Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN III (TIGA)

“Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional di Rumah Sakit Terkait


dengan BPJS Kesehatan “
DI RUMAH SAKIT HUSADA JAKARTA

Disusun Oleh :

1. Arip Budiana 20180306228


2. Dian Nur Muslimah 20180306242
3. Florianus Reu 20180306233
4. Yeni Rahmawati 20180306240
5. Yoga Septian Bayu A 20180306231

PROGRAM STUDI D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI


KESEHATAN
FAKULTAS ILMU – ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
TAHUN 2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN

Tugas praktek kerja lapangan IIi yang berjudul “Pelaksanaan Jaminan


Kesehatan Nasional di Rumah Sakit Terkait dengan BPJS
Kesehatan, telah diterima dan disahkan pada :

Hari :
Tanggal :

Pembimbing I , Pembimbing Lahan ,

(Nanda Aula Rumana SKM., MKM.) ( )


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pendidikan tenaga kesehatan merupakan bagian integral dari Pembangunan


Nasional Bidang Kesehatan yang diarahkan untuk mendukung upaya pencapaian
derajat kesehatan masyarakat secara optimal. Dalam kaitan ini pendidikan tenaga
kesehatan diselenggarakan untuk memperoleh tenaga kesehatan yang bermutu
yang mampu mengemban tugas untuk mewujudkan perubahan, pertumbuhan dan
pembangunan dalam rangka memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan bagi
seluruh masyarakat.
Salah satu institusi pendidikan yang menyediakan tenaga kesehatan adalah
Universitas Esa Unggul Jakarta yang menghasilkan tenaga kesehatan di bidang
Rekam Medis dan Informasi Kesehatan tingkat ahli madya yang mampu bekerja
dalam sistem pelayanan kesehatan secara terpadu. Oleh karena itu lulusan
akademi ini harus terampil, terlatih dan dapat mengembangkan diri baik secara
pribadi maupun sebagai tenaga kesehatan yang profesional berdasarkan nilai-
nilai yang dapat menunjang upaya pembangunan di bidang kesehatan.
Untuk menghasilkan tenaga kesehatan di bidang Rekam Medis dan Informasi
Kesehatan yang memenuhi kualitas tersebut, maka penyelenggaraan pendidikan
terutama proses belajar mengajar harus ditingkatkan secara terus-menerus. Salah
satu upaya yang dilakukan untuk memberikan bekal pengalaman kepada peserta
didik adalah mengikutsertakan mahasiswa dalam Praktek Kerja Lapangan yang
disingkat dengan PKL. Hal ini dipilih karena PKL dianggap cara terbaik untuk
menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya selama mengikuti
pendidikan.
Rumah Sakit Husada merupakan rumah sakit swasta non pendidikan tipe B
yang melayani masyarakat umum. Rs Husada memiliki jenis fasilitas pelayanan
seperti UGD 24 Jam , fasilitas Rawat Inap dengan berbagai macam kelas seperti
VIP, Super VIP,Kelas I-III , klinik Spesialis Lengkap dan peralatan penunjang
medik terkini. dan juga menerima pasien dengan jaminan BPJS, asuransi,
pembayaran pribadi dan lainnya . Rumah sakit ini berlokasi di Jl. Mangga Besar
No.137-139, Jakarta Pusat .

1.2. Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum

Meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang pelaksanaan jaminan


kesehatan nasional di rumah sakit terkait dengan BPJS kesehatan.

1.2.2. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti Praktik Kerja Lapangan mahasiswa mampu :

a. Mempelajari tentang system penerimaan pasien jamkesmas, jamkesda,


kartu Jakarta Sehat, dan BPJS.
b. Mempelajari studi kemasalahan yang terkait dengan pelaksanaan BPJS
kesehatan di rumah sakit

1.3. Manfaat Praktik Kerja Lapangan

1.3.1. Bagi Mahasiswa

a. Memberikan pengetahuan kepada Mahasiswa Universitas Esa Unggul


Jakarta mengenai kegiatan pelayanan BPJS Kesehatan khususnya di
Rumah Sakit Husada.
b. Untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan secara
langsung di lapangan.
c. Untuk mengetahui gambaran secara umum kegiatan di unit Rekam Medis
Rumah Sakit dan dalam hal ini khususnya di Rumah Sakit Husada.

1.3.2. Bagi Fakultas

Sebagai bahan evaluasi kurikulum yang telah diterapkan, serta menemukan


penyesuaian dengan kebutuhan tenaga kerja yang kompeten dalam bidangnya.

1.3.3. Bagi Instansi yang bersangkutan


a. Mahasiswa dapat membantu menyelesaikan pekerjaan sehari - hari di
tempat pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (Fasyankes)
b. Sebagai sarana kerja sama antara pelayanan kesehatan dengan fakultas
kesehatan (Rekam Medis dan Informasi Kesehatan) Universitas Esa
Unggul dimasa yang akan datang.

1.4. Ruang Lingkup Penulisan

Ruang lingkup yang akan dibahas dalam laporan ini adalah “Pelaksanaan Jaminan
Kesehatan Nasional di Rumah Sakit terkait dengan BPJS Kesehatan” . Adapun
ruang lingkup penulisan meliputi :

1. Proses pendaftaran pasien dengan jaminan BPJS atau Umum/Pribadi


untuk memenuhi kebutuhan pasien dan didukung oleh sarana dan
lingkungan yang memadai
2. Prosedur pendaftaran dilaksanakan dengan efektif dan efisien dengan
memperhatikan kebutuhan pasien.
3. Tahapan pelayanan klinis diinformasikan kepada pasien untuk menjamin
kesinambungan pelayanan
4. Proses pengkajian awal dilakukan secara baik mencakup berbagai
kebutuhan dan harapan pasien/keluarga pasien.
5. Membuat laporan dengan teliti dan akurat sesuai data yang ada.
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

2.1. Sejarah Rumah Sakit Husada

Rumah Sakit Husada didirikan oleh dr Kwa Tjoan Sioe pada tanggal 28
Desember 1924 dengan nama Jang Seng Ie. Sebelum menjadi rumah sakit yang
besar dan megah, Husada hanya sebuah Poliklinik sederhana yang dibentuk oleh
Perkumpulan Jang Seng Ie dan diresmikan penggunaanya pada tanggal 11 Maret
1925. Tujuan awal poliklinik ini berupaya membangkitkan kesadaran akan
lingkungan hidup sehat di kalangan warga pribumi Batavia, karena tercermin
tingkat angka kematian bayi masih sangat tinggi.
Poliklinik Jang Seng Ie berubah wujud menjadi Rumah Sakit Jang Seng Ie
pada tahun 1932. Setelah menjadi rumah sakit, fasilitas yang dimiliki sedikit demi
sedikit bertambah dan sejak saat itu pengabdian dalam pelayanan kesehatan bagi
masyarakat terus diselenggarakan. Akhirnya pada 1 Juni 1965 Menteri Kesehatan
Prof Dr. Satrio meresmikan penggantian nama menjadi RS Husada.
Setelah ditetapkan sebagai Rumah Sakit Pusat II Wilayah Jakarta Pusat pada
1971, RS Husada terus melakukan pengembangan dan pembenahan pelayanan.
Kini menghadapi era globalisasi dan banyaknya rumah sakit profit oriented yang
mewah. Rs Husada sebagai rumah sakit swasta non profit, terus mengembangkan
pelayanan dengan mutu yang baik dan berorientasi pada keselamatan pasien. Pada
tahun 1997 mendapatkan akreditasi penuh 5 (lima) pelayanan dari Departemen
Kesehatan. Pada April 2001 lulus akreditasi dengan 12 pelayanan dan September
2007 telah lulus akreditasi 16 pelayanan.
RS Husada merupakan rumah sakit swasta non pendidikan tipe B berlokasi di
Jalan Mangga Besar Nomoe 137-139, Jakarta Pusat. Dengan jenis pelayanan yang
terus berkembang hingga saat ini RS Husada memiliki kapasitas 311 tempat tidur
dengan fasilitas kelas super VIP, VIP, kelas I, II dan III. Selain pelayanan rawat
inap, berbagai pelayanan rawat jalan antara lain UGD 24 jam, poliklinik umum,
klinik spesialis lengkap dan peralatan medik terkini.
Selain memberikan pelayanan kesehatan. RS Husada juga memberikan
pembinaan dan pengembangan penelitian kemasyarakatan yang berorientasi
kualitas dan pelayanan bagi masyarakat, dengan menjadikan RS Husada sebagai
tempat penyuluhan kesehatan dan praktek pendidikan mahasiswa dari berbagai
program baik kesehatan maupun non kesehatan.
Sebagai praktek kerja mahasiswa kedokteran dari universitas swasta dan
praktek kerja lapangan (PKL) bagi mahasiswa program kesehatan lainnya.
RS Husada saat ini dipimpin oleh Direksi RS Husada yang bertanggung jawab
kepada perkumpulan Husada.

Susunan Direksi RS Husada periode 2018-2021 adalah sebagai berikut :

1. Direktur Utama : dr. Yeo Hans Cahyadi PhD,SpJP,FESC


2. Direktur Medis : dr. Erani Soengko, MARS.
3. Direktur Non Medis : dr. Nanik Muljono

Sesuai dengan tanggung jawabnya dalam mengelola rumah sakit, masing-


masing Direktur memiliki tugas dan wewenang sesuai bidangnya. Dengan
komitmen penuh Perkumpulan, Direksi dan seluruh staf RS Husada telah berhasil
melaksanakan Akreditasi Standar Internasional KARS dengan paripurna pada
Desember 2019.
Seiring pergeseran paradigma pelayanan rumah sakit berfokus pada pasien,
arah dan focus akreditasi baru pada peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
Pasien menjadi focus utama dalam pelayanan di rumah sakit. Sejalan dengan visi
RS Husada yang arahnya menjadi rumah sakit bertaraf internasional.

2.2. Visi, Misi, dan Motto

Suatu organisasi yang baik, untuk menyamakan persepsi dana rah seluruh unit
dalam mencapai tujuan bersama maka perlu visi dan misi untuk mencapai tujuan
tersebut.

Adapun visi dan misi Rumah Sakit Husada adalah :

A. Visi
Menjadi Rumah Sakit bertaraf Internasional yang memberi pelayanan
kesehatan paripurna berdasarkan Cinta Kasih.

B. Misi
Memberi dan meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat serta
layanan pendidikanbagi calon dokter dan perawat.

C. Motto
HUSADA BANGKIT memiliki arti RS HUSADA berupaya membangkitkan
kembali semangat seluruh warga rumah sakit dengan memperbaiki dan
meningkatkan kualitas, serta system pelayanan di segala bidang, baik medis
dan non medis, sehingga RS Husada mampu menjadi andalan kembali dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

BAB III
Sistem Penerimaan KIS dan BPJS

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan bagian dari Sistem


Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang diselenggarakan dengan menggunakan
mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory)
berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN dengan
tujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak
yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya
dibayar oleh Pemerintah.
BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) sendiri adalah badan atau
perusahaan asuransi yang sebelumnya bernama PT Askes yang
menyelenggarakan perlindungan kesehatan bagi para pesertanya.
Perlindungan kesehatan ini juga bisa didapat dari BPJS Ketenagakerjaan yang
merupakan transformasi dari Jamsostek (Jaminan Sosial Tenaga Kerja). Dari
masing-masing definisi ini maka bisa disimpulkan bahwa perbedaan diantara
keduanya ini adalah bahwa JKN merupakan nama programnya, sedangkan
BPJS merupakan badan penyelenggaranya yang kinerjanya nanti diawasi oleh
DJSN (Dewan Jaminan Sosial Nasional).
Rumah Sakit sebagai stake holder utama JKN harus mampu mengelola
pelayanan kepada peserta JKN dengan efektif dan efisien, tepat guna dan
berhasil guna, karena pada hakekatnya dalam proses pelayanan kepada pasien
terdapat batasan dalam standar pelayanan serta penggunaan sumber daya yang
dikemas dalam model paket INA CBGs. Keadaan ini membutuhkan adaptasi
yang terus-menerus di internal Rumah Sakit, seperti: pengelolaan pelayanan
yang sesuai dengan aturan dan regulasi JKN, standarisasi pelayanan,
optimalisasi utilisasi serta kendali mutu dan kendali biaya.
Tim Pengelola JKN di Rumah Sakit menjadi sangat sentral peran dan
fungsinya dalam proses adaptasi, menentukan arah dan pelaksanaan program
pelayanan JKN di Internal Rumah Sakit. Sehingga Rumah Sakit bisa
memberikan pelayanan yang baik dan bermutu kepada peserta JKN, dapat
mengoptimalkan JKN sebagai sumber utama pendapatan Rumah Sakit dan
berharap Rumah Sakit bisa tumbuh dan berkembang di era JKN.
Sistem penerimaan JKN berikut cara dan langkah yang bisa Anda coba
terapkan untuk daftar online antrian BPJS di rumah sakit tanpa harus datang
ke rumah sakit terlebih dahulu.

1. Untuk bisa menikmati fitur aplikasi mobile JKN salah satunya daftar
online antrian BPJS kesehatan, maka Anda harus mendownload dan
melakukan registrasi melalui aplikasi ini terlebih dahulu.
2. Unduh aplikasi melalui Playstore untuk android dan Apple Store untuk
ios. Setelah aplikasi terpasang, lakukan registrasi pada menu registrasi
lalu isilah setiap kolom dengan data diri Anda.
3. Pastikan saat mendaftar, email yang Anda gunakan masih aktif untuk
pengiriman nomor verifikasi pendaftaran.
4. Cek nomor verifikasi pada email Anda dan masukkan nomor tersebut
pada kolom yang tersedia. Bila berhasil maka Anda bisa diminta
mengisi nomor kartu BPJS Kesehatan serta kata sandi yang dipakai
untuk login aplikasi mobile JKN.
5. Apabila aplikasi mobile JKN sudah terinstal di perangkat mobile
Anda, maka Anda bisa mulai pengambilan nomor  antrian Online.
Caranya silahkan login ke aplikasi mobile JKN pada ponsel Anda.
6. Setelah berhasil login, silahkan cari menu “pendaftaran pelayanan”
dalam aplikasi tersebut. Anda diminta untuk memilih rumah sakit atau
poliklinik yang akan dituju. Sampaikan juga keluhan penyakit yang
anda alami melalui aplikasi tersebut.
7. Bila pendaftaran selesai, maka peserta akan memperoleh nomor
antrian dan sisa antrian di rumah sakit secara langsung secara cepat
dan tanpa antri.
8. Peserta menunggu panggilan pendaftaran
9. Setelah dipanggil, peserta akan diminta untuk menyerahkan berkas
Pasien untuk dapat Veifikasi.
10. Peserta/Pasien yang berkasnya telah memenuhi syarat selanjutnya
diperiksa oleh Dokter yang  dimtuju pada surat rujukan.

Sistem Penerimaan BPJS Alur rujukan pelayanan bpjs kesehatan


menggunakan sistem berjenjang, artinya, ada langkah-langkah khusus yang harus
ditempuh oleh peserta bpjs makala ingin melakukan pengobatan menggunakan bpjs
agar biaya pengobatan sepenuhnya dapat ditanggung oleh bpjs. Ada 2 kategori pasein
yang dapat ditangani oleh bpjs yaitu pasien gawat darurat dan pasien bukan gawat
darurat, alur rujuakan kedua jenis pasien bpjs tersebut bisa berbeda sebagai berikut:
1. Pasien gawat darurat
Pasien gawat darurat adalah kondisi pasien yang harus segera mendapatkan
pelayanan medis jika tidak ditolong maka kondisi pasien akan lebih parah dan dapat
mengancam keselamatan pasien itu sendiri.
Untuk pasien gawat darurat yang ingin menggunakan layanan bpjs tidak harus
dimulai di fasilitas kesehatan tk1 sesuai dengan yang tertera di kartu bpjs peserta,
namun khusus untuk pasien gawat darurat bisa langsung datang ke fasilitas kesehatan
terdekat seperti rumah sakit.
2. Pasien bukan gawat darurat
Sedangkan untuk pasien bukan gawat darurat, seperti misalnya pasien berobat jalan
maka si peserta bpjs yang ingin melakukan pengobatan menggunakan layanan bpjs
harus datang pertama kali ke fasilitas kesehatan tingkat pertama (faskes tk1) sesuai
dengan yang tertera di kartu bpjs peserta, jika tidak maka kemungkinan besar biaya
tidak akan ditanggung oleh bpjs.
Jika di fasilitas kesehatan 1 pasien tidak dapat ditangani atau peralatan yang
terdapat di fasilitas kesehatan 1 tidak memadai, maka dokter akan membuatkan surat
rujukan ke fasilitas kesehatan tingkat berikutnya (fasilitas kesehatan tk 2) yaitu rumah
sakit umum daerah.
Di rumah sakit daerah husada pasien harus membawa surat rujukan dan kartu
bpjs untuk dapat ditangani oleh dokter spesialis rumah sakit. jika kondisi pasien tidak
memungkinkan untuk ditangani di rumah sakit sebagai fasiltias kesehatan ke 2 maka
dokter spesialis akan memberikan rujukan lagi untuk dirujuk ke fasilitas kesehatan
berikutnya. yaitu rumah sakit provinsi.
Dengan memahami alur rujukan pasien bpjs, maka peserta bpjs akan dapat
menggunakan layanan bpjs secara baik dan benar sehingga biaya pengobatan akan
sepenuhnya ditanggung oleh bpjs

Anda mungkin juga menyukai