Anda di halaman 1dari 11

PERCOBAAN 8:

IDENTIFIKASI SENYAWA KIMIA DALAM TUMBUHAN

1. Kompetensi Dasar
Sebelum melakukan praktikum, mahasiswa harus paham mengenai senyawa
kimia dalam tumbuhan, berupa metabolit primer dan sekunder.
2. Indikator Capaian
Ketepatan dalam melakukan identifikasi senyawa yang terkandung di dalam
tumbuhan
3. Tujuan Praktikum
Mahasiswa mampu melakukan identifikasi senyawa yang terkandung di dalam
tumbuhan
4. Uraian Teori
a. Perbedaan Metabolit Primer & Sekunder
Tumbuhan memerlukan elemen - elemen nutrisi yang esensial untuk
dapat melengkapi pertumbuhan vegetatif, untuk fungsi spesifik biokimia, dan
pembentukan metabolit yang esensial. Elemen-elemen esensial yang
didasarkan pada jumlah kebutuhan tanaman dibagi dalam tiga kelas, yaitu
Unsur hara primer (mayor) terdiri atas N, P, dan K. (Suyanto, 2017) Senyawa
metabolit primer adalah senyawa yang dihasilkan oleh makhluk hidup yang
bersifat esensial pada proses metabolisme sel dan keseluruhan proses sintesis
dan perombakan zat-zat ini yang dilakukan oleh organisme untuk
kelangsungan hidupnya. Senyawa metabolit primer terdiri dari karbohidrat,
protein dan lemak. (Wahidah, 2017)
b. Macam-macam golongan senyawa metabolit sekunder beri masing-masing
contoh senyawa dan strukturnya
 Flavonoid
Salah satu metabolit sekunder yang penting pada tumbuhan
adalah flavonoid yang merupakan turunan dari 2-phenyl-benzyl-γ-pyrone
dengan biosintesis menggunakan jalur fenilpropanoid. Flavonoid pada
tumbuhan berperan memberi warna, rasa pada biji, bunga, dan buah serta
aroma serta melindungi tumbuhan dari pengaruh lingkungan, sebagai
antimikroba, dan perlindungan dari paparan sinar UV. (Mierziak et al.,
2014) Dalam bidang kesehatan, flavonoid berperan sebagai anti bakteri,
anti oksidan, anti inflamasi, dan anti diabetes (Panche et al., 2016).
Struktur dasar flavonoid terdiri dari dua gugus aromatik yang
digabungkan oleh jembatan karbon (C6-C3-C6). Adapun gambar struktur
dari turunan flavonoid seperti berikut : (Arifin,2018)

Gambar 1. Struktur Turunan Flavonoid


 Tannin
Tanin adalah senyawa polifenol dengan gugus hidroksil yang
kompleks dan mempunyai bentuk yang beragam dengan berat molekul
tinggi sekitar 500 hingga 20.000 Da (Elgailani dan Christine, 2016).
Tanin merupakan jenis senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada
tanaman dan disintesis oleh tanaman itu sendiri. Sebagian besar tanin
terdapat pada vakuola atau dinding permukaan tanaman, seperti pada
tunas, jaringan akar, daun, batang, dan benih. Tersebar luas juga pada
gymnospermae dan angiospermae, namun paling banyak dijumpai
pada tanaman dikotil (berkeping dua) karena tanin termasuk dalam
komponen zat organik yang merupakan turunan polimer pada
berbagai jenis tanaman. (Hersila,2023)

Gambar 2. Struktur Tannin


 Fenolik
Senyawa fenolik merupakan senyawa yang dihasilkan oleh
tumbuhan sebagai respons terhadap stres lingkungan. Senyawa fenolik
berfungsi sebagai pelindung terhadap sinar UV-B dan kematian sel untuk
melindungi DNA dari dimerisasi dan kerusakan. Komponen pada
senyawa ini diketahui memiliki peranan penting sebagai agen pencegah
dan pengobatan beberapa gangguan penyakit seperti arteriosklerosis,
disfungsi otak, diabetes dan kanker. Kelompok terbesar dari senyawa
fenolik adalah flavonoid. Setiap tumbuhan umumnya mengandung satu
atau lebih senyawa kelompok flavonoid dan memiliki komposisi
kandungan flavonoid yang khas. (Hanin 2016) Flavonoid terdapat
hampir di semua bagian tumbuhan, seperti daun, akar, kulit tepung sari,
nektar, bunga, buah dan biji. Senyawa flavonoid memiliki aktivitas
antioksidan yang dapat meningkatkan pertahanan diri dari penyakit yang
diinduksi oleh radikal bebas. Aktivitas antioksidan pada senyawa
flavonoid diketahui memiliki potensi untuk mencegah terjadinya
penumpukan lemak sehingga mampu mengatasi masalah obesitas yang
menjadi penyebab penyakit DM. Selain itu senyawa flavonoid juga
diketahui dapat mengurangi risiko terjadinya penyakit jantung dan
kanker. (Malangngi L 2012)

Gambar 3. Struktur Fenol


 Terpenoid / steroid
Terpenoid merupakan kelas metabolit sekunder yang tersusun
oleh unit isopren yang berkarbon 5 (-C5) yang disintesa dari asetat
melalui jalur asam mevalonik. Terpenoid juga merupakan kelas metabolit
sekunder terbesar yang memiliki jenis senyawa yang beragam. Struktrur
terpenoid yang beragam dapat berupa molekul linier hingga polisiklik,
dengan ukuran dari hemiterpen berunit lima karbon hingga karet yang
memiliki ribuan unit isoprene. Berdasarkan jumlah unit isopren yang
dimilikinya, terpenoid diklasifikasikan menjadi hemiterpen, monoterpen,
sesquiterpen, diterpen, triterpen, tetraterpen dan politerpen.
Terpenoid dinyatakan memiliki berbagai aktifitas farmakologi.
Beberapa diantaranya adalah, triterpenoid dari daun Terminalia arjuna
Roxb dinyatakan memiliki aktivitas sebagai antikanker, triterpenoid dari
tanaman Vernonia auriculifera Hiern dilaporkan memiliki aktivitas
antimikrobial serta terpenoid dari Rizhoma curcumae memiliki aktivitas
antikanker. Terpenoid dari berbagai tanaman memiliki sifat-sifat seperti
anti karsinogenik, antimalaria, anti-ulcer, hepatisidal, dan antimicrobial.
(Hartati 2016)

Gambar 4. Struktur Terpenoid


 Saponin
Saponin metabolit sekunder yang terkandung dalam tanaman.
Jenis senyawa ini tergolong kelompok komponen organik yang memiliki
kapasitas steroid yang baik. Semua organ tumbuhan seperti buah, bunga,
daun, batang dan akar dapat ditemukan senyawa metabolic sekunder
saponin. Struktur molekul saponin yang terdiri dari rangkaian atom C dan
H membuat senyawa ini memiliki aktivitas biologis sebagai anti bakteri
yang pada umumnya diaplikasikan dalam pembuatan sabun (Adawiyah,
2012).
Saponin dapat dikembangkan dalam berbagai bidang seperti
bidang pertanian, industri kosmetik, sampo, makanan maupun
obatobatan. Senyawa saponin diaplikasikan dalam dunia obat-obatan
karena diketahui memiliki aktifitas sebagai obat antifungal, antibakteri
serta anti tumor (Bintoro dkk, 2017). Serat matang buah lontar diduga
mengandung saponin. Penelitian ini diharapkan berguna dan bermanfaat
dalam pengembangan potensi sumber daya lokal untuk industri.

Gambar 5. Struktur Saponin


5. Metode Praktikum
a. Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu Bahan simplisia,
serbuk :
1. Alkohol
2. FeCl3 5%
3. Fehling A
4. Fehling B
5. HCl pekat
6. HCl 2%
7. Reagen Dragendorf
8. Reagen Meyer
9. Serbuk Mg
10. NaOH
b. Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu :
1. Air Tabung Reaksi
2. Penjepit Tabung Reaksi
3. Pembakar Spritus
4. Penangas
5. Rak Tabung Reaksi
c. Prosedur Kerja
c.1.1) Identifikasi Flavonoid
Larutan A sebanyak 5 ml dalam tabung reaksi : Ditambahkan 0,1
gram serbuk Mg, 2 ml larutan alkohol : asam klorida (1:1) dan pelarut
amil alkohol.
Dikocok kuat-kuat, kemudian dibiarkan memisah. Reaksi positif jika
menunjukkan warna merah/kuning/jingga pada amil alkohol

c.1.2) Identifikasi Flavonoid

Larutan A sebanyak 5 ml dalam tabung reaksi ditambahkan 0,1 gram


serbuk Mg dan ±1 ml asam klorida pekat.

dikocok kuat-kuat, kemudian dibiarkan memisah. Reaksi positif jika


menunjukkan warna merah/kuning/jingga pada amil alkohol

c.2.1) Identifikasi tannin


Sebanyak 5 ml larutan A ditambah pereaksi FeCl3 5% b/v akan
menghasilkan warna hijau violet. Pengujian lain dilakukan dengan
cara: Larutan uji ditambahkan larutan 10% gelatin akan timbul
endapan putih.

Larutan uji ditambahkan larutan NaCl-gelatin (larutan 1% gelatin


dalam larutan 10% NaCl dengan perbandingan 1:1). akan timbul
endapan dan dibandingkan dengan hasil yang diatas.
c.3.1) Identifikasi Tanin

Diambil serbuk 0,5 gram dimasukkan ke dalam tabung reaksi,


kemudian ditambah air panas 10 ml

Dinginkan lalu dikocok kuat-kuat selama 10 detik. Saponin positif


bila terbentuk buih yang mantap setinggi 1 sampai 10 cm. Pada
penambahan 1 tetes asam klorida 2N buih tidak hilang.
c.4.1) Identifikasi Alkaloid

Dimasukkan 5 ml larutan A dalam tabung reaksi, kemudian ditambah


1,5 ml HCl 2%. Larutan dibagi 3 sama banyak dalam tabung reaksi :
a) Tabung I untuk pembanding
b) Tabung II ditambahkan 2-4 tetes reagen Dragendorff
menunjukkan adanya kekeruhan atau endapan coklat
c) Tabung III ditambahkan 2-4 tetes reagen Meyer menunjukkan
adanya endapan putih kekuningan.

c.5.1) Identifikasi Fenolik

Masukkan 5 ml larutan A dalam tabung reaksi, ditambahkan 5 ml


FeCl3 maka akan terbentuk warna biru gelap/hijau gelap

c.6.1) Identifikasi Triterpenoid/Steroid


Penyiapan larutan uji: Serbuk simplisia 1 g diekstraksi dengan etanol
96% 20 mL selama 15 menit, kemudian saring. 1 mL filtrat
direaksikan dengan 0,5 mL Liebermann-Burchard (asam asetat
anhidrida dan H2SO4 pekat) akan menghasilkan warna hijau biru.
Identifikasi lain dengan cara penambahan vanilin-H2SO4 atau
anisaldehid- H2SO4 akan menghasilkan warna biru, hijau, merah dan
coklat.

Diidentifikasi lain dengan cara penambahan vanilin-H2SO4 atau


anisaldehid- H2SO4 akan menghasilkan warna biru, hijau, merah dan
coklat.
DAFTAR PUSTAKA
Alfaridz, Faizal. "Review jurnal: klasifikasi dan aktivitas farmakologi dari senyawa
aktif flavonoid." Farmaka 16.3 (2018).

Arifin, Bustanul, and Sanusi Ibrahim. "Struktur, bioaktivitas dan antioksidan


flavonoid." Jurnal Zarah 6.1 (2018): 21-29.

Bintoro,A, Ibrahim, A. M,& Situmeang, B., 2017. Analisis Dan Identifikasi Senyawa
Saponin Dari Daun Bidara (Zhizipus Mauritania L.). Jurnal ITEKIMA. 2(1):84-
94. Jurusan Kimia Sekolah Tinggi Analis Kimia Cilegon, Banten.

Hartati I., Nurfaizin S., Suwardiyono., Kurniasari L.2016. Ekstraksi Gelombang


Mikro Terpenoid Daun Surian (Toona Sureni Merr). Inovasi Teknik
Kimia.1(2):98-103

Malangngi L., Sangi M., Paendong J. 2012. Penentuan Kandungan Tanin dan Uji
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Biji Buah Alpukat (Persea americana Mill.).
Jurnal Mipa UNSRAT Online,1(1): 5-10

Mierziak, J., Kostyn, K., Kulma, A., 2014. Flavonoids as important molecules of
plant interactions with the environment.Mol. Basel Switz. 19, 16240–16265.

Suyanto, Agus, Agnes Tutik Purwani Irianti, dan F. Tamtomo. PENINGKATAN


PERTUMBUHAN DAN METABOLIT PRIMER TANAMAN SELEDRI
(Apium Graveolens L) DENGAN PUPUK NITROGEN DAN INTENSITAS
CAHAYA. Jurnal Agrosains 14.1 (2017).

Wahidah, Nur, Ratman Ratman, dan Purnama Ningsih. “Analisis Senyawa Metabolit
Primer Pada Jamur Merang (Volvariela volvaceae) Di Daerah Perkebunan
Kelapa Sawit Lalundu.” Jurnal Akademika Kimia 6.1 (2017): 43-47.

Anda mungkin juga menyukai