VISI
Menjadi Perawat Ahli Dengan Keunggulan Keperawatan Luka Di Tingkat Nasional Tahun
2024
MISI
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sehingga penulis
mampu menyelesaikan penyusunan modul “Pelayanan Kesehatan Primer.” Penulis
menyadari betul, bahwa tantangan profesi perawat di masa mendatang sangatlah berat apalagi
dengan adanya era globalisasi yang menuntut perguruan tinggi untuk menghasilkan lulusan
yang professional, memiliki daya saing, dan kritis terhadap perkembang ilmu pengetahuan
dan teknologi, khususnya dalam bidang keperawatan, baik tingkat nasional maupun global.
1. Soep, S.Kp, M.Kes, selaku dosen mata kuliah keperawatan keluarga Prodi S.Tr
Keperawatan tingkat 2 Poltekkes Kemenkes Medan
2. Seluruh rekan-rekan mahasiswa/I S.Tr Keperawatan tingkat 2 yang telah ikut serta
membantu untuk menyelesaikan modul ini.
Dengan terbitnya modul ini, penulis berharap dapat memberikan manfaat bagi semua
kalangan akademis atau praktisi keperawatan, khususnya mahasiswa. Semoga Tuhan Yang
Maha Esa meridhoi segala Langkah kita. Aaamiin.
Penyusun
Kelompok 1
Bab 1
TOPIK 1
A. SEJARAH PHC
Sebelum deklarasi Alma Ata tahun 1978 tentang Perawatan Kesehatan Utama (PHC).
Indonesia telah mengembangkan berbagai bentuk puskesmas di beberapa daerah.
Berdasarkan penelitian pada tahun 1976 diketahui bahwa 200 masyarakat kegiatan kesehatan
berbasis (CBCH) telah diterapkan dan dilaksanakan dalam masyarakat.
Seiring waktu, Puskesmas telah berkembang pesat dalam berbagai bentuk CBCH dan
salah satu itu di catat sebagai posyandu (Pos Pelayanan Terpadu). Aktivitas itu meliputi lima
program utama, yaitu keluarga perencanaan, kesehatan ibu dan anak, perbaikan gizi,
imunisasi dan diare pencegahan. Selain posyandu, ada rumah sakit bersalin desa (VMH) yang
dikelola oleh bidan desa sebagai cara untuk membuat kesehatan ibu dan anak dekat dengan
masyarakat jasa.
CBCH dapat tumbuh secara progresif karena didukung oleh pusat kesehatan. Namun,
CBCH pergi ke penurunan ketika krisis moneter pada tahun 1997 meledak yang
mengakibatkan multi-dimensi krisis, krisis menciptakan reformasi total dalam banyak aspek,
termasuk di sector Kesehatan. Ini telah benar-benar mengubah model perencanaan, yang
sebelumnya adalah sentralisasi menjadi tergantung pada masing-masing kabupaten. Banyak
perhatian lebih pada pemerintah daerah aspek kuratif daripada promotive dan tindakan
pencegahan. Setelah euforia demokrasi berakhir, semua sektor termasuk Kesehatan mulai
menghidupkan Kembali dan merevisi prioritas mereka untuk skala yang lebih baik.
Primary Health Care (PHC) diperkenalkan oleh World Health Organization (WHO)
sekitar tahun 70-an, dengan tujuan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan yang berkualitas. Di Indonesia, PHC memiliki 3 (tiga) strategi utama, yaitu
kerjasama multisektoral, partisipasi masyarakat, dan penerapan teknologi yang sesuai dengan
kebutuhan dengan pelaksanaan di masyarakat.
Menurut Deklarasi Alma Ata (1978) PHC adalah kontak pertama individu, keluarga, atau
masyarakat dengan sistem pelayanan. Pengertian ini sesuai dengan definisi Sistem Kesehatan
Nasional (SKN) tahun 2009, yang menyatakan bahwa Upaya Kesehatan Primer adalah upaya
kesehatan dasar dimana terjadi kontak pertama perorangan atau masyarakat dengan
pelayanan kesehatan. Menurut Menkes, dalam mendukung strategi PHC yang pertama,
Kementerian Kesehatan RI mengadopsi nilai inklusif, yang merupakan salah satu dari 5 nilai
yang harus diterapkan dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan, yaitu pro-rakyat, inklusif,
responsif, efektif, dan bersih.
1. Strategi PHC yang kedua, sejalan dengan misi Kementerian Kesehatan, yaitu :
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat,
termasuk swasta dan masyarakat madani;
2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan
yang paripurna, merata bermutu dan berkeadilan;
3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya Kesehatan ; dan,
4. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik. Di Indonesia, penyelenggaraan
PHC dilaksanakan di Puskesmas dan jaringan yang berbasis komunitas dan partisipasi
masyarakat, yaitu Poskesdes dan Posyandu yang ada di setiap wilayah kecamatan dan
kelurahan.
Untuk strategi ketiga, Kementerian Kesehatan saat ini memiliki salah satu program
yaitu saintifikasi jamu yang dimulai sejak tahun 2010 dan bertujuan untuk meningkatkan
akses dan keterjangkauan masyarakat terhadap obat-obatan. Program ini memungkinkan
jamu yang merupakan obat-obat herbal tradisional yang sudah lazim digunakan oleh
masyarakat Indonesia, dapat teregister dan memiliki izin edar sehingga dapat diintegrasikan
di dalam pelayanan kesehatan formal. Menkes menambahkan, untuk mencapai keberhasilan
penyelenggaraan PHC bagi masyarakat, diperlukan kerjasama baik lintas sektoral maupun
regional, khususnya di kawasan Asia Tenggara.
B. DESKRIPSI MATERI
Bab ini akan memberikan pengetahuan tentang :
C. DEFINISI PHC
Pelayanan Kesehatan primer (primary health care-PHC) merupakan hasil pengkajian,
pemikiran, dan pengalaman dalam pembangunan kesehatan di banyak negera yang diawali
dengan kampanye massal di tahun 1950 terhadap pemberantasan penyakit menular. Pada
waktu itu, banyak negara tidak mampu mengatasi dan menanggulangi wabah penyakit TBC,
campak, diare, dan lain sebagainya. Pada 1960, teknologi kuratif dan preventif dalam struktur
pelayanan Kesehatan telah mengalami kemajuan sehingga muncul pemikiran untuk
mengembangkan konsep upaya dasar Kesehatan. Oleh karena itu, untuk mewujudkan hal
tersebut diperlukan perubahan orientasi dalam pembangunan kesehatan yang meliputi
perubahan-perubahan berikut.
PHC adalah pelayanan kesehatan pokok berdasarkan metode serta teknologi praktis dan
ilmiah yang dapat diterima secara umum baik oleh individu maupun keluarga dalam
masyarakat, melalui partisipasi mereka sepenuhnya, serta biaya yang dapat dijangkau oleh
masyarakat dan negara untuk memelihara setiap tingkat perkembangan dalam semangat
untuk hidup mandiri (self reliance) dan menentukan nasib sendiri (self determination).
D. TUJUAN PHC
Tujuan Umum
Tujuan umum PHC adalah mencoba menemukan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan
yang diselenggarakan sehingga tercapai tingkat kepuasan masyarakat yang menerima
pelayanan.
Tujuan Khusus
PRINSIP DASAR
FUNGSI
1. Pemeliharaan kesehatan.
2. Pencegahan penyakit.
3. Diagnosis dan pengobatan.
4. Pelayanan tindak lanjut.
5. Pemberian sertifikat.
CIRI-CIRI
A. KARAKTERISTIK PHC
B. ELEMEN PHC
Sebagai seorang perawat memiliki tanggung jawab dalam PHC meliputi hal-hal sebagai
berikut.
A. SEJARAH PKMD
1) perencanaan kesehatan yang lebih baik karena sebelumnya masih bersifat meraba-
raba (belum ada data-data yang akurat);
2) melihat kenyataan yaitu keterbatasan-keterbatasan dana serta fasilitas atas dasar
efektivitas dan efisiensi;
3) daerah sasaran diprioritaskan pada daerah-daerah pedusunan (yang kemudian lahir
konsep PKMD), daerah transmigrasi, dan daerah pengembangan/pembanguanan
lainnya;
4) kebijaksanaan pelayanan ditetapkan atas dasar skala prioritas program dengan
pertimbangan adanya keterbatasan-keterbatasan di atas; 5) usaha-usaha preventif
maupun promotif lebih ditingkatkan dengan memperhatikan pola keseimbangan
berdasarkan situasi dan kondisinya.
B. DEFINISI PKMD
1. Rangkaian kegiatan masyarakat yang dilaksanakan atas dasar gotong royong dan
swadaya dalam rangka menolong diri sendiri untuk memecahkan masalah dan
memenuhi kebutuhan di bidang kesehatan atau di bidang lain yang berkaitan sehingga
mampu mencapai kehidupan sehat sejahtera.
2. Pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan berdasarkan sistem pelayanan puskesmas,
di mana mengikutsertakan anggota-anggota masyarakat di pedesaan melalui kegiatan
pengarahan. Kegiatan ini ditujukan untuk menciptakan kesadaran masyarakat agar
aktif membantu memecahkan dan mengembangkan usaha-usaha kesehatan di desanya
(Dirjen Binkesmas Depkes RI, 1976).
C. TUJUAN, CIRI, DAN PRINSIP-PRINSIP PKMD
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
Prinsip PKMD
Hal-hal yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan PKMD adalah sebagai berikut
1. Pemahaman masyarakat yang benar tentang definisi dan program program kesehatan
yang dilaksanakan pemerintah perlu tetap dikembangkan.
2. Kesadaran masyarakat mengenai potensi dan sumber daya yang dimiliki harus
dikembangkan dan dibina. Selain itu, juga perlu mengembangkan kemampuan dan
keberanian untuk berperan aktif dan berswadaya dalam meningkatkan mutu hidup dan
kesejahteraan mereka.
3. Sikap dan mental pihak penyelenggara pelayanan perlu dipersiapkan terlebih dahulu
agar dapat menyadari bahwa masyarakat mempunyai hak.
E. RUANG LINGKUP PKMD
Ruang Lingkup PKMD terkait dengan tujuan PKMD adalah meningkatkan status
kesehatan dalam rangka meningkatkan mutu hidup dan kesejahteraan masyarakat Status
kesehatan dipengaruhi oleh berbagai faktor, terutama lingkungan dan perilaku masyarakat
Oleh karenanya kegiatan PKMD tidak hanya terbatas dalam bidang pelayanan kesehatan
saja, akan tetapi menyangkut kegiatan di luar kesehatan yang berkaitan dengan
peningkatan status kesehatan dan perbaikan mutu hidup masyarakat. Misalnya, kegiatan
usaha bersama dalam bentuk koperasi simpan pinjam untuk meningkatkan pendapatan
atau usaha bersama untuk meningkatkan taraf pendidikan masyarakat dengan bekerja
sambil belajar. Pengembangan PKMD tidak hanya pada daerah pedesaan saja, akan tetapi
juga meliputi masyarakat daerah perkotaan yang berpenghasilan rendah. Kegiatan
partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pos pelayanan terpadu (posyandu) terdiri atas
lima program, yaitu KIA, KB, gizi, imunisasi, dan penanggulangan diare.
Program upaya kesehatan kerja dilaksanakan melalui pendekatan PKMD. Salah satu
bentuk operasionalnya diselenggarakan melalui pos Unit Kesehatan Kerja (UKK). Melalui
pos UKK dapat dilakukan tiga kegiatan pokok berikut..
1. Komunikasi, informasi, dan motivasi (KIM) tentang kesehatan dan keselamatan kerja.
Materi KIM yang disampaikan antara lain menyangkut prosedur kerja, keselamatan
kerja, gizi kerja, bagaimana bekerja tanpa mencemari lingkungan, dan lain-lain.
2. Kerja sama lintas sektoral, baik antarpetugas maupun antarkader.
3. Pelayanan dasar kesehatan kerja meliputi: pertolongan pertama pada kecelakaan
(P3K), pertolongan pertama pada penyakit (P3P), upaya penggunaan alat-alat
keselamatan kerja atau perlindungan kerja, dan upaya penyehatan lingkungan kerja.
RANGKUMAN
PHC adalah pelayanan Kesehatan pokok berdasarkan metode serta teknologi praktis
dan ilmiah yang dapat diterima secara umum baik oleh individu maupun keluarga
dalam masyarakat. Karakteristik PHC menggambarkan sosial, ekonomi, budaya, serta
politik masyarakat dalam menerapkan pelayanan Kesehatan.
Tujuan umum PHC adalah mencoba menemukan kebutuhan masyarakat terhadap
pelayanan yang diselenggarakan. PHC mempunyai unsur-unsur yaitu :
1. Mencakup upaya-upaya dasar Kesehatan
2. Melibatkan peran serta masyarakat
3. Melibatkan kerja sama sektoral.
Prinsip dasar dalam PHC yaitu pemerataan upaya Kesehatan dalam penekanan
preventif dengan menggunakan teknoligi yang tepat, serta melibatkan peran
masyarakat dan imunisasi terhadap penyakit infeksi. Salah satu elemen PHC yaitu
Pendidikan mengenai masalah Kesehatan, cara pencegahan penyakit serta
pengendaliannya.
PKMD adalah rangkaian kegiatan masyarakat yang dilaksanakan atas dasar gotong
royong dan swadaya dalam rangka menolong diri sendiri untuk memecahkan masalah
di bidang Kesehatan. Salah satu ciri utama PKMD yaitu berdasarkan pada kesadaran
masyarakat dalam kegiatan PKMD dengan bantuan dan dukungan pemerintah yang
bersifat lintas program dan lintas sektoral.
EVALUASI BAB I
1. Konferensi di Alma Ata menetapkan Primary Health Care (PHC) sebagai pendekatan atau strategi
global untuk mencapai kesehatan bagi semua. Bentuk operasional dari PHC di Indonesia adalah …
A. Posyandu
B. MMD
C. PKMD
D. Poskesdes
E. Puskesmas
Jawab : C. PKMD
2. Prinsip dasar dalam pelaksanaan PHC adalah ….
A. Pemerataan upaya kesehatan
B. Penekanan pada upaya preventif
C. Menggunakan teknologi tepat guna
D. Melibatkan peran serta masyarakat
E. A,B,C,D benar
Jawab : E. A,B,C,D benar
3. Tanggung jawab perawat dalam implementasi PHC adalah ….
A. Mendorong partisipasi aktif masyarakat
B. Melibatkan pemerintah daerah dalam kegiatannya
C. Mendorong keterlibatan LSM
D. Melibatkan investor swasta
E. Tidak melibatkan tenaga Kesehatan
Jawab : A. Mendorong partisipasi aktif masyarakat
4. Yang tidak termasuk dalam fungsi PHC adalah ….
A. Pemeliharaan Kesehatan
B. Pemulihan terhadap penyakit
C. Pencegahan penyakit
D. Diagnosis dan pengobatan
E. Pelayanan tindak lanjut
Jawab : B. Pemulihan terhadap penyakit
5. Berikut ini yang termasuk dalam elemen PHC adalah pelayanan yang ….
Jawab : C. Pelayanan yang menyeluruh
7. Mendorong ibu-ibu yang memiliki bayi untuk ke posyandu setiap bulan adalah ….
A. Ciri-ciri PHC
B. Elemen PHC
C. Tanggung jawab perawat dalam PHC
D. Komponen dari PHC
E. Prosedur desa
Jawab : C. Tanggung jawab perawat dalam PHC
8. Penyediaan obat esensial dalam pelayanan Kesehatan di Puskesmas merupakan ….
A. Prinsip dasar dalam pelayanan PHC
B. Ciri-ciri PHC
C. Elemen PHC
D. Tanggung jawab perawat dalam PHC
E. Faktor-faktor pendukung PHC
Jawab : C. Elemen PHC
9. Pengertian PKMD adalah sebuah …..
A. Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan di atas dasar gotong royong dan swadaya dalam rangka
membantu diri sendiri untuk memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhan dibidang
Kesehatan atau bidang lain yang berkaitan sehingga mampu mencapai kehidupan sehat
sejahtera.
B. Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan dengan kemauan diri sendiri tanpa didasari gotong
royong masyarakat untuk mencapai kehidupan yang sehat sejahtera
C. Kegiatan masyarakat yang merugikan
D. Kegiatan masyarakat yang dilakukan dibidang keuangan.
E. Kegiatan yang tidak dapat memecahkan masalah di suatu masyarakat.
Jawab : A. Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan di atas dasar gotong royong dan swadaya dalam
rangka membantu diri sendiri untuk memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhan dibidang Kesehatan
atau bidang lain yang berkaitan sehingga mampu mencapai kehidupan sehat sejahtera
10. Langkah-langkah dalam Pengembangan Kesehatan Masyarakat Desa adalah ….
A. Persiapan petugas
B. Persiapan masyarakat
C. Pelaksanaan kegiatan oleh masyarakat
D. Perencanaan Kesehatan yang lebih baik
E. a,b dan c benar
Jawab : E. a,b dan c benar
GLOSARIUM
KIM : kelompok yang dibentuk oleh, dari, untuk masyarakat secara mandiri dan
kreatif yang aktivitasnya melakukan pengelolaan informasi dan
pemberdayaan masyarakat dalam rangka meningkatkan nilai tambah.
TBC : penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi dan berpotensi serius
terutama pada organ paru-paru, penyakit yang disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium tuberculosis
WHO : Lembaga yang bertanggung jawab terhadap persoalan Kesehatan public
internasional. (Organisasi Kesehatan Dunia)