Anda di halaman 1dari 8

PROSEDUR IDENTIFIKSI

SENYAWA METABOLIT SEKUNDER


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia Organik Bahan Alam
Dosen Pengampu: Dr. Ir. Erwin, M.Si.

Disusun Oleh:
NUR AINA
2007036048

PROGRAM STUDI S-1 KIMIA


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di Era berkembang saat ini seperti di Indonesia, dimana dalam pengobatan
dengan berjalannya perkembangan saat ini banyak alat modern yang digunakan
untuk pengobatan. Dan juga pengobatan alternatif menggunakan tumbuhan yang
masih sangat sering digunakan saat ini. Seperti tumbuhan mempunyai kandungan
metabolit sekunder seperti terpenoid, tanin, flavonoid, alkaloid, kumarin, steroid,
saponin, fenolik dan lain – lainnya. Metabolit sekunder merupakan senyawa yang tidak
digunakan sebagai proses pertumbuhan, tetapi sebagai bentuk pertahanan diri dari
lingkungannya. Metabolit sekunder terdiri dari molekulmolekul kecil yang mengandung
senyawa spesifik dengan fungsi dan peranan yang berbeda . Alkaloid, flavonoid, saponin
terpenoid termasuk ke dalam golongan metabolit sekunder yang sering dijumpai pada
ekstrak tanaman (Variani, 2021)
Tumbuhan obat - obatan telah digunakan dalam pengobatan tradisional secara
turun temurun oleh masyarakat yang ada di Indonesia. Salah satu diantaranya
adalah tumbuhan yang mengandung metabolit sekunder seperti terpenoid,alkaloid,
saponin,steroid. Metabolit sekunder adalah suatu senyawa non essensial, metabolit
sekunder sering dijumpai dalam bentuk bermacam-macam dan berbeda. Metabolit
sekunder berfungsi untuk melindungi tanaman dan gangguan hama dan penyakit baik dari
tanaman itu sendiri dan lingkungan sekitarnya .Uji fitokimia merupakan uji pendahuluan
yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya kandungan senyawa metabolit
sekunder yang terdapat dalam suatu ekstrak. Senyawa metabolit digolongkan menjadi
beberapa jenis berdasarkan struktur kimianya diantarnya golongan alkaloid, flavonoid,
saponin, triterpenoid, steroid, tanin, dan antraquinon glikosida. Metabolit sekunder
merupakan senyawa yang tidak digunakan sebagai proses pertumbuhan, tetapi sebagai
bentuk pertahanan diri dari lingkungannya. Metabolit sekunder terdiri dari molekulmolekul
kecil yang mengandung senyawa spesifik dengan fungsi dan peranan yang berbeda
(Variani, 2021).
Oleh karena itu, makalah ini dibuat bertujuan untuk mengetahui prosedur identifikasi
senyawa metabolit sekunder steroid, untuk mengetahui prosedur identifikasi senyawa
metabolit sekunder terpenoid, untuk mengetahui prosedur identifikasi senyawa metabolit
sekunder fenolik, untuk mengetahui prosedur identifikasi senyawa metabolit sekunder
alkaloid, untuk mengetahui prosedur identifikasi senyawa metabolit sekunder saponin.
1.2 Rumusan Masalah
- Bagaimanakah prosedur identifikasi senyawa metabolit sekunder steroid ?
- Bagaimanakah prosedur identifikasi senyawa metabolit sekunder terpenoid?
- Bagaimanakah prosedur identifikasi senyawa metabolit sekunder fenolik ?
- Bagaimanakah prosedur identifikasi senyawa metabolit sekunder alkaloid ?
- Bagaimanakah prosedur identifikasi senyawa metabolit sekunder saponin ?
1.3 Tujuan Percobaan
- Untuk menegetahui identifikasi senyawa metabolit sekunder steroid
- Untuk menegetahui identifikasi senyawa metabolit sekunder terpenoid
- Untuk menegetahui identifikasi senyawa metabolit sekunder fenolik
- Untuk menegetahui identifikasi senyawa metabolit sekunder alkaloid
- Untuk menegetahui identifikasi senyawa metabolit sekunder saponin
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Prosedur Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder Flavonoid


Menurut Dwidjo seputro, flavonoid merupakan senyawa fenol sementara
senyawa fenol dapat bersifat koagulator protein. Flavonoid berfungsi sebagai
antibakteri dengan cara membentuk senyawa kompleks terhadap protein
extraseluler yang mengganggu integritas membran sel bakteri (Rachmawati, 2019)
Identifikasi flavonoid dilakukan dengan sebanyak 1 mL ekstrak dimasukkan
ke dalam 3 tabung reaksi. Tabung 1 ditambahkan 1 mL pereaksi Pb asetat 10%,
Tabung 2 ditambahkan beberapa tetes pereaksi NaOH 20%, dan tabung 3 sebagai
kontrol. Adanya senyawa flavonoid ditandai dengan terbentuknya endapan
berwarna kuning pada ekstrak yang ditambahkan Pb asetat 10% dan adanya
perubahan warna kuning pada ekstrak yang ditambah pereaksi NaOH 20%.

2.2 Prosedur Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder Alkaloid


Ernawati (2018) mengungkapkan bahwa senyawa golongan alkaloid
memiliki aktivitas biologis yang cukup berpotensi dalam berbagai aspek. Hasil
penelitiannya melaporkan bahwa alkaloid memiliki potensi sebagai antimalaria,
juga memiliki aktivitas sebagai antikanker, antimalaria, antioksidan, antiinflamasi.
Golongan alkaloid diantaranya morfin, kafein, kikine, kokain, dan atropine
berperan sebagai pereda nyeri dan penghilang rasa sakit dalam bidang farmasi
(Variani, 2021).
Alkaloid memiliki kemampuan sebagai antibakteri. Mekanisme yang diduga
adalah dengan cara mengganggu komponen penyusun peptidoglikan pada sel
bakteri, sehingga lapisan dinding sel tidak terbentuk secara utuh dan menyebabkan
kematian sel tersebut (Rachmawati, 2019).
Identifikasi Uji alkaloid dilakukan dengan menguapkan 2 mL ekstrak pada
cawan porselen hingga diperoleh residu. Kemudian, residu dilarutkan dengan 5 mL
HCl 2N. Lalu, dibagi ke dalam 2 tabung dan ditambahkan dengan pereaksi Mayer
dan pereaksi Dragendorff pada masing-masing tabung. Uji positif ditandai dengan
adanya endapan jingga pada pereaksi Mayer dan endapan berwarna kuning pada
pereaksi Dragendorff.

2.3 Prosedur Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder Saponin


Saponin berasal dari kata ‘Sapo’ yang artinya sabun. Penelitian yang
dilakukan oleh Matthew et al. (2018) melaporkan bahwa senyawa saponin memiliki
aktivitas antimalaria karena dapat menghambat polimerisasi heme. Pada usus
manusia diketahui bahwa saponin dapat mengurangi risiko kanker usus besar
dengan mengikat asam empedu primer sehingga dapat menekan produksi asam
empedu sekunder.
Saponin diuji keberadaannya dengan cara 4 mL ekstrak dicampur dengan 5
mL aquades, kemudian dikocok. Uji positif ditandai dengan adanya busa stabil
setinggi 1 cm selama 10 menit.
2.4 Prosedur Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder Poliketida
Pemisahan dapat dilakukan dengan beberapa metode pemisahan. Contoh
yaitu dilakukan maserasi atau perkolasi menggunakan pelarut alkohol (methanol,
aseton atau etanol). Ekstrak yang berupa ekstrak kasar yang diperoleh selanjutnya
dapat dipisahkan dengan menggunakan metode vacuum liquid chromatography,
kromatografi lapis tipis, kromatografi kolom dan kromatografi kertas. (Julianto,
2019).

2.5 Prosedur Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder Terpenoid


Terpenoid merupakan komponen penyusun minyak atsiri. Minyak atsiri
berasal dari tumbuhan yang pada awalnya dikenal dari penentuan struktur secara
sederhana, yaitu dengan perbandingan atom hydrogen dan atom karbon dari suatu
senyawa terpenoid yaitu 8 : 5 dan dengan perbandingan tersebut dapat dikatakan
bahwa senyawa teresbut adalah golongan terpenoid. Minyak atsiri bukanlah
senyawa murni akan tetapi merupakan campuran senyawa organic yang kadangkala
terdiri dari lebih dari 25 senyawa atau komponen yang berlainan. Sebagian besar
komponen minyak atsiri adalah senyawa yang hanya mengandung karbon dan
hydrogen atau karbon, hydrogen dan oksigen. Minyak atsiri adalah bahan yang
mudah menguap sehingga mudah dipisahkan dari bahan-bahan lain yang terdapat
dalam tumbuhan. Salah satu cara yang paling banyak digunakan adalah
memisahkan minyak atsiri dari jaringan tumbuhan adalah destilasi. Dimana, uap air
dialirkan kedalam tumpukan jaringan tumbuhan sehingga minyak atsiri tersuling
bersama-sama dengan uap air. Setelah pengembunan, minyak atsiri akan
membentuk lapisan yang terpisah dari air yang selanjutnya dapat dikumpulkan.
Minyak atsiri terdiri dari golongan terpenoid berupa monoterpenoid (atom C 10)
dan seskuiterpenoid (atom C 15)
Identifikasi triterpenoid dilakukan dengan menguapkan ekstrak sebanyak 2
mL hingga terbentuk residu, lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Hasil residu
ditambahkan 0.5 mL kloroform.
2.6 Prosedur Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder Steroid
Steroid adalah senyawa organik, dan kita tahu bahwa senyawa organik harus
mengandung karbon. Oleh karena itu, senyawa organik adalah hal-hal seperti
karbohidrat, protein dan lipid. Bahkan, steroid diklasifikasikan dalam kelompok
lipid. Ini agak menarik karena kita melihat bahwa struktur dasar steroid berbeda
sedikit dari lemak yang lain seperti trigliserida atau fosfolipid. Namun, steroid
masih memenuhi kategori ini karena, seperti lemak lainnya, steroid dibuat sebagian
besar dari atom karbon dan hidrogen dan mereka tidak larut dalam air.
Identifikasi steroid dilakukan dengan menguapkan ekstrak sebanyak 2 mL
hingga terbentuk residu, lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Hasil residu
ditambahkan 0.5 mL kloroform. Setelah itu, ditambahkan dengan 0.5 mL asam
asetat glasial dan 2 mL asam sulfat pekat. Diperoleh munculnya cincin biru
kehijauan menunjukkan adanya senyawa steroid.
BAB III
PENTUP

3.1 Kesimpulan
- Senyawa metabolit sekunder dapat di identifikasi menggunakan uji fitokimia
- Senyawa metabolit sekunder Flavonoid dapat diidentifikasi menggunakan
perekasi Pb asetat 10%
- Senyawa metabolit sekunder Alkoloid dapat diidentifikasi menggunakan
perekasi mayer dan perekasi dragendroff
- Senyawa metabolit sekunder poliketida dapat diidentifikasi menggunakan
metode maserasi atau perkolasi
- Senyawa metabolit sekunder terpenoid dapat di identifikasi menggunakan
pelarut kloroform
- Senyawa metabolit sekunder steroid dapat diidentifikasi menggunakan
pelarut kloroform, asam asetat galsial dan asam sulfat.
DAFTAR PUSTAKA

Variani, Yusifa A, Setyaningrum E. 2021. Analisis Senyawa Bioaktif Ekstrak


Metabolit Sekunder Serratia marcescens strain MBC. Indonesian Journal of
Chemical Analysis. 4(2): 64 - 71
Rachmawati, FA, Citra, DA. 2019. Manfaat Sirih Merah (Piper Crocatum) Sebagai
Agen Anti Bakterial Terhadap Bakteri Gram Positif Dan Gram Negatif.
Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan Indonesia. 3(2): 13-19

Anda mungkin juga menyukai