Anda di halaman 1dari 22

Farmasi – Mei 2014

“Direktorat Bina Farmasi Komunitas & Klinik


Ditjen Bina Kefarmasian & Alat Kesehatan
Departemen Kesehatan RI-2009”
 Pencampuran sediaan steril harus dilakukan
secara terpusat di instalasi farmasi rumah
sakit untuk menghindari infeksi nosokomial
dan terjadinya kesalahan pemberian obat.
 Pencampuran sediaan steril merupakan
rangkaian perubahan bentuk obat dari
kondisi semula menjadi produk baru dengan
proses pelarutan atau penambahan bahan
lain yang dilakukan secara aseptis oleh
apoteker disarana pelayanan kesehatan
(ASHP, 1985).
 Ruang persiapan
Ruangan yang digunakan untuk administrasi dan
penyiapan alat
kesehatan dan bahan obat (etiket, pelabelan,
penghitungan dosis
dan volume cairan).
 Ruang cuci tangan dan ruang ganti pakaian
Sebelum masuk ke ruang antara, petugas harus
mencuci tangan,
ganti pakaian kerja dan memakai alat pelindung diri
(APD).
 Ruang antara (Ante room)
Petugas yang akan masuk ke ruang steril melalui
suatu ruang antara
 Ruang steril (Clean room)
Ruangan steril harus memenuhi syarat sebagai berikut :
1) Jumlah partikel berukuran 0,5 mikron tidak lebih dari
350.000partikel
2) Jumlah jasad renik tidak lebih dari 100 per meter kubik
udara.
3) Suhu 18 – 22°C
4) Kelembaban 35 – 50%
5) Di lengkapi High Efficiency Particulate Air (HEPA) Filter
Tekanan udara di dalam ruang lebih positif dari pada
tekanan udara di luar ruangan.
7) Pass box adalah tempat masuk dan keluarnya alat
kesehatan dan bahan obat sebelum dan sesudah dilakukan
pencampuran.
Pass box ini terletak di antara ruang persiapan dan ruang
steril.
1. Alat Pelindung Diri (APD)
Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan dalam
pencampuran sediaan steril meliputi :
a. Baju Pelindung
Baju Pelindung ini sebaiknya terbuat dari bahan
yang impermeable
(tidak tembus cairan), tidak melepaskan serat kain,
dengan lengan panjang, bermanset dan
tertutup di bagian depan.
b. Sarung tangan
Sarung tangan yang dipilih harus memiliki
permeabilitas yang minimal sehingga dapat
memaksimalkan perlindungan bagi petugas dan
cukup panjang untuk menutup pergelangan tangan.
Sarung tangan terbuat dari latex dan tidak
berbedak (powder free).
c. Masker Disposible
2. Laminar Air flow (LAF)
sistem penyaringan ganda yang
memiliki efisiensi tingkat tinggi, sehingga
dapat berfungsi sebagai berikut :
􀂃 Penyaring bakteri dan bahan-bahan
eksogen di udara.
􀂃 Menjaga aliran udara yang konstan diluar
lingkungan.
􀂃 Mencegah masuknya kontaminan ke dalam
LAF.
1. PENYIAPAN
sebelum menjalankan proses pencampuran obat suntik, perlu
dilakukan langkah-langkah sbb:
 Memeriksa kelengkapan formulir permintaan dengan prinsip 5
benar (pasien, obat, dosis, rute, wkt pemberian)
 Memeriksa kondisi obat-obatan yang diterima (nama obat, jml,
no.batch, tgl ED)
 Melakukan konfirmasi ulang kepada pengguna jika ada yang
tidak jelas/tidak lengkap
 Menghitung kesesuaian dosis
 Memilih jenis pelarut yang sesuai
 Menghitung volume pelarut yang digunakan
 Membuat label obat berdasarkan nama pasien, no.RM, ruang
rawat, jml paket)
 Melengkapi dokumen pencampuran
 Memasukkan obat, alkes dan label yang akan dicampur didalam
ruang steril melalui pass box
Proses pencampuran obat suntik secara aseptis, mengikuti langkah-langkah
sbb:
 Menggunakan APD
 Melakukan dekontaminasi dan desinfeksi
 Menghidupkan LAF
 Menyiapkan meja kerja LAF dengan memberi alas penyerap cairan
 Menyiapkan kantong buangan sampah didalam LAF untuk bekas obat
 Melakukan desinfeksi sarung tangan dengan alkohol 70%
 Mengambil obat, alkes dan label dari pass box
 Melakukan pencampuran secara aseptis
 Memberi label yang sesuai untuk tiap spuit dan infus yang sudah berisi
obat hasil pencampuran
 Membungkus dengan kantong hitam atau aluminium foil untuk obat yang
harus terlindung dari cahaya
 Memasukkan spuit atau infus ke dalam wadah untuk pengiriman
 Mengeluarkan wadah yang telah berisi spuit atau infus melalui pass box
 Membuang semua bekas pencampuran obat ke dalam wadah pembuangan
khusus
 Membuka ampul larutan obat
- Pindahkan semua larutan obat dari leher ampul dengan
mengetuk-ngetuk bagian tas ampul atau dengan melakukan
gerakan J-motion
- Seka bagian leher ampul dengan alkohol 70%, biarkan
mengering
- Lilitkan kasa sekitar ampul
- Pegang ampul dengan posisi 45°, patahkan bagian atas ampul
dengan arah menjauhi petugas. Pegang ampul dengan posisi ini
sekitar 5 detik
- Berdirikan ampul
- Bungkus patahan ampul dengan kasa dan buang ke dalam
kantong buangan
 Pegang ampul dengan posisi 45°, masukkan spuit kedalam ampul,
tarik seluruh larutan dari ampul, tutup needle
 Pegang ampul dengan posisi 45°, sesuaikan volume larutan dalam
syringe sesuai yang diinginkan dengan menyuntikkan kembali
larutan obat yang berlebih kembali ke ampul
 Tutup kembali needle
 Untuk permintaan infus intravena, suntikkan
larutan obat ke dalam botol infus dengan
posisi 45°perlahan-lahan melalui dinding agar
tidak berbuih dan tercampur sempurna
 Untuk permintaan intravena bolus ganti
needle dengan ukuran yang sesuai untuk
penyuntikan
 Setelah selesai, buang seluruh bahan yang
telah terkontaminasi kedalam kantong
buangan tertutup
 Membuka vial larutan obat
- Buka penutup vial
- Seka bagian karet vial dengan alkohol 70%,
biarkan mengering
- Berdirikan vial
- Bungkus penutup vial dengan kasa dan
buang ke dalam kantong buangan
 Pegang vial dengan posisi 45°, masukkan
spuit kedalam vial
 Masukkan pelarut yang sesuai kedalam vial,
gerakkan perlahan-lahan memutar untuk
melarutkan obat
 Ganti needle dengan needle yang baru
 Beri tekanan negatif dengan cara menarik udara kedalam spuit
kosong sesuai volume yang diinginkan
 Pegang vial dengan posisi 45°, tarik seluruh larutan dari vial
 Untuk permintaan infus intravena, suntikkan larutan obat
kedalam botol infus dengan posisi 45° perlahan-lahan melalui
dinding agar tidak berbuih dan tercampur sempurna
 Untuk permintaan intravena bolus ganti needle dengan ukuran
yang sesuai untuk penyuntikan
 Bila spuit dikirim tanpa needle, pegang spuit dengan posisi jarum
keatas, angkat jarum dan buang ke kantong buangan tertutup
 Pegang spuit dengan bagian terbuka keatas, tutup dengan luer
lock cap
 Seka cap dan syringe dengan alkohol
 Setelah selesai, buang seluruh bahan yang telah terkontaminasi
kedalam kantong buangan tertutup
Jika tidak ada fasilitas LAF – BSC untuk
pencampuran sediaan steril maka perlu
diperhatikan hal – hal sebagai berikut:
A. Ruangan
􀂃 Pilih ruang yang paling bersih, khusus untuk
pengerjaan sediaan steril saja.
􀂃 Seluruh pintu dan jendela harus selalu
tertutup.
􀂃 Tidak ada bak cuci
􀂃 Tidak ada rak atau papan tulis yang permanen
􀂃 Lantai didesinfeksi setiap hari dengan
menggunakan hypoclorite 100 ppm
􀂃 Dinding mudah dibersihkan
􀂃 Meja kerja harus jauh dari pintu
B. Cara kerja
􀂃 Pakai Alat Pelindung Diri (APD)
􀂃 Bersihkan meja kerja dengan benar (dengan aquadest
kemudian alkohol70%)
􀂃 Seka seluruh alat kesehatan dan wadah obat sebelum
digunakan denganalkohol 70%
􀂃 Lakukan pencampuran secara aseptis
􀂃 Seka seluruh alat kesehatan dan wadah obat sesudah
digunakan dengan alkohol 70%
􀂃 Buang seluruh bahan yang terkontaminasi kedalam kantong
tertutup
􀂃 Bersihkan area kerja dengan mencuci dengan detergen dan
bilas dengan aquadest, ulangi 3 kali, terakhir bilas dengan
alkohol
􀂃 Buang seluruh kassa ke dalam kantong tertutup tempatkan ada
kantong buangan
□ Tanggalkan pakaian pelindung
Penyimpanan sediaan steril non sitostatika
setelah dilakukan pencampuran tergantung
pada stabilitas masing masing obat. Kondisi
khusus penyimpanan:
A. Terlindung dari cahaya langsung, dengan
menggunakan kertas karbon/kantong plastik
warna hitam atau aluminium foil.
B. Suhu penyimpanan 2 – 8°C disimpan di
dalam lemari pendingin (bukan freezer).
 Ambil wadah yang telah berisi obat hasil rekonstitusi
dari pass box.
 Periksa kembali isi dan mencocokan formulir
permintaan yang telah dibuat dengan prinsip 5 BENAR
dan kondisi obat-obatan yang diterima (nama obat,
jumlah, nomer batch, tgl kadaluarsa setelah obat
direkonstitusi).
 Beri label luar pada wadah.
 Kirim obat-obat tersebut ke ruang perawatan dengan
menggunakan troli tertutup dan tidak boleh melewati
jalur yang banyak kontaminan (seperti: lift
barang, dll) untuk mengurangi kontaminasi.
 Lakukan serah terima dengan pasien atau petugas
perawat.
 Anderson R.W. et.al, Risk of Handling Injectable
Antineoplastic Agents.
Am.J.Hosp.Pharm.,1982, 39:1881-1887
 Aseptic Dispensing, Dr. Mohd. Baidi Bahari.
Associate Professor of Clinical Pharmacy.
 School of Pharmaceutical Sciences. University
sains Malaysia.
 ASHP, Study Guide, Safe Handling of Cytotoxic
and Hazardous Drugs, 1990.
 Injectable Drug Administration Guide. UCL
Hospitals. The Pharmacy Department.
 University College London Hospitals. 2000.
1. Yang dimaksud dengan kegiatan pencampuran sediaan steril adalah...
a. rangkaian perubahan bentuk obat dari kondisi semula menjadi
produk baru dengan proses pelarutan atau penambahan bahan lain
yang dilakukan secara non aseptis oleh perawat disarana
pelayanan kesehatan
b. rangkaian perubahan bentuk obat dari kondisi semula menjadi
produk baru dengan proses pelarutan atau penambahan bahan lain
yang dilakukan secara aseptis oleh perawat disarana pelayanan
kesehatan
c. rangkaian perubahan bentuk obat dari kondisi semula menjadi
produk baru dengan proses pelarutan atau penambahan bahan lain
yang dilakukan secara aseptis oleh apoteker disarana pelayanan
kesehatan
d. rangkaian perubahan bentuk obat dari kondisi semula menjadi
produk baru dengan proses pelarutan atau penambahan bahan lain
yang dilakukan secara aseptis oleh asisten apoteker disarana
pelayanan kesehatan
2. Kegiatan pencampuran sediaan steril memerlukan ruangan
khusus, dibagi menjadi berapa bagian ruang khusus tersebut?
a. 4 (empat)
b. 5 (lima)
c. 6 (enam)
d. 7 (tujuh)

3. Kegiatan pencampuran sediaan steril memerlukan alat pelindung


diri, apa saja APD yang harus digunakan pada saat
pencampuran sediaan steril?
a. Nurse cap, sarung tangan, masker
b. Baju pelindung, sarung tangan, masker
c. Alkohol 70%, baju pelindung, sarung tangan
d. Sarung tangan, alkohol 70%, nurse cap
4. Salah satu peralatan yang dibutuhkan dalam
pencampuran sediaan steril adalah Laminar Air
flow (LAF) yaitu sistem penyaringan ganda yang
memiliki efisiensi tingkat tinggi, sehingga dapat
berfungsi sebagai berikut :
a. Penyaring bakteri dan bahan-bahan eksogen di
udara.
b. Menjaga aliran udara yang konstan diluar
lingkungan.
c. Mencegah masuknya kontaminan ke dalam
LAF.
d. Pilihan jawaban a, b dan c semua benar
5. Jika tidak ada fasilitas LAF – BSC untuk
ruangan pencampuran sediaan steril maka
perlu diperhatikan hal – hal sebagai berikut:
a. Pilih ruang yang paling bersih, khusus untuk
pengerjaan sediaan steril saja.
b. Salah satu pintu atau jendela harus selalu
tertutup.
c. Ada bak cuci
d. Lantai didesinfeksi setiap hari dengan
menggunakan alkohol 70%

Anda mungkin juga menyukai