PRAKTIKUM FITOKIMIA
Pipit Savitri
05031382126082
1.2 Tujuan
Tujuan praktikum adalah untuk mengetahui ada tidaknya komponen bioaktif
pada sampel uji
1 Universitas Sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Alkaloid
Alkaloid adalah metabolit khusus yang terjadi secara alami dengan nitrogen
sebagai elemen karakteristik yang ada dalam struktur kimianya. Kekayaan potensi
biologis alkaloid dikaitkan dengan susunan atom yang berbeda dalam struktur
kimianya. Alkaloid, salah satu kelas basa yang mengandung nitrogen organik
alami. Alkaloid memiliki efek fisiologis yang beragam dan penting pada manusia
dan hewan. Alkaloid terkenal termasuk morfin, strychnine, kina, efedrin, dan
nikotin. Alkaloid telah diisolasi sebagai ekstrak mentah dari tumbuhan selama
ribuan tahun sebagai bagian dari pengobatan tradisional. Sejak abad ke-20,
alkaloid dengan sifat farmakologis yang ditentukan dan diverifikasi secara ilmiah
telah dimurnikan dan diproduksi secara komersial sebagai bahan kimia murni.
Tanaman biasanya menghasilkan campuran alkaloid yang sangat kompleks
dengan jenis yang diinginkan seringkali pada tingkat rendah, sehingga alkaloid
yang diproduksi secara komersial sangat mahal (Ramadhan dan Hakim, 2023).
2 Universitas Sriwijaya
3
2.3 Flavonoid
Flavonoid merupakan kelompok polifenol dan diklasifikasikan berdasarkan
struktur kimia serta biosintesisnya (Seleem et al., 2017). Struktur dasar flavonoid
terdiri dari dua gugus aromatik yang digabungkan oleh jembatan karbon (C6-C3-
C6). Flavonoid diklasifikasikan sebagai flavon, flavanone, flavonol, katekin,
flavanol, kalkon dan antosianin. Pembagian kelompok flavonoid didasarkan pada
perbedaan struktur terutama pada substitusi karbon pada gugus aromatik sentral
dengan beragamnya aktivitas farmakologi yang ditimbulkan (Wang et al., 2018).
Flavonoid dibagi menjadi beberapa subkelompok berdasarkan substitusi karbon
pada gugus aromatik sentral (C). Subkelompok tersebut adalah flavon, flavonols,
flavanone, flavanol atau katekin, antosianin dan kalkon. Flavonoid pada tumbuhan
berperan memberi warna, rasa pada biji, bunga, dan buah serta aroma serta
melindungi tumbuhan dari pengaruh lingkungan, sebagai antimikroba, dan
perlindungan dari paparan sinar UV (Alfaridz, 2018).
2.4 Saponin
Saponin merupakan senyawa glikosida kompleks dengan berat molekul tinggi
yang dihasilkan terutama oleh tumbuhan, hewan laut tingkat rendah dan beberapa
bakteri, istilah saponin diturunkan dari Bahasa Latin “sapo” yang berarti sabun,
diambil dari kata Saponaria vaccaria, suatu tumbuhan yang mengandung saponin
digunakan sebagai sabun mencuci. Saponin yang banyak terkandung dalam
tumbuhan telah lama digunakan untuk pengobatan tradisional. Saponin
merupakan senyawa dalam bentuk glikosida yang tersebar luas pada tumbuhan
tingkat tinggi. Beberapa jenis tumbuhan banyak mengandung saponin seperti
mahkota dewa, belimbing wuluh, kemiri, buah pare, turi (Putri et al., 2023).
Saponin merupakan salah satu senyawa metabolit sekunder dalam tumbuhan yang
ditandai busa stabil ketika dilarutkan dan digojog dalam air. Senyawa ini
merupakan jenis glikosida yang mengandung molekul gula dengan 2 jenis aglikon
yaitu steroid (C-27) dan triterpenoid (C-30). Saponin steroid dan triterpenoid
dihidrolisis akan menghasilkan saraponin dan sapogenin. Peranan saponin steroid
secara farmakologi adalah mengobati penyakit reumatik, anemia, diabetes,
syphilis, impotensi, dan antifungi sedangkan saponin triterpen berperan sebagai
antibakteri, antijamur, antiinflamasi dan ekspetoran (Darma dan Marpaung, 2020).
Universitas Sriwijaya
BAB 3
METODOLOGI PRAKTIKUM
4 Universitas Sriwijaya
5
Universitas Sriwijaya
6
Universitas Sriwijaya
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 1. Hasil Uji Kualitatif Fitokimia
No Uji Fitokimia Bahan Standar Keterangan
1. Alkaloid
a. Meyer Daun singkong +
Daun pandan Ada endapan putih +
Daun Pepaya +
Daun Salam -
b. Wagner Daun singkong Endapan coklat +
Daun pandan +
Daun Pepaya +
Daun Salam -
2. Flavonoid Daun Singkong Lapisan amil -
alkohol berwarna
merah/ kuning/
hijau
Daun Pandan -
Daun Pepaya -
Daun Salam -
3. Saponin Daun Singkong Warna hijau / hijau -
biru
Daun Pandan -
Daun Pepaya -
Daun Salam -
4. Fenol Hidrokuinon Daun Singkong Warna hijau / hijau -
biru
Daun Pandan +
Daun Pepaya +
Daun Salam +
7 Universitas Sriwijaya
8
4.1. Pembahasan
Praktikum ini membahas mengenai uji kualitatif pada senyawq fitokimia.
Sampel yang akan diuji sebanyak 4 buah daun yaitu daun singkong, daun pandan,
daun pepaya dan daun salam. Sampel tersebut kemudian dilakukan uji kualitatif
untuk mengetahui adanya senyawa fitokimia yang terdiri dari alkaloid, flavonoid,
saponin dan fenol hidrokuinon. Uji senyawa flavonoid pada 4 jenis daun
menunjukkan hasil negatif karena tidak adanya perubahan warna setelah diberi
pereaksi. Hal tersebut dapat disebabkan karena adanya kesalahan dalam
praktikum, dari hasil penelitian menunjukkan bahwa daun singkong, daun pandan,
daun papaya dan daun salam mengandung senyawa flavonoid dan senyawa
saponin. Daun singkong memiliki kandungan senyawa saponin, vitamin C,
triterpenoid, tanin dan flavonoid (Octasari et al., 2022). Daun pandan wangi
memiliki kandungan senyawa flavonoid, alkaloid, dan polifenol (Lingling, 2022).
Daun pepaya juga mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, saponin, tanin,
vitamin C, vitamin E, kolin, dan karposid. Daun pepaya juga mengandung
mineral, saperti; kalium, kalsium, magnesium, tembaga, zat besi, zink dan mangan
(Alzanando et al., 2022). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Silalahi, (2017)
dalam Septiana et al., (2021), hasil ekstraksi daun salam diketahui memiliki
kandungan flavoniod, minyak atsiri, seskuiterpen, fenol, steroid, sitral, lakton,
saponin. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Yuliati, (2012) dalam Septiana
et al., (2021), ekstrak daun salam juga mengandung senyawa tanin dan flavonoid
yang dapat menghasilkan aktivitas sebagai antimikroba.
Uji senyawa alkaloid yang dilakukan pada keempat jenis daun menunjukkan
bahwa daun pepaya dan daun pandan yang diberi penambahan pereaksi Meyer
menunjukkan adanya endapan putih yang artinya terdapat senyawa alkaloid
didalam daun tersebut, daun pepaya dan daun pandan yang diberi penambahan
pereaksi Wagner juga menunjukkan hasil positif bahwa daun tersebut
mengandung senyawa alkaloid hal itu ditunjukkan dengan adanya endapan
berwarna hitam pada sampel. Metode analisis ini memiliki prinsip dimana
pengendapan terjadi dikarenakan ada substitusi ligan. Atom N pada alkaloid
memiliki PEB yang dapat menggantikan ion ion pada reagen yang ada. Reagen
Mayer terkandung kalium iodide dan merkurii klorida (kalium tetraiodomerkurat
Universitas Sriwijaya
9
Universitas Sriwijaya
BAB 5
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Uji senyawa alkaloid pada daun pepaya dan daun pandan menunjukkan hasil
positif dengan adanya endapan putih dan hitam setelah pemberian pereaksi.
2. Hasil uji saponin menunjukkan negatif pada keempat jenis daun, walaupun
sebelumnya diketahui bahwa beberapa daun tersebut mengandung senyawa
saponin. Hal ini mungkin disebabkan oleh kesalahan teknis selama pengujian.
3. Meskipun hasil uji flavonoid pada empat jenis daun menunjukkan negatif,
penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa daun singkong, daun pandan,
daun pepaya, dan daun salam mengandung senyawa flavonoid
4. Uji senyawa fenol hidrokuinon pada Daun singkong, daun pandan dan daun
pepaya menujukkan hasil yang positif ditandai dengan adanya perubahan
warna pada sampel
5. Kegagalan dalam mendeteksi beberapa senyawa fitokimia dapat disebabkan
oleh beberapa faktor, salah satunya adalah ukuran partikel sampel yang
terlalu besar.
10 Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA
Alzanando, R., Yusuf, M., dan Tutik, T. 2022. Analisis Kadar Senyawa Alkaloid
dan Flavonoid Total Ekstrak Etanol Daun Pepaya (Carica papaya L.)
Menggunakan Spektrofotometri UV-Vis. Jurnal Farmasi Malahayati, 5
(1), 108-120.
Darma, W., dan Marpaung, M. P. 2020. Analisis Jenis dan Kadar Saponin Ekstrak
Akar Kuning (Fibraurea Chloroleuca Miers) Secara Gravimetri. Dalton:
Jurnal Pendidikan Kimia dan Ilmu Kimia, 3 (1), 51-59.
Fertiasari, R., Leni, L., dan Kristiandi, K. 2023. Analisis Hidrokuinon pada
Kosmetik Cair Menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
(Kckt). Media Ilmiah Kesehatan Indonesia, 1 (1), 6-11.
Husni, A., Subaryono, Pranoto, Y., Tazwir., dan Ustadi. 2019. Pengembangan
Metode Ekstraksi Alginat dari Rumput Laut (Sargassum Sp.) sebagai
Bahan Pengental. Agritech, 32 (1), 1-8.
Jumania, J., Sukmawati, E., Mutiadin, C., dan Sari, S. R. 2020. Skrining Fitokimia
Ekstrak Tanaman Tambalepen dan Pengaruh Penghambatannya terhadap
Bakteri Salmonella thypi. In Prosiding Seminar Nasional Biotik, 8 (1).
347-354.
Lase, O. M., Pratiwi, S. R., Nurohma, A., Widia, W., Marcelino, M.,
Adisyahputra, A., dan Roanisca, O. 2022. Skrinning Fitokimia Kualitatif
dari Ekstrak Daun Nipah (Nypa Fruticans). In Proceedings Of National
Colloquium Research And Community Service, 5, 85-87.
11 Universitas Sriwijaya
11
Ningsih, D. S., Henri, H., Roanisca, O., dan Mahardika, R. G.2020. Skrining
Fitokimia dan Penetapan Kandungan Total Fenolik Ekstrak Daun
Tumbuhan Sapu-Sapu (Baeckea frutescens L.). Biotropika: Journal of
Tropical Biology, 8 (3), 178-185.
Octasari, P. M., Wardani, D. K., dan Sari, E. L. 2022. Uji Daya Analgetik dan
Antiinflamasi Ekstrak Etanolik Daun Singkong (Manihot Utilissima Pohl.)
pada Mencit Galur Swiss. Jurnal Wiyata: Penelitian Sains dan
Kesehatan, 9 (2), 149-161.
Putri, P. A., Chatri, M., dan Advinda, L. 2023. Karakteristik Saponin Senyawa
Metabolit Sekunder pada Tumbuhan. Jurnal Serambi Biologi, 8 (2), 252-
256.
Wang, T., Li, Q., Bi, K., 2018. Bioactive Flavonoids In Medicinal Plants:
Structure, Activity And Biological Fate. Asian J. Pharm. 13, 12–23
Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN GAMBAR
Daun
Perlakuan Daun pepaya Daun pandan Daun salam
singkong
Uji Alkaloid
(Mayer)
Uji Alkaloid
(Wagner)
Uji Flavonoid
Uji Saponin
Uji Fenol
Hidrokuinon
Universitas Sriwijaya