PENDAHULUAN
LSM, maupun swasta. Salah satunya adalah rumah sakit. Rumah sakit adalah
suatu organisasi yang unik dan kompleks karena merupakan institusi yang
Masyarakat yang Mandiri untuk Hidup Sehat, dengan misi Membuat Rakyat
Sehat. Rumah sakit sebagai salah satu komponen pelayanan dalam Sistem
tersebut.
1
1.2 Tujuan
1.2.1. Umum
a. Terciptanya suatu hubungan yang sinergis, jelas dan terarah antara dunia
perubahan dan kemajuan ilmu dan teknologi, maupun masalah yang dihadapi
masyarakat.
1.2.2. Khusus
Malang.
Malang.
Lavalette Malang.
Lavalette Malang.
2
f. Mengidentifikasi alur proses pelayanan Instalasi Farmasi Rumah Sakit di
RS Lavalette Malang.
1.3 Manfaat
digunakan sebagai umpan balik bagi pelaksanaan magang yang akan datang.
3
BAB II
KONSEP TEORI
rumah sakit :
of which is to provide for the population complete health care, both curative
and preventive and whose outpatient service reach out to the family and its
home environment; the hospital also a center for the training of health
rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan tenaga kesehatan serta untuk
Supriyanto 2007)
Rumah sakit adalah tempat di mana orang sakit mencari dan menerima
4
Pengertian lain dari Rumah sakit merupakan salah satu sub sisem
(Munijaya, 2004).
Visi adalah konsep tentang nilai, maksud dan bentuk organisasi yang
kesehatan di rumah sakit. Ada beberapa hal yang membuat situasi di IGD
5
Maksud dari pelayanan rawat darurat adalah bagian dari pelayanan
pelayanan rawat darurat disebut dengan nama Instalasi Gawat Darurat (IGD).
macam. Namun yang lazim ditemukan adalah yang tergabung dalam rumah
sakit.
Meskipun telah majunya sistem rumah sakit yang dianut oleh suatu
negara bukan berarti tiap rumah sakit memiliki kemampuan mengelola IGD
sendiri. Penyebab utama kesulitan untuk mengelola IGD adalah karena IGD
merupakan salah satu dari unit kesehatan yang paling padat modal, padat
dalam Azrul (1997) kegiatan IGD secara umum dapat dibedakan sebagai
berikut:
kedokteran yang bersifat khas seing disalah gunakan. Pelayanan gawat darurat
6
saving), sering dimanfaatkan hanya untuk memperoleh pelayanan pertolongan
pertama (first aid) dan bahkan pelayanan rawat jalan (ambulatory care)
gawat darurat yang dinilai berat untuk memperoleh pelayanan rawat inap
intensif.
memilih anggota antrian yang akan dilayani lebih dahulu. Disiplin yang biasa
7
2.2.4 Triage
pelayanan yang tepat. Triage merupakan suatu proses khusus memilah pasien
berdasar beratnya cedera atau penyakit dan menentukan jenis perawatan gawat
sepanjang pengelolaan.
Dalam Triage tidak ada standard nasional baku, namun ada 2 sistem yang
dikenal, yaitu:
memprioritisasikan tindakan.
1. gagal nafas,
2. cedera torako-abdominal,
8
Prioritas Kedua (Kuning) :
yang sejenis, bisa digunakan sebagai bagian dari Penuntun Lapangan START.
Transportation).
9
Penuntun Lapangan START dimulai dengan penilaian pasien 60 detik,
meliputi pengamatan terhadap ventilasi, perfusi, dan status mental. Hal ini
c. mati.
SISTEM TRIASE
2. Penilaian terfokus.
10
PRINSIP UMUM TRIASE
1. Perkenalkan diri anda dan jelaskan apa yang akan anda lakukan.
mewawancara pasien.
4. Pertahankan arus informasi petugas triase dengan area tunggu & area
tindakan. Komunikasi lancar sangat perlu. Bila ada waktu adakan penyuluhan.
5. Pahami sistem IRD dan keterbatasan anda. Ingat objektif primer aturan
memadai.
PAHAMI JUGA :
berikut:
a. Besaran tarif rawat darurat ditetapkan sebesar 2 kali besaran tarif pada
pasien rawat jalan, sedangkan pasien tanpa rujukan ditetapkan maksimal 4 kali
11
b. Tarif pasien instalasi rawat darurat (IRDA) Psikiatrik ditetapkan sama
2.3.1 Pengertian
yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik, yang terjangkau bagi semua
lapisan masyarakat.
farmasi tidak dikelola secara cermat dan penuh tanggung jawab maka dapat
2006).
12
Apotek, bahwa dalam hal pelayanan resep harus memenuhi beberapa unsur
1. Skrining resep.
a. persyaratan administratif :
- Informasi lainnya.
durasi, jumlah obat dan lain-lain). Jika ada keraguan terhadap resep
setelah pemberitahuan.
2. Penyiapan obat.
a. Peracikan.
13
dibuat suatu prosedur tetap dengan memperhatikan dosis, jenis dan jumlah
b. Etiket.
Obat hendaknya dikemas dengan rapi dalam kemasan yang cocok sehingga
terjaga kualitasnya.
d. Penyerahan Obat.
terhadap kesesuaian antara obat dengan resep. Penyerahan obat dilakukan oleh
apoteker disertai pemberian informasi obat dan konseling kepada pasien dan
tenaga kesehatan.
e. Informasi Obat.
dimengerti, akurat, tidak bias, etis, bijaksana, dan terkini. Informasi obat pada
obat, jangka waktu pengobatan, aktivitas serta makanan dan minuman yang
f. Konseling.
14
penderita penyakit tertentu seperti cardiovascular, diabetes, TBC, asthma, dan
berkelanjutan.
ia merupakan salah satu aktivitas perusahaan yang tertua tetapi juga termuda.
dan barang jadi dari para suplier, diantara fasilitas-fasilitas perusahaan dan
dibutuhkan, dan dengan total biaya yang terendah. Melalui proses logistiklah
15
material mengalir ke kelompok manufakturing yang sangat luas dari Negara
rantai suplai melalui optimalisasi waktu, lokasi dan aliran kuantitas bahan
(Watanabe, R.,2001).
mengakibatkan tidak efisiennya sistem suplai dan penggunaan obat yang ada
(Indrawati, C. S.,2007).
16
bagian perencanaan yaitu dalam penentuan jumlah kebutuhan, rekapitulasi
Panitia Farmasi dan Terapi (PFT) dan terkait erat dengan anggaran RS
kegiatan yaitu :
a. Perencanaan Obat
17
perhitungan perkiraan kebutuhan obat dan penyesuaian jumlah kebutuhan obat
“Rencana kebutuhan obat tahun ini = jumlah pemakaian tahun lalu + stok
kosong + kebutuhan lead time + safety stock – sisa stok tahun lalu”
pengobatan. jika data konsumsi lengkap pola penulisan tidak berubah dan
obat sulit diandalkan, tidak memerlukan pencatatan data morbiditas yang baik.
18
waktu dan tenaga yang terampil, data penyakit sulit diperoleh secara pasti,
cara analisis VEN (Vital, Esensial, Non esensial) dan analisis ABC (akan
berdasarkan kepada dampak tiap jenis obat pada kesehatan. Semua jenis obat
obat-obatan yang bekerja kausal yaitu obat yang bekerja pada sumber
(Ratnaningrum, E.,2002).
b. Pengadaan Obat
direncanakan dan disetujui. Menurut Quick J et al, ada empat metode proses
pengadaaan :
19
1) Tender terbuka berlaku untuk semua rekanan yang terdaftar, dan
sesuai dengan kriteria yang 43 telah ditentukan. Pada penentuan harga lebih
menguntungkan.
dilakukan pada rekanan tertentu yang sudah terdaftar dan punya riwayat yang
urgen dan tidak banyak, biasanya dilakukan pendekatan langsung untuk jenis
tertentu
waktunya cepat, juga volume obat tidak begitu besar sehingga tidak
menumpuk atau macet di gudang, harganya lebih murah karena langsung dari
obat yang tepat jenis maupun jumlahnya, memperoleh harga yang murah,
20
kekurangan obat, memilih supplier yang handal dengan service memuaskan,
dengan pesanan mingguan dan seterusnya. Obat yang mahal atau sering
dipakai pembelian dilakukan sekali sebulan, untuk obat yang murah dan
jarang digunakan dibeli sekali setahun atau setengah tahun (Istinganah. Danu,
S.,2006).
Menurut WHO, ada empat strategi dalam pengadaan obat yang baik :
(a) Pengadaaan obat-obatan dengan harga mahal dengan jumlah yang tepat
(b) Seleksi terhadap supplier yang dapat dipercaya dengan produk yang
berkualitas
c. Penyimpanan Obat
21
4) tahan tidaknya terhadap cahaya disertai dengan sistem informasi
sebagai berikut :
FEFO (First Expiry First Out). Obat dengan tanggal kadaluwarsa yang lebih
pendek ditempatkan di depan obat yang berkadaluwarsa lebih lama. Bila obat
FIFO (First In First Out). Barang yang baru diterima ditempatkan dibelakang
(d) Buang obat yang kadaluwarsa dan rusak dengan dibuatkan catatan
d. Pendistribusian Obat
pelayanan individu dalam proses terapi bagi pasien rawat inap dan rawat jalan
22
2) metode sentralisasi atau desantrilisasi
kombinasi.
23
BAB III
METODE
1. Observasi
pasien dinyatakan dapat rawat jalan ataupun harus menjalani rawat inap. Dan
juga di Instalasi Farmasi Rumah Sakit, mulai dari penerimaan resep sampai
pengeluaran obat. Serta semua fakta yang terjadi di lingkungan kerja Unit
2. Partisipatif
Malang.
3. Diskusi
24
3.2 Lokasi Pelaksanaan Kegiatan
adalah Instalasi Farmasi Rumah Sakit termasuk Gudang Obat dan Instalasi
Gawat Darurat.
Agustus 2010. Rincian jadwal kegiatan magang telah terlampir dalam laporan
ini.
3.4 Instrumen
Data yang diperoleh adalah data primer dan data sekunder yang
Malang dan data sekunder dari laporan di Rumah Sakit Lavalette Malang.
25
BAB IV
4.1.1 Sejarah
Pada tahun 1914 dan tahun 1917 oleh Yayasan tersebut membeli tanah
Celaket Malang, diatas tanah tersebut dibangun gedung yang selesai dan mulai
KLINIEK". Nama tersebut diambil dari nama Ketua Yayasan, Tuan G. Chr.
Sakit ini.
Negara (Baru) Cabang Jawa Timur dan selanjutnya dinamakan Rumah Sakit
Lavalette.
Panitia Likwidasi BPU PPN Gula dan PN Karung Goni No. XX-
26
00050/68.005/L tanggal 19 Juni 1968 Rumah Sakit Lavalette diserahkan
kepada PNP XXIV dengan nama RS PNP XXIV Malang. RS PNP XXIV
karyawan pabrik-pabrik gula dalam wilayah PNP XXIV, karena letak pabrik-
Dalam tahun yang sama PNP XXIV bergabung dengan PNP XXV
karena nama Lavalette lebih dikenal oleh masyarakat Malang, maka nama
yang unggul dan didukung oleh Sumber Daya Manusia yang sehat jasmani
dan rohani.
27
b. Misi Rumah Sakit
dengan kondisi gawat atau darurat saja, melainkan juga pasien dengan kondisi
yang tidak gawat maupun tidak darurat. Bahkan beberapa pasien yang datang
ke IGD merupakan pesien yang sudah sering ke IGD karena di anggap proses
penanganan lebih cepat atau memang pasien tersebut telah merasa cocok
28
Padahal pasien bisa langsung ke poliklinik umum, kondisi ini
menyebabkan kondisi alur masuk pasien tidak sesuai dengan proses alur
masuk pasien yang telah di tetapkan oleh RS Lavalette. Rincian bagan Alur
Lavalette menggunakan sistem FCFS dan emergency first. FCFS atau First
masuk adalah pasien yang pertama dilayani, sedangkan emergency first adalah
4.2.3 Triage
29
4.2.4 Standar
pelayanan gawat darurat kepada masyarakat yang menderita penyakit akut dan
2.Instalasi / Unit Gawat Darurat tidak terpisah secara fungsional dari unit-unit
gawat akan tetapi datang untuk berobat di Instalasi / Unit Gawat Darurat
30
2. Terdapat perawat sebagai penganggungjawab pelayanan keperawatan gawat
darurat.
5. Semua staf / pegawai telah menyadari dan mengetahui kebijakan dan tujuan
medik terpenuhi.
7. Rumah Sakit dapat memberi pelayanan terbatas pada pasien gawat darurat
lainnya ada.
a.Jadwal jaga harian bagi konsulen, dokter dan perawat serta petugas non
31
9. Pasien yang dipulangkan harus mendapat petunjuk dan penerangan yang
Instalasi / Unit Gawat Darurat dipimpin oleh dokter, dibantu oleh tenaga
1. Jumlah, jenis dan kualifikasi tenaga yang tersedia di Instalasi / Unit Gawat
antara staf medis, keperawatan, dan penunjang medis serta garis otoritas, dan
tanggung jawab.
staf yang dilakukan secara tetap dan teratur membahas masalah pelayanan
4. Rincian tugas tertulis sejak penugasan selalu ada bagi tiap petugas.
5. Pada saat mulai diterima sebagai tenaga kerja selalu ada bagi tiap petugas.
6. Program penilaian kerja sebagai umpan balik untuk seluruh staf tersedia.
efektivitas dan efisiensi bagi pelayanan gawat darurat dalam waktu 24 jam, 7
32
1. Di Instalasi gawat darurat terdapat petunjuk dan informasi yang jelas bagi
b. Kendaraan roda empat dari luar dan ke instalasi / UGD di rumah sakit
mudah.
3) Pelayanan ambulan.
- tanggungjawab dokter
33
3. Prosedur tetap mengenai penggunaan obat dan alat untuk life saving sesuai
dengan standar.
4. Kebijakan dan prosedur tertulis tentang ibu dalam proses persalinan normal
- jumlah kunjungan
- angka kematian
4.2.5 Rujukan
penyakit atau masalah kesehatan secara vertikal (dari unit yang lebih mampu
34
menangani), atau secara horizontal (antar unit-unit yang setingkat
keadaan sakitnya.
tersedia,
4.2.6 Dana
pada periode atau kebutuhannya. Obat yang harganya sampai jutaan rupiah
kepada PTPN XI. Hal ini juga berlaku untuk pelaksanaan penganggaran untuk
35
alat – alat kesehatan yang nilai infestasinya besar harus mengajukan ke PTPN
Perencanaan obat adalah upaya penetapan jenis, jumlah dan mutu obat
bisa dicapai dengan melibatkan tim dan kombinasi dari berbagai metode
obat. Namun demikian metode ini tidak selalu memberikan hasil yang
obat yang akan direncanakan, tidak dapat diketahui kapan saatnya harus
Kejadian ini dapat dilihat di IFRS Lavalette Malang dimana narasumber kami
berpendapat bahwa metode ini obat dianggap sebagai barang spesifik dimana
36
Misal, pada bulan A merupakan musim flu maka perencanaan stok
obat flu pada bulan tersebut akan dilebihkan. Namun jika di bulan berikutnya
(A+1) bukan merupakan musim flu lagi maka stok obat flu pada bulan A+1
dapat dikurangi atau disamakan dengan stok bulan A. Atau dapat juga terjadi
memberikan jenis obat yang berbeda satu sama lain maka stok obat jumlah
disini jumlah obat yang dibutuhkan kurang dari yang direncanakan, maka
dapat dilakukan pengajuan pemesanan pada bulan itu juga. Perencanaan obat
pembelian dilakukan disaat obat dibutuhkan saat itu juga. Tetapi pelaksanaan
terlampir dalam laporan ini. Dari tabel dapat dikatakan bahwa perencanaan
bulan Agustus 2008 merupakan hasil pengurangan dari pengeluaran bulan Juli
2008 dan saldo awal bulan Agustus 2008. Namun tidak semua perencanaan
Agustus bukan merupakan hasil pengurangan pengeluaran Juli 2008 dan saldo
awal Agustus 2008, hal ini dapat dikarenakan oleh berbagai hal diantaranya
seperti penjelasan diatas. Tetapi jika saldo awal bulan Agustus 2008 melebihi
37
pengeluaran bulan Juli 2008, maka perencanaan bulan Agustus 2008 tidak
metode konsumsi.
dijalankan berdasarkan protap yang telah di setujui oleh Kepala Rumah Sakit.
persetujuan kepada ka RS
sebelumnya
3. PB24 diserahkan kepada sub unit gudang untuk dilihat saldo barang di
gudang
6. Jika sudah disetujui yang asli diserahkan pada Ka sub unit pengadaan
gudang
38
Protap diatas akhirnya dilakukan revisi pada tanggal 2 Januari 2008, menjadi
sebagai berikut:
persetujuan kepada Ka RS
sebelumnya
4. PB24 diserahkan kepada sub unit gudang untuk dilihat saldo barang di
gudang
7. Jika sudah disetujui yang asli diserahkan pada Ka sub unit pengadaan
gudang
merupakan tata cara pelayanan resep untuk rawat inap dan jalan dari xxxx?
berikut:
39
1. Resep diambil oleh kurir IFRS ke unit perawatan
6. Resep diracik dan diberi etiket dan dibungkus sesuai obat masing –
(racik) pada resep, lalu obat dan resep diserahkan pada asisten apoteker
10. Resep asli untuk arsip IFRS, tindasan dua buah dan nota harga diserahkan
berikut:
40
2. Diteliti kelengkapannya, seperti; nama penderita, nomer regristrasi,
7. Resep asli untuk arsip IFRS, tindasan dua buah dan nota harga
Januari 2004. Pelayanan resep tunai adalah tata cara peleyanan resep dari Poli
Umum, UGD, luar RS dan spesialis, baik inap atau jalan secara tunai
41
7. Uang hasil penerimaan resep tunai disetorkan ke kasir RS setiap hari jam 8
pagi dan hasil penerimaan tunai jam 8 hingga 11 siang, penyetoran jam
barang, pelayanan dan informasi dari titik permulaan hingga komsumsi dalam
rumah sakit yang dibutuhkan oleh unit – unit yang ada kepada gudang telah
terlampir di laporan ini. Daftar – daftar obat yang dipesan dan dibutuhkan oleh
Sistem pencatatan (aplikasi) yang keluar dan masuk ada dua, yaitu:
1. Unit
2. Akun
teorinya merupakan dua pintu yang berbeda letak dan orang yang
dalam bentuk resep itu berbeda. Barang donasi dari unit – unit lain
tidak dipakai oleh unit tersebut. Permintaan barang oleh semua unit harus
42
menggunakan bon walaupun barang yang diminta hanya satu buah saja.
bagian apotek, dan 2 rangkap untuk bagian pembayaran yang akan dipakai
Protap Gudang
1. Protap Pengadaan
43
i. Selama barang – barang belum di bon oleh unit – unit yang meminta,
penerimaan
44
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
2. Alur pasien IGD yang telah ditetapkan oleh RS Lavalette belum berjalan
secara optimal.
Lavalette.
5.2 Saran
1. Mengingat akan pentingnya Form dan ATK bagi kelancaran tugas maka
agar tugas dari petugas pengadan dilakukan oleh petugas pengadaan bukan
45
DAFTAR PUSTAKA
September 2010
http://semaranganjawa.blogspot.com/2009/11/pelayanan-gawat-darurat.html
http://sehatuntuksemua.wordpress.com/2008/07/14/sistem-rujukan-kesehatan-di-
September 2010
46
Lampiran 1
BAGAN ALUR PASIEN
NAMA : SEPTA LINDA R
STEPHANY M. PONDAANG
NIM : 100810367
100810349
TEMPAT MAGANG : Rumah Sakit Lavalette Malang
PASIEN
DATANG
IGD POLIKLINIK
UMUM
RAWAT
INAP MENINGGAL RAWAT
JALAN
ADMINISTRASI
ADMINISTRASI
(INFORMASI
KASIR
PENDAFTARAN)
UNIT DIBERIKAN :
RAWAT
INAP -RESEP
-SURAT KONSULTASI
KE DOKTER SPESIALIS
-SURAT KEMATIAN
47
Lampiran 2
BAGAN ALUR PENGADAAN DAN PENGELUARANOBAT
NAMA : SEPTA LINDA R
STEPHANY M. PONDAANG
NIM : 100810367
100810349
TEMPAT MAGANG : Rumah Sakit Lavalette Malang
RS
UNIT-UNIT
MEMBUAT
PB-24
PB-24 ALKES
DAN RT
PB-24 NON ALKES
DAN RT
RT
APOTIK
GUDANG
PB-24
BAGIAN
PENGADAAN
AU-22
PBF
GUDANG
UNIT-UNIT
48