2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pelayanan dispensing sediaan steril atau yang lebih dikenal dengan aseptic
dispensing adalah penyiapan sediaan obat steril dengan teknik aseptik dan dikerjakan dalam
ruang bersih yang memenuhi syarat. Aseptis berarti bebas mikroorganisme. Teknik aseptis
didefinisikan sebagai prosedur kerja yang meminimalisir kontaminan mikroorganisme dan
dapat mengurangi risiko paparan terhadap petugas. Kontaminan kemungkinan terbawa ke
dalam daerah aseptis dari alat kesehatan, sediaan obat, atau petugas jadi penting untuk
mengontrol faktor-faktor ini selama proses pengerjaan produk aseptis.
Dalam melakukan pencampuran sediaan steril perlu diperhatikan beberapa hal, antara
lain perlindungan produk dari kontaminasi mikroorganisme, perlindungan petugas dan
lingkungan terhadap paparan, stabilitas sediaan, serta ketidak tercampuran sediaan. Oleh
karena itu untuk menghindari hal- hal yang tidak diinginkan, penanganan sediaan harus
dilakukan di dalam ruangan khusus (steril), secara disiplin, hati-hati serta diperlukan
pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk mencegah risiko yang tidak diinginkan.
National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH, 2004) mengemukakan
bahwa bekerja dengan atau dekat dengan obat-obat berbahaya di tatanan kesehatan dapat
menyebabkan ruam kulit, kemandulan, keguguran, kecacatan bayi, dan kemungkinan terjadi
leukemia dan kanker lainnya. Mengingat efek samping yang ditimbulkan oleh obat-obatan
kemoterapi pada pasien, petugas kesehatan yang terlibat, dan lingkungan di sekitarnya,
dibutuhkan standar operasional prosedur kemoterapi yang menjadi acuan bagi petugas
kesehatan untuk melakukan pemberian kemoterapi yang aman. Prosedur pelaksanaan yang
dilakukan dengan baik dan sesuai standar operasional prosedur dapat meminimalisir risiko.
Pelaksanaan kemoterapi yang direkomendasikan oleh ASCO/ONS Chemotherapy
Administration Safety Standards (2009), secara umum menjelaskan pelaksanaan pemberian
kemoterapi meliputi persiapan (tenaga medis, pasien, obat), pe laksanaan atau pengelolaan,
serta monitoring dan evaluasi.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka diadakan pelatihan terhadap petugas yang
nantinya akan melakukan aseptik dispensing agar sesuai dengan standar operasional prosedur
dan sesuai dengan pedoman dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
B. TUJUAN
Tujuan umum dilakukannya pelatihan prinsip dasar teknik aseptic dispensing di RSUP
Sanglah Denpasar adalah untuk menciptakan tenaga farmasi yang mampu melakukan aseptic
dispensing sesuai dengan pedoman Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. ASEPTIC DISPENSING
Aseptik dispensing merupakan suatu prosedur atau kegiatan dibawah kondisi yang
terkontrol untuk meminimalkan terjadinya kontaminasi mikroorganisme atau partikel
kontaminan pada sediaan.
Menurut Permenkes 58 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit,
dispensing sediaan steril harus dilakukan di instalasi farmasi rumah sakit dengan tehnik
aseptik untuk menjamin sterilitas dan stabilitas produk dan melindungi petugas dari paparan
zat berbahaya serta menghindari terjadinya kesalahan pemberian obat.
B. SITOSTATIKA
Sitostatika adalah suatu pengobatan untuk mematikan sel – sel secara fraksional (fraksi
tertentu mati). Sitostatika merupakan salah satu pengobatan kanker yang paling banyak
menunjukkan kemajuan dalam pengobatan penderita kanker. Penanganan sitostatika harus
memperhatikan teknik aseptic, pemberian dalam biological safety cabinet, petugas yang
bekerja harus terlindungi, jaminan mutu produk, dilaksanakan oleh petugas yang terlatih,
dan adanya protap.
Semua perlakuan aseptik diambil alih oleh tim yang terdiri dari asisten terlatih yang
bertugas untuk menyiapkan sediaan.
D. SEDIAN – SEDIAAN YANG MEMERLUKAN ASEPTIC DISPENSING
1. Nutrisi Parenteral Pasien Dewasa
Nutrisi parenteral merupakan pemberian nutrisi melalui rute intravena untuk pasien
yang mengalami gangguan jika diminum secara peroral. Kebutuhan total untuk 24
jam diberikan dalam satu kantong infus yang disiapkan di departemen Pelayanan
Aseptik. Infus dibuat berdasarkan resep dokter.
2. Nutrisi Parenteral Pediatri
Resep yang dibuat oleh dokter anak dipertimbangkan dengan kebutuhan per hari
elektrolit dan nutrisi dari pasien. Perhitungan mengenai jumlah yang dibutuhkan serta
stabilitas dihitung oleh farmasis. Bahan – bahan yang dibutuhkan dicampur dan
larutan yang bersifat lemak serta vitamin dimasukkan ke dalam wadah yang berbeda
untuk menjaga stabilitas.
3. Injeksi Pre-Filled
Injeksi intravena secara perlahan (bolus) masih digunakan di bangsal pasien ketik
dibutuhkan. Injeksi hanya boleh diberikan oleh perawat yang sudah mendapat
pelatihan.
4. Preparasi Bahan Tambahan untuk Obat Intravena
Beberapa obat intravena perlu dilarutka di dalam larutan infus sebelum diberikan
kepada pasien. Dilarutkan kedalam cairan infus yang sesuai, diberi label yang berisi
stabilitas dan dosis yang dapat diberikan kepada pasien.
5. Handling Sitostatika
Injeksi sitostatika berbahaya untuk pasien dan tenaga kesehatan, sehingga untuk
mengurangi resiko tersebut, sebaiknya disimpan dalam bentuk yang langsung
diinjeksikan. Rekam medis pasien digunakan untuk menghitung dosis sesuai dengan
tinggi badan, berat badan, dan luas permukaan tubuh oleh farmasis yang disetujui oleh
konsultan onkologis.
Pencampuran sediaan steril memerlukan ruangan khusus dan terkontrol. Ruangan ini
terdiri dari :
c. Ruang Antara
Ruangan ini terletak antara ruang cuci tangan dengan ruang aseptik. Sebagai
tempat untuk petugas menggunakan perlengkapan steril. Petugas yang akan masuk
ke ruang steril melalui suatu ruang antara.
d. Ruang Steril
Ruang steril atau ruang aseptik mempunyai persyaratan yaitu tidak ada sudut atau
siku, dinding dilapisi epoksi, partikel udara sangat dibatasi, serta ruang
pencampuran bertekanan negatif (sitostatika) dan positif (non sitostatika). Selain
itu juga, jumlah partikel berukuran 0,5 mikron tidak lebih dari 350.000 partikel,
jumlah jasad renik tidak lebih dari 100 per meter kubik udara, suhu 18 – 22o C,
kelembaban 35 – 50%, dilengkapi High Efficiency Particulate Air (HEPA) Filter.
e. Pass Box
Pass box adalah tempat masuk dan keluarnya alat kesehatan dan bahan obat
sebelum dan sesudah dilakukan pencampuran. Pass box ini terletak di antara
ruang persiapan dan ruang steril.
Fungsi dari Laminar Air Flow atau Lemari BSC antara lain :
- Sebagai penyaring bakteri di udara.
- Menjaga aliran udara yang konstan diluar lingkungan
- Mencegah masuknya kontaminan kedalam LAF
Ada dua aliran udara pada LAF yaitu tipe horizontal dan tipe vertical
G. PENANGANAN TUMPAHAN
Membersihkan tumpahan dalam ruangan steril dapat dilakukan petugas tersebut atau
meminta pertolongan orang lain dengan menggunakan chemotherapy spill kit yang terdiri
dari:
1. Membersihkan tumpahan di luar BSC dalam ruang steril.
a. Meminta pertolongan, jangan tinggalkan area.
b. Beri tanda peringatan di sekitar area.
c. Petugas penolong menggunakan alat pelindung diri (APD).
d. Angkat partikel kaca dan pecahan – pecahan dengan menggunakan alat seperti
sendok dan tempatkan dalam kantong buangan.
e. Serap tumpahan cair dengan kasa penyera dan buang dalam kantong tersebut.
f. Serap tumpahan serbuk dengan handuk basah dan buang dalam kantong tersebut.
g. Cuci seluruh area dengan larutan detergent.
h. Bilas dengan aquadest.
i. Ulangi pencucian dan pembilasan sampai seluruh obat terangkat.
j. Lepaskan glove luar dan tutup kaki, tempatkan dalam kantong pertama.
k. Tutup kantong dan tempatkan pada kantong kedua.
l. Lepaskan pelindung lainnya dan sarung tangan dalam, tempatkan padakantong
kedua.
m. Ikat kantong secara aman dan masukkan dalam tempat penampungan khusus
untuk dimusnahkan menggunakan incinerator.
n. Cuci tangan hingga bersih.
2. Membersihkan tumpahan di dalam BSC
a. Serap tumpahan dengan kassa untuk tumpahan cair atau handuk basah untuk
tumpahan serbuk.
b. Sarung tangan dilepas dan dibuang, kemudian pakai dua sarung tangan baru.
c. Angkat hati – hati pecahan tajam dan serpihan kaca sekaligus dengan penyerap
dan tempatkan dalam wadah buangan.
d. Cuci permukaan, dinding bagian dalam BSC dengan detergent, bilas dengan
aquabidest menggunakan kasa. Buang kasa dalam wadah pada buangan.
e. Ulangi pencucian tiga kali.
f. Keringkan dengan kasa baru, buang dalam wadah buangan.
g. Tutup wadah dan buang dalam wadah buangan akhir.
h. Lepaskan APD dan buang sarung tangan, masker, dalam wadah buangan akhir
untuk dimusnahkan dengan insenerator.
i. Cuci tangan.
BAB III
KEGIATAN
A. WAKTU
Pelatihan diadakan selama lima (5) hari, mulai tanggal 31 Oktober 2016 sampai 5
November 2016 di RSUP. Pelatihan dimulai pada pukul 08.00 sampai pukul 15.00.
B. KEGIATAN PELATIHAN
31 Oktober 01 02 03 04 05
2016 November November November November November
2016 2016 2016 2016 2016
Berlatih
Pelatihan
Perkenalan Menggunak Pelatihan Pelatihan di Kunjungan
di Ruang
di Ruang an Spuit dan di Ruang Ruang ke Depo
Kemotera
Apoteker Mengoplos Kemoterapi Kemoterapi Kemoterapi
pi
Obat
Pemberian
KEGIATAN
Melihat Lis
Pasien
Pemberian Pemberian
Kemoterapi
Materi Materi
dan Latihan
tentang Mengenai
Menghitun
Tumpahan pembuatan
g
Sitostatika TPN
Kesesuaian
Dosis
BAB IV
KESIMPULAN
1. Dispensing sediaan steril adalah penyiapan sediaan obat steril dengan teknik aseptik
dan dikerjakan dalam ruang bersih yang memenuhi syarat.
2. Petugas yang melakukan dispensing sediaan steril wajib menggunakan alat pelindung
diri yang tepat sesuai dengan pedoman yang berlaku.