Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tumbuhan memegang peranan penting bagi kelangsungan hidup

makhluk diatas bumi ini. Tumbuhan sebenarnya merupakan produk kimia yang

canggih, setiap saat dapat memproduksi senyawa kimia secara teratur dan

seimbang baik sebagai produk metabolit primer maupun sekunder. Masyarakat

terkadang tidak menyadari bahwa tumbuhan yang tumbuh liar disekitarnya dapat

dimanfaatkan sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit dan pemeliharaan

kesehatan. Senyawa metabolit sekunder yang terdapat dalam tumbuhan

merupakan zat bioaktif yang berkaitan dengan kandungan kimia dalam tumbuhan,

sehingga tumbuhan dapat digunakan sebagai bahan obat untuk berbagai macam

penyakit (Titis dkk., 2013).

Tumbuhan umumnya mengandung senyawa - senyawa kimia yang

banyak ragamnya. Senyawa kimia di dalam tumbuhan dibentuk dan diuraikan

melalui dua sistem metabolisme, yaitu metabolisme primer dan metabolisme

sekunder. Proses metabolisme primer melibatkan senyawa metabolit primer,

seperti karbohidrat, protein, lipid dan asam nukleat. Sedangkan metabolisme

sekunder menghasilkan produk berupa metabolit sekunder, seperti alkaloid,

flavonoid, tanin, terpenoid, steroid dan lain-lain (Mardiana, 2013).

Pemanfaatan tanaman sebagai obat tradisional sampai sekarang masih

berlangsung, jenis tanaman yang dapat dipakai sebagai obat tradisional ternyata

1
banyak macamnya, manfaat secara umum masih berdasarkan pengalaman turun

menurun dari nenek moyang. Upaya penelitian sangat di butuhkan untuk memberi

informasi bagi masyarakat tentang obat tradisional Indonesia dalam rangka

pengembangannya maupun pemanfaatannya obat itu sendiri. (Mardiana, 2013).

Salah satu jenis tanaman yang pemanfaatannya sebagai obat tradisional

untuk hipelipidemia adalah adalah jagung manis. Selain sebagai pangan, pada biji

jagung memiliki banyak kandungan senyawa metabolit yang berkhasiat seperti

senyawa fenol, flavonoid, alkaloid, saponin, tanin dan alantoin (Rustini, dkk,

2017). Selain jagung manis, terdapat varietas baru dari jagung berupa jagung ungu

yang juga memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Jagung ungu (Zea mays var

Ceratina Kulesh) memiliki nilai gizi yang lebih tinggi dibandingkan dengan

jagung kuning dan jagung putih. Selain itu, jagung ungu memiliki kandungan

antosianin, karoteroid, fenolik yang memilki banyak manfaat untuk kesehatan

manusia, salah satunya sebagai antioksidan (Qing-ping dan Jian-guo, 2011).

Jagung ungu atau disebut blue corn kadang juga disebut purple corn

mengandung antosianin dan flavanoid serta kadar fenolik sekitar 6%. Warna ungu

pada jagung ungu ini karena kandungan antosianin yang tersusun dari senyawa

cyanidin-3-glucoside, pelagornidin-3-glucoside, peonidin-3-glucoside. Senyawa

antosianin juga memiliki berbagai aktivitas biologik diantaranya anti

karsinogenik, anti mutagenik dan antioksidan (Aoki et al., 2010).

Alkaloid adalah senyawa alami (produk alam) yang mengandung nitrogen

dan memiliki aktivitas biologis yang signifikan. Alkaloid umumnya memuliki

sifat kimia yang mirip dengan basa. Metabolit sekunder ini ditemukan sekitar 20%

2
spesies pada tanaman yang memiliki efek pertahanan terhadap patogen. Karena

aktivitas biologisnya yang kuat, banyak dari skitar 12.000 alkaloid diketahui telah

digunakan sebagai obat, stimulant anastesi, dan racun (zhou, 2020). Ciri khas

alkaloid adalah bahwa semua alkaloid mengandung paling sedikit satu atom N

yang bersifat basa dan pada umumnya merupakan bagian dari cincin heterosiklik

(Batasan ini tidak terlalu tepat karena banyak senyawa hterosiklik nitrogen lain

yang ditemukan di alam yang bukan tergolong alkaloid). Menurut ciri tersebut,

maka alkaloid dapat dibedakan atas beberapa jenis yaitu alkaloid pirolidin ,

alkaloid piperidin alkaloid isoquinoline, alkaloid indol, alkaloid piridin dan

alkaloid tropan. Cara lain untuk mengkalsifikasikan alkaloid adalah klasifikasi

berdasarkan jenis tumbuhan dari mana alkaloid ditemukan dan berdasarkan asal-

usul biogenetic (Happy, 2022).

Flavonoid merupakan salah satu metabolit sekunder, flavonoid

mempunyai struktur C6-C3-C6. Tiap bagian C6 merupakan cincin benzena yang

terdistribusi dan dihubungkan atom C3 yang merupakan rantai alfatik. Flavonoid

merupakan salah satu kelompok senyawa fenolik yang banyak terdapat pada

jaringan tanaman. Flavonoid dapat berperan sebagai antioksidan. Aktivitas

antioksidan flavonoid bersumber pada kemampuan mendonasikan atom

hidrogennya atau melalui kemampuannya mengkelat logam (Erlindawati, dkk.

2018). Flavonoid dapat dibagi menjadi 14 klas sesuai dengan tingkat cincin pusat

piran (Harborne, 1988), dari tingkat senyawa itu, empat klas mempunyai

penyebaran paling luas dan penting, yaitu antosianin, flavonol, flavon dan

isoflavonoid (Suparno,T. 2015).

3
Tanin adalah zat organik yang kompleks yang terdiri dari senyawa

fenolik. Tannin merupakan senyawa fenol yang memiliki berat molekul 500-3000

daltons (Da). Berdasarkan tipe struktur dan aktivitasnya terhadap senyawa

hidrolitik, tanin diklasifikasikan dalam dua kelompok yaitu tanin terkondensasi

dan tanin terhidrolisis (Erlindawati. dkk, 2018). Tanin selain sebagai pemberi

aroma pada beberapa jenis minuman, juga memiliki manfaat beraneka ragam

mulai dari untuk obat dan pewarna makanan, antimikroba, obat sariawan dan

antioksidan (Siregar.N, 2022).

Terpen / terpenoid merupakan salah satu snyawa kimia kimia bahan alam

yang banyak digunakan sebagai obat. Peran terpenoid dari tumbuh-tumbuhan

dapat menghambat pertumbuhan tumbuhan pesaingnya dan sebagai insektisida.

Pada umumnya terpenoid merupakan senyawa yang hanya mengandung karbon

dan hydrogen, karbon, hydrogen dan oksigen yang bersifat aromatis serta

Sebagian mengandung atom karbon yang jumlahnya merupakan kelipatan lima

(Harbone, 1987). Senyawa terpenoid umunya larut dalam lemak dan terdapat

dalam sitoplasma sel tumbuhan. Sebagian besar senyawa alami ini memiliki

struktur siklik dan memiliki satu gugus fungsiatau lebih. Taksodon dan

vernomenin merupakan jenis senyawa terpenoid yang mempunyai efek fisiologis

terhadap manusia yaitu dapat menahan terjadinya pembelahan sel sehingga

mampu menghalangi pertumbuhan tumor (Atikah, 2021).

Steroid adalah senyawa organik lemak sterolyang terbentuk dari jalur

biogenesis yang sama dengan trpenoid. Steroid secara structural membentuk

kelompok senyawa khusus yang terdistribusi luas pada hewan dan tumbuha.

4
Semua steroid dibuat di dalam sl dengan bahan baku berupa lemak sterol, seperti

lanosterol pada hewan, maupun sikloartenol pada tumbuhan (Eva.J, dkk, 2022).

Saponin merupakan salah satu senyawa mtabolit sekunder yang

terkandung dalam tanaman. Semua organ tumbuhan seperti buah, bunga daun,

batang dan akar dapat ditemukan snyawa metabolik sekunder saponin. Struktur

molekul saponin yang terdiri dari rangkaan atom C dan H membuat senyawa ini

memiliki aktivitas biologis sabagai antibakteri yang pada umumnya diaplikasikan

pada pembuatan sabun (Adawiyah, 2012). Saponin dapat dikembangkan dalam

dunia obat-obatan karena diketahui memiliki aktifitas sebagai obat antifungal,

antibakteri serta anti tumor (Bintoro, 2017).

Antioksidan merupakan senyawa yang menghambat, mencegah atau

meredam reaksi radikal bebas dan oksidan, serta menghambat atau mencegah

terjadinya kerusakan jaringan. Menurut definisi antioksidan adalah senyawa yang

dapat mendonorkan elektronny. Definisi lain dari antioksidan adalah semua

substansi yang mapu mencegah pembentukan atau mencegah aktivitas oksidan

(Fitri H, 2019).

Metode yang digunakan untuk menguji aktivitas antioksidan suatu

senyawa adalah dengan mengukur aktivitas penangkapan radikal bebas dari DPPH

(2,2-difenil-1-pikrilhidrazil). DPPH merupakan radikal bebas yang stabildengan

deloklisasi electron yang berlebih. Delokalisasi ini meningkatkan warna violet dan

absorbansi dalam etanol pada 517 nm. Ketika DPPH Bersama dengan senyawa

lain yang siap memberikan atom hydrogen, maka akan terbentuk DPPH

5
nonradical yang ditandai dengan hilangnya warna violet berubah menjadi kuning

pucat dan pikril yang masih ada (Alfinda N.K, dkk, 2019).

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti ingin melakukan penelitian

mengenai Skrining Profil Fitokimia dan Uji Aktifitas Antioksidan Ekstrak biji

jagung ungu (Zea mays var Ceratina Kulesh).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dibuat rumusan masalah

pada penelitian ini adalah :

1. Apa saja kandungan kimia yang terdapat pada ekstrak biji jagung ungu

(Zea mays var Ceratina Kulesh)?

2. Berapa nilai IC50 ekstrak biji jagung ungu (Zea mays var Ceratina

Kulesh)?

3. Apakah ekstrak biji jagung ungu (Zea mays var Ceratina Kulesh) memiliki

aktivitas antioksidan?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui senyawa metabolit sekunder pada ekstrak biji jagung

ungu (Zea mays var Ceratina Kulesh)?

2. Untuk mengetahui nilai IC50 dari ekstrak biji jagung ungu (Zea mays var

Ceratina Kulesh) .

6
3. Untuk mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak etanol biji jagung ungu

(Zea mays var Ceratina Kulesh)

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah untuk

mendapatkan data ilmiah mengenai kandungan kimia dan aktivitas antioksidan

dari Ekstrak biji jagung ungu (Zea mays var Ceratina Kulesh) Serta penelitian ini

diharapkan jadi acuan dalam pengembangan penggunaan tumbuhan obat

khususnya tumbuhan jagung ungu (Zea mays var Ceratina Kulesh) sebagai

sumber bahan obat baru.

E. Ruang Lingkup

Jagung ungu (Zea mays var Ceratina Kulesh) sering digunakan sebagai

pengganti pangan untuk mencegah atau menrunkan diabetes. Namun pada

penelitian ini dikhususkan untuk mengetahui jenis senyawa kimia metabolit

sekunder ekstrak jagung ungu (Zea mays var Ceratina Kulesh) dan seberapa besar

aktivitas antoksidannya.

Anda mungkin juga menyukai