawat jalan
maupun rawat inap. Karena itu, jumlah pasien lab diasumsikan berasal dari 50%
pasien rawat jalan dan 100% pasien rawat inap. Berikut adalah gambar proyeksi
17.729
18.000 15.796
J 16.000 13.609
u 11.934
m 14.000
l
12.000 9.945
a
h 10.000
p 8.000
a
6.000
s
i 4.000
e
n 2.000
-
1 2 3 4 5
Tahun
Proyeksi jumlah pasien Rehab Medik berbasis asumsi bahwa minimal 2 pasien
per hari. Setiap tahun meningkat 20%. Selanjutnya, proyeksi pasien Rehab Medik
LAPORAN AKHIR
NO TAHUN PROYEKSI
Pertahun Per hari
1 I 730 2
2 II 876 2
3 III 1.051 3
4 IV 1.261 3
5 V 1.514 4
6 VI 1.816 5
7 VII 2.180 6
8 VIII 2.616 7
9 IX 3.139 9
10 X 3.767 10
Sumber: data proyeksi
Proyeksi jumlah pasien Rehab Medik berbasis asumsi bahwa minimal 10 pasien
per hari untuk tahun I. Setiap tahun meningkat 20%. Selanjutnya, proyeksi pasien
NO TAHUN PROYEKSI
Pertahun Per hari
1 I 3.650 10
2 II 4.380 12
3 III 5.256 14
4 IV 6.307 17
5 V 7.569 21
6 VI 9.082 25
7 VII 10.899 30
8 VIII 13.079 36
9 IX 15.694 43
10 X 18.833 52
LAPORAN AKHIR
BAB V
KAJIAN ASPEK TEKNIS & TEKHNOLOGI SERTA
KEBUTUHAN PERALATAN
Kajian kedua aspek ini pada dasarnya bertujuan untuk melihat sampai berapa
besar kebutuhan dana pendirian Rumahsakit baru tersebut. Karena itu, mengacu
tingkat pertama yang dilengkapi dengan 4 spesialis besar yaitu; spesialis penyakit
dalam, bedah, Obgyn, dan spesialis anak dan 4 spesialis lain yang sifatnya “on
berikut:
Fasilitas kamar di instalasi rawat inap terdiri dari VIP (20 TT), Kelas I (30 TT),
Kelas II (20 TT), dan kelas III (30 TT), ditambah dengan 10 TT untuk
dari kamar, hingga peralatan medis dan non medis. Rincian kebutuhan
peralatan medis dan non medis selanjutnya dapat dilihat pada lampiran.
LAPORAN AKHIR
Selain fasilitas ruang poli dan IGD, di instalasi ini juga membutuhkan investasi
alat medis dan non medis. Rincian kebutuhan peralatan medis dan non medis
Instalasi penunjang medis seperti lab, Radiologi, Rehab Medik dan lain-lain
lebih banyak membutuhkan investasi peralatan medis dan non medis dari
pada bangunan.
Fasilitas pendukung Rumahsakit seperti unit gizi, londry, dan unit lainnya juga
Ø LAIN-LAIN.
dilakukan secara bertahap sesuai kemmampuan dan melihat kondisi pasar. Dari
LAPORAN AKHIR
milyard enam puluh lima juta sembilan ratus ribu rupiah), yang selanjutnya dapat
1 Bangunan 22,389,960,000
2 Alat Medis dan Non Medis 12,966,730,000
3 Lain-lain 1,709,210,000
Jumlah 37,065,900,000
Penjelasan lebih rinci dapat dilihat pada lampiran I mengenai daftar inventarisasi
Aset.
letak tanah tersebut cukup strategis, berada dipinggir jalan dan mudah diakses
c. Apabila lokasi yang tersedia berada di tempat yang “tidak strategis”, dalam
diperlebar, dibuat aturan agar angkutan umum melewati lokasi yang dipilih, dll.
LAPORAN AKHIR
maka hal tersebut kurang mendukung produk unggulan yang diusulkan. Secara
a. Luas tanah hanya ± 3.500m2. Dengan tanah seluas itu, apabila dibangun
sedangkan kondisi saat ini sangat tidak mungkin karena disamping sudah
Menengah.Pertama (SMP),
b. Bangunan yang ada sekarang maupun yang direncanakan lebih tepat sebagai
produk unggulan yang diusulkan. Misalnya UGD terletak di belakang, tidak ada
c. Akses dari jalan besar kurang lancar, karena lokasi yang agak jauh dari jalan
dengan unggulan IGD(Trauma Center) dan VIP, maka pasien Gawat Darurat
d. Rumahsakit yang baik harus dirancang secara sistematis sejak awal dan
sebaiknya tidak tambal sulam. Oleh karena itu, seandainya lokasi Puskesmas
Bendan di pilih maka seluruh bangunan yang ada harus di robohkan terlebih
LAPORAN AKHIR
aset PEMDA.
1.1.1 Umum
Pada dasarnya lokasi ideal yang diharapkan dapat dibangun Rumah Sakit Umum
dari Rencana Tata Ruang Kota Pekalongan untuk Renstra maupun Zona
dapat kita ketahui dari potensi lahan disekitar lokasi yang memiliki mayoritas
masih merupakan tanah kosong disisi lokasi maupun disisi seberang jalan raya di
depan lokasi.
Disamping itu tidak kalah penting adalah adanya faktor pendukung dari
mendukung Rumah Sakit Umum Kota Pekalongan yang akan berdiri seoptimal
mungkin.
LAPORAN AKHIR
1.1.2. Khusus
ukuran panjang x lebar ideal dan terletak di sepanjang jalan raya Pantura dengan
Untuk mendukung tercapainya lokasi yang ideal perlu ada tinjauan untuk
Rumah Sakit yang baik. Meskipun pada dasarnya Rumah Sakit Umum
tidak bisa dianggap sepele begitu saja baik kuantitas maupun kualitas akan
LAPORAN AKHIR
Ø Sarana Transportasi
Sarana transportasi untuk akses ke arah lokasi harus memadai baik angkutan
kota, bus maupun kereta api dimana dapat dicapai dengan mudah sehingga
membantu terhadap pasien dari segala penjuru baik dari Kota Pekalongan
Semarang.
Adapun untuk lokasi juga tidak kalah penting dari segi parkir sehingga tidak
Rumah Sakit Umum Kota Pekalongan. Maka diperlukan sistem sirkulasi baik
§ Sarana Listrik
Sarana listrik harus tersedia untuk menunjang berjalannya proyek baik dari
listrik dan jarak yang dekat dengan gardu induk akan sangat membantu
pendukung lainnya.
LAPORAN AKHIR
§ Sarana Air
Ada beberapa sumber air yang bisa didapatkan yaitu sumur biasa dengan
buis beton , sumur bor maupun sumur dari PDAM. Ada baiknya sumber air
secara terpadu).
Perlu diingat bahwa jarak antara sumber air bersih dengan sanitasi
khususnya air kotor bisa diatur dengan peraturan yang berlaku sehingga
§ Sarana Telekomunikasi
sebagai :
(HT/Selular)
LAPORAN AKHIR
Untuk itu daerah tersebut harus tersedia jalur telekomunikasi yang cukup
memadai baik jalur Telkom maupun jalur telpon selular ataupun satelit.
Berbagai hal di masa mendatang bisa terjadi baik hal positif maupun
secara maksimal.
d. Kontur tanah yang relatif stabil dan rata untuk menjaga kekuatan
a. Faktor Teknis
LAPORAN AKHIR
ilmiah.
yang akan membentuk lay out (tata letak) Rancang Bangun yang
sebagai berikut :
LAPORAN AKHIR
Hal ini sangat berkaitan dengan jasa maupun produk yang akan
yang penting, dimana faktor pengenaan tarif serta bentuk lay out
b. Struktur Bangunan
berlaku.
Ø Dapat secara kuat menahan semua beban dan gaya yang bekerja
bangunan.
terjadinya kebakaran.
c. Bahan Bangunan
LAPORAN AKHIR
bangunan.
Ø Dapat menahan semua beban dan gaya yang bekerja pada struktur
bangunan.
d. Tenaga Listrik
diulang.
secara otomatis.
LAPORAN AKHIR
e. Jaringan Listrik
Jaringan listrik adalah sistem listrik yang terdiri dari hantaran dan
i. Saluran listrik
memerlukannya.
g. Air Bersih
water hammer. Selain itu jika sistem menggunakan air tanah maka
menggunakan air tanah maka sistem ini harus terpisah dari sistem air
untuk pelayanan.
LAPORAN AKHIR
sistem air bersih dalam bangunan. Selanjutnya agar kerja pompa tidak
terlalu berat perlu juga direncanakan adanya Tandon air atap dengan
kapasitas 1/3 dari kebutuhan cadangan air total, jika tandon atap juga di
tambah.
seluruh kegiatan minimal di rumah sakit adalah 600 liter/ tempat tidur
/hari.
bangunan Rumah Sakit adalah sekitar 130 Liter per hari per
pasien.
h. Sistem Sanitasi.
LAPORAN AKHIR
Tentang baku mutu limbah cair bagi kegiatan Rumahsakit yang wajib
3. Memasang alat ukur debit laju air limbah cair dan melakukan
Laboratorium, Radiologi dan WC. Air Kotoran dan air hujan yang
berasal dari ruang perawatan, bagian cuci dan dari halaman dialirkan
LAPORAN AKHIR
i. Sarana Drainase.
j. Sarana Gas
pasokan sarana gas medis yang cukup dimana pasokan gas medis ini
dilayani oleh agen per tabung gas sedangkan pada masa mendatang
k. Masalah Kebakaran
tidak beracun.
LAPORAN AKHIR
l. Sistem Komunikasi
komunikasi yang handal harus tersedia, hal ini juga dapat mendukung
LAPORAN AKHIR
disesuaikan untuk satu tempat tidur terdapat satu nurse call, untuk
juga tersedia adanya komunikasi SSB atau VHF atau UHF untuk
fasilitas faximile.
bakteri. Oleh sebab itu ruang ICU, ruang operasi dan ruang poliklinik
- Fungsi ruangan
LAPORAN AKHIR
- Konstitusi bangunan
n. Penangkal Petir
LAPORAN AKHIR
dan pelat.
- Penampang hantaran
- Ketanahan mekanis
- Faktor ekonomis
- Tangga umum
- Tangga darurat
- Selasar
- Ramps
LAPORAN AKHIR
jalan yang terjadi setiap harinya, banyaknya karyawan Rumah Sakit dan
pantai utara Pulau Jawa dengan ketinggian kurang lebih 1 meter di atas
permukaan laut dengan posisi geografis berada pada 60 o 50’42” sampai 60o 55’
44’’ Lintang Selatan dan 109o 37 ‘55” sampai dengan 109o Bujur Timur.
Batang.
Secara Administrasi Kota Pekalongan terbagi dalam 4 Kecamatan dan terdiri dari
46 Kelurahan. Jarak terjauh dari utara ke selatan ±9 KM dan dari Barat Ke Timur ±
7 KM. Luas Wilayah Kota Pekalongan 45,25 KM2 atau sekitar 4525 Hektar terbagi
dalam tanah sawah 33.79 %, tanah Kering 66,21 % dari Ibu Kota Propinsi Jawa
LAPORAN AKHIR
Dainas Kesehatan Kota terdiri dari Kepala Dinas, Bagian Tata Usaha dan 5
Sektor Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang terdiri dari 10 (sepuluh) Puskesmas,
No Instansi Jumlah %
1 Pemerintah 316 28,91
2 BUMN 56 5,12
3 ABRI 14 1,28
4 Swasta 707 64,69
Jumlah 1093 100
Sumber : Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2000
LAPORAN AKHIR
berkelanjutan dan sarana dan prasarana dalam bidang medis, juga mutu
masyarakat. Dari pandangan situasi yang telah kita pelajari diatas maka
sarana dan prasarana Rumah Sakit Umum Kota Pekalongan perlu segera
LAPORAN AKHIR
Yang kesemuanya dapat diterapkan tetapi perlu diingat bahwa tujuan dari
Khusus untuk Rumah Sakit pengelompok dan desain tata ruang sering
meliputi :
- Ruang Operasi
- Ruang Farmasi
- Ruang laboratorium
- Ruang Dapur
- Ruang Cuci
LAPORAN AKHIR
lay out :
2. Adanya arus produk dalam proses yang lancar dari proses yang satu
ada beberapa besaran fisik yang harus dicukupi, berkaitan dengan rasio
antara luas lantai dan luas lahan yang tertuang dalam Keputusan
kedepan sehingga titik balik pelayanan baru akan tiba pada tahun impas proyeksi
lingkungan.
LAPORAN AKHIR
LAPORAN AKHIR
BAB VI
KAJIAN ASPEK SUMBERDAYA MANUSIA
& ASPEK LAINNYA
1. Perencanaan SDM
Kebutuhan sumberdaya manusia (SDM) yang sesuai dan bermutu di organisasi
posisi kunci. SDM yang dimaksud adalah direksi serta stafnya. Kesuksesan suatu
bergantung pada SDM yang solid. Membangun sebuah tim yang efektif
merupakan suatu kombinasi antara seni dan ilmu pengetahuan. Karena itu, dalam
membangun sebuah tim yang efektif, pertimbangan harus diadakan bukan hanya
pada keahlian teknis para manajer atau staf semata, tetapi juga pada peranan
terpenting dari suatu organisasi. Orang ini memegang peranan penting dalam
Pemilihan waktu. Pemilhan waktu yang tepat untuk memilih seorang direktur
tidak ada patokannya yang dianggap paling benar karena memang sangat
beragam sifatnya. Akan tetapi, syarat yang harus diingat, “direktur sebagai
LAPORAN AKHIR
seorang Manajer dan anggota tim harus secepatnya terlibat dalam perencanaan
menghasilkan produk akhir secara tepat waktu, sesuai dengan biaya yang
tersedia dan juga sesuai dengan syarat yang diberikan. Untuk itu, seorang
pemimpin perlu memiliki karakteristik yang dapat digolongkan dalam lima kategori,
Mengingat Rumahsakit ini dibangun dengan dana yang tidak sedikit maka perlu
lingkungan pemerintahan,
LAPORAN AKHIR
LAPORAN AKHIR
yang digunakan.
karyawan.
SDM mengacu pada standar Rumahsakit tipe C. Hasil analisis secara umum, total
SDM yang dibutuhkan berjumlah 300 orang yang secara rinci dapat dilihat pada
tabel berikut.
LAPORAN AKHIR
LAPORAN AKHIR
Dengan proyeksi jumlah SDM sebanyak 300 orang, dan gaji rata-rata sebesar Rp.
700.000, maka total gaji untuk tahun pertama di proyeksikan sebesar Rp.
sebesar 20% dari tahun sebelumnya. Total gaji tersebut tidak termasuk jasa
pelayanan dan lain-lain yang bersifat tidak tetap. Proyeksi gaji setiap tahun dapat
Kebutuhan SDM seperti pada tabel diatas, dengan asumsi bahwa total SDM di
sehingga memiliki nilai tambah. Karena itu efektivitas dan efesiensi dalam suatu
tersebut untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini tentunya akan
peningkatan kinerja secara keseluruhan tidak terlepas dari anggota yang berperan
fleksibel dan sesuai dengan kondisi usaha serta pelayanan yang diberikan. Hal ini
LAPORAN AKHIR
informasi dalam organisasi yang dapat memberikan informasi dan data yang
akurat dan dapat dipercaya demi peningkatan organisasi dan pengendalian serta
Dalam kaitannya dengan sistem informasi pada dasarnya dapat dibagi 2 yaitu;
sistem informasi berbasis manual dan sistem informasi berbasis komputer. Untuk
diperkecil apabila sistem informasi ini dikembangkan secara baik. Di samping itu,
tingkat dan jenis usaha yang dijalani, dalam hal ini pelayanankesehatan untuk
LAPORAN AKHIR
Kepala
Sekretaris
Kel. Jabatan
Funsional Subbag Perenc. Subbag Subbag
Program Umum Lainnya
Bidang
Pelayanan Bidang Bidang
Perawatan Keuangan
Adm. RM
Asuhan Anggaran
Keperawatan
Irna Irja
Evaluasi Pembukuan Verifikasi
Keperawatan
Yan-Jang
Sarana Perbendaharaan
Keperawatan
Dal-Mutu
LAPORAN AKHIR
BAB VII
KAJIAN KEUANGAN
keuangan ini berisi analisis NPV(Net Present Value) Payback Period, dan proyeksi
Pendapatan terdiri dari dua variabel yaitu, volume dan tarif. Karena itu asumsi
1. Rata-rata tarif untuk tahun I sebesar mengacu pada tarif RSUD Kabupaten
2. Tarif diprediksi akan meningkat sebesar 17,5% pertahun. Dasar asumsi ini
Kedua asumsi awal ini akan digunakan untuk menganalisis pendapatan rawat
Rawat inap terdiri dari 4 kelas yaitu VIP, kelas I, kelas II, dan kelas III, dan
LAPORAN AKHIR
dapat dilihat pada lampiran tabel IV-4. Berikut adalah proyeksi pendapatan
rawat inap mulai tahun 1 hingga tahun 6 dapat dilihat pada gambar berikut.
3,500,000,000 3,119,530,240
P
e
3,000,000,000
n 2,467,233,264
d
a 2,500,000,000
p 1,963,768,578
a 2,000,000,000
t
1,290,538,735
a 1,500,000,000
n
923,984,953
1,000,000,000 661,619,531
(
R
500,000,000
p
)
-
1 2 3 4 5 6
Tahun
Proyeksi jumlah pasien dan tarif seperti dalam asumsi yang disebutkan
Berikut adalah tabel proyeksi jumlah pasien dan tarif untuk tahun I disetiap
poli.
LAPORAN AKHIR
Tabel 27. Proyeksi jumlah pasien dan tarif poli dan IGD Untuk tahun I
NO KETERANGAN TH I
J. PAS. TARIF
1 POLI UMUM
Periksa Dokter 2,965 5,000
2 POLI PENYAKIT DALAM 2,372
- Periksa Dokter 2,372 25,000
- Sederhana 949 5,000
- Kecil 712 10,000
- Sedang 712 15,000
- Besar -
3 POLI BEDAH 593 -
- Periksa Dokter 593 25,000
- Tindakan Sederhana 237 10,000
- Tindakan Kecil 178 20,000
- Tindakan Sedang 119 40,000
- Tindakan Besar 59 150,000
4 POLI ANAK 1,186 -
- Periksa Dokter 1,186 25,000
- Tindakan Sederhana 474 5,000
- Tindakan Kecil 356 10,000
- Tindakan Sedang 356 15,000
- Tindakan Besar - -
5 POLI KEBIDANAN & KANDUNGAN 1,779
- Periksa Dokter 1,779 25,000
- Tindakan Sederhana 712 10,000
- Tindakan Kecil 534 20,000
- Tindakan Sedang 356 40,000
- Tindakan Besar 178 150,000
6 POLI MATA 593 -
- Periksa Dokter 593 25,000
- Tindakan Sederhana 237 10,000
- Tindakan Kecil 178 20,000
- Tindakan Sedang 119 40,000
- Tindakan Besar 59 150,000
LAPORAN AKHIR
Tabel 28. Proyeksi jumlah pasien dan tarif poli dan IGD Untuk tahun I
(lanjutan)
NO KETERANGAN TH I
J. PAS. TARIF
7 POLI THT 593 -
- Periksa Dokter 593 25,000
- Tindakan Sederhana 237 10,000
- Tindakan Kecil 178 20,000
- Tindakan Sedang 119 40,000
- Tindakan Besar 59 150,000
8 POLI SYARAF 593 -
- Periksa Dokter 593 25,000
- Tindakan Sederhana - -
- Tindakan Kecil - -
- Tindakan Sedang - -
- Tindakan Besar - -
9 POLI GIGI 1,186
- Periksa Dokter 1,186 5,000
- Tindakan Sederhana 474 7,500
- Tindakan Kecil 356 23,750
- Tindakan Sedang 237 100,000
- Tindakan Besar/Khusus/canggih 119 300,000
10 IGD 3,650
- Periksa Dokter 3,650 16,000
- Tindakan Sederhana 1,825 25,000
- Tindakan Kecil 1,278 80,000
- Tindakan Sedang 365 250,000
- Tindakan Besar 183 375,000
Hasil kali antara proyeksi jumlah pasien dan proyeksi tarif pada tabel diatas
adalah proyeksi pendapatan rawat jalan dan IGD. Proyeksi pendapatan rawat
jalan dan IGD dapat dilihat pada lampiran tabel IV-4. Berikut adalah gambar
proyeksi pendapatan total instalasi rawat jalan dan IGD untuk tahun I hingga
IV.
LAPORAN AKHIR
1.861.411.655
2.000.000.000
1.800.000.000
P 1.349.566.815
e 1.600.000.000
n 1.400.000.000
d 979.908.077
1.200.000.000
(
a R
1.000.000.000
p p 559.070.849
a 800.000.000
)
t 600.000.000
a 400.000.000
n
200.000.000
-
I II III IV
Tahun
Tabel 29. Proyeksi Jumlah pasien & tarif Radiologi untuk tahun I
NO KETERANGAN TH I
VOL. TARIF
- Sederhana (rata-rata) 1.989 40.000
- Sedang(rata-rata) 1.492 50.000
- Canggih(rata-rata) 994 100.000
- Khusus(rata-rata) 497 200.000
LAPORAN AKHIR
dapat dilihat pada lampiran tabel IV-4. Berikut adalah gambar proyeksi
666.994.018
700.000.000 497.779.456
P
600.000.000
e
n 500.000.000
353.035.075
d
(
a R 400.000.000
p p
300.000.000
a
)
t 200.000.000
a
n 100.000.000
-
1 2 3
Tahun
Rata-rata jumlah pasien bedah per hari sebanyak 2 orang . Tabel berikut
Tabel 30. Proyeksi Jumlah pasien & tarif bedah untuk tahun I
NO KETERANGAN TH I
VOL. TARIF
730
- Sederhana (tarif rata-rata) 292 150.000
- Sedang (tarif rata-rata) 219 200.000
- Canggih (tarif rata-rata) 146 300.000
- Khusus(tarif rata-rata) 73 450.000
LAPORAN AKHIR
bedah. Sedangkan jumlah pasien tindakan sedang sebanyak 30% dari total
319.213.305
350.000.000
300.000.000
P 228.964.500
e
250.000.000
n
164.250.000
d
(
200.000.000
a R
p p
150.000.000
a
)
t
100.000.000
a
n
50.000.000
-
1 2 3
Tahun
LAPORAN AKHIR
328.799.868
350.000.000
245.384.239
P 300.000.000
e
250.000.000 174.031.375
n
d
(
200.000.000
a R
p p
150.000.000
a
)
t 100.000.000
a
n 50.000.000
-
1 2 3
Tahun
ambulance, dll. Proyeksi pendapatan farmasi (apotik) sebesar 35% dari total
LAPORAN AKHIR
1. Biaya kamar pasien umum sebesar 15% dari total pendapatan kamar
yang merupakan fasilitas kamar pasien seperti biaya bahan medis habis
pakai yang tidak dibayar pasien. Yang tidak termasuk biaya kamar
pasien adalah biaya penyusutan, gaji dan biaya obat yang dibayar
pasien.
2. Biaya kamar bedah sebesar 40% dari total pendapatan kamar bedah
jalan. Yang tidak termasuk biaya rawat jalan adalah biaya penyusutan,
gaji, dan obat yang dibayar pasien. Biaya rawat jalan adalah segala
LAPORAN AKHIR
beli obat ditambah biaya lainnya diluar biaya penyusutan dan gaji.
6. Biaya gaji diproyeksikan sebesar 30% dari total biaya min biaya
7. Biaya pemeliharaan untuk tahun pertama sebesar 10% dari total biaya
karena dalam analisis cash flow hanya terfokus pada penerimaan dan
LAPORAN AKHIR
Prediksi terhadap aliran kas mengacu pada prediksi pendapatan dan biaya
operasional rumah sakit. Berikut ini adalah tabel aliran kas masuk dan aliran
kas keluar selama 10 tahun. Secara lebih rinci dapat dilihat pada lampiran
tabel IV-6.
1 Proceed tahun I
(699,523,593)
2 Proceed tahun II
(224,224,622)
3 Proceed tahun III
264,906,568
4 Proceed tahun IV
1,269,944,974
5 Proceed tahun V
2,239,860,776
6 Proceed tahun VI
3,688,125,567
7 Proceed tahun VII
5,898,043,660
Proceed tahun
8
VIII 8,586,603,695
9 Proceed tahun IX
12,393,026,526
10 Proceed tahun X
14,693,099,147
LAPORAN AKHIR
Berdasarkan proyeksi selisih antara aliran kas masuk dan aliran kas keluar,
Present Value (NPV) > 0. Apabila NPV< 0 investasi tersebut tidak layak
secara ekonomis.
berikut:
InvestasiAwal
PP =
KasMasukBersih
LAPORAN AKHIR
LAPORAN AKHIR
Berdasarkan hasil analisis, dengan diskon factor 15% dan berbagai asumsi yang
Pekalongan ini layak secara ekonomis untuk dilakukan. Payback period dengan
memperhitungkan nilai waktu uang terjadi pada tahun ke 16 dan 2 bulan. Secara
Dengan asumsi tersebut, secara ekonomis investasi ini layak karena NPV
investasi (payback period) terjadi pada tahun ke 19 dan 1 bulan. Secara lebih
rinci dapat dilihat pada lampiran tabel IV-7, IV-8, dan IV-9.
LAPORAN AKHIR
BAB VIII
REKOMENDASI STUDI
sebagai berikut :
a. Layak didirikan Rumahsakit Umum yang setara tipe C yaitu Rumahsakit yang
kebidanan dan kandungan, anak dan penyakit dalam) secara full time, namun
juga melayani spesialisasi kecil (THT, Mata, Syaraf) secara part time (on call)
inap (VIP) dan IGD khususnya Trauma Center. Hal ini mengingat beberapa
korban kecelekaan lalu lintas pada tahun 2002 mencapai 1.678 dengan
§ Tingkat Utilisasi kamar VIP di Rumahsakit yang ada saat ini cukup tinggi.
LAPORAN AKHIR
medis yang perlu diperhatikan tetapi juga fasilitas pendukung seperti sistem
dan terapi pasien di rawat jalan, status kamar di rawat inap, sisa stok bahan
Rumahsakit tipe C.