PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
makhluk diatas bumi ini. Tumbuhan sebenarnya merupakan produk kimia yang
canggih, setiap saat dapat memproduksi senyawa kimia secara teratur dan
terkadang tidak menyadari bahwa tumbuhan yang tumbuh liar disekitarnya dapat
merupakan zat bioaktif yang berkaitan dengan kandungan kimia dalam tumbuhan,
sehingga tumbuhan dapat digunakan sebagai bahan obat untuk berbagai macam
berlangsung, jenis tanaman yang dapat dipakai sebagai obat tradisional ternyata
1
banyak macamnya, manfaat secara umum masih berdasarkan pengalaman turun
menurun dari nenek moyang. Upaya penelitian sangat di butuhkan untuk memberi
untuk hipelipidemia adalah adalah jagung manis. Selain sebagai pangan, pada biji
senyawa fenol, flavonoid, alkaloid, saponin, tanin dan alantoin (Rustini, dkk,
2017). Selain jagung manis, terdapat varietas baru dari jagung berupa jagung ungu
yang juga memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Jagung ungu (Zea mays var
Ceratina Kulesh) memiliki nilai gizi yang lebih tinggi dibandingkan dengan
jagung kuning dan jagung putih. Selain itu, jagung ungu memiliki kandungan
Jagung ungu atau disebut blue corn kadang juga disebut purple corn
mengandung antosianin dan flavanoid serta kadar fenolik sekitar 6%. Warna ungu
pada jagung ungu ini karena kandungan antosianin yang tersusun dari senyawa
sifat kimia yang mirip dengan basa. Metabolit sekunder ini ditemukan sekitar 20%
2
spesies pada tanaman yang memiliki efek pertahanan terhadap patogen. Karena
aktivitas biologisnya yang kuat, banyak dari skitar 12.000 alkaloid diketahui telah
digunakan sebagai obat, stimulant anastesi, dan racun (zhou, 2020). Ciri khas
alkaloid adalah bahwa semua alkaloid mengandung paling sedikit satu atom N
yang bersifat basa dan pada umumnya merupakan bagian dari cincin heterosiklik
(Batasan ini tidak terlalu tepat karena banyak senyawa hterosiklik nitrogen lain
yang ditemukan di alam yang bukan tergolong alkaloid). Menurut ciri tersebut,
maka alkaloid dapat dibedakan atas beberapa jenis yaitu alkaloid pirolidin ,
berdasarkan jenis tumbuhan dari mana alkaloid ditemukan dan berdasarkan asal-
merupakan salah satu kelompok senyawa fenolik yang banyak terdapat pada
2018). Flavonoid dapat dibagi menjadi 14 klas sesuai dengan tingkat cincin pusat
piran (Harborne, 1988), dari tingkat senyawa itu, empat klas mempunyai
penyebaran paling luas dan penting, yaitu antosianin, flavonol, flavon dan
3
Tanin adalah zat organik yang kompleks yang terdiri dari senyawa
fenolik. Tannin merupakan senyawa fenol yang memiliki berat molekul 500-3000
dan tanin terhidrolisis (Erlindawati. dkk, 2018). Tanin selain sebagai pemberi
aroma pada beberapa jenis minuman, juga memiliki manfaat beraneka ragam
mulai dari untuk obat dan pewarna makanan, antimikroba, obat sariawan dan
Terpen / terpenoid merupakan salah satu snyawa kimia kimia bahan alam
dan hydrogen, karbon, hydrogen dan oksigen yang bersifat aromatis serta
(Harbone, 1987). Senyawa terpenoid umunya larut dalam lemak dan terdapat
dalam sitoplasma sel tumbuhan. Sebagian besar senyawa alami ini memiliki
struktur siklik dan memiliki satu gugus fungsiatau lebih. Taksodon dan
kelompok senyawa khusus yang terdistribusi luas pada hewan dan tumbuha.
4
Semua steroid dibuat di dalam sl dengan bahan baku berupa lemak sterol, seperti
lanosterol pada hewan, maupun sikloartenol pada tumbuhan (Eva.J, dkk, 2022).
terkandung dalam tanaman. Semua organ tumbuhan seperti buah, bunga daun,
batang dan akar dapat ditemukan snyawa metabolik sekunder saponin. Struktur
molekul saponin yang terdiri dari rangkaan atom C dan H membuat senyawa ini
meredam reaksi radikal bebas dan oksidan, serta menghambat atau mencegah
(Fitri H, 2019).
senyawa adalah dengan mengukur aktivitas penangkapan radikal bebas dari DPPH
deloklisasi electron yang berlebih. Delokalisasi ini meningkatkan warna violet dan
absorbansi dalam etanol pada 517 nm. Ketika DPPH Bersama dengan senyawa
lain yang siap memberikan atom hydrogen, maka akan terbentuk DPPH
5
nonradical yang ditandai dengan hilangnya warna violet berubah menjadi kuning
pucat dan pikril yang masih ada (Alfinda N.K, dkk, 2019).
mengenai Skrining Profil Fitokimia dan Uji Aktifitas Antioksidan Ekstrak biji
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja kandungan kimia yang terdapat pada ekstrak biji jagung ungu
2. Berapa nilai IC50 ekstrak biji jagung ungu (Zea mays var Ceratina
Kulesh)?
3. Apakah ekstrak biji jagung ungu (Zea mays var Ceratina Kulesh) memiliki
aktivitas antioksidan?
C. Tujuan Penelitian
2. Untuk mengetahui nilai IC50 dari ekstrak biji jagung ungu (Zea mays var
Ceratina Kulesh) .
6
3. Untuk mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak etanol biji jagung ungu
D. Manfaat Penelitian
dari Ekstrak biji jagung ungu (Zea mays var Ceratina Kulesh) Serta penelitian ini
khususnya tumbuhan jagung ungu (Zea mays var Ceratina Kulesh) sebagai
E. Ruang Lingkup
Jagung ungu (Zea mays var Ceratina Kulesh) sering digunakan sebagai
sekunder ekstrak jagung ungu (Zea mays var Ceratina Kulesh) dan seberapa besar
aktivitas antoksidannya.