Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH MIKROBIOLOGI

“METABOLISME DAN FISIOLOGIS MIKROORGANISME”

DISUSUN OLEH :

VINA MIFTAHUL AZIZAH


G701 20 100

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO

PALU

2021
A. Metabolisme Mikroba
Mikroorganisme dalam hidupnya melakukan aktivitas metabolisme. Metabolisme
mikroorganisme merupakan proses-proses kimia yang terjadi di dalam tubuh
mikroorganisme. Metabolisme disebut juga reaksi enzimatis, karena metabolisme
terjadi selalu menggunakan katalisator enzim. Dalam metabolisme mikroorganisme,
energi fisik atau kimiawi dikonversi menjadi energi melalui metabolisme
mikrorganisme dan disimpan dalam bentuk senyawa kimia yang disebut adenosine 5′-
triphospate (ATP). Mikroorganisme misalnya bakteri dalam hidupnya melakukan
aktivitas metabolisme. Tujuan metabolisme agar bakteri dapat bertahan
melangsungkan fungsi hidup.

1. Proses Metabolisme
• Anabolisme
Anabolisme adalah penyusunan senyawa kimia sederhana menjadi senyawa
kimia atau molekul komplek (Prawirohartono dan Hadisumarto, 1997). Pada
peristiwa ini diperlukan energi dari luar. Energi yang digunakan dalam reaksi
ini dapat berupa energi cahaya ataupun energi kimia. Energi tersebut,
selanjutnya digunakan untuk mengikat senyawa-senyawa sederhana tersebut
menjadi senyawa yang lebih kompleks. Jadi, dalam proses ini energi yang
diperlukan tersebut tidak hilang, tetapi tersimpan dalam bentuk ikatan-ikatan
kimia pada senyawa kompleks yang terbentuk. Energi yang digunakan dalam
anabolisme dapat berupa energi cahaya atau energi kimia. Anabolisme yang
menggunakan energi cahaya dikenal dengan fotosintesis, sedangkan
anabolisme yang menggunakan energi kimia dikenal dengan kemosintesis.

• Katabolisme
Katabolisme adalah reaksi pemecahan/pembongkaran senyawa kompleks
menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana dengan menghasilkan energi
yang dapat digunakan organisme untuk melakukan aktivitasnya. Fungsi reaksi
katabolisme adalah untuk menyediakan energi dan komponen yang dibutuhkan
oleh reaksi anabolisme.

2. Produksi Energi Oleh Mikroba


Sel-sel bakteri seperti halnya sel semua organisme hidup, umumnya melakukan
aktivitas kehidupan untuk kelangsungan hidupnya. Semua sel membutuhkan suatu
sumber energi. Walaupun sangat beraneka ragam jenis substansi yang berperan
sebagai sumber energi bagi mikroorganisme, namun terdapat pola dasar
metabolisme yang sangat sederhana yaitu terjadi perubahan dari satu bentuk
energi yang kompleks menjadi bentuk energi yang lebih sederhana, sehingga
dapat masuk ke dalam rangkaian metabolik. Bakteri dapat mengubah zat kimia
dan energi radiasi kebentuk yang berguna untuk kehidupannya melalui proses
respirasi, fermentasi dan fotosintesis. Dalam respirasi, molekul oksigen adalah
penerima elektron utama, sementara dalam fermentasi molekul bahan makanan
biasanya pecah menjadi dua bagian, dimana yang satu kemudian dioksidasi oleh
yang lainnya.

Dalam fotosintesis, energi cahaya diubah menjadi energi kimia. Bagaimanapun,


dalam semua jenis sel dan tanpa menghiraukan mekanisme yang digunakan untuk
mengekstrak energi, reaksi tersebut diiringi oleh pembentukan Adenosine
Triphosphate (ATP). ATP adalah perantara yang umum (reaktan) baik dalam
reaksi yang menghasilkan energi maupun reaksi-reaksi yang membutuhkan energi
dan pembentukannya memerlukan mekanisme dimana energi yang tersedia dapat
disalurkan kedalam reaksi biosintesis dari sel yang memerlukan energi.

Fermentasi merupakan salah satu respirasi anaerob sehingga fermentasi adalah


proses pembebasan energi tanpa oksigen. Ciri-ciri dari fermentasi adalah:
• Terjadi pada organisme yang tidak membutuhkan oksigen bebas.
• Tidak terjadi penyaluran elektron ke siklus krebs dan transpor elektron.
• Energi (ATP) yang terbentuk lebih sedikit jika dibandingkan dengan
respirasi aerob yaitu 2 molekul ATP setiap mol glukosa.
• Jalur yang ditempuh ialah glikolisis dan pembentukan alkohol (fermentasi
alkohol) dan pembentukan asam laktat.
• Menghasilkan produk berupa asam-asam organik, alkohol dan gas.
Organisme anaerobik juga menghasilkan energi, yaitu melalui reaksi-reaksi
yang disebut fermentasi yang menggunakan bahan organik sebagai donor
dan akseptor elektron. Bakteri anaerobik fakultatif dan bakteri anaerobik
obligat menggunakan berbagai macam fermentasi untuk menghasilkan
energi. Misalnya pada bakteri Streptococus lactis menggunakan fermentasi
asam laktat untuk perolehan energi yaitu dengan menguraikan glukosa
menjadi asam laktat melalui proses glikolisis, satu molekul glukosa diubah
menjadi dua molekul asam piruvat disertai dengan pembentukan dua
NADH+ .

Sebagaimana ditujukkan dalam skema di atas, selain menghasilkan asam piruvat


sebagai produk akhir juga dihasilkan 2 molekul NHDH yang harus dioksidasi.
Tergantung pada tipe mikroorganismenya asam piruvat (CH3COCOOH)
dimetabolisme lebih lanjut untuk menghasilkan produk akhir fermentasi
sebagaimana ditunjukkan dalam skema berikut:
a) Fermentasi Asam homolaktat. Dilakukan oleh beberapa bakteri
Streptococcus dan Laktobacillus.
b) Fermentasi Alkohol. Dilakukan oleh Yeast.
c) Fermentasi Asam Campuran, dilakukan Escherichia coli dan beberapa
bakteri anterik lainnya.
d) Fermentasi butylen-glikol, dilakukan oleh Enterobacter, Pseudomonas
dan Bacillus.
e) Fermentasi Asam propionate. Dilakukan oleh Propioniacterium dan
Veillonela. CO2 asam piruvat….. asam asetat 2 oksalo asetat 2CO2
enzyme bond 2 asam suksinat propionil Co A asam propionat suksinil
Co A 2 methil malonil Co A. Energi yang bergabung dalam ikatan
propiionil Co A disimpan oleh reaksi propionil Co A dengan asam
ukinat membentuk suksinil CoA dan asam propionat bebas.
Selanjutnya CO2 yang dibebaskan dari decarboksilasi metil malonil
CoA tetap berikatan dengan enzim yang mengandung biotin yang
akan mentransfer CO2 kepada asam piruvat membentuk asam aksalo
asetat. Organisme ini juga dapat membentuk oksalo asetat dari reaksi
PRP (Phosphoenol piruvat) dengan CO2 bebas.
f) Fermentasi Asam Butirat, butanol dan aseton. Bakteri yang melakukan
fermentasi tersebut adalah Clostridium.

Dari skema tersebut dapat diketahui bahwa berbagai macam senyawa yang dapat
berperan sebagai aseptor elektron terakhir. Jadi produk akhir dari fermentasi
juga bervariasi. Dalam hal fermentasi asam laktat atau alkohol, hanya satu
macam. Pada fermentasi lain seperti campuran asam atau asam butirat
menggunakan bermacam aseptor elektron dan produk fermentasi juga bervariasi.
Tidak semua bakteri melakukan metabolisma gula melalui jalur embden-
meyerhof, tetapi ada beberapa alternatif penguraian glukosa menghasilkan tipe
fermentasi.

B. Fisiologi Mikroba
Secara umum, organisme mikroskopis pada tingkatan seluler mmemiliki
metabolisme seperti pada umunya sel eukariotik maupun prokariotik. Perbedaan
terletak pada cara memperoleh nutrisi dan cara hidup yang akan berpengaruh
terhadap kemampuan metabolit yang khas untuk setiap jenis mikroba. Selain itu,
lingkungan tempat hidup (habitat) juga berpengaruh terhadap kemampuan
metabolisme suatu mikroba.
1. Adapun Nutrisi Bakteri yaitu:
a) Bakteri heterotrof : bakteri yang tidak dapat mensisntesis makanannya
sendiri. Kebutuhan makanan tergantung dari mahkluk lain. Bakteri saprofit
dan parasit tergolong bakteri heterotrof.
b) Bakteri autotrof baktri yang dapat mensisntesisi makanannya sendiri (1)
bakteri fotoautotrof (2) kemoautotrof.bakteri aerob : memerlukan O2 bebas
untuk kegiatan respirasinya.
c) Bakteri anaerob : tidak memerlukan O2 bebas untuk kegiatan

2. Pertumbuhan Bakteri dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:


a) Temperatur , umumnya lembab tumbuh baik pada suhu antara 25-35℃.
b) Kelembaban lingkungan lembab dan tingginya kadar air sangat
menguntungkan untuk pertumbuhan bakteri.
c) Sinar matahari sinar ultraviolet yang terkandung dalam sinar matahari dapat
mematikan bakteri
d) Zat kimia, antibiotik, logam berat dan senyawa-senyawa kimia.

3. Nutrisi Fungi :

a) Heterotrof : bersifat parasit obligat, parasit fakultatif atau saprofit

b) Fungi menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya,
kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen.
c) Fungi bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat protein,
vitamin dan senyawa kimia lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Fifendy, Mades. 2017. Mikrobiologi. Depok: Kencana.

Harti, Agnes Sri. 2015. Mikrobiologi Kesehatan. Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Putri, M.H. 2021. Mikrobiologi Keperawatan Gigi. Pekalongan: PT. Nasya


Expanding Management.

Wahyuni dan Indrie Ramadhani. 2020. Mikrobiologi dan Parasitologi. Banyumas:


Penerbit CV. Pena Persada.

Anda mungkin juga menyukai