ISSN
120 1410-9379, Keputusan
Jurnal Natur Akreditasi
Indonesia No 120-125
10 (2): 55/DIKTI/Kep./2005 Nofiani
Artikel Ulas Balik
Urgensi dan Mekanisme Biosintesis
Metabolit Sekunder Mikroba Laut
Risa Nofiani
Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Tanjungpura, Jalan Ahmad Yani, Pontianak, 78124
Tel. +62561736439, E-mail:rnofiani@yahoo.com
ABSTRACT
Marine microorganism is one of biologically active potential resources of secondary metabolites. Its potency are
so promising that the knowledge of how its secondary metabolite occured need to be studied and collected. Those
knowledges will enable further study is improving secondary metabolite production in the laboratory. In nature,
secondary metabolites synthesis occur when there are effect of both biotic and abiotic factors such as sea water
and microbe symbiosis with other living materials. When this is explained in metabolic pathways, secondary
metabolite synthesis affected by available nutrient and regulated by autoinducer molecules through quorum sensing
mechanism
mencegah pembentukan metabolit sekunder dan laut mempunyai kemampuan menghambat bakteri gram
morfogenesis. Tidak seperti metabolit primer, jalur positif, air laut dari alam lebih menghambat daripada
metabolit sekunder belum banyak dimengerti. Oleh air laut buatan, air laut yang telah diberi perlakuan panas
karena itu, pada artikel ulas balik ini akan dicoba menunjukkan pengurangan aktivitas inhibitor
membahas tentang terjadinya metabolit sekunder di dibandingkan dengan air laut yang segar, aktivitas
alam dan faktor-faktor yang mempengaruhi mekanisme inhibitor air laut tidak disebabkan oleh faga atau salinitas
biosintesis metabolit sekunder mikroba laut. tapi karena ada agen antibakteri dalam air laut. Ketiga,
Biosintesis metabolit sekunder mikroba laut beberapa mikroorganisme yang diisolasi dari air laut
di alam. Hasil eksplorasi metabolit sekunder selama menunjukkan aktivitas antibakteri.
ini menunjukkan bahwa bakteri laut merupakan salah Simbiosis antara mikroba dengan invertebrata
satu sumber potensial metabolit sekunder. Berdasarkan menjadi suatu aturan yang digunakan mikroba dalam
cara hidupnya, bakteri penghasil metabolit sekunder menghasilkan jenis metabolit sekunder apa yang akan
dapat berasal dari bakteri yang hidup bebas, bakteri dihasilkan (Thakur et al, 2003). Umumnya jenis
laut yang terdapat pada sedimen, bakteri yang metabolit sekunder yang dihasilkan mikroba
berasosiasi dengan permukaan alga, atau bakteri yang dimanfaatkan oleh invertebrata laut untuk melawan
berasosiasi dengan invertebrata (Burgess et al, 1999). serangan mahluk hidup lain. Berdasarkan hal di atas
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, umumnya diperoleh suatu konsep baru yang menyatakan bahwa
bakteri yang hidup dengan cara berasosiasi dengan simbiosis yang menghasilkan metabolit sekunder dapat
mahluk hidup laut menunjukkan potensi besar dalam dipicu karena adanya halangan lingkungan biotik. Model
sekresi metabolit sekunder dengan sifat antibakteri yang digunakan untuk menjelaskan konsep ini adalah
(Burgess et al, 1999; Amstrong et al, 2001; Yan et al, simbiosis bakteri dengan spons pada Gambar 1 (Muller
2003). Bakteri yang hidup berikatan dengan partikel et al, 2004). Mula-mula sel inang (spons) mensintesis
tertentu menghasilkan metabolit sekunder 5-10 kali Okadaic acid Perforin Tachylectin
lebih tinggi dibandingkan dengan bakteri yang hidup
bebas (Long 2001). Contoh bakteri penghasil metabolit
sekunder laut adalah Actinopolyspora species AH1
diperoleh dari sedimen laut dan menunjukkan aktivitas 2 3
antimikroba (Kokare et al, 2003). Bakteri epibiotik yang
Bakteri
diambil dari Petrosia ficiformis berkemampuan fouling
menghambat pertumbuhan bakteri laut lain secara in Spons 4
vitro (Chelossi et al, 2004). Pseudoalteromonas Simbiosis spons-mikroba
piscicida yang berasosiasi dengan spons Hymeniacidon Tribromophenol
pada bakteri gram negatip adalah asilasi homoserin Gambar 2. Usulan Mekanisme Cascade Fosfat Mengontrol
lakton (AHL). Model quorum-sensing ditunjukkan oleh Gambar 2.Biosintesis
Usulan mekanisme cascade
Actinohordin dan fosfat mengontrol
Undecylprogiosin
biosintesis
(Martin, 2004) actinohordin dan undecylprogiosin
simbiosis bakteri laut, Photobacterium fischeri dengan (Martin 2004)
ikan atau cumi-cumi pada Gambar 3 (Gonzalez &
Marketon 2003). AHL dibentuk dari asil-ACP dan SAM
Asil-ACP
=AHL
LuxI
SAM
LuxR aktif
CRP +
+ (-)
ACCTGTAGGATCGTACAGGT
luxbox
Gambar3.
Gambar Model
3. Model Quorum-Sensingpada
Quorum-Sensing padaSimbiosis
simbiosis P.
P. fischeri
fischeridengan
denganikan atau
ikan cumi-cumi
atau (Gonzales and
cumi (Gonzales and Marketon, 2003).
Martin 2004)
124 Jurnal Natur Indonesia 10 (2): 120-125 Nofiani
(S-adenosilmetionin) dengan bantuan enzim AHL membuat kondisi pada saat kultivasi mirip dengan
sintase yang dikode oleh gen LuxI. Peningkatan lingkungan aslinya misalnya dengan memodifikasi
densitas sel menyebabkan akumulasi AHL yang metode kultivasi konvensional. Bacillus licheniformis
selanjutnya menyebabkan LuxR aktif karena AHL akan EI-34-6 menghasilkan metabolit sekunder jika
berikatan dengan LuxR. LuxR yang aktif ini akan ditumbuhk an pada sebuah bioreaktor yang
mengaktivasi ekspresi operon lux tetapi menghambat menggunak an mem bran semipermeabel. B.
ekspresi gen luxR. licheniformis EI-34-6 tapi tidak menghasilkan metabolit
Pseudomonas fluoresescen NCIMB 10586 sekunder jika ditumbuhkan pada kultur cair yang
menghasilkan senyawa mupirocin. Ekspresi gen dikocok (Yan et al, 2003). Perbedaan tipe membran
Mupirocin dari Pseudomonas fluoresescen NCIMB semipermeabel tidak menunjukkan hasil yang berbeda
10586 bergantung pada sistem regulator quorum- sehingga dapat disimpulkan bahwa komposisi kimia
sensing (El-Sayed et al, 2001). Gen yang mengode membran tidak mempengaruhi produksi senyawa
mupirocin adalah operon Mup. Asam amino MupR dan antimikroba. Bacillus sp. yang diisolasi dari alga
MupI menunjukkan kemiripan dengan sistem regulator Palmaria palmate menghasilkan senyawa antimikroba
LasR/LasI dan LuxR/LuxI. MupR penting untuk dengan spektrum yang bervariasi pada metode kultur
mengativasi mupI dan operon mup. Selain sintesis botol berputar (a modified roller bottle culture) yang
mupirocin yang mengikuti sistem regulasi quorum- telah dimodifikasi dibandingkan dengan kultur cair yang
sensing, produksi senyawa antibakteri dari bakteri dikocok atau kultur cair pada botol yang berputar (Yan
Roseobacter 27-4 juga mengikuti regulasi quorum- et al, 2002).
sensing (Buhn et al, 2005). Hal ini disebabkan karena Produksi senyawa antimikroba oleh bakteri laut
senyawa ini terbentuk jika densitas sel tinggi. dapat juga diinduksi oleh keberadaan bakteri darat yang
Selain AHL, autoinduser yang lain adalah- hidup atau telah mati (Mearns-Spragg et al, 1998). Dua
butirolakton (butanolida). Contoh butanolida adalah belas dari 16 bakteri epibiotik dari alga dan invertebrata
faktor A (2-isokapriloil-3R-hidroksimetail- -butirolakton) menunjukan peningkatan aktivitas antimikroba terhadap
Streptomyces griseus. Faktor A S. griseus diproduksi S. aureus, E. coli, Pseudomonas aeruginosa setelah
sebelum produksi streptomisin dan akan terhenti pada dipaparkan ke bakteri daratan yang hidup.
saat produksi streptomisin mencapai level maksimum
(Horinouchi & Beppu 1992). Faktor A menginduksi paling KESIMPULAN
sedikit 10 protein pada level transkripsi. Satu Mikroba laut merupakan salah satu penghasil
diantaranya adalah streptomisin 6-fosfotransferase, metabolit sekunder yang cukup menjanjikan. Beberapa
suatu enzim yang berfungsi dalam biosintesis kendala yang dialami pada proses kultivasi di
streptomisin dan dalam resistensinya terhadap laboratorium adalah tidak dihasilkannya metabolit
streptomisin. sekunder. Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan.
Induksi biosintesis metabolit sekunder Pertama, media yang digunakan dalam proses kultivasi
mikroba di laboratorium. Ada beberapa hambatan divariasikan baik jenis maupun konsentrasi. Kedua,
yang ditemui dalam sintesis metabolit sekunder di media yang digunakan ditambahkan prekursor
laboratorium. Beberapa mik roba yang hidup metabolit sekunder seperti asam amino dan karbohidrat.
bersimbiosis dengan mahluk hidup di laut sulit Ketiga, proses kultivasi diusahakan mirip dengan
dikulturkan di laboratoium. Beberapa mikroba penghasil keadaan di alam seperti pada proses kultivasi tidak
metabolit sekunder dapat juga kehilangan kapasitas dilakukan pengocokan atau modifikasi bioreaktor
menghasilkan m etabolit sekunder setelah dengan menggunakan membran semipermeabel.
penyimpanan dalam waktu singkat (Tabarez 2005).
Penyebab hal ini adalah tidak terpenuhinya kebutuhan UCAPAN TERIMA KASIH
nutrisi atau strain penghasil metabolit sekunder tidak
berada dalam keadaan stres serta bisa juga
disebabkan oleh lingkungan abiotik. Upaya yang
dilakukan untuk mengatasi lingkungan abiotik adalah
Metabolit sekunder mirkroba laut 125
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Kokare, C.R., Mahadik, K.R., Kadam, S.S. & Chopade, B.S.
2004. Isolation, characterization and antimicrobial activity
Sutarman Gafar, Fakultas Pertanian Universitas of marine halophilic Actinopolyspora species AH1 from the
Tanjungpura atas kritikan dan saran pada artikel ini. west coast of India. Curr Sci 86:593-597.
Long, R.A. & Azam, F. 2001. Antagonistic Interactions among
marine pelagic bacteria. Appl Environ Microbiol 67: 4975-
DAFTAR PUSTAKA 4983.
Amstrong, E. ,Yan, L., Boud, K.G., Wright, P.C, & Burgess, Martin, J.F. 2004. Phosphate control of the biosynthesis of
J.G. 2001. The symbiotic role of marine microbes on living antibiotics and other secondary metabolites is mediated by
surfaces. Hydrobiologia 461:37-40. the PhoR-PhoP System: an Unfinished Story. J. Bacteriol
Barry, K.J. & Wainwright, N.R. 1997. Biosynthetic induction of 186 (16): 5197-5201.
a secondary metabolites by a marine bacterum under Muller, W.E.G., Schroder, H.J. & Wiens, M. 2004. Approaches
nutritional stress: potential role of the incomplete oxidation for a sustainable exploitation of biodiversity (secondary
of an organic acid. Bioll Bull 193:274-275. metabolites ans biomaterials from sponses) in traditional and
Bibb, M.J. 2005. Regulation of secondary metabolism in modern biomedical prospecting:part ii-the benefits. eCAM
streptomycetes. Curr Opin Microbiol 8: 208-215. 1:133-144.
Bruhn, J.B., Nielsen, K.F., Hjelm, M., Hansen, M., Bresciani, Okami, Y. 1982. Potential use of marine microorganisms for
J., Schulz, S. & Gram, L. 2005. Ecology, inhibitory activity, antibiotics and enzyme production. Pure & Appl Chem
and morphogenesis of a marine antagonistic bacterium 54:1951-1962.
belonging to the roseobacter clade. Appl Microbiol Environ Prochnow, A.M., Evans, F., Saludes, D.D., Stelzer, S., Egan,
71: 7263-7270. S., James, S., Webb, J.S. & Kjelleberg, S. 2004. Biofilm
Burgess, J.G. Jordan, E.M. Bregu, M. Mearns-Spragg, A. & development and cell death in the marine bacterium
Boyd, K.G. 1999. Microbial antagonism: a neglected avenue Pseudoalteromonas tunicate. Appl Environ Microbiol 70:
of natural product research. J Biotechnol 70:27-32. 3232-3238.
Chakraburtty, R. & Bibb, M.J. 1997. The ppGpp Synthetase Schroder, H.C., Ushijima, H., Krasko, A., Gamulin, V.,
gene (relA) of Streptomyces coelicolor A3(2) plays a Shutze, J. & M uller, I.M. 2003. Em ergence and
conditional role in antibiotic production and morphological disappearance of an immun molecule, an antimicrobial lectin,
differentiation. J Bacteriol 179: 5854-5861. in basal metazoa: the achylectin family. J Biol Chem 278:
Chelossi, E., Milanese, M., Milano, A., Pronzato, R. & 32810-32817.
Riccardi, G. 2004, Characterisation and antimicrobial activity Shiba, T. & Taga, N. 1980. Heterotrophic bacteria attached to
of epibiotic bacteria from Petrosia ficiformis (porifera, seaweeds. Journal of Experimental Marine Biology and
demosponsiae). J Exp Mar Biol Ecol 309: 21-33. Ecology. 47:251-258.
Claire, A.S. Rittschof, D. Gerhart, D.J. Hooper, I.R. & Tabarez, M.R. 2005. Discovery of the new antimicrobial
Bonaventura, J. 1999. Anti-settlement and narcotic action compound 7-o-malonyl macrolactin a. Dissertation Van Der
of analogues of diterpene marine natural product antifoulant Gemeinsamen Naturwissenschaftlichen Fakultat. Jerman:
from octocarals. Mar Biotechnol 1: 427-436. Universitat Carolo-Wilhelmina.
El-Sayed, A.K., Hothersall, J. & Thomas, C.M. 2001. Quorum- Thakur, N.L., Hensschel, U., Krasko, A., Anil, A.C. & Muller,
sensing-dependent regulation of biosynthesis of the W.E.G. 2003. Antibcterial activity of the sponse suberites
polyketide antibiotic mupirocin in Pseudomonas fluorescens domuncula and its primmorphs: potential basis for chemical
NCIMB 10586. Microbiol 147: 2127-2139. defense. Aquatic Microbiol Ecol 31: 77-83.
Gonzalez, J.E & Marketon, M.M. 2003. Quorum sensing in Wiens, M., Luckas, B., Brummer, F., Ammar, M.S.A., Steffen,
Nitrogen-Fixing Rhizobia. Microbiol Mol Biol Rev 67: 574- R. & Batel, R. 2003. Okadaic acid: a potential defense
592. molecule for the sponse Suberites domuncula. Mar Biol
Gudbjarnason, S. 1999. Bioactive Marine Natural Product. Rit 142: 213-223.
Fiskideilar 16:107-110. Yan, L., Boyd, K.G. & Burgess, J.G. 2002. Surface attachment
Gutterson, N. Ziegle, J.S., Warren, G.W. & Layton, T.J. 1988. induced production of antimicrobial compounds by marine
Genetic determinants for catabolite induction of antibiotic epiphytic bacteria using modified roller bottle cultivation. Mar
biosynthesis in Pseudomonas fluorescens HV37a. J Biotecnol 4: 356-366.
Bacteriol 170: 380-385. Yan, L., Boyd, K.G., Adams, D.R. & Burgess, J.G. 2003. Biofilm-
Horinouchi, S., & Beppu, T. 1992. Autoregulatory factors and specific cross species induction of antimicrobial compounds
communication in actinomycetes. Annu Rev Microbiol 46: in bacilli. Appl Environ Microbiol 69: 3719-3727.
377-398. Zheng, L., Chen, H., Han, X., Lin, W. & Yan, X. 2005. Antimicrobial
screening and active compound isolation from marine
bacterium NJ6-3-1 associated with the sponse Hymeniacidon
perleve. World journal of Microbiology & Biotechnology
21:201-206.