LANDASAN TEORI
A. Karakteristik
Metabolit primer adalah suatu metabolit atau molekul produk akhir atau
produk antara dalam proses metabolisme makhluk hidup, yang fungsinya sangat
esensial bagi kelangsungan hidup organisme tersebut, serta terbentuk secara
intraseluler. Contohnya adalah protein, lemak, karbohidrat, dan DNA pada
umumnya metabolit primer tidak diproduksi berlebihan. Pada sebagian besar
mikroorganisme, produksi metabolit yang berlebihan dapat menghambat
pertumbuhan, dan kadang-kadang dapat mematikan mikroorganisme tersebut.
Proses metabolisme untuk membentuk metabolit primer disebut metabolisme
primer (Dewick, 1999).
Asam lemak
A.2 Metabolit sekunder
Metabolit sekunder adalah senyawa organik yang dihasilkan tumbuhan
yang tidak memiliki fungsi langsung pada fotosintesis, pertumbuhan atau
respirasi, transport solut, translokasi, sintesis protein, asimilasi nutrien,
diferensiasi, pembentukan karbohidrat, protein dan lipid. Metabolit sekunder
seringkali hanya dijumpai pada satu spesies atau sekelompok spesies berbeda
dengan metabolit primer (asam amino, nukelotida, gula, lipid) yang dijumpai
hampir di semua kingdom tumbuhan. Metabolit sekunder yang merupakan
hasil samping atau intermediet metabolisme primer memiliki fungsi sebagai
berikut (Mastuti, 2016) :
1. Berperan penting pada dua strategi resistensi, yaitu:
a. Level struktur, phenyl propanoid adalah komponen utama polimer
dinding polimer lignin dan suberin,
b. Menginduksi antibiotik pertahanan yang berasal dari fenolik dan
terpenoid (fitoaleksin)
2. Melindungi tumbuhan dari gangguan herbivor dan menghindari infeksi yang
disebabkan oleh patogen mikrobia. Tumbuhan menggunakan metabolit
sekunder sebagai antibiotik atau agen sinyal selama interaksi dengan
patogen.
3. Menarik polinator dan hewan penyebar biji
4. Berperan sebagai agen kompetisi antar tanaman
5. Memberikan kontribusi yang bernilai terhadap hubungan antara tumbuhan
dan lingkungannya
Adapun kelompok utama metabolit sekunder yaitu terpen, senyawa fenol dan
produk sekunder yang mengandung nitrogen. Berikut adalah jalur biosintesis
metabolit sekunder pada tanaman (Mastuti, 2016) :
Metabolit sekunder termasuk sumber senyawa kimia pada
tumbuhan yang dapat dikembangkan menjadi cikal bakal obat-
obatan melalui penelitian untuk menunjang berbagai kepentingan
industri. Fakta yang mendukung dari penyataan diatas terdapat sekitar
250.000 jenis tumbuhan tingkat tinggi, akan tetapi hanya sekitar 0,4% yang
telah dilakukan penelitian. Tumbuhan tersebut berasal dari hutan
h u j a n t r o p i s t e r d a p a t lebih dari 30.000 jenis tumbuhan tingkat
tinggi sangat potensial untuk diteliti dan dikembangkan oleh para peneliti
Indonesia ( Gunawan dkk, 2004)
Senyawa-senyawa metabolit sekunder yang berhasil
ditemukan antara lain morfin sebagai obat nyeri, kuinin sebagai
obat malaria, reserpin sebagai obat penyakit tekanan darah tinggi
dan vinkristin serta vinblastin sebagai obat kanker. Selain
sebagai bahan obat, senyawa metabolit sekunder juga di gunakan oleh
manusia untuk menunjang kepentingan industri seperti industri kosmetik dan
industri pembuatan pestisida dan insektisida.
Berbagai penelitian tentang metabolit sekunder telah banyak dilakukan
oleh peneliti. Menurut penelitian dari Ningsih dkk (2016) yang penelitiannya
tentang manfaat metabolit sekunder sebagai aktivitas antibakteri dari ekstrak
daun sirsak menyatakan bahwa daun sirsak yang diekstrak dengan
menggunakan pelarut kloroform memiliki kemampuan aktivitas antibakteri
yang sangat kuat. Penelitian yuhernita dan juniarti ( 2011) tentang senyawa
metabolit sekunder menyatakan bahwa daun suriah memiliki sifat antioksidan
dengan nilai IC50 sebesar 4,80 sedangkan asam askorbaat adalah 9,23 ppm.
Nilai IC50 dari ekstrak metanol daun surian yang relatif lebih kecil ini
menunjukkan bahwa aktivitas antioksidannya relatif lebih besar dibandingkan
larutan standar asam askorbat. Berdasarkan penelitian ini dapat dibuktikan
bahwa senyawa metabolit sekunder sangat bermanfaat bagi kehidupan
manusia bukan hanya untuk benteng tumbuhan akan tetapi juga dapat
dimanfaatkan menjadi obat-obatan dalam skala modern pada industri.
Metabolit sekunder yang terdapat pada tumbuhan merupakan hasil dari
biosintesis metabolit primer. Pada umumnya sintesis metabolit primer awal
dimulai dengan mesintesis gula melalui proses fotosintesis dengan bantuan
CO2 dan H2O. Didalam metabolisme terdapat 2 peran yaitu primer dan
sekunder. Jalur biosintesis metabolit sekunder paling banyak terdapat di
tanaman. Salah satu contoh dari metabolit sekunder pada tumbuhan yaitu
Flavonoid terrestrial. Golongan senyawa ini termasuk kelompok senyawa
fenolik alami dengan berbagai struktur kimia yang terdapat pada buah, sayur,
biji, kulit batang, akar, batang, dan bunga (inda yulia,2014).Dalam biosintesis
metabolit sekunder terdapat jalur jalur biosintesis metabolit sekunder antara
lain ( Dewick, 1987; Saifudin , 2014 ):
sintase.
B. Sumber
B. 1. Metabolit primer
a. Gula :
* triosa * pentosa
- Oligosakarida
* disakarida * trisakarida, dsb
b. Turunan gula :
- Alkohol - Ester
- Asam - Glikosida
c. Polisakarida (glikan)
- Heksosan
- Pentosan
* xylan * araban
- Glukoronan
* gukoronan * galakturonan
b) Pati
dihasilkan oleh tanaman :
- Ipomoea batatas
c) Fitoglikon :
- Inula sp
- Cyanopsis tetragonolobus
- Ceratonia siligaea
- Prunus urasus
- Sterculia ursus
3. Lipid
Lipid (minyak lemak,lemak dan lilin) adalah senyawa ester yang terdiri
dari asam lemak dan alkohol rantai panjang. Perbedaan diantaranya adalah
berada pada substansi tipe alkoholnya. Untuk minyak emak dan lemak
merupakan kombinasi antara gliserol dan asam lemak. Pada lilin, alkohol
merupakan substansi terbesar dari penyusunnya, sehingga berat
molekulnya juga besar, contohnya steril alkohol.
Lemak dan minyak lemak berasal dari tanaman (minyak zaitun dan minak
kacang), kegunaan utamanya adalah sebagai persediaan sumber energi.
Sebagian besar minyak lemak yang berasal dari tanaman berbentuk cair
tetapi ada pengecualian pada minyak kelapa dimana walaupun berasal dari
tanaman akan tetapi bentuknya padat. Karena struktur molekulnya yang
kaya akan rantai unsur karbon(-CH2-CH2-CH2-)maka lemak mempunyai
sifat hydrophob. Ini menjadi alasan yang menjelaskan sulitnya lemak untuk
larut di dalam air. Lemak dapat larut hanya di larutan yang apolar atau
organik seperti: eter, Chloroform, atau benzol.
B. 2. Metabolit sekunder
1. Glikosida
d. Glikosida flavonol
Glikosida flavonol adalah glikosida dengan aglikon dari golongan flavonoid.
Glikosida ini merupakan senyawa yang sangat luas penyebarannya di dalam tanaman.
Di alam dikenal adanya sejumlah besar flavonoid yang berbeda-beda dan merupakan
pigmen kuning yang tersebar luas diseluruh tanaman tingkat tinggi. Rutin, kuersetin,
atau pun sitrus bioflavonoid (termasuk hesperidin, heseritin, diosmin dan naringen)
merupakan kandungan flavonoid yang paling dikenal (Gunawan dan Mulyani. 2004).
HALAMAN JUDUL.........................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.....................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan...................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Metabolisme ..............................................................................3
5.2 metabolit primer ........................................................................3
5.3 metabolit sekunder ....................................................................5
BAB III Pembahasan .......................................................................................6
3.1 Metabolit Primer...................................................................................6
3.2 Metabolit Sekunder..............................................................................7
BAB IV PENUTUP
4.1 kesimpulan............................................................................................13
4.2 saran......................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................14