Anda di halaman 1dari 23

MIKROBIOLOGI

METABOLISME BAKTERI
KELOMPOK 3

NAMA KELOMPOK :
⬢ SURYA ADITYA (09.2020.1.00678)
⬢ MUHAMMAD NAUFAL ATH THORIQ (09.2020.1.00679)

2
Metabolisme bakteri
Suatu ciri yang dimiliki mahluk hidup yang memerlukan serangkaian reaksi
kimia di dalam sel. Reaksi-reaksi ini tersusun dalam jalur-jalur metabolisme
yang rumit dengan mengubah molekul-molekul melalui tahap-tahap tertentu.
Metabolisme merupakan serentan reaksi kimia yang terjadi dalam sel hidup.

3

ANABOLISME DAN
KATABOLISME

4
Anabolisme adalah penyusunan senyawa kimia sederhana menjadi senyawa kimia
atau molekul komplek (Prawirohartono dan Hadisumarto, 1997). Pada peristiwa ini
diperlukan energi dari luar. Energi yang digunakan dalam reaksi ini dapat berupa
energi cahaya ataupun energi kimia. Energi tersebut, selanjutnya digunakan untuk
mengikat senyawa-senyawa sederhana tersebut menjadi senyawa yang lebih
kompleks.

Katabolisme adalah reaksi pemecahan/pembongkaran senyawa kompleks menjadi


senyawa-senyawa yang lebih sederhana dengan menghasilkan energi yang dapat
digunakan organisme untuk melakukan aktivitasnya. Fungsi reaksi katabolisme
adalah untuk menyediakan energi dan komponen yang dibutuhkan oleh reaksi
anabolisme.

5
6
PRODUKSI ENERGI OLEH BAKTERI
(RESPIRASI, FERMENTASI DAN
FOTOSINTESIS)

7
Sel-sel bakteri seperti halnya sel
semua organisme hidup, umumnya
melakukan aktivitas kehidupan untuk
kelangsungan hidupnya. Semua sel
membutuhkan suatu sumber energi.
Walaupun sangat beraneka ragam
jenis substansi yang berperan sebagai
sumber energi bagi mikroorganisme,
namun terdapat pola dasar
metabolisme yang sangat sederhana
yaitu terjadi perubahan dari satu
bentuk energi yang kompleks
menjadi bentuk energi yang lebih
sederhana, sehingga dapat masuk ke
dalam rangkaian metabolik.
8
Bakteri dapat mengubah zat kimia dan energi radiasi kebentuk yang
berguna untuk kehidupannya melalui proses respirasi, fermentasi dan
fotosintesis. Dalam respirasi, molekul oksigen adalah penerima elektron
utama, sementara dalam fermentasi molekul bahan makanan biasanya
pecah menjadi dua bagian, dimana yang satu kemudian dioksidasi oleh
yang lainnya. Dalam fotosintesis, energi cahaya diubah menjadi energi
kimia.

9
Respirasi merupakan proses disimilasi, yaitu proses penguraian zat yang membebaskan energi kimia yang
tersimpan dalam suatu senyawa organik. Berdasarkan kebutuhan terhadap oksigen bebas, respirasi dibedakan atas
dua macam, yaitu:
1. Respirasi aerob, yaitu respirasi yang membutuhkan oksigen bebas. Pada proses ini, oksigen
merupakan senyawa penerima hidrogen akhir. Respirasi secara aerob, terjadi didalam sitoplasma
dan berlangsung melalui empat tahap, yaitu: Glikolisis, dekarboksilasi Oksidatif Asam Piruvat, siklus
Krebs (Daur Asam Sitrat), transpor Elektron
2. Respirasi anaerob, yaitu respirasi yang tidak membutuhkan oksigen bebas. Pada proses ini,
senyawa seperti asam piruvat dan asetaldehid berfungsi sebagai penerima hidrogen terakhir.

10
JALUR-JALUR FERMENTASI

11
Sebagaimana ditujukkan dalam skema di atas, selain menghasilkan asam piruvat sebagai
produk akhir juga dihasilkan 2 molekul NHDH yang harus dioksidasi. Tergantung pada
tipe mikroorganismenya asam piruvat (CH3COCOOH) dimetabolisme lebih lanjut untuk
menghasilkan produk akhir fermentasi sebagaimana ditunjukkan dalam skema berikut:

Fermentasi Asam homolaktat


Fermentasi Alkohol
Fermentasi Asam Campuran
Fermentasi butylen-glikol
Fermentasi Asam propionate
Fermentasi Asam Butirat

12
FOTOSINTESIS
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan karbohidrat yang
dilakukan oleh tumbuhan, terutama tumbuhan yang mengandung zat hijau daun atau klorofil.
Organisme ini berfotosintesis dengan menggunakan zat hara, karbon dioksida dan air serta
bantuan energi cahaya matahari.

13
STRUKTUR ENZIM
Enzim merupakan substansi yang ada dalam sel dalam jumlah yang amat kecil dan
mampu menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan yang berkaitan dengan
proses-proses seluler dan kehidupan. Keseluruhan bagian enzim yang disebut
holoenzim tersusun atas dua komponen utama, yaitu komponen protein (apoenzim)
dan komponen nonprotein (gugus prostetik). Fungsi enzim sangat ditentukan oleh
gugus apoenzimnya karena pada bagian tertentu merupakan tempat melekatnya
substrat dan sekaligus tempat mereksikan substrat. Ada dua tipe enzim, yaitu
eksoenzim atau enzim ekstraseluler atau enzim di luar sel dan endoenzim atau enzim
intraseluler atau enzim di dalam sel. Fungsi utama dari eksoenzim adalah
melangsungkan perubahan-perubahan pada nutrien di sekitarnya sehingga
memungkinkan nutrien tersebut memasuki sel, dengan mengambil zat makanan yang
ada di sekeliling sel.

14
SIFAT ENZIM
Sebagai molekul zat yang mempunyai peranan besar dalam metabolisme, enzim memiliki
beberapa sifat penting, di antaranya sebagai berikut:
1. Enzim adalah Suatu Protein
2. Bekerja Secara Khusus (Spesifik)
3. Enzim sebagai Katalisator
4. Dapat digunakan Berulang Kali
5. Rusak oleh Panas
6. Dapat Bekerja Bolak-Balik

15
MEKANISME KERJA ENZIM

Reaksi enzimatis akan berlangsung apabila substrat tersedia dan bagian sisi aktif
enzim dalam keadaan kosong. Substrat akan memasuki bagian sisi aktif enzim dan
bagian sisi aktif tersebut akan mengalami perubahan bentuk dengan mengelilingi
substrat. Kemudian terbentuklah ikatan lemah enzim-substrat.

16
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KERJA ENZIM

Faktor-faktor yang berpengaruh pada


kerja enzim adalah suhu, pH, zat
penghambat (inhibitor), konsentrasi
substrat dan hasil akhir.

17
STUDY KASUS

Effect of temperature on growth andmetabolism of probiotic bacteria in milk


Hilde M. Østlie , Janneke Treimo, Judith A. Narvhus

18
STUDY KASUS
Selama dua puluh tahun terakhir telah terjadi peningkatan yang luar biasa dalam penjualan
produk budidaya yang mengandung bakteri probiotik di seluruh dunia. Saat ini, sebagian
besar strain probiotik digunakan dalam yoghurt, susu fermentasi, es krim dan produk farmasi
untuk efek kesehatan anekdotal mereka (Mattila-Sandholm, 1999).
Mikroorganisme yang terutama terkait dengan keseimbangan ini adalah lactobacilli dan
bifidobacteria. Beberapa aspek harus dipertimbangkan dalam proses seleksi organisme
probiotik. Aspek keamanan ditinjau akhir-akhir ini oleh Salminen et al. (1998) dan Mattila-
Sandholm, 1999). Konsentrasi akhir laktat harus sekitar 8000 mg kg 1 dan pH antara 4,2 dan
4,4 agar kualitas sensorik asam dan koagulum kuat memuaskan (Narvhus, 1996).

19
STUDY KASUS
Faktor-faktor yang berkaitan dengan aspek teknologi dan sensorik dari produk
makanan probiotik sangat penting karena hanya dengan memenuhi permintaan
konsumen industri makanan dapat berhasil mempromosikan konsumsi produk
fungsional di masa depan (Mattila–Sandholm, Mylla¨rinen, Crittenden, Mogensen,
Fonde´ n, & Saarela, 2002). Agar efek menguntungkan pada manusia berkembang,
jumlah sel yang layak harus di atas 6 log cfu g 1 untuk memasok '' dosis harian 'cukup'
dari 106-109 bakterilayak(Samona& Robinson,1991; Lee & Salminen,1995; Vinderola,
Bailo, & Reinheimer,2000).
Selain itu, rasa yang enak dan tekstur yang menarik sangat penting untuk semua
produk makanan, terlepas dari "pesan kesehatan" dari produk tersebut (Saxelin,
Grenov, Svensson, Fonde´n, Reniero, &

20
KESIMPULAN METABOLISME
BAKTERI
Metabolisme bakteri adalah suatu ciri yang dimiliki mahluk hidup yang memerlukan serangkaian reaksi
kimia di dalam sel. Reaksi-reaksi ini tersusun dalam jalur-jalur metabolisme yang rumit dengan
mengubah molekul-molekul melalui tahap-tahap tertentu. Metabolisme merupakan serentan reaksi
kimia yang terjadi dalam sel hidup. Dalam metabolisme ada dua fase yaitu katabolisme dan anabolisme.
Kedua proses metabolisme tersebut merupakan reaksi enzimatis, artinya reaksi tersebut melibatkan
peranan enzim. Enzim adalah suatu protein dan dihasilkan oleh sel hidup. Enzim adalah protein yang
bekerja secara khusus, sebagai katalisator, dapat digunakan berulang kali, rusak oleh panas tinggi,
terpengaruh oleh pH, diperlukan dalam jumlah sedikit dan dapat bekerja secara bolak-balik. Enzim
bekerja dalam mengkatalisis reaksi kimia (biokimia) yang berlangsung di dalam sel itu sendiri.

21
THANKS

22
DAFTAR PUSTAKA
Østlie, H. M., Treimo, J., & Narvhus, J. A. (2005). Effect of temperature
on growth and metabolism of probiotic bacteria in milk. International Dairy
Journal, 15(10), 989-997.

https://www.researchgate.net/publication/279200912_Bacterial_Metabolism

23

Anda mungkin juga menyukai