PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
perawatan perorangan secara menyeluruh yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan, dan gawat darurat (Permenkes, 2016). Sebagai sarana komunikasi terbaik antara dokter
yang meresepkan dan apoteker, semua permintaan tertulis pada resep harus dapat dibaca
dengan jelas, diberi tanggal dan waktu, dan ditandatangani dengan jelas. Beberapa jenis
kesalahan peresepan yang umum antara lain tulisan yang tidak terbaca, kecerobohan dalam
memberikan informasi yang dibutuhkan, dan perumusan resep yang tidak memenuhi kriteria
spesifik pasien (Katzing, 2013). FungsiTujuan utama dari fasilitas farmasi rumah sakit adalah
farmasi meliputi seleksi, Pengadaan, Distribusi dan Penggunaan yang Saling Berkaitan harus
terkoordinasi dengan baik agar dapat berfungsi secara efektif Optimal. Ada pemisahan antara
tahapan individu Sistem suplai dan penggunaan obat yang ada menjadi tidak efisien
(Rohmani,2019 )
Perencanaan pengelolaan obat dan proses pengadaan sangat penting Mempengaruhi
ketersediaan obat dan ekonomi rumah sakit. Memiliki barang dan ramuan yang cukup adalah
salah satu aspeknya Penting bahwa rumah sakit memberikan layanan terbaik. di sebelah Hal
ini disebabkan tingginya biaya administrasi yang dikeluarkan oleh rumah sakit. Kefarmasian
harus diselenggarakan terutama pada tahap perencanaan dan pengadaan Evaluasi fase ini
yang saling berkaitan Aspek perencanaan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian obat
Dikelola secara optimal untuk memastikan akurasi kuantitas dan spesies tercapai Sediaan
farmasi menggunakan sumber-sumber yang tersedia seperti: Personil, sarana, peralatan dan
perangkat lunak (metode dan prosedur) dalam usahaMencapai tujuan yang ditetapkan pada
Tahap pertama pengelolaan obat, perencanaan adalah suatu proses. Kegiatan pembuatan
daftar persediaan obat Kesesuaian kriteria berupa jenis, jumlah dan harga obat menurut
kebutuhan dan anggaran. Alasan perencanaan kebutuhan obat adalah: Pukul dan meleset.
Obat-obatan dipilih berdasarkan buku cacat yang menunjukkan kebutuhan Obat-obatan yang
perlu disediakan setiap hari. Tahap kedua adalah pengadaan Proses kegiatan untuk
merealisasikan rencana Disyaratkan, dalam proses pengadaan jumlah dan jenis obat harus
berdasarkan buku Cacat agar tidak terjadi penumpukan atau kekosongan obat. langkah ketiga
yang diterima di lokasi yang dianggap anti pencurian Cacat fisik yang dapat mempengaruhi
kualitas obat pada saat kedatangan barang, Diatur dalam FEFO atau FIFO, mudah untuk
melihat kapan obat akan digunakan. Sudah kedaluwarsa dan harus tercantum pada kartu
sisipan obat. Tahap keempat adalah distribusi yaitu kegiatan yang berkaitan dengan
pendistribusian atau penyerahan obat, alat Dari penyimpanan ke penyimpanan persediaan
kesehatan dan medis unit pelayanan atau pasien. jumlah resep dokter yang tidak terisi
Akibatnya, obat-obatan dikosongkan dan resep membutuhkan waktu lebih lama untuk
diproses Sistem pengelolaan obat yang tidak sesuai yang terjadi pada tahap pendistribusian.
Menurut Seto (2004), salah satu faktor yang paling mempengaruhi persediaan obat di
rumah sakit adalah pengendalian jumlah pengelolaan obat untuk memenuhi permintaan.
Kejadian kekosongan obat yang terjadi instalasi farmasi menyebabkan pasien harus mencari
obat diluar instalasi farmasi rumah sakit dan ini akan memakan waktu yang lama dalam
Berdasarkan beberapa masalah yang ditemukan dalam pengelolaan obat maka peneliti
Rumah Sakit X .
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah evaluasi pengelolaan obat di
Rumah Sakit X
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan untuk meningkatkan mutu
TINJAUN PUSTAKA
rawat jalan Rawat inap, rawat jalan, gawat darurat. Rumah sakit harus menjaga
tambahan
8) Melaksanakan pelayanan rawat jalan atau rawat darurat dan rawat tinggal
a) Rumah sakit publik, yaitu rumah sakit yang dikelola oleh pemerintah
( termasuk pemerintah daerah) dan badan hukum lain yang bersifat nirlaba.
b) Rumah sakit privat,yaitu rumah sakit yang dikelola oleh badan hukum dengan
Adapun Rumah sakit yang dapat dibedakan berdasarkan jenis pelayanannya yaitu:
masyarakat.
Sakit
kemampuan pelayanannya.
d) Menyediakan sarana dan pelayanan bagi masyarakat tidak mampu atau miskin
muka, ambulan gratis, pelayanan korban bencana dan kejadian luar biasa atau
sebagai siklus kegiatan yang dimulai dari perencanaan sampai evaluasi yang saling
terkait antara satu dengan yang lain. Kegiatan yang di lakukan mencakup pemilihan
Pemilihan atau di sebut Seleksi adalah kegiatan menentukan jenis obat, alat.
g. Obat lain yang telah terbukti secara ilmiah paling efektif dan aman
terjangkau
2.2.1 Perencanaan
sakit. Tujuannya untuk menentukan jenis dan jumlah obat yang sesuai dengan
yaitu meliputi:
yang serupa
konsumsi bulanan dari setiap jenis kebutuhan obat per unit pelayanan
selama satu tahun dan sebagai data pembanding untuk penyimpanan yang
2.2.3 Pengadaan
Chalidyanto 2016)
pengadaan
a. Membeli
Persediaan kesehatan dan medis harus sesuai Ketentuan pengadaan barang dan
jasa berlaku.
1) Standar obat, alat kesehatan dan bahan habis pakai medis. Meliputi
standar
2) Koordinasi Pemasok
waktu.
2.2.4 Penerimaan
Kontrak atau pesanan pembelian dengan kondisi fisik yang diterima. Semua
dokumen yang berkaitan dengan penerimaan barang harus disimpan oleh kami.
bagus. Penerimaan adalah kegiatan penerimaan persediaan obat diselenggarakan
atau donasi. Penerimaan Pengiriman obat harus dilakukan oleh petugas yang
baik Kita harus memenuhi tanggung jawab dan kewajiban kita serta memahami
alam Penting untuk persediaan farmasi. Di apotek, tim resepsionis harus Saya
Sesuai dengan informasi tentang arahan rumah sakit. Semua obat harus
Tempat aman atau tempat aman lainnya. suplai farmasi Layanan yang diterima
harus sesuai dengan spesifikasi kontrak yang dinyatakan. Hal-hal lain yang
2.2.5 Penyimpanan
menyimpan obat yang diterima di tempat yang aman Perlindungan kerusakan dan
dan jenis sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai dan disusun
secara alfabetis dengan menerapkan prinsip First Expired First Out (FEFO) dan First
farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang penampilan dan
penamaan yang mirip (LASA , Look Alike Sound Alike) tidak ditempatkan
berdekatan dan harus diberi penandaan khusus untuk mencegah terjadinya kesalahan
pengambilan obat.
a) Bentuk sediaan
b) Gol narkotika
c) Gol psikotropika
e) Dan ada juga apotek yang langsung membaginya dalam gol farmakologi
2.2.6 Pendistribusian
layanan individu dalam proses perawatan pasien Perawatan rawat inap dan rawat
jalan, dan dukungan untuk layanan medis. Tujuan distribusi adalah pengiriman tepat
waktu dari jenis dan jumlah obat yang sesuai ke institusi medis (Departemen
barang :
sangat dibutuhkan.
ruangan.
2.2.7 Penghapusan
Penghapusan diimbangi dengan aktivitas pemrosesan Persediaan farmas
yang tidak terpakai karena kemerosotan, kerusakan atau kualitas Tidak memenuhi
RI, 2008)
2) Telah Kadaluarsa.
Rumah Sakit juga menyebutkan beberapa tahapan penghapusan obat terdiri dari:
1) Membuat daftar sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan habis pakai
terkait.
2.2.8 Pengendalian
dengan permintaan yang terkait dengan satuan waktu Jumlah waktu tertentu,
seperti satu bulan, dua bulan, atau kurang dari satu tahun (Adama, 2007)
menentukan dan menjamin ketersediaan Sumber daya yang tepat pada waktu
yang tepat dengan jumlah yang tepat Minimalkan biaya total dengan
2.2.9 Penghapusan
Penghapusan adalah suatu kegiatan penyelesaian terhadap Obat tidak
Proposal yang Dihentikan Dari apotek kepada pihak yang bersangkutan sesuai
a) Catatan pabrik, seperti nama obat dan nomor lot, harus dicantumkan pada
resep pasien rawat jalan, pesanan pembelian/P-3 rawat inap, catatan kontrol
penerima (pasien dan prosedur) dan nomor bets obat yang ditarik.
c) Dalam hal penarikan produk yang signifikan secara klinis, Penerima akan
rawat jalan harus diperingatkan untuk tidak menyebabkan hal-hal yang tidak
pengganti untuk stok obat mereka yang ditarik. Administrator rumah sakit,
perawat, dan staf medis harus diberitahu tentang penghentian obat. Beberapa
penjelasan juga diperlukan untuk pasien yang menerima obat yang ditarik
kembali.
d) memeriksa catatan dispensasi dari semua pasien yang diberikan obat untuk
Melakukan Investigasi Kualitas Obat yang Buruk Harus ditarik dari peredaran
dan dapat dicatat dalam bentuk digital atau manual. kartu umum Kartu stok dan
kepentingan
anggaran.
dan evaluasi (monev). Kegiatan ini juga bermanfaat sebagai msukan guna
BAB III
METODE PENELITIAN
(observasi)
Penelitian dilakukan pada mulai november 2022 hingga waktu yang di tentukan
3.3.1 Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah Gudang Farmasi Rs X
3.3.2 Sampel
Sumber data yaitu data sekunder dan data primer . Data primer diperoleh melalui proses
wawancara mendalam (indepth interview),dan data sekunder Data sekunder diperoleh dari profil
Rumah Sakit, SPO Rumah Sakit, flowchart pelayanan farmasi, buku pedoman Instalasi Farmasi di Rumah
Sakit X
Peneliti akan membuat jadwal untuk mendatangi Rumah Sakit X guna melakukan
penelitian.
Sumber yang dimaksudkan disini yaitu pengelola, pasien dan telaah dokumen.
Analisis data disajikan dalam bentuk naskah (content analysis). Teknik analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini guna membahas permasalahan yang
dirumuskan digunakan teknik analisis kualitatif. Dalam teknik analisis kualitatif, untuk