Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS I

PERCOBAAN I

REAKSI-REAKSI KHUSUS SENYAWA YANG MENGANDUNG

C, H, O, N

OLEH :

NAMA : SONY RUBEN

NIM : F1F112033

KELAS :A

KELOMPOK : IV

ASISTEN PEMBIMBING : ASTRI WIDYASTUTI

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2013
REAKSI-REAKSI KHUSUS SENYAWA YANG MENGANDUNG

C, H, O, N

A. TUJUAN

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengertahui reaksi-reaksi khusus

senyawa yang mengandung C, H, O, N.

B. LANDASAN TEORI

Analisis kualitatif merupakan analisis untuk melakukan identifikasi

elemen, spesies, dan senyawa-senyawa yang ada di dalam sampel. Dengan

kata lain, analisis kualitatif berkaitan dengan cara untuk mengetahui ada atau

tidaknya suatu analit yang dituju dalam suatu sampel (Gandjar, 2007).

Perbedaan pendekatan kualitatif dan kuantitatif adalah pendekatan

kualitatif merupakan pendekatan yang di dalam usulan penelitian, proses,

hipotesis, turun kelapangan, analisis data dan kesimpulan data sampai

dengan penulisannya menggunakan aspek-aspek kecenderungan, non

perhitungan numerik, situsional dekriptif, interview mendalam, analisis isi,

bola salju dan story. Pendekatan kuantitafif adalah di dalam usulan

penelitian, proses, hipotesis, turun kelapangan, analisis data dan kesimpulan

data sampai dengan penulisannya menggunakan aspek pengukuran,

perhitungan, rumus dan kepastian data numerik ( Musianto, 2002).

Salisilamida merupakan turunan salisislat sebagai obat analgetika

dan antipiretika golongan salisilat yang efeknya lebih lemah dari salisilat itu
sendiri. Pada pemberian oral salisilamida cepat diabsorpsi dan segera

didistribusikan Selanjutnya salisilamida mengalami proses eliminasi lintas

pertama di gastrointestinal dan dihepar sebesar 80%. Akibatnya obat yang

tersedia di dalam darah menjadi sangat kecil, lebih lanjut akan mengurangi

efek farmakologinya (Darmawan, 2003).

Asetaminofen atau yang dikenal dengan parasetamol mempunyai

daya kerja analgesik, antipiretik, tidak mempunyai daya kerja anti radang

dan tidak menyebabkan iritasi serta peradangan lambung. Hal ini disebabkan

parasetamol bekerja pada tempat yang tidak terdapat peroksid sedangkan

pada tempat inflamasi terdapat lekosit yang melepaskan peroksid sehingga

efek anti inflamasinya tidak bermakna. Parasetamol berguna untuk nyeri

ringan sampai sedang, seperti nyeri kepala, mialgia, nyeri paska melahirkan

dan keadaan lain (Gunawan, 2009).

Karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, fosfor dan belerang adalah

unsur -unsur terpenting pembentuk senyawa-senyawa organik dari tumbuh-

tumbuhan dan hewan. Untuk mengetahui senyawa-senyawa organik dapat

dipelajari secara kwalitatif dan kwantitatif (Sutomo, 1989).


G. PEMBAHASAN

Analisis kualitatif adalah identifikasi senyawa, sampel dan elemen

dalam cuplikan yang tidak diketahui. Umumnya analisis kualititatif bersifat

kategorisasi dan tidak menggunakan numerik atau angka untuk

mendeskripsikan sesuatu yang dianalisis. Dalam hal ini analisis kualitatif tidak

memerlukan perhitungan yang rumit dalam pelaksanaannya.

Karbon (C), hidrogen (H), Oksigen (O), dan Nitrogen (N)

merupakan unsur-unsur senyawa kimia yang umumnya terkandung pada

senyawa-senyawa obat. Dalam percobaan ini akan digunakan beberapa

pereaksi untuk mengetahui kandungan C, H, O, N pada beberapa obat yaitu

turunan salisilat yaitu Natrium Salisislat dan Salisilamida serta akan

dianalisis dari turunan Anilin yaitu Parasetamol atau asetominofen.

Dalam menganalisis kandungan C, H, O, N akan digunakan beberapa

pereaksi yang mampu mendeteksi dan mengetahui kandungan C, H, O, N

pada sampel. Pereaksi yang digunakan yaitu FeCl3, NaOH dan HNO3.

Ketiga pereaksi ini memiliki kespesifikan yang berbeda dan hasil akhir yang

beda pula.

Untuk mengukuhkan hasil percobaan agar tidak terjadi kesalahan

akan digunakan sampel pembanding yaitu Parasetamol murni. Parasetamol

murni merupakan parasetamol yang belum terdenaturasi dengan senyawa

lain sementara yang akan dibandingkan adalah obat Topran. Pada sampel

salisilamida, sampel yang akan dibandinkn adalah Neoxepforte. Dalam

kedua sampel ini akan dibandingkan dengan ketiga pereaksi diatas.


Berdasarkan data pada hasil pengamatan, dapat dilihat hasil yang

berbeda pada pengaruh pereaksi yang diberikan. Pada FeCl3, hasil yang

ditunjukan memberikan perubahan warna pada sampel salisilamida,

parasetamol murni, dan parasetamol dalam sampel. Pada sampel salisilamida

perubahan warna yang terjadi yaitu dari bening ke warna ungu, sedangkan

pada parasetamol murni menunjukan hasil berwarna ungu muda dan ada

endapan putih. Pada parasetamol dalam sampel menunjukan hasil larutan

berwarna kuning keruh. Hal ini disebakan karena pengaruh kandungan-

kandungan lain yang terdapat pada sampel sehingga mempengaruhi warna

dan hasil yang berbeda.

Pada pereaksi NaOH dan HNO3, menunjukan hasil yang jauh

berbeda dari hasil pereaksi FeCl3. Parasetamol murni setelah diteteskan

dengan NaOH 3 N dan HNO 3 larutan tidak menunjukan perubahan warna

sama sekali (bening). Selanjutnya pada parasetamol dalam sampel juga tidak

menunjukan perubahan warna. Larutan bening ini menandakan NaOH dan

HNO3 merupakan pereaksi yang kurang baik untuk mendeteksi keberadaan

parasetamol dalam suatu sampel yang dituju.

Pereaksi FeCl3 merupakan satu-satunya pereaksi yang memberikan

perubahan warna ketika diteteskan dengan sampel. Hal ini memberikan

pengertian bahwa dalam sampel mengandung senyawa C, H, O, dan N dan

pereaksi yang baik digunakan untuk mendeteksi keberadaan senyawa C,H,

O dan N pada sampel adalah FeCl3.


C. ALAT DAN BAHAN

1. Alat

Alat yang digunakan pada praktikum ini, yaitu:

 Mortir

 Botol semprot

 Batang pengaduk

 Gegep

 Tabung reaksi

 Spatula

2. Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum ini, yaitu:

 Parasetamol dalam sampel

 Parasetamol murni

 Salisilamida dalam sampel (Neozepforte)

 FeCl3

 NaOH

 HNO3

 Akuades
DAFTAR PUSTAKA

Darmawan, Endang. 2003. Pengaruh Pemberian Merica Putih (Piperis album, L)


dan Piperin terhadap Ketersediaan Hayati Salisilamida pada Tikus,
Logika, VoL. 9, No. 10, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi Ketiga. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.

Gandjar, Ibnu Gholib dan Rohman. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. (Halaman 1)

Gunawan, Aris, 2009, Perbandingan Efek Analgesik antara Parasetamol dengan


Kombinasi Parasetamol dan Kafein pada Mencit, Jurnal Biomedika,
Vol. 1, No. 1.

Musianto, Lukas S. 2002. Pendekatan Kuantitatif dengan Pendekatan Kualitatif


dalam Metode Penelitian, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol.
4, No. 2. Universitas Kristen Petra.

Sutomo, 1989, Pengukuran Aktivitas Respirasi Sistem Transpor Elektron pada


Perairan Laut, Oseana Vol. XIV, No. 2.

Anda mungkin juga menyukai