Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLIT SEKUNDER

PRAKTIKUM IV

PENENTUAN SECARA KUALITATIF

OLEH :

NAMA : DEWI SATRIA

STAMBUK : F1D1 13 008

KELOMPOK : IV (EMPAT)

ASISTEN PEMBIMBING : SELLA RESHA

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2016
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Metabolit sekunder adalah golongan senyawa yang terkandung dalam

tubuh organisme yang terbentuk melalui proses metabolisme sekunder yang

disintesis dari banyak senyawa metabolisme primer, seperti asam amino,

asetil koenzim A, asam mevalonat dan senyawa antara dari jalur shikimat.

Beberapa hal penting yang membedakan antara senyawa metabolit sekunder

dengan senyawa metabolit primer adalah penyebaran metabolit sekunder

lebih terbatas serta memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda untuk tiap

famili, spesies bahkan organ tanaman tertentu. Senyawa ini dapat hanya

diproduksi pada tahap pertumbuhan dan perkembangan tertentu atau selama

periode terjadinya cekaman serta adanya serangan pathogen.

Fungsi senyawa metabolit sekunder antara lain sebagai pertahanan

tubuh bagi tumbuhan dari serangan hama dan patogen penyebab penyakit,

sebagai atraktan hewan polinator dan sebagai hormon pengatur pertumbuhan.

Bagi manusia, senyawa metabolit sekunder digunakan sebagai bahan obat-

obatan, pewangi, fragran pada makanan dan minuman serta senyawa yang

digunakan dalam industri kosmetika. Penelitian telah membuktikan manfaat

mengkonsumi tanaman yang berkhasiat antioksidan, seperti dapat

menurunkan resiko penyakit jantung, kanker, katarak dan penyakit

degeneratif lainnya. Beberapa jenis tanaman yang menghasilkan senyawa

metabolit sekunder diantaranya yaitu Sirsak (Annona muricata) Mangga

(Mangifera indica), Jambu biji (Psidium guajava), Papaya (Carica papaya),


Tomat (Solanum licopersicum), Mengkudu (Morinda citrifolia), Jeruk (Citrus

sp.), Kemanggi, dan Bayam (Amaranthus sp.)

Tanaman memiliki kemampuan memproduksi metabolit sekunder yang

sangat banyak dan kompleks. Senyawa metabolit sekunder terbagi ke dalam

beberapa golongan besar yaitu alkaloid, fenolik dan terpenoid. Golongan

senyawa memiliki karakteristik yang spesifik baik dalam hal persenyawaan

maupun reaksi kimia yang kemudian menentukan perannya dalam tumbuhan.

Kandungan senyawa pada beberapa tumbuhan ini dapat dapat diketahui

dengan cara uji kualitafif. Berdasarkan latar belakang diatas, maka dilakukan

praktikum alkaloid.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum ini adalah bagaimana mempelajari

cara uji kadar tanin, flavonoid, dan alkaloid?


C. Tujuan Praktikum
Tujuan pada praktikum ini adalah untuk mempelajari cara uji kadar

tanin, flavonoid, dan alkaloid.


D. Manfaat Praktikum
Manfaat pada praktikum ini adalah dapat mempelajari cara uji kadar

tanin, flavonoid, dan alkaloid.


II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Metabolit Sekunder

Tanaman menghasilkan senyawa-senyawa metabolit sekunder yang

bersifat toksik dan dapat digunakan untuk mengobati berbagai jenis penyakit

pada manusia. Golongan senyawa metabolit sekunder adalah alkaloid,

flavonoid, saponin, tanin, steroid dan triterpenoid. Senyawa metabolit

sekunder yang dihasilkan oleh tanaman dapat dianalisis kemampuan

sitotoksiknya melalui metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Metode

BSLT adalah salah satu cara yang digunakan untuk mengetahui kemampuan

toksik terhadap sel (sitotoksik) dari suatu senyawa, yang dihasilkan oleh

ekstrak tanaman dengan menggunakan larva udang Artemia salina Leach

sebagai bioindikator (Kanwar, 2007). BSLT lazim digunakan karena lebih

murah, mudah, cepat dan hasilnya akurat. Selain itu, metode ini telah terbukti

memiliki hasil yang berkorelasi dengan kemampuan sitotoksik senyawa anti

kanker (Baud, dkk., 2014).

Senyawa metabolit sekunder merupakan produk detoksifikasi dari

timbunan metabolit yang beracun dan tidak dapat dibuang oleh tumbuhan

sehingga dengan cara lain ditimbun dalam jaringan tertentu dari tumbuhan.

Produk metabolisme detoksifikasi diduga akibat kemampuan tumbuhan

menghasilkan senyawa kimia sebagi senjata untuk mempertahankan diri dari

serangan hama dan faktor lingkungan yang hampir terjadi semua pada

tumbuhan. Jenis senyawa metabolit sekunder yang dimetabolisme tergantung

pada faktor biogenetik tumbuhan tersebut. Senyawa kimia tersebut seperti


alkaloid, flavonoid, triterpenoid, tanin, dan saponin. Senyawa-senyawa inilah

yang berperan sebagai bahan aktif yang dapat kemungkinan dapat

menghambat pertumbuhan bakteri A. hydrophyla. Menurut Jawetz et al.

(2001) pertumbuhan bakteri yang terhambat atau kematian bakteri akibat

suatu zat antibakteri dapat disebabkan oleh penghambatan terhadap sintesis

dinding sel, penghambatan terhadap fungsi membran sel, penghambatan

terhadap sintesis protein, atau penghambatan terhadap sintesis asam nukleat.

Mekanisme penghambatan yang mungkin terjadi adalah penghambatan

terhadap sintesis dinding sel yang didasarkan pada adanya kandungan

flavonoid yang merupakan senyawa. Senyawa fenol dapat bersifat koagulator

protein. Protein yang menggumpal tidak dapat berfungsi lagi, sehingga akan

mengganggu pembentukan dinding sel bakteri. Selain itu, juga diduga

berkaitan dengan adanya senyawa alkaloid yang juga dapat mempengaruhi

dinding sel (Darminto, dkk., 2009).

B. Alkaloid

Alkaloid merupakan kelompok terbesar dari metabolit sekunder yang

memiliki atom nitrogen. Sebagian besar atom nitrogen merupakan bagian dari

cincin heterosiklik. Alkaloid pada umumnya bersifat basa. Sebagian besar

alkaloid mempunyai aktivitas biologis tertentu. Beberapa alkaloid dilaporkan

memiliki sifat beracun, tetapi ada pula yang sangat berguna dalam

pengobatan. Sebagian besar senyawa alkaloid bersumber pada tumbuh-

tumbuhan. Alkaloid juga dapat ditemui pada bakteri, artopoda, amfibi, burung

dan mamalia. Alkaloid dapat ditemui pada berbagai bagian tanaman seperti
akar, batang, daun, dan biji. Alkaloid pada tanaman berfungsi sebagai: racun

yang dapat melindunginya dari serangga dan herbivora, faktor pengatur

pertumbuhan, dan senyawa simpanan yang mampu menyuplai nitrogen dan

unsur-unsur lain yang diperlukan tanaman (Hartati, 2010).

C. Tanin

Senyawa tannin adalah senyawa astringent yang memiliki rasa pahit

dari gugus polifenolnya yang dapat mengikat dan mengendapkan atau

menyusutkan protein. Zat astringent dari tannin menyebabkan rasa kering dan

puckery (kerutan) di dalam mulut setelah mengkonsumsi teh pekat, anggur

merah atau buah yang mentah. Dekstruksi atau modifikasi tannin selama ini

berperan penting dalam pengawet kayu, adsorben logam berat, obat-obatan,

antimikroba dll. Tannin merupakan senyawa phenol yang larut dalam air dan

memiliki berat molekul antara 500 dan 3000 Da. Tannin diklasifikasikan

menjadi hydrolyzable tannin dan condensed tannins (proanthocyanidins)

(Ismarani, 2012).

D. Flavonoid

Flavonoid adalah suatu kelomok senyawa fenol terbesar yang

ditemukan di alam. Senyawa ini merupakan zat warna merah, ungu, biru dan

sebagian zat warna kuning yang ditemukan pada tumbuh-tumbuhan. Senyawa

flavonoid banyak ditemukan dalam sayur-sayuran dan buah-buahan, dan

dilaporkan sebagai antioksidan berpotensi lebih kuat dibandingkan dengan

vitamin C dan E. Flavonoid termasuk senyawa fenolik alam yang berpotensi

sebagai antioksidan dan mempunyai bioaktivitas sebagai obat. Senyawa ini


dapat ditemukan pada batang, daun dan buah. Flavonoid dalam tubuh

manusia berfungsi sebagai antioksidan sehingga sangat baik untuk

pencegahan kanker (Lutfita, 2012).

E. Contoh Tumbuhan Metabolit Sekunder

Tumbuhan metobolit sekunder yang biasa digunakan sebagai tumbuhan

obat adalah tumbuhan mangga (Mangifera indica L) famili Anarcardiaceae.

Mangga adalah buah yang cukup dikenal di Indonesia, tanaman ini

dibudidayakan masyarakat dengan tujuan utama memanen buahnya saja.

Tumbuhan Mangga (Mangifera indica L) tergolong kelompok buah berdaging

dengan bentuk, ukuran, warna, cita rasa yang beranekaragam. Bagian

tumbuhan mangga yang paling penting dan berguna dalam kehidupan

manusia sehari-hari, terutama bagi kesehatan adalah getah, kulit batang, buah

muda, dan buah masak. Getah mangga dari bagian batang atau ranting dapat

dimanfaatkan sebagai obat tradisional untuk penyakit luar, seperti eksim,

kudis, dan gatal-gatal. Penyakit rematik atau persendian nyeri dapat diobati

dengan menggunakan kulit batang pohon Mangga. Buah Mangga muda selain

dapat digunakan sebagai manisan, juga berkhasiat sebagai obat beberapa jenis

penyakit. Mangga yang masih hijau digunakan sebagai obat gangguan darah,

empedu, dan pencernaan, membantu pembentukan sel-sel baru, mencegah

pendarahan, dan menyembuhkan sariawan. Buah Mangga muda dapat

berkhasiat untuk mengatasi diare, disentri, wasir dan sembelit (Aksara, dkk.,

2013).
DATAR PUSTAKA

Aksara, A., Musa, W. J. A., Alio, L., 2013, Identifikasi Senyawa Alkaloid dari
Ekstrak Metanol Kulit Batang Mangga (Mangifera Indica L), Jurnal
Entropi, VIII(1) : 1-2

Baud, W. S., Sangi, M. S., Koleangan, H. S. J., 2014, Analisis Senyawa Metabolit
Sekunder dan Uji Toksisitas Ekstrak Etanol Batang Tanaman Patah
Tulang (Euphorbia Tirucalli L.) dengan Metode Brine Shrimp
Lethality Test (BSLT), Jurnal Ilmiah Sains, 14(2) : 1-2

Darminto, Ali, A., Dini, I., 2009, Indentifikasi Senyawa Metabolit Sekunder
Potensial Menghambat Pertumbuhan Bakteri Aeromonas Hydrophyla
Dari Kulit Batang Tumbuhan Aveccennia Spp. (Identification of
Secondary Metabolite Compounds That Potential To Inhibit
Aeromonas Hydrophyla Growt From Tree Bark of Aveccennia Spp.),
Jurnal Chemica, 10(2) : 1-2

Hartati, I., 2010, Isolasi Alkaloid Dari Tepung Gadung (Dioscorea Hispida
Dennst) Dengan Teknik Ekstraksi Berbantu Gelombang Mikro, Jurnal
Skripsi, 1(1) : 17

Ismarani, 2012, Potensi Senyawa Tannin Dalam Menunjang Produksi Ramah


Lingkungan, Jurnal Agribisnis Dan Pengembangan Wilayah , 3(2) : 46

Lutfita, D. R., 2012, Pengaruh Perbedaan Metode Ekstraksi Terhadap Kandungan


Flavonoid Total dan Aktivitas Antioksidan Brokoli (Brassica
Oleracea L. CV. Group Broccoli), Jurnal Skrips, 1(1) : 15-16

Marliana, E., 2007, Analisis Senyawa Metabolit Sekunder dari Batang


Spatholobus Ferrugineus (Zoll & Moritzi) Benth yang Berfungsi
Sebagai Antioksidan, Jurnal Penelitian MIPA, 1(1) : 1-2
III. METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 09 November 2016, pukul

14.30-17.00 WITA Bertempat di Laboratorium Botani, Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.

B. Bahan Praktikum

Bahan yang digunakan pada praktikum ini tercantum pada Tabel 1.

Tabel 1. Bahan dan fungsi praktikum Penentuan Secara Kualitatif


No Nama bahan Satuan Fungsi
1 2 3 4
Kentang (Solanum -
tuberosum), Pepaya (Carica
papaya), Buah Mengkudu
1. (Morinda Citrifolia L.), dan Objek pengamatan
Kembang kol (Brassica
oleracea L.), dan Cabai
(Capsicum annuum L.)
Potassium ferrycyanide, ferry
2. chloride, ammonia, asam mL Sebagai bahan pelarut
sulfat, reagen wagner
Tissue - Membersihkan alat dan bahan
3.
yang digunakan
4. Kertas label - Sebagai penanda
Membersihkan alat dan bahan
5. Air mL
yang digunakan
C. Alat Praktikum
Alat yang digunakan pada praktikum ini tercantum pada Tabel 2.

Tabel 2. Alat dan fungsinya praktikum Penentuan Secara Kualitatif


No Nama Alat Satuan Fungsi
1 2 3 4
1. Timbangan analitik gr Menimbang bahan yang digunakan
2. Mortal - Menggerus bahan yang akan
digunakan
3. Pipet tetes mL Mengambil larutan
4. Gelas ukur mL Mengukur volume larutan yang
digunakan
5. Tabung reaksi mL Tempat mereaksikan larutan
6. Rak tabung - Tempat tabung reaksi
7. Stopwatch Detik Menghitung waktu perlakuan yang
digunakan
9. Alat tulis - Mencatat hasil pengamatan
10. Kamera - Mendokumentasikan hasil
pengamatan

D. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

a. Uji Kandungan Tanin

Terlebih dahulu menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

1. Mengambil sampel sebanyak 1 mL menggunakan pipet tetes ke dalam

tabung reaksi.
2. Kemudian menambahkan 1 mL potassium ferrycyanide kemudian

dikocok.
3. Menambahkan 0,02M ferry chloride yang mengandung 0,1 N HCL

dan dikocok.
b. Uji Kandungan Flavonoid
1. Ekstrak dari sampel yang digunakan dicampur dengan 0,5 larutan

ammonia.
2. Menambahkan dengan larutan H2SO4.
3. Jika warna pada larutan tersebut berubah menjadi warna kekuningan

maka menandakan sampel mengandung flavonoid.


c. Uji Kandungan Alkaloid
1. Ekstrak dari sampel yang digunakan dicampur dengan 2 mL reagen

wagner.
2. Jika terbentuk endapan yang berwarna coklat kemerah-merahan maka

menandakan sampel mengandung alkaloid.


3. Mencatat dan mendokumentasikan hasil pengamatan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 3,4 dan 5.

Tabel 3. Uji kadar tannin


Gambar Pengamatan Keterangan
No Nama Bahan
Sebelum Sesudah (+/-)
1 Sirsak (Annona Positif
muricata)

2 Mangga (Mangifera Positif


indica)

3 Jambu biji (Psidium Positif


guajava)

Tabel 4. Uji kadar flavonoid

Gambar Pengamatan Keterangan


No Nama Bahan
Sebelum Sesudah (+/-)
1 Papaya (Carica Positif
papaya)

Tabel 2. Lanjutan
Gambar Pengamatan Keteranga
No Nama Bahan
Sebelum Sesudah n (+/-)
2 Tomat (Solanum Positif
licopersicum)

3 Mengkudu Positif
(Morinda
citrifolia)

Tabel 5. Uji kadar alkaloid


Gambar Pengamatan Keteranga
No Nama Bahan
Sebelum Sesudah n (+/-)
1 Jeruk (Citrus sp.) Positif

2 Kemanggi Positif

3 Bayam Positif
(Amaranthus sp.)

B. Pembahasan
Metabolik sekunder adalah hasil metabolisme yang disintesis oleh

beberapa organisme tertentu yang dapat berfungsi sebagai nutrien darurat

untuk pertahanan hidup yang merupakan senyawa yang dihasilkan organisme

untuk aktivitas tertentu dan sifatnya tidak esensial untuk kehidupannya.

Senyawa metabolit sekunder yang umum terdapat pada tanaman adalah

alkaloid, flavanoid, steroid, saponin, terpenoid dan tannin.

Senyawa yang tergolong ke dalam fenolik merupakan senyawa yang

mengandung satu cincin aromatik dengan satu atau lebih gugus hidroksil.

Senyawa ini memiliki aktivitas biologis yang bermanfaat bagi manusia,

seperti sebagai anti bakteri dan antioksidan. Berdasarkan struktur kimia,

fenolik dibagi menjadi senyawa fenolik sederhana seperti flavonoid dan

fenolik kompleks seperti tanin. Flavonoid merupakan salah satu golongan

fenolik yang terbesar di alam. Senyawa ini merupakan turunan dari polifenil

dengan dua cincin benzena. Tanin merupakan senyawa lain turunan fenolik

dari bahan polimer. Tanin dapat diketahui dari rasanya yang sepat. Alkaloid

dapat diketahui secara langsung dari tanaman karena memberikan rasa pahit

di lidah. Senyawa ini dapat beracun bagi mahluk hidup namun dalam kondisi

tertentu bermanfaat dalam pengobatan.

Pengamatan dilakukan menggunakan uji kualitatif dimana uji kualitatif

yaitu suatu analisis uji sampel yang memiliki tujuan untuk menyelidiki dan

mengetahui kandungan senyawa-senyawa apa yang terkandung pada sampel

uji dengan cara klasik maupun mengunakan instrument canggih yaitu melalui

analisa warna atau reaksi warna. Cara ini digunakan untuk senyawa organik
baik kation maupun anion, seperti menghitung kadar tanin, alkaloid, dan

flavonoid.

Berdasarkan hasil pengamatan uji kandungan senyawa alkaloid dengan

mengunakan ekstrak Jeruk (Citrus sp.), Kemanggi, dan Bayam (Amaranthus

sp.) yang dicampurkan sebanyak 2 mL reagen wagner membentuk endapan

yang berwarna coklat kemerah-merahan. Hasil uji tersebut menandakan

bahwa sampel mengandung alkaloid. uji kandungan senyawa tanin Sirsak

(Annona muricata), Mangga (Mangifera indica), dan Jambu biji (Psidium

guajava) dilakukan dengan cara mengambil sampel sebanyak 1 mL

menggunakan pipet tetes ke dalam tabung reaksi, kemudian menambahkan 1

mL potassium ferrycyanide kemudian dikocok. Setelah homogen

ditambahkan kembali 0,02M ferry chloride yang mengandung 0,1 N HCL dan

dikocok. Hasil uji tersebut terjadi perubahan warna warna hijau kecoklatan

yang mengindikasikan positif mengandung senyawa tanin.

Uji kandungan flavonoid dengan mengunakan sampel uji Papaya

(Carica papaya), Tomat (Solanum licopersicum), dan Mengkudu (Morinda

citrifolia) dilakukan dengan cara mengambil masing-masing sampel dengan

mencampurkan 0,5 larutan ammonia dengan menambahkan larurtan H2SO4.

Hasil uji tersebut terjadi perubahan warna yaitu menjadi warna kekuningan,

hal ini menandakan bahwa sampel uji positif mengandung senyawa

flavonoid.

Banyak penelitian telah membuktikan manfaat mengkonsumi tanaman

yang berkhasiat antioksidan, seperti dapat menurunkan resiko penyakit


jantung, kanker, katarak, dan penyakit degeneratif lain karena proses

penuaan. Hal ini menjadikan antioksidan terutama dari alam banyak diminati

oleh orang-orang di dunia, saat ini. Spatholobus ferrugineus (Zoll & Moritzi)

Benth yang dalam bahasa Dayak Kenya disebut akakelesi merupakan liana

yang memanjat tinggi, panjang sampai 25 m, tumbuh dalam belukar liar,

hutan sekunder dan jurang. Air rebusan dari batang Spatholobus ferrugineus

digunakan untuk pengobatan, diantaranya mengobati batuk, demam, dan

menstruasi yang tidak teratur. Berbagai jenis Spatholobus telah diambil

kandungan astringentnya dan sebagai penurun demam. Ekstrak Spatholobus

suberectus Dunn telah dipatenkan di Jepang untuk kosmetik pemutih kulit

dan antipenuaan. Metabolit sekunder yang bersifat antioksidatif diantaranya

adalah alkaloid, flavonoid, senyawa fenol, steroid, dan terpenoid.

Berdasarkan hal tersebut dan penelusuran secara kemotaksonomi, penulis

tertarik untuk mengetahui senyawa metabolit sekunder yang bersifat

antioksidatif dan aktivitas antioksidan (%) dari ekstrak metanol batang

Spatholobus ferrugineus (Zoll & Moritzi) Benth dengan peredaman radikal

2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH) (Marliana, 2007).


V. PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan yang dilakukan maka

dapat disimpulan bahwa uji kandungan senyawa tanin, alkaloid, dan

flavonoid dapat dilakukan secara kualitatif dengan memilihat perubahan

endapan atau warna pada sampel uji. Berdasarkan hasil pengamatan uji

kandungan senyawa alkaloid dengan mengunakan ekstrak Jeruk (Citrus sp.),

Kemanggi, dan Bayam (Amaranthus sp.) yang dicampurkan sebanyak 2 mL

reagen wagner membentuk endapan yang berwarna coklat kemerah-merahan.

Hasil uji tersebut menandakan bahwa sampel mengandung alkaloid. uji

kandungan senyawa tanin Sirsak (Annona muricata), Mangga (Mangifera

indica), dan Jambu biji (Psidium guajava) dilakukan dengan cara mengambil

sampel sebanyak 1 mL menggunakan pipet tetes ke dalam tabung reaksi,

kemudian menambahkan 1 mL potassium ferrycyanide kemudian dikocok.

Setelah homogen ditambahkan kembali 0,02M ferry chloride yang

mengandung 0,1 N HCL dan dikocok. Hasil uji tersebut terjadi perubahan

warna warna hijau kecoklatan yang mengindikasikan positif mengandung

senyawa tanin.

Uji kandungan flavonoid dengan mengunakan sampel uji Papaya

(Carica papaya), Tomat (Solanum licopersicum), dan Mengkudu (Morinda

citrifolia) dilakukan dengan cara mengambil masing-masing sampel dengan

mencampurkan 0,5 larutan ammonia dengan menambahkan larurtan H2SO4.

Hasil uji tersebut terjadi perubahan warna yaitu menjadi warna kekuningan,
hal ini menandakan bahwa sampel uji positif mengandung senyawa

flavonoid.

B. Saran
Saran yang dapat diajukan dalam praktikum ini yaitu agar praktikum

berikutnya tidak ada lagi emosional saat praktikum berjalan lebih sabar lagi.

Anda mungkin juga menyukai