Anda di halaman 1dari 14

STANDARISASI SIMPLISIA

PADA LENGKUAS
DISUSUN OLEH
1. Sindi febrianti 1022020023
2. Titin ari susanti 1022020003
STANDARISASI SIMPLISIA
 Standarisasi simplisia mempunyai pengertian bahwa
simplisia yang akan digunakan untuk obat atau
sebagai bahan baku harus memenuhi standar mutu.
 Sebagai parameter standar yang digunakan adalah
persyaratan yang tercantum dalam monografi resmi
terbitan DepKes RI seperti Materia Medika
Indonesia.
 Sedangkan sebagai produk yang langsung
dikonsumsi (serbuk jamu dsb) masih harus
memenuhi persyaratan produk kefarmasian sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
TANAMAN LENGKUAS
 1.      Languas galanga (nama simplisia : Rimpang Lengkuas)
 a.       Klasifikasi
 Divisi               : Spermatophyta
 Sub-divisi        : Angiospermae
 Kelas               : Monocotyledoneae
 Ordo                : Zingiberales
 Famili              : Zingiberaceae
 Genus              : Alpinia
 Species            : Languas galanga
 b.      Nama umum/dagang : Lengkuas
 c.       Nama daerah               : Loas(Jawa), Laja(sunda)
 d.       Khasiat    :
 Bagian dari tanaman lengkuas yang sering digunakan sebagai obat adalah

rimpangnya. Rimpang lengkuas secara tradisional digunakan untuk


mengobati penyakit seperti : diare, disentri, panu, kudis, bercak-bercak kulit
dan tahi lalat, menghilangkan bau mulut, dan sebagai obat kuat.
UJI MUTU SIMPLISIA LENGKUAS
 Syarat baku simplisia lengkuas

 Pemerian

Lengkuas mengandung asetoksi kavikol asetat dan asetoksi eugenol asetat yang
bersifat antiradang dan antitumor (Buchbaufr, 2003

 Makroskopik
 Lengkuas mempunyai batang pohon yang terdiri dari susunan pelepah-pelepah
daun. Dedaunan berbentuk bulat panjang dan antara daun yang terdapat pada
bagian bawah terdiri dari pelepah-pelepah saja, sedangkan bagian atas batang
terdiri dari pelepah-pelepah lengkap dengan helaian daun. Bunganya muncul pada
bagian ujung tumbuhan. Rimpang umbi lengkuas selain berserat kasar juga
mempunyai aroma yang khas.
  
Gambar simplisia lengkuas

MIKROSKOPIK
PEMBUATAN SIMPLISIA RIMPANG
LENGKUAS
 1. Persiapkan rimpang lengkuas yang telah disortasi basah dari
laboratorium
 2. Timbang rimpang dan catat sebagai berat awal setelah sortasi basah
 3. Iris membujur dengan tebal 0,2 – 0,5 cm, tidak perlu dikupas dan
tidak perlu dicuci
 4. Hasil irisan ditimbang untuk mengetahui berat basah
 5. Letakkan irisan rimpang di tampah secara tersebar merata
 6. Keringkan dengan oven 40o-50oC selama 48 jam
 7. Timbang untuk mendapatkan bobot kering
 8. Hitung rendemen berdasar perbandingan bobot kering terhadap
bobot basah
 9. Kemas simplisia dalam kertas pembungkus berupa kertas kantong
dan tutup dengan staples
 10.Tempel dengan etiket bersampel plastik berisi identitas simplisia di
kertas pembungkus.
PENETAPAN SUSUT PENGERINGAN
 1. Blender rimpang lengkuas dan timbang serbuk ± 10 gram
 2. Timbang cawan Petri (2 buah) yang belum dipanaskan, catat beratnya
 3. Panaskan petri yang telah ditimbang pada suhu 105 oC selama 30 menit
 4. Keluarkan cawan Petri dengan penjepit (jangan sampai tersentuh tangan),
masukkan ke
 container dan tutupDiamkan selama15 menit
 5. Timbang dan catat beratnya (Replikasi 2 x)
 6. Penimbangan kedua digunakan sebagai bobot tetap
 7. Masukkan serbuk simplisia dalam cawan Petri, timbang dan catat beratnya
sebelum
 dipanaskan
 Lalu cawan Petri yang berisi serbuk dipanaskan sama seperti langkah diatas
hingga diperolebobot tetap (Hitung selisih tiap kali penimbangan)
 Jika selisih kurang dari 0,25%, hentikan pemanasan dan penimbangan, tulis
perhitungannya dan hitung kadar air berdasar bobot simplisia. Jika belum
kurang dari atau sama dengan 0,25%; lakukan pemanasan lagi dan
penimbangan.
PENETAPAN KADAR MINYAK ATSIRI

 1. Timbang serbuk simplisia ± 20 gram


 2. Masukkan serbuk dalam labu kemudian tambah
cairan penyuling(aquadest) sampai serbuk
 terendam
 3. Pasang alat, isi buret dengan aquadest hingga penuh
 4. Panaskan dengan tangas udara hingga penyulingan
berlangsung dengan lambat tetapi teratur
 5. Tunggu hingga ± 3 jam
 6. Setelah penyulingan selesei, biarkan selama 15
menit, catat volume minyak atsiri pada buret
 7. Hitung kadar minyak atsiri dalam % v/b
PENETAPAN KADAR ABU
 1. Timbang krus dengan neraca analitik, catat bobotnya
 2. Masukkan krus ke dalam krematorium
 3. Panaskan krematorium hingga 1500ºC
 4. Turunkan suhunya hingga ± 500ºC, lalu keluarkan krus dari
krematorium
 5. Diamkan sebentar, kemudian ditimbang kembali
 6. Ulangi hingga mencapai bobot tetap
 7. Setelah mencapai bobot tetap, masukkan 2 gram sampel ke dalam krus
 8. Timbang krus + sampel dengan neraca analitik, catat bobotnya
 9. Masukkan krus + sampel tersebut ke dalam krematorium
 10. Panaskan krematorium hingga 1500ºC
 11. Turunkan suhunya hingga ± 500ºC, lalu keluarkan krus dari
krematorium
 12. Diamkan sebentar, kemudian ditimbang kembali
 13. Ulangi hingga mencapai bobot tetap
PENETAPAN KADAR AIR
 1. Bersihkan tabung penerima dan pendingin dengan asam pencuci, bilas
dengan air, keringkan
 dengan lemari pengering.
 2. Masukkan 10 gram zat yang
 3. diperkirakn mengandung 2 ml-4 ml air
 4. Masukkan kurang lebih 0,35 ml toluene ke dalam labu, hubungkan alat
 5. Tuang toluene ke dalam tabung penerima (R) melelui alat pendingin
 6. Panaskan abu hati-hati selama 15’
 7. Setelah toluene mendidih, suling dengan kecepatan kurang dari 2 tetes
per detik
 8. Naikkan kecepatan penyulingan hingga 4 tetes tiap detik
 9. Lanjutkan penyulingan selama 5 menit
 10. Biarkan tabung penerima pendingin hingga suhu kamar, tunggu sampai
2 jam
 11. Setelah air dan toluene memisah sempurna, baca volume airHitung
kadar air (%)
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
 1. Timbang 2 gram serbuk rimpang lengkuas
 2. Masukkan ke dalam Erlenmeyer
 3. Maserasi dengan 10 ml etanol 70%, gojog selama 30’
 4. Saring dengan kertas saring, masukkan ke dalam flakon
 5. Totolkan sebanyak 4 µl ekstrak pada plat KLT
 6. Elusi dengan jarak pengembangan 8 cm
 7. Amati hasil elusi di bawah sinar tampak, UV 254 nm, dan
366 nm
 8. Deteksi dengan densitometer pada 254 nm
 9. Semprot dengan vanillin-asam sulfat lalu panaskan
selama 5 menit pada suhu 89oC
 10. Amati hasilnya di bawah sinar tampak, UV 254 nm, dan
366 nm
PENGUJIAN SIMPLISIA
 Makroskopik : Pipih, bulat telur, berlekuk-
lekuk, berserat
 Organoleptik :

1. Warna : Kuning kecoklatan


2. Bauu : Khas aromatik
3. Rasa : Pedas
4. Penyimpanan : Kertas
KESIMPULAN

Tahapan pembuatan simplisia adalah pengumpulan bahan baku, sortasi basah, pencucian,
perajangan, pengeringan, sortasi kering, pengepakan dan penyimpanan, dan kontrol kualitas.
Seluruh tahapan  pembuatan simplisia harus dilakukan dengan baik dan benar untuk menjaga

simplisia tetap terstandar.


Kontrol kualitas simplisia dilakukan dengan penetapan kadar abu, penetapan kadar air, penetapan

susut pengeringan dan penetapan kadar minyak atsiri.


Dari simplisia rimpang lengkuas dengan pengeringan oven 40-50 oC dan pengemasan dengan

kertas diperoleh data:


a.    Kadar abu                   : 6,485 % b/b (Cawan 1) dan 5,578 % b/b (Cawan 2)
b.   Kadar air                     : 6,5 % b/v
c.    Susut pengeringan       : 8,08 %
d.    Kadar minyak atsiri     : 0,15 %b/v
e.    Kadar relative              : 45,10 %
Susut pengeringan untuk semua perlakuan talah memenuhi syarat (<0,25 %).
Dari data yang diperoleh kadar minyak atsiri terbesar pada perlakuan saat rimpang lengkuas

dikeringkan dengan sinar matahari dan dikemas dalam plastik.


Dari data kadar air rimpang lengkuas yang kami hasilkan dari semua kelompok perlakuan

memenuhi persyaratan simplisia yang baik , karena kadar air yang baik adalah kurang dari 10%.
Dari data yang diperoleh kadar relative optimum (100%) pada perlakuan saat rimpang lengkuas

dikeringkan dengan oven dan dikemas dalam plastik.


 

Anda mungkin juga menyukai