Anda di halaman 1dari 21

Komunikasi Efektif

Antar Tenaga
Kesehatan
KELOMPOK 1 :
Komunikasi efektif antar tenaga kesehatan

Andreas Syafiq Balapradana 220205183

Gisa Makhrumi Fi’lal Khoiroti 220205018

Lutfia Nurkhomsa Fatichah 220205202

Nur Aisyah Retnaningsih 220205210

Puput Rahmawati 220205211


Komunikasi Efektif
(Effective Communication)

Komunikasi yang berhasil mencapai


tujuan, seperti diterima, dipahami,
mengubah persepsi dan mengubah
perilaku atau melakukan aksi.
Lima Hukum Komunikasi Efektif
Respect : menghargai
Empathy : kemampuan menempatkan diri sendiri
pada situasi yang dihadapi orang lain, kemampuan
mendengar dan siap menerima masukkan / umpan
balik apapun dengan sikap positif.
Audible : dapat didengarkan atau dimengerti dengan
baik
Clarithy : pesan jelas, tidak multi tafsir, keterbukaan
dan transparansi
Humble : rendah hati, tidak angkuh atau arogan, tidak
merasa “lebih” dari orang lain, termasuk di dalamnya
tidak memandang rendah orang lain, berani mengakui
kesalahan, rela memaafkan, dan lemah lembut
ETIKA
BERKOMUNIKASI
• Diam dan Menyimak
• Tidak memotong pembicaraan
• Tidak meninggalkan lawan bicara
• Tidak menepis pembicaraan lawan
• Tidak menunjukkan bahwa kita lebih
pandai
LIMA RESPON EMPATIK
4
Merefleksikan perasaan

Mengatakan Mengatakan kembali


kembali isi isi serta merefleksikan
perasaan
5
Mengulangi kata Melihat kapan

3
demi kata empati tidak
diperlukan
UNGKAPAN MENUNJUKKAN
PENGERTIAN
 Nampaknya, anda merasa bahwa…
 Yang saya tangkap adalah, bahwa…
 Jadi, menurut pengelihatan anda…
 Sependengaran saya, anda…
 Anda pasti merasa…
 Apa yang anda sampaikan tampaknya
seperti, “saya…”
KESALAHAN UMUM DALAM
KOMUNIKASI
PENGIRIM PESAN PENERIMA PESAN
(komunikator) (komunikan)
• Cepat cepat berbicara tanpa menyusun • Tidak memperhatikan
pikiran kita terlebih dahulu
• Terlalu banyak gagasan yang tidak • Merumuskan jawaban sebelum
berhubungan mendengar lengkap
• Menggunakan Bahasa yang sulit • Menilai benar salah sebelum paham
dipahami saat menyampaikan informasi
• Mengabaikan pengetahuan pendengar • Cenderung mendengarkan detail-detail
seperti kata, intonasi, dan sebagainya,
bukan mendengarkan pesan secara
• Tidak merumuskan pesan sesuai sudut
keseluruhan
pandang penerima
KOMUNIKASI LISAN ATAU PER
TELEPON
Komunikasi lisan terdiri atas komunikasi lisan dengan tatap muka/langsung pada saat
timbang terima (overan shift) yang menggunakan SBAR dan Komunikasi via telepon pada
saat pemberian perintah secara lisan oleh dokter atau pelaporan hasil pemeriksaan.

• Kesalahan yang mungkin akan terjadi dikarenakan :


- Tidak sistematis
- Tidak ditulis
- Tidak bisa di dengar dengan baik
- Tidak diklarifikasi
- Tidak dieja ulang

Berdasarkan data hasil penelitian salah satu Rumah Sakit di Amerika, 90% kejadian tak terduga di rumah
sakit disebabkan oleh komunikasi termasuk bagian perawa dan 50% saat serah terima informasi pasien.
(JCI, Journal on Quality and Patient Safety, Vol. 32, March 2006)
UPAYA KOMUNIKASI EFEKTIF LISAN ATAU
PER TELEPON
• Sistematis : SBAR
• Ditulis : Write back
• Diklarifikasi :
– Dibacakan ulang
– Obat yang sound alike : DIEJA
– Ada daftar eja huruf (ALFABETH)
– Ada daftar obat Sound Alike
(Apa itu obat Sound Alike??? LASA (Look Alike Sound Alike) adalah obat-obat yang memiliki
nama, rupa dan ucapan yang mirip dan perlu diwaspadai agar tidak terjadi kesalahan dalam
pengambilan obat (Dispersing Error) oleh Apoteker.)
SITUATION
Kondisi terkini yg terjadi pada
pasien?

BACKGROUND
Informasi penting apa yg berhubungan
SBAR merupakan kerangka dgn kondisi pasien terkini
acuan dlm pelaporan kondisi
pasien yg memerlukan
perhatian atau tindakan
segera. ASSESEMENT
Hasil pengkajian kondisi
pasien yg terkini

RECOMMENDATION
Apa yg perlu dilakukan utk
mengatasi masalah pasien saat ini
PERINTAH LISAN / LEWAT
TELEPON
 Read back
 Write back / write down
 Rekonfirm
CONTOH FORMULIR CATATAN LENGKAP
PERINTAH LISAN/MELALUI TELEPON/PELAPORAN
HASIL PEMERIKSAAN KRITIS
Kesalahan yang sering terjadi saat
pelaporan hasil tes kritis
• Order melalui verbal & atau telepon saat
pelaporan hasil tes kritis
Contoh :
SOTATIK CYTOTEC
PHENObarbital PHENTOberbital
Lasix Plavik
HAND OFF COMMUNICATIONS
( Komunikasi Serah terima pasien antar
perawat dan/staf medis )
RS mengimplementasikan
pendekatan yg standar/baku
01
untuk “ Metode komunikasi
serah terima informasi
kesehatan pasien “.

Tujuan: menyediakan informasi


akurat, tepat waktu tentang rencana
02
keperawatan, pengobatan, kondisi
terkini & perubahan kondisi pasien
yang baru saja terjadi / yang dapat diprediksi
selanjutnya
SBAR dalam HAND-OFF
Pelaporan Hasil Kritis Dan
Pemeriksaan Cito
Pelaporan Hasil Kritis (critical result) dapat diartikan:
1. Proses penyampaian hasil kritis kepada dokter yang
merawat pasien.
2. Nilai / Hasil kritis (critical values / result) adalah
hasil pemeriksaan diagnostik/ penunjang yang
memerlukan penanganan segera.
3. Proses penyampaian nilai hasil pemeriksaan yang
memerlukan penanganan segera dan harus
dilaporkan ke DPJP dalam waktu kurang dari 1
(satu) jam.
DPJP : dokter penanggung jawab pelayanan
• Pemeriksaan cito adalah pemeriksaan yang
harus segera disampaikan hasilnya baik normal
maupun abnormal kepada DPJP yang merawat
pasien.
PENUTUP
01 Komunikasi adalah proses sosial transfer informasi dan pengertian

Pentingnya komunikasi dalam bidang pelayanan kesehatan metode


02 keselamatan patient / patient safety

03 Untuk mencapai komunikasi efektif metode REACH dan SBAR

04 Fasilitas kesehatan perlu strategi dalam menciptakan efektifitas


komunikasi untuk meningkatkan layanan
THANKYOU FOR THE ATTENTION!

Anda mungkin juga menyukai