Anda di halaman 1dari 3

Nama : Rania Febriyola Siregar

Nim : 0704213109

Kelas : Biologi - 4 (2021)

Proses Metabolisme Primer dan Sekunder Pada Tumbuhan Yang Dapat


Mempengaruhi Hasil Produksi Tanaman

Metabolisme dalam bahasa Yunani metabolismos yang berarti perubahan adalah


semua reaksi kimia yang terjadi dalam organism termasuk yang terjadi di tingkat
seluler. Metabolisme disebut juga reaksi enzimatis, karena metabolisme terjadi selalu
menggunakan katalisator enzim. Reaksi-reaksi tersebut adalah dasar dari kehidupan,
yang membuat sel dapat tumbuh dan bereproduksi, mempertahankan strukturnya, dan
merespon lingkungannya. Secara keseluruhan, metabolisme bertanggung jawab
terhadap pengaturan materi dan sumber energi dari sel. Peran metabolisme inilah yang
menjadikan suatu reaksi yang sangat penting bagi kelangsungan hidup makhluk
hidup.

Secara umum, metabolisme terdiri atas 2 proses yaitu anabolisme (reaksi


penyusunan) dan katabolisme (reaksi pemecahan).

1. Anabolisme

Anabolisme adalah suatu peristiwa penyusunan senyawa kompleks dari senyawa


sederhana. Nama lain dari anabolisme adalah peristiwa sintesis atau penyusunan.
Contohnya Fotosintesis.

2. Katabolisme

Katabolisme adalah reaksi pemecahan/pembongkaran senyawa kimia kompleks


yang mengandung energi tinggi menjadi senyawa sederhana yang mengandung energi
lebih rendah. Tujuan utama katabolisme adalah untuk membebaskan energi yang
terkandung di dalam senyawa sumber. Contohnya Respirasi.

Proses metabolisme pada tanaman, baik metabolit primer maupun sekunder


dipengaruhi oleh cahaya dan umur fisiologi tanaman. Cahaya merupakan faktor
penting bagi proses metabolisme suatu tumbuhan. Cahaya juga dapat menjadi faktor
pembatas bagi sebagian jalur metabolit suatu tumbuhan, baik metabolit primer
maupun sekunder.

Tumbuhan memiliki dua jenis senyawa metabolit, yaitu metabolit primer dan
sekunder. Metabolit primer digunakan oleh tanaman untuk pertumbuhan, sedangkan
metabolit sekunder tidak berperan langsung dalam pertumbuhan tanaman, tetapi
diproduksi oleh tanaman dalam jumlah tertentu dalam kondisi cekaman.

Senyawa metabolit primer adalah senyawa yang dihasilkan oleh makhluk hidup
yang bersifat esensial pada proses metabolisme sel dan keseluruhan proses sintesis
dan perombakan zat-zat ini yang dilakukan oleh organisme untuk kelangsungan
hidupnya. Senyawa metabolit primer terdiri dari karbohidrat, protein dan lemak.

Metabolit sekunder adalah senyawa organik yang dihasilkan tumbuhan yang tidak
memiliki fungsi langsung pada fotosintesis, pertumbuhan atau respirasi, transport
solut, translokasi, sintesis protein, asimilasi nutrien, diferensiasi, pembentukan
karbohidrat, protein dan lipid. Metabolit sekunder yang seringkali hanya dijumpai
pada satu spesies atau sekelompok spesies.

Metabolit primer pada tanaman bermanfaat untuk pertumbuhan, sedangkan


metabolit sekunder tidak berperan langsung untuk pertumbuhan tanaman. Namun,
metabolit sekunder biasanya bermanfaat untuk perkembangan dan pertahanan
tanaman karena metabolit sekunder umumnya bersifat racun bagi hewan.

Metabolit sekunder merupakan senyawa kimia yang diproduksi oleh tanaman


dalam bentuk yang tidak sama antara satu spesies dengan yang lainnya. Metabolit
sekunder diproduksi sebagai bentuk pertahanan diri terhadap gangguan dari
organisme lain dan lingkungan. Senyawa metabolit sekunder jumlahnya kurang lebih
200.000 bentuk produk metabolit sekunder, sehingga untuk mengetahui jenis-jenis
metabolit sekunder perlu dilakukan pengelompokkan berdasarkan sifat struktural,
biosintetik dan asal-usul lainnya. Metabolit sekunder yang terdapat pada tanaman
mempunyai beberapa fungsi seperti: 1) sebagai pertahanan terhadap jamur, virus dan
bakteri; tanaman pesaing; dan terutama terhadap herbivora, 2) atraktan (rasa, bau,
warna) untuk polinator dan hewan penyebar biji, 3) perlindungan terhadap sinar
ultraviolet dan penyimpanan nutrisi. Fungsi pertahanan terhadap jamur terdapat pada
salah satu senyawa metabolit sekunder yaitu tanin. Dimana cara kerja senyawa tanin
sebagai antifungi dengan menghambat biosintesis ergosterol yang merupakan sterol
utama yang diproduksi oleh fungi sebagai komponen dari dinding sel jamur.

Adapun faktor yang mempengaruhi kandungan metabolit sekunder yaitu sebagai


berikut :

 Musim dan Suhu

Waktu pengumpulan obat adalah salah satu faktor terpenting. karena jumlah dan
terkadang bahkan sifat konstituen aktif tidak konstan sepanjang tahun. Misalnya,
variasi musiman dalam kandungan hampir semua kelas metabolit sekunder dilaporkan,
seperti minyak atsiri, seskuiterpen lakton, asam fenolik, flavonoid, kumarin, saponin,
alkaloid, tanin, lemak epicuticular, iridoids, glukosinolat, dan glikosida sianogenik.
 Umur

Contoh metabolit sekunder yang konsentrasinya di dalam tanaman dapat


dipengaruhi oleh umur dan stadium perkembangannya yaitu: isoorientina,
partenolideo, mangiferina, helenalina, escopolina, artemisinina, acido clorogenico.

 Faktor ketersediaan air

Faktor fisiologis penting seperti fotosintesis, perilaku pertumbuhan stomata,


mobilisasi cadangan, perluasan daun dan pertumbuhan dapat diubah oleh tekanan air
dan, akibatnya, menyebabkan perubahan metabolisme sekunder.

 Faktor radiasi ultra violet

Studi menunjukkan bahwa intensitas cahaya merupakan faktor yang juga


mempengaruhi konsentrasi atau komposisi kelas metabolit sekunder lainnya seperti
terpenoid, glikosida sianogenik, dan alkaloid.

Senyawa metabolit sekunder dapat dihasilkan oleh berbagai jenis tumbuhan,


termasuk berbagai macam kacang-kacangan seperti kedelai, kacang hijau, kacang
tanah, dan kacang potensial lainnya seperti kacang tunggak dan gude yang telah
diidentifikasi mengandung antioksidan fenolik. Berbagai tanaman kacangan memiliki
peran penting sebagai sumber makanan. Dengan adanya antioksidan, berbagai jenis
kacang-kacangan merupakan sumber pangan fungsional yang potensial untuk
dikembangkan.

Anda mungkin juga menyukai