Anda di halaman 1dari 15

MIKROBIOLOGI INDUSTRI

METABOLISME MIKROORGANISME

Dosen Pengampu :
Titi Rohmayanti, S.Si., M.Si.

Disusun Oleh :

FAUZAN GYMNASTIAR
B.1810645

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS ILMU PANGAN HALAL
UNIVERSITAS DJUANDA
BOGOR
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sama seperti makhluk hidup lainnya, mikroorganisme dalam hidupnya juga
mengalami metabolisme karena metabolisme merupakan salah satu ciri yang dilakukan
oleh makhluk hidup. Metabolisme sebenarnya bukan istilah asing, maksudnya sudah
banyak masyarakat awam yang telah mendengar tentang metabolisme. Meskipun mungkin
sebagian dari mereka tidak mengetahui betul definisi tentang metabolisme, yang jelas
istilah ini menjadi kata yang tidak asing bagi telinga mereka. Kehidupan makhluk hidup,
termasuk mikroorganisme tidak luput dari sebuah proses dalam kehidupannya. Proses
itulah yang secara sederhana boleh diartikan sebagai metabolisme.
Ada beberapa pengertian tentang metabolisme. Semua pengerian sebenarnya
mengarah pada satu tujuan, yakni proses. Bahwa metabolisme adalah sebuah rangkaian
reaksi bersifat kimia yang terjadi dalam tubuh makhluk hidup. Reaksi ini terjadi sebagai
modal/sumber makhluk hidup untuk mempertahankan kehidupannya.
Metabolisme sangatlah berkaitan erat dengan kerja enzim sebagai substansi yang
ada dalam sel yang jumlahnya amat kecil dan mampu menyebabkan terjadinya perubahan-
perubahan yang berkaitan dengan proses-proses seluler dan kehidupan. Semua aktivitas
metabolisme prosesnya dikatalisis oleh enzim, Jadi kehidupan tidak akan terjadi tanpa
adanya enzim dalam tubuh mahluk hidup.

B. Tujuan
Adapaun tujuan dibuatnya makalah ini ialah untuk :
1. Mengetahui pengertian mikroorganisme.
2. Memahami macam-macam serta proses metabolisme yang dilakukan
mikroorganisme.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Metabolisme
Mikroorganisme dalam hidupnya melakukan aktivitas metabolisme. Metabolisme
mikroorganisme merupakan proses-proses kimia yang terjadi di dalam tubuh
mikroorganisme. Metabolisme disebut juga reaksi enzimatis, karena metabolisme terjadi
selalu menggunakan katalisator enzim. Dalam metabolisme mikroorganisme, energi fisik
atau kimiawi dikonversi menjadi energi melalui metabolisme mikrorganisme dan
disimpan dalam bentuk senyawa kimia yang disebut adenosine 5′-triphospate (ATP).
Mikroorganisme misalnya bakteri dalam hidupnya melakukan aktivitas metabolisme.
Tujuan metabolisme agar bakteri dapat bertahan melangsungkan fungsi hidup.

B. Proses Metabolisme
1. Anabolisme
Anabolisme adalah penyusunan atau pengambilan zat makanan, pembentukan
karbohidrat yang membutuhkan energi dan sintetis protoplasma . Merupakan sintesis
protoplasma yang meliputi proses sintesa makromolekul seperti asam nukleat, lipida
dan polisakarida, dan penggunaan energi yang dihasilkan dari proses katabolisme.
2. Katabolisme
Katabolisme merupakan penguraian bahan organik kompleks menjadi bahan
organik yang lebih sederhana, pembentukan energi dengan menguraikan karbohidrat
melalui reaksi oksidasi substrat. Merupakan oksidasi substrat yang diiringi dengan
terbentuknya energi, meliputi proses degradasi sebagai reaksi penguraian bahan organik
kompleks menjadi bahan organik sederhana atau bahan anorganik yang menghasilkan
energi dalam bentuk ATP.
Jadi, secara sederhana dapat dikatakan bahwa anabolisme adalah pembentukan
senyawa yang memerlukan energi (Rekasi endergonik). Misalnya pada fotosintesis
yang membentuk C6G12O5 dari CO2 DAN H2O. Sedangkan katabolisme adalah
penguraian senyawa yang menghasilkan energi (reaksi eksergonik), misalnya pada
respirasi yang menguraikan karbohidrat menjadi asam piruvat dan energi.
C. Senyawa Pembawa Energi, ATP dan ADP
Mikroorganisme memerlukan energi untuk :
1. Synthesa bagian sel (dinding sel, membran sel, dan substansi sel lainnya).
2. Synthesis enzim, asam nukleat, polisakarida, phospholipids, atau komponen sel
lainnya.
3. Mempertahankan kondisi sel (optimal) dan memperbaiki bagian sel yang rusak .
4. Pertumbuhan dan perbanyakan .
5. Penyerapan hara dan ekskresi senyawa yang tidak diperlukan atau waste products.
6. Pergerakan (Motilitas).
Energi yang tersimpan dalam bentuk senyawa ATP dapat diperoleh oleh
mikroorganisme melalui hidrolisa. Energi yang diperoleh dari melalui proses atau reaksi
kimia disebut sebagai free energy atau energi bebas (G). Pada reaksi yang melepaskan
energi, maka harga G adalah negatif, sedangkan pada reaksi yang memerlukan energi,
maka harga G adalah positif. Energi hasil metabolisme disimpan oleh mikroorganisme
dalam bentuk senyawa phosporyl.
ATP terbentuk dari reaksi antara adenosine 5′-diphospate (ADP) dengan phospat
anorganik, membentuk ikatan phosporyl sebagai berikut :
ADP3- + Pi + H+ → ATP4- +H2O ΔG= +30 kJ/mol (1)
Reaksi diatas menunjukkan proses katabolisme, yaitu proses penguraian zat untuk
membebaskan energi kimia sebesar 30 kJ yang tersimpan dalam senyawa organik. ATP
yang telah tersintesa tersebut disimpan di dalam sel untuk digunakan bila diperlukan.
Energi yang tersimpan tersebut dikeluarkan melalui hidrolisa ikatan phosporyl dalam
suatu reaksi yang merupakan kebalikan dari reaksi (1), yaitu sebagai berikut:
ATP4- +H2O → ADP3- + Pi + H+ ΔG= -30 kJ/mol (2)
Reaksi diatas merupakan proses anabolisme, yaitu pembentukan molekul yang
kompleks dengan menggunakan energi sebesar 30 kJ/mol. Kedua reaksi di atas terjadi
karena katalisa enzim ATP-ase.

D. Enzim
Enzim adalah katalis selular. Katalis, walaupun dalam jumlah yang amat
sedikit, mempunyai kemampuan unik untuk mempercepat berlangsungnya reaksi
kimiawi tanpa enzim itu sendiri terkonsumsi atau berubah setelah reaksi selesai.
Enzim adalah katalisator organik (biokatalisator) yang dihasilkan oleh sel.
Enzim berfungsi sebagai katalisator anorganik yaitu untuk mempercepat reaksi kimia.
Setelah reaksi berlangsung enzim tidak mengalami perubahan jumlah sehingga jumlah
enzim sebelum dan setelah reaksi adalah tetap. Enzim mempunyai spesifitas yang tinggi
terhadap reaktan yang direaksikan dan jenis reaksi yang dikatalisis. Enzim melakukan
berbagai aktifitas fisiologik seperti penyusunan bahan organik, pencernaan, dan
pembongkaran zat yang memerlukan aktivator berupa biokatalisator.
1.   Sifat Umum Enzim
a. Disusun oleh senyawa protein.
b. Bekerja secara spesifik yaitu hanya mengkatalisis satu macam reaksi saja.
c. Aktivitas enzim dipengaruhi suhu, PH, substrat dan inhibitor. Setiap enzim
memiliki suhu dan PH optimum.
d. Enzim memiliki sifat alosentrik, yaitu mampu berkaitan dengan inhibitor ataupun
aktivator.

2.   Mekanisme Kerja Enzim


Enzim meningkatkan kecepatan reaksi dengan cara menurunkan energi
aktivasi. Energi aktivasi adalah energi yang diperlukan untuk mengaktifkan suatu
reaktan sehingga dapat bereaksi untuk membentuk senyawa lain. Energi potensial
hasil reaksi menjadi lebih rendah, tetapi enzim tidak mempengaruhi letak
keseimbangan reaksi. Saat berlangsungnya reaksi enzimatik terjadinya ikatan,
sementara enzim dengan substratnya reaktan. Ikatan sementara bersifat labil dan
hanya untuk waktu yang singkat saja. Selanjutnya ikatan enzim substrat akan pecah
menjadi enzim dan hasil akhir. Enzim yang terlepas kembali setelah reaksi dapat
berfungsi lahi sebagai biokatalisator untuk reaksi yang sama.

3.   Struktur Enzim


a. Ada enzim yang mengandung komponen kimia lain selain protein. Komponen ini
disebut kofaktor, suatu komponen yang bukan protein
Kofaktor berupa :
Molekul anorganik seperti Fe2+, Mn2+, Cu2+, Na+ atau molekul organik kecil yang
disebut koenzim misalnya vitamin B, B1, dan B2.
b. Koenzim yang terikat kuat secara kovalen pada protein enzim disebut gugus
prostetik.
c. Enzim yang strukturnya sempurna dan aktif mengkatalisis, bersama-sama
koenzim atau gugus logamnya disebut holoenzim.

4.   Klasifikasi/ Penggolongan Enzim


a.   Penggolongan Enzim Berdasarkan Tempat Bekerjanya
1.   Endoenzim
Endoenzim disebut juga enzim intraseluller yaitu enzim yang
berkerja di dalam sel. Umumnya merupakan enzim yang digunakan untuk
proses sintesis di dalam sel dan untuk pembentukan energi (ATP) yang
berguna untuk proses kehidupan sel misalnya, dalam proses respirasi.
2.   Eksoenzim
Eksoenzim disebut juga enzim ekstraseluller yaitu enzim yang
berkerjanya di luar sel. Umumnya berfungsi untuk mencernakan substrat
secara hidrolisis untuk dijadikan molekul yang lebih sederhana dengan
berat molekul lebih rendah sehingga dapat masuk melewati membran sel.
Energi yang dibebaskan pada reaksi pemecahan substrat di luar sel tidak
digunakan dalam proses kehidupan sel.

E.   Katabolisme : Respirasi dan Fermentasi


1. Respirasi
Respirasi merupakan proses terjadinya pembongkaran suatu zat makanan
sehingga menghasilkan energi yang diperlukan oleh mikroorganisme tersebut. Jika
oksigen yang diperlukan dalam proses respirasi maka disebut respirasi aerob. Ada
juga spesies bakteri yang mampu melakukan respirasi tanpa adanya oksigen, maka
peristiwa itu disebut respirasi anaerob.
a. Respirasi aerob
Respirasi aerob merupakan serangkaian reaksi enzimatis yang mengubah
glukosa secara sempurna menjadi CO2, H2O dan menghasilkan energi. Menurut
penyelidikan energi yang terlepas sebagai hasil pembakaran 1 grammol glukosa
adalah 675 Kkal. Dalam respirasi aerob, glukosa dioksidasi oleh oksigen, dan
reaksi kimianya dapat digambarkan sebagai berikut:
C6H12O6 + 6 O2 → 6 CO2 + 12 H2O + 675 Kkal
Dalam kenyataan reaksi yang terjadi tidak sesederhan itu. Banyak tahap reaksi
yang terjadi dari awal hingga terbentuknya energi. Reaksi-reaksi tersebut
dibedakan menjadi tiga tahap yakni glikolisis, siklus kreb (the tricarboxylic acid
cycle) dan transfer elektron.

Gambar 1. Tahapan respirasi

1. Glikolisis
Glikolisis adalah serangkaian reaksi enzimatis yang memecah glukosa
(terdiri dari 6 atom C) menjadi dua molekul asam piruvat (terdiri dari 3 atom
C). Glikolisis juga menghasilkan ATP dan NADH + H+.
2. Tricarboxylic acid cycle (Siklus Krebs)
Merupakan serangkaian reaksi metabolisme yang mengubah asetil koA
yang direaksikan dengan asam oksaloasetat (4C) menjadi asam sitrat (6C).
Selanjutnya asam oksaloasetat memasuki daur menjadi berbagai macam zat
yang akhirnya akan membentuk oksaloasetat lagi.
3. Transfer Elektron
Setelah proses tricarboxylic acid maka yang terakhir adalah
proses transfer elektron. Transfer elektron merupakan reaksi pemindahan
elektron melelui reaksi redoks (reduksi-oksidasi). karena respirasi mebutuhkan
jumlah ATP dari proses oksidasi NADH dan FADH. Maka dibutuhkan
senyawa senyawa yang memiliki potensial reduksi rendah sebagai akseptor
elektron, dan O2 sangat ideal sebagai akseptor.  Elektron yang berasal dari
oksidasi substrat NADH atau FADH2, melalui serangkaian redoks atau
reduksi-oksidasi reaksi, lalu ke terminal akseptor. Dalam proses ini, energi
dilepaskan selama aliran elektron digunakan untuk membuat gradien proton.
Energi yang ditangkap dalam ikatan energi yang tinggi ketika P (fosfat)
anorganik bergabung dengan molekul ADP untuk membentuk ATP. Proses ini
disebut fosforilasi oksidatif. Energi (ATP) dalam sistem transpor elektron
terbentuk melalui reaksi fosforilasi oksidatif, Energi yang dihasilkan oleh
oksidasi 1 mol NADH atau NADPH2 dapat digunakan untuk membentuk 3
mol ATP. Reaksinya sebagai berikut.
NADH + H+ + 1/2 O2 + 3ADP + 3H3PO4 → NAD+   +  3ATP + 4H2O
Sementara itu, energi yang dihasilkan oleh oksidasi 1 mol FADH2 dapat
menghasilkan 2 mol ATP. Beberapa jenis enzim yang terlibat dalam
pengangkutan elektron seperti NADH dehidrogenase, sitokrom reduktase, dan
sitokrom oksidase.
Pembawa elektron terdiri dari flavoprotein (contohnya FAD dan
mononukleotida flavin, FMN), besi sulfur (FeS), dan sitokrom, protein dengan
cincin  yang berisi besi yang disebut heme. Gugus non-protein seperti lipid-
soluble (larutan dalam lemak) yang lebih dikenal dengan quinones.

b. Respirasi anaerob
Beberapa bakteri fakultatif anaerob dan obligatif anaerob melakukan respirasi
anaerob. Dengan melibatkan electron transport system (ETS), tetapi terminal
akseptor elektron selain oksigen.
Anaerob obligat adalah organisme yang mati bila terkena oksigen, seperti
Clostridium tetani dan Clostridium botulinum, yang masing-masing menyebabkan
tetanus dan botulisme.
Bakteri anaerob fakultatif adalah bakteri yang dapat hidup dengan baik bila
ada oksigen maupun tidak ada oksigen. Contoh bakteri anaerob fakultatif antara
lain Escherichia coli, Streptococcus, Alcaligenes, Lactobacillus, dan Aerobacter
aerogenes. Anaerob fakultatif dapat hidup dengan adanya atau tidak adanya
oksigen, tetapi lebih memilih untuk menggunakan oksigen. Contoh jenis ini
termasuk Escherichia coli.
Contoh respirasi anaerob berikut :
1.      Respirasi Nitrat
Respirasi nitrat dilakukan oleh bakteri anaerob fakultatif. Potensi
redoks nitrat adalah +0.42 Volt, dibandingkan dengan oksigen yang potensial
redoksnya +0,82 volt. Akibatnya, lebih sedikit energi yang digunakan
dibandingkan dengan oksigen sebagai terminal akseptor elektron dan molekul
lebih sedikit ATP yang terbentuk. Proses ini memiliki beberapa langkah, yang
mana nitrat direduksi menjadi nitrit dan nitrogen oksida menjadi dinitrogen,
yang disebut sebagai dissimilatory nitrate reduction atau denitrifikasi. Reaksi
denitrifikasi sebagai berikut:
2NO3- + 12 e- + 12 H+  → N2 + 6 H2O
 Denitrifikasi dilakukan oleh spesies Pseudomonas
stutzeri, Pseudomonas aeruginosa, Paracoccus denitrificans dan Thiobacillus
denitrificans.
Bakteri ini adalah kelompok bakteri yang memiliki kemampuan untuk
melakukan reaksi reduksi senyawa nitrat  (NO3-) menjadi
senyawa nitrogen bebas (N2). Pada beberapa kelompok bakeri denitrifikasi,
dapat ditemukan senyawa nitrogen oksida (NO) sebagai hasil sampingan
metabolisme. Proses ini pada umumnya berlangsung secara anaerobik (tanpa
melibatkan molekul oksigen, O2).
Proses denitrifikasi merupakan salah satu dari rangkaian siklus
nitrogen yang berperan dalam mengembalikan senyawa nitrat yang
terakumulasi di wilayah perairan, terutama laut, untuk kembali dipakai dalam
bentuk bebas. Di samping itu, reaksi ini juga menghasilkan nitrogen dalam
bentuk lain, seperti dinitrogen oksida (N2O). Senyawa tersebut tidak hanya
dapat berperan penting bagi hidup berbagai organisme, tetapi juga dapat
berperan dalam fenomena hujan asam dan rusaknya ozon. Senyawa N2O akan
dioksidasi menjadi senyawa NO dan selanjutnya bereaksi dengan ozon (O 3)
membentuk NO2- yang akan kembali ke bumi dalam bentuk hujan asam
(HNO2).
Sedangkan bakteri fakultatif Anaerob seperi, E. coli dan sejenisnya,
yang hanya mereduksi nitrat menjadi nitrit, dan enzim.

2.      Respirasi Sulfat
Respirasi sulfat dilakukan oleh sebagian kecil bakteri heterotrophic,
yang semuanya oligatif anaerob, seperti bakteri dari
spesies Desulfovibrio. Bakteri ini membutuhkan sulfat sebagai aseptor proton 
dan terduksi menjadi sulfit. Reaksi sulphate respiration sebagai berikut:
SO42- + 8 e- + 8 H+ → S2- + H2O

3.      Respirasi Karbonat
 Respirasi Karbonat dilakukan oleh bakteri seperti Methanococcus dan
Methanobacterium. Bakteri tersebut merupakan anaerob obligat yang
mereduksi CO2, dan kadang-kadang karbon monoksida, untuk menjadi metana.
Bakteri metanogen yang biasa menggunakan hidrogen sebagai sumber energi
dan ditemukan di lingkungan yang rendah nitrat dan sulfat, misalnya usus
beberapa hewan, rawa, sawah dan digester limbah lumpur. Reaksi respirasi
karbonat hingga membentuk metan sebagai berikut:
CO2 + 4H2 →CH4 + 2H2O
Selain nitrat, sulfat dan karbon dioksida, besi besi (Fe 3+), mangan
(MN4+) dan beberapa organik senyawa (sulfoksida dimetil, fumarat, glisin dan
oksida trimetilamina) dapat berfungsi sebagai terminal elektron akseptor untuk
respirasi anaerob tertentu bakteri.

2. Fermentasi
             Bila respirasi tidak bisa dilakukan, organisme harus menggunakan mekanisme
alternatif untuk membentuk pasokan koenzim, selama oksidasi glukosa menjadi
piruvat. Jika NAD (P) H tidak teroksidasi kembali ke NAD (P) +, katabolisme akan
berhenti. Akibatnya, akseptor terminal elektron yang cocok harus ditemukan untuk
mengambil elektron. Fermentasi adalah proses perombakan senyawa organik dalam
kondisi anaerob menghasilkan produk berupa asam-asam organik, alkohol dan gas,
yang kemudian dikeluarkan dari sel, sedangkan fermentasi itu bermacam-macam
seperti:
a. Fermentasi alkohol dilakukan oleh yeasts, jamur dan bakteri. Fermentasi alkohol
merupakan suatu reaksi pengubahan glukosa menjadi etanol (etil alkohol) dan
karbondioksida. Organisme yang berperan yaitu Saccharomyces cerevisiae (ragi)
untuk pembuatan tape, roti atau minuman keras.
Reaksi kimia:
C6H12O6→ 2 C2H5OH + 2 CO2 + 2 H2O + 2 ATP
b. Fermentasi asam laktat yang dilakukan oleh sejumlah bakteri, seperti
Streptococcus, Lactobacillus, Lactococcus dan Leuconostoc, serta beberapa
jamur, alga dan protozoa. Turunan piruvat, adalah akseptor elektron dan
membentuk laktat. Ada dua bentuk fermentasi ini yakni:
1)  Fermentasi homolaktis dilakukan oleh bakteri seperti Lactobacillus
acidophilus dan Lactobacillus casei, yang mereduksi semua piruvat yang
dihasilkan pada proses glikolisis menjadi asam laktat.
2) Fermentasi heterolaktis menghasilkan produk lainnya dan asam laktat.
Organisme yang melakukan ini seperti Leuconostoc mesenteroides dan
Lactobacillus brevis.
c. Fermentasi asam campuran yang dilakukan oleh E. coli dan bakteri fakultatif
anaerob. Produknya meliputi laktat, asetat, dan etanol. Beberapa organisme
memiliki kemampuan untuk mereduksi piruvat menjadi hidrogen dan CO2.
d. Fermentasi 2,3-Butanediol dilakukan oleh Enterobacter, Erwinia, Klebsiella dan
Serratia. Sama seperti fermentasi campuran asam, namun menghasilkan
butanadiol, netanol dan asam.
e. Fermentasi asam propionat dilakukan oleh beberapa bakteri d usus, seperti
Propionibacterium dan sejenisnya, beberapa terlibat dalam produk komersil
Swiss-keju dan vitamin B12 (cobalamin). Propionat yang terbentuk dari piruvat
yang melalui jalur methylmalonyl CoA, dimana piruvat terkarboksilasi menjadi
oksaloasetat, dan kemudian direduksi menjadi propionat melalui malate, fumarate
dan suksinate
f. Fermentasi asam butirat dilakukan oleh spesies Clostridium. Bakteri ini
memproduksi aseton, butanol, propanol, alkohol dan asam lainnya. Bakteri ini
juga memfermentasi asam amino dan senyawa nitrogen lainnya, serta
karbohidrat.

F. Anabolisma : Fotosintesis
Proses metabolisme mikroorganisme dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan
sumber energinya yaitu fototrof dan kemotrof. Sedangkan apabila berdasarkan kemampuan
mendapat sumber karbonnya menjadi dua juga yaitu autotrof dan heterotrof.
Mikroorganisme fototrof adalah mikroorganisme yang menggunakan cahaya sebagai
sumber energi utamanya. Fototrof dibagi menjadi dua yakni : fotoautotrof dan
fotoheterotrof.
1. Fotoautotrof
Organisme yang termasuk fotoautrotrof melakukan fotosintesis.
Sedangkan fotosintesis adalah proses mensintesis senyawa organik kompleks dari
unsur-unsur anorganik dengan menggunakan energi cahaya matahari. Fotosintesis tidak
hanya dilakukan oleh tumbuhan namun juga dilakukan oleh mikroba. Mikroba yang
melakukan fotosintesis seperti Cyanobacteria, serta beberapa jenis algae. Pada  Reaksi
umum yang terjadi dpat dituliskan sebagai berikut :
6H2O + 6CO2 + cahaya → C6H12O6 + 6O2
dalam fotosintesis terjadi dua tahapan reaksi terang dan reaksi gelap. Reaksi terang atau
fosforilasi reaksi ini terjadi di tilakoid dan reaksi gelap terjadi di dalam
stromokloroplas.
Reaksi terang merupakan pemecahan air menjadi hidrogen dan oksigen yang
disebut dengan fotolisis. Hidrogen hasil fotolisis digabung dengan karbondioksida yang
ditangkap dari uadara bebas untuk membentuk glukosa. Pada reaksi terang, atom
hydrogen dari molekul H2O dipakai untuk mereduksi NADP menjadi NADPH, dan
O2 dilepaskan sebagai hasil samping reaksi fotosintesis. Reaksi ini juga dirangkaikan
dengan reaksi endergonik pembentukan ATP dari ADP + Pi. Dengan demikian tahap
reaksi terang dapat dituliskan dengan persamaan:

Dalam hal ini pembentukan ATP dari ADP + Pi merupakan suatu mekanisme
penyimpanan energi matahari yang diserap kemudian diubah menjadi bentuk energi
kimia. Proses ini disebut fotofosforilasi. 
Tahap kedua disebut tahap reaksi gelap. Dalam hal ini senyawa kimia berenergi tinggi
NADPH dan ATP yang dihasilkan dalam tahap pertama (reaksi gelap) dipakai untuk
proses reaksi reduksi CO2 menjadi glukosa dengan persamaan:

Gambar 2. Reaksi gelap dan terang


2. Fotoheterotrof
                Fotoherotrof adalah kelompok kecil bakteri yang menggunakan energi cahaya
tapi membutuhkan zat organik seperti alkohol, asam lemak, atau karbohidrat sebagai
sumber karbon. Organisme ini meliputi bakteri non-sulfur, bakteri ungu, dan hijau.
Contoh :
Fotosintesis anoksigenik, yaitu proses fototrof mana energi cahaya ditangkap dan
diubah menjadi ATP, tanpa menghasilkan oksigen.
1. Fotosintesis bakteri ungu non belerang
CO2 + 2CH3CHOHCH3 → (CH2O) + H2O + 2CH3COCH3
2. Fotosintesis bakteri hijau belerang
CO2 + 2H2S → (CH2O) + H2O + 2S

            Mikroorganisme kemotrof, mikroorganisme ini bergantung kepada reaksi


oksidasi dan reduksi akan zat anorganik atau organik sebagai sumber energi mereka.
Mikroorganisme kemotrof dibagi menjadi dua yakni kemoautotrof dan kemoheterotrof.
1. Kemoautotrof 
Kemoautotrof adalah organisme kemotrof yang sumber karbonnya berasal dari
CO2, hanya memerlukan CO2 sebagai sumber karbon bukan sebagai sumber energi.
Bakteri ini memperoleh energi dengan mengoksidasi bahan-bahan anorganik. Energi
kimia diekstraksi dari hidrogen sulfida (H2S), amonia (NH3), ion fero (Fe2+), atau
bahan kimia lainnya. Contohnya adalah bakteri Sulfolobus sp. yang mengoksidasi
sulfur.
2. Kemoheterotrof
Kemoheterotrof adalah organisme kemotrof yang sumber karbonnya dari
senyawa-senyawa organik (mengonsumsi molekul organik untuk sumber energi dan
karbon). Dibagi menjadi dua berdasarkan akseptor elektron terakhirnya. Apabila
akseptor terakhirnya adalah O2 contohnya adalah hewan dan hampir semua fungi,
protozoa, serta bacteria. Apabila akseptor terakhirnya bukan O2 adalah Streptococcus
sp dan Clostridium sp.

  
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Mikroorganisme mengalami proses kimia dalam tubuhnya yang meliputi proses
anabolisme dan katabolisme. Anabolisme misalnya pada fotosintesis, dan katabolisme
contohnya respirasi. Selain itu, ada pula mikroorganisme yang bergantung kepada reaksi
oksidasi dan reduksi akan zat anorganik atau organik sebagai sumber energi mereka,
disebut mikroorganisme kemotrof.

B. Saran
Makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, misalnya masih ada kata-kata yang
salah dalam pengetikan, tidak mencantumkan kutipan atau catatan kaki. Hal itu
disebabkan karena keterbatasan waktu penulis dalam membuat makalah ini. Oleh sebab itu
penulis berharap agar pembaca dapat memakluminya.
DAFTAR PUSTAKA

Kristy, Yanti. 2014. Perbedaan Bakteri Anaerob dan aerob dalam penggunaan oksigen.
Website :
http://www.sridianti.com/perbedaan-bakteri-anaerob-dan-aerob-dalam-penggunan-
oksigen.html. Diakses pada 3 November 2014 pukul 19.44 WIB.

Kusnadi. 2012. Metabolisme Mikroba. Website :


http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196805091994031-
KUSNADI/KULIAH,_METABOLISME_MIKROBA.ok.pdf. Diakses pada 11
November 2014 pukul 04.20 WIB.

Pelczar, Michael J. 2008. Dasar-Dasar Mikrobiolgi. Universitas Indonesia: Jakarta

Priani, Nunuk. 2003. Metabolisme Mikroorganisme. Website :


http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/818/1/biologi-nunuk1.pdf. Diakses
pada 08 November 2014 pukul 21.26 WIB.

Suharni, Theresia Tri. 2007. Mikrobiologi umum. Yogyakarta : Penerbit Universitas Atma
Jaya.

Wibowo, Marlia Singgih. 2013. Metabolisme Mikroorganisme. Website :


http://download.fa.itb.ac.id/filenya/Handout%20Kuliah/Biosintesis%20Senyawa
%20Obat/METABOLISME%20MIKROORGANISME.pdf. Diakses pada 01
November 2014 pukul 19.20 WIB.

Wikanastri. 2014. Metabolisme Mikroorganisme. Website :


http://tekpan.unimus.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/P2-METABOLISME-
MIKROORGANISME.pdf. Diakses pada 08 November 2014 pukul 20.30 WIB.

Anda mungkin juga menyukai