Anda di halaman 1dari 19

BAB 2.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu


Penelitian terdahulu yang digunakan sebagai acuan peneliti dalam
melakukan penelitian ini adalah :
2.1.1 Evaluasi Impementasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
(SIMRS) dengan Metode PIECES di RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo
Penlitian ini melakukan evaluasi terhadap inmplementasi Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) dengan Metode PIECES di RSUD dr. Abdoer
Rahem Situbondo yang bertujuan untuk menilai kelangsungan implementasi
sistem informasi manajemen rumah sakit yang sudah berjalan sejak tahun 2008.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan objek penelitian
adalah aplikasi sistem informasi manajemen rumah sakit dan subjek penelitian
adalah seluruh pengguna sistem informasi manajemen rumah sakit.
2.1.2 Penilaian Fungsi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) di
Bagian Pendaftaran Rawat Jalan RSUD Genteng Dengan Metode EUCS
Penelitian ini melakukan penilaian sistem informasi manajemen rumah
sakit di bagian pendaftaran rawat jalan yang sedang berjalan guna menangkap
permasalahan yang terjadi. Penilaian masalah dari aspek kepuasan pengguna
dalam menggunakan sistem informasi yang telah berjalan tersebut. Sehingga
didapatkan penilaian untuk memunculkankan rekomendasi dan strategi
pengoptimalisasian terhadap fungsi sistem infromasi yang telah berjalan.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan
pendekatan secara interpretative.

2.2 State of The Art


Berdasarkan kedua karya tulis berikut, maka persamaan dan perbedaan
pada penelitian ini sebagai berikut :

6
7

Tabel 2.1 State of The Art


No Variabel Mira Prissilya Diana Endah R. Laksmi Reisita

Evaluasi Impementasi Penilaian Fungsi Evaluasi Sistem


Sistem Informasi Sistem Informasi Informasi Manajemen
Manajemen Rumah Manajemen Rumah Rumah Sakit (SIMRS)
Sakit (SIMRS) dengan Sakit (SIMRS) di Register Pasien Rawat
1 Judul
Metode PIECES di Bagian Pendaftaran Jalan di RSUD DR.
RSUD dr. Abdoer Rawat Jalan RSUD Moh. Saleh
Rahem Situbondo Genteng dengan Probolinggo
Metode EUCS

Mengetahui kinerja Mengetahui kinerja Mengetahui kinerja


SIMRS dari persepsi sistem SIMRS yang sistem informasi
pengguna pada ada di bagian manajemen bagian
seluruh bagian unit pendaftaran pasien registrasi psien rawat
yang ada di rumah rawat jalan dan jalan
2 Tujuan
sakit melakukan penilaian
dan rekomendasi atau
strategi
pengoptimalisasian
fungsi SIMRS
Sistem Informasi Sistem Informasi Sistem Informasi
Manajemen Rumah Manajemen Rumah Manajemen Rumah
Sakit RSUD dr. Sakit Bagian Sakit Bagian
3 Obyek Abdoer Rahem Pendaftaran Pasien Registrasi Pasien
Situbondo Rawat Jalan RSUD Rawat Jalan RSUD
Genteng DR. Moh. Saleh
Probolinggo
4 Metode Deskriptif Kuantitatif Kualitatif Kualitatif

Penelitian dengan judul milik peneliti dibandingkan dengan milik peneliti


Mira Prisilya adalah perbedaan variabel dalam PIECES yang diteliti kemudian
peneliti juga fokus dan melakukan penelitian secara mendalam terhadap sistem
registrasi pasien rawat jalan, sedangkan dengan peneliti Diana Endah R. Memiliki
perbedaan yaitu metode penelitian yang digunakan berbeda, peneliti Diana hanya
8

fokus terhadap kepuasan akhir dari pengguna terhadap sistem, sedangkan


penelitian milik melakukan penelitian saat sistem dijalankan.

2.3 Rumah Sakit


Berdasarkan Undang – Undang RI No. 44 Tahun 2009, rumah sakit adalah
institusi pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Yang artinya rumah sakit
adalah sebah institusi kesehatan yang dijalankan oleh pemerintah dan swasta atau
lembaga yang didalamnya harus melaksanakan pengobatan bagi perorangan atau
kelompok secara paripurna dimana selama perkembangan rumah sakit
dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, ilmu perkembangan
teknologi dan kondisi sosial ekonomi masyarakat agar dapat menjadikannya
memiliki peningkatan pelayanan yang bermutu dan terjangkau.
Menurut WHO (World Health Organization) rumah sakit adalah ‘an
integral part of the medical and social organisation which is to provide for the
population complete health care, both curative and preventive; and whose out-
patient services reach out into the family in its home environment. The hospital is
also a centre for the training of health workers and for bio-social research’ atau
bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan yang menyediakan
pelayanan kesehatan paripurna (komprehensif), penyembuhan (kuratif) dan
pencegahan (preventif) penyakit, dan pelayanan rawat jalan yang menjangkau tiap
masyarakat. Rumah sakit juga merupakan tempat pusat pelatihan bagi tenaga
medis dan penelitian bio-sosial.
Tujuan rumah sakit menurut Undang – Undang Republik Indonesia No.44
Tahun 2009 Tentang Rumah sakit menyebutkan sebagai berikut :
a. Mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan.
b. Memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat,
lingkungan rumah sakit dan sumber daya manusia di rumah sakit.
c. Meningkatkan mutu da mempertahankan standar pelayanan rumah
sakit.
9

d. Memberikan kepastian hukum kepada pasien, masyarakat, sumber


daya manusia rumah sakit dan rumah sakit.
Sedangkan Fungsi Rumah sakit adalah
a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan
sesuai dengan standar pelayanan rumash sakit.
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui
pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai
kebutuhan medis.
c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia
dalam rangka peningkatan kemampuan dalam memberikan pelayanan
kesehatan.
d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan
teknologi bidang kesehatan dalam rangkat peningkatan pelayanan
kesehatan dan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang
kesehatan.

2.4 Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit


2.4.1 Sistem
Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur – prosedur yang saling
berhubungan, berkumpul bersama – sama untuk melakukan kegiatan atau untuk
melakukan sasaran yang tertentu (Hutahaean, 2014).
Menurut Jogianto dalam Hutahaean (2014), Sistem adalah kumpulan dari
elemen – elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem
menggambarkan suatu kejadian – kejadian dan kesatuan yang nyata adalah suatu
obyek nyata, seperti tempat, benda, dan orang – orang yang betul ada dan terjadi.
Supaya sistem itu dikatakan baik harus memiliki karakteristik sebagai
berikut, yaitu :
a. Komponen
Suatu sistem yang terdiri dari sejumlah komponen – komponen yang
saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu
10

kesatuan. Komponen sistem terdiri dari komponen yang berupa subsistem


atau bagian – bagian dari sistem.
b. Batasan Sistem (Boundary)
Batasan sistem merupakana daerah yang membatasi antar suatu sistem
dengan sistem yang lain atau dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem
ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan.
Batasan suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem
tersebut.
c. Lingkuan Luar Sistem (Environment)
Lingkungan luar sistem (enviroment) adalah diluar batas dari sistem yang
mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan dapat bersifat menguntungkan
yang harus tetap dijaga dan yang merugikan yang harus dijaga dan
dikendalikan, kalau tidak akan mengganggu kelangsungan hidup dari
sistem itu.
d. Penghubung Sistem (Interface)
Penghubung sistem (interface) adalah media penghubung antara satu
subsistem dengan subsistem lainnya. Melalui penghubing ini
memungkinkan sumber – sumber daya mengalir dari subsistem ke
subsistem lain. Keluaran (output) dari subsistem akan menjadi masukkan
(input) untuk subsistem lain melalui penghubung.
e. Masukkan Sistem (Input)
Masukkan adalaha energi yang dimasukkan ke dalam sistem, yang dapat
berupa perawatan (maintance input), dan masukkan sinyal (signal input).
f. Kelaran Sistem (Output)
Keluaran adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan
menjado keluaran yang berguna dan sisa pembuangan.
g. Pengolahan Sistem
Suatu sistem menjadi bagian pengolahan yang akan merubah masukkan
menjadi keluaran.
11

h. Sasaran Sistem
Sasaran sistem adalah suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau
sasaran (objective). Sasaran dari sistem sangat menentukan input yang
dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem.
Menurut Nugroho dalam Rahayu (2015) dari aspek sistem setidaknya ada
6 faktor yang perlu dipertimbangkan di dalam pembuatan sistem informasi
manajemen yaitu :
a. Reabilitas sistem adalah kemampuan untuk terus – menerus memberikan
hasil yang sama apabila sistem melakukan proses pengulangan.
b. Kemudahan (Availability) adalah kemudahan dalam pemakaian sehingga
pemakai tak mengalami banyak kesulitan ketika mengakses informasi.
c. Keluwesan (Flexibility) adalah kemudahan dalam mengubah sistem saat
diperlukan.
d. Jadwal instalasi adalah jarak antara ketika sistem informasi manajemen
diputuskan untuk dipasang sampa dengan sistem informasi manajemen
tersebut mulaidapat dipakai.
e. Harapan umur sistem adalah perhitungan seberapa lama sistem informasi
manajemen diharapkan dapat digunakan sebelum harus diubah karena
tuntutan perkembangan teknologi.
f. Kemudahan pemeliharaan, sistem yang baik haruslah sistem yang mudah
untuk dipelihara.
2.4.2 Konsep Informasi
Data terdiri dari fakta – fakta dan angka angka yang relatif tidak berarti
bagi pemakainya. Data diproses kemudian akan menghasilkan suatu informasi
yang bergunabagi pemakai. Informasi merupakan sarana penting bagi manajemen
dalam tahap perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan (Jaya, 2011).
Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan
lebih berarti bagi penerimanya. Sumber informasi adlah data. Data kenyataan
yang menggambarkan suatu kejadian – kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian –
kejadian (event) adalah kejadian yang terjadi pada saat terntentu (Hutahaean,
2014).
12

Nugroho (2008) menuliskan bahwa untuk menentukan informasi tersebut


baik atau tidak dituliskan beberapa kualifikasi informasi sebagai berikut :
a. Akurat
Akurat adalah informasi yang tepat dalam menggambarkan kondiri
sebenarnya tanpa adanya kesalahan dan bias.
b. Tepat waktu
Informasi harus datang sebelum keputusan dibuat karena informasi adalah
landasan pembuatan sebuah keputusan sehingga informasi yang terlambat
akan membuat keputusan menjadi fatal untuk organisasi.
c. Relevan
Informasi yang disampaikan harus dapat bermanfaat dan sesuai dengan
keputusan yang akan diambil oleh pembuat keputusan.
2.4.3 Manajemen
Manajemen dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997), diartikan
sebagai penggunaan dari sumber daya yang tersedia secara efektif untuk mencapai
sasaran. Sedangkan menurut George R. Terry dalam Hutahaean (2014),
manajemen adalah suatu proses tertentu yang terdiri atas perencanaan,
pengorganisasisan, penggerakan, dan pengawasan yang dilakukan untuk
menentukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan menggunakan
manusia dan sumber – sumber lainnya.
2.4.4 Sistem Informasi Manajemen
Sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi,
bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu dan menyediakan pihak luar
tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan (Sustin, 2017).
Sistem informasi manajemen adalah sebuah sistem informasi yang selain
melakukan pengolahan transaksi yang sangat berguna untuk kepentingan
organisasi, juga banyak memberikan dukungan informasi dan pengolahan untuk
fungsi manajemen dalam pengambilan keputusan (Gaol, 2008).
Sistem informasi manajemen rumah sakit merupakan suatu usaha untuk
menyajikan informasi yang akurat, tepat waktu dan sesuai kebutuhan guna
13

menunjang proses fungsi-fungsi manajemen dan pengambilan keputusan dalam


memberikan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit. Sistem informasi manajemen
rumah sakit dapat mengelola data pasien secara lebih baik sehingga lebih mudah
dicari dan ditemukan. Pengelolaan data di rumah sakit merupakan salah satu
komponen yang penting dalam mewujudkan suatu sistem informasi manajemen di
rumah sakit. Pengelolaan data secara manual, mempunyai banyak kelemahan,
selain membutuhkan waktu yang lama, keakuratannya juga kurang dapat diterima,
karena kemungkinan kesalahan sangat besar. Dengan dukungan teknologi
informasi yang ada sekarang ini, pekerjaan pengelolaan data dengan cara manual
dapat digantikan dengan suatu sistem informasi dengan menggunakan komputer.
Selain lebih cepat dan mudah, pengelolaan data juga menjadi lebih akurat (Dony,
2017)
Sistem Informasi Manajemen adalah sebuah sistem manusia/mesin yang
terpadu (integrated), untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi,
manajemen, dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. Sitem ini
menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak komputer, prosedur pedoman,
model manajemen dan keputusan serta sebuah “database” (Riana, 2006).
Berdasarkan definisi diatas terdapat perbedaan dalam sistem informasi
biasa dan sistem informasi manajemen, dimana perbedaan yang mendasar adalah
bahwa sistem informasi manajemen dapat mendukung fungsi operasi, manajemen
dan pengambilan keputusan dan dapat mendukung aktivitas pengolahan data
informasi yang berkaitan dengan sumber informasi, ketepatan informasi, arus
informasi dan perluasan informasi.
Tujuan dari suatu sistem informasi manajemen adalah memberikan
informasi untuk pembuatan keputusan dalam merencanakan, memulai, mengatur,
dan mengendalikan operasi sub-sistem dari perusahaan/organisasi dan juga untuk
memberikan perusahaan sebuah sinergi dalam prosesnya.
Menurut Riana (2006), Sistem informasi manajemen dapat dibagi menjadi
tiga level yaitu :
14

a. Top Management, tugas yang dilakukan adalah :


Perencanaan meliputi perencanaan keuangan, perencanaan untuk
pengembangan organisasi serta perencanaan strategik lainnya.
b. Middle Management, tugas yang dilakukan adalah :
1) Bertanggung jawab terhadap performance produksi.
2) Perencanaan taktis.
3) Pengambilan keputusan untuk pengendalian manajemen.
c. Lower Management, tugas yang dilakukan adalah :
1) Pekerjaan lebih banyak menangani kontrol terhadap jalannya
organisasi
2) Pengolahan transaksi.
3) Perencanaan untuk mendukung operasi manajemen sehari – hari.
2.4.5 Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) adalah suatu
rangkaian kegiatan yang mencakup semua pelayanan kesehatan (rumah sakit)
disemua tingkatan administrasi yang dapat memberikan informasi kepada
pengelola untuk proses manajemen (berhubungan dengan pengumpulan data,
pengolahan data, penyajian informasi, dan analisa) pelayanan kesehatan di rumah
sakit (Rustiyanto, 2010).
Menurut PERMENKES No. 82 Tahun 2013, SIMRS adalah suatu sistem
teknologi informasi komunikasi yang memproses dan menintegrasikan seluruh
alur proses pelayanan rumah sakit dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan
dan prosedur administasi untuk memperoleh informasi secara tepat dan akurat,
dan merupakan bagian dari Sistem Informasi Kesehatan.
SIMRS berfungsi sebagai sarana penunjang operasional layanan medis
yang terdiri dari instalasi – instalasi sebagai front office yang langsung melayani
para pelanggan (pasien) rumah sakit baik administrasi, catatan medik, dan farmasi
(Shelly, 2012). Sedangkan untuk back office, SIMRS digunakan sebagai sarana
penunjang kegiatan administasri secara struktural rumah sakit (Rahardhini, 2016).
Menurut Rustiyanto (2011) tujuan dari SIMRS adalah dapat memberikan
informasi yang akurat, tepat waktu untuk pengambilan keputusan diseluruh
15

tingkat administrasi dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian


dan penilaian (evaluasi) di rumah sakit.

2.5 Registrasi
Registrasi menurut KBBI adalah pencatatan atau pendaftaran dalam
register. Sehingga registrasi itu sendiri adalah proses pencatatan data – data dalam
kegiatan register. Registrasi pasien merupakan bagian terdepan dari pelayanan
Rumah Sakit, dimana pasien didata identitas dan keperluan kunjungannya ke
Rumah Sakit. Bagian ini sangat penting karena menjadi acuan data pasien untuk
proses – proses berikutnya, apabila proses dibagian pandaftaran salah, maka
proses data pasien bagian lain juga otomatis akan salah.
Bagian registrasi pasien mencatat mengenai informasi tentang data pribadi
pasien dan data lain yang diperlukan seperti penanggung pasien, asuransi,
pekerjaan, alamat darurat dan lain sebagainya. Disamping itu juga mencatat data
kunjungan pasien atau pasien hendak berkunjung kemana, poliklinik spesialis,
laboratrium, UGD, dan lain sebagainya.

2.6 Sistem Informasi Registrasi


Sistem informasi registrasi menurut Rustiyanto dalam Rahayu (2015)
digunakan untuk mendata pasien baru dan lama, baik rawat jalan, rawat inap dan
gawat darurat, selain itu juga dapat digunakan untuk mengentahui jumlah
kunjungan, sehingga dengan mudah dapat membuat laporan serta penyajian data.
Kegunaan tersebut dapat digunakan untuk mencari monor rekam medis pasien,
dan pencarian data pasien. Didalam sistem informasi registrasi baik dirawat jalan
atau rawat inap, maupun di gawat darurat berisi tentang informasi :
a. Pendaftaran pasien baru (umum, asuransi (JKN)).
b. Pendaftaran kunjungan ke rawat jalan/poliklinik, rawat inap dan UGD
c. Pendaftaran kunjungan penunjang (Lab/Radiologi)
d. Buku register pendaftaran.
e. Laporan kunjungan pasien perhari/perbulan.
f. Laporan kunjungan jenis pasien baru/lama
16

g. Grafik kunjungn pasien.

2.7 Evaluasi Sistem Informasi


2.6.1 Evaluasi
Menurut Sutjipta (2009), Evaluasi adalah penilaian secara sistemik untuk
menentukan atau menilai kegunaan, keefektifan sesuatu yang didasarkan pada
kriteria tertentu dari program. Tujuan evaluasi harus jelas dan sesuai dengan
tujuan penetapan program. Ada tiga elemen penting dalam evaluasi yaitu :
a. Kriteria/pembanding
Ciri ideal dari situasi yang diinginkan yang dapat dirumuskan melalui
tujuan operasional.
b. Bukti/kejadian
Kenyataan yang ada dilapangan yang dihasilkan oleh hsil penelitian.
c. Penilaian (judgement)
Membentuk hasil dengan membandingkan kriteria dengan kejadian
dilapangan.
2.6.2 Tujuan Evaluasi Sistem Informasi
Tujuan dari evaluasi adalah untuk mnegetahui apakah program yang telah
dilaksanakan dalam satu periode mendapatkan hasil yang baik. Tujuan
evaluasi sistem informasi ada beberapa, diantaranya adalah
a. Menentukan peningkatan yang diperlukan dalam produk individu tunggal
atau tim.
b. Mengkonfirmasi bagian – bagian dari sebuah produk dimana peningkatan
tidak diperlukan atau dibutuhkan.
c. Mencapai kerja kualitas teknik yang lebih baik, paling tidak lebih seragam
dan lebih dapat diprediksi dan untuk membuat kinerja teknis menjadi lebih
dapat diatur.
2.6.3 Metode Evaluasi
Untuk mengukur sebuah sistem informasi manajemen banyak metode
evaluasi yang dapat digunakan misalnya Technology Acceptance Model (TAM)
yang digunakan untuk mengetahui reaksi pengguna terhadap sistem informasi
17

yang digunakan, Task Tecnhnology-Fit (TTF) yang digunakan untuk melihat


kesesuaian dari kapabilitas TI dalam membantu pekerjaan, End User Computing
Satisfaction (EUCS) yang digunakan untukmelihat kepuasaan pengguna akhir
dalam teknologi yang digunakan, Human – Organization – Technology (HOT) Fit
Model yang digunakan untuk menilai kesesuaian hubungan antara manusia,
organisasi, dan teknologi, Delone McLean yang digunakan untuk penggambaran
kesuksesan dalam pengembangan sistem.

2.8 Metode PIECES


Metode PIECES merupakan salah satu tools yng digunakan dalam
melakukan analisa dan berfungsi untuk mengidentifikasi permasalahan yang harus
diselesaikan dan urgensinya (Irtiyam,2010). Analisis PIECES ini sangat penting
untuk dilakukan sebelum mengembangkan sebuah sistem informasi karena dalam
analisis ini biasanya akan ditemukan beberapa masalah utama maupun masalah
yang bersifat gejala dari masalah utama. Metode ini menggunakan enam variable
evaluasi yaitu :
2.7.1 Performance/Kinerja
Menilai kinerja, proses, dan prosedur dari sistem informasi yang berjalan
apakah dalam proses penilaian ditemukan hal – hal baru yang dapat digunakan
untuk proses pengembangan sistem informasi. Analisa ini diperlukan karena akan
mengukur apakah sistem informasi dapat mengolah dan memproses data agar
dapat dihasilkan sebuah informasi sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Kinerja sebuah sistem informasi dapat dilihat dari apakah sistem dapat
menyelesaikan sejumlah perintah dari waktu yang telah ditentukan tanpa
mengalami hambatan dan dapatkah program untuk merespon sebuag printah
dengan waktu yang telah ditentukan. Untuk menilai apakah sistem informasi
tersebut dapat berjalan ke akhir sesuai dengan harapan dan tujuan, maka dapat
dilakukan penilaian dalam aspek sebagai berikut :
a. Throughtput
Dimana sistem dinilai dari banyaknya kerja (output) yang dilakukan pada
beberapa periode waktu dalam memenuhi kebutuhan (Nuryati,dkk, 2015). Dalam
18

output yang dihasilkan oleh sistem memiliki kelengkapan data yang sesuai dengan
pengguna sehingga pengguna merasa puas dengan output yang dihasilkan.
b. Respon Time
Waktu yang diperlukan oleh sistem informasi untuk melakukan proses
kerja (Nuryati,dkk, 2015). Sebuah sistem informasi dapat dikatakan baik apabila
dapat melakukan proses kerja dalam waktu yang singkat dengan hasil yang sesuai
dengan perintah. Menurut Andrew dalam Rahardhini (2016) mengatakan bahwa
batas respon times yaitu : 0,1 sec, batas sistem bereaksi secara langsung (navigasi
dunia maya), 1 sec, batas pengguna berpikir tidak terganggu, menampilkan kursor
sibuk jika lebih dari 1 detik dan 10 detik, batas menjaga pengguna perhatian pada
kerjanya, menampilkan progres indikator jika lebih dari 10 detik. Jika respon time
yang terjadi dalam waktu lama, maka pengguna akan merasa tergesa – gesa untuk
menyelesaiakan pekerjaannya. Jika respon time dapat berlangsung dengan cepat
dan berjalan dengan sesuai perintah yang dilakukan maka pengguna akan dapat
menghasilkan informasi dengan cepat.
c. Kelaziman Komunikasi
Tingkat dimana interface user, yang digunakan dalam sistem informasi
dinilai dalam kemudahan untuk dipahami. Interface yang dimaksud adalah
interface yang user interface yang ease of use (kemudahan penggunaan) dan user
friendly sehingga mudah digunakan dan mudah dipahami.
d. Toleransi Kesalahan
Terkait dengan kerusakan yang dapat terjadi pada saat program mengalami
kesalahan.
2.7.2 Information/Informasi
Digunakan untuk menilai informasi yang dihasilkan dan data yang
digunakan. Untuk menilai maka aspek yang harus dipenuhi adalah:
a. Accuracy (akurat)
Terkait dengan dimana informasi yang dihasilkan memiliki ketepatan yang
tinggi. Informasi dapat dikatakan akurat maka informasi yang dihasilkan harus
bebas dari kesalahan, tidak bias atau menyesatkan. Ketidaktepatan pengisian dan
19

kekosongan pengisian data dapat menyebabkan sebuah informasi menjadi tidak


akurat.
b. Penyajian informasi
Terkait dengan dimana informasi disajikan dalam bentuk yang sesuai
dengan kebutuhan. Ketepatan dalam bentuk penyajian informasi dapat membantu
pengguna dalam membaca informasi yang ada. Menurut Rahardhini (2016), syarat
– syarat bentuk penyajian informasi yang baik antara lain :
1) Kejelasan (clarity), seberapa jelas dan tajam informasi dapat
dipahami pembaca.
2) Rincian (detail) laporan, artinya laporan harus dapat ditampilkan
atau dapat disediakan bila perlu oleh pembacanya.
3) Urutan (order) penyajian informasi harus memperhatikan urutan
informasi yang disajikan misal urutan nama/angka, tanggal, dll
sehingga mempermudah pembaca dalam memahami informasi.
4) Cara penyajian (presentation), harus melihat kecocokan informasi
dengan cara penyajiannya.
5) Sarana (media) bentuk pelaporan yang tepat.
c. Fleksibilitas informasi
Terkait dengan dimana informasi mudah disesuaikan atau diubah sesuai
dengan kebutuhan. Kemudahan tersebuat akan memberikan pelanggan rasa
senang dan puas dalam penggunaan informasi yang tersedia sistem informasi. Jika
fleksibilitas informasi dapat dilakukan maka informasi tersebut dapat dikatakan
baik
2.7.3 Economic/ekonomi
Yaitu menilai sistem informasi dari aspek ekonomi. Pemanfaat biaya yang
digunakan oleh pemanfaat informasi. Menurut Tullah dan Muhammad (2014),
peningkatan terhadap kebutuhan informasi yang ekonomis dapat mempengaruhi
pengendalian biaya dan peningkatan manfaat terhadap sistem informasi.
Keuntungan yang didapat apabila menerapkan sistem informasi antara
lain :
1) Pasar – pasar baru dapat dieksplorasi
20

2) Pemasaran saat ini dapat diperbaiki


3) Pesanan – pesanan dapat ditingkatkan
Pada bagian ini dapat dijelaskan manfaat yang akan didapatkan ketika kita
menerapkan sistem informasi dalam menjalankan proses kerja.
2.7.4 Control and security/Kontrol dan Keamanan
Yaitu kendali terhadap aliran data dan informasi ketika keamanan atau
kendali terlalu lemah sehingga data dan informasi rentan terhadap pemanfaatan
oleh pihak – pihak yang tidak berwenang terhadap pemanfaatan data dan infomasi
tersebut. Namun, ketika keamanan atau kendali terhadap aliran data terlalu ketat
sehingga sistem menjadi terbebani oleh prosedur keamanan atau kendali tersebut
juga mengganggu kenyamanan pengguna. Yang penilaiannya sendiri terdiri dari:
a. Integritas sistem
Terkait dengan tingkat dimana akses ke perangkat lunak atau data oleh
orang yang tidak berhak dapat dikontrol.
2.7.5 Efficiency/Efisiensi
Yaitu menilai sistem informasi dari aspek efisiensi dan penggunaan sistem
yang dapat dilakukan secara optimal dengan dapat mendapatkan ouput sebanyak
mungkin dengan memasukkan input yang sedikit mungkin.
a. Usabilitas
Terkait dengan usaha yang dibutuhkan untuk mempelajari,
mengoperasikan, menyiapkan input, dan menginterpretasikan output suatu
program. Penggunaan sistemn interface yang mudah untuk dipelajari, mudah
dioperasikan, persiapan input yang mudah, dan interpretasi output yang sesuai
akan mengindikasikan sebuah sistem informasi dikatakan baik.
b. Maintabilitas
Terkait dengan usaha yang diperlukan untuk mencari dan membetulkan
kesalahan pada sebuah program.
Menurut Indra, dkk (2013) indikasi sebuah sistem informasi dikatakan
tidak baik adalah:
a. Banyaknya waktu yang terbuang pada aktivitas sumber daya manusia,
mesin, atau komputer.
21

b. Data dimasukkan atau disalin secara berlebihan.


c. Data diproses secara berlebihan.
d. Informasi dihasilkan secara berlebihan.
e. Usaha yang dibutuhkan untuk tugas – tugas terlalu berlebihan.
f. Material yang dibutuhkan untuk tugas – tugas terlalu berlebihan.
2.7.6 Service/Pelayanan
Yaitu untuk mengetahui bagaimana meningkatkan kepuasan pelanggan,
pegawai dan manajemen. Sebuah sistem dapat dikatakan baik apabila dapat
memenuhi kepuasan pelanggan, pegawai dan manajemen yaitu sistem yang
mudah dipahami dan mudah dalam penggunaannya dengan menghasilkan ouput
yang akurat dan pemrosesan informasi yang berlangsung dengan cepat. Aspek
service itu sendiri terdiri dari :
a. Akurasi
Terkait dengan ketelitian komputasi dan kontrol.

2.9 Kerangka Konsep

Metode yang digunakan untuk menganalisis sistem ini yaitu :


PIECES (Performance, Infornation/Data, Economic, Control/Security, Efficiency,
dan Service).

Metode Analisis PIECES peneliti gunakan untuk mengidentifikasi


masalah, maka harus dilakukan analisis terhadap kinerja, informasi, ekonomi,
keamanan aplikasi, efisiensi dan pelayanan pelanggan. Dari analisis ini biasanya
didapatkan beberapa masalah utama, tetapi hanya gejala dari masalah utama saja.
Kelebihan metode PIECES yaitu : adanya laporan setiap akhir sehingga
memudahkan adanya pengawasan, serta mudah dalam melakukan dokumentasi,
sehingga memudahkan penelusuran kembali terhadap kebutuhan sistem itu
sendiri. Kerangka kerja metode PIECES juga dapat digunakan untuk menganalisis
sistem dan aplikasi baik secara manual dan terkomputerisasi (Whitten, 2004)

Menurut Whitten, 2004 dalam metode PIECES kita dapat melihat fase
definisi lingkup yang dipicu oleh beberapa masalah kombinasi, peluang dan
22

arahan (yang akan kita tambahkan batasan dan visi). Terdapat beberapa hasil atau
hasil dari definisi lingkup tersebut. Dan hasil terpentingnya adalah pernyataan
masalah yang menjadi gambaran singkat tentang masalah, peluang dan arahan
yang memicu proyek. Kerangka PIECES memberikan garis besar yang sangat
baik untuk pernyataan masalah. Tujuannya bukan untuk memecahkan masalah,
peluang dan arahan tetapi hanya membuat katalog dan mengkategorikannya. Kita
juga harus mengidentifikasi segala kendala yang dapat berdampak pada proyek
yang diusulkan. Contoh kendala termasuk batasan anggaran, tenggat waktu,
sumber daya manusia yang tersedia dan tidak tersedia, kebijakan bisnis atau
peraturan pemerintah dan standar teknologi. Sehingga pemilik sistem harus
diminta untuk setidaknya memiliki visi tingkat tinggi untuk perbaikan sistem yang
mereka cari.
Kerangka kerja PIECES, yang dikembangkan oleh James Wetherbe
dimaksudkan sebagai kerangka kerja untuk mengklasifikasikan masalah, peluang,
dan arahan. Pilih tiga dari sistem ini:
a. Jelaskan sistem yang Anda pilih, masalahnya, dan organisasi yang
menggunakannya.
b. Gunakan kerangka PIECES untuk mengkategorikan masalah masing-
masing sistem.
c. Jelaskan kategori PIECES atau kategori yang Anda temukan untuk setiap
masalah. Apakah setiap masalah secara umum punya satu atau lebih
kategori yang terkait dengannya?
d. Untuk sistem yang digunakan oleh organisasi yang berbeda, kesamaan apa
yang Anda temukan dalam kategori masalah? Jika Anda menemukan
banyak kesamaan kategori, apakah menurut Anda ini signifikan atau hanya
kebetulan?
e. Di mana dalam siklus hidup pengembangan sistem menurut Anda
kerangka PIECES akan berada nilai terbesar?

Alasan mengapa peneliti menggunakan metode PIECES pada penelitian


ini karena, untuk memperbaiki performa dalam pengelolaan laporan lebih baik,
dan untuk mengurangi kesalahan dalam pencatatan saat proses registrasi pasien.
23

Untuk mengurangi keterlambatan untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan


oleh rumah sakit. Kemudian alasan peneliti tidak menggunakan seluruh indikator
yang ada dalam PIECES karena peneliti masih memiliki keterbatasan kemampuan
dalam memahami PIECES secara lebih mendalam sehingga peneliti mengambil
beberapa indikator yang menurut peneliti telah sesuai dengan penelitian terdahulu
yang tela dilakukan sebelumnya.

A.Performance
 Throughput
 Respon time
 Kelaziman komunikasi
 Toleransi kesalahan

B. Information
 Accuracy
 Fleksibilitas informasi
 Penyajian informasi

C. Economic

D. Control/security Kinerja
 Integritas SIMRS Bagian
Register Pasien
E. Efficiency
 Usabilitas
 Maintanabilitas
F. Service
 Akurasi
Gambar 2.1 Kerangka Konsep

Pada kerangka konsep terdapat beberapa variabel metode PIECES yaitu :

a. Performance/Kinerja, diperlukan untuk menilai kinerja dari sistem


informasi yang telah dirancang.
b. Information/Informasi, untuk menilai informasi yang dihasilkan dari data
yang digunakan.
c. Economic/Ekonomi, untuk menilai kinerja sistem yang dihasilkan
berdasarkan nilai ekonomi.
24

d. Control and Security/Kontrol dan Keamanan, untuk menilai tingkat kontrol


dan keamanan dari sistem tersebut.
e. Efficiency/Efisien, untuk menilai tingkat kemudahan penggunakan sistem
yang digunakan.
f. Service/Pelayanan, untuk mengetahui bagaimana sistem informasi dapat
meningkatkan kepuasan pasien, petugas, dan manajemen.

Berdasarkan variabel-variabel diatas, maka akan dapat dilihat kemampuan


SIMRS register pasien rawat jalan apakah sudah dapat berjalan dengan baik atau
masih banyak mengalami kendala.

Anda mungkin juga menyukai