Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH INDIVIDU

MATA KULIAH : BUDIDAYA TANAMAN KAKAKO 1


DOSEN PENGAMPUH : DR. EKA WISDAWATI S.Si., Mp

“METABOLIT SEKUNDER YANG DIHASILKAN OLEH


MIKROBA”

OLEH:
ZAINUDDIN
(2122040054)

PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN


JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKAJENE
MANDALLE PANGKEP
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Mandalle 07 Mei 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Metabolit sekunder merupakan senyawa kimia yang dihasilkan oleh tanaman dalam
jumlah yang kecil dan tidak memiliki pengaruh langsung terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman, tetapi digunakan sebagai perlindungan agar terhindar dari
Gangguan mikroba dengan menghasilkan senyawa fitoaleksin, gangguan dari herbivora
dengan menghasilkan bau yang tidak disukai oleh hewan seperti senyawa terpenoid dan
juga bertahan pada kondisi lingkungan yang ekstrim.
Produk metabolit yang dihasilkan oleh tanaman memiliki sifat yang spesifik dan
kadar yang berbeda untuk setiap spesies dan bagian tanaman.
Selain itu perbedaan kandungan metabolit yang dihasilkan juga dapat dipengaruhi
oleh faktor kondisi geografis lingkungan seperti ketinggian tempat, temperatur, curah
hujan, jenis tanah dan faktor lainnya.Metabolisme adalah kegiatan yang sangat penting
untuk dilakukan oleh setiap makhluk hidup, begitu juga mikroorganisme. Melalui kegiatan
metabolisme, setiap makhluk hidup mampu mengorganisasikan berbagai molekul kimia di
dalam tubuhnya dan mengkoordinasikan berbagai reaksi kimia. Metabolisme secara garis
besar terbagi menjadi katabolisme dan anabolisme. Katabolisme merupakan reaksi
metabolisme yang bersifat mengurai senyawa kimia tertentu dan melepaskan energi
selama proses berlangsung. Sebaliknya, anabolisme merupakan reaksi yang
menggunakan energi untuk meyintesis senyawa kimia yang lebih besar dari senyawa
kimia yang lebih kecil (Madigan dkk. 2011).

B. Tujuan

Adapun tujuannya yaitu :


Mengetahui tentang ap itu metabolit sekunder
Mengetahui metabolit yang di hasilkan oleh mikroba
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Metabolit Sekunder

Metabolit sekunder merupakan suatu senyawa kimia yang berada didalam suatu
organisme, biasanya senyawa ini tidak terlibat secara langsung dalam proses
pertumbuhan, perkembangan atau reproduksi organisme (Mohammed et al., 2014).
Metabolit sekunder terbentuk dari sintesis tanaman, mikroba, dan hewan melalui proses
biosintesis (Saifudin, 2014). Jalur pembentukan metabolit sekunder menurut Deacon
(2006), yaitu sintesis metabolit sekunder yang berhubungan dengan jalur pembentukan
lipid. Contoh dari jalur pembentukan tersebut adalah tubuh buah Basidiomycota
menghasilkan senyawa volatil Polyacetylens. Menurut Agusta (2009), metabolit sekunder
yang dihasilkan oleh mikroorganisme dapat digolongkan menjadi alkaloid, fenolik dan
turunannya, flavonoid, isokumarin, kuinon, peptida, terpenoid, dan sebagainya.
Untuk keperluan hidupnya, jasad hidup memerlukan bahan makanan. Juga mikroba,
untuk kehidupannnya memerlukan bahan-bahan organik dan anorganik yang diambil dari
lingkungannya. Bahan-bahan tersebut dinamakan nutrien, sedang proses penyerapannya
disebut nutrisi. Bakteri menghasilkan berbagai produk metabolisme yang penting
termasuk asam organik, kompones flavor, dan berbagai anti mikroba khususnya
bakteriosin. Bakteriosin yang dihasilkan oleh bakteri asam laktat yaitu sensitive terhadap
protease, stabil terhadap panas, bakterisidal dengan spectrum penghammbatan yang
sempit. Walaupun beberapa bakteriosin (nisin,pediosin dan nakasin) yang dihasilkan oleh
bakteri asam laktat memiliki spectrum yang luas yaitu mampu menghambat bakteri gram
negatif.Bahan-bahan yang telah diserap kedalam sel akan digunakan oleh sel melalui
proses yang disebut metabolisma, yang terbagi menjadi katabolisma (bioenergi) dan
anabolisma (biosintesa).
Pada proses bioenerji nutrien berfungsi sebagai sumber energi atau penerima
elektron16. Sumber energi pada bakteria misalnya, merupakan bahan organik sederhana
yang diuraikan menjadi bahan-bahan yang lebih sederhana lagi. Energi yang dihasilkan
merupakan energi kimia yang diperlukan untuk aktivitas sel, misal: perkembangbiakan,
pembentukan spora, pergerakan, biosintesa, dan sebagainya.
BAB III
PEMBAHASAN

Metabolit diklasifikasikan menjadi dua, yaitu metabolit primer dan metabolit


sekunder. Metabolit primer yang dibentuk dalam jumlah terbatas adalah penting untuk
pertumbuhan dan kehidupan mahluk hidup. Metabolit sekunder tidak digunakan untuk
pertumbuhan dan dibentuk dari metabolit primer pada kondisi stress. Contoh metabolit
sekunder adalah:
 antibiotik,
 pigmen,
 toksin,
 efektor kompetisi ekotoksi
 simbiosis,
 feromon,
 inhibitor enzim,
 Agen immunomodulasi,
 reseptor antagonis dan agonis,
 pestisida,
 agen antitumor,
 promotor pertumbuhan binatang dan tumbuhan.
Ada beberapa hipotesis tentang fungsi metabolit sekunder bagi produsen metabolit
sekunder, misalnya dalam mempertahankan hidup dari bakteri, fungi,insekta, dan binatang
melalui produksi antibiotik dan
anti kotor (antifouling) (Gudbjarnason 1999). Selain itu,metabolit sekunder berperan
juga dalam memperbaiki kehidupan mikroba penghasil metabolit sekunder ketika
berkompetisi dengan spesies lain (Tabarez 2005). Ada 5 alasan yang memperkuat hal
tersebut (Tabarez 2005).Pertama, metabolit sekunder beraksi sebagai mekanisme
pertahanan alternatif sehingga organisme yang kekurangan sistem imun akan
menghasilkan metabolit sekunder yang banyak dan bermacammacam. Kedua, metabolit
sekunder memiliki struktur dan mekanisme kerja yang mantap (sophisticated) serta jalur
metabolismenya komplek dan mahal secara energetika. Ketiga, metabolit sekunder
beraksi jika ada kompetisi dengan mikroba, tanaman, atau binatang.
Keempat, metabolit sekunder dihasilkan olehsekelompok gen biosintesis. Kelima,
produksi metabolit sekunder dengan aktivitas antibiotik biasanya diiringi dengan sporulasi
dan terjadi pada sel mikroba yang sensitif dengan mikroba, tumbuhan, atau binatang.
Umumnya mikroba sensitif ini membutuhkan perlindungan khusus ketika nutrisinya
mulai habis. Pembentukan metabolit sekunder diatur oleh nutrisi, penurunan kecepatan
pertumbuhan, feedback control, inaktivasi enzim, dan induksi enzim. Keterbatasan nutrisi
dan penurunan kecepatan pertumbuhan akan menghasilkan sinyal yang mempunyai efek
regulasi sehingga menyebabkan diferensiasi kimia (metabolit sekunder) dan diferensiasi
morfologi (morfogenesis) (Demain 1998).
Berdasarkan cara hidupnya, bakteri penghasil metabolit sekunder dapat berasal dari
bakteri yang hidup bebas, bakteri laut yang terdapat pada sedimen, bakteri yang
berasosiasi dengan permukaan alga, atau bakteri yang
berasosiasi dengan invertebrata (Burgess et al, 1999). Berdasarkan hasil penelitian
terdahulu, umumnya bakteri yang hidup dengan cara berasosiasi dengan mahluk hidup
laut menunjukkan potensi besar dalam sekresi metabolit sekunder dengan sifat
antibakteri(Burgess et al, 1999; Amstrong et al, 2001;Yan et al,2003).
Bakteri yang hidup berikatan dengan partikel tertentu menghasilkan metabolit
sekunder 5-10 kali lebih tinggi dibandingkan dengan bakteri yang hidup bebas (Long
2001). Contoh bakteri penghasil metabolit sekunder laut adalah Actinopolyspora species
AH1 diperoleh dari sedimen laut dan menunjukkan aktivitas antimikroba (Kokare et al,
2003). Bakteri epibiotik yang diambil dari Petrosia ficiformis berkemampuan menghambat
pertumbuhan bakteri laut lain secara invitro (Chelossi et al, 2004). Pseudoalteromonas
piscicida yang berasosiasi dengan spons Hymeniacidon perleve menghasilkan senyawa
norharman (suatu alkaloid betakarbolin) yang memiliki aktivitas antimikroba (Zheng et al,
2005).
Nitrogen juga berperan dalam produksi metabolit sekunder mikroba. Pada kondisi
nitrogen terbatas,ppGpp sintetase (RelA) yang berasosiasi dengan ribosom dibutuhkan
untuk produksi antibiotik oleh Streptomyces coelicolor A3(2) (Chakraburtty & Bibb1997).
Kondisi ini juga dibutuhkan untuk produksi cephamycin C oleh Streptomyces clavuligerus
(Jin etal, 2004). Meskipun demikian mekanisme produksi antibiotik yang digerakkan oleh
ppGpp ini belum jelas.Biosintesis metabolit sekunder seperti antibiotik dipengaruhi juga
oleh ketersediaan fosfat (Martin 2004).Umumnya produksi metabolit sekunder terjadi pada
kondisi fosfat terbatas. Komponen yang berperan yaitu sistem PhoR-PhoP. PhoR adalah
protein membran standar sensor kinase. PhoP adalah suatu protein anggota regulator
respon terikat dengan DNA. PhoP berperan juga dalam mengontrol gen fosfatase
alkalin(PhoP). Jika terjadi inaktivasi regulator respon PhoP atau delesi sistem PhoR-PhoP
menyebabkan terjadinya ekspresi tinggi actinohordin dan undesilprodigosin.

Untuk keperluan hidupnya, jasad hidup memerlukan bahan makanan. Juga Mikroba,
untuk kehidupannnya memerlukan bahan-bahan organik dan anorganik Yang diambil dari
lingkungannya. Bahan-bahan tersebut dinamakan nutrien, Sedang proses penyerapannya
disebut nutrisi. Bakteri menghasilkan berbagai Produk metabolisme yang penting
termasuk asam organik, kompones flavor, dan
Berbagai anti mikroba khususnya bakteriosin. Bakteriosin yang dihasilkan oleh
Bakteri asam laktat yaitu sensitive terhadap protease, stabil terhadap panas, Bakterisidal
dengan spectrum penghammbatan yang sempit. Walaupun beberapa Bakteriosin
(nisin,pediosin dan nakasin) yang dihasilkan oleh bakteri asam laktat
Memiliki spectrum yang luas yaitu mampu menghambat bakteri gram negatif15
Bahan-bahan yang telah diserap kedalam sel akan digunakan oleh sel melalui Proses
yang disebut metabolisma, yang terbagi menjadi katabolisma (bioenergi) Dan anabolisma
(biosintesa). Pada proses bioenerji nutrien berfungsi sebagai
Sumber energi atau penerima elektron16. Sumber energi pada bakteria misalnya,
Merupakan bahan organik sederhana yang diuraikan menjadi bahan-bahan yang
Lebih sederhana lagi. Energi yang dihasilkan merupakan energi kimia yang
Diperlukan untuk aktivitas sel, misal: perkembangbiakan, pembentukan spora,Pergerakan,
biosintesa, dan sebagainya.

1. Senyawa Metabolit Sekunder


Tanaman dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia, baik sebagai bahan pangan,
bahan bangunan, bahan bakar, dan obat. Begitu pula metabolit sekunder, banyak
dimanfaatkan di berbagai bidang, terutama bidang pangan, kesehatan, lingkungan dan
pertanian. Dengan kemajuan teknologi, produksi metabolit sekunder tidak hanya dilakukan
secara konvensional tetapi juga melibatkan rekayasa genetika dan kultur jaringan.
Sebagian besar karbon, nitrogen, dan energi digunakan untuk menyusun molekul-molekul
utama: (karbohidrat, lemak, protein, dan asam nukleat) yang disebut metabolit primer.
Sebagian kecil karbon, nitrogen, dan energi juga digunakan untuk mensintesis molekul
organik yang tidak memiliki peran secara langsung dalam pertumbuhan dan
perkembangan, dinamakan metabolit sekunder (Sanchez and Demain, 2019). Metabolit
sekunder (MS) adalah molekul organik yang tidak memiliki peran secara langsung dalam
pertumbuhan dan perkembangan. Metabolit sekunder pada tumbuhan berfungsi spesifik
namun tidak bersifat esensial. Metabolit sekunder dapat disintesis oleh organ-organ
tertentu tumbuhan, seperti akar, daun, bunga, buah, dan biji. Metabolit sekunder (MS)
pada tumbuhan umumnya bersifat sangat spesifik dalam hal fungsi dan tidak terlalu
penting karena jika tidak diproduksi, dalam jangka pendek tidak menyebabkan kematian.
Biosintesis MS dapat terjadi pada semua organ tumbuhan, termasuk di akar, pucuk, daun
bunga, buah, dan biji. Beberapa metabolit disimpan dalam kompartemen khusus, bisa
pada organ atau tipe sel yang terspesialisasi. Dalam kompartemen tersebut konsentrasi
MS yang bersifat toksik bisa sangat tinggi, sehingga menjadi pertahanan yang efisien
terhadap herbivora Metabolit sekunder pada tumbuhan memiliki beberapa fungsi: 1)
pertahanan terhadap virus, bakteri, dan fungi; tumbuhan kompetitor; dan yang terpenting
adalah terhadap herbivora, 2) atraktan (bau, warna, rasa) untuk polinator dan hewan
penyebar biji, 3) perlindungan dari sinar UV dan penyimpanan-N.
Bakteri yang hidup pada permukaan sel inang spons menghasilkan metabolit
sekunder spesifik untuk melawan bakteri tertentu (perlindungan tidak langsung), contoh
senyawa antifouling (Thakur et al, 2003) dan senyawa tribromophenol (Clare et al, 1999).
Contoh metabolitsekunder yang dihasilkan akibat adanya simbiosisantara spons dengan
bakteri atau fungi, bakteri ataufungi juga terinduksi untuk menghasilkan senyawa metabolit
sekunder seperti cribrostatin atas sorbicillactone.
Golongan senyawa metabolit sekunder adalah alkaloid, flavonoid, saponin, tanin,
steroid dan triterpenoid.Tanaman menghasilkan senyawa-senyawa metabolit sekunder
yang bersifat toksik dan dapat digunakan untuk mengobati berbagai jenis penyakit pada
manusia. Golongan senyawa metabolit sekunder adalah alkaloid, flavonoid, saponin, tanin,
steroid dan triterpenoid (Harborne, 1987). Senyawa metabolit sekunder yang dihasilkan
oleh tanaman dapat dianalisis kemampuan sitotoksiknya melalui metode Brine Shrimpel
Lethality Test (BSLT). Metode BSLT adalah salah satu cara yang digunakan untuk
mengetahui kemampuan toksik terhadap sel (sitotoksik) dari suatu senyawa, yang
dihasilkan oleh ekstrak tanaman dengan menggunakan larva udang Artemia salin Leach
sebagai bioindikator. BSLT lazim digunakan karena lebih murah, mudah, cepat dan
hasilnya akurat. Selain itu, metode ini telah terbukti memiliki hasil yang berkorelasi dengan
kemampuan sitotoksik senyawa anti kanker.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan

 Metabolit sekunder merupakan senyawa hasil metabolisme yang tidak


terlalu berperan penting dalam pertumbuhan, namun beperan sebagai pelindung
bagi penghasilnya, dan penting dalam interaksinya dengan lingkungan. Produksi
senyawa ini tergolong rendah dan sangat tergantung dengan kondisi fisiologis
penghasilnya (Caldentey, 2004). Berbeda dengan metabolit primer, metabolite
sekunder hanya dihasilkan oleh organisme tertentu dan distribusinya di alam juga
terbatas (Dewick, 2001).
 Nitrogen juga berperan dalam produksi metabolit sekunder mikroba. Pada kondisi
nitrogen terbatas,ppGpp sintetase (RelA) yang berasosiasi denganribosom
dibutuhkan untuk produksi antibiotik
 Berdasarkan Cara hidupnya, bakteri penghasil metabolit sekunder Dapat berasal dari
bakteri yang hidup bebas, bakteri Laut yang terdapat pada sedimen, bakteri yang
Berasosiasi dengan permukaan alga, atau bakteri yang Berasosiasi dengan
invertebrata.

B. Saran
Kita harus selektif dalam memilih tanaman yang menghasilkan metabolit sekunder
sehingga tidak menyebabkan keracunan.
DAFTAR PUSTAKA

Analisis bakteri penghasil metabolit sekunder – Raden Intan Repository


http://repository.adenintan.ac.id
http://scholar.unad.ac.id
Dendrathema grandiflora) Terhadap Staphylococcus aureus Dan Escherichia coli”,
Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai