1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Aktivitas enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain suhu, pH, kofaktor
dan beberapa faktor lain. Peningkatan suhu seperti pada reaksi kimia umumnya
(menggunakan katalis) maka akan terjadi peningkatan laju reaksi, tetapi karena enzim
adalah protein maka terdapat batasan suhu yang memungkinkan struktur protein atau
enzim tetap terjaga, yaitu suhu optimum. Diatas suhu optimum, struktur enzim akan
terganggu bahkan terdenaturasi sehingga aktivitasnya akan menurun. Demikian juga
dengan perubahan pH, maka pada pH tertentu akan memberikan aktivitas optimum,
sedangkan diatas dan di bawah pH tersebut aktivitasnya akan lebih rendah.
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Suhu dapat mempengaruhi tehadap laju reaksi enzim, pada suhu rendah, enzim
memiliki aktivitas rendah. Ketika suhu naik laju reaksi meningkat, biasanya 2 kali lipat untuk
setiap 10 derajat kenaikan Celcius. Kegiatan puncak yang unik untuk enzim pada suhu
tertentu. Hal ini dikenal sebagai suhu optimum, suhu di mana enzim sangat aktif secara
maksimal.
Di luar suhu optimum aktivitas enzim menurun. Pada suhu ekstrim, enzim ini
terdenaturasi dan aktivitas berhenti. Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi
sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu
reaksi kimia organik. Molekul awal yang disebut substrat akan dipercepat perubahannya
menjadi molekul lain yang disebut produk.
Sebagian besar enzim mempunyai suhu optimum yang sama dengan suhu normal sel
organisme tersebut. Suhu optimum enzim pada hewan poikilotermik di daerah dingin
biasanya lebih rendah daripada enzim pada hewan homeotermik. Contohnya, suhu optimum
enzim pada manusia adalah 37 derajat celcius, sedangkan pada katak adalah 25 Derajat
Celcius.
Tiap enzim memerlukan suhu dan pH optimum yang berbeda-beda karena enzim
adalah protein yang dapat mengalami perubahan bentuk jika suhu dan keasaman berubah,
diluar suhu atau pH yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara optimal atau struktur akan
mengalami kerusakan.
Perubahan pH pada saliva pada akhirnya akan menentukan aktivitas enzim ptialin
yang terkandung di dalamnya. Aktivitas enzim yang optimal berada di antara nilai-nilai pH
6,8 dan 7. pH dapat mempengaruhi aktivitas dengan mengubah struktur enzim tersebut. pH
berpengaruh terhadap kecepatan aktivitas enzim dalam mengkatalis suatu reaksi. Hal ini
disebabkan konsentrasi ion hidrogen mempengaruhi struktur dimensi enzim dan aktivitasnya.
3
BAB 3
METODE PRAKTIKUM
3.1.2 Bahan
a. Air liur/saliva (enzim amilase) e. Aquadest
b. Tepung kanji/amilum f. Larutan Iodium
c. HCl 0,4% g. Pereaksi Benedict
d. Na2CO3
Amilum
4
Uji Pengaruh pH Terhadap Aktivitas Enzim
3 Tabung Pereaksi
5
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2 Pembahasan
Pada praktikum ini kami melakukan uji aktivitas enzim amilase pada berbagai suhu
dan diuji menggunakan larutan iodioum dan pereaksi benedict.
6
Pada praktikum ini kami melakukan uji aktivitas enzim amilase pada berbagai
konsentrasi pH dengan menggunakan Na2CO3, aquadest, dan HCl. Diuji menggunakan
larutan iodioum dan pereaksi benedict.
Berdasarkan literatur, saliva tidak akan bekerja pada pH di bawah 4 (Pratama 2012).
Jika diuji menggunakan iodium, seharusnya larutan bereaksi dan berubah warna menjadi
kuning, dan ketika diuji menggunakan benedict, larutan seharusnya berwarna kuning,
kehijauan atau terdapat endapan merah bata, hal tersebut menunjukkan bahwa amilase
bekerja pada pH tersebut.
Gambar diatas adalah contoh enzim amilase yang berubah warna sesuai literatur saat
diuji menggunakan larutan iodium dan pereaksi benedict pada pH netral.
4.3 Kesimpulan
Pada percobaan uji pengaruh suhu terhadap aktivasi enzim didapatkan pada suhu 0-
100oC enzim tidak mengalami perubahan warna, tetap berwarna biru bening saat diuji dengan
pereaksi benedict pada masing-masing suhu. Sedangkan saat diuji dengan larutan iodium,
sampel mengalami perubahan warna, dan sampel ke-4 mengalami perubahan warna yang
7
sangat signifikan, yaitu hijau pekat kehitaman disaat ketiga sampel lainnya berwarna
dominan orange.
Pada percobaan uji pengaruh pH terhadap aktivitasi enzim didapatkan pada pH asam-
netral-basa ketiga sampel berwarna sama, yakni biruu bening. Sedangkan saat diuji
menggunakan larutan iodium, enzim dengan pH netral mengalami perubahan warna menjadi
orange kehijauan, yang artinya amilum sudah dipecah menjadi glukosa. Sedangkan pada pH
asam dan basa yang berwarna orange pekat, menunjukkan amilum belum dipecah menjadi
glukosa.
8
DAFTAR PUSTAKA
Syauqy, A. Humaryanto. 2018. Perbedaan Antara pH Saliva dan Aktivitas Enzim Amilase
Mahasiswa yang Merokok dengan Mahasiswa yang Tidak Merokok. Universitas
Jambi. Volume 6. Nomor 1. Hal: 1 – 9
Sitorus, D. H. A. 2014. Laporan Biokimia Enzim (Online:
https://www.academia.edu/9702625/Laporan_Biokimia_Enzim) Diakses pada tanggal 20
Mei 2019
Setiawan, R. 2014. Laporan Praktikum Uji Aktifitas Enzim (Online:
http://rudysmokers.blogspot.com/2015/02/laporan-praktikum-uji-aktifitas-enzim.html)
Diakses pada tanggal 20 Mei 2019
Anonim. 2014. Pengaruh Suhu pada Aktivitas Enzim (Online:
https://kliksma.com/2014/11/pengaruh-suhu-pada-aktivitas-enzim.html) Diakses pada
tanggal 20 Mei 2019