Anda di halaman 1dari 5

MAKAKAH MIKROBIOLOGI

METABOLISME DAN FISIOLOGI MIKROORGANISME

DISUSUN OLEH :

ZULFADLI
G70122097
KELAS A

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS TADULAKO

PALU

2023
METABOLISME MIKROORGANISME
Metabolisme merupakan rangkaian reaksi kimia dalam organisme hidup.
Ada 2 kategori metabolisme yaitu:
1. Katabolisme atau Bioenergi
Merupakan reaksi degradasi senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana.
Umumnya reaksi hidrolitik, termasuk reaksi exergonic yang menghasilkan
energi / ATP dan nutrien sebagai
sumber energi. Contohnya proses peruraian gula menjadi air dan karbon
dioksida.
2. Anabolisme = Biosintesa
Merupakan reaksi sintesa senyawa kompleks dari senyawa sederhana. Umumnya
reaksi sintesa dehidrasi (melepaskan air), termasuk reaksi endergonic
(membutuhkan energi / ATP). Nutrien sebagai bahan baku / precursor. Contoh
proses sintesa protein dari asam amino adalah sintesa asam nukleat dari
nukleotida dan fotosintesis.
Metabolisme merupakan reaksi yang sangat kompleks sehingga katabolisme dan
anabolisme saling terkait. Interaksi antara nutrien, metabolisme dan
pertumbuhan.
Selain katabolisme dan anabolisme, dikenal adanya:
1. Amfibolik, merupakan suatu rangkaian reaksi yang bersifat ganda yaitu pada
terminal dan awal reaksi, contoh rangkaian Siklus Krebs di dalam mitokondria.
2. Anapleurotik, merupakan suatu rangkaian reaksi yang berfungsi saling mengisi
yaitu reaksi yang reversible pada titik temu 2 atau lebih rangkaian reaksi, contoh
reaksi-reaksi dalam Siklus Krebs dan rangkaian reaksi Glikoneogenik.

FISIOLOGI MIKROORGANISME
Fisiologi mikroorganisme adalah ilmu yang mempelajari sifat-sifat faal
mikroorganisme. Fisiologi mikroorganisme membahas tentang perkembangan
molekuler
Sejarah Ruang Lingkup dan Perkembangan Mikrobiologi .
mikrobiologi meliputi genetika dan fisiologi, proses fisiologis mikroorganisme
prokariota, bakteri dan arkhaea, alga, fungsi, dan protozoa termasuk mikroorganisme
eukariota. Identifikasi bakteri dapat dilakukan dengan menggunakan metode
konvensional dan molekuler. Metode konvensional dapat dilakukan berdasarkan pada
karakteristik fenotip yaitu pewarnaan Gram, morfologi dan reaksi biokimia. Namun,
metode identifikasi bakteri secara konvensional ini memiliki beberapa kelemahan.
Metoda ini tidak dapat digunakan untuk organisme yang belum teridentifikasi. Karakter
fisik dan biokimiawi merupakan karakter yang tidak statis dan berubah karena
adanya stress dan evolusi, maka hal ini juga mempengaruhi hasil identifikasi. Metode
yang digunakan untuk proses pengklasifikasian fisiologi bakteri diantaranya isolasi,
karakterisasi isolat bakteri, PCR DNA, dan analisis sekuen DNA. Determinasi dari
isolat bakteri dilakukan dengan melakukan serangkaian pengujian sifat fisologis dan
morfologi yang meliputi hasil karakterisasi isolat bakteri. Selanjutnya divisualisasikan
dengan elektroforesis pada amplifikasi DNA pengkode rRNA isolat untuk memudahkan
analisis.

METABOLIT PRIMER DAN SEKUNDER MIKROORGANISME


Mikroorganisme yang menghasilkan metabolit sekunder menunjukkan dua fase selama
kultur batch, yaitu (1) trofofase yang merupakan fase pertumbuhan kultur dan (2)
idiofase, dimana metabolit sekunder disintesis. Produksi biasanya dimulai ketika
pertumbuhan berhenti, sering kali ketika konsentrasi substrat yang membatasi
pertumbuhan mendekati nilai konstanta afinitas mikroba terhadap substrat (Ks).
Keberhasilan biosintesis metabolit sekunder selama idiofase bergantung pada trofofase
sebelumnya sebagai produk metabolisme primer yang digunakan untuk sintesis
metabolit sekunder. Ini adalah produk akhir yang spesifik dan beragam secara kimiawi
yang tidak penting untuk pertumbuhan eksponensial organisme produsen. Oleh karena
itu, produksinya melibatkan jalur metabolisme yang tidak digunakan selama fase
pertumbuhan (Papagianni, 2017). Secara komersial, metabolit sekunder terpenting
adalah antibiotik dengan produksi penisilin dalam jumlah terbesar. Antibiotik penting
lainnya yang dihasilkan oleh fermentasi adalah sefalosporin, aminoglikosida, poliena,
dan makrolida nonpoliena. Antibiotik seperti penisilin, tetrasiklin, dan gentamisin sulfat
memiliki sejarah panjang dan tingkat keberhasilan yang tinggi sebagai senyawa farmasi
dan merupakan contoh MSM yang paling terkenal. Baru-baru ini, MSM juga telah
diaplikasikan pada bidang pertanian sebagai herbisida, insektisida, pengatur tumbuh dan
produk lain yang dikembangkan seperti biopigmen dan surfaktan (Ahluwalia et al.,
2015). Dalam dua dekade terakhir ada lonjakan penemuan dan pengembangan entitas
kimia baru dengan pengembangan teknik baru di berbagai bidang industri seperti
farmasi, kosmetik, makanan dan pertanian.

Produk lain yang sangat penting bagi industri adalah toksin (misalnya Toksin tetanus
dan difteri, mikotoksin) dan alkaloid (misalnya Alkaloid ergot); karotenoid; asam kojic,
yang digunakan dalam industri plastik; giberelin (hormon tumbuhan); obat antikanker
seperti antibiotik antrasiklin; aktinomisin D; bestatin; dan lain-lain. Produksi metabolit
sekunder dapat dibuktikan dalam kultur batch. Namun, itu lebih baik dipelajari dalam
kultur kontinu karena laju pertumbuhan yang rendah. Sering dinyatakan bahwa
metabolit sekunder tidak memiliki peran yang dapat dikenali dalam fisiologi
mikroorganisme penghasil. Namun, ada beberapa metabolit sekunder dengan peran
spesifik yang diketahui seperti sideramin (asam hidroksamat) dan antibiotik ionofor
(makrotetralida). Kedua kelompok tersebut telah terbukti bertindak sebagai perantara
dalam asimilasi kation ke dalam sel. Beberapa metabolit sekunder lainnya telah
dikaitkan dengan promosi pembentukan spora di Bacillus subtilis, sedangkan yang lain
dapat menghambat mikroorganisme pesaing (Papagianni, 2017).

Sintesis metabolit sekunder diatur secara ketat oleh sel (Collemare dan Seidl, 2019).
Beberapa mekanisme pengaturan umum untuk metabolisme primer dan sekunder
(misalnya represi katabolit karbon dan pengaturan muatan energi sel). Sumber karbon
yang mendukung tingkat pertumbuhan tinggi cenderung menyebabkan represi katabolit;
glukosa misalnya, menekan produksi beberapa antibiotik termasuk penisilin dan
kloramfenikol (Papagianni, 2017; Sun et al., 2020). Mekanisme kontrol lainnya
termasuk mekanisme alternatif untuk sistem ribosom normal (sintesis peptida
nonribosom), autoregulasi, regulasi produk akhir, dan regulasi serta induksi nitrogen
dan fosfat. Terakhir, ini mungkin terjadi akibat penambahan atau akumulasi zat antara
metabolik; misalnya, alkaloid ergoline yang diproduksi oleh Claviceps purpurea
diinduksi oleh penambahan analog L-triptofan atau triptofan ke media kultur dan
produksi sefalosporin oleh Acremonium chrysogenum diinduksi oleh metionin. Untuk
mendapatkan hasil yang tinggi dari metabolit sekunder dalam fermentasi industri,
kondisi lingkungan yang mempertimbangkan mekanisme pengaturan ini harus
ditetapkan dan penambahan faktor penekan yang berpotensi harus dilakukan dengan
laju yang rendah. Juga, strain rekayasa yang memproduksi berlebihan sering
dikembangkan untuk proses ini (Papagianni, 2017).

Sama halnya dengan hasil metabolisme makhluk hidup lain, hasil dari proses
metabolisme mikroorganisme disebut sebagai metabolit. Terdapat dua jenis metabolit,
yaitu metabolit primer dan sekunder. Metabolit primer merupakan produk atau senyawa
yang dihasilkan dari proses metabolisme primer seperti dari karbohidrat, protein, lemak,
dan asam nukleat. Senyawa metabolit primer bersifat esensial dan mempengaruhi
pertumbuhan, contohnya etanol/ alkohol, asam asetat, asam laktat, dan asam piruvat.
Adapun metabolit sekunder dihasilkan dari jalur metabolisme selain senyawa-senyawa
primer tersebut. Metabolit jenis ini tidak berpengaruh secara langsung terhadap
pertumbuhan dan perkembangan, dan biasanya dibentuk dalam kondisi stres, sehingga
fungsinya terutama untuk perlindungan diri. Contoh dari metabolit sekunder adalah
antibiotik, pigmen (zat warna), dan toksin (senyawa beracun). Produk-produk metabolit
mikroorganisme tersebut diperoleh melalui proses manipulasi mikroorganisme.
Manipulasi di sini berarti mikroorganisme tersebut diberikan perlakukan spesifik agar
terpicu atau terinduksi untuk menghasilkan produk yang diperoleh. Manipulasi dapat
dilakukan misal dengan memberikan nutrien khusus atau melalui modifikasi genetik.
Secara umum, proses pemanfaatan mikroorganisme dalam bioteknologi khususnya
dalam industri, terdiri atas 3 proses utama, yaitu proses hulu (upstream), proses
fermentasi, dan proses hilir (downstream).
DAFTAR PUSTAKA
Harti.A.S. (2015). Mikrobiologi Kesehatan. Yogyakarta: CV. Andi Offset
Nurika.I, dkk. (2022). Rekayasa Bioproses. Malang UB Press
Prasetyo., dkk. (2021). Pengantar Bioteknologi. Bogor: Guepedia
Sa`diyah.A, dkk. (2021). Dasar-dasar mikrobiologi dan penerapannya.: Widina

Anda mungkin juga menyukai