Anda di halaman 1dari 59

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan suatu keadaan dimana seorang dapat melakukan

aktivitas dan menjalankan perannya dalam kehidupan sosial bermasyarakat

(Suparyanto, 2013). Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia berupaya untuk mewujudkan masyarakat sehat yang mandiri dan

berkeadilan melalui peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Untuk

mencapai derajat kesehatan yang optimal, maka harus ada pelayanan kesehatan

yang baik. Salah satu tempat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan adalah

Rumah Sakit.

Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan

rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (Permenkes No. 56 Tahun 2014

Tentang Rumah Sakit). Dalam sebuah Rumah Sakit harus tetap mampu

meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh

masyarakat melalui peningkatan mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit itu

sendiri, agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Mutu pelayanan kesehatan merupakan tingkat kesempurnaan pelayanan

kesehatan yang diselenggarakan sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan

yang ditetapkan, sehingga menimbulkan kepuasan bagi setiap pasien

(Muninjaya, 2014). Semakin sempurnanya tingkat mutu pelayanan kesehatan di

1
rumah sakit pastinya tidak lepas dari peran administrasi rumah sakit yang ikut

serta dalam peningkatan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit tersebut.

Usman (2015) menyatakan pengertian administrasi dalam pengertian

sempit dan administrasi dalam pengertian luas. Administrasi dalam pengertian

sempit, yaitu pekerjaan yang berhubungan dengan ketatausahaan, sedangkan

administrasi dalam pengertian luas ialah seni dan ilmu mengelola sumberdaya

7M + 1I (man, money, material, machines, methods, marketing, and minutes +

information) untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Dalam

melakukan segala kegiatan administrasi pastinya didukung oleh berbagai

macam teknologi dan ilmu-ilmu kedokteran yang semakin maju dan

berkembang.

Pesatnya perkembangan ilmu kedokteran dan teknologi serta membaiknya

keadaan sosial ekonomi dan pendidikan, mengakibatkan perubahan sistem

penilaian masyarakat yang menuntut pelayanan kesehatan yang bermutu. Hal

ini mengakibatkan rumah sakit dalam memberikan pelayanannya dituntut untuk

meningkatkan mutu pelayanan di semua unit dalam rumah sakit baik pada unit

pelayanan medik, unit pelayanan penunjang medik, ataupun pada unit

pelayanan administrasi dan manajemen.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dalam kegiatan Praktik Kerja

Lapangan I ini mengambil judul Ketrampilan Dasar Dalam Administrasi

Rumah Sakit di Rumah Sakit Muhammadiyah Babat.

2
1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Mahasiswa dapat mengetahui gambaran keseluruhan mengenai

pengelolaan atau manajemen administrasi dengan kajian yang

mendalam tentang berbagai permasalahan yang muncul yang berkaitan

dengan pelaksanaan administrasi rumah sakit di RS Muhammadiyah

Babat.

1.2.2 Tujuan Khusus

Setelah mengikuti kegiatan PKL, mahasiswa diharapkan:

1. Mampu menganalisis lima unsur pokok yang peranannya penting

dalam menentukan berhasil atau tidaknya pelaksanaan

administrasi kesehatan. Kelima unsur pokok yang dimaksud ialah

masukan (input), proses (process), keluaran (output), sasaran

(target), serta dampak (impac).

2. Mampu menganalisis masalah terkait lima unsur pokok di

administrasi Rumah Sakit.

3. Mampu memberikan problem solving berdasarkan evidence

based/penelitian.

3
1.3 Manfaat

1.3.1 Bagi Rumah Sakit

Laporan ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan

pertimbangan dalam rangka peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit

terutama bagi pihak manajemen rumah sakit khususnya di bidang

administrasi Rumah Sakit Muhammadiyah Babat.

1.3.2 Bagi Mahasiswa

1. Meningkatkan wawasan dan pengalaman dibidang Manajemen

Administrasi Rumah Sakit.

2. Mendapatkan pengetahuan tentang dunia kerja yang sesungguhnya

sehingga mahasiswa tidak canggung bila memasuki dunia kerja

nantinya.

3. Mengetahui dan mengukur kemampuan mahasiswa saat praktek

dilapangan.

4. Membandingkan kenyataan dilapangan dengan teori yang di

pelajari.

5. Menganalisis permaslahan yang ada di Rumah Sakit.

1.3.3 Bagi Instansi Pendidikan

1. Menghasilkan lulusan yang berkualitas, yaitu yang memiliki tingkat

pengetahuan, ketrampilan, etos kerja yang sesuai dengan tuntunan

lapangan kerja.

4
2. Sebagai bahan panduan pembelajaran tentang Manajemen

Administrasi Rumah Sakit.

3. Menjalin kerjasama yang baik antar pihak kampus dan instalasi yang

terikat.

1.4 Ruang Lingkup

1.4.1 Ruang Lingkup Materi

Lingkup materi dalam PKL ini meliputi gambaran umum Rumah

Sakit Muhammadiyah Babat tentang Manajemen Administrasi Rumah

Sakit.

1.4.2 Ruang Lingkup Waktu

Praktek Kerja Lapangan ini dilaksanakan pada tanggal 29 Januari

2018 sampai dengan 24 Februari 2018 di Rumah Sakit Muhammadiyah

Babat.

1.4.3 Ruang Lingkup Lokasi

Lingkup lokasi yang digunakan untuk PKL adalah Rumah Sakit

Muhammadiyah Babat khususnya di Bagian Kesekretaritan dibawah

Kabag Umum & Program.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rumah Sakit

2.1.1 Pengertian Rumah Sakit

Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat

(Permenkes No. 56 Tahun 2014 Tentang Rumah Sakit).

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun 2014

Tentang Rumah Sakit Umum, yang dimaksud rumah sakit umum

adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan pada semua

bidang dan jenis penyakit.

2.1.2 Bentuk Rumah Sakit

Menurut Permenkes No. 56 Tahun 2014 Tentang Bentuk Rumah

Sakit, bentuk rumah sakit yaitu :

Berdasarkan bentuknya, Rumah Sakit dibedakan menjadi Rumah

Sakit menetap, Rumah Sakit bergerak dan Rumah Sakit lapangan.

1. Rumah Sakit menetap merupakan rumah sakit yang didirikan

secara permanen untuk jangka waktu lama untuk

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perseorangan secara

paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan

gawat darurat.

6
2. Rumah Sakit bergerak merupakan Rumah Sakit yang siap guna dan

bersifat sementara dalam jangka waktu tertentu dan dapat

dipindahkan dari satu lokasi ke lokasi lain.

3. Rumah Sakit lapangan merupakan Rumah Sakit yang didirikan di

lokasi tertentu selama kondisi darurat dalam pelaksanaan kegiatan

tertentu yang berpotensi bencana atau selama masa tanggap darurat

bencana.

2.1.3 Klasifikasi Rumah Sakit

Menurut Permenkes No. 56 Tahun 2014 Tentang Pelayanan Rumah

Sakit, pelayanan yang diberikan rumah sakit umum meliputi :

1. Rumah Sakit Umum Kelas A

1) Pelayanan Rumah Sakit Umum Kelas A

Pelayanan Rumah Sakit Umum Kelas A harus mempunyai

Pelayanan Medik, Pelayanan Kefarmasian, Pelayanan

Keperawatan dan Kebidanan, Pelayanan Penunjang Klinik,

Pelayanan Penunjang Nonklinik dan Pelayanan Rawat Inap.

2) Sumber Daya Rumah Sakit Kelas A

Sumber daya manusia rumah sakit umum kelas A terdiri

dari Tenaga Medis, Tenaga Kefarmasian, Tenaga Keperawatan,

Tenaga Kesehatan Lain dan Tenaga Nonkesehatan.

3) Peralatan Rumah Sakit Umum Kelas A

Pada peralatan rumah sakit umum kelas A harus tersedianya

peralatan medis untuk instalasi gawat darurat, rawat jalan, rawat

7
inap, rawat intensif, rawat operasi, persalinan, radiologi,

laboratorium klinik, pelayanan darah, rehabilitasi medik,

farmasi, instalasi gizi, dan kamar jenazah.

2. Rumah Sakit Umum Kelas B

1) Pelayanan Rumah Sakit Umum Kelas B

Pelayanan Rumah Sakit Umum Kelas B harus mempunyai

Pelayanan Medik, Pelayanan kefarmasian, Pelayanan

keperawatan dan kebidanan, Pelayanan penunjang klinik,

Pelayanan penunjang nonklinik dan Pelayanan rawat inap.

2) Sumber Daya Rumah Sakit Umum Kelas B

Sumber daya manusia rumah sakit umum kelas B terdiri

dari Tenaga medis, Tenaga Kefarmasian, Tenaga Keperawatan,

Tenaga Kesehatan Lain dan Tenaga Nonkesehatan.

3) Peralatan Rumah Sakit Kelas B

Pada peralatan rumah sakit umum kelas B harus tersedianya

peralatan medis untuk instalasi gawat darurat, rawat jalan,

rawat inap, rawat intensif, rawat operasi, persalinan, radiologi,

laboratorium klinik, pelayanan darah, rehabilitasi medik,

farmasi, instalasi gizi, dan kamar jenazah.

3. Rumah Sakit Umum Kelas C

1) Pelayanan Rumah Sakit Umum Kelas C

Pelayanan Rumah Sakit Umum Kelas C harus mempunyai

Pelayanan medik yang terdiri dari pelayanan gawat darurat,

8
Pelayanan medik umum, Pelayanan medik spesialis dasar,

Pelayanan medik spesialis penunjang, Pelayanan medik

spesialis gigi dan mulut, Pelayanan medik subspesialis,

Pelayanan kefarmasian, Pelayanan keperawatan dan kebidanan,

Pelayanan penunjang klinik, Pelayanan penunjang nonklinik,

Pelayanan rawat inap.

2) Sumber Daya Rumah Sakit Umum Kelas C

Sumber daya manusia rumah sakit umum kelas B terdiri

dari Tenaga medis, Tenaga Kefarmasian, Tenaga Keperawatan,

Tenaga Kesehatan Lain dan Tenaga Nonkesehatan.

3) Peralatan Rumah Sakit Kelas C

Pada peralatan rumah sakit umum kelas B harus tersedianya

peralatan medis untuk instalasi gawat darurat, rawat jalan,

rawat inap, rawat intensif, rawat operasi, persalinan, radiologi,

laboratorium klinik, pelayanan darah, rehabilitasi medik,

farmasi, instalasi gizi, dan kamar jenazah.

4. Rumah Sakit Umum Kelas D

1) Pelayanan Rumah Sakit Umum Kelas D

Pelayanan Rumah Sakit Umum Kelas D harus mempunyai

Pelayanan Medik

Pelayanan gawat darurat, harus diselenggarakan 24 (dua

puluh empat) jam sehari secara terus menerus.

9
Pelayanan medik umum, meliputi pelayanan medik dasar,

medik gigi mulut, kesehatan ibu dan anak, dan keluarga

berencana.

Pelayanan medik spesialis dasar, paling sedikit 2 (dua) dari

4 (empat) pelayanan medik spesialis dasar yang meliputi

pelayanan penyakit dalam, kesehatan anak, bedah, dan/atau

obstetri dan ginekologi.

Pelayanan medik spesialis penunjang, meliputi pelayanan

radiologi dan laboratorium.

Pelayanan Kefarmasian

Pelayanan kefarmasian meliputi pengelolaan sediaan

farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai, dan

pelayanan farmasi klinik.

Pelayanan Keperawatan

Pelayanan keperawatan dan kebidanan meliputi asuhan

keperawatan dan asuhan kebidanan.

Pelayanan Penunjang Klinik

Pelayanan penunjang klinik meliputi pelayanan darah,

perawatan high care unit untuk semua golongan umur dan jenis

penyakit, gizi, sterilisasi instrumen dan rekam medik.

Pelayanan Penunjang Nonklinik

Pelayanan penunjang nonklinik meliputi pelayanan

laundry/linen, jasa boga/dapur, teknik dan pemeliharaan

10
fasilitas, pengelolaan limbah, gudang, ambulans, sistem

informasi dan komunikasi, pemulasaraan jenazah, sistem

penanggulangan kebakaran, pengelolaan gas medik, dan

pengelolaan air bersih.

Pelayanan Rawat Inap

Pelayanan rawat inap dilengkapi dengan fasilitas sebagai

berikut:

a) jumlah tempat tidur perawatan kelas III paling sedikit 30%

(tiga puluh persen) dari seluruh tempat tidur untuk Rumah

Sakit milik Pemerintah;

b) jumlah tempat tidur perawatan kelas III paling sedikit 20%

(dua puluh persen) dari seluruh tempat tidur untuk Rumah

Sakit milik swasta;

c) jumlah tempat tidur perawatan intensif sebanyak 5% (lima

persen) dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik

Pemerintah dan Rumah Sakit milik swasta.

2) Sumber Daya Rumah Sakit Umum Kelas D

1. Tenaga medis paling sedikit terdiri atas: a. 4 (empat) dokter

umum untuk pelayanan medik dasar; b. 1 (satu) dokter gigi

umum untuk pelayanan medik gigi mulut; c. 1 (satu) dokter

spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis dasar.

2. Tenaga kefarmasian paling sedikit terdiri atas: a. 1 (satu)

orang apoteker sebagai kepala instalasi farmasi Rumah

11
Sakit; b. 1 (satu) apoteker yang bertugas di rawat inap dan

rawat jalan yang dibantu oleh paling sedikit 2 (dua) orang

tenaga teknis kefarmasian; c. 1 (satu) orang apoteker

sebagai koordinator penerimaan, distribusi dan produksi

yang dapat merangkap melakukan pelayanan farmasi klinik

di rawat inap atau rawat jalan dan dibantu oleh tenaga teknis

kefarmasian yang jumlahnya disesuaikan dengan beban

kerja pelayanan kefarmasian Rumah Sakit.

3. Jumlah kebutuhan tenaga keperawatan dihitung dengan

perbandingan 2 (dua) perawat untuk 3 (tiga) tempat tidur.

(2) Kualifikasi dan kompetensi tenaga keperawatan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disesuaikan dengan

kebutuhan pelayanan rumah sakit.

4. Jumlah dan kualifikasi tenaga kesehatan lain dan tenaga

nonkesehatan disesuaikan dengan kebutuhan pelayanan

Rumah Sakit.

3) Peralatan Rumah Sakit Kelas D

1. Peralatan Rumah Sakit Umum kelas D harus memenuhi

standar sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

2. Peralatan paling sedikit terdiri dari peralatan medis untuk

instalasi gawat darurat, rawat jalan, rawat inap, rawat

intensif, rawat operasi, persalinan, radiologi, laboratorium

12
klinik, pelayanan darah, rehabilitasi medik, farmasi,

instalasi gizi, dan kamar jenazah.

3. Peralatan sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang

merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri

ini.

2.2 Manajemen

2.2.1 Pengertian Manajemen

Manajemen menurut Usman (2015) adalah serangkaian kegiatan

yang diarahkan langsung penggunaan sumber daya organisasi secara

efektif dan efisien dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Secara

universal manajemen adalah penggunaan sumberdaya organisasi

untuk mencapai sasaran dan kinerja yang tinggi dalam berbagai tipe

organisasi profit maupun non profit.

2.2.2 Fungsi Manajemen

Dalam Manajemen terdapat fungsi-fungsi manajemen yang terkait

erat di dalamnya. Menurut Usman (2015) Fungsi Manajemen yaitu;

(1) Perencanaan (Planning);

Suatu cara menghampiri masalah-masalah dengan cara

merumuskan apa saja yang harus dikerjakan dan bagaimana

mengerjakannya.

Langkah Perencanaan antara lain adalah :

1. Menentukan dan merumuskan tujuan yang hendak dicapai.

2. Meneliti masalah-masalah atau pekerjaan-pekerjaan yang akan

13
dilakukan.

3. Mengumpulkan data dan informasi-informasi yang diperlukan.

4.Menentukan tahap-tahap atau rangkaian tindakan.

5. Merumuskan bagaimana masalah-masalah itu akan dipecahkan

dan bagaimana pekerjaan-pekerjaan itu akan diselesaikan.

(2) Pengorganisasian (Organizing);

Organizing adalah aktivitas menyusun dan membentuk

hubungan-hubungan kerja antara orang-orang sehingga terwujud

suatu kesatuan usaha dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah

ditetapkan. Yang perlu diperhatikan dalam pengorganisasian

antara lain ialah bahwa pembagian tugas, wewenang, dan

tanggung jawab, hendaknya disesuaikan dengan pengalaman,

bakat, minat, pengetahuan, dan kepribadian masing-masing orang

yang diperlukan dalam menjalankan tugas-tugas tersebut.

(3) Pengarahan (Directing);

Directing adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan

usaha memberi bimbingan, saran, perintah-perintah, agar tugas

dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju yang telah

ditetapkan semula.

(4) Pengawasan (Controlling);

Pengawasan, Pengendalian atau Controlling adalah salah

satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian, bila

perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan

14
dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud tercapai

tujuan yang sudah digariskan semula.

(5) Pengkoordinasian (Coordinating);

Coordinating / koordinasi merupakan salah satu fungsi

manajemen untuk melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi

kekacauan, percekcokan, kekosongan kegiatan, dengan jalan

menghubungkan, menyatukan dan menyelaraskan pekerjaan

bawahan sehingga terdapat kerja sama yang terarah dalam usaha

mencapai tujuan organisasi

(6) Penilaian (Evaluation);

Evaluating atau Penilaian adalah aktivitas untuk meneliti dan

mengetahui sampai dimana pelaksanaan yang dilakukan dalam

rangka mencapai tujuan yang ditetapkan.Dengan adanya penilaian

maka akan dapat diketahui kekurangan dan kelemahan sehingga

dapat direncanakan cara memperbaikinya.

2.2.3 Pengertian Manajemen Rumah Sakit

Menurut Sabarguna (2013), Manajemen Rumah Sakit adalah

koordinasi antara berbagai sumber daya melalui proses perencanaan,

pengorganisasian, serta ada kemampuan pengendalian untuk mencapai

tujuan.

Tujuan Manajemen Rumah Sakit yaitu :

1. Menyiapkan sumber daya

2. Mengevaluasi efektivitas

15
3. Mengatur pemakaian pelayanan

4. Efisiensi

5. Kualitas

2.2.4 Fungsi Manajemen Rumah Sakit

Menurut Sabarguna (2013), fungsi manajemen di rumah sakit

umumnya seperti gambar berikut :

Gambar 2.1 Fungsi Manajemen

16
Fungsi Manajemen Rumah Sakit menggunakan fungsi POACE

P (Planning) = Perencanaan

Suatu cara menghampiri masalah-masalah

dengan cara merumuskan apa saja yang harus

dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya.

O (Organizing) = Pengorganisasian

Organizing adalah aktivitas menyusun dan

membentuk hubungan-hubungan kerja antara

orang-orang sehingga terwujud suatu kesatuan

usaha dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah

ditetapkan. Yang perlu diperhatikan dalam

pengorganisasian antara lain ialah bahwa

pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab,

hendaknya disesuaikan dengan pengalaman, bakat,

minat, pengetahuan, dan kepribadian masing-

masing orang yang diperlukan dalam menjalankan

tugas-tugas tersebut

A (Actuating) = Pelaksanaan

Actuating adalah kegiatan melaksanakan

dengan penuh tanggung jawab, dan harus

disesuaikan dengan situasi dan kondisi.

17
C (Controlling) = Pengawasan

Pengawasan, Pengendalian atau Controlling

adalah salah satu fungsi manajemen yang berupa

mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan

koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan

dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan

maksud tercapai tujuan yang sudah digariskan

semula.

E (Evaluation) = Penilaian

Evaluating atau Penilaian adalah aktivitas

untuk meneliti dan mengetahui sampai dimana

pelaksanaan yang dilakukan dalam rangka

mencapai tujuan yang ditetapkan.Dengan adanya

penilaian maka akan dapat diketahui kekurangan

dan kelemahan sehingga dapat direncanakan cara

memperbaikinya.

2.2.5 Unsur Manajemen

Menurut Sabarguna (2013), unsur manajemen atau sumber daya

bagi manajemen adalah hal-hal yang merupakan modal bagi pelayanan

manajemen, dengan modal itu akan lebih menjamin pencapaian tujuan.

18
Unsur-unsur manajemen diantaranya adalah 6M + I, yaitu :

a. Man (Manusia)

Sumber daya manusia adalah salah satu faktor produksi selain

tanah, modal, dan keterampilan. Pandangan yang menyamakan

manusia dengan faktor-faktor produksi lainnya dianggap tidak tepat

baik dilihat dari konsepsi, filsafat, maupun moral. Manusia

merupakan unsur manajemen yang penting dalam mencapai tujuan

perusahaan.

b. Money (Uang)

Uang selalu dibutuhkan dalam perusahaan, mulai dari pendirian

perusahaan hingga pengurusan perizinan pembangunan gedung

kantor, pabrik, peralatan modal, pembayaran tenaga kerja,

pembelian bahan mentah, dan transportasi. Para pemilik modal

menyisihkan sebagian dari kekayaannya untuk digunakan sebagai

modal dalam kegiatan produksi. Dengan demikian, uang merupakan

salah satu unsur penting dalam melakukan produksi.

c. Material (Bahan Baku)

Perusahaan umumnya tidak menghasilkan sendiri bahan mentah

yang dibutuhkan tersebut, melainkan membeli dari pihak lain. Untuk

itu, manajer perusahaan berusaha untuk mem peroleh bahan mentah

denganharga yang paling murah, dengan meng gunakan cara

pengangkutan yang murah dan aman. Di samping itu, bahan mentah

19
tersebut akan diproses sedemikian rupa sehingga dapat dicapai hasil

secara efisien.

d. Machine (Mesin)

Mesin mulai memegang peranan penting dalam proses produksi

setelah terjadinya revolusi industri dengan ditemukannya mesin uap

sehingga banyak pekerjaan manusia yang digantikan oleh mesin.

Perkembangan teknologi yang begitu pesat, menyebabkan

penggunaan mesin semakin menonjol. Hal ini karena banyaknya

mesin-mesin baru yang ditemukan oleh para ahli sehingga

memungkinkan peningkatan dalam produksi.

e. Methode (Metode)

Metode kerja sangat dibutuhkan agar mekanisme kerja berjalan

efektif dan efisien. Metode kerja yang sesuai dengan kebutuhan

organisasi, baik yang menyangkut proses produksi maupun

administrasi tidak terjadi begitu saja melainkan memerlukan waktu

yang lama. Bahkan sering terjadi, untuk memperoleh metode kerja

yang sesuai dengan kebutuhan organisasi, pimpinan perusahaan

meminta bantuan ahli. Hal ini dilakukan karena penciptaan metode

kerja, mekanisme kerja, serta prosedur kerja sangat besar

manfaatnya.

f. Market ( Pasar)

Pasar merupakan tempat kita memasarkan produk yang telah

diproduksi. Pasar sangat dibutuhkan dalam suatu perusahaan. Pasar

20
itu berupa masyarakat (pelanggan) itu sendiri. Tanpa adanya pasar

suatu perusahaan akan mengalami kebangkrutan. Jadi perusahaan

seharusnyamemikirkan manajemen pasar (pemasaran) dengan

baik. Dengan manajemen pasar (pemasaran) yang baik (juga

didukung oleh pasar yang tepat) distribusi produk dapat berjalan

dengan lancar dan sesuai dengan apa yang diharakan.

g. Information (Informasi)

Tentu saja informasi sangat dibutuhkan dalam suatu perusahaan.

Informasi tentang apa yang sedang populer, apa yang sedang

disukai, apa yang sedang terjadi di masyarakat, dsb. Manajemen

informasi sangat penting juga dalam menganalis produk yang telah

dan akan dipasarkan.

Ketujuh unsur manajemen tersebut lebih dikenal dengan

sebutan 6 M + I , yaitu man, money, material, machine, method,

market dan information. Setiap unsur tersebut memiliki karakteristik

yang berbeda. Manajemen tidak dapat berjalan dengan baik tanpa

adanya ketujuh unsur tersebut.

2.3 Mutu Pelayanan Kesehatan

2.3.1 Pengertian Mutu

Mutu pelayanan berarti suatu kehandalan, respek dan tanggap akan

kebutuhannya, pelayanan harus sesuai dengan kebutuhan mereka,

diberikan dengan cara yang ramah pada waktu mereka berkunjung. Pada

umumnya mereka ingin pelayanan yang mengurangi gejala secara

21
efektif dan mencegah penyakit, sehingga mereka beserta keluarganya

sehat dan dapat melaksanakan tugas mereka sehari-hari tanpa gangguan

fisik (Eko, 2016).

2.3.2 Pengertian Mutu Pelayanan Kesehatan

Sedangkan menurut Herlambang (2016), mutu pelayanan kesehatan

dapat dilihat dari berbagai sudut pandang sebagai berikut: Pertama,

menurut pasien atau masyarakat adalah empati, respek, tanggap, sesuai

dengan kebutuhan dan ramah.

2.3.3 Komponen Mutu Pelayanan Kesehatan

Menurut Diah Tahun 2013, komponen mutu pelayanan kesehatan

terdapat (5) lima faktor pokok yang berperan penting dalam menetukan

keberhasilan manajemen maupun administrasi kesehatan, yaitu:

masukan (input), proses (process), keluaran (output), sasaran (target)

serta dampak (impact).

1. Masukan (Input)

Input (masukan) adalah segala sesuatu yg dibutuhkan untuk dapat

melaksanakan pekerjaan manajemen. Input berfokus pada sistem

yang dipersiapkan dalam organisasi dari menejemen termasuk

komitmen, dan stakeholder lainnya, prosedur serta kebijakan sarana

dan prasarana fasilitas dimana pelayanan diberikan.

Input ada 3 macam, yaitu:

22
a. Sumber (resources)

Sumber (resources) adalah segala sesuatu yang dapat dipakai untuk

menghasilkan barang atau jasa. Sumber (resources) dibagi 3 macam:

1) Sumber tenaga (labour resources) dibedakan atas:

a) Tenaga ahli (skilled): dokter, bidan, perawat

b) Tenaga tidak ahli (unskilled): pesuruh, penjaga

2) Sumber modal (capital resources), dibedakan menjadi:

a) Modal bergerak (working capital): uang, giro

b) Modal tidak bergerak (fixed capital): bangunan,

tanah, sarana kesehatan.

3) Sumber alamiah (natural resources) adalah segala sesuatu yang

terdapat di alam, yang tidak termasuk sumber tenaga dan sumber

modal.

b. Tatacara (procedures)

Tatacara (procedures): adalah berbagai kemajuan ilmu dan teknologi

kesehatan yang dimiliki dan yang diterapkan.

c. Kesanggupan (capacity)

Kesanggupan (capacity): adalah keadaan fisik, mental dan biologis

tenaga pelaksana.

2. Proses (Process)

Proses (process) adalah langkah yang harus dilakukan untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Proses dikenal dengan nama

fungsi manajemen. Pada umumnya, proses ataupun fungsi

23
manajemen merupakan tanggung jawab pimpinan. Pendekatan

proses adalah semua metode dengan cara bagaimana pelayanan

dilakukan.

3. Keluaran (Output)

Output adalah hasil dari suatu pekerjaan manajemen. Untuk

manajemen kesehatan, output dikenal dengan nama pelayanan

kesehatan (health services). Hasil atau output adalah hasil

pelaksanaan kegiatan. Output adalah hasil yang dicapai dalam

jangka pendek, misalnya akhir dari kegiatan pemasangan infus,

sedangkan outcome adalah hasil yang terjadi setelah pelaksanaan

kegiatan jangka pendek misalnya plebitis setelah 3x24jam

pemasangan infus. Macam pelayanan kesehatan adalah Upaya

Kesehatan Perorangan (UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat

(UKM).

4. Sasaran (Target)

Sasaran (target) adalah kepada siapa output yang dihasilkan,

yakni upaya kesehatan tersebut ditujukan:

1) UKP untuk perseorangan

2) UKM untuk masyarakat (keluarga dan kelompok)

Macam sasaran:

1) Sasaran langsung (direct target group)

2) Sasaran tidak langsung (indirect target group)

24
5. Dampak (Impact)

Dampak (impact) adalah akibat yang ditimbulkan oleh output.

Untuk manajemen kesehatan dampak yang diharapkan adalah untuk

meningkatkan derajat kesehatan. Peningkatan derajat kesehatan

dapat tercapai jika kebutuhan (needs) dan tuntutan (demands)

perseorangan/masyarakat dapat dipenuhi.

1. Kebutuhan Kesehatan (health needs)

Kebutuhan kesehatan (needs) bersifat obyektif, karena itu

pemenuhanya bersifat mutlak. Kebutuhan kesehatan sangat

ditentukan oleh masalah kesehatan di masyarakat. Masalah kesehatan

perorangan/keluarga yang terpenting adalah penyakit yang diderita.

Masalah kesehatan masyarakat adalah status kesehatan masyarakat,

Penyakit/status kesehatan ditentukan oleh 3 faktor: Host, Agent dan

Environment. Upaya untuk menemukan kebutuhan masyarakat,

perhatian harus ditujukan pada ketiga faktor tersebut. Apabila

penyebab penyakit diketahui baru dilanjutkan dengan tindak lanjut

(solusi).

2. Tuntutan Kesehatan (health demands)

Tuntutan kesehatan (health demands) pada dasarnya bersifat

subyektif, karena itu pemenuhanya bersifat fakultatif. Tuntutan

kesehatan yang subyektif dipengaruhi oleh latar belakang individu

(pendidikan, ekonomi, budaya dsb). Tuntutan kesehatan sangat

dipengaruhi oleh teknologi kedokteran.

25
2.4 Administrasi

2.4.1 Pengertian Adminisrasi

Menurut Silalahi (2015) Administrasi merupakan penyusunan dan

pencatatan dan informasi secara sistematis dengan maksud untuk

menyediakan keterangan serta memudahkan memperolehnya kembali

secara keseluruhan dan dalam hubungan satu sama lain, data dan

informasi berhubungan denga aktifitas organisasi, baik untuk

kepentingan intern maupun ekstern.

2.4.2 Unsur-Unsur Administrasi

Gie Tahun 2014 menyatakan unsur administrasi dikelompokkan

menjadi 8 unsur yaitu:

1. Organisasi

Organisasi merupakan unsur yang pertama dalam administrasi

yaitu tempat dimana kegiatan administrasi di jalankan. Dengan

adanya organisasi maka orang-orang yang termasuk kedalam usaha

kerja sama bisa dihimpun sebagai kesatuan kerja guna mencapai

tujuan bersama.

2. Manajemen

Manajemen adalah inti daripada administrasi dikarenakan

manajemen yang adalah alat utama dari pelaksanaan utama pada

administrasi. Di dalam menajemen inilah terletak bagian kerja seperti

pihak pengatur, penggerak atau biasa disebut sebagai pemimpin,

26
manajer atau kepala dan tenaga operasional atau pihak yang

digerakkan.

3. Komunikasi

Komunikasi merupakan “tata hubungan” yaitu proses

penyampaian warta dari satu pihak kepada pihak lain dalam usaha

kerja sama manusia. Komunikasi adalah cara untuk mengetahui

pikiran dan kehendak perasaan masing-masing.

4. Kepegawaian

Arti kepegawaian disini adalah suatu proses yang berkaitan

dengan masalah penggunaan tenaga kerja dalam organisasi atau

satuan usaha kerjasama. Administrasi tidak bisa berjalan tanpa

adanya Tenaga kerja.

5. Keuangan

Unsur keuangan adalah unsur administrasi yang berhubungan

dengan masalah pembiayaan dalam kontrak kerjasama diantaranya

meliputi pengelolaan segi-segi pembayaran, cara memperoleh biaya

dan pertanggungjawaban penggunaannya, penentuan sumber-sumber

biaya, yang demikian ini termasuk sebagai fungsi unsur administrasi

bidang keuangan.

6. Perbekalan

Perbekalan adalah unsur administrasi yang berhubungan dengan

peralatan yang organisasi butuhkan diantarnya meliputi pengadaan

27
barang, penyimpaannya dan penyingkiran bagi barang yang tidak

dipergunakan.

5. Ketatausahaan

Tata usaha adalah unsur administrasi yang berhubungan dengan

pelayanan atas penyelenggaraan usaha seperti kegiatan pencatatan,

penyimpanan dan pengiriman. Kegiatan tata usaha lazimnya

dinamakan “office work” sebagai dilaksanakan di dalam ruangan

(kantor),

8. Hubungan Masyarakat

Istilah umumnya adalah “Public Relation“ yaitu usaha kerjasama

dengan cara menciptakan hubungan baik dengan masyarakat di

sekitar guna mendapatkan dukungan dengan sadar dan sukarela.

2.4.3 Tujuan Administrasi

Gie (2014) Adapun tujuan administrasi diantaranya yaitu:

1. Agar seorang usaha dapat memantau aktivitas administrasi

perusahaannya.

2. Agar seorang pelaksana usaha dapat menilai kegiatan-kegiatan

pengorganisasian perusahaan.

3. Agar seorang pelaksana usaha dapat menyusun program

peningkatan usaha dan kegiatan pengorganisasian.

4. Agar seorang pelaksana usaha dapat mengamankan kegiatan-

kegiatan usaha dan organisasi perusahaan.

28
2.4.4 Standar Pelayanan Minimal Administrasi

Menurut KEPMENKES No. 129/2014 Tentang Standar Pelayanan

Minimal Administrasi yaitu sebagai berikut :

Tabel 2.1 Standar Pelayanan Minimal Administrasi

Jenis Pelayanan
Indikator Standar

Administrasi 1. Tindak lanjut penyelesaian

hasil pertemuan direksi

2. Kelengkapan laporan

akuntabilitas kinerja

3. Ketepatan waktu pengusulan

kenaikan pangkat

4. Ketepatan waktu pengurusan

gaji berkala

5. Karyawan yang mendapat

pelatihan minimal dua puluh

jam setahun

6. Cost recovery

7. Ketepatan waktu penyusunan

laporan keuangan

8. Kecepatan waktu pemberian

informasi tentang tagihan

pasien rawat inap

29
9. Ketepatan waktu pemberian

imbalan (intensif) sesuai

kesepakatan waktu

2.5 Analisis Masalah

2.5.1 Pengertian Analisis Masalah

Menurut Ikma (2015) analisis merupakan tindakan yang diperlukan

untuk mengetahui inti dari problem atau persoalan, penyebab

permasalahan, sekaligus solusi yang tepat untuk memperbaiki atau

menyelesaikan permasalahan tersebut. Saat kita melakukan identifikasi

masalah, berarti kita melakukan dugaan atau perkiraan atas suatu

kejanggalan yang menyebabkan munculnya permasalahan.

Dalam menganalisis masalah tentunya kita harus mengidentifikasi

setiap masalah yang ada, apa penyebab dan akibat yang ditimbulkan dari

masalah tersebut.

2.5.2 Tahapan Analisis Masalah

Dalam bidang kesehatan tentunya tidak terlepas dari suatu masalah

dan untuk mengetahui penyebab masalah tersebut dalam perencanaan

progam kesehatan terdapat beberapa cara, salah satunya adalah dengan

menggunakan diagram Fishbone. Diagram Fishbone (Tulang Ikan)

yang ditemukan oleh Ishikawa merupakan metode yang sangat populer

dan dipakai di seluruh penjuru dunia untuk membantu dan

30
memampukan setiap orang atau organisasi dalam mengidentifikasi

faktor penyebab masalah dan menyelesaikan masalah dengan tuntas

sampai ke akarnya.

Dengan diagram ini, semua kemungkinan penyebab dapat dilihat

dan dicari akar permasalahan sebenarnya. Apabila masalah dan

penyebabnya sudah diketahui secara pasti, maka tindakan dan langkah

perbaikan akan lebih mudah dilakukan dalam rangka untuk

memperbaiki kinerja dan mutu progam kesehatan. (Ikma, 2015)

1. Konsep dan Pengertian Diagram Tulang Ikan (Fishbone

Diagrams)

Menurut Ikma Tahun 2015, Fishbone Diagrams (Diagram

Tulang Ikan) merupakan konsep analisis sebab akibat yang

dikembangkan oleh Dr. Kaoru Ishikawa untuk mendeskripsikan

suatu permasalahan dan penyebabnya dalam sebuah kerangka tulang

ikan. Fishbone Diagrams juga dikenal dengan istilah diagram

Ishikawa, yang diadopsi dari nama seorang ahli pengendali statistik

dari Jepang, yang menemukan dan mengembangkan diagram ini

pada tahun 1960-an. Diagram ini pertama kali digunakan oleh Dr.

Kaoru Ishikawa untuk manajemen kualitas di perusahaan Kawasaki,

yang selanjutnya diakui sebagai salah satu pioner pembangunan dari

proses manajemen modern.

31
Gambar 2.2 Fishbone Diagrams (Diagram Tulang Ikan) atau

Diagram Ishikawa

Desain diagram Ishikawa terlihat seperti tulang ikan.

Representasi dari diagram tersebut sederhana, yakni sebuah garis

horizontal yang melalui berbagai garis sub penyebab permasalahan.

Diagram ini dapat digunakan juga untuk mempertimbangan risiko

dari berbagai penyebab dan sub penyebab dari dampak tersebut,

termasuk risikonya secara global.

32
2. Tujuan Diagram Tulang Ikan (Fishbone Diagrams)

Menurut Ikma (2015) Fishbone Diagrams (Diagram Tulang

Ikan) adalah diagram sebab-akibat yang dapat digunakan untuk

mengidentifikasi potensi masalah kinerja. Diagram tulang ikan

menyediakan struktur untuk diskusi kelompok sekitar potensi

penyebab masalah tersebut. Tujuan utama dari diagram tulang ikan

adalah untuk menggambarkan secara grafik cara hubungan antara

penyampaian akibat dan semua faktor yang berpengaruh pada akibat

ini.

3. Manfaat Diagram Tulang Ikan (Fishbone Diagrams)

Menurut Ikma (2015) Dengan adanya diagram tulang ikan ini

sebenarnya memberi banyak sekali keuntungan bagi dunia bisnis.

Selain memecahkan masalah kualitas yang menjadi perhatian

penting perusahaan, masalah-masalah klasik yang dapat

diselesaikan di industri antara lain:

a. Keterlambatan proses produksi.

b. Tingkat defect (cacat) produk yang tinggi.

c. Mesin produksi yang sering mengalami masalah.

d. Output lini produksi yang tidak stabil yang berakibat

kacaunya rencana produksi.

e. Produktivitas yang tidak mencapai target.

f. Komplain pelanggan yang terus berulang.

33
Namun, pada dasarnya diagram tulang ikan dapat dipergunakan

untuk kebutuhan-kebutuhan berikut:

1. Membantu mengidentifikasi akar penyebab masalah dari suatu

masalah.

2. Membantu membangkitkan ide-ide untuk solusi suatu masalah.

3. Membantu dalam penyelidikan atau pencarian fakta lebihlanjut.

4. Mengidentifikasi tindakan untuk menciptakan hasil yang

diinginkan.

5. Membuat issue secara lengkap dan rapi.

6. Menghasilkan pemikiran baru.

4. Langkah-Langkah Pembuatan Diagram Tulang Ikan (Fishbone

Diagrams)

Menurut Ikma (2015) Diagram tulang ikan atau sebab akibat

merupakan pendekatan terstruktur yang memungkinkan dilakukan

suatu analisis lebih terperinci dalam menemukan penyebab-

penyebab suatu masalah, ketidaksesuaian, dan kesenjangan yang

ada.

Terdapat 6 langkah yang harus dilakukan dalam melakukan

analisis dengan diagram tulang ikan yaitu:

1) Menyepakati permasalahan utama yang terjadi dan diungkapkan

bahwa masalah tersebut merupakan suatu pernyataan masalah

(problem statement).

34
Pada langkah pertama ini, harus dilakukan kesepakatan terhadap

sebuah pernyataan masalah (problem statement). Pernyataan

masalah tersebut kemudian diinterpretasilan sebagai “effect” atau

secara visual dalam fishbone seperti “kepala ikan”. Selanjutnya

menuliskan problem statement disebelah kanan diagram dan

menggambar sebuah kotak yang mengelilingi tulisan pernyataan

masalah tersebut dan membuat panah horizontal panjang menuju ke

arah kotak.

Gambar 2.3 Kesepakatan permasalahan utama

2) Mengidentifikasi penyebab masalah yang mungkin.

Identifikasi ini dilakukan dengan metode brainstorming,

penyebab permasalahan dapat dikelompokkan dalam enam

kelompok yaitu materials (bahan baku), machines and equipment

(mesin dan peralatan), manpower (sumber daya manusia), methods

35
(metode), mother nature/environment (lingkungan), dan

measurement (pengukuran). Kelompok penyebab masalah ini

ditempatkan di Diagram Fishbone pada sirip ikan. Pada tahap kedua

ini, dilanjutkan dengan pengisian penyebab masalah yang disepakati

seperti pada gambar berikut:

Gambar 2.4 Identifikasi penyebab masalah

3) Identifikasi kategori penyebab.

Menurut Ikma (2015) Dimulai dari garis horizontal utama,

membuat garis diagonal yang menjadi cabang. Setiap cabang

mewakili sebab utama dari masalah yang ditulis. Sebab ini

36
diinterpretasikan sebagai cause, secara visual dalam fishbone seperti

tulang ikan. Kategori sebab utama mengorganisasikan sebab

sedemikian rupa sehingga masuk akal dengan situasi.

Kategori-kategori 6M yang biasa digunakan antara lain Machine

(mesin atau teknologi) , Method (metode atau proses), Material

(termasuk raw material, consumption, dan information), Man Power

(tenaga kerja atau pekerjaan fisik) / Mind Power (pekerjaan pikiran:

kaizen, saran, dan sebagainya), Measurement (pengukuran).

Kategori-kategori 8P yang biasa digunakan dalam industri jasa

yaitu Product (produk/jasa), Price (harga), Place (tempat),

Promotion (promosi atau hiburan), People (orang), Process

(proses), Physical Evidence (bukti fisik) , Productivity & Quality

(produktivitas dan kualitas).

Kategori-kategori 5S yang biasa digunakan dalam industri jasa

yaitu Surroundings (lingkungan), Suppliers (pemasok), Systems

(sistem), Skills (keterampilan), Safety (keselamatan) .

Kategori di atas hanya sebagai saran, bisa digunakan kategori

lain yang dapat membantu mengatur gagasan-gagasan. Jumlah

kategori biasanya sekitar 4 sampai dengan 6 kategori.

4) Menemukan sebab potensial

Menurut Ikma (2015) Setiap kategori mempunyai sebab-sebab

yang perlu diuraikan melalui sesi brainstorming. Saat sebab-sebab

dikemukakan, tentukan bersama-sama dimana sebab tersebut harus

37
ditempatkan dalam fishbone diagram, yaitu tentukan dibawah

kategori yang mana gagasan tersebut harus ditempatkan. Sebab-

sebab ditulis dengan garis horizontal sehingga banyak “tulang” kecil

keluar dari garis diagonal.

5) Mengkaji kembali

Setelah menemukan penyebab potensial dari setiap penyebab

yang mungkin, kemudian dikaji kembali urutan penyebab hingga

ditemukan akar penyebabnya.

Setelah itu tempatkan akar penyebab masalah tersebut pada

cabang yang sesuai dengan kategori utama sehingga membentuk

seperti tulang-tulang kecil dari ikan. Selanjutnya adalah

menginterpretasikan dan mengkaji kembali diagram sebab akibat

tersebut mulai dari masalah awal hingga ditemukannya akar

penyebab tersebut.

6) Mencapai kesepakatan

Setelah proses interpretasi dengan melihat penyebab yang

muncul secara berulang, didapatkan kesepakatan melalui konsensus

tentang penyebab itu, sehingga sudah dapat dilakukan pemilihan

penyebab yang paling penting dan dapat diatasi. Selanjutnya adalah

memfokus perhatian pada penyebab yang terpilih melalui konsensus

tersebut untuk hasil yang lebih optimal. Penerapan hasil analisis

dengan menggunakan diagram tersebut adalah dengan cara

mengembangkan dan mengimplementasikan tindakan korektif, serta

38
memonitor hasil-hasil untuk menjamin bahwa tindakan korektif

yang dilakukan itu efektif dengan hilangnya penyebab masalah yang

dihadapi.

5. Kelebihan dan Kekurangan Diagram Tulang Ikan (Fishbone

Diagrams)

Menurut Ikma (2015) Kelebihan Fishbone diagrams adalah

dapat menjabarkan setiap masalah yang terjadi dan setiap orang

yang terlibat di dalamnya dapat menyumbangkan saran yang

mungkin menjadi penyebab masalah tersebut.

Sedangkan kekurangan Fishbone diagrams adalah opinion

based on tool dan didesain membatasi kemampuan tim/pengguna

secara visual dalam menjabarkan masalah yang mengunakan

metode “level why” yang dalam, kecuali bila kertas yang digunakan

benar-benar besar untuk menyesuaikan dengan kebutuhan tersebut.

Serta biasanya voting digunakan untuk memilih penyebab yang

paling mungkin yang terdaftar pada diagram tersebut.

39
BAB III

HASIL

3.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Muhammadiyah Babat

3.1.1 Sejarah Rumah Sakit Muhammadiyah Babat

Sejarah perkembangan Rumah Sakit Muhammadiyah Babat, sebagai

berikut :

a. Sebelum Rumah Sakit Muhammadiyah Babat berdiri seperti sekarang

ini, sekitar tahun 1968 beberapa pimpinan Ranting Muhammadiyah

Babat Barat berinisiatif untuk mendirikan sebuah POLIKLINIK

ISLAM Asuhan Muhammadiyah Ranting Babat Barat bekerja sama

dengan Lembaga Kesehatan

b. Mahasiswa Islam (LKHMI) HMI Cabang Surabaya. Pimpinan

Ranting Muhammadiyah Babat Barat pada waktu itu ketuanya adalah

A. Zaenuri, pengurus Pembina adalah Alm Bpk Suryadi (ketua), Alm

Bpk H. Abdul Rosyid (bendahara), Alm Bpk Anas Adenan (wakil

bendahara), Alm Bpk. Kuswareh (sekretaris).

c. Pendirian POLIKLINIK ISLAM Asuhan Muhammadiyah Babat

Barat tersebut mendapatkan persetujuan dari pimpinan PKU

Muhammadiyah Wilayah Jawa Timur yaitu Alm Bpk. Dr Moh

Soeherman dengan dokter penanggung jawabnya adalah Alm. Dr.

Soejitno. Pada awal kegiatannya POLIKLINIK ISLAM Asuhan

Muhammadiyah Babat Barat menyewa rumah Alm. Bpk. H. Dardak

40
di jalan pendidikan Babat, kemudian pindah lagi menyewa rumah

Alm. Bpk H. Abdul Rosyid di jalan pendidikan. Pada tanggal 21 Juli

1968 dilakukan pembukaan POLIKLINIK ISLAM Asuhan

Muhammadiyah Babat Barat dengan mengadakan pengobatan massal

secara gratis kepada masyarakat yang diikuti kurang lebih 300

pasien/peserta.

d. Selang kurang lebih 2 (dua) tahun kemudian ibu-ibu Aisyiyah Cabang

Babat yang diketuai oleh Ibu Maisyaroh berinisiatif mendirikan

BKIA/Rumah Bersalin dengan menempati/meminjam rumah Alm.

Bpk H. Mudjayin yang berada di jalan Raya Babat, kemudian pada

tanggal 1 Maret 1973 BKIA/Rumah Bersalin pindah dengan menyewa

rumah Alm. Bpk Achmad Syukri selama 2 (dua) tahun yang berada di

jalan Raya Babat. Pengoperasian BKIA/Rumah Bersalin dibawah

tangung jawab dokter puskesmas Babat.

e. Pada pertengahan tahun 1973 Pimpinan Cabang Muhammadiyah

Babat berhasil membeli sebidang tanah (± 1425m2) di jalan KHA

Dahlan Babat. Dan selanjutnya oleh Pimpinan PKU Wilayah

pengelolaan BP, BKIA/RB diserahkan kepada Pimpinan Cabang

Muhammadiyah Babat.

f. Identitas Rumah Sakit Muhammadiyah Babat, yaitu :

Nama RS : RS. Muhammadiyah Babat.

Pemilik : Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Pendiri : Pimpinan Cabang Muhammadiyah Babat

41
Penyelenggara : Majelis Pembina Kesehatan Umum Pimpinan

Cabang Muhammadiyah Babat.

Nama Direktur : dr. Fara Nurdiana, M.Kes

Nomor Ijin RS : 445/3805/Kep/413.212/2015 P.1

Masa berlakunya : 08 Oktober 2020

ijin

Klasifikasi RS : D. ( NO SK: HK.02.03/I/1126/2013)

Akreditasi RS : Tingkat Dasar (No SK : KARS

SERT/089/XII/2011)

Jumlah TT : 54 TT.

Alamat : Jalan K.H.A. Dahlan 14 Babat 62271.

Kecamatan : Babat.

Kabupaten : Lamongan.

Provinsi : Jawa Timur

No Telpon : 0322. 451125,

No Faximile : 0322. 454562.

Alamat Email : eresembe@gmail.com

3.1.2 Visi, Misi dan Moto Rumah Sakit Muhammadiyah Babat

a. Visi

Terwujudnya Rumah Sakit yang Islami dan Prima dalam pelayanan.

42
b. Misi

1. Menciptakan nuansa Islami dilingkungan Rumah Sakit

Muhammadiyah Babat.

2. Memberikan pelayanan kesehatan yang prima kepada pasien, keluarga

dan masyarakat.

3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan, sarana, sumber daya

insani (SDI) dengan didukung oleh sistim manajemen yang

profesional.

c. Moto

IHSAN : Ihlas dalam bekerja, Santun dalam pelayanan.

3.1.3 Jenis Pelayanan Rumah Sakit Muhammadiyah Babat

Jenis Pelayanan di Rumah Sakit Muhammadiyah Babat yaitu :

1. Pelayanan Rawat Jalan :

1. Poli Umum, Poli Gigi dan KIA

2. Poli Spesialis : Spesialis Penyakit Dalam, Spesialis Anak, Spesialis

Obstetri dan Gynecology, Spesialis Bedah Umum, Spesialis Syaraf,

Spesialis Mata, Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, Spesialis THT,

Spesialis Kulit dan Kelamin, Spesialis Paru, Spesialis Radiologi,

Spesialis Orthopedi .

2. Pelayanan Rawat Inap

1. Ruang Perawatan Umum (dewasa, anak dan bedah)

43
2. Ruang bersalin

3. One day care (ODC)

4. HCU

3. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) 24 jam

4. Pelayanan Penunjang medis

1. Pelayanan Kamar Bedah 24 jam

2. Laboratorium 24 jam

3. Radiologi (X Ray, USG)

4. Kamar Obat 24 Jam

5. Konsultasi gizi

6. Pelayanan Bimbingan Rohani

7. Ambulan 24 jam

3.1.4 Fasilitas Pelayanan Rumah Sakit Muhammadiyah Babat

Fasilitas pelayanan di Rumah Sakit Muhammadiyah Babat yaitu :

1. Fasilitas Pelayanan Rawat Jalan

a. Poli Umum dan KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) buka setiap hari Sabtu

sampai dengan Kamis mulai pukul 07.30 s/d 14.00. Sedang Poli gigi

buka setiap hari Senin s/d Sabtu mulai pukul 08.00 s/d 12.00.

b. Poli Spesialis

44
Tabel 3.1 Jadwal Praktek Dokter Spesialis di RSMB Tahun 2018

Jenis Layanan Dokter Hari Pukul/Waktu

Sp. Anak dr. Taufiqur R Sp.A Senin & Rabu 15.00 - selesai

dr. Lasmadu. Sp.A Sabtu 14.00 - selesai

Sp. Mata dr. Kartini, Sp.M Rabu 14.00 - selesai

Sp. Bedah Umum dr. Romi., Sp.B Selasa 18.00 - selesai

Sp. Bedah Ortopedi dr. Yusuf Habibi, Sp. OT Selasa 16.00 - selesai

Sp. Kandungan dr. MT. Mahmudah, Senin, Selasa, 13.00 – selesai

Sp.OG Kamis & Sabtu

Sp Radiologi dr. Shofiar Djamil,Sp. Rad Rabu 16.00 – selesai

Sp. Paru dr. Kusdiantoro, Sp. P Ahad 12.00 - selesai

Sp. THT dr. Kartika Odi, Sp.THT Ahad 14.00 – selesai

Sp. Kulit & dr. Hastono, Sp.KK Sabtu 13.00 – selesai

Kelamin dr. Basori, Sp.JP Senin , selasa & 1600 – selesai

kamis, Jum’at

Sp. Jantung dr. Hari Yuda Sp.JP Rabu, 18.00 - selesai

Sp. Penyakit Dalam dr. Fajar, Sp.PD Senin 18.00 – selesai

dr. Abd. Rahman, Sp.PD Selasa 19.00 – selesai

Kamis , Jum’at 16.00 – selesai

dr. Kunadi, Sp.S Senin & Selasa 14.00 – selesai

Sp. Syaraf Kamis & Jum’at 13.30 - selesai

45
2. Fasilitas IGD

IGD ( Instalasi Gawat Darurat ) di Rumah Sakit Muhammadiyah Babat

buka 24 jam dengan fasilitas patient monitor, ECG ( Electocardiogram )

dan peralatan kegawatdaruratan lainnya.

3. Fasilitas Ruang Rawat Inap

Ruang Rawat Inap di Rumah Sakit Muhammadiyah Babat terdiri dari

Ruang Perawatan untuk pasien bedah, umum dan anak serta Ruang

perawatan Bersalin.

4. Fasilitas Pelayanan Penunjang Medis

a. Kamar bedah buka setiap pagi dan sore untuk malam on call

b. Laboraturium buka 24 jam dengan peralatan autoanalilyzer, Hematologi,

dan kimia klinik

c. Radiologi buka pagi dan sore terdiri dari satu unit X –ray dan satu USG

( Ultrasonography )

d. Instalasi Farmasi buka 24 jam terdiri dari satu gudang farmasi dan

penjualan obat

e. Konsultasi gizi

3.1.5 Struktur Organisasi Rumah Sakit Muhammadiyah Babat

Berikut adalah Struktur Organisasi di Rumah Sakit Muhammadiyah Babat

tahun 2018 sebagai berikut :

46
Gambar 3.1 Struktur Organisasi RSMB

47
3.2 Analisis Lima Unsur Pokok yang Berperan dalam Administrasi

Kesehatan

Menganalisis lima unsur pokok yang peranannya penting dalam

menentukan berhasil atau tidaknya pelaksanaan administrasi kesehatan.

Kelima unsur pokok yang dimaksud ialah masukan (input), proses (process),

keluaran (output), sasaran (target), serta dampak (impac).

Analisis Pelayanan Administrasi Kesehatan di Unit Kesekretariatan,

Humas dan Pemasaran di Rumah Sakit Muhammadiyah Babat yaitu :

1. Jenis kegiatan administrasi

Surat menyurat dalam administrasi baik surat masuk maupun surat

keluar rumah sakit, pengarsipan data bulanan, pengarsipan data tahunan,

mengurus undangan, menulis lampiran disposisi.

2. Tujuan

Menjalankan segala macam penunjang pelayanan kesehatan dalam

pengarsipan, hubungan masyarakat serta pemasaran kesehatan.

3. Fungsi

Melayani dalam konteks surat menyurat baik surat ke dalam maupun

surat ke luar Rumah Sakit Muhammadiyah Babat.

4. Lima unsur pokok di unit Kesekretariatan, Humas, dan Pemasaran

Input

Man = Di unit kesekretariatan, humas dan pemasaran dilakukan

oleh satu staf saja.

Matherial = Di unit kesekretariatan, humas dan pemasaran alat dan

48
bahan yang ada yaitu komputer, print, kertas, tinta, ATK

( Alat Tulis Kantor), bangunan, meja, kursi, lemari, buku

masuk keluar surat.

Proses

P = Di unit kesekretariatan, humas dan pemasaran perencanaan

yang dilakukan antara lain adalah perencanaan rapat

direksi dan perencanaan kunjungan pihak ke tiga.

O = Di unit kesekretariatan, humas dan pemasaran dilakukan

oleh satu orang.

A = Di unit kesekretariatan, humas dan pemasaran kegiatannya

yaitu :

1. Memproses surat masuk dan surat keluar Rumah Sakit

Muhammadiyah Babat.

2. Mengatur kegiatan informasi dan humas (hubungan

masyarakat) di Rumah Sakit Muhammadiyah

Babat.babat.

3. Kegiatan rapat direksi

C = Di unit kesekretariatan, humas dan pemasaran kegiatan

mengontrol kegiatan yaitu dengan melakukan rapat

evaluasi di bagian administrasi. Dengan cara

membandingkan dengan perencanaan di awal apakah

sudah sesuai atau belum.

Output

49
Di unit kesekretariatan, humas dan pemasaran outputnya yaitu :

1. Lancar atau tidaknya proses dari kegiatan surat menyurat baik dari

dalam maupun luar Rumah Sakit Muhammadiyah Babat.

2. Terselenggaranya informasi dan humas (hubungan masyarakat) sesuai

program yang tersampaikan.

Sasaran

Seluruh karyawan rumah sakit dan masyarakat pengguna jasa rumah

sakit serta pihak ketiga Rumah Sakit Muhammadiyah Babat.

Dampak

Informasi yang diterima karyawan dan pengguna jasa menjadi salah satu

subyek pelayanan rumah sakit dari kesekretariatan

3.3 Analisis Masalah Terkait Lima Unsur Pokok Administrasi Kesehatan

Rumah Sakit Muhammadiyah Babat

Analisis masalah terkait lima unsur pokok administrasi di Rumah Sakit

Muhammadiyah Babat.sebagai berikut :

Masalah administrasi yang timbul di unit kesekretariatan, humas dan

pemasaran adalah terhambatnya pelayanan surat menyurat dalam

administrasi.

Analisis penyebab-penyebab masalah dari terhambatnya pelayanan surat

menyurat di Rumah Sakit Muhammadiyah Babat yaitu :

50
SPO belum
terlaksana
sempurna

Kebijakan
belum
dilaksanakan
sepenuhnya

Gambar 3.2 Diagram Fishbone terkait terhambatnya pelayanan surat

menyurat

Dari ke tiga penyebab diatas, dapat dilihat mana penyebab yang paling

dominan atau yang paling berpengaruh besar terhadap kelangsungan

administrasi di Rumah Sakit Muhammadiyah Babat. Penyebab masalahnya

terletak pada man atau jumlah pegawai yang tersedia, terlihat jelas bahwa satu

orang merangkap tiga pekerjaan sekaligus yaitu kesekretariatan, humas dan

pemasaran.

51
3.4 Problem solving berdasarkan evidence based/penelitian

Analisis masalah dengan metode PICO (Problem, Intervention,

Comparison, Outcome), di Rumah Sakit Muhammadiyah Babat.yaitu :

1 Problem/ : Masalah yang timbul di Rumah Sakit Muhammadiyah


populasi
Babat.yaitu kurangnya jumlah tenaga di bagian

kesekretariatan, humas dan pemasaran yang berjumlah satu

orang

2 Intervention : Metode yang digunakan dengan melakukan pengamatan

sendiri (Daily Log) di unit kesekretariatan, humas dan

pemasaran. Dan outputnya adalah dibutuhkannya

penambahan jumlah SDM.

3 Comparison : Dari hasil pengamatan kami dibutuhkannya tiap pegawai

pada bagian kesekretariatan, humas dan pemasaran,

sementara pegawai yang ada hanya satu orang saja dengan

menanggung tiga beban kerja sekaligus.

4 Outcome : Dari hasil pengamatan kami maka outcome yang bisa

didapatkan adalah :

1. Beban kerja ringan,

2. Pembagian pekerjaan sesuai job description

Dari Analisis masalah dengan metode PICO diatas maka dapat dilihat masalah

yang timbul adalah dibutuhkannya penambahan jumlah SDM di unit

Kesekretariatan, Humas dan Pemasaran.

52
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Muhammadiyah Babat

Sekitar tahun 1968 beberapa pimpinan Ranting Muhammadiyah Babat

Barat berinisiatif untuk mendirikan sebuah POLIKLINIK ISLAM. Pendirian

POLIKLINIK ISLAM tersebut mendapatkan persetujuan dari pimpinan PKU

Muhammadiyah Wilayah Jawa Timur.

Pada pertengahan tahun 1973 Pimpinan Cabang Muhammadiyah Babat

berhasil membeli sebidang tanah (± 1425m2) di jalan KHA Dahlan Babat.

Dengan didukung oleh warga dan aghniyah yang ada di babat mulai mendirikan

bangunan berukuran 12 X 16m. Bangunan baru tersebut nantinya akan

diperuntukkan untuk BP, BKIA/RB, yang digabung menjadi satu menjadi

BALAI KESEHATAN ISLAM BABAT (BAKIS BABAT) yang peresmiannya

dilakukan oleh Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyuah Jawa Timur.

Sekitar tahun 1981 PCM Babat mengangkat dr. Moh Thohir HS, sebagai

dokter penanggung jawab BAKIS BABAT. Perkembangan selanjutnya layanan

yang disediakan oleh BAKIS BABAT semakin bertambah banyak dengan

menambah beberapa poli spesialis, peralatan penunjang medis, tenaga ahli gisi,

tenaga apoteker, tenaga analis kesehatan dan tenaga akuntansi. Maka mulailah

BAKIS BABAT membuka layanan rawat inap yang diawali dengan 5 tempat

tidur. Kemudian dikembangkan lagi menjadi Rumah Sakit Muhammadiyah

Babat Babat dengan menambah jumlah tempat tidur sebanyak 50 tempat tidur.

53
4.2 Analisis Lima Unsur Pokok yang Berperan dalam Administrasi Kesehatan

Menurut Diah Tahun 2013, komponen mutu pelayanan kesehatan terdapat

(5) lima faktor pokok yang berperan penting dalam menetukan keberhasilan

manajemen maupun administrasi kesehatan, yaitu: masukan (input), proses

(process), keluaran (output), sasaran (target) serta dampak (impact).

Di Rumah Sakit Muhammadiyah Babat , komponen mutu pelayanan

kesehatan khususnya di unit kesekretariatan, humas dan pemasaran sudah

terpenuhi semua yaitu adanya masukan (input), proses (process), keluaran

(output), sasaran (target) serta dampak (impact).

4.3 Analisis Masalah Terkait Lima Unsur Pokok Administrasi Kesehatan

Rumah Sakit Muhammadiyah Babat

Menurut Sabarguna (2013), unsur manajemen atau sumber daya bagi

manajemen adalah hal-hal yang merupakan modal bagi pelayanan manajemen,

dengan modal itu akan lebih menjamin pencapaian tujuan. Unsur-unsur

manajemen diantaranya adalah 6M + I, yaitu Man (Manusia), Money (Uang),

Material (Bahan Baku), Machine (Mesin), Methode (Metode), Market ( Pasar),

dan Information (Informasi).

Hasil pengamatan, khususnya di unit kesekrerariatan, humas dan

pemasaran, terkait dengan kegiatan surat menyurat dengan masalah

terhambatnya pelayanan surat menyurat. Setelah dianalisis faktor penyebab

masalah dari terhambatnya pelayanan surat menyurat terletak pada Man

(Manusia), Money (Uang), Method (Metode) dan Material (Bahan Baku).

54
Dari ke empat penyebab permasalahan yang paling berpengaruh terletak

pada manusianya, yaitu kurangnya tenaga SDM di unit kesekretarian, humas

dan pemasaran yang hanya berjumlah satu orang.

4.4 Problem solving berdasarkan evidence based/penelitian

Analisis masalah dengan metode PICO (Problem, Intervention,

Comparison, Outcome), di jurnal yang berjudul Gambaran Beban Kerja Unit

Administrasi DI Rumah Sakit UNHAS, oleh Hartomo, A. Indahwaty Sidin dan

Noer Bachry Noor Tahun 2013

1 Problem/ : Populasi yang diteliti ada 42 orang, dengan masalah yang


Populasi
timbul yaitu perhitungsn yang tepat mengenai beban kerja

di unit administrasi RS HUNAS

2 Intervention : Metode yang dilakukan yaitu dengan metode Daily Log

3 Comparison : Dari penelitian ini maka peneliti melakukan rekapitulasi

jumlah kebutuhan pegawai, tingkat efisiensi serta prestasi

unit.

4 Outcome : Dari hasil penelitian yang didapatkan yaitu jumlah

kebutuhan pegawai di satuan kerja administrasi RS UNHAS

tergolong tinggi. Karena dari perhitungan yang telah

dilakukan dibutuhkan 56 orang pegawai sementara pegawai

yang ada hanya berjumlah 42 orang. Tingkat efisiensi kerja

adalah 0.99. Tingkat prestasi kerja unit berdasarkan tingkat

efisiensi kerja unit berada pada kategori baik.

55
Analisis masalah dengan metode PICO (Problem, Intervention,

Comparison, Outcome), dari hasil pengamatan di Rumah Sakit

Muhammadiyah Babat khususnya di unit kesekretariatan, humas dan

pemasaran.

1 Problem/ : Masalah yang timbul di Rumah Sakit Muhammadiyah Babat


populasi
yaitu kurangnya jumlah tenaga di bagian kesekretariatan,

humas dan pemasaran yang hanya berjumlah satu orang.

2 Intervention : Metode yang digunakan dengan melakukan pengamatan

sendiri (Daily Log) di unit kesekretariatan, humas dan

pemasaran.

3 Comparison : Dari hasil pengamatan kami dibutuhkannya tiap pegawai

pada bagian kesekretariatan, humas dan pemasaran,

sementara pegawai yang ada hanya satu orang saja dengan

menanggung tiga beban kerja sekaligus.

4 Outcome : Dari hasil pengamatan kami maka outcome yang bisa

didapatkan adalah :

1. Beban kerja ringan,

2. Pembagian pekerjaan sesuai job description

Dari hasil Analisis masalah dengan metode PICO di Rumah Sakit

Muhammadiyah Babat sudah sesuai dengan teori. Yaitu adanya Problem/Populasi,

Intervensi, Comparison dan Outcome yang diamati dengan metode Daily Log.

56
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil pengamatan di Rumah Sakit Muhammadiyah Babat ,

sebagai berikut :

5.1.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Muhammadiyah Babat

Rumah Sakit Muhammadiyah Babat merupakan rumah sakit tipe D yang

telah terakreditasi oleg Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS), Sekitar

tahun 1981 PCM Babat mengangkat dr. Moh Thohir HS, sebagai dokter

penanggung jawab BAKIS BABAT. Kemudian dikembangkan lagi

menjadi Rumah Sakit Muhammadiyah Babat dengan menambah jumlah

tempat tidur sebanyak 50 tempat tidur.

5.1.2 Analisis Lima Unsur Pokok yang Berperan dalam Administrasi

Kesehatan

Dari hasil pengamatan, bahwa lima unsur pokok yang berperan

penting dalam administrasi kesehatan sudah sesuai dengan teori, yaitu

adanya masukan (input), proses (process), keluaran (output), sasaran

(target) serta dampak (impact).

5.1.3 Analisis Masalah Terkait Lima Unsur Pokok Administrasi

Kesehatan Rumah Sakit Muhammadiyah Babat

Dari hasil pengamatan, bahwa adanya masalah terkait lima unsur

pokok administrasi kesehatan terkait terhambatnya pelayanan surat

57
menyurat di unit kesekretariatan, humas dan pemasaran terdapatnya

masalah pada Man, Money, Method dan Material. Penyebab masalah

yang paling utama terletak pada Man yaitu kurangnya pegawai yang

hanya berjumlah satu orang.

5.1.4 Problem solving berdasarkan evidence based/penelitian

Dari hasil pengamatan kami di Rumah Sakit Muhammadiyah Babat

serta dari hasil evidence based maka perlunya penambahan masing-

masing jumlah pegawai di unit kesekretariatan, humas dan pemasaran ,

sehingga bisa meringankan beban kerja dan lancarnya pembagian kerja

sesuai job descripton.

5.2 Saran

1. Perlunya penambahan tenaga kerja satu orang masing-masing di unit

kesekretariatan, humas dan pemasaran.

2. Perlu adanya service computer dan mesin foto copy yang berkala.

3. Perlu adanya buku saku kerja untuk tiap pegawai.

4. Perlu adanya kesesuaian kerja berdasarkan SOP yang telah ditetapkan.

5. Perlu adanya kesesuaian kerja berdasarkan kebijakan yang telah ditetapkan.

58
DAFTAR PUSTAKA

Ainurrahmah,Y.2017. Pengaruh Manajemen Pusat Kesehatan Masyarakat terhadap


Akses Pelayanan Kesehatan untuk Mewujudkan Mutu Pelayanan
Kesehatan. Jurnal Publik.11(02).239-356.
Gie, TL.2014,Administrasi Modern.Yogyakarta: Liberty.
Hartomo, Sidin AI, Noor NB. 2013. Gambaran Beban Kerja Unit Administrasi Di
Rumah Sakit UNHAS. 10(09).1-11
Herlambang, S.2016. Manajemen Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit. Yogyakarta:
Gosyen Publishing.
Kepmenkes RI. 2014. Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.Jakarta : Depkes
RI
Muninjaya, A. 2014. Manajemen Kesehatan Edisi 2. Jakarta: Penerbut Buku
Kedokteran ECG.

Permenkes RI. 2014. Permenkes RI No 56 Tahun 2014 Tentang Rumah Sakit.


Jakarta : Depkes RI
Permenkes RI. 2014. Permenkes RI No 56 Tahun 2014 Tentang Bentuk Rumah
Sakit.Jakarta : Depkes RI
Permenkes RI. 2014. Permenkes RI No 56 Tahun 2014 Tentang Pelayanan Rumah
Sakit.Jakarta : Depkes RI
Sabarguna. 2013. Buku Pegangan Manajemen Mahasiswa Rumah Sakit Jilid

I.Jakarta.Sagungseto
Suparyanto. 2013. Kesehatan Masyarakat.Premedia Group : Jakarta
Silalahi, U. 2015. Metode penelitian Administrasi.Bandung : Reflika Aditama
Usman, H. 2015. Manajemen : Teori, Praktik dan Riset Pendidikan.Jakarta :
PT Bumi Aksara

59

Anda mungkin juga menyukai