Anda di halaman 1dari 74

LAPORAN KHUSUS RAWAT JALAN

PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN BPJS PERIODE JUNI 2022


DEPO FARMASI RAWAT JALAN RSUD dr. H. L. M. BAHARUDDIN, M.
Kes.

OLEH

KELOMPOK V

GEDE YOGI PRANA WARDANA O1B121074

REZA RAHMANSYAH O1B121113

WA ODE INDRI HARTATI O1B121124

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HALU OLEO

2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan faktor penting bagi semua makhluk bernyawa, tidak


terkecuali bagi manusia. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik,
mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup
produktif secara sosial dan ekonomis. Dalam kehidupan bermasyarakat, tiap
orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang diwujudkan melalui upaya
peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan adalah setiap
kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu,
terintegrasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan
kesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah
dan/atau masyarakat. Serangkaian kegiatan tersebut dapat diperoleh melalui
berbagai sarana penunjang yang menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan
dengan segala sumber daya yang dimiliki. Fasilitas pelayanan kesehatan
merupakan suatu tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya
pelayanan kesehatan baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang
dilakukan baik oleh Pemerintah maupun masyarakat. Salah satu sarana
penyelenggara yang menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan terpadu ialah
rumah sakit (Kemenkes, 2009).
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat (Kemenkes, 2009). Sebagai pusat
pelayanan publik, rumah sakit membutuhkan manajemen pelayanan yang baik
untuk menciptakan pelayanan yang paripurna dan berkualitas. Salah satu
komponen penting yang keberadaannya berpengaruh besar dalam keberhasilan
penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan di rumah sakit adalah sistem
kefarmasian. Pelayanan kefarmasian merupakan salah satu salah satu kegiatan di
rumah sakit yang menunjang pelayanan kesehatan bermutu. Dalam menjalankan
praktik pelayanan kefarmasian di rumah sakit, apoteker dan tenaga teknis
kefarmasian berpedoman pada Standar Pelayanan Kefarmasian di rumah sakit.
Standar Pelayanan Kefarmasian di rumah sakit meliputi dua hal penting, yaitu
pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai, serta
pelayanan farmasi klinik (Djamaluddin dkk., 2019). Segala bentuk kegiatan
pengelolaan sediaan farmasi di rumah sakit berpusat pada Instalasi Farmasi.
Instalasi Farmasi merupakan salah satu pelayanan fungsional yang dilakukan
oleh apoteker dengan menyelenggarakan kegiatan kefarmasian di rumah sakit,
yang meliputi perencanaan, pengadaan, produksi, penyimpanan, dispensing,
pengendalian mutu, serta penggunaan sediaan farmasi, bahan medis habis pakai,
maupun alat kesehatan di rumah sakit. Kehadiran Instalasi Farmasi Rumah Sakit
penting bagi keberlangsungan rumah sakit, karena sifatnya fungsional. Instalasi
Farmasi Rumah Sakit dalam menjalankan kegiatan pengelolaan alat kesehatan,
sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai di Rumah Sakit harus dilakukan
dengan sistem satu pintu. Sistem satu pintu dimaksudkan agar segala kebijakan
kefarmasian termasuk pembuatan formularium pengadaan, pendistribusian alat
kesehatan, sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai di rumah sakit hanya
melalui unit Instalasi Farmasi, hal ini ditujukan agar menjamin kepentingan
pasien. Mengingat obat dan alat kesehatan merupakan salah satu bagian penting
dalam terlaksananya proses kesehatan, maka pada Instalasi Farmasi Rumah Sakit
pendistribusian obat dan alat kesehatan perlu dilakukan secara baik dan merata.
Hal ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan obat-obatan dan alat kesehatan
yang diperlukan oleh pasien Rumah Sakit. Distribusi obat merupakan proses
penyerahan obat-obatan mulai dari sediaan disiapkan oleh Instalasi Farmasi
Rumah Sakit sampai obat diserahkan pelayanan kesehatan untuk diberikan
kepada pasien (Kemenkes, 2016). Distribusi obat dilakukan Instalasi Farmasi
Rumah Sakit pada beberapa depo, diantaranya depo Rawat Jalan, depo Rawat
Inap dan depo UGD.
Rawat Jalan merupakan pelayanan medis kepada seorang pasien yang tidak
lebih dari 24 jam pelayanan untuk tujuan pengamatan, diagnosis, pengobatan,
rehabilitasi, dan pelayanan kesehatan lainnya, tanpa mengharuskan pasien
tersebut untuk menetap di rumah sakit (Ihsan dkk., 2018). Depo Farmasi Rawat
Jalan pada RSUD dr. L.D. Baharuddin M.Kes., menaungi 11 poli yang melayani
pasien. Depo farmasi Rawat Jalan melayani berbagai macam resep obat mulai
dari obat Narkotik, Psikotropika, OOT, OGB, obat paten, vitamin hingga obat-
obat khusus seperti insulin. Diantara banyaknya obat yang dilayani, salah satu
golongan obat yang perlu perhatian khusus dalam peresepannya yaitu golongan
obat antibiotik
Antibiotik merupakan salah satu golongan obat yang digunakan dalam
manajemen klinis untuk mengatasi penyakit infeksi sejak tahun 1940-an.
Penggunaan antibiotik di Indonesia cukup tinggi mengingat tingginya prevalensi
penyakit infeksi. Penyakit infeksi di Indonesia masih termasuk dalam 10
penyakit terbanyak. Peresepan antibiotik di Indonesia yang cukup tinggi dan
kurang bijak akan meningkatkan kejadian resistensi. Hasil penelitian Hasil
penelitian antimicrobial resistant in Indonesia (AMRIN Study) membuktikan
bahwa dari 2.494 orang, 43% Escherichia coli resisten terhadap berbagai jenis
antibiotika seperti ampisilin (24%), kotrimoksazol (29%), dan kloramfenikol
(25%). Dari hasil penelitian terhadap 781 pasien yang dirawat di rumah sakit,
didapatkan 81% Escherichia coli resisten terhadap berbagai antibiotika
diantaranya ampisilin (73%), kotrimoksazol (56%), kloramfenikol (43%),
siprofloksasin (22%) dan gentamisin (18%). Tingginya tingkat resistensi
antibiotik perlu diminimalisir dengan cara mengendalikan peresepan antibiotik
yang tidak perlu (Dirga dkk., 2021). Pengendalian peresepan antibiotik bagi
tenaga kesehatan dapat mengacu pada Formularium Nasional dan Formularium
Rumah Sakit.
Formularium Nasional merupakan daftar obat terpilih yang disusun oleh
komite/tim farmasi dan terapi nasional sebagai acuan dalam pelaksanaan
program JKN. Kesesuaian penggunaan obat dengan Formularium Nasional
merupakan suatu indikator capaian dalam standar pelayanan minimal Rumah
Sakit yang juga dapat digunakan dalam evaluasi penggunaan obat. Perhitungan
persentase kesesuaian penggunaan obat dengan Formularium Nasional dapat
menggambarkan kesesuaian peresepan obat yang digunakan di Rumah Sakit.
Formularium Nasional disusun sebagai upaya meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan melalui peningkatan efektivitas dan efisiensi pengobatan guna
tercapainya penggunaan obat yang rasional dalam pelaksanaan program JKN
(Mawardani dkk., 2021). Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk
mengevaluasi penggunaan antibiotik pada pasien BPJS periode Juni 2022 depo
Farmasi Rawat Jalan RSUD dr. H. L. M. Baharuddin, M. Kes.
B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada laporan ini ialah:

1. Bagaimana alur pelayanan pada Depo Farmasi Rawat Jalan?


2. Bagaimana data penggunaan antibiotik pada Depo Farmasi Rawat Jalan dan
kesesuaiannya terhadap Formularium Nasional?
3. Bagaimana persentase kesesuaian peresepan antibiotik pada Depo Farmasi
Rawat Jalan terhadap Formularium Nasional?
4. Apa saja antibiotik terbanyak yang diresepkan pada Depo Rawat Jalan?

C. Tujuan

Adapun tujuan pada laporan ini ialah:


1. Untuk mengetahui alur pelayanan pada Depo FarmasiRrawat Jalan RSUD dr.
H. L. M. Baharuddin, M. Kes.
2. Untuk mengetahui data penggunaan antibiotik pada Depo Farmasi Rawat
Jalan RSUD dr. H. L. M. Baharuddin, M. Kes. dan kesesuaiannya terhadap
Formularium Nasional.
3. Untuk mengetahui persentase kesesuaian peresepan antibiotik pada Depo
Farmasi Rawat Jalan RSUD dr. H. L. M. Baharuddin, M. Kes.
4. Untuk mengetahui antibiotik terbanyak yang diresepkan pada Depo Rawat
Jalan RSUD dr. H. L. M. Baharuddin, M. Kes.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Rumah Sakit

Rumah sakit sebagai tingkat pelayanan lanjutan setelah puskesmas tentunya


harus mempunyai pelayanan yang lebih baik. Bukan hanya sebagai penunjang
kesehatan di dalam wilayah kecil seperti kecamatan, namun dalam cakupan lebih
luas seperti kabupaten ataupun kota. Seseorang yang datang berobat ke rumah
sakit mempunyai harapan tinggi akan pelayanan kesehatan yang diberikan.
Karena masyarakat beranggapan kualitas pelayanan rumah sakit pasti berkualitas
dengan didukung fasilitas, sumber daya manusia di rumah sakit lebih bisa
menanggulangi masalah kesehatan mereka.
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan dan rawat darurat. Rumah sakit umum adalah rumah sakit
yang memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang penyakit. Hakikat
dasar rumah sakit adalah pemenuhan kebutuhan dan tuntutan pasien yang
mengharapkan penyelesaian masalah kesehatannya pada rumah sakit. Pasien
memandang bahwa hanya rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan
medis sebagai upaya penyembuhan dan pemulihan atas rasa sakit yang
dideritanya. Pasien mengharapkan pelayanan yang siap, cepat, tanggap, dan
nyaman terhadap keluhan penyakit pasien (Listiyono, 2015).
B. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit

Rumah Sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan


perorangan secara paripurna. Pelayanan kesehatan perorangan adalah setiap
kegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, menebah dan menyembuhkan
penyakit, dan memulihkan kesehatan. Sedangkan pelayanan kesehatan secara
paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitatif.
Untuk menjalankan tugas pelayanan kesehatan Rumah Sakit mempunyai
fungsi:

1. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai


dengan standar pelayanan rumah sakit.
2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan
kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.
3. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam
rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan, dan
4. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi
bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan
memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan (Juhari, 2016).
C. Klasifikasi Rumah Sakit

Klasifikasi Rumah Sakit adalah pengelompokan kelas Rumah Sakit


berdasarkan fasilitas. Rumah Sakit Umum adalah Rumah Sakit yang memberikan
pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit. Sedangkan Rumah
Sakit Khusus adalah Rumah Sakit yang memberikan pelayanan utama pada satu
bidang atau satu jenis penyakit tertentu, berdasarkan disiplin ilmu, golongan
umur, organ atau jenis penyakit, dan kemampuan pelayanan.
1. Klasifikasi rumah sakit umum

Klasifikasi Rumah Sakit Umum ditetapkan berdasarkan:

a. Pelayanan;
b. Sumber Daya Manusia;
c. Peralatan;
d. Sarana dan Prasarana; dan
e. Administrasi dan Manajemen
Berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanan, Rumah Sakit Umum
diklasifikasikan
menjadi :

a. Rumah Sakit Umum Kelas A;

Rumah Sakit umum kelas A merupakan Rumah Sakit umum yang


memiliki jumlah tempat tidur paling sedikit 250 (dua ratus lima puluh)
buah.

b. Rumah Sakit Umum Kelas B;

Rumah Sakit umum kelas B merupakan Rumah Sakit umum yang


memiliki jumlah tempat tidur paling sedikit 200 (dua ratus) buah

c. Rumah Sakit Umum Kelas C;


Merupakan Rumah Sakit umum yang memiliki jumlah tempat tidur
paling sedikit 100 (seratus) buah.

d. Rumah Sakit Umum Kelas D.

Merupakan Rumah Sakit umum yang memiliki jumlah tempat tidur


paling sedikit 50 (lima puluh) buah.

2. Klasifikasi rumah sakit khusus

Klasifikasi rumah sakit khusus terdiri atas

a. Rumah Sakit khusus kelas A merupakan Rumah Sakit khusus yang


memiliki jumlah tempat tidur paling sedikit 100 (seratus) buah.
b. Rumah Sakit khusus kelas B merupakan Rumah Sakit khusus yang
memiliki jumlah tempat tidur paling sedikit 75 (tujuh puluh lima) buah.
c. Rumah Sakit khusus kelas C merupakan Rumah Sakit khusus yang
memiliki jumlah tempat tidur paling sedikit 25 (dua puluh lima) buah.

(Kemenkes, 2010)

D. Instalasi Farmasi

Instalasi Farmasi merupakan salah satu pelayanan fungsional yang dilakukan


oleh apoteker dengan menyelenggarakan kegiatan kefarmasian di rumah sakit,
yang meliputi perencanaan, pengadaan, produksi, penyimpanan, dispensing,
pengendalian mutu, serta penggunaan sediaan farmasi, bahan medis habis pakai,
maupun alat kesehatan di rumah sakit. Kehadiran Instalasi Farmasi Rumah Sakit
penting bagi keberlangsungan rumah sakit, karena sifatnya fungsional. Hal ini
didukung oleh Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit (SPM RS), di mana
Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) merupakan salah satu jenis pelayanan
yang wajib disediakan di rumah sakit. Mengacu pada regulasi tersebut, maka
untuk sebuah Instalasi Farmasi yang terdapat di rumah sakit harus memenuhi
beberapa indikator, salah satunya adalah tingkat kepuasan pasien (standar
minimal 80%) dan waktu tunggu pelayanan resep (maksimal 30 menit untuk obat
jadi dan 60 menit untuk obat racik) (Ihsan dkk., 2018).
Dari standar tersebut, akan didapatkan tingkat efisiensi, efektivitas serta
kesinambungan pelayanan IFRS melalui waktu tunggu pelayanan resep, serta
tingkat kenyamanan dan gambaran persepsi pelayanan IFRS melalui kepuasan
pasien. Waktu tunggu pelayanan resep mempengaruhi ekspektasi pasien terhadap
pelayanan rumah sakit, khususnya pada pelayanan IFRS. Jika pasien merasa
tidak puas dengan pelayanan yang diberikan, maka pasien sebagai konsumen pun
akan enggan berkunjung kembali ke rumah sakit, sehingga dapat mempengaruhi
angka kunjungan rumah sakit. Selain itu, karena tingkat kepuasan pasien
berkaitan erat dengan luaran dari hasil pelayanan kepada pasien, yaitu cara
penggunaan obat, maka akan muncul reaksi yang tidak diinginkan dan penurunan
kualitas hidup pasien akibat cara penggunaan obat yang tidak benar. Hal tersebut
dapat muncul akibat pasien merasa enggan untuk mengikuti instruksi yang
diberikan oleh petugas farmasi (Ihsan dkk., 2018).

E. Formularium Nasional

Pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari
sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang berorientasi kepada pelayanan
pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik, yang
terjangkau bagi semua lapisan masyarakat . Berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No. 72 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Rumah Sakit menyatakan bahwa pelayanan kefarmasian adalah
suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan
dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk
meningkatkan mutu kehidupan pasien.
Pelayanan Kefarmasian salah satunya yaitu pelayanan resep. Peresepan yang
baik akan meningkatkan penggunaan obat secara rasional sehingga pasien
menerima obat yang sesuai dengan kebutuhan klinisnya, dalam dosis yang tepat
untuk jangka waktu yang cukup dengan biaya yang rendah. Berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 129/ Menkes/SK/II/2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit penulisan resep seluruhnya
harus mengacu pada formularium dengan standar 100%. Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit merupakan tolak ukur dari pelayanan kesehatan di rumah
sakit.
Formularium nasional merupakan daftar obat terpilih yang dibutuhkan dan
tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan sebagai acuan dalam pelaksanaan JKN.
Obat yang dibutuhkan dan tidak tercantum di dalam formularium nasional dapat
digunakan dengan persetujuan komite medik dan direktur rumah sakit setempat.
Manfaat formularium nasional salah satunya yaitu untuk pengendalian mutu dan
untuk mengoptimalkan pelayanan pada pasien. Ketidak patuhan terhadap
formularium akan mempengaruhi mutu pelayanan rumah sakit terutama mutu
pelayanan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit (Pratiwi dkk., 2017).
F. Antibiotik

Penyakit ringan yang disebabkan oleh infeksi bakteri banyak dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari, seperti diare, bisul, sakit gigi dan lain-lain. Bakteri akan
menginfeksi pada bagian daerah tertentu dan dapat menyebar dengan cepat.
Penyebaran bakteri dapat melalui kontak langsung dengan penderita atau melalui
Pengobatan penyakit ringan yang disebabkan oleh infeksi bakteri dengan obat
antibiotik. Penggunaan antibiotik dalam jangka waktu lama dan berulang-ulang
menyebabkan terjadinya resistensi. Resistensi antibiotik mengakibatkan tubuh
akan kebal terhadap infeksi bakteri dengan jenis yang sama. Kemampuan
senyawa aktif yang ada dalam obat akan menurun dalam membunuh bakteri
karena penggunaan yang melebihi dosis yang dianjurkan perantara media yang
telah terkontaminasi bakteri tersebut.
Antibiotik merupakan obat yang digunakan untuk mengobati infeksi bakteri.
Penggunaan antibiotik yang tidak tepat, bahkan berlebihan dan dalam jangka
waktu panjang menyebabkan terjadinya resistensi antibiotik. Dimana resistensi ini
akan menyebabkan tidak terhambatnya pertumbuhan bakteri dengan pemberian
antibiotik secara sistemik dengan dosis normal. Antibiotik terdiri atas beberapa
golongan diantaranya:
1. Golongan Penisilin
Penisilin diklasifikasikan sebagai obat β-laktam karena cincin laktam
mereka yang unik. Mereka memiliki ciri-ciri kimiawi, mekanisme kerja,
farmakologi, efek klinis, dan karakteristik imunologi yang mirip dengan
sefalosporin, monobactam, carbapenem, dan β-laktamase inhibitor, yang juga
merupakan senyawa β-laktam.

2. Golongan Sefalosporin dan Sefamisin

Sefalosporin mirip dengan penisilin secara kimiawi, cara kerja, dan


toksisitas. Hanya saja sefalosporin lebih stabil terhadap banyak beta-
laktamase bakteri sehingga memiliki spektrum yang lebih lebar. Mekanisme
kerja sefalosporin dan sefamisin yaitu menghambat sintesis dinding sel bakteri
dengan cara yang sama seperti penisilin. Sefalosporin tidak aktif terhadap
bakteri enterokokus dan L. monocytogenes. Sefalosporin terbagi dalam
beberapa generasi, yaitu:
a. Sefalosporin generasi pertama

Sefalosporin generasi pertama termasuk di dalamnya sefadroxil,


sefazolin, sefalexin, sefalotin, sefafirin, dan sefradin. Obat - obat ini
sangat aktif terhadap kokus gram positif seperti pneumokokus,
streptokokus viridan, dan grup streptokokus A hemolitikus dan S. aures
rentan terhadap golongan ini. Sebagian besar anaerob mulut bersifat
sensitif, tetapi kelompok B. Fragilis bersifat resisten

b. Sefalosporin generasi kedua

Anggota dari sefalosporin generasi kedua, antara lain: sefaklor,


sefamandol, sefanisid, sefuroxim, sefprozil, loracarbef, dan seforanid.
Secara umum, obat-obat generasi kedua memiliki spektrum antibiotik
yang sama dengan generasi pertama. Hanya saja obat generasi kedua
mempunyai spektrum yang diperluas kepada bakteri gram negatif, tetapi
kurang aktif dari pada sefalosporin generasi-ketiga generasi kedua aktif
melawan B. Fragilis. Golongan tini kurang aktif terhadap enterokokus
atau P aeruginosa.

c. Sefalosporin generasi ketiga


Obat–obat sefalosporin generasi ketiga adalah sefoperazone,
sefotaxime, seftazidime, seftizoxime, seftriaxone, sefixime, seftibuten,
moxalactam, dll. Obat generasi ketiga memiliki spektrum yang lebih
diperluas kepada bakteri gram negatif dan dapat menembus susunan saraf
pusat. Obat golongan ini kurang aktif dari generasi-pertama melawan
kokus gram-positif, tetapi jauh lebih aktif terhadap Enterobacteriaceae,
termasuk galur penghasil β- laktamase

d. Sefalosporin generasi keempat

Obat golongan ini adalah sefepim, memiliki spektrum aktivitas lebih


luas dibandingkan dengan generasi ketiga dan tahan terhadap hidrolisis
oleh β-laktamase. Golongan ini sangat berguna untuk pengobatan empiris
infeksi serius pada pasien rawat inap jika mikroorganisme gram-positif,
Enterobacteriaceae, dan Pseudomonas merupakan penyebab yang
potensial

3. Golongan Antibiotik β-laktam lain (Karbapenem)


Obat ini adalah golongan β-laktam yang mempunyai spektrum yang
lebih luas dari pada kebanyakan antibiotik β-laktam lainnya.
a. Imipenem

Obat ini memiliki aktivitas antimikroba seperti β-laktam lain, terikat


pada PBP, mengganggu sintesis dinding sel bakteri, dan menyebabkan
kematian pada mikroorganisme yang rentan. Imipenem sangat resisten
terhadap hidrolisis oleh kebanyakan β-laktamase. Aktivitasnya sangta baik
untuk berbagai macam mikroorganisme aerob dan anaerob

b. Meropenem

Merupakan derivat tienamisin yang tidak membutuhkan pemberian


bersama silastatin karena tidak sensitif terhadap dipeptidase ginjal.
Toksisitas dan efikasi klinisnya mirip dengan imipenem. Kecuali bahwa
meropenem lebih kecil menyebabkan seizure.

c. Ertapenem
Berbeda dengan imipenem dan meropenem karena mempunyai t½
serum yang lebih lama yang memungkinkan dosis sehari dan aktivitasnya
lebih rendah terhadap P. aeruginosa dan Acinetobacter spp. Spektrum
aktivitasnya terhadap organisme gram-positif

d. Aztreonam

Merupakan β-laktam monosiklik. Aztreonam resisten terhadap


βlaktamase yang dihasilkan oleh sebagian besar bakteri gram-negatif.
Memiliki aktivitas hanya terhadap bakteri gram-negatif, tidak aktif
terhadap bakteri gram-positif dan anaerob. Aktivitasnya baik terhadap P.
Aeruginosa dan sangat aktif terhadap H. Influenzae dan gonokokus

4. Golongan Kloramfenikol

Kloramfenikol merupakan inhibitor yang poten terhadap sintesis


protein mikroba. Kloramfenikol bersifat bakteriostatik dan memiliki spektrum
luas dan aktif terhadap masing – masing bakteri gram positif dan negatif baik
yang aerob maupun anaerob.

5. Golongan Tetrasiklin

Golongan tetrasiklin merupakan obat pilihan utama untuk mengobati


infeksi dari M. pneumonia, klamidia, riketsia, dan beberapa infeksi dari
spirokaeta. Tetrasiklin juga digunakan untuk mengobati ulkus peptikum yang
disebabkan oleh H. pylori. Tetrasiklin menembus plasenta dan juga diekskresi
melalui ASI dan dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan tulang dan gigi
pada anak akibat ikatan tetrasiklin dengan kalsium. Tetrasiklin diekskresi
melalui urin dan cairan empedu.

6. Golongan Makrolida

Golongan makrolida, antara lain: eritromisin, roksitromisin,


azitromisin dan klaritromisin. Eritromisin merupakan bentuk prototipe dari
obat golongan makrolida yang disintesis dari S.erythreus. Eritromisin efektif
terhadap bakteri gram positif terutama pneumokokus, streptokokus,
stafilokokus, dan korinebakterium. Aktifitas antibakterial eritromisin bersifat
bakterisidal dan meningkat pada pH basa.

7. Golongan Aminoglikosida

Yang termasuk golongan aminoglikosida, antara lain: streptomisin,


neomisin, kanamisin, tobramisin, sisomisin, netilmisin, dan lain – lain.
Golongan aminoglikosida pada umumnya digunakan untuk mengobati infeksi
akibat bakteri gram negatif enterik, terutama pada bakteremia dan sepsis,
dalam kombinasi dengan vankomisin atau penisilin untuk mengobati
endokarditis, dan pengobatan tuberkulosis.

8. Golongan Sulfonamida dan Trimetoprim

Sulfonamida dan trimetoprim merupakan obat yang mekanisme


kerjanya menghambat sintesis asam folat bakteri yang akhirnya berujung
kepada tidak terbentuknya basa purin dan DNA pada bakteri. Kombinasi dari
trimetoprim dan sulfametoxazole merupakan pengobatan yang sangat efektif
terhadap pneumonia akibat P. jiroveci, sigellosis, infeksi salmonela sistemik,
infeksi saluran kemih, prostatitis, dan beberapa infeksi mikobakterium non
tuberkulosis

9. Golongan Fluorokuinolon

Golongan fluorokuinolon termasuk di dalamnya asam nalidixat,


siprofloxasin, norfloxasin, ofloxasin, levofloxasin, dan lain–lain. Golongan
fluorokuinolon aktif terhadap bakteri gram negatif. Golongan fluorokuinolon
efektif mengobati infeksi saluran kemih yang disebabkan oleh pseudomonas.
Golongan ini juga aktif mengobati diare yang disebabkan oleh shigella,
salmonella, E. coli, dan Campilobacter.

(Yuana, 2016)
BAB III

PEMBAHASAN

A. Depo Farmasi Rawat Jalan

Depo farmasi rawat jalan merupakan salah satu unit pelayanan kefarmasian di
RSUD dr. L.D. Baharuddin, M. Kes yang melayani 11 poli yang diantaranya yaitu
poli jiwa, poli mata, poli THT, poli anak, poli dalam, poli gigi, poli bedah mulut, poli
obgyn, poli saraf, poli gizi dan poli gigi endodonsi. Pada praktiknya, depo farmasi
rawat jalan menjalankan dua tugas utama kefarmasian di rumah sakit yaitu
pengelolaan perbekalan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai serta
pelayanan farmasi klinik. Pelayan Kefarmasian pada depo farmasi rawat jalan terdiri
atas 3 Apoteker dan 4 Asisten Apoteker.
Pengelolaan perbekalan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
mengacu pada ketentuan perundang-undangan yang meliputi pemilihan, perencanaan
kebutuhan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pemusnahan dan
penarikan, pengendalian serta administrasi. Pelayanan farmasi klinik pada depo
farmasi rawat jalan mencakup pengkajian dan pelayanan resep, penelusuran riwayat
penggunaan obat pada SIM-RS, rekonsiliasi obat, pelayanan informasi obat (PIO),
konseling bagi pasien dengan penggunaan obat khusus dan dispensing.
Pemilihan obat pada depo farmasi rawat jalan dilakukan dengan memilih obat-
obat berdasarkan pada Formularium Nasional dan Formularium Rumah Sakit RSUD
dr. H. L. M. Baharuddin, M. Kes. yang mengacu pada standar pengobatan/pedoman
diagnosa dan terapi, pola penyakit, efektivitas dan keamanan, pengobatan yang
berbasis pada bukti, mutu harga serta ketersediaan barang pada gudang farmasi.
Perencanaan kebutuhan obat pada depo farmasi rawat jalan dilakukan dengan
membuat daftar obat yang jumlahnya telah mencapai stok optimum atau dibawah stok
optimum yang diikuti dengan perhitungan jumlah kebutuhan obat yang mengacu pada
data penggunaan obat pada periode lalu.
Depo farmasi rawat jalan melakukan pengadaan pada gudang farmasi dengan
menyertakan daftar obat beserta jumlah permintaan yang telah ditulis pada buku
amprah. Jadwal pengamprahan obat di depo rawat jalan dilakukan setiap hari Senin
dan Kamis, jika sewaktu-waktu terjadi kekosongan stok obat pada depo farmasi rawt
jalan maka petugas bisa melakukan amprahan tambahan.
Penerimaan perbekalan farmasi, alat kesehatan dan BMHP pada depo farmasi
rawat jalan dilakukan oleh petugas depo farmasi jalan bersama dengan petugas
gudang. Stok obat yang diterima terlebih dahulu dilakukan pengecekan bersama
petugas gudang dengan mencocokkan barang beserta jumlahnya yang tertera pada
Surat Bukti Barang Keluar (SBBK) dengan fisik barang yang diterima. Barang yang
telah melalui proses pengecekan diterima oleh petugas depo farmasi rawat jalan yang
kemudian akan disimpan pada tempat penyimpanan obat. Keabsahan barang yang
diterima ditandai dengan telah ditandatanganinya lembar SBBK oleh petugas gudang
dan kepala ruangan depo farmasi rawat jalan.
Penyimpanan pada depo farmasi rawat jalan ditempatkan berdasarkan golongan
obat (bebas, bebas terbatas, keras), high alert (narkotik, psikotropik, obat-obat
beresiko tinggi, larutan konsentrat, LASA/NORUM), jenis sediaan dan suhu
penyimpanan (ruang dan dingin) yang disusun berdasarkan alfabetis dan FIFO/FEFO.
Golongan obat bebas, bebas terbatas dan keras disimpan pada rak penyimpanan obat.
Obat narkotika disimpan pada lemari khusus dengan double lock, obat psikotropika
dan OOT masing-masing disimpan pada lemari khusus. Obat high alert disimpan
pada tempat khusus dan diberi label berupa stiker bertanda ‘HIGH ALERT’. Obat
LASA/NORUM disimpan tidak saling berdekatan (terpisah) dan diberi label berupa
stiker bertanda ‘LASA’. Obat dengan bentuk sediaan cair disimpan pada rak
penyimpanan bawah, sementara obat dengan bentuk sediaan padat disimpan pada rak
atas. Obat yang sensitif terhadap suhu penyimpanan diletakkan sesuai dengan
ketentuan suhu penyimpanan, suhu 2°C - 8°C disimpan pada lemari
pendingin/chiller, suhu di atas 8°C – 15°C diletakkan pada ruang terkendali,
sementara suhu 15°C - 25°C diletakkan pada ruang kerja normal.
Pendistribusian pada depo farmasi rawat jalan dilakukan dengan mengacu pada
sistem peresepan perseorangan/individu dimana pemberian obat pada resep yang
dilayani diberikan langsung kepada pasien secara individual berdasarkan resep dokter
poli pada unit rawat jalan.
Pemusnahan dan penarikan obat pada depo farmasi rawat jalan dilakukan dengan
memisahkan barang yang mutu dan kualitasnya tidak memenuhi standar kelayakan
(cacat fisik/melewati masa ED) dan menempatkannya pada satu tempat khusus. Obat
yang telah dipisahkan kemudian akan diserahkan kepada petugas gudang yang akan
mengelola kembali obat tersebut.
Pengendalian obat pada depo farmasi rawat jalan terdiri atas tiga aspek yaitu
pengendalian ketersediaan, pengendalian penggunaan dan penanganan barang tak
layak. Pengendalian ketersediaan dilakukan dengan melakukan subtitusi obat dengan
obat lain yang memilki zat aktif sama untuk mencegah kekosongan stok obat tertentu,
melakukan bon pada unit depo farmasi lain (rawat inap atau UGD) berdasarkan
persetujuan kepala unit ruangan dan membeli obat yang dibutuhkan pada
apotek/rumah sakit yang mempunyai perjanjian kerjasama. Pengendalian penggunaan
dilakukan dengan melakukan stok opname setiap akhir bulan untuk mengecek jumlah
fisik obat yang tersedia, membatasi penggunaan obat berdasarkan Formularium
Nasional untuk pasien BPJS dan berdasarkan hasil data penelusuran riwayat
penggunaan obat pada SIM-RS. Penanganan barang tak layak dilakukan dengan
memisahkan barang tersebut pada tempat terpisah dari obat lain yang kemudian
dilanjutkan dengan pengembalian sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP)
rumah sakit.
Administrasi pada depo farmasi rawat jalan meliputi pencatatan pengeluaran obat
pada lembar pengeluaran obat harian, selanjutnya jumlah pengeluaran obat pada
lembar pengeluaran obat harian akan dijumlahkan dan hasil penjumlahan obat dicatat
pada kartu stok obat. Pelaporan pengeluaran dan penggunaan obat per resep
dilakukan dengan menginput data pada laman SIM-RS.

Alur pelayanan pada depo farmasi rawat jalan dibagi berdasarkan pasien BPJS
dan non BPJS. Berikut bagan alur pelayanan pada depo farmasi rawat jalan.
B. Data Penggunaan Antibiotik di Depo Farmasi Rawat Jalan

1. Poli anak

NAMA TANGGAL ANTIBIOTIK GOLONGAN JUMLAH SIGNA LAMA RETRIKSI KETERANGAN


DOKTER PENGGUNAA FORNAS
N PADA R/
dr. 02/06/2022 cefadroxil 500 sefalosporin 15 2x1 7,5 hari 5 hari Tidak sesuai
Suhardi, mg gen I
Sp.A
    cefadroxil syr sefalosporin 2 2x2 cth 6 hari 1 btl/kasus Tidak sesuai
125/5 mL gen I
    cefadroxil sefalosporin 10 bungkus (7,5 2x1 5 hari 5 hari Sesuai
pulv 375 mg gen I kaps 500 mg)
  03/06/2022 cefadroxil 250 sefalosporin 15 bungkus (7,5 2x1 7,5 hari 5 hari Tidak sesuai
mg pulv gen I kaps 500 mg)
  13/06/2022 cefixime 100 Sefalosporin 15 bungkus (15 tab 2x1 7,5 hari 10 hari Sesuai
mg pulv gen III 100 mg)
    erytromicin Makrolida 10 2x1/2 10 hari 10 hari n.det
500 mg tab
    cefadroxil syr sefalosporin 1 2x10 3 hari 1 btl/kasus Sesuai
125 mg/5 ml gen I ml
    cefixime 125 Sefalosporin 14 bungkus (17,5 2x1 7 hari 10 hari Sesuai
mg pulv gen III tab 100 mg)
  14/06/2022 cefixime 200 Sefalosporin 20 2x1 10 hari 10 hari Sesuai
mg gen III kaps
  20/06/2022 cefadroxil 250 sefalosporin 15 bungkus (7,5 2x1 7,5 hari 5 hari Tidak sesuai
mg pulv gen I kaps 500 mg)
  21/06/2022 cefixime sefalosporin 1 2x1 15 hari 1 btl/kasus Sesuai
100mg/5 ml gen I mL
  28/06/2022 cefadroxil 500 sefalosporin 10 2x1 5 hari 5 hari Sesuai
mg gen I
    cefadroxil syr sefalosporin 1 2x2 7 - 14 hari 1 btl/kasus Sesuai
125/5 mL gen I mL
dr. Gita 06/06/2022 cefadroxil syr sefalosporin 1 2x 7,5 4 hari 1 btl/kasus Sesuai
Novalina, 125/5 mL gen I mL
Sp. A
  07/06/2022 cefixime 50 sefalosporin 14 bungkus (7 tab 1x2 7 hari 10 hari Sesuai
mg pulv gen I 100 mg)
    azitromicin 83 Makrolida 6 bungkus (1 tab 1x2 3 hari 3 hari Sesuai
mg pulv 500 mg)
  10/06/2022 cefadroxil 400 sefalosporin 15 bungkus (12 2x1 7,5 hari 5 hari Tidak sesuai
mg pulv gen I kaps 500 mg)
  11/06/2022 isoniazid 100 Anti TB 10 kapsul 1x1 10 hari 6 bulan Sesuai
mg kaps setiap hari
  16/06/2022 cefadroxil sefalosporin 15 bungkus (12 2x1 7,5 hari 5 hari Tidak sesuai
pulv 400 mg gen I kaps 500 mg)
  18/06/2022 cefadroxil 375 sefalosporin 6 bungkus (4,5 2x1 3 hari 5 hari Tidak sesuai
mg pulv gen I kaps 500 mg) kaps
  23/06/2022 cefadroxil 300 sefalosporin 16 bungkus (9,6 2x1 8 hari 5 hari Tidak sesuai
mg pulv gen I kaps 500 mg) kaps
    cefadroxil 125 sefalosporin 1 2x5ml 6 hari 1 btl/kasus Sesuai
mg/5ml gen I
  25/06/2022 cefixime 100 Sefalosporin 1 2x1 cth 3 hari 1 btl/kasus Sesuai
mg/5 ml gen III
2. Poli bedah mulut

NAMA TANGGAL ANTIBIOTIK GOLONGAN JUMLAH SIGNA LAMA RETRIKSI KETERANGAN


DOKTER PENGGUNAAN FORNAS
PADA R/
drg. Riki 02/06/2022 cefadroxil 500 sefalosporin 10 2x1 5 hari 5 hari Sesuai
Indra mg gen I
Kusuma
    cefadroxil 500 sefalosporin 10 2x1 5 hari 5 hari Sesuai
mg gen I
  13/06/2022 cefadroxil 500 sefalosporin 10 2x1 5 hari 5 hari Sesuai
mg gen I
  14/06/2022 cefadroxil 500 sefalosporin 10 2x1 5 hari 5 hari Sesuai
mg gen I
  22/06/2022 cefadroxil 500 sefalosporin 20 2x1 5 hari 5 hari Sesuai
mg gen I
    metronidazole imidazole 20 3x1 7 hari 14 hari Sesuai
500 mg
  20/06/2022 cefadroxil 500 sefalosporin 10 2x1 5 hari 5 hari Sesuai
mg gen I
    cefadroxil 500 sefalosporin 10 2x1 5 hari 5 hari Sesuai
mg gen I
3. Poli dalam

NAMA TANGGAL ANTIBIOTIK GOLONGAN JUMLAH SIGNA LAMA RETRIKSI KETERANGAN


DOKTER PENGGUNAAN FORNAS
PADA R/
dr. 02/06/2022 levofloxacin kuinolon 5 1x1 5 hari 10 hari Sesuai
Rasdiana, 500 mg malam
Sp. PD
    ciprofloxacin kuinolon 15 2x1 7,5 hari - Sesuai
500 mg
    ciprofloxacin kuinolon 20 2x1 10 hari - Sesuai
500 mg
    ciprofloxacin kuinolon 15 2x1 7,5 hari - Sesuai
500 mg
    kotrimoxazole sulfano amide 40 2x1 20 hari 4 tab/hari selama 10 Sesuai
480 mg hari,
immunocompromised
21 hari
  03/06/2022 levofloxacin kuinolon 10 1x1 10 hari 10 hari Sesuai
500 mg malam
    levofloxacin kuinolon 10 1x1 10 hari 10 hari Sesuai
500 mg malam
    levofloxacin kuinolon 5 1x1 5 hari 10 hari Sesuai
500 mg malam
  04/06/2022 levofloxacin kuinolon 10 1x1 10 hari 10 hari Sesuai
500 mg malam
    INH 300 mg Anti TB 15 1x1 15 hari 144 tab selama 4 n.det
pagi bulan
    Rifampisin Anti TB 15 1x1 15 hari 144 tab selama 4 n.det
450 mg pagi bulan
    cefixime 100 sefalosporin 15 2x1 7,5 hari 10 hari Sesuai
mg gen III
  06/06/2022 INH 400 mg Anti TB 30 1x1 30 hari - n.det
pagi
    rifampisin 600 Anti TB 30 1x1 30 hari - n.det
mg
  09/06/2022 cefadroxil 500 sefalosporin 10 2x1 5 hari 5 hari Sesuai
mg gen I
    cefixime 200 sefalosporin 10 2x1 5 hari 10 hari Sesuai
mg gen III
    levofloxacin kuinolon 10 1x1 10 hari 10 hari Sesuai
500 mg malam
    levofloxacin kuinolon 10 1x1 10 hari 10 hari Sesuai
500 mg malam
    INH 300 mg Anti TB 30 1x1 30 hari 144 tab selama 4 n.det
pagi bulan
    Rifampisin Anti TB 30 1x1 30 hari 144 tab selama 4 n.det
450 mg pagi bulan
    cefadroxil 500 sefalosporin 10 2x1 5 hari 5 hari Sesuai
mg gen I
  10/06/2022 ciprofloxacin kuinolon 10 2x1 5 hari - Sesuai
500 mg
    cefixime 200 sefalosporin 15 2x1 7,5 hari 10 hari Sesuai
mg gen III
    levofloxacin kuinolon 10 1x1 10 hari 10 hari Sesuai
500 mg malam
    levofloxacin kuinolon 10 1x1 10 hari 10 hari Sesuai
500 mg malam
    cefixime 200 sefalosporin 10 2x1 5 hari 10 hari Sesuai
mg gen III
    cefixime 200 sefalosporin 12 2x1 6 hari 10 hari Sesuai
mg gen III
  16/06/2022 cefixime 200 sefalosporin 10 2x1 5 hari 10 hari Sesuai
mg gen III
    cefixime 200 sefalosporin 10 2x1 5 hari 10 hari Sesuai
mg gen III
    klindamisin linkosamid 15 3x1 5 hari 3-4 kaps/hari selama Sesuai
300 mg 14 hari (abes
paru/empiema)
    ciprofloxacin kuinolon 10 2x1 5 hari - Sesuai
500 mg
  17/06/2022 cefadroxil 500 sefalosporin 15 2x1 7,5 hari 5 hari Tidak sesuai
mg gen I
    klindamisin linkosamid 48 3x1 16 hari 3-4 kaps/hari selama Tidak sesuai
300 mg 14 hari (abes
paru/empiema)
  18/06/2022 cefixime 200 sefalosporin 15 2x1 7,5 hari 10 hari Sesuai
mg gen III
    cefixime 200 sefalosporin 15 2x1 7,5 hari 10 hari Sesuai
mg gen III
  23/06/2022 levofloxacin kuinolon 12 1x1 12 hari 10 hari Tidak sesuai
500 mg malam
    cefixime 100 sefalosporin 12 2x1 6 hari 10 hari Sesuai
mg gen III
    levofloxacin kuinolon 10 1x1 10 hari 10 hari Sesuai
500 mg malam
    ciprofloxacin kuinolon 15 2x1 7,5 hari - Sesuai
500 mg
    cefixime 200 sefalosporin 12 2x1 6 hari 10 hari Sesuai
mg gen III
    ciprofloxacin kuinolon 12 2x1 6 hari - Sesuai
500 mg
  24/06/2022 levofloxacin kuinolon 10 1x1 10 hari 10 hari Sesuai
500 mg malam
    metronidazole imidazole 1 3x1 cth 4 hari 1 botol/kasus n.det
syr
    cefixime 200 sefalosporin 10 2x1 5 hari 10 hari Sesuai
mg gen III
    metronidazole imidazole 20 2x1 10 hari 14 hari Sesuai
500 mg
    ciprofloxacin kuinolon 12 2x1 6 hari - Sesuai
500 mg
    cefixime 200 sefalosporin 15 2x1 7,5 hari 10 hari Sesuai
mg gen III
    levofloxacin fluoroquinolon 7 1x1 7 hari 10 hari Sesuai
500 mg malam
    levofloxacin fluoroquinolon 10 1x1 10 hari 10 hari Sesuai
500 mg malam
    cefixime 100 sefalosporin 10 2x1 5 hari 10 hari Sesuai
mg gen III
    cefixime 100 sefalosporin 10 2x1 5 hari 10 hari Sesuai
mg gen III
  25/06/2022 cefixime 200 sefalosporin 20 2x1 10 hari 10 hari Sesuai
mg gen III
    levofloxacin kuinolon 6 1x1 6 hari 10 hari Sesuai
500 mg malam
    levofloxacin kuinolon 10 1x1 10 hari 10 hari Sesuai
500 mg malam
    levofloxacin kuinolon 10 1x1 10 hari 10 hari Sesuai
500 mg malam
    cefixime 200 sefalosporin 15 2x1 7,5 hari 10 hari Sesuai
mg gen III
  30/06/2022 cefixime 100 sefalosporin 10 2x1 5 hari 10 hari Sesuai
mg gen III
    levofloxacin kuinolon 3 1x1 3 hari 10 hari Sesuai
500 mg malam
    ciprofloxacin kuinolon 15 2x1 7,5 hari - Sesuai
500 mg
    levofloxacin kuinolon 4 1x1 4 hari 10 hari Sesuai
500 mg malam
    cefixime 200 sefalosporin 20 2x1 10 hari 10 hari Sesuai
mg gen III
    levofloxacin kuinolon 10 1x1 10 hari 10 hari Sesuai
500 mg malam
    INH 150 mg Anti TB 30 1x1 30 hari - n.det
pagi
    ciprofloxacin kuinolon 15 2x1 7,5 hari - Sesuai
500 mg
    levofloxacin kuinolon 10 1x1 10 hari 10 hari Sesuai
500 mg malam
dr. La 07/06/2022 levofloxacin kuinolon 15 1x1 15 hari - Tidak sesuai
Ode 750 mg siang
Ahmad
Wahid,
Sp. PD
    ciprofloxacin kuinolon 10 2x1 5 hari - Sesuai
500 mg
    cefadroxil 500 sefalosporin 10 2x1 5 hari 5 hari Sesuai
mg gen I
    cefixime 200 sefalosporin 10 2x1 5 hari 10 hari Sesuai
mg gen III
    cefixime 200 sefalosporin 10 2x1 5 hari 10 hari Sesuai
mg gen III
    ciprofloxacin kuinolon 20 2x1 10 hari - Sesuai
500 mg
  08/06/2022 cefixime 200 sefalosporin 10 2x1 5 hari 10 hari Sesuai
mg gen III
    azitromisin makrolida gen 5 1x1 5 hari 3 hari Tidak sesuai
500 mg II siang
    cefixime 200 sefalosporin 10 2x1 5 hari 10 hari Sesuai
mg gen III
    cefixime 200 sefalosporin 10 2x1 5 hari 10 hari Sesuai
mg gen III
    Rifampisin Anti TB 30 1x1 30 hari - n.det
450 mg pagi
    INH 400 mg Anti TB 30 1x1 30 hari - n.det
pagi
  13/06/2022 cefixime 200 sefalosporin 10 2x1 5 hari 10 hari Sesuai
mg gen III
    metronidazole imidazole 30 3x1 10 hari 14 hari Sesuai
500 mg
  14/06/2022 cefadroxil 500 sefalosporin 20 2x1 10 hari 5 hari Tidak sesuai
mg gen I
    ciprofloxacin kuinolon 20 2x1 10 hari - Sesuai
500 mg
    levofloxacin kuinolon 10 1x1 10 hari - Tidak sesuai
750 mg siang
  15/06/2022 metronidazole imidazole 30 3x1 10 hari 14 hari Sesuai
500 mg
    cefadroxil 500 sefalosporin 20 2x1 10 hari 5 hari Tidak sesuai
mg gen I
    azitromisin makrolida gen 5 1x1 5 hari 3 hari Tidak sesuai
500 mg II siang
    cefadroxil 500 sefalosporin 10 2x1 5 hari 5 hari Sesuai
mg gen I
  20/06/2022 levofloxacin kuinolon 10 1x1 10 hari - Tidak sesuai
750 mg siang
    INH 300 mg Anti TB 30 1x1 30 hari 1 tab/hari, maks. 6 n.det
pagi bulan setiap hari
    rifampisin 450 Anti TB 30 1x1 30 hari - n.det
mg pagi
    INH 300 mg Anti TB 30 1x1 30 hari 1 tab/hari, maks. 6 n.det
pagi bulan setiap hari
    rifampisin 450 Anti TB 30 1x1 30 hari - n.det
mg pagi
    cefixime 200 sefalosporin 10 2x1 5 hari 10 hari Sesuai
mg gen III
    levofloxacin kuinolon 10 1x1 10 hari 10 hari Sesuai
500 mg siang
  22/06/2022 cefixime 200 sefalosporin 15 2x1 7,5 hari 10 hari Sesuai
mg gen III
    cefixime 200 sefalosporin 15 2x1 7,5 hari 10 hari Sesuai
mg gen III
  27/06/2022 metronidazole imidazole 30 3x1 10 hari 14 hari Sesuai
500 mg
    cefixime 200 sefalosporin 20 2x1 10 hari 10 hari Sesuai
mg gen III
    ciprofloxacin kuinolon 30 2x1 15 hari - Sesuai
500 mg
    cefadroxil 500 sefalosporin 30 2x1 15 hari 5 hari Tidak sesuai
mg gen I
  28/06/2022 cefixime 200 sefalosporin 10 2x1 5 hari 10 hari Sesuai
mg gen III
    rifampisin 450 Anti TB 30 1x1 30 hari - n.det
mg pagi
    INH 400 mg Anti TB 30 1x1 30 hari - n.det
pagi
    kotrimoxazole sulfonamida 20 2x2 5 hari 4 tab/hari selama 10 Sesuai
480 mg hari,
immunocompromised
21 hari
  29/06/2022 ciprofloxacin kuinolon 30 2x1 15 hari - Sesuai
500 mg
    cefadroxil 500 sefalosporin 30 2x1 15 hari 5 hari Tidak sesuai
mg gen I
    INH 400 mg Anti TB 30 1x1 30 hari - n.det
    rifampisin 600 Anti TB 30 1x1 30 hari - Sesuai
mg
4. Poli gigi

NAMA TANGGAL ANTIBIOTIK GOLONGAN JUMLAH SIGNA LAMA RETRIKSI KETERANGAN


DOKTER PENGGUNAAN FORNAS
PADA R/
drg. Budi 07/06/2022 amoxicillin penicilin 10 3x1 3,5 hari 10 hari sesuai
Cahyo 500 mg
Trenggono,
Sp.
  25/06/2022 amoxicillin penicilin 10 3x1 3,5 hari 10 hari sesuai
500 mg
5. Poli mata

NAMA TANGGAL ANTIBIOTIK GOLONGAN JUMLAH SIGNA LAMA RETRIKSI KETERANGAN


DOKTER PENGGUNAAN FORNAS
PADA R/
dr. WD. 04/06/2022 cefadroxil 500 sefalosporin gen 10 2x1 5 hari 5 hari Sesuai
Ridayani, mg I
Sp.M.,
M.Kes.
    levocin ED 5 fluorokuinolon 1 4x1 tetes 25 hari - Sesuai
mL OS
    Bralifex plus aminoglikosida 1 8X1 tetes 12,5 hari - Sesuai
ED 5 mL OS
    cefadroxil 500 sefalosporin gen 15 2x1 7,5 hari 5 hari Tidak sesuai
mg I
    Bralifex ED 5 aminoglikosida 1 3X1 tetes 16,6 hari - Sesuai
mL ODS
    cefadroxil 500 sefalosporin gen 15 2x1 7,5 hari 5 hari Tidak sesuai
mg I
    cefadroxil 500 sefalosporin gen 10 2x1 5 hari 5 hari Sesuai
mg I
    cefadroxil 500 sefalosporin gen 15 2x1 7,5 hari 5 hari Tidak sesuai
mg I
  02/06/2022 levocin ED 5 fluorokuinolon 1 3x1 tetes 16,6 hari - Sesuai
mL ODS
    levocin ED 5 fluorokuinolon 1 1 Tetes/ 2 12,5 hari - Sesuai
mL jam OD
    Bralifex ED 5 aminoglikosida 1 1 Tetes/ 2 12,5 hari - Sesuai
mL jam OD
    cefadroxil 500 sefalosporin gen 20 2x1 10 hari 5 hari Tidak sesuai
mg I
    bralifex plus aminoglikosida 1 3X1 Tetes 16,6 hari - Sesuai
ED 5 mL ODS
    bralifex plus aminoglikosida 1 3X1 Tetes 16,6 hari - Sesuai
ED 5 mL ODS
    levocin ED 5 fluorokuinolon 1 3X1 Tetes 16,6 hari - Sesuai
mL ODS
    cefadroxil 500 sefalosporin gen 15 2x1 7,5 hari 5 hari Tidak sesuai
mg I
  06/06/2022 cefadroxil 500 sefalosporin gen 10 2x1 5 hari 5 hari Sesuai
mg I
    bralifex plus aminoglikosida 1 3X1 Tetes 28 hari - Sesuai
ED 5 mL OS
    bralifex plus aminoglikosida 1 3X1 Tetes 28 hari - Sesuai
ED 5 mL OS
    cefadroxil 500 sefalosporin gen 10 2x1 5 hari 5 hari Sesuai
mg I
    levocin ED 5 fluorokuinolon 1 6x1 tetes 16,6 hari - Sesuai
mL OS
    cefadroxil 500 sefalosporin gen 15 2x1 7,5 hari 5 hari Tidak sesuai
mg I
  07/06/2022 cefadroxil 500 sefalosporin gen 15 2x1 7,5 hari 5 hari Tidak sesuai
mg I
    cefadroxil 500 sefalosporin gen 15 2x1 7,5 hari 5 hari Tidak sesuai
mg I
    cefadroxil 500 sefalosporin gen 15 2x1 7,5 hari 5 hari Tidak sesuai
mg I
    bralifex plus aminoglikosida 1 3x1 tetes 16,6 hari - Sesuai
ED 5 mL ODS
    cefadroxil 500 sefalosporin gen 15 2x1 7,5 hari 5 hari Tidak sesuai
mg I
    bralifex plus aminoglikosida 1 5x1 tetes 20 hari - Sesuai
ED 5 mL OS
    bralifex plus aminoglikosida 1 3x1 tetes 16,6 hari - Sesuai
ED 5 mL ODS
    cefadroxil 500 sefalosporin gen 15 2x1 7,5 hari 5 hari Tidak sesuai
mg I
    bralifex plus aminoglikosida 1 5x1 tetes 20 hari - Sesuai
ED 5 mL OS
    bralifex plus aminoglikosida 1 4X1 Tetes 12,5 hari - Sesuai
ED 5 mL ODS
  08/06/2022 bralifex plus aminoglikosida 1 2x1 tetes 50 hari - Sesuai
ED 5 mL OS
    levocin ED 5 fluorokuinolon 1 3x1 tetes 16,6 hari - Sesuai
mL ODS
  09/06/2022 cefadroxil 500 sefalosporin gen 20 2x1 10 hari 5 hari Tidak sesuai
mg I
    bralifex plus aminoglikosida 1 5x1 tetes 20 hari - Sesuai
ED 5 mL OS
    Gentamicin aminoglikosida 1 1 x pakai 1x pakai - Sesuai
amp
  11/06/2022 cefadroxil 500 sefalosporin gen 15 2x1 7,5 hari 5 hari Tidak sesuai
mg I
    cefadroxil 500 sefalosporin gen 15 2x1 7,5 hari 5 hari Tidak sesuai
mg I
    bralifex plus aminoglikosida 1 3x1 tetes 33 hari - Sesuai
ED 5 mL OS
    bralifex ED 5 aminoglikosida 1 3x1 tetes 16,6 hari - Sesuai
mL ODS
    cefadroxil 500 sefalosporin gen 15 2x1 7,5 hari 5 hari Tidak sesuai
mg I
    levocin ED 5 fluorokuinolon 1 4x1 tetes 25 hari - Sesuai
mL OS
    bralifex ED 5 aminoglikosida 1 4x1 tetes 25 hari - Sesuai
mL OS
    cefadroxil 500 sefalosporin gen 15 2x1 7,5 hari 5 hari Tidak sesuai
mg I
    bralifex ED 5 aminoglikosida 1 4x1 tetes 12,5 hari - Sesuai
mL ODS
  13/06/2022 cefadroxil 500 sefalosporin gen 10 2x1 5 hari 5 hari Sesuai
mg I
    bralifex plus aminoglikosida 1 8x1 tetes 12,5 hari - Sesuai
ED 5 mL OS
    levocin ED 5 fluorokuinolon 1 8x1 tetes 12,5 hari - Sesuai
mL OS
    cefadroxil 500 sefalosporin gen 15 2x1 7,5 hari 5 hari Tidak sesuai
mg I
    bralifex plus aminoglikosida 1 5x1 tetes 20 hari - Sesuai
ED 5 mL OS
    cefadroxil 500 sefalosporin gen 15 2x1 7,5 hari 5 hari Tidak sesuai
mg I
    bralifex plus aminoglikosida 1 3x1 tetes 16,6 hari - Sesuai
ED 5 mL ODS
    cefadroxil 500 sefalosporin gen 10 2x1 5 hari 5 hari Sesuai
mg I
    bralifex plus aminoglikosida 1 8x1 tetes 12,5 hari - Sesuai
ED 5 mL OS
    levocin ED 5 fluorokuinolon 1 4x1 tetes 25 hari - Sesuai
mL OS
    cefadroxil 500 sefalosporin gen 10 2x1 5 hari 5 hari Sesuai
mg I
  10/06/2022 levocin ED 5 fluorokuinolon 1 4x1 tetes 25 hari - Sesuai
mL OS
    bralifex plus aminoglikosida 1 8x1 tetes 25 hari - Sesuai
ED 5 mL OS
    cefadroxil 500 sefalosporin gen 10 2x1 5 hari 5 hari Sesuai
mg I
    cefadroxil 500 sefalosporin gen 10 2x1 5 hari 5 hari Sesuai
mg I
  14/06/2022 cefadroxil 500 sefalosporin gen 15 2x1 7,5 hari 5 hari Tidak sesuai
mg I
    cefadroxil 500 sefalosporin gen 15 2x1 7,5 hari 5 hari Tidak sesuai
mg I
    bralifex plus aminoglikosida 1 3x1 tetes 16,6 hari - Sesuai
ED 5 mL ODS
    cefadroxil 500 sefalosporin gen 15 2x1 7,5 hari 5 hari Tidak sesuai
mg I
    bralifex plus aminoglikosida 1 4x1 tetes 25 hari - Sesuai
ED 5 mL OD
    bralifex ED 5 aminoglikosida 1 3x1 tetes 16,6 hari - Sesuai
mL ODS
  15/06/2022 bralifex ED 5 aminoglikosida 1 3x1 tetes 16,6 hari - Sesuai
mL ODS
    cefadroxil 500 sefalosporin gen 15 2X1 7,5 hari 5 hari Tidak sesuai
mg I
    bralifex plus aminoglikosida 1 3x1 tetes 16,6 hari - Sesuai
ED 5 mL ODS
    levocin ED 5 Fluoroquninolon 1 4x1 tetes 25 hari - Sesuai
mL OD
    cefadroxil 500 sefalosporin gen 15 2x1 7,5 hari 5 hari Tidak sesuai
mg I
    levocin ED 5 Fluoroquninolon 1 4x1 tetes 25 hari - Sesuai
mL ODS
    bralifex plus aminoglikosida 1 4x1 tetes 25 hari - Sesuai
ED 5 mL ODS
  16/06/2022 gentamicin aminoglikosida 1 amp 1x 1 hari - Sesuai
amp pemakaian
    cefadroxil syr sefalosporin gen 1 2x1 cth 3 hari 1 boto/ Sesuai
60 mL I kasus
  17/06/2022 bralifex plus aminoglikosida 1 3x1 tetes 28 hari - Sesuai
ED 5 mL OS
  18/06/2022 cefadroxil 500 sefalosporin gen 15 2x1 7,5 hari 5 hari Tidak sesuai
mg I
    bralifex plus aminoglikosida 1 4x1 tetes 25 hari - Sesuai
ED 5 mL OS
    cefadroxil 500 sefalosporin gen 10 2x1 5 hari 5 hari Sesuai
mg I
    bralifex plus aminoglikosida 1 5x1 tetes 20 hari - Sesuai
ED 5 mL OD
    cefadroxil 500 sefalosporin gen 15 2x1 7,5 hari 5 hari Tidak sesuai
mg I
    cefadroxil 500 sefalosporin gen 15 2x1 7,5 hari - Tidak sesuai
mg I
    bralifex ED 5 aminoglikosida 1 3x1 tetes 28 hari 5 hari Tidak sesuai
mL OD
  20/06/2022 levocin ED 5 Fluoroquninolon 1 5x1 tetes 20 hari - Sesuai
mL OS
    bralifex plus aminoglikosida 1 6x1 tetes 16, 6 hari - Sesuai
ED 5 mL OS
    bralifex plus aminoglikosida 1 6x1 tetes 16,6 hari - Sesuai
ED 5 mL OS
    levocin ED 5 Fluoroquninolon 1 6x1 tetes 16,6 hari - Sesuai
mL OS
    cefadroxil 500 sefalosporin gen 15 2x1 7,5 hari 5 hari Tidak sesuai
mg I
    cefadroxil 500 sefalosporin gen 15 2x1 7,5 hari 5 hari Tidak sesuai
mg I
    cefadroxil 500 sefalosporin gen 10 2x1 5 hari 5 hari Sesuai
mg I
    bralifex plus aminoglikosida 1 6x1 tetes 16, 6 hari - Sesuai
ED 5 mL OS
    bralifex plus aminoglikosida 1 3x1 tetes 28 hari - Sesuai
ED 5 mL OD
    cefadroxil 500 sefalosporin gen 15 2x1 7,5 hari 5 hari Tidak sesuai
mg I
    levocin ED 5 Fluoroquninolon 1 5x1 tetes 20 hari - Sesuai
mL OD
    cefadroxil 500 sefalosporin gen 20 2x1 10 hari 5 hari Tidak sesuai
mg I
    bralifex ED 5 aminoglikosida 1 1 tetes tiap 12,5 hari - Sesuai
mL 2 jam OD
    levocin ED 5 Fluoroquninolon 1 1 tetes tiap 12, 5 hari - Sesuai
mL 2 jam OD
    levocin ED 5 Fluoroquninolon 1 3x1 tetes 16,6 hari - Sesuai
mL ODS
  21/06/2022 gentamisin aminoglikosida 1 amp 1x 1 hari - Sesuai
amp pemakaian
    cefadroxil 500 sefalosporin gen 15 2x1 7,5 hari 5 hari Tidak sesuai
mg I
    bralifex plus aminoglikosida 1 3x1 tetes 33 hari - Sesuai
ED 5 mL OS
    cefadroxil 500 sefalosporin gen 15 2x1 7,5 hari 5 hari Tidak sesuai
mg I
  22/06/2022 cefadroxil 500 sefalosporin gen 20 2x1 10 hari 5 hari Tidak sesuai
mg I
    bralifex plus aminoglikosida 1 5x1 tetes 20 hari - Sesuai
ED 5 mL OS
    cefadroxil 500 sefalosporin gen 10 2x1 5 hari 5 hari Tidak sesuai
mg I
    levocin ED 5 Fluoroquninolon 1 5x1 tetes 20 hari - Sesuai
mL OS
    bralifex plus aminoglikosida 1 8x1 tetes 12,5 hari - Sesuai
ED 5 mL OD
    levocin ED 5 Fluoroquninolon 1 4x1 tetes 25 hari - Sesuai
mL OD
    cefadroxil 500 sefalosporin gen 10 2x1 5 hari 5 hari Sesuai
mg I
    cefadroxil 500 sefalosporin gen 10 2x1 5 hari 5 hari Sesuai
mg I
    bralifex plus aminoglikosida 1 8x1 tetes 12,5 hari - Sesuai
ED 5 mL OS
  27/06/2022 cefadroxil 500 sefalosporin gen 15 2x1 7,5 hari 5 hari Tidak sesuai
mg I
    cefadroxil 500 sefalosporin gen 10 2x1 5 hari 5 hari Sesuai
mg I
    levocin ED 5 Fluoroquninolon 1 6x1 tetes 16,6 hari - Sesuai
mL OS
    cefadroxil 500 sefalosporin gen 15 2x1 7,5 hari 5 hari Tidak sesuai
mg I
    bralifex plus aminoglikosida 1 5x1 tetes 20 hari - Sesuai
ED 5 mL OS
    cefadroxil 500 sefalosporin gen 10 2x1 5 hari 5 hari Sesuai
mg I
    bralifex plus aminoglikosida 1 3x1 tetes 16,6hari - Sesuai
ED 5 mL ODS
    bralifex plus aminoglikosida 1 5x1 tetes 20 hari - Sesuai
ED 5 mL OD
    levocin ED 5 Fluoroquninolon 1 4x1 tetes 25 hari - Sesuai
mL
    cefadroxil 500 sefalosporin gen 10 2x1 5 hari 5 hari Sesuai
mg I
    bralifex plus aminoglikosida 1 8x1 tetes 12,5 hari - Sesuai
ED 5 mL OS
    levocin ED 5 Fluoroquninolon 1 6x1 tetes 16,6 hari - Sesuai
mL
    cefadroxil 500 sefalosporin gen 10 2x1 5 hari 5 hari Sesuai
mg I
    bralifex plus aminoglikosida 1 6x1 tetes 16,6 hari - Sesuai
ED 5 mL OS
    bralifex ED 5 aminoglikosida 1 3x1 tets 16,6 hari - Sesuai
mL ODS
6. Poli obgyn

NAMA TANGGAL ANTIBIOTIK GOLONGAN JUMLAH SIGNA LAMA RETRIKSI KETERANGAN


DOKTER PENGGUNAAN FORNAS
PADA R/
dr. Hj. 02/06/2022 cefadroxil 500 sefalosporin gen 10 2x1 5 hari 5 hari Sesuai
Ruhwati mg I
Kadir,
Sp.OG
    metronidazole imidazole 10 3x1 3 hari 14 hari Sesuai
500 mg
  03/06/2022 cefadroxil 500 sefalosporin gen 10 2x1 5 hari 5 hari Sesuai
mg I
    metronidazole imidazole 10 2x1 5 hari 14 hari Sesuai
500 mg
    metronidazole imidazole 10 3x1 3 hari 14 hari Sesuai
500 mg
    cefadroxil 500 sefalosporin gen 10 2x1 5 hari 5 hari Sesuai
mg I
    metronidazole imidazole 10 3x1 3 hari 14 hari Sesuai
500 mg
    cefadroxil 500 sefalosporin gen 10 2x1 5 hari 5 hari Sesuai
mg I
    metronidazole imidazole 10 3x1 3 hari 14 hari Sesuai
500 mg
  04/06/2022 metronidazole imidazole 10 3x1 3 hari 14 hari Sesuai
500 mg
    cefadroxil 500 sefalosporin gen 10 2x1 5 hari 5 hari Sesuai
mg I
  06/06/2022 cefadroxil 500 sefalosporin gen 10 2x1 5 hari 5 hari Sesuai
mg I
    metronidazole imidazole 10 3x1 3 hari 14 hari Sesuai
500 mg
    ciprofloxacin kuinolon 10 3x1 3 hari - Sesuai
500 mg
    metronidazole imidazole 10 3x1 3 hari 14 hari Sesuai
500 mg
    cefadroxil 500 sefalosporin gen 10 2x1 5 hari 5 hari Sesuai
mg I
    metronidazole imidazole 10 3x1 3 hari 14 hari Sesuai
500 mg
  07/06/2022 metronidazole imidazole 10 3x1 3 hari 14 hari Sesuai
500 mg
    cefadroxil 500 sefalosporin gen 10 2x1 5 hari 5 hari Sesuai
mg I
  08/06/2022 cefadroxil 500 sefalosporin gen 10 2x1 5 hari 5 hari Sesuai
mg I
  10/06/2022 cefadroxil 500 sefalosporin gen 10 2x1 5 hari 5 hari Sesuai
mg I
    metronidazole imidazole 10 3x1 3 hari 14 hari Sesuai
500 mg
  11/06/2022 metronidazole imidazole 10 3x1 3 hari 14 hari Sesuai
500 mg
    cefadroxil 500 sefalosporin gen 10 2x1 5 hari 5 hari Sesuai
mg I
  14/06/2022 cefadroxil 500 sefalosporin gen 10 2x1 5 hari 5 hari Sesuai
mg I
    metronidazole imidazole 10 3x1 3 hari 14 hari Sesuai
500 mg
  16/06/2022 cefadroxil 500 sefalosporin gen 10 2x1 5 hari 5 hari Sesuai
mg I
    metronidazole imidazole 10 3x1 3 hari 14 hari Sesuai
500 mg
    metronidazole imidazole 10 3x1 3 hari 14 hari Sesuai
500 mg
    cefadroxil 500 sefalosporin gen 10 2x1 5 hari 5 hari Sesuai
mg I
    metronidazole imidazole 10 3x1 3 hari 14 hari Sesuai
500 mg
    cefadroxil 500 sefalosporin gen 10 2x1 5 hari 5 hari Sesuai
mg I
  18/06/2022 cefadroxil 500 sefalosporin gen 10 2x1 5 hari 5 hari Sesuai
mg I
    metronidazole imidazole 10 3x1 3 hari 14 hari Sesuai
500 mg
    cefadroxil 500 sefalosporin gen 10 2x1 5 hari 5 hari Sesuai
mg I
    metronidazole imidazole 10 3x1 3 hari 14 hari Sesuai
500 mg
  20/06/2022 cefadroxil 500 sefalosporin gen 10 2x1 5 hari 5 hari Sesuai
mg I
    metronidazole imidazole 10 3x1 3 hari 14 hari Sesuai
500 mg
    cefadroxil 500 sefalosporin gen 10 2x1 5 hari 5 hari Sesuai
mg I
    metronidazole imidazole 10 3x1 3 hari 14 hari Sesuai
500 mg
  21/06/2022 cefadroxil 500 sefalosporin gen 10 2x1 5 hari 5 hari Sesuai
mg I
    metronidazole imidazole 10 3x1 3 hari 14 hari Sesuai
500 mg
  22/06/2022 cefadroxil 500 sefalosporin gen 10 2x1 5 hari 5 hari Sesuai
mg I
    metronidazole imidazole 10 3x1 3 hari 14 hari Sesuai
500 mg
  23/06/2022 cefadroxil 500 sefalosporin gen 10 2x1 5 hari 5 hari Sesuai
mg I
    metronidazole imidazole 10 3x1 3 hari 14 hari Sesuai
500 mg
  24/06/2022 cefadroxil 500 sefalosporin gen 10 2x1 5 hari 5 hari Sesuai
mg I
    metronidazole imidazole 10 3x1 3 hari 14 hari Sesuai
500 mg
  25/06/2022 cefadroxil 500 sefalosporin gen 10 2x1 5 hari 5 hari Sesuai
mg I
    metronidazole imidazole 10 3x1 3 hari 14 hari Sesuai
500 mg
    cefadroxil 500 sefalosporin gen 10 2x1 5 hari 5 hari Sesuai
mg I
    metronidazole imidazole 10 3x1 3 hari 14 hari Sesuai
500 mg
    cefadroxil 500 sefalosporin gen 10 2x1 5 hari 5 hari Sesuai
mg I
    metronidazole imidazole 10 3x1 3 hari 14 hari Sesuai
500 mg
  27/06/2022 cefadroxil 500 sefalosporin gen 10 2x1 5 hari 5 hari Sesuai
mg I
    metronidazole imidazole 10 3x1 3 hari 14 hari Sesuai
500 mg
    metronidazole imidazole 10 3x1 3 hari 14 hari Sesuai
500 mg
  28/06/2022 cefadroxil 500 sefalosporin gen 10 2x1 5 hari 5 hari Sesuai
mg I
    metronidazole imidazole 10 3x1 3 hari 14 hari Sesuai
500 mg
  30/06/2022 cefadroxil 500 sefalosporin gen 10 2x1 5 hari 5 hari Sesuai
mg I
    metronidazole imidazole 10 3x1 3 hari 14 hari Sesuai
500 mg
7. Poli saraf

NAMA TANGGAL ANTIBIOTIK GOLONGAN JUMLAH SIGNA LAMA RETRIKSI KETERANGA


DOKTER PENGGUNAAN FORNAS N
PADA RESEP
dr. 07/06/2022 ciprofloxacin kuinolon 20 2x1 10 hari - Sesuai
Karman, 500 mg
Sp. S
  08/06/2022 ciprofloxacin kuinolon 10 2x1 5 hari - Sesuai
500 mg
    ciprofloxacin kuinolon 10 2x1 5 hari - Sesuai
500 mg
  11/06/2022 cefixime 100 sefalosporin gen 20 2x1 10 hari 10 hari Sesuai
mg III
  24/06/2022 ciprofloxacin kuinolon 20 2x1 10 hari - Sesuai
500 mg
    ciprofloxacin kuinolon 20 2x1 10 hari - Sesuai
500 mg
8. Poli THT

NAMA TANGGAL ANTIBIOTIK GOLONGAN JUMLAH SIGNA LAMA RETRIKSI KETERANGAN


DOKTER PENGGUNAAN FORNAS
PADA RESEP
dr. H. 02/06/2022 cefixime 100 sefalosporin 10 2x1 5 hari 10 hari Sesuai
Mudassir mg gen III
M.Kes.,
Sp. THT
    cefadroxil 500 sefalosporin 10 2x1 5 hari 5 hari Sesuai
mg gen I
  03/06/2022 cefadroxil 500 sefalosporin 10 2x1 5 hari 5 hari Sesuai
mg gen I
    cefadroxil sefalosporin 1 2x1 cth 5 hari 1 btl/kasus Sesuai
125/5 ml gen I
  06/06/2022 cefadroxil sefalosporin 1 2x2 cth 3 hari 1 btl/kasus Sesuai
125/5 ml gen I
    cefadroxil 500 sefalosporin 10 2x1 5 hari 5 hari Sesuai
mg gen I
    cefadroxil sefalosporin 1 2x2 cth 3 hari 1 btl/kasus Sesuai
125/5 ml gen I
    cefixime 100 sefalosporin 10 2x1 5 hari 10 hari Sesuai
mg gen III
  04/06/2022 cefixime 100 sefalosporin 10 2x1 5 hari 10 hari Sesuai
mg gen III
    cefixime 200 sefalosporin 10 2x1 5 hari 10 hari Sesuai
mg gen III
  07/06/2022 cefixime 100 sefalosporin 10 2x1 5 hari 10 hari Sesuai
mg gen III
    cefixime 100 sefalosporin 10 2x1 5 hari 10 hari Sesuai
mg gen III
    cefixime 100 sefalosporin 10 2x1 5 hari 10 hari Sesuai
mg gen III
  11/06/2022 cefixime 100 sefalosporin 10 2x1 5 hari 10 hari Sesuai
mg gen III
  13/06/2022 cefixime 100 sefalosporin 10 2x1 5 hari 10 hari Sesuai
mg gen III
    cefadroxil sefalosporin 1 2x2 cth 3 hari 1 btl/kasus Sesuai
125/5 ml gen I
    ciprofloxacin Fluoroquinolon 10 2x1 5 hari - Sesuai
500 mg
  08/06/2022 levofloxacin Fluoroquinolon 10 2x1 5 hari 10 hari Sesuai
500 mg
  09/06/2022 cefixime 200 sefalosporin 10 2x1 5 hari 10 hari Sesuai
mg gen III
    cefadroxil 500 sefalosporin 10 2x1 5 hari 5 hari Sesuai
mg gen I
    cefixime 100 sefalosporin 10 2x1 5 hari 10 hari Sesuai
mg gen III
  10/06/2022 cefadroxil sefalosporin 2 2x2 cth 3 hari 1 btl/kasus Tidak sesuai
125/5 ml gen I
    cefadroxil 500 sefalosporin 10 2x1 5 hari 5 hari Sesuai
mg gen I
    cefadroxil 500 sefalosporin 10 2x1 5 hari 5 hari Sesuai
mg gen I
  14/06/2022 cefixime 100 sefalosporin 10 2x1 5 hari 10 hari Sesuai
mg gen III
    cefixime 100 sefalosporin 10 2x1 5 hari 10 hari Sesuai
mg gen III
  15/06/2022 cefadroxil sefalosporin 1 2x1 5 hari 1 btl/kasus Sesuai
125/5 ml gen I
    cefixime 200 sefalosporin 20 2x2 5 hari 10 hari Sesuai
mg gen III
    cefixime 100 sefalosporin 10 2x1 5 hari 10 hari Sesuai
mg gen I
  17/06/2022 cefixime100 sefalosporin 10 2x1 5 hari 10 hari Sesuai
mg gen III
    cefixime100 sefalosporin 10 2x1 5 hari 10 hari Sesuai
mg gen III
    cefadroxil 500 sefalosporin 10 2x1 5 hari 5 hari Sesuai
mg gen I
  18/06/2022 cefixime 100 sefalosporin 10 2x1 5 hari 10 hari Sesuai
mg gen III
    cefadroxil 500 sefalosporin 10 2x1 5 hari 5 hari Sesuai
mg gen I
  20/06/2022 cefixime 100 sefalosporin 20 2x1 5 hari 10 hari Sesuai
mg gen III
    cefixime 100 sefalosporin 10 2x1 5 hari 10 hari Sesuai
mg gen III
    cefixime 100 sefalosporin 20 2x1 5 hari 10 hari Sesuai
mg gen III
    cefixime 100 sefalosporin 20 2x1 5 hari 10 hari Sesuai
mg gen III
    cefixime 100 sefalosporin 20 2x1 5 hari 10 hari Sesuai
mg gen III
  21/06/2022 cefadroxil 500 sefalosporin 10 2x1 5 hari 5 hari Sesuai
mg gen I
    cefixime 100 sefalosporin 20 2x1 5 hari 10 hari Sesuai
mg gen III
  22/06/2022 cefadroxil 500 sefalosporin 10 2x1 5 hari 5 hari Sesuai
mg gen I
    cefadroxil sefalosporin 2 2x1 cth 5 hari 1 btl/kasus Tidak sesuai
125/5 ml gen I
  27/06/2022 cefadroxil 500 sefalosporin 10 2x1 5 hari 5 hari Sesuai
mg gen I
    cefadroxil 500 sefalosporin 10 2x1 5 hari 5 hari Sesuai
mg gen I
    cefadroxil sefalosporin 1 2x1 cth 5 hari 1 btl/kasus Sesuai
125/5 ml gen I
    cefadroxil 500 sefalosporin 10 2x1 5 hari 5 hari Sesuai
mg gen I
    cefadroxil 500 sefalosporin 10 2x1 5 hari 5 hari Sesuai
mg gen I
    cefixime 100 sefalosporin 10 2x1 5 hari 10 hari Sesuai
mg gen III
    metronidazole nitroimidazole 10 2x1 5 hari 14 hari Sesuai
500 mg
C. Persentase Kesesuaian Peresepan Antibiotik pada Fornas

Bagan di samping
menunjukkan persentase
kesesuaian peresepan
antibiotik pada tujuh poli di
unit rawat jalan pada periode
Juni 2022. Persentase
kesesuaian peresepan
antibiotik yang mengacu pada
Formularium Nasional
tergolong cukup besar yaitu
mencapai 80% dari total 384
resep dokter yang mencantumkan antibiotik. Hal ini menunjukkan bahwa
peresepan antibiotik pada unit rawat jalan RSUD dr. H. L. M. Baharuddin, M.
Kes., termasuk salah satu unit yang sebagian besar dokternya patuh pada retriksi
Formularium Nasional. Besarnya kesesuaian peresepan antibiotik dapat
berdampak besar khususnya bagi rumah sakit yang dapat menekan pengeluaran
anggaran belanja kebutuhan obat. Hal ini dapat memperbesar total pendapatan
rumah sakit sehingga kemungkinan terjadinya defisit anggaran dapat
diminimalisir. Selain bermanfaat bagi rumah sakit, pasien juga memperoleh
manfaat terkait minimnya biaya pengobatan dan pencegahan terjadinya resistensi
antibiotik. Durasi peresepan antibiotik yang merujuk pada Formularium Nasional
dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan obat.
Pada bagan terlihat bahwa persentase ketidaksesuaian peresepan antibiotik
pada unit rawat jalan sebesar 15%. Meski nilai yang diperoleh tergolong tidak
terlalu besar, hal ini tetap patut diwaspadai guna mencegah terjadinya kondisi
yang tidak diinginkan. Dampak negatif yang paling berbahaya dari penggunaan
antibiotik secara tidak rasional adalah muncul dan berkembangnya bakteri yang
kebal terhadap antibiotik atau dengan kata lain terjadinya resistensi antibiotik.
Hal ini mengakibatkan layanan pengobatan menjadi tidak efektif, peningkatan
morbiditas maupun mortalitas pasien dan meningkatnya biaya perawatan
kesehatan.

Diagram di atas menunjukkan besaran kesesuaian peresepan antibiotik pada


unit rawat jalan. Jumlah kesesuaian peresepan antibiotik terbanyak ditempati
pada poli mata dengan jumlah peresepan antibiotik yang sesuai sebanyak 90
item, diikuti poli dalam sebanyak 78 item, poli obgyn 61 item, poli THT 48 item,
poli anak 14 item, poli bedah mulut 8 item, poli saraf 6 item dan poli gigi
sebanyak 2 item.

Diagram di atas menunjukkan jumlah ketidaksesuaian peresepan antibiotik.


Pada diagram dapat dilihat hanya ada empat poli yang meresepkan antibiotik
tidak sesuai dengan retriksi Formularium Nasional dimana urutan pertama
ditempati oleh poli mata sebanyak 37 item, diikuti poli dalam 12 item, poli anak
8 item dan poli THT 2 item.
Diagram berikut menunjukkan jumlah obat antibiotik yang tidak dilayani pada
depo farmasi rawat jalan. Jumlah terbanyak terdapat pada poli dalam yaitu
sebanyak 17 item dan poli anak sebanyak 1 item.

D. Penggunaan Antibiotik Terbanyak pada Depo Rawat Jalan

Hasil penelusuran riwayat peresepan antibiotik pada periode Juni 2022 di


depo farmasi rawat jalan didapati hasil sepuluh item antibiotik terbanyak yang
diresepkan oleh dokter. Sepuluh item antibiotik tersebut dapat dilihat pada
diagram di bawah.
Diagram di atas menunjukkan bahwa penggunaan antibiotik terbanyak pada
depo farmasi rawat jalan adalah cefadroxil 500 mg dengan total pemberian
sejumlah 1.475,6 kapsul. Cefadroxil merupakan antibiotik sefalosporin generasi
pertama yang memiliki spektrum luas yaitu aktif membasmi bakteri gram positif
dan bakteri gram negatif seperti pneumokokus, streptokokus dan staphylococcus.
Spektrum luas yang dimiliki membuat sebagian besar dokter pada unit rawat
jalan meresepkan cefadroxil sebagai pilihan utama untuk mengobati penyakit
yang disebabkan oleh infeksi yang belum diketahui bakteri penyebabnya.
Diagram di atas menunjukkan sepuluh antibiotik terbanyak yang
dilayani pada depo farmasi rawat jalan. Pada diagram tersebut menunjukkan
terdapat dua obat yang masuk dalam daftar sepuluh antibiotik terbanyak namun
tidak dilayani yaitu isoniazid (INH) dan rifampisin. Tidak dilayaninya kedua obat
tersebut disebabkan kekosongan stok di gudang farmasi selama periode Juni
2022.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari laporan ini adalah:


1. Alur pelayanan Depo Farmasi Rawat Jalan terbagi berdasarkan pasien BPJS
dan Umum.
2. Hasil penelusuran resep selama periode Juni 2022 menunjukkan terdapat total
15 item antibiotik yang diresepkan pada depo farmasi rawat jalan diantaranya
yaitu amoksisilin, azitromisin, bralifex & bralifex plus ED (tobramisin),
cefadroxil, cefixime, ciprofloxacin, doksisiklin, eritromisin, gentamisin,
isoniazid (INH), klindamisin, kotrimoxazol, levofloxacin, metronidazol dan
rifampisin.
3. Persentase kesesuaian peresepan antibiotik pada fornas dari 8 poli yang
meresepkan antibiotik sebesar 80%, ketidak sesuaian sebesar 15% dan yang
tidak dilayani sebesar 5%.
4. Data penggunaan antibiotik terbanyak adalah Cefadroxil dengan jumlah
penggunaan sebanyak 1475,6 kapsul selama periode Juni 2022 untuk pasien
BPJS.

B. Saran
Penggunaan antibiotik patut memperhatikan rasionalitas penggunaan obat
sehingga efektivitas terapi dapat dicapai guna meningkatkan kualitas hidup
pasien. Guna menjamin penggunaan antibiotik yang rasional, maka perlunya
peningkatan kepatuhan bagi dokter pada unit rawat jalan agar senantiasa
mematuhi retriksi penggunaan antibiotik yang telah tercantum pada Formularium
Nasional.
DAFTAR PUSTAKA

Dirga, Sudewi MK, Atika DA, Irfanianta AS, Anton P, 2021, Evaluasi Penggunaan
Antibiotik pada Pasien Rawat Inap di Bangsal Penyakit Dalam RSUD dr. H.
Abdul Moeloek Provinsi Lampung, Jurnal Kefarmasian Indonesia, 11 (1).
Djamaluddin F, Amir I, Muttaqin, 2019, Kepatuhan Pelayanan Farmasi Klinik di
Rumah Sakit di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Jurnal Administrasi Negara,
25 (3).
Ihsan M, Ratna KI, Hananditia RP, 2018, Hubungan antara Waktu Tunggu Pelayanan
Resep dengan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan BPJS terhadap Pelayanan
Resep (Penelitian dilakukan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Universitas
Muhammadiyah Malang), Pharmaceutical Journal of Indonesia, 3(2)
Indonesia, Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, Tambahan
Lembaran RI No. 5038, Sekretariat Negara: Jakarta.
Indonesia, Undang-Undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Tambahan
Lembaran RI No. 5072, Sekretariat Negara: Jakarta.
Juhari, 2016, Status Hukum Rumah Sakit Dalam Meningkatkan Pelayanan Kesehatan
Masyarakat, Jurnal Spektrum Hukum 13 (2).
Listiyono RA, 2015, Studi Deskriptif Tentang Kuaitas Pelayanan Di Rumah Sakit
Umum Dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto Pasca Menjadi Rumah
Sakit Tipe B, Kebijakan Dan Manajemen Public 1 (1)
Mawardani A.P., Dwi E., Satibi, Taufiqurohman, 2021, Kesesuaian Penggunaan
Antibiotik dengan Formularium sebelum dan saat Program JKN di RSA UGM
Yogyakarta, Jurnal Farmasi Sains dan Praktis, 7(2).
PMK No. 72 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
PMK No. 340 Tahun 2010 Tentang Klasifikasi Rumah Sakit
Pratiwi WR, Angga PK, Dolih G, 2017, Hubungan Kesesuaian Penulisan Resep
Dengan Formularium Nasional Terhadap Mutu Pelayanan Pada Pasien
Jaminan Kesehatan Nasional Di Rumah Sakit Umum Di Bandung Pharm Sci
Res ISSN 2407-2354
Yuana,D,A., 2016, Gambaran Penggunaan Antibiotok Dengan Resep Dan Tanpa
Resep Dokter Dibeberapa Apotek Diarea Jember Kota, Skripsi, Fakultas
Farmasi, Universitas Jember
LAMPIRAN

Daftar Retriksi Antibiotik pada Formularium Nasional

No. Antibiotik Retriksi Fornas


1. Amoxicillin 500 mg 10 hari
2. Azitromicin 500 mg 3 hari
3. Bralifex & bralifex plus -
(tobramicin) 5 mL
4. Cefadroxil 500 mg 5 hari
5. Cefadroxil syr 125 mg / 5 mL 1 botol/kasus
6. Cefixime 200 mg 10 hari
7. Cefixime syr 100 mg / 5 mL 1 botol/kasus
8. Ciprofloxacin 500 mg -
9. Doksisiklin 100 mg -
10. Eritromisin 500 mg - 4 tab/kaps per hari selama 5 hari
- Untuk Streptococcus pyogenes dan
difteri: 10 hari
11. Gentamisin amp -
12. INH
- 100 mg -10 mg/kgBB maks. 6 bulan setiap hari
- 150 mg -
- 300 mg -1 tab/hari maks 6 bulan
- 400 mg -
13. Klindamisin 300 mg -
14. Kotrimoksazol 480 mg 4 tab/hari selama 10 hari kecuali pada
immunocompromised selama 21 hari
15. Levocin ED (levofloksasin) 5 -
mL
16. Levofloksasin 500 mg 10 hari
17. Metronidazol 500 mg & Untuk infeksi akibat bakteri anaerob,
Metronidazol syr 125 mg / 5 dapat diberikan maks 2 minggu/kasus,
mL kecuali pada kasus abses paru, otak,
hepar dan organ lain disesuaikan
dengan kebutuhan pasien
18. Rifampisin 450 mg, 600 mg -

Kegiatan yang dilakukan

a. Pelayanan Resep
b. Penyiapan Obat Racikan
c. Penulisan Etiket

d. Penulisan Rekapan Harian Pengeluaran obat


e. PIO dan Penyerahan Obat

Anda mungkin juga menyukai