Anda di halaman 1dari 22

VISI DAN MISI

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES MEDAN

VISI

Menjadi Perawat Ahli Dengan Keunggulan Keperawatan Luka Di Tingkat Nasional Tahun
2024

MISI

1. Menyelenggarakan kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien dengan


keunggulan keperawatan luka pada tatanan klinik dan komunitas
2. Melaksanakan kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat khususnya
keperawatan luka bekerjasama dengan lintas program dan sektorat
3. Meningkatkan mutu SDM khususnya keperawatan luka melalui pendidikan
berkelanjutan maupun kegiatan ilmiah
4. Membentuk karakter mahasiswa yang peduli, beretika dan bermoral.
NAMA PENYUSUN

1. NAMA : AYU APRILIA BR.GINTING


TEMPAT TANGGAL LAHIR : SINAR GUNUNG, 01 APRIL 2003
NIM : P07520221011
KELAS : 2A S.Tr KEPERAWATAN

2. NAMA : IRENE TESSALONIKA SITUMORANG


TEMPAT TANGGAL LAHIR : SEI KARANG, 29 AGUSTUS 2002
NIM : P07520221021
KELAS : 2A S.Tr KEPERAWATAN

3. NAMA : RENITA THERESYA BR.PURBA


TEMPAT TANGGAL LAHIR : JAKARTA, 2 JULI 2003
NIM : P07520221037
KELAS : 2A S.Tr KEPERAWATAN

4. NAMA : RUTH SUHENI SEPTIANA ROULI SINAGA


TEMPAT TANGGAL LAHIR : MEDAN, 1 SEPTEMBER 2003
NIM : P07520221040
KELAS : 2A S.Tr KEPERAWATAN
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sehingga penulis
mampu menyelesaikan penyusunan modul “Pelayanan Kesehatan Primer.” Penulis
menyadari betul, bahwa tantangan profesi perawat di masa mendatang sangatlah berat apalagi
dengan adanya era globalisasi yang menuntut perguruan tinggi untuk menghasilkan lulusan
yang professional, memiliki daya saing, dan kritis terhadap perkembang ilmu pengetahuan
dan teknologi, khususnya dalam bidang keperawatan, baik tingkat nasional maupun global.

Dalam rangka mengembangkan pengetahuan mahasiswa, keberadaan modul sangat


diperlukan sebagai penunjang nilai dalam pelaksanaan kegiatan belajar dan mengajar Asuhan
Keperawatan Keluarga. Modul ini berisi tentang teori pelayanan kesehatan primer, ruang
lingkup pelayanan Kesehatan primer, tinjauan pelayanan kesehatan primer, elemen kesehatan
pelayanan primer, tanggung jawab perawat dalam kesehatan primer dan implementasi
kesehatan primer (PHC) melalui Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa. Maka pada
kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Soep, S.Kp, M.Kes, selaku dosen mata kuliah keperawatan keluarga Prodi S.Tr
Keperawatan tingkat 2 Poltekkes Kemenkes Medan
2. Seluruh rekan-rekan mahasiswa/I S.Tr Keperawatan tingkat 2 yang telah ikut serta
membantu untuk menyelesaikan modul ini.

Dengan terbitnya modul ini, penulis berharap dapat memberikan manfaat bagi semua
kalangan akademis atau praktisi keperawatan, khususnya mahasiswa. Semoga Tuhan Yang
Maha Esa meridhoi segala Langkah kita. Aaamiin.

Medan, 30 Agustus 2022

Penyusun

Kelompok 1
Bab 1

PRIMARY HEALTY CARE (PHC)

TOPIK 1

PELAYANAN KESEHATAN PRIMER

A. SEJARAH PHC
Sebelum deklarasi Alma Ata tahun 1978 tentang Perawatan Kesehatan Utama (PHC).
Indonesia telah mengembangkan berbagai bentuk puskesmas di beberapa daerah.
Berdasarkan penelitian pada tahun 1976 diketahui bahwa 200 masyarakat kegiatan kesehatan
berbasis (CBCH) telah diterapkan dan dilaksanakan dalam masyarakat.

Seiring waktu, Puskesmas telah berkembang pesat dalam berbagai bentuk CBCH dan
salah satu itu di catat sebagai posyandu (Pos Pelayanan Terpadu). Aktivitas itu meliputi lima
program utama, yaitu keluarga perencanaan, kesehatan ibu dan anak, perbaikan gizi,
imunisasi dan diare pencegahan. Selain posyandu, ada rumah sakit bersalin desa (VMH) yang
dikelola oleh bidan desa sebagai cara untuk membuat kesehatan ibu dan anak dekat dengan
masyarakat jasa.

CBCH dapat tumbuh secara progresif karena didukung oleh pusat kesehatan. Namun,
CBCH pergi ke penurunan ketika krisis moneter pada tahun 1997 meledak yang
mengakibatkan multi-dimensi krisis, krisis menciptakan reformasi total dalam banyak aspek,
termasuk di sector Kesehatan. Ini telah benar-benar mengubah model perencanaan, yang
sebelumnya adalah sentralisasi menjadi tergantung pada masing-masing kabupaten. Banyak
perhatian lebih pada pemerintah daerah aspek kuratif daripada promotive dan tindakan
pencegahan. Setelah euforia demokrasi berakhir, semua sektor termasuk Kesehatan mulai
menghidupkan Kembali dan merevisi prioritas mereka untuk skala yang lebih baik.

Primary Health Care (PHC) diperkenalkan oleh World Health Organization (WHO)
sekitar tahun 70-an, dengan tujuan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan yang berkualitas. Di Indonesia, PHC memiliki 3 (tiga) strategi utama, yaitu
kerjasama multisektoral, partisipasi masyarakat, dan penerapan teknologi yang sesuai dengan
kebutuhan dengan pelaksanaan di masyarakat.
Menurut Deklarasi Alma Ata (1978) PHC adalah kontak pertama individu, keluarga, atau
masyarakat dengan sistem pelayanan. Pengertian ini sesuai dengan definisi Sistem Kesehatan
Nasional (SKN) tahun 2009, yang menyatakan bahwa Upaya Kesehatan Primer adalah upaya
kesehatan dasar dimana terjadi kontak pertama perorangan atau masyarakat dengan
pelayanan kesehatan. Menurut Menkes, dalam mendukung strategi PHC yang pertama,
Kementerian Kesehatan RI mengadopsi nilai inklusif, yang merupakan salah satu dari 5 nilai
yang harus diterapkan dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan, yaitu pro-rakyat, inklusif,
responsif, efektif, dan bersih.

1. Strategi PHC yang kedua, sejalan dengan misi Kementerian Kesehatan, yaitu :
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat,
termasuk swasta dan masyarakat madani;
2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan
yang paripurna, merata bermutu dan berkeadilan;
3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya Kesehatan ; dan,
4. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik. Di Indonesia, penyelenggaraan
PHC dilaksanakan di Puskesmas dan jaringan yang berbasis komunitas dan partisipasi
masyarakat, yaitu Poskesdes dan Posyandu yang ada di setiap wilayah kecamatan dan
kelurahan.

Untuk strategi ketiga, Kementerian Kesehatan saat ini memiliki salah satu program
yaitu saintifikasi jamu yang dimulai sejak tahun 2010 dan bertujuan untuk meningkatkan
akses dan keterjangkauan masyarakat terhadap obat-obatan. Program ini memungkinkan
jamu yang merupakan obat-obat herbal tradisional yang sudah lazim digunakan oleh
masyarakat Indonesia, dapat teregister dan memiliki izin edar sehingga dapat diintegrasikan
di dalam pelayanan kesehatan formal. Menkes menambahkan, untuk mencapai keberhasilan
penyelenggaraan PHC bagi masyarakat, diperlukan kerjasama baik lintas sektoral maupun
regional, khususnya di kawasan Asia Tenggara.

B. DESKRIPSI MATERI
Bab ini akan memberikan pengetahuan tentang :

A. Pengertian pelayanan Kesehatan primer dan tujuan


B. Ruang lingkup pelayanan Kesehatan primer
C. Tinjauan Primary Healthy Care (PHC)
D. Elemen Kesehatan pelayanan primer
E. Tanggung jawab perawat dalam Kesehatan primer
F. Implementasi PHC melalui Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD)

C. DEFINISI PHC
Pelayanan Kesehatan primer (primary health care-PHC) merupakan hasil pengkajian,
pemikiran, dan pengalaman dalam pembangunan kesehatan di banyak negera yang diawali
dengan kampanye massal di tahun 1950 terhadap pemberantasan penyakit menular. Pada
waktu itu, banyak negara tidak mampu mengatasi dan menanggulangi wabah penyakit TBC,
campak, diare, dan lain sebagainya. Pada 1960, teknologi kuratif dan preventif dalam struktur
pelayanan Kesehatan telah mengalami kemajuan sehingga muncul pemikiran untuk
mengembangkan konsep upaya dasar Kesehatan. Oleh karena itu, untuk mewujudkan hal
tersebut diperlukan perubahan orientasi dalam pembangunan kesehatan yang meliputi
perubahan-perubahan berikut.

1. Pelayanan kuratif ke promotif dan preventif.


2. Daerah perkotaan ke pedesaan.
3. Golongan mampu ke golongan masyarakat berpenghasilan rendah.
4. Kampanye massal ke upaya Kesehatan terpadu.

Bentuk operasional dari PHC di Indonesia adalah Pengembangan Kesehatan Masyarakat


Desa (PKMD). Pemimpin perawat yang menjadi kunci dalam mencetuskan usaha perawatan
PHC adalah Dr. Amelia Maglacas pada tahun 1986. Setelah diidentifikasi tujuan HFA dan
atrategis PHC untuk merealisasikan tujuan, WHO membuat indikator global untuk
pemantauan dan evaluasi yang dicapai tentang sehat untuk semua pada tahun 1986. Indikator
tersebut adalah:

1. Perkembangan sosial dan ekonomi.


2. Penyediaan pelayanan Kesehatan status Kesehatan.
3. Kesehatan sebagai objek atau bagian dari perkembangan sosial ekonomi.

PHC adalah pelayanan kesehatan pokok berdasarkan metode serta teknologi praktis dan
ilmiah yang dapat diterima secara umum baik oleh individu maupun keluarga dalam
masyarakat, melalui partisipasi mereka sepenuhnya, serta biaya yang dapat dijangkau oleh
masyarakat dan negara untuk memelihara setiap tingkat perkembangan dalam semangat
untuk hidup mandiri (self reliance) dan menentukan nasib sendiri (self determination).
D. TUJUAN PHC

Tujuan Umum

Tujuan umum PHC adalah mencoba menemukan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan
yang diselenggarakan sehingga tercapai tingkat kepuasan masyarakat yang menerima
pelayanan.

Tujuan Khusus

1. Pelayanan harus mencapai keseluruhan penduduk yang dilayani.


2. Pelayanan harus dapat diterima oleh penduduk yang dilayani.
3. Pelayanan harus berdasarkan kebutuhan medis dari populasi yang dilayani.
4. Pelayanan harus secara meksimum menggunakan tenaga dan sumber-sumber daya
lain dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.

UNSUR DAN PRINSIP DASAR PHC


UNSUR

Berikut adalah tiga unsur utama yang terkandung dalam PHC

1. Mencakup upaya-upaya dasar Kesehatan.


2. Melibatkan peran serta masyarakat.
3. Melibatkan kerja sama lintas sectoral.

PRINSIP DASAR

Berikut adalah lima prinsip dasar dalam PHC.

1. Pemerataan upaya Kesehatan.


2. Penekanan pada upaya preventif
3. Menggunakan teknologi tepat guna.
4. Melibatkan peran serta masyarakat.
5. Imunisasi terhadap penyakit-penyakit infeksi.
E. FUNGSI, CIRI-CIRI, PROGRAM, RUANG LINGKUP/ELEMEN, DAN
TANGGUNG JAWAB PERAWAT DALAM PHC

FUNGSI

PHC hendaknya memenuhi fungsi-fungsi berikut :

1. Pemeliharaan kesehatan.
2. Pencegahan penyakit.
3. Diagnosis dan pengobatan.
4. Pelayanan tindak lanjut.
5. Pemberian sertifikat.

CIRI-CIRI

1. Pelayanan yang utama dan intim dengan masyarakat.


2. Pelayanan yang menyeluruh.
3. Pelayanan yang terorganisasi.
4. Pelayanan yang mementingkan kesehatan individu maupun masyarakat.
5. Pelayanan yang berkeseimbangan.
6. Pelayanan yang progesif.
7. Pelayanan berorientasi kepada keluarga.
8. Pelayanan tidak berorientasi pada salah satu aspek saja.

RUANG LINGKUP/ELEMEN PHC

Pelaksanaan PHC paling sedikit harus memiliki delapan elemen berikut.

1. Pendidikan mengenai masalah kesehatan, cara pencegahan penyakit, serta


pengendaliannya.
2. Peningkatan penyediaan makanan dan perbaikan gizi.
3. Penyediaan air bersih dan sanitasi dasar.
4. Kesehatan ibu dan anak, termasuk KB.
5. Imunisasi terhadap penyakit-penyakit infeksi utama.
6. Pencegahan dan pengendalian penyakit endemis setempat.
7. Pengobatan penyakit umum dan ruda paksa (perkosaan) serta penyediaan obat
esensial.
TOPIK 2
TINJAUAN PELAYANAN KESEHATAN PRIMER

A. KARAKTERISTIK PHC

a. Menggambarkan keadaan sosial, ekonomi, budaya, serta politik masyarakat


berdasarkan penerapan hasil penelitian kesehatan sosial-biomedis dan pelayanan
kesehatan masyarakat.
b. Ditujukan untuk mengatasi masalah utama kesehatan masyarakat dengan upaya
preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif.
c. Minimal mencakup penyuluhan tentang masalah kesehatan utama, cara pencegahan,
dan pengendaliannya; penyediaan makanan dan peningkatan gizi; penyediaan sanitasi
dasar dan air bersih; pembinaan kesehatan ibu dan anak termasuk KB; imunisasi
terhadap penyakit menular utama; pencegahan penyakit endemis; pengobatan
penyakit umum dan cedera; serta penyediaan obat esensial.
d. Melibatkan dan meningkatkan kerja sama lintas sektor dan aspek aspek pembangunan
nasional dan masyarakat di samping sektor kesehatan, terutama pertanian, peternakan,
industri makanan, pendidikan, penerangan, agama, perumahan, pekerjaan umum,
perhubungan, dan sebagainya.
e. Membutuhkan sekaligus meningkatkan kepercayaan dan keterlibatan masyarakat
dalam perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian PHC, serta
penggunaan sumber daya yang ada.
f. Ditunjang oleh sistem rujukan upaya kesehatan secara terpadu fungsional dan timbal
balik guna memberikan pelayanan secara menyeluruh dengan memprioritaskan
golongan masyarakat yang paling membutuhkan.
g. Didukung oleh tenaga kesehatan profesional dan masyarakat, termasuk tenaga
kesehatan tradisonal yang terlatih di bidang teknis dan sosial untuk bekerja sebagai
tim kesehatan yang mampu bekerja bersama masyarakat dan membangunkan peran
serta masyarakat.

B. ELEMEN PHC

Elemen PHC adalah sebagai berikut.


1. Pendidikan mengenai masalah kesehatan dan cara pencegahan penyakit serta
pengendaliannya.
2. Peningkatan penyediaan makanan dan perbaikan gizi.
3. Penyediaan air bersih dan sanitasi dasar.
4. Kesehatan ibu dan anak termasuk KB.
5. Imunisasi terhadap penyakit- penyakit infeksi utama.
6. Pencegahan dan pengendalian penyakit endemik setempat.
7. Pengobatan penyakit umum dan ruda paksa.
8. Penyediaan obat-obat essential.

C. TANGGUNG JAWAB PERAWAT DALAM PHC

Sebagai seorang perawat memiliki tanggung jawab dalam PHC meliputi hal-hal sebagai
berikut.

1. Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan dan implementasi


pelayanan kesehatan dan program pendidikan kesehatan.
2. Kerja sama dengan masyarakat, keluarga dan individu.
3. Mengajarkan konsep kesehatan dasar dan teknik asuhan diri sendiri pada masyarakat.
4. Memberikan dukungan dan bimbingan kepada petugas pelayanan kesehatan dan
kepada masyarakat.
5. Koordinasi kegiatan pengembangan kesehatan masyarakat.
TOPIK 3
IMPLEMENTASI PHC MELALUI PEMBANGUNAN KESEHATAN
MASYARAKAT DESA (PKMD)

Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) adalah bentuk operasional dari


PHC di Indonesia. PKMD mencakup serangkaian kegiatan swadaya masyarakat berasaskan
gotong-royong dan didukung oleh pemerintah melalui koordinasi lintas sektoral dengan
tujuan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan atau yang terkait dengan kesehatan, agar
masyarakat dapat hidup sehat guna mencapai kualitas hidup dan kesejahteraan yang lebih
baik.

A. SEJARAH PKMD

Sejarah PKMD dimulai ketika menjelang Pelita I dengan terungkapkan permasalahan


kesehatan yang perlu memperoleh pemecahan segera melalui suatu pendekatan baru. Suatu
pendekatan yang diharapkan dapat mengatasi latar belakang permasalahan merajalelanya
penyakit-penyakit menular yang banyak menimpa rakyat kecil di pedesaan seperti
kekurangan gizi pada bayi, balita, dan ibu dalam masa reproduktif; sanitasi lingkungan yang
jelek, ditambah pertumbuhan industrialisasi, pertambahan penduduk yang tinggi, dan tingkat
pendapat per kapita yang rendah. Selama Pelita I itu dimulailah perbaikan tingkat kesehatan
rakyat dengan skala prioritas program kesehatan, antara lain: pemulihan kesehatan,
pembinaan hidup sehat, pemberantasan penyakit menular, farmasi, pengembangan
infrastruktur, penelitian kesehatan, dan pelatihan. Kebijakan-kebijakan pelayanan selama
Pelita I dititikberatkan pada:

1) perencanaan kesehatan yang lebih baik karena sebelumnya masih bersifat meraba-
raba (belum ada data-data yang akurat);
2) melihat kenyataan yaitu keterbatasan-keterbatasan dana serta fasilitas atas dasar
efektivitas dan efisiensi;
3) daerah sasaran diprioritaskan pada daerah-daerah pedusunan (yang kemudian lahir
konsep PKMD), daerah transmigrasi, dan daerah pengembangan/pembanguanan
lainnya;
4) kebijaksanaan pelayanan ditetapkan atas dasar skala prioritas program dengan
pertimbangan adanya keterbatasan-keterbatasan di atas; 5) usaha-usaha preventif
maupun promotif lebih ditingkatkan dengan memperhatikan pola keseimbangan
berdasarkan situasi dan kondisinya.

B. DEFINISI PKMD

1. Rangkaian kegiatan masyarakat yang dilaksanakan atas dasar gotong royong dan
swadaya dalam rangka menolong diri sendiri untuk memecahkan masalah dan
memenuhi kebutuhan di bidang kesehatan atau di bidang lain yang berkaitan sehingga
mampu mencapai kehidupan sehat sejahtera.
2. Pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan berdasarkan sistem pelayanan puskesmas,
di mana mengikutsertakan anggota-anggota masyarakat di pedesaan melalui kegiatan
pengarahan. Kegiatan ini ditujukan untuk menciptakan kesadaran masyarakat agar
aktif membantu memecahkan dan mengembangkan usaha-usaha kesehatan di desanya
(Dirjen Binkesmas Depkes RI, 1976).
C. TUJUAN, CIRI, DAN PRINSIP-PRINSIP PKMD

Tujuan Umum

Untuk meningkatkan kemampuan masyarakat menolong diri sendiri di bidang kesehatan


dalam rangka meningkatkan mutu hidup.

Tujuan Khusus

1) menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap potensi yang dimilikinya untuk


menolong diri mereka sendiri dalam meningkatkan mutu hidup mereka;
2) mengembangkan kemampuan dan prakarsa masyarakat untuk berperan aktif dan
berswadaya dalam meningkatkan kesejahteraan mereka
3) menghasilkan lebih banyak tenaga masyarakat setempat yang mampu, terampil, serta
mau berperan aktif dalam pembangunan desa;
4) meningkatnya kesehatan masyarakat yang memenuhi beberapa indikator,
a) angka kesakitan menurun,
b) angka kematian menurun (terutama angka kematian bayi dan anak),
c) angka kelahiran menurun,
d) menurunnya angka kekurangan gizi pada anak balita.
Ciri

Ciri utama PKMD adalah sebagai berikut.

1. Kegiatan-kegiatan PKMD berdasarkan pada kesadaran masyarakat, dilaksanakan


melalui usaha-usaha swadaya masyarakat, serta menerapkan gotong-royong dengan
menggali atau menggunakan sumber dan potensi masyarakat setempat.
2. Setiap keputusan dalam rangka pelaksanaan kegiatan ditetapkan oleh masyarakat
sendiri melalui musyawarah mufakat.
3. Pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan oleh tenaga yang berasal dari masyarakat
setempat dan dipilih oleh masyarakat sendiri. Tenaga tersebut dipersiapkan terlebih
dahulu sehingga pengetahuan sikap dan keterampilannya sesuai dengan kegiatan yang
akan dilakukan

Prinsip PKMD

Prinsip-prinsip PKMD adalah sebagai berikut.

1. Kegiatan masyarakat sebaiknya dimulai dengan kegiatan yang memenuhi kebutuhan


masyarakat setempat, walaupun kegiatan tersebut bukan merupakan kegiatan
kesehatan secara langsung. Hal ini berarti bahwa kegiatan tidak hanya terbatas pada
aspek kesehatan saja, tetapi juga mencakup aspek kehidupan lainnya yang secara
tidak langsung menunjang peningkatan taraf kesehatan.
2. Dalam membina kegiatan masyarakat diperlukan kerja sama yang baik antara masing-
masing dinas-dinas, instansi-instansi, dan lembaga lembaga lainnya yang
bersangkutan; serta dinas-dinas, instansi-instansi, lembaga-lembaga tersebut dengan
masyarakat.
3. Dalam keadaan di mana masyarakat tidak dapat memecahkan masalah atau
kebutuhannya sendiri, maka pelayanan langsung diberikan oleh sektor yang
bersangkutan.
D. STRATEGI DAN HAL-HAL YANG DIPERLUKAN DALAM PELAKSAAN
KEGIATAN PKMD

Strategi pembinaan, yang mencakup hal-hal berikut.

1. Tìm pembina PKMD di masing-masing tingkat, sekaligus dijadikan sebagai forum


koordinasi di masing-masing tingkat.
2. Setiap kegiatan partisipasi masyarakat yang akan dipromosikan oleh salah satu sektor
dibahas terlebih dahulu dalam forum koordinasi untuk memungkinkan bantuan dari
sektor-sektor lain dan menghindari tumpang tindih.
3. Jenis bantuan yang akan diberikan harus selalu berdasarkan pada proporsi kebutuhan
masyarakat setempat.

Strategi pengembangan dan pembinaan, mencakup hal berikut.

1. Pengembangan dan pembinaan PKMD berpedoman kepada GBHN.


2. Pengembangan dan pembinaan PKMD dilaksanakan dengan kerja sama lintas
program dan lintas sektoral melalui pendekatan edukatif.
3. Koordinasi pembinaan melalui jalur fungsional pada tiap kegiatan: tingkat provinsi
oleh gubernur, tingkat kabupaten oleh bupati, dan tingkat kecamatan oleh camat.
4. PKMD merupakan bagian integral dari pembangunan desa secara keseluruhan.
5. Kegiatan dilaksanakan dengan membentuk mekanisme kerja yang efektif antarinstansi
yang berkepentingan dalam pembinaan masyarakat desa.
6. Puskesmas sebagai pusat pengembangan dan pembangunan kesehatan berfungsi
membuat dinamisasi.

Hal-hal yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan PKMD adalah sebagai berikut

1. Pemahaman masyarakat yang benar tentang definisi dan program program kesehatan
yang dilaksanakan pemerintah perlu tetap dikembangkan.
2. Kesadaran masyarakat mengenai potensi dan sumber daya yang dimiliki harus
dikembangkan dan dibina. Selain itu, juga perlu mengembangkan kemampuan dan
keberanian untuk berperan aktif dan berswadaya dalam meningkatkan mutu hidup dan
kesejahteraan mereka.
3. Sikap dan mental pihak penyelenggara pelayanan perlu dipersiapkan terlebih dahulu
agar dapat menyadari bahwa masyarakat mempunyai hak.
E. RUANG LINGKUP PKMD
Ruang Lingkup PKMD terkait dengan tujuan PKMD adalah meningkatkan status
kesehatan dalam rangka meningkatkan mutu hidup dan kesejahteraan masyarakat Status
kesehatan dipengaruhi oleh berbagai faktor, terutama lingkungan dan perilaku masyarakat
Oleh karenanya kegiatan PKMD tidak hanya terbatas dalam bidang pelayanan kesehatan
saja, akan tetapi menyangkut kegiatan di luar kesehatan yang berkaitan dengan
peningkatan status kesehatan dan perbaikan mutu hidup masyarakat. Misalnya, kegiatan
usaha bersama dalam bentuk koperasi simpan pinjam untuk meningkatkan pendapatan
atau usaha bersama untuk meningkatkan taraf pendidikan masyarakat dengan bekerja
sambil belajar. Pengembangan PKMD tidak hanya pada daerah pedesaan saja, akan tetapi
juga meliputi masyarakat daerah perkotaan yang berpenghasilan rendah. Kegiatan
partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pos pelayanan terpadu (posyandu) terdiri atas
lima program, yaitu KIA, KB, gizi, imunisasi, dan penanggulangan diare.

F. LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN PKMD


1. Persiapan petugas.
Petugas pada berbagai tingkat administrasi (pusat, provinsi, kabupaten, dan
kecamatan) memiliki kesamaan konsep dan pengertian yang menyeluruh tentang
kegiatan yang akan dilakukan, di samping pemahaman yang tepat tentang peran dan
tugas masing-masing. Setelah tercapainya kesamaan pemahaman tentang konsep,
tugas, dan peran masing-masing, dilanjutkan dengan menyusun rencana tindak lanjut.
Upaya untuk mewujudkan hal tersebut dilaksanakan melalui kegiatan seminar,
lokakarya, atau pertemuan lainnya.
2. Persiapan masyarakat.
Persiapan masyarakat dilakukan mulai dari tingkat mewujudkan hal tersebut desa atau
kelurahan. Beberapa kegiatan pokok yang perlu dilakukan dalam rangka persiapan
masyarakat antara lain: pertemuan tingkat desa, survei mawas diri masyarakat, dan
musyawarah masyarakat. Kegiatan pertemuan tingkat desa dan survei mawas diri
masyarakat pada dasarnya merupakan proses keterlibatan dan keikutsertaan
masyarakat dalam pembangunan kesehatan, mulai tahap awal dengan maksud untuk
lebih meningkatkan rasa memiliki. Tahap ini merupakan tahap paling penting, karena
timbulnya kesadaran akan adanya masalah kesehatan kerja serta timbulnya
kemampuan untuk menanggulangi masalah melalui usaha sendiri, berasal dan berawal
dari proses ini. Kesuksesan pelaksanaan kegiatan ini akan sangat memengaruhi tahap
kegiatan selanjutnya. Pendekatan yang bersifat "top down" sering kali tidak
berkesinambungan, misalnya pada kegiatan pelatihan kurang memberi kesempatan
kepada warga masyarakat untuk lebih dahulu memahami dan menghayati peran serta
mereka dalam pemecahan masalah.
3. Pelaksanaan kegiatan oleh masyarakat.
Pada dasarnya, perencanaan yang disusun oleh masyarakat harus dilaksanakan oleh
masyarakat pula. Petugas kesehatan maupun sektor lain berperan untuk memberikan
dorongan dan bimbingan teknis kepada para pelaksana. Keterlibatan petugas dalam
tahap pelaksanaan secara untuk lebih memberikan kesempatan kepada masyarakat
sendiri dan bertahap harus dikurangi melaksanakan rencana kerja mereka.
4. Pembinaan kegiatan
perlu dilaksanakan oleh masyarakat sendiri. LKMD dan tokoh masyarakat setempat
dapat memberikan atau melakukan upaya pemantauan serta pembinaan lebih lanjut.
Prinsip pembina adalah menimbulkan semangat kemandirian, bukan ketergantungan.
5. Perluasan/pengembangan.
Apabila suatu kegiatan sudah dipandang berhasil dan masyarakat dapat menikmati
manfaatnya, kegiatan dapat dikembangkan ke wilayah lain dengan harapan lebih
banyak warga masyarakat dapat menikmati hasilnya. Sifat pengembangan dapat
merupakan intensifikasi kegiatan atau ekstensifikasi wilayah cakupan

G. UPAYA KESEHATAN KERJA MELALUI PENDEKATAN PKMD

Program upaya kesehatan kerja dilaksanakan melalui pendekatan PKMD. Salah satu
bentuk operasionalnya diselenggarakan melalui pos Unit Kesehatan Kerja (UKK). Melalui
pos UKK dapat dilakukan tiga kegiatan pokok berikut..

1. Komunikasi, informasi, dan motivasi (KIM) tentang kesehatan dan keselamatan kerja.
Materi KIM yang disampaikan antara lain menyangkut prosedur kerja, keselamatan
kerja, gizi kerja, bagaimana bekerja tanpa mencemari lingkungan, dan lain-lain.
2. Kerja sama lintas sektoral, baik antarpetugas maupun antarkader.
3. Pelayanan dasar kesehatan kerja meliputi: pertolongan pertama pada kecelakaan
(P3K), pertolongan pertama pada penyakit (P3P), upaya penggunaan alat-alat
keselamatan kerja atau perlindungan kerja, dan upaya penyehatan lingkungan kerja.
RANGKUMAN
PHC adalah pelayanan Kesehatan pokok berdasarkan metode serta teknologi praktis
dan ilmiah yang dapat diterima secara umum baik oleh individu maupun keluarga
dalam masyarakat. Karakteristik PHC menggambarkan sosial, ekonomi, budaya, serta
politik masyarakat dalam menerapkan pelayanan Kesehatan.
Tujuan umum PHC adalah mencoba menemukan kebutuhan masyarakat terhadap
pelayanan yang diselenggarakan. PHC mempunyai unsur-unsur yaitu :
1. Mencakup upaya-upaya dasar Kesehatan
2. Melibatkan peran serta masyarakat
3. Melibatkan kerja sama sektoral.

Prinsip dasar dalam PHC yaitu pemerataan upaya Kesehatan dalam penekanan
preventif dengan menggunakan teknoligi yang tepat, serta melibatkan peran
masyarakat dan imunisasi terhadap penyakit infeksi. Salah satu elemen PHC yaitu
Pendidikan mengenai masalah Kesehatan, cara pencegahan penyakit serta
pengendaliannya.

PKMD adalah rangkaian kegiatan masyarakat yang dilaksanakan atas dasar gotong
royong dan swadaya dalam rangka menolong diri sendiri untuk memecahkan masalah
di bidang Kesehatan. Salah satu ciri utama PKMD yaitu berdasarkan pada kesadaran
masyarakat dalam kegiatan PKMD dengan bantuan dan dukungan pemerintah yang
bersifat lintas program dan lintas sektoral.
EVALUASI BAB I

1. Konferensi di Alma Ata menetapkan Primary Health Care (PHC) sebagai pendekatan atau strategi
global untuk mencapai kesehatan bagi semua. Bentuk operasional dari PHC di Indonesia adalah …
A. Posyandu
B. MMD
C. PKMD
D. Poskesdes
E. Puskesmas
Jawab : C. PKMD
2. Prinsip dasar dalam pelaksanaan PHC adalah ….
A. Pemerataan upaya kesehatan
B. Penekanan pada upaya preventif
C. Menggunakan teknologi tepat guna
D. Melibatkan peran serta masyarakat
E. A,B,C,D benar
Jawab : E. A,B,C,D benar
3. Tanggung jawab perawat dalam implementasi PHC adalah ….
A. Mendorong partisipasi aktif masyarakat
B. Melibatkan pemerintah daerah dalam kegiatannya
C. Mendorong keterlibatan LSM
D. Melibatkan investor swasta
E. Tidak melibatkan tenaga Kesehatan
Jawab : A. Mendorong partisipasi aktif masyarakat
4. Yang tidak termasuk dalam fungsi PHC adalah ….
A. Pemeliharaan Kesehatan
B. Pemulihan terhadap penyakit
C. Pencegahan penyakit
D. Diagnosis dan pengobatan
E. Pelayanan tindak lanjut
Jawab : B. Pemulihan terhadap penyakit
5. Berikut ini yang termasuk dalam elemen PHC adalah pelayanan yang ….
Jawab : C. Pelayanan yang menyeluruh
7. Mendorong ibu-ibu yang memiliki bayi untuk ke posyandu setiap bulan adalah ….
A. Ciri-ciri PHC
B. Elemen PHC
C. Tanggung jawab perawat dalam PHC
D. Komponen dari PHC
E. Prosedur desa
Jawab : C. Tanggung jawab perawat dalam PHC
8. Penyediaan obat esensial dalam pelayanan Kesehatan di Puskesmas merupakan ….
A. Prinsip dasar dalam pelayanan PHC
B. Ciri-ciri PHC
C. Elemen PHC
D. Tanggung jawab perawat dalam PHC
E. Faktor-faktor pendukung PHC
Jawab : C. Elemen PHC
9. Pengertian PKMD adalah sebuah …..
A. Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan di atas dasar gotong royong dan swadaya dalam rangka
membantu diri sendiri untuk memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhan dibidang
Kesehatan atau bidang lain yang berkaitan sehingga mampu mencapai kehidupan sehat
sejahtera.
B. Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan dengan kemauan diri sendiri tanpa didasari gotong
royong masyarakat untuk mencapai kehidupan yang sehat sejahtera
C. Kegiatan masyarakat yang merugikan
D. Kegiatan masyarakat yang dilakukan dibidang keuangan.
E. Kegiatan yang tidak dapat memecahkan masalah di suatu masyarakat.
Jawab : A. Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan di atas dasar gotong royong dan swadaya dalam
rangka membantu diri sendiri untuk memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhan dibidang Kesehatan
atau bidang lain yang berkaitan sehingga mampu mencapai kehidupan sehat sejahtera
10. Langkah-langkah dalam Pengembangan Kesehatan Masyarakat Desa adalah ….
A. Persiapan petugas
B. Persiapan masyarakat
C. Pelaksanaan kegiatan oleh masyarakat
D. Perencanaan Kesehatan yang lebih baik
E. a,b dan c benar
Jawab : E. a,b dan c benar
GLOSARIUM

KB :( Keluarga Berencana) adalah gerakan untuk membentuk keluarga yang


sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran.

KIM : kelompok yang dibentuk oleh, dari, untuk masyarakat secara mandiri dan
kreatif yang aktivitasnya melakukan pengelolaan informasi dan
pemberdayaan masyarakat dalam rangka meningkatkan nilai tambah.

LKMD :salah satu lembaga kemasyarakatan yang berada di desa. LKMD


merupakan wadah partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa.

PHC :pelayanan Kesehatan pokok berdasarkan metode serta teknologi praktis


dan ilmiah yang dapat diterima secara umum baik oleh individu maupun
keluarga dalam masyarakat.

PKMD : rangkaian kegiatan masyarakat yang dilaksanakan atas dasar gotong


royong dan swadaya dalam rangka menolong diri sendiri untuk
memecahkan masalah di bidang Kesehatan.

P3k : (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) ialah upaya pertolongan serta


perawatan untuk sementara agar korban kecelakaan keadaannya bisa lebih
baik sebelum mendapat pertolongan yang lebih sempurna dari dokter atau
paramedic.

P3p :  pertolongan yang diberikan kepada seseorang yang sakit, bersifat


sementara sebelum penderita di bawa ke ke rumah sakit atau mendapat
pengobatan dari dokter.

SKN : Pengelolahan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua kompenen


bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin
tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya

SWADAYA : kekuatan (tenaga) sendiri, yang dalam kaitannya dengan pembangunan


ataupun pemberdayaan, swadaya adalah sasaran utama yang harus dicapai.

TBC : penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi dan berpotensi serius
terutama pada organ paru-paru, penyakit yang disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium tuberculosis
WHO : Lembaga yang bertanggung jawab terhadap persoalan Kesehatan public
internasional. (Organisasi Kesehatan Dunia)

Anda mungkin juga menyukai