Anda di halaman 1dari 3

Constitutive, Inducible, and Repressible Gene Expression

Gen komponen spesifik yang melakukan fungsi tertentu dalam sel , housekeeping.
Misalnya ribosom RNA dan protein yang terlibat dalam proses sintesis protein secara konstitusi.

Gen lainnya sering terekspresi pada saat dibutuhkan untuk pertumbuhan produk.

Gen tertentu seperti molekul tRNA, Molekul rRNA, protein ribosom, subunit RNA
Polimerase, dan enzim katalisator pada proses metabolisme juga sering disebut sebagai
Housekeeping karena mempunyai fungsi tertentu dalam sel. Hal tersebut merupakan komponen
penting dari semua sel hidup. Gen yang menentukan produk secara spesifik ini selalu berada
disebagian besar sel. Gen tersebut dikatakan menjadi kontitutif dan disebut sebagai gen
konstitutif.

Produk gen lain yang diperlukan untuk pertumbuhan sel hanya berada dibawah kondisi
lingkungan tertentu. Sintesis konstitusi dari produk gen tersebut akan sia-sia, karena
menggunakan energy yang dapat digunakan untuk mempercepat pertumbuhan. Pengaturan
mekanisme evolusi tersedia untuk sintesis produk gen tersebut hanya pada saat dan dimana
mereka dibutuhkan yang akan secara pasti membantu dengan memberi organisme yang
mempunyai mekanisme pengaturan tdengan seleksi keuntungan lebih dari organisme lain yang
kekurangan. Hal ini menjelaskan secara jelas mengapa saat ini organisme yang ada termasuk
dalam virus dan bakteri, sangat menunjukkan efisiensi mekanisme untuk mengontrol ekspresi
gen.

Escherechia coli dan bakteri lain mampu tumbuh dengan menggunakan satu atau
beberapa karbohidrat seperti glukosa, sukrosa, galaktosa, arabinosa, dan laktosa sebagai sumber
energy. Jika glukosa ada di lingkungan, hal tersebut akan menjadi pilihan untuk metabolism oleh
sel E.coli. Namun, dengan tidak adanya glukosa. Sel E. coli dapat tumbuh baik dengan adanya
karbohidrat yang lain. Pertubuhan sel dalam medium yang mengandung gula laktosa seperti
sebagai sumber karbon tunggal yang mensintesis dua enzim, Beta galaktoside dan permease beta
galaktoside, yang spesifik diperlukan untuk katabolisme laktosa. Permease Beta galactoside
memompa laktosa ke dalam sel, dimana beta galtoside terpotong menjadi glukosa dan galaktosa.
Tak satupun dari enzim ini dapat digunakan sel E.cole jika tidak ada lactosa yang tersedia.
Sintesis dari kedua enzim ini membutuhkan energy yang cukup ( dalam bentuk ATP dan GTP
seperti terlihat dalam BAB 11 dan 12), dengan demikian, sel E. coli telah mengatur mekanisme
evolusi oleh sintesis enzim lactose-enzim katabolisme diaktifkan adanya laktosa dan dimatikan
saat tidak ada.

Dalam lingkungan yang alami (bidang yang berkaitan dengan saluran usus dan saluran),
sel-sel E. coli mungkin menemukan adanya glukosa dan kehadiran dari laktosa yang realtif
jarang. Oleh karena itu, gen E. coli mengkode enzim yang terlibat dalam pemanfaatan lakotsa
yang mungkin akan berhenti pada sebagain besar waktu. Apabila sel-sel yang berkembang pada
karbohidrat selain laktosa kemudian akan ditransfer ke laktosa yang berisi sedang sebagai satu-
satunya penghasil karbon, mereka dengan cepat memulai untuk mensintesis enzim yang
diperlukan untuk pemanfaatan laktosa. Proses ini mengaktifkan ekspresi gen dalam merespon
suatu zat atau subtansi dalam lingkungan yang disebut induksi. Ekspresi gen yang diatur dengan
cara ini disebut dengan gen induksi. Produknya, apabila enzim disebut dengan enzim induksi.

Enzim- enzim itu terbawa dalam jalur katabolik (degradatif), seperti dalam laktosa,
glukosa, atau pemanfaatan arabinosa, dengan karakter penginduksi. Seperti yang kita bahas nanti
dalam bab ini, induksi terjadi pada tahap transkripsi. Induksi mengubah kecepatan dari sintesis
enzim, bukan aktivitas dari molekul enzim yang ada. Induksi tidak menjadi rumit dengan
aktivasi enzim, yang mana terjadi ketika pengikatan dari sebuah molekul kecil ke sebuah
aktivitas penambahan enzim dari enzim, namun tidak memengaruhi kecepatan dari sintesis
tersebut.

Gambar 18.2 (a) induksi dari sintesis enzim diperlukan untuk pemanfaatan laktosa
sebagai sumber energy dan (b) represi dari sintesis enzim diperlukan untuk biosintesis triptofan,
baik dalam E. coli. Tercatat bahwa rendahnya tingkat sintesis enzim terjadi karena kehadiran
metabolit atau tidak.

Di lingkungan yang terdapat cukup tryptophan mampu menyokong pertumbuhan optimal


dari sel E. Coli, dilanjutkan dengan sintesis enzim biosintetik tryptophan yang membuang-buang
energi.jadi, mekanisme regulasi sintesis enzim biosintetik tryptophan pada E. Coli akan
dhentikan pada saat terdapat triptophan di lingkungan.
saat ekspresi gen dihentikan terdapat suatu mekanisme yang disebut repressed, mekanisme itu
biasa dikenal dengan repression. Sedangkan saat ekspresi gen diaktifkan kembali, mekanismenya
disebut derepressed, respon tersebut dikenal dengan derepression.

Seringkali penekanan terjadi pada enzim yang merupakan komponen dari proses anabolik
(biosintesis). Misalnya induksi, yang terjadi pada level transkripsi. Repressi berbeda dengan
feedback inhibisi, yang terjadi ketika produk dari jalur biosintesis berikkatan dan menghambat
aktivitas enzim pertama pada jalur biosintesis tersebut, tetapi tidak mempengaruhi sintesis enzim
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai