Anda di halaman 1dari 13

LABORATORIUM FARMAKOGNOSI

PROGRAM STUDI D-III ANALIS FARMASI DAN MAKANAN F-MIPA


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA

PERCOBAAN I

NAMA : YOLA NASINTA


NIM : 1601011320026
KELOMPOK : VI
ASISTEN : M. ERZA NUR

PROGRAM STUDI D-III ANALIS FARMASI DAN MAKANAN


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU

2017
LABORATORIUM FARMAKOGNOSI
PROGRAM STUDI D-III ANALIS FARMASI DAN MAKANAN F-MIPA
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

PERCOBAAN I
SKRINING FITOKIMIA

Asisten Nilai Laporan Awal Nilai Laporan Akhir

Tanggal Praktikum : Tanggal Dikumpul :


(M. ERZA NUR)
04 Oktober 2017 11 Oktober 2017

PROGRAM STUDI D-III ANALIS FARMASI DAN MAKANAN


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU

2017
PERCOBAAN I
SKRINING FITOKIMIA

I. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan ini adalah mengenal cara identifikasi senyawa
fitokimia dari tumbuhan.

II. TINJAUAN PUSTAKA


Skrining fitokimia serbuk simplisia dan sampel dalam bentuk basah
meliputi pemeriksaan kandungan senyawa alkaloida, flavanoida, terpenoida,/
steroida, tannin dan saponin menurut prosedur yang telah dilakukan Harbone
(Harbone, 1987). Fitokimia merupakan ilmu pengetahuan yang menguraikan
aspek kimia suatu tanaman. Kajian fitokimia meliputi uraian yang mencakup
aneka ragam senyawa organic yang dibentuk dan disimpan oleh organism,
penyebarannya secara lamiah dan fungsi biologisnya, isolasi dan perbandingan
komposisi senyawa kimia dari bermacam-macam jenis tanaman. Analisis
fitokimia dilakukan untuk menentukan ciri komponen bioaktif suatu ekstrak kasar
yang mempunyai efek farmakologis lain yang bermanfaat bila diujikan dengan
system biologi atau bioassay alas an lain melakukan fitokimia adalah untuk
menentukan ciri senyawa aktif penyebab efek racun atau efek yang bermanfaat,
yang ditunjukan oleh ekstrak tumbuhan kasar bila diuji dengan system biologis
(Harbone, 1987).
Pemanfaatan prosedur fitokimia teah mempunyai peranan yang mapan
dalam cabang ilmu tumbuhan. Meskipun cara ini penting dalam semua telaah
kimia dan biokimia juga telah dimanfaatkan dalam kajian biologis. Sejalan dengan
hal tersebut analisis kandungan kimia yang terdapat dalam tumbuhan atau hewan
secara keseluruhan atau bagian-bagiannya, termasuk cara isolasi atau
pemisahannya. Pada tahun terakhir ini fitokimia atau kimia tumbuhan telah
berkembang menjadi satu disiplin ilmu tersendiri, berada diantara kimia organic
bahan alam dan biokimia tumbuhan, serta berkaitan dengan keduanya. Bidang
perhatiannya adalah aneka ragam senyawa organic yang dibentuk dan ditimbun
oleh tumbuhan, yaitu mengenai struktur kimianya, biosintesisnya, perubahan serta
metabolismenya penyebaran secara ilmiah dan fungsi biologisnya (Harbone,
1987).
Senyawa bahan alam adalah hasil metabolisme suatu organisme hidup
(tumbuhan, hewan, sel) berupa metabolit primer dan sekunder. Senyawa metabolit
sekunder merupakan sumber bahan kimia yang tidak akan pernah habis, sebagai
sumber inovasi dalam penemuan dan pengembangan obat-obat baru ataupun
untuk menujang berbagai kepentingan industri. Selain sebagai bahan obat,
senyawa metabolit sekunder juga dibudidayakan oleh manusia untuk menunjang
kepentingan industri seperti industri kosmetik dan industri pembuatan pestisida
dan insektisida (Harbone, 1987).
Macam-macam senyawa metabolit sekunder yaitu :
1. Alkaloid
Secara umum, golongan senyawa alkaloid biasanya merupakan kristal tak
bewarna, bersifat basa, dapat membentuk endapan dengan larutan
asamfosfowolframat, asam fosfomolibdat, asam pikrat, kalium merkuriiodida dan
lain sebagainya.
2. Flavonoid
Flavonoid adalah suatu kelompok yang termasuk ke dalam senyawa fenol yang
terbanyak dialam, senyawa-senyawa flavonoid ini bertanggung jawab terhadap zat
warna ungu, merah, biru dan sebagian zat warna kuning dalam tumbuhan.
Flavonoid dalam tumbuhan mempunyai empat fungsi :
a) Sebagai pigmen warna
b) Fungsi patologi dan sitologi
c) Aktivitas farmakologi
d) Flavonoid dalam makanan
3. Triterpenoid
Banyak tumbuhan (bunga, daun, buah, biji atau akar) yang berbau harum.Bau
harum itu berasal dari senyawa yang terdiri dari 10 dan 15 karbon yang disebut
terpen.Berdasarkan jumlah unit isoprena yang dikandungnya, senyawa terpenoid
terbagi atas :
a. Monoterpena (dua unit isoprena)
b. Seskuiterpena (tiga unit isoprena)
c. Diterpena (empat unit isoprena)
d. Triterpena (enam unit isoprena)
e. Tetraterpena (delapan unit isoprena)
4. Steroid
Secara sederhana steroid dapat dioartkan sebagai kelas senyawa organik bahan
alam yang kerangka strukturnya terdiri dari androstan (siklopentanofenantren),
mempunyai empat cincin terpadu. Senyawa ini mempunyai efek fisiologis
tertentu.
5. Saponin
Saponin adalah jenis glikosida yang banyak ditemukan dalam tumbuhan. Saponin
memiliki karakteristik berupa buah, sehingga ketika direksikan dengan air dan
dikocok maka akan terbentuk buih yang dapat bertahan lama. Saponin
diklasifikasikan menjadi dua yaitu saponin steroid dan saponin triterpenoid.
Skrining fitokimia adalah metode analisis untuk menentukan jenis
metabolit sekunder yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan karena sifatnya yang
dapat bereaksi secara khas dengan pereaksi tertentu.Skrining fitokimia dilakukan
melalui serangkaian pengujian dengan menggunakan pereaksi tertentu. Beberapa
jenis pereaksi yang dapat digunakan untuk skrining fitokimia antara lain:
a. Uji Senyawa Fenol dan Flavonoid
Fenol dan flavonoid dapat dideteksi menggunakan larutan FeCl3 1% dalam
etanol.Hasil uji dianggap positif apabila dihasilkan warna hijau, merah, ungu, biru
atau hitam.Uji shinoda (Mg dan HCl pekat) dapat juga digunakan untuk
mendeteksi flavonoid. Flavonoid akan menunjukkan warna merah ceri yang
sangat kuat jika disemprot dengan pereaksi ini.
a. Uji Kumarin dan Antrakuinon
Kumarin dan antrakuinon dapat dideteksi menggunakan pereaksi semprot
NaOH dan KOH 5% dalam alkohol. Setelah penyemprotan, kumarin akan
berfluorosensi hijau-kuning yang terlihat bila plat KLT yang sudah kering disinari
dengan sinar UV. Antrakuinon dapat dideteksi bila senyawa pada plat KLT yang
semula kuning dan coklat kuning berubah menjadi merah, ungu, hijau, atau
lembayung setelah disemprot (Harborne, 1987). Macam-macam senyawa
metabolit sekunder yaitu :
a. Terpenoid
Pereaksi Lieberman-Burchard adalah pereaksi yang sering digunakan
untuk uji senyawa terpenoida.Pereaksi ini dibuat dari campuran anhidrid asetat
dan H2SO4 pekat.Kebanyakan triterpena dan sterol memberikan warna hijau biru
dengan pereaksi ini. Cara lain untuk mendeteksi terpena adalah menyemprot plat
KLT dengan larutan KMnO4 0,2% dalam air, antimon dalam kloroform,
H2SO4 pekat atau vanillin-H2SO4. Setelah penyemprotan, senyawa yang positif
mengandung terpenoid akan menunjukkan perubahan warna (Harborne, 1987).
b. Uji Alkaloid
Alkaloid dapat dideteksi dengan beberapa pereaksi pengendapan. Alkaloid
dalam tanaman data dideteksi dengan pereaksi Mayer, Wagner, dan juga
Dragendrof. Pereaksi Mayer mengandung kalium iodida dan merkuri klorida,
dengan pereaksi ini alkaloid akan memberikan endapan berwarna putih. Peraksi
Dragendorf mengandung bismuth nitrat dan merkuri klorida dalam asam nitrit
berair.Senyawa positif mengandung alkaloid jika setelah penyemprotan dengan
pereaksi Dragendrof membentuk warna jingga. Alkaloid dapat ditemukan dalam
berbagai bagian tumbuhan seperti biji, daun, ranting dan kulit kayu
(Sastrohamidjojo, 1996).
Skrining fitokimia ini dilakukan dengan dua macam uji yaitu:
1. Uji tabung
Digunakan sebagai uji pendahuluan untuk mengetahui macam senyawa yang ada
didalam serbuk tumbuhan.
2. Uji kromatografi
Digunakan sebagai penegas jenis senyawa dari uji tabung yang digunakan
sebelumnya (Wagner et al., 1984).
Tanaman cherry atau kersen dengan nama latin Muntingia calabura ini
merupakan tanaman yang dapat tumbuh dan berbuah dengan cepat sepanjang
tahun dengan buahnya yang kecil bulat. Pertumbuhan tanaman ini berkembang
sangat pesat di Indonesia karena tanaman cherry atau kersen mengandung vitamin
C, flavonoid, fenol, niasin, dan betakaroten yang tinggi dapat digunakan sebagai
antioksidan yang dapat menghalangi atau mengurangi pembentukan radikal bebas
akibat proses oksidasi (Fitriyanti et al., 2017).

III. METODE KERJA


A. Alat
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah corong ,gelas piala, gelas
ukur, mortar, pemanas, pipet tetes, plat tetes, dan tabung reaksi.

B. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah akuades, amil
alcohol, asam asetat anhidrat, asam sulfat 2N, asam sulfat pekat, etanol, HCl
pekat, kertas saring, kloroform-amoniak 0,05 N, logam Mg, reagen dragendrof,
reagen mayer, reagen wagner, batang dan daun kersen.

C. Cara Kerja
2.2.1. Identifikasi alkaloid dengan metode Culvenor-Fitzgerald
a. menghaluskan bahan 2 gram masing-masing (akar, batang,dan daun), lalu
tambahkan 5 ml kloroform
b. menambahkan amoniak pada setiap tabung sebanyak 5 ml kemudian
panaskan, mengkocok dan menyaring
c. menambahkan 5 tetes H2SO4 2 N pada masing-masing filtrate, kemudian
mengkocok
d. setelah itu mengambil bagian atas dari masing-masing filtrat tadi
e. menguji masing-masing larutan dengan pereaksi Mayer, Wagner dan
Dragendrof.

2.2.2. Identifikasi Flavonoid


a. memasukkan 1 gram masing-masing daun batang, dan akar yang telah
dihaluskan pada 3 buah tabung reaksi, menambahkan 5 ml etanol
b. mengkocok, memanaskan, dan mengkocok lagi, kemudian menyaring
c. menambahkan Mg 0,2 g dan tetes HCl pada masing-masing filtrate
d. mengamati masing-masing warna yang terbentuk
2.2.3. Identifikasi Saponin
a. memasukkan ke dalam masing-masing tabung reaksi yang berisi ampas
daun, batang, dan akar sisa identifikasi alkaloid, menambahkan 1 ml
akuades
b. mengkocok masing-masing larutan dan mendiamkan selama 15 menit
c. mengamati masing-masing larutan, apakah terbentuk busa atau tidak

2.2.4. Identifikasi Steroid dan Triterpenoid


a. menghaluskan 1 gram bahan masing-masing (daun, batang, dan akar),
tambahkan 2 ml kloroform, mengkocok dan menyaring
b. menambahkan 2 tetes asetat anhidrat pada filtrate
c. menambahkan 2 tetes asam sulfat pekat dan mengamati perubahan warna
yang terjadi

IV. HASIL PERCOBAAN


3.1 Tabel Hasil Percobaan
Nama tanaman : Kersen (Muntingia calabura L.)
Tabel 1. Hasil skrining fitokimia bagian daun kersen
Hasil
No Golongan Pengujian Gambar Kesimpulan
Praktikum
Reagen Larutan
Alkaloid (-)
1. mayer hijau

Reagen Bening
(-)
wagner kecoklatan

Reagen Endapan
(+)
dragendrof kecoklatan
Merah
2. Flavonoid jingga (+)
Terbentuk
3. Saponin (+)
busa

Steroid & Hijau


(+)
4. Triterpenoid kebiruan

Tabel 2. Hasil skrining fitokimia bagian batang dan kulit kersen


No Hasil
Golongan Pengujian Gambar Kesimpulan
. Praktikum
Reagen Endapan
Alkaloid (+)
1. mayer putih
Reagen Bening
(-)
wagner kecoklatan
Reagen Endapan
(+)
dragendrof jingga

Merah
Flavonoid (+)
2. jingga
Tidak
3. Saponin berbentuk (-)
busa

Steroid & Hijau


4. (+)
Triterpenoid muda

V. PEMBAHASAN

Skrining fitokimia atau penapisan kimia adalah tahapan awal untuk


mengidentifikasi kandungan kimia yang terkandung dalam tumbuhan, krna pada
tahap ini kita bisa mengetahui golongan senyawa kimia yang dikandung
tumbuhan yang sedang kita uji/teliti. Uji fitokimia terhadap kandungan senyawa
kimia metabolit sekunder merupakan langkah awal yang penting dalam penelitian
mengenai tumbuhan obat atau dalam hal pencarian senyawa aktif baru yang
berasal dari bahan alam yang dapat menjadi precursor bagi sintesis obat-obat baru
atau menjadi prototype senyawa aktif tertentu. Oleh karenanya, metode uji
fitokimia harus merupakan uji sederhana tetapi terandalkan. Metode uji fitokimia
yang banyak digunakan adalah metode reaksi warna dan pengendapan yang dapat
dilakukan di lapangan atau di laboratorium.
Percobaan kali ini berjudul skrining fitokimia. Tujuan dari percobaan ini
yaitu untuk mengenal cara identifikasi senyawa fitokimia dari tumbuhan.
Senyawa fitokimia yang diuji kali ini yaitu senyawa alkaloid, flavonoid, saponin,
dan tritepernoid.Tumbuhan yang digunakan sebagai sampel pengujian yaitu
tumbuhan daun kersen. Hal yang mendasari digunakannya sampel tersebut karena
daun kersen terdapat disekeliling kita, sehingga sangat mudah mendapatkannya.
Selain itu sampel tersebut mempunyai khasiat tersendiri untuk berbagai penyakit.
Berikut klasifikasi dari tanaman kersen.
Hasil yang didapat untuk uji alkaloid, flavonoid, saponin, dan triterpenoid
yaitu:
a. Uji Alkaloid
Pada uji ini ada tiga reagen yang ditambahkan pada masing-masing sampel
yaitu reagen Meyer, reagen Wagner, dan reagen Dragendrof. Hasil negatif untuk
reagen Meyer yaitu larutan yang berwarna hijau, hasil negative untuk reagen
Wagner adanya larutan yang berwarna bening kecoklatan, dan hasil positif untuk
reagen Dragendrof adanya endapan kecoklatan merah jingga. Batang kersen yang
menunjukkan hasil positif pada saat ditambahkannya reagen Meyer yaitu
terbentuknya endapan putih. Batang kersen yang menunjukan hasil negative
dengan menambahkan reagen wagner menghasilkan warna bening kecoklatan.
Batang kersen yang menunjukkan hasil positif pada saat ditambahkannya reagen
dragendrof menunjukkan hasil positif ketika ditambahkan menghasilkan endapan
jingga.
Fungsi dari penambahan tiga pereaksi yaitu reagen Meyer, reagen Wagner,
dan reagen Dragendrof yaitu untuk menandakan identifikasi awal dari senyawa
alkaloid yang kita uji. Masing-masing dari pereaksi tersebut memiliki hasil yang
berbeda-beda. Sehingga kita dapat membandingkan hasil dari setiap peraksi yang
digunakan.
b. Uji Flavonoid
Alkaloid adalah senyawa yang mengandung substansi dasar nitrogen basa,
biasanya dalam bentuk cincin heterosiklik. Hasil positif untuk pengujian ini yaitu
terjadi perubahan warna menjadi kuning, jingga, atau merah. Ketika dilakukan
pengujian kedua sampel tidak menunjukan hasil positif
c. Uji Saponin
Saponin merupakan senyawa dalam bentuk glikosida.Pada batang mangga
didapatkan hasil negatif pada bagian daunnya yaitu terbentuknya busa.
Berdasarkan literatur kedua tumbuhan ini memiliki senyawa saponin.
d. Uji Tritepernoid
Senyawa tritepernoid digolongkan menjadi empat yaitu tritepernoid sejati, steroid,
saponin, dan kardenoid. Adanya tritepernoid ditandai dengan terbentuknya warna
merah atau merah ungu. Sedangkan steroid ditandai dengan terbentuknya warna
hijau atau hijau kebiruan.Hasil yang didapatkan pada tumbuhan mangga
menghasilkan warna kehijauan, dan sama halnya pada uji steroid menunjukan
hasil positif.
Pada pengujian saponin hasil negatif yang didapatkan yaitu tidak adanya
busa terbentuk. Kemampuan berbusa saponin disebabkan oleh bergabungnya
sapogenin nonpolar dan sisi rantai yang larut dalam air. Senyawa sapogenin
mempunyai bagian bukan gula yang larut dalam lemak dan bagian gula yang larut
dalam air.Kedua sifat tersebut secara bersama-sama menyebabkan tanaman yang
mengandung saponin memiliki ketegangan permukaan yang rendah dan dapat
membentuk buih yang stabil apabila terpisah dalam air.

V. KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapat pada percobaan kali ini yaitu :
1. Skrining fitokimia adalah identifikasi pendahuluan senyawa kimia pada
tumbuhan.
2. Pada batang kersen positif mengandung flavonoid.
3. Uji identifikasi flavonoid pada daun kersen menunjukkan hasil positif dengan
adanya penampakan warna jingga sampai merah.
4. Uji identifikasi saponin pada sampel daun kersen menunjukkan hasil positif
dengan terbentuknya busa atau buih yang stabil.
5. Uji identifikasi steroid dan triterpenoid menunjukkan hasil positif steroid
dengan adanya penampakan warna hijau kebiruan pada sampel.
DAFTAR PUSTAKA

Fitriyanti., T. R ., A. Lafah., F.R. Afandi., H. Nurbaiti., I.P. Dewanti., I. Sururoh.,


T. Tiara & Widyaningsih. 2017. Aktivitas Aktioksidan Dan Toksisitas
Ekstrak n-Heksana Tanaman Kersen (Muntingia calabura) (Antixidant
and Toxicity Activity from n-Hexane Extract of Kersen Plant (Muntingia
calabura)). Jurnal ITEKIMA. 1(1) : 58-68

Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia, Penuntun Cara Modern Menganalisa


Tumbuhan. ITB Press, Bandung.

Sastrohamidjojo. 1996. Sintesis Bahan Alam. Cetakan Pertama. Gadjah


Mada.University Press, Yogyakarta.

Wagner, H., B. Sorowski, & Z.E. Michael. 1984. Plant Drug Analysis, A Thin
Layer Chromatography Atlas. Berlin Heidelberg, New York.

Anda mungkin juga menyukai