Anda di halaman 1dari 20

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan pelayanan kesehatan

masyarakat, termasuk penyediaan obat-obatan; Dapat diakses oleh semua lapisan

masyarakat. Mencapai tujuan pembangunan daerah Kesehatan merupakan salah satu

persembahan fasilitas kesehatan RSUD. Persyaratan masyarakat untuk kualitas pelayanan di

rumah sakit Semakin besar (Rohmani et al, 2016).

Rumah Sakit adalah sarana pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

perawatan perorangan secara menyeluruh yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat

jalan, dan gawat darurat (Permenkes, 2016). Sebagai sarana komunikasi terbaik antara dokter

yang meresepkan dan apoteker, semua permintaan tertulis pada resep harus dapat dibaca

dengan jelas, diberi tanggal dan waktu, dan ditandatangani dengan jelas. Beberapa jenis

kesalahan peresepan yang umum antara lain tulisan yang tidak terbaca, kecerobohan dalam

memberikan informasi yang dibutuhkan, dan perumusan resep yang tidak memenuhi kriteria

spesifik pasien (Katzing, 2013). FungsiTujuan utama dari fasilitas farmasi rumah sakit adalah

untuk melaksanakan administrasi obat ( pengelolaan obat ) Manajemen obat di pabrik

farmasi meliputi seleksi, Pengadaan, Distribusi dan Penggunaan yang Saling Berkaitan harus

terkoordinasi dengan baik agar dapat berfungsi secara efektif Optimal. Ada pemisahan antara

tahapan individu Sistem suplai dan penggunaan obat yang ada menjadi tidak efisien

(Rohmani,2019 )
Perencanaan pengelolaan obat dan proses pengadaan sangat penting Mempengaruhi

ketersediaan obat dan ekonomi rumah sakit. Memiliki barang dan ramuan yang cukup adalah

salah satu aspeknya Penting bahwa rumah sakit memberikan layanan terbaik. di sebelah Hal

ini disebabkan tingginya biaya administrasi yang dikeluarkan oleh rumah sakit. Kefarmasian

harus diselenggarakan terutama pada tahap perencanaan dan pengadaan Evaluasi fase ini

(Ulfah, Wiedyaningsih, Endarti 2018) . Pengelolaan obat merupakan rangkaian kegiatan

yang saling berkaitan Aspek perencanaan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian obat

Dikelola secara optimal untuk memastikan akurasi kuantitas dan spesies tercapai Sediaan

farmasi menggunakan sumber-sumber yang tersedia seperti: Personil, sarana, peralatan dan

perangkat lunak (metode dan prosedur) dalam usahaMencapai tujuan yang ditetapkan pada

berbagai tingkatan unit kerja (Mangdara, 2012).

Tahap pertama pengelolaan obat, perencanaan adalah suatu proses. Kegiatan pembuatan

daftar persediaan obat Kesesuaian kriteria berupa jenis, jumlah dan harga obat menurut

kebutuhan dan anggaran. Alasan perencanaan kebutuhan obat adalah: Pukul dan meleset.

Obat-obatan dipilih berdasarkan buku cacat yang menunjukkan kebutuhan Obat-obatan yang

perlu disediakan setiap hari. Tahap kedua adalah pengadaan Proses kegiatan untuk

merealisasikan rencana Disyaratkan, dalam proses pengadaan jumlah dan jenis obat harus

berdasarkan buku Cacat agar tidak terjadi penumpukan atau kekosongan obat. langkah ketiga

adalah Penyimpanan adalah proses menempatkan dan menyimpan. Pengiriman obat-obatan

yang diterima di lokasi yang dianggap anti pencurian Cacat fisik yang dapat mempengaruhi

kualitas obat pada saat kedatangan barang, Diatur dalam FEFO atau FIFO, mudah untuk

melihat kapan obat akan digunakan. Sudah kedaluwarsa dan harus tercantum pada kartu

sisipan obat. Tahap keempat adalah distribusi yaitu kegiatan yang berkaitan dengan
pendistribusian atau penyerahan obat, alat Dari penyimpanan ke penyimpanan persediaan

kesehatan dan medis unit pelayanan atau pasien. jumlah resep dokter yang tidak terisi

Akibatnya, obat-obatan dikosongkan dan resep membutuhkan waktu lebih lama untuk

diproses Sistem pengelolaan obat yang tidak sesuai yang terjadi pada tahap pendistribusian.

Menurut Seto (2004), salah satu faktor yang paling mempengaruhi persediaan obat di

rumah sakit adalah pengendalian jumlah pengelolaan obat untuk memenuhi permintaan.

Kejadian kekosongan obat yang terjadi instalasi farmasi menyebabkan pasien harus mencari

obat diluar instalasi farmasi rumah sakit dan ini akan memakan waktu yang lama dalam

proses mendapatkan obat.

Berdasarkan beberapa masalah yang ditemukan dalam pengelolaan obat maka peneliti

akan melakukan penelitian mengenai Gambaran Pengelolaan Obat di Instalasi Farmasi

Rumah Sakit X .

1.2 RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah evaluasi pengelolaan obat di

Rumah Sakit X

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Untuk mengetahui bagaimana pengelolaan obat di Rumah Sakit X

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan untuk meningkatkan mutu

pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit X


BAB II

TINJAUN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum Rumah Sakit

2.1.1 Defenisi Rumah Sakit

Sebuah rumah sakit berusaha untuk meningkatkan kegiatan promosi

derajat kesehatan masyarakat dan Pencegahan, pengobatan dan rehabilitasi juga

diperlukan. Komitmen terhadap kesehatan Sumber pengobatan dan rehabilitasi

tersedia di rumah sakit Juga berfungsi sebagai penyedia layanan kesehatan

rujukan (Profil Kesehatan Indonesia 2019)

Menurut UU No 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit adalah institusi

medis yang menyelenggarakan Layanan kesehatan lengkap menawarkan layanan

rawat jalan Rawat inap, rawat jalan, gawat darurat. Rumah sakit harus menjaga

efisiensi Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau Oleh

masyarakat untuk mencapai data kesehatan masyarakat yang terbaik.

2.1.2 Fungsi Rumah Sakit

Menurut Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009, berikut merupakan

tugas tugas dan fungsi rumah sakit secara umum, yaitu:

1) Melaksanakan pelayanan medis, pelayanan penunjang medis

2) Melaksanakan pelayanan medis tambahan,pelayanan penunjang medis

tambahan

3) Melaksanakan pelayanan kedokteran kehakiman

4) Melaksanakan medis khusus


5) Melaksanakan pelayanan rujukan kesehatan

6) Melaksanakan pelayanan kedokteran gigi

7) Melaksanakan pelayanan penyuluhan kesehatan

8) Melaksanakan pelayanan rawat jalan atau rawat darurat dan rawat tinggal

(observasi).melaksankan pelayanan rawat inap.

9) Melaksanakan pelayanan administratif

10) Melaksanakan pendidikan para medis

11) Membantu pendidikan tenaga medis umum

12) Membantu pendidikan tenaga medis special

13) Membantu penelitian dan pengembangan kesehatan

2.1.3 Jenis Rumah Sakit

Menurut Pemiliknya Rumah Sakit di Indonesia dibedakan kedalam dua jenis

(UU Nomor 44 tahun 2009) yakni:

a) Rumah sakit publik, yaitu rumah sakit yang dikelola oleh pemerintah

( termasuk pemerintah daerah) dan badan hukum lain yang bersifat nirlaba.

b) Rumah sakit privat,yaitu rumah sakit yang dikelola oleh badan hukum dengan

tujuan profit yang berbentuk perseroan terbatas atau persero.

Adapun Rumah sakit yang dapat dibedakan berdasarkan jenis pelayanannya yaitu:

a) Rumah sakit umum

b) Rumah sakit jiwa

c) Rumah sakit khusus


2.1.4 Kewajiban Rumah Sakit

a) Memberi informasi yang benar mengenai pelayanan Rumah Sakit kepada

masyarakat.

b) Memberi pelayanan kesehatan yang aman, berkualitas dan efektif dengan

mendahulukan kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan Rumah

Sakit

c) Memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai dengan

kemampuan pelayanannya.

d) Menyediakan sarana dan pelayanan bagi masyarakat tidak mampu atau miskin

e) Melaksanakan fungsi social antara lain dengan memberikan fasilitas

pelayanan pasien tidak mampu/miskin, pelayanan gawat darurat tanpa uang

muka, ambulan gratis, pelayanan korban bencana dan kejadian luar biasa atau

bakti social bagi misi kemanusiaan

f) Merancang dan menjaga standar mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit

sebagai acuan dalam melayani pasien

2.2 Tinjauan Umum Pengelolaan Obat

Pengelolaan obat atau siste manajemen perbekalan farmasi diartikan

sebagai siklus kegiatan yang dimulai dari perencanaan sampai evaluasi yang saling

terkait antara satu dengan yang lain. Kegiatan yang di lakukan mencakup pemilihan

perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian,

pencatatan, dan pelaporan, penghapusan, monitoring dan evaluasi


2.1.2 Pemilihan

Pemilihan atau di sebut Seleksi adalah kegiatan menentukan jenis obat, alat.

Alat kesehatan dan obat-obatan sesuai kebutuhan. Kriteria pemilihan obat

untuk resep rawat inap di peruntukkan untuk :

a. .Mengutamakan penggunaan obat generik

b. memiliki rasio risiko-manfaat yang paling menguntungkan

orang yang menderita

c. Kualitas terjamin termasuk stabilitas dan bioavailabilitas yaitu

praktis untuk penyimpanan dan transportasi

d. Penggunaan dan pengiriman yang praktis

e. Bermanfaat dalam hal kepatuhan dan penerimaan pasien

f. Memiliki rasio biaya-manfaat terbaik berdasarkan biaya langsung

dan tidak langsung

g. Obat lain yang telah terbukti secara ilmiah paling efektif dan aman

adalah:paling dibutuhkan untuk menyediakan layanan yang

terjangkau

2.2.1 Perencanaan

Perencanaan merupakan fungsi utama dalam proses pengadaan obat di rumah

sakit. Tujuannya untuk menentukan jenis dan jumlah obat yang sesuai dengan

gambaran klinis dan kebutuhan pelayanan medis di rumah sakit. Tahapan

perencanaan kebutuhan perbekalan farmasi meliputi:

a. Pemilihan : dimaksudkan untuk menentukan apakah persediaan obat

benar-benar diperlukan tergantung dari jumlah pasien/kunjungan dan


gambaran klinis rumah sakit. Kriteria pemilihan kebutuhan obat yang baik

yaitu meliputi:

Jenis obat yang dipilih diminimalkan dengan menghindari jenis

yang serupa

Hindari penggunaan obat kombinasi kecuali kombinasi tersebut

lebih efektif daripada obat tunggal.

b. Catatan Konsumsi Catatan Konsumsi Obat digunakan untuk mengetahui

konsumsi bulanan dari setiap jenis kebutuhan obat per unit pelayanan

selama satu tahun dan sebagai data pembanding untuk penyimpanan yang

optimal. Informasi yang diperoleh dari kompilasi mengenai penggunaan

bahan habis pakai farmasi adalah

Jumlah penggunaan tiap jenis perbekalan farmasi pada

masingmasing unit pelayanan

Penggunaan rata-rata untuk setiap jenis perbekalan farmasi.

2.2.3 Pengadaan

Pengadaan adalah kegiatan yang dirancang untuk tujuan itu.

Melaksanakan perencanaan permintaan. Pengadaan yang efektif adalah suatu

keharusanKetersediaan terjamin, jumlah dan waktu yang tepat dengan harga

yang tepat Terjangkau dan mematuhi standar kualitas. Pengadaan merupakan

kegiatan untuk memenuhi permintaan Dosis sesuai dengan kebutuhan

operasional ditetapkan di Proses perencanaan dan pengadaan obat memiliki tiga

persyaratan utama.Ini harus dipenuhi, antara lain, menurut rencana sesuai


dengan fungsi sistem atau cara pengadaan sesuai regulasi (Febreani dan

Chalidyanto 2016)

Rumah sakit harus memiliki mekanisme pencegahan Persediaan medis kosong

biasanya tersedia di rumah sakit, danObat-obatan dapat diambil melalui

pengadaan

a. Membeli

Untuk rumah sakit umum untuk membeli perlengkapan dan peralatan

Persediaan kesehatan dan medis harus sesuai Ketentuan pengadaan barang dan

jasa berlaku.

Hal-ha yang harus diperhatikan dalam pembelian adalah:

1) Standar obat, alat kesehatan dan bahan habis pakai medis. Meliputi

standar

umum dan standar mutu farmasi.

2) Koordinasi Pemasok

3) Penetapan waktu pengadaan dan kedatangan obat, alat kesehatan

dan bahan habis pakai medis.

4) Pemantauan rencana pengadaan berdasarkan jenis, jumlah dan

waktu.

2.2.4 Penerimaan

Penerimaan adalah kegiatan untuk memeriksa kesesuaian suatu jenis,

Spesifikasi yang ditentukan, kuantitas, kualitas, tanggal pengiriman dan harga

Kontrak atau pesanan pembelian dengan kondisi fisik yang diterima. Semua

dokumen yang berkaitan dengan penerimaan barang harus disimpan oleh kami.
bagus. Penerimaan adalah kegiatan penerimaan persediaan obat diselenggarakan

sesuai dengan Undang-Undang Urusan Farmasi, Beli langsung, tawar, kirim,

atau donasi. Penerimaan Pengiriman obat harus dilakukan oleh petugas yang

bertanggung jawab untuk menjawab. Petugas penerimaan harus terlatih dengan

baik Kita harus memenuhi tanggung jawab dan kewajiban kita serta memahami

alam Penting untuk persediaan farmasi. Di apotek, tim resepsionis harus Saya

memiliki seorang apoteker.

Semua perbekalan kesehatan yang diterima harus dikontrol dan diperiksa

Sesuai dengan informasi tentang arahan rumah sakit. Semua obat harus

ditempatkan dalam wadah penyimpanan. Simpan obat segera setelah diterima

Tempat aman atau tempat aman lainnya. suplai farmasi Layanan yang diterima

harus sesuai dengan spesifikasi kontrak yang dinyatakan. Hal-hal lain yang

perlu dipertimbangkan saat merekrut :

1) Diperlukan Lembar Data Keselamatan Bahan (MSDS). hal yang berbahaya

2) Sertifikat harus tersedia, terutama untuk alat kesehatan Yuan

3) Sertifikat Analisis Produk

2.2.5 Penyimpanan

Penyimpanan adalah kegiatan menyimpan dan menyimpan. Dengan

menyimpan obat yang diterima di tempat yang aman Perlindungan kerusakan dan

pencurian. Kerusakan yang disebabkan oleh intervensi fisik Mempengaruhi

kualitas obat, tetapi ruang penyimpanan harus memadai Persyaratan ditargetkan,

efektif dan efisien melalui:


1. Optimalisasi ruang

2. Minimalkan waktu dan tenaga

3. Kemudahan penggunaan dan penghindaran narkoba kesalahan

4. Memastikan stabilitas obat Lima. Terakhir,

5. memberikan kenyamanan bagi karyawan yang menuntut Juga

mempengaruhi konsumen/pelanggan Organisasi yang membutuhkan

layanan kami dan pada akhirnya akan menjadi Memberikan “kepuasan”

kepada semua orang yang terlibat.

Metode penyimpanan dapat dilakukan berdasarkan kelas terapi, bentuk sediaan

dan jenis sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai dan disusun

secara alfabetis dengan menerapkan prinsip First Expired First Out (FEFO) dan First

In Firs Out (FIFO) disertai sistem informasi manajemen. Penyimpanan sediaan

farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang penampilan dan

penamaan yang mirip (LASA , Look Alike Sound Alike) tidak ditempatkan

berdekatan dan harus diberi penandaan khusus untuk mencegah terjadinya kesalahan

pengambilan obat.

Saat menyimpan produk obat, persyaratan harus dipenuhi Memenuhi persyaratan

farmasi dan disimpan di gudang yang sesuai Klasifikasi (alfabet):

a) Bentuk sediaan

b) Gol narkotika

c) Gol psikotropika

d) Gol farmakologi terpilih

e) Dan ada juga apotek yang langsung membaginya dalam gol farmakologi
2.2.6 Pendistribusian

Distribusi adalah kegiatan mendistribusikan obat-obatan Di rumah sakit untuk

layanan individu dalam proses perawatan pasien Perawatan rawat inap dan rawat

jalan, dan dukungan untuk layanan medis. Tujuan distribusi adalah pengiriman tepat

waktu dari jenis dan jumlah obat yang sesuai ke institusi medis (Departemen

Kesehatan RI, 2008)

Menurut Subagya (1994), hal-hal berikut harus diperhatikan dalam pendistribusian

barang :

1) Ketepatan jenis dan spesifikasi logistik yang disampaikan

2) ktepatan nilai logistik yang disampaikan

3) Ketepatan jumlah logistik yang disampaikan

4) Ketepatan waktu penyampaian

5)Ketepatan lokasi pengiriman

6) Ketepatan ketentuan logistik yang ditawarkan.

Sistem pelayanan distribusi perbekalan farmasi menurut PerMenKes RI no 58 tahun

2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit adalah:

1. Sistem persediaan lengkap diruangan


Pendistribusian Obat-obatan, alat ksehatan, dan bahan habis

pakai untuk persediaan di ruang rawat disiapkan dan dikelola

oleh Instalasi Farmasi.

Obat-obatan, alat kesehatan, dan bahan habis pakai yang

disimpan di ruang rawat harus dalam jenis dan jumlah yang

sangat dibutuhkan.

Dalam kondisi sementara dimana tidak ada petugas farmasi

yang mengelola maka pendistribusiannya didelegasikan kepada

penanggung jawab ruangan.

Setiap hari dilakukan serah terima kembali pengelolaan obat

floor stock kepada petugas farmasi dari penanggung jawab

ruangan.

Apoteker harus menyediakan informasi, peringatan dan

kemungkinan interaksi Obat pada setiap jenis Obat yang

disediakan di floor stock.

2. Sistem resep perorangan Pendistribusian Obat-obatan, alat kesehatan

dan bahana habis pakai berdasarkan Resep perorangan/pasien rawat

jalan dan rawat inap melalui Instalasi Farmasi.

3. Sistem unit dosis Pendistribusian Obat-obatan, alat kesehatan, bahan

habis pakai berdasarkan resep perorangan yang disiapkan dalam unit

dosiS tunggal atau ganda, untuk penggunaan satu kali dosis/pasien.

Sistem unit dosis ini digunakan untuk pasien rawat inap.

2.2.7 Penghapusan
Penghapusan diimbangi dengan aktivitas pemrosesan Persediaan farmas

yang tidak terpakai karena kemerosotan, kerusakan atau kualitas Tidak memenuhi

kriteria dengan mengajukan penghapusan penyediaan obat kepada pihak yang

berkepentingan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan; menggunakan.

Depresiasi membantu mengamankan pasokan Obat yang tidak lagi memenuhi

persyaratan standar yang berlaku. Kehadiran quench mengurangi beban

Mengurangi Risiko Penyimpanan dan Penggunaan Obat Kurang Lancar (Depkes

RI, 2008)

Dalam PerMenKes No 58 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di

Rumah Sakit menyebutkan bahwa penghapusan dilakukan untuk Obat-obatan,

Alat Kesehatan dan bahan habis pakai jika:

1) Produk tidak memenuhi persyaratan mutu.

2) Telah Kadaluarsa.

3) Tidak memenuhi syarat untuk dipergunakan dalam pelayanan

kesehatan atau kepentingan ilmu pengetahuan

4) Dicabut izin edarnya.

Dalam PerMenKes No 58 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di

Rumah Sakit juga menyebutkan beberapa tahapan penghapusan obat terdiri dari:

1) Membuat daftar sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan habis pakai

yang akan dimusnahkan.

2) Menyiapkan berita acara penghapusan.


3) Mengoordinasikan jadwal, metode dan tempatpemusnahan kepada pihak

terkait.

4) Menyiapkan tempat pemusnahan.

5) Melakukan pemusnahan disesuaikan dengan jenis dan bentuk sediaan

serta peraturan yang berlaku.

2.2.8 Pengendalian

Manajemen persediaan adalah kegiatan yang harus dipastikan Mencapai

tujuan yang diinginkan sesuai dengan strategi,Sesuaikan program agar tidak

ada kelebihan, Kelangkaan/kekurangan obat di unit pelayanan. Kontrol saham

penawaran dan permintaan. Jadi hasil inventarisasinya adalah Seimbangkan

dengan permintaan yang terkait dengan satuan waktu Jumlah waktu tertentu,

seperti satu bulan, dua bulan, atau kurang dari satu tahun (Adama, 2007)

Rangkuti (2002) menyatakan bahwa sistem Inventaris membantu

menentukan dan menjamin ketersediaan Sumber daya yang tepat pada waktu

yang tepat dengan jumlah yang tepat Minimalkan biaya total dengan

mengendalikan apa, berapa banyak, dan kapan Order dieksekusi secara

optimal. Tujuan lain dari kontrol Stok adalah:

a) jangan sampai kehabisan stok

b) Untuk menciptakan regangan yang stabil

c) Hindari pembelian dalam jumlah kecil

d) memesan yang murah ( ekonomis )

2.2.9 Penghapusan
Penghapusan adalah suatu kegiatan penyelesaian terhadap Obat tidak

digunakan kaluarsa, rusak, atau kualitasnya buruk Memuaskan Kriteria dengan

Proposal yang Dihentikan Dari apotek kepada pihak yang bersangkutan sesuai

prosedur yang berlaku.

Penanganannya sebagai berikut:

a) Catatan pabrik, seperti nama obat dan nomor lot, harus dicantumkan pada

resep pasien rawat jalan, pesanan pembelian/P-3 rawat inap, catatan kontrol

paket, daftar inventaris, dan label terkait.

b) Tinjau dokumen(resep, pesanan pembelian obat, dll.) untuk mengidentifikasi

penerima (pasien dan prosedur) dan nomor bets obat yang ditarik.

c) Dalam hal penarikan produk yang signifikan secara klinis, Penerima akan

diberitahu tentang Produk Pasokan Farmasi yang ditarik kembali. Pasien

rawat jalan harus diperingatkan untuk tidak menyebabkan hal-hal yang tidak

diinginkan. Namun, pasien harus diyakinkan bahwa mereka akan menerima

pengganti untuk stok obat mereka yang ditarik. Administrator rumah sakit,

perawat, dan staf medis harus diberitahu tentang penghentian obat. Beberapa

penjelasan juga diperlukan untuk pasien yang menerima obat yang ditarik

kembali.

d) memeriksa catatan dispensasi dari semua pasien yang diberikan obat untuk

mengidentifikasi keberadaan obat yang dikembalikan.

2.2.10 Pencatatan dan Pelaporan


Pencatatan adalah kegiatan yang tujuan Memantau transaksi pengiriman

obat masuk dan lingkungan IFRS. Menyimpan catatan memudahkan petugas

Melakukan Investigasi Kualitas Obat yang Buruk Harus ditarik dari peredaran

dan dapat dicatat dalam bentuk digital atau manual. kartu umum Kartu stok dan

kartu digunakan untuk pencatatan persediaan.

pelaporan adalah kumpulan catatan dan kegiatan pengumpulan data

Manajemen staf medis dan peralatan Presentasikan kepada pemangku

kepentingan

Fungsi dari pencacatan adalah :

a) Kartu stok digunakan untuk mencatat mutasi perbekalan farmasi

(penerimaan, pengeluaran, hilang, rusak, atau kadaluwarsa).

b) Tiap lembar kartu stok hanya diperuntukkan mencatat data mutasi 1

(satu) jenis perbekalan farmasi yang berasal dari 1 (satu) sumber

anggaran.

c) Data pada kartu stok digunakan untuk menyusun laporan, perencanaan

pengadaan distribusi dan sebagai pembanding terhadap keadaan fisik

perbekalan farmasi dalam tempat penyimpanan

2.2.11 Monitoring dan Evaluasi

Salah satu upaya untuk terus mempertahankan mutu pengelolaan

perbekalan farmasi di rumah sakit adalah dengan melakukan kegiatan monitoring

dan evaluasi (monev). Kegiatan ini juga bermanfaat sebagai msukan guna

penyususnan perencanaan dan pengambilan keputusan. Pelaksanaan monev


daapt dilakukan secara periodik dan berjenjang. Keberhasilan monev ditentukan

oleh surpervisor maupun alat yang digunakan. Tujuan monev adalah

meningkatkan produktivitas para pengelola perbekalan farmasi di rumah sakit

agar dapat ditingkatkan secara optimum (Kemenkes RI, 2010).

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat Penelitian ini menggunakan

penelitian kualitatif melalui wawancara mendalam disertai pengamatan langsung

(observasi)

3.2 Tempat dan waktu penelitian

3.2.1 Tempat penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Rumah Sakit X

3.2.1 Waktu Penlitian

Penelitian dilakukan pada mulai november 2022 hingga waktu yang di tentukan

3.3 populasi dan sampel

3.3.1 Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah Gudang Farmasi Rs X

3.3.2 Sampel

Pada penelitian ini menggunakan teknik Purposive Sampling

3.4 Sumber dan Teknik pengumpulan data

3.4.1 Sumber data

Sumber data yaitu data sekunder dan data primer . Data primer diperoleh melalui proses

wawancara mendalam (indepth interview),dan data sekunder Data sekunder diperoleh dari profil

Rumah Sakit, SPO Rumah Sakit, flowchart pelayanan farmasi, buku pedoman Instalasi Farmasi di Rumah

Sakit X

3.4.2 Pengumpulan Data

Peneliti akan membuat jadwal untuk mendatangi Rumah Sakit X guna melakukan

penelitian.

3.5 Pengolahan Data dan Aalisis data

3.5.1 Pengolahan data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan tahapan Triangulasi dimana

berarti membandingkan ulang derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh


melalui sumber yang berbeda antara informan yang satu dengan informan yang lain.

Sumber yang dimaksudkan disini yaitu pengelola, pasien dan telaah dokumen.

3.5.2 Analisis Data

Analisis data disajikan dalam bentuk naskah (content analysis). Teknik analisis

data yang digunakan dalam penelitian ini guna membahas permasalahan yang

dirumuskan digunakan teknik analisis kualitatif. Dalam teknik analisis kualitatif, untuk

menganalisis permasalahannya dilakukan secara deskriptif.

Anda mungkin juga menyukai