Anda di halaman 1dari 55

SINYAL & TRANSDUKSI

SINYAL

Ani Retno Prijanti


Program Pasca Sarjana
Ilmu Biomedik FKUI
INTRODUKSI.

Organisme komplek
• Sel-sel nya mempunyai fungsi spesial.
• Setiap sel mempunyai cara hidup terintegrasi selama
bertumbuh, diferensiasi dan beradaptasi utk merubah
kondisi.

Integrasi tsb membutuhkan komunikasi antar sel yg


diselenggarakan oleh caraka/messenger/sinyal baik dengan
cara
-berjalan jauh dari sel satu ke sel lainnya, maupun
-kontak langsung sel dengan matriks ekstra sel
atau dengan sel lainnya.
Tujuan sinyal

Mengubah kerja yg terjadi di dalam sel target yg


meliputi
» Enzim-enzim metabolisme
» protein regulator gen
» kanal ion
» protein sitoskeletal.
Proses sinyal yg disebabkan oleh caraka kimia
Chemical messenger/ caraka kimia
• Disebut juga molekul-molekul sinyal (signaling
molecules)
• Menyampaikan berita antar sel
• Disekresi sel sbg respon thd stimulus yg spesifik
• Berjalan ke sel target dimana mereka dapat berikatan
ke reseptor spesifik membangkitkan suatu respons
Klasifikasi:
• Dalam sistem saraf, caraka kimia ini disebut
neurotransmitter
• Pada sistem endokrin disebut hormones
• Pada sistem immune disebut sitokin
• Tambahan: retinoids, eicosanoids, and growth factors
Klasifikasi lainnya:

endocrine : diedarkan melalui darah

paracrine : diedarkan ke sel-sel sasaran yang


disekitar sel sekretori

autocrine : bekerja pada sel itu sendiri dan atau


sel2 disekitarnya yang sejenis
Reseptor dan transduksi sinyal.
Dalam memahami sinyal sel perlu reseptor (radar penerima
sinyal) dan selanjutnya diterjemahkan melalui seperangkat
alat dan membangkitkan aksi sel (transduksi sinyal).

Reseptor adalah suatu protein yang


• Mengandung suatu situs pengikatan spesifik untuk sinyal
tertentu dan situs pengikatan lainnya terlibat dalam
memancarkan pesan yang dimaksud.
• Situs pengikatan yang kedua tersebut dapat berinteraksi dengan
protein lain (transducer) atau DNA.
Tipe:
• Reseptor membran plasma
• Reseptor intra sel /Intracellular binding protein
Reseptor membran plasma.
Terbentang dlm membran plasma dan mempunyai
extracellular binding domain utk sinyal/caraka

Protein reseptor intrasel ditujukan utk sinyal yg dapat masuk sel


menembus membran.

Hampir semua reseptor membran dibagi dalam jenis berikut

• Ion channel receptors/ Reseptor kanal ion


• Receptor tyrosine kinase/ Tirosine kinase reseptor
• Tyrosine-kinase associated receptors (JAK-STAT )
• Receptor Serine-threonin kinase (heptahelical receptors:
proteins with seven –helices spanning the membrane)
Pada saat sinyal kimia mengikat reseptor, pesan yang dibawa
harus diubah menjadi suatu respons intra sel. Proses
perubahan itu disebut transduksi sinyal/ signal transduction.

Transduksi sinyal untuk reseptor intra sel.


Hampir semua reseptor intra sel adalah suatu faktor
transkripsi spesifik gen / gene-specific transcription
factors
(a protein that can bind to DNA and regulate the
transcription of certain gene).
Transduksi sinyal untuk reseptor membran plasma.
Mekanisme transduksi sinyal yang diawali pengikatan molekul
sinyal pada reseptor membran plasma meliputi:

• Fosforilasi reseptor pada residu tirosin. (receptor


tyrosine kinase activity)

• Perubahan konformasi pada protein transduser


(e.g. protein with –SH domain, the monomeric G
protein Ras, heterotrimeric G protein).

• Atau peningkatan kadar sinyal/ caraka kedua/


second messengers intra sel.
Caraka kedua/ Second messenger
Contoh:
3’,5’-cyclic AMP (cAMP),
inositol triphosphate (IP3) and
diacylglycerol (DAG).

Penyampaian sinyal sering memerlukan respons cepat


dan terminasi cepat pesan, yang dapat dicapai
dengan cara:
• Degradasi sinyal/ hormon atau caraka keduanya.
• The automatic G protein clock.
• Deaktivasi kinase-kinase yang bekerja pada transduksi
sinyal melalui kerja enzim fosfatase atau dengan cara
lain.
I. GAMBARAN UMUM SINYAL KIMIA

Urutan dalam proses penyampaian pesan (Signaling sequence)


• Sinyal kimia disekresi oleh sel khusus sebagai respons
terhadap suatu stimulus
• Sinyal kimia berdifusi atau ditranspor melalui darah atau
cairan lain ke sel sasaran.
• Suatu reseptor di sel sasaran mengikat secara spesifik sinyal
yang bersangkutan.
• Pengikatan sinyal ke reseptor menimbulkan suatu respons
tertentu.
• Sinyal dihentikan dan diakhiri (terminated).
• Sinyal kimia dapat menimbulkan respons dalam sel sasaran
tanpa dimetabolisme oleh sel.
Kekhasan suatu tanggapan/ respons ditentukan (dictated) oleh tipe
reseptor dan lokasinya.

• Pada umumnya tiap reseptor hanya mengikat satu sinyal


kimia spesifik.
• Tiap reseptor meng-inisiasi suatu jalur karakteristik
transduksi sinyal yang pada akhirnya akan mengaktifkan
atau menghambat proses-proses tertentu dalam sel.
• Hanya sel-sel tertentu yang mempunyai reseptor untuk
sinyal tersebut dan mampu merespons terhadap sinyal
itu.

Perangkat terminasi sinyal merupakan suatu aspek yang penting tentang


penyampaian pesan/sinyal (cell signalling), kegagalan dalam
menghentikan suatu pesan/ sinyal berkontribusi pada timbulnya
berbagai penyakit, seperti kanker.
Nicotinic Acetylcholine Receptor
Cell signaling, digambarkan oleh acetylcholine , suatu
neurotransmitter yang bekerja pada nicotinic acetylcholine
receptors membran plasma sel otot tertentu.

Sistem ini memperlihatkan gambaran klasik penglepasan dan


respons spesifik sinyal kimia.

• Neurotransmitter disekresi oleh neurons / sel saraf


sebagai tanggapan terhadap electrical stimulus yang
disebut action potential
(a voltage difference across the plasma membrane
caused by changes in Na+ and K+ gradients, that is
propagated along a nerve)
• The neurotransmitters diffuses across a synapse to
another excitable cell, where they elicit response
Acetylcholine (AC) = suatu neurotransmitter pada neuromuscular
junction-tempat mentransmisi suatu sinyal dari saraf ke serat otot-
yang dapat membangkitkan kontraksi otot

Sebelum dilepaskan AC ditampung/ disimpan dalam vesikel


bergerombol dekat sengan active zone di membran presinaptik.
Membran juga mengandung suatu voltage-gated Ca++ channels
yang dapat membuka bila potensial aksi mencapai kanal.
Selanjutnya terjadi   influx of Ca++.

Ca++ memicu fusi vesikel dengan membran plasma


 menyebabkan AC dilepaskan ke dalam celah sinaps/ the
synaptic cleft.
AC berdifusi menyeberangi celah sinaps untuk berikatan dengan
reseptor membran plasma sel otot yang disebut nicotinic
acetylcholine receptors.
Subunit reseptor terletak di sekeliling kanal, membentuk suatu bangunan
cerobong yang terbuka di bagian pusatnya.

Pada saat AC terikat ke reseptor, terjadi perubahan konformasi yang


menyebabkan bagian tengah yang sempit kanal/ gate menjadi terbuka,
memungkinkan Na+ berpindah/ difusi ke dalam dan K+ berpindah/ difusi ke
luar.
(A uniform property of all receptors is that signal transduction begins with
conformational changes in the receptor.)

Perubahan konsentrasi ion mengaktifkan suatu rangkaian kejadian yang sering kali
memicu respons sel   sehingga terjadi kontraksi serat otot.

Saat sekresi AC dihentikan, sinyal dengan cepat katalisis oleh acetylcholine


esterase, suatu enzim yang terletak pada membran pasca sinap yang
memecah AC.

Penghentian sinyal juga terjadi dengan cara difusi AC menjauh dari sinaps.
Terminasi cepat sinyal/pesan merupakan karakter dari suatu sistem
yang membutuhkan respons cepat sel sasaran.

Endocrine, Paracrine and Autocrine.

Kerja sinyal kimia sering diklasifikasi sebagai


endocrine, paracrine and autocrine.

Tiap hormon yang disekresikan oleh jenis sel spesifik (generally in an


endocrine gland), masuk ke dalam darah dan melakukan aksinya
pada sel sasaran yang kemungkinan jauh letaknya.
Berlawanan dgn hormon endokrin, paracrine bekerja untuk sel
sasaran yang terletak di dekat sel penghasil sinyal.
Transmisi sinaptik oleh Asetil Kolin dan neurotransmiter lain
(sametimes called neurocrine signaling) merupakan suatu
contoh paracrine signaling.

Autocrine
Kerjanya melibatkan sinyal yang bekerja pada:
• Sel tempat sinyal diproduksi , atau
• Sel-sel di dekatnya dengan jenis sel yang sama dengan sel penghasil
sinyal.

Type of Chemical Messengers.


1. The nervous system
2. The endocrine system
3. The immune system
4. The eicosanoids
5. Growth factors
1. Sistem saraf (The Nervous system).

Sistem saraf mensekresi 2 jenis sinyal.


• Small molecule neurotransmitters/ biogenic
amines
• Neuropeptides.

Neurotransmitter adalah suatu molekul mengandung nitrogen


(nitrogen-containing molecules), yang dapat merupakan suatu
asam amino atau derivatnya (AC, -aminobutyrate).

Neuropeptides biasanya adalah suatu peptida kecil / small peptides


(4 – 35 AA), yang disekresi oleh neurons, bekerja sebagai
neurotransmiter pada sambungan saraf atau disekresikan ke
dalam darah, berperan sebagai neurohormones.
2. Sistem Endokrin (The endocrine system)

Hormon dikatakan merupakan suatu senyawa yang disekresikan


oleh sel endokrin spesifik dalam sel/kelenjar endokrin, yang
mencapai sel sasaran melalui transpor dalam.
Contoh: insulin
Hormone secreted from the -cell of pancreas.

Hormon klasik secara struktural terbagi ke dalam kategori sbb.


• Polypeptide hormones (insulin, glukagon)
• Catecholamine (epinephrine = neurotransmitter)
• Steroid hormones (derived from cholesterol)
• Thyroid hormone (derived from tyrosine)
Banyak hormon juga bekerja sebagai paracrine dan autocrine.

Beberapa senyawa dipikirkan berperan juga sebagai hormon :


• Retinoids, derivatives of vitamin A (retinol)
• Vitamin D (derived from cholesterol) biasanya
diklasifikasi sebagai walaupun tidak disintesis dalam
sel endokrin.

3. The immune system

Sinyal, pembawa pesan dalam sistem imun disebut sitokin/


cytokines , merupakan suatu protein kecil dengan BM sekitar
20.000 dalton.
Cytokines mengatur suatu jejaring respons yang dirancang untuk
membunuh mikroorganisme yg menginvasi tubuh.

Kelas-kelas sitokin:
• Interleukins
• Tumor necrosis factors
• Interferons
• Colony-stimulating factors

Cytokines disekresi oleh sel-sel sistem imun dan biasanya


mempengaruhi perilaku sel-sel lain dalam sistem imun dengan
cara mengaktifkan transkripsi gen protein yang terlibat dalam
respons imun.
4. The eicosanoids.
Eikosanoid terdiri atas (paracrine and autocrine functions):
• Prostaglandins (PG)
• Thromboxanes
• Leukotrienes

Mereka bekerja mengontrol fungsi sel dalam hal respons terhadap


perlukaan/ injury.
Senyawa ini diturunkan dari arachidonic acid, suatu asam lemak
tidak jenuh jamak ( 20-C polyansaturated fatty acid) yang biasanya
terdapat pada sel sebagai bagian dari lipid membran yang disebut
phosphatidylcholine.
Walaupun hampir setiap sel menghasilkan eicosanoid sebagai
respons terhadap perlukaan, namun sel yang berbeda
menghasilkan eikosanoid yang berlainan.
Contoh: Sel endotel vaskuler mensekresi prostaglandin PGI2
(prostacyclin) yang bekerja dekat otot polos dengan tujuan
vasodilatasi.

5. Growth factors

Growth factor adalah protein yang berfungsi memicu proliferasi sel.

Contoh: platelet yang beragregasi di tempat luka pembuluh darah


mensekresi PDGF (platelet-derived growth factor).
PDGF memicu proliferasi sel-sel otot polos didekatnya,
membentuk plak yang menutupi tempat luka.

Sebagian growth factor merupakan hormon, dan sebagian lain


merupakan sitokin.
Tiap caraka kimia mempunyai reseptor spesifik yang biasanya tidak
akan mengikat caraka lain.

II. RESEPTOR FAKTOR TRANSKRIPSI INTRASEL (INTRACELLULAR


TRANSCRIPTION FACTOR RECEPTORS.)
Intracellular vs Plasma Membrane Receptors:
Reseptor intra sel dapat mengikat ligand/hormon yg molekulnya
hidrofobik yg dpt masuk menembus membran plasma.
Reseptor ekstra sel dapat mengikat ligand/hormon yg polar spt
hormon protein, sitokin, katekolamin, dimana ligand tsb tdk
dapat menembus membran.
Hampir semua reseptor intra sel adalah faktor transkripsi spesifik thd
gen.

Faktor transkripsi setelah mengikat hormon/ligand dapat berikatan


dgn DNA dan mengatur kecepatan transkripsi gen (sintesis mRNA)
 mengatur ekspresi gen tertentu = gene-specific atau site-
specific transcription factors.

Super Famili reseptor Hormon steroid/Hormon Tiroid:


Hormon yg lipofilik yg menggunakan gene-specific transcription factor
adalah:
Hormon tiroid
Retinoic acid
Vitamin D
Hormon tsb tidak larut air sehingga perlu transporter albumin,
SHBG/steroid hormone binding globulin, TBG/thyroid hormone-
binding globulin.

Reseptor tsb digolongkan dlm reseptor-reseptor yg mempunyai


superfamili hormonsteroid / hormon tiroid.

Reseptor superfamili ini awalnya terdapat di inti sel meskipun


ditemukan juga di sitoplasma.

Contoh:
Reseptor glukokortikoid tdp di sitoplasma sbg komplek multimerik
yg berikatan dgn suatu heat shock protein.
Saat glukokortikoid mengikat reseptor ini, reseptor berubah
konformasi dan berdissosiasi dr HSp dan memperlihatkan diri sbg
nuclear translocation signal.

Komplek Reseptor-hormon menjadi dimer dan bergerak ke inti sel


menuju lokasi pada DNA yg disebut Hormone receptor element
(HRE).
Contoh: reseptor glukokortikoid mengikat Glucocor-ticoid response
element (GRE).

Sebagian besar reseptor intra sel berada di dalam inti sel dan
sebagian diantaranya terikat pada HREnya dalam bentuk dimer.
Apabila terjadi ikatan dengan hormon akan merubah aktivitasnya
dan mampu berikatan atau disosiasi dari DNA.
III. RESEPTOR MEMBRAN PLASMA DAN
TRANSDUKSI SINYAL.

Reseptor membran adl suatu protein yg terdiri dari


• Domain ekstra sel yg dapat berikatan dgn
hormon/caraka kimia
• Domain integral/trans-membran yg berupa -
heliks
• Domain intra sel yg meng-inisiasi transduksi sinyal.

Bila sinyal berikatan dg reseptor mengakibatkan suatu perubahan


konformasi yg dikomunikasikan ke domain intra sel melalui
domain transmembran, lalu terjadi inisiasi pada jalur transduksi
sinyal.
Jalur transduksi sinyal reseptor membran ini ada 2 jenis:
• Efek cepat dan segera pada
kadar ion
aktivasi/inhibisi enzim
• Perubahan-perubahan lambat dalam kecepatan ekspresi
gen utk suatu set protein spesifik.
• Kadang terjadi secara bersamaan.

A. Kelas-kelas utama Reseptor Membran Plasma.


1. Ion channel receptors
2. Reseptor kinase atau mengikat kinase
3. Reseptor hepta-heliks
Reseptor kanal ion.

Strukturnya mirip dgn nicotinic acetylcholine receptor.


Transduksi sinyalnya termasuk adanya perubahan konformasi pada
saat ligand terikat.
Sebagisn besar neurotransmiter dan beberapa neuropeptida
menggunakan reseptor kanal ion ini.

Reseptor kinase atau mengikat kinase.

Struktur umumnya terdiri dari domain intra sel yg berupa kinase


atau terikat pada suatu kinase yg dapat teraktivasi saat reseptor
mengikat ligand.
Kinase reseptor tsb dapat memfosforilasi gugus asam amino pada
reseptor (autophosphorilation) atau pada protein yg berasosiasi.
Pesan diteruskan melalui suatu protein transduser STAT atau Smad
(yg berikatan dg kompleks ligand/hormon-reseptor).

Reseptor hepta heliks


Reseptor ini terdiri dari 7 heliks transmembran dan merupakan
bentuk umum reseptor membran.
Bekerja menggunakan caraka kedua/ second messenger (senyawa
kecil non protein) seperti c-AMP, menghasilkan transmisi
sinyal/berita dalam sel.
Ligan reseptor adalah
hormon protein
sitokin
neurotransmitter
Caraka kedua konsentrasinya rendah sehingga pesan/message-nya
dpt dg cepat diinisiasi dan di hentikan/terminasi
B. Transduksi sinyal melalui reseptor tirosin kinase.

• Reseptor ini umumnya suatu monomer heliks transmembran.


• Satu molekul growth factor dapat mengikat 2 reseptor
membentuk dimer reseptor.
• Bila dimer terbentuk maka domain tirosin kinase melakukan
otofosforilasi kedua reseptor pada residu tirosin.
• Fosfotirosin yg terbentuk kemudian membentuk situs
pengikatan spesifik utk protein transduser sinyal.
1 RAS dan Jalur kinase MAP.

Salah satu domainnya mengandung residu fosfotirosin membentuk


binding site utk protein intra sel, disebut juga domain SH2 (Src
homology 2)
Src = Rous sarcoma virus
Protein adaptor (Grb2) terikat pada suatu phosphoinositide.
Protein ini adl satu dari protein dg domain SH2.
Reseptornya mengikat growth factor.
Pengikatan reseptor oleh ligand menyebabkan perubahan
konformasi Grb2 yg mengaktivasi binding site lainnya yg disebut
domain SH3
SH3 aktif akan dapat berikatan dgn protein SOS (son of sevenless?)
SOS adalah suatu “guanine nucleotide exchange factor” (GEF) utk
Ras, merupakan monomer protein G yg terletak dalam membran
plasma.

SOS mengaktifkan pertukaran GTP  GDP pada Ras dan


menyebabkan perubahan konformasi Ras yg menyebabkan
pengikatan protein Raf.

Raf adl protein kinase serin yg disebut juga MAPKKK (mitogen


activated protein kinase kinase kinase).

Raf memulai suatu urutan proses fosforilasi yg disebut kaskade


fosforilasi (fosforilasi bertingkat, salah satu aktif akan
mengaktifkan yg lainnya).
Kaskade kinase MAP ini berhenti pada suatu faktor transkripsi gen,
karena itu dapat mengatur transkripsi gen tertentu yg terlibat dlm
cell survival dan proliferasi.
Banyak reseptor tirosin kinase juga mempunyai jalur sinyal tmbahan
yg melibatkan fosfatidil inositol fosfat.

2. Fosfatidil inositol fosfat dalam transduksi sinyal.

Fosfatidil inositol fosfat melayani 2 fungsi yg berbeda


• Fosfatidilinositol 4’5’bisfosfat (PI-4,5-bisP) dapat dipecah
membentuk 2 caraka kedua intra sel yi.: DAG/diasil gliserol dan
inositol trifosfat/IP3
• Fosfatidilinositol 3’4’5’ trifosfat (PI-3,4,5-trisP) berlaku sbg
docking site pd membran plasma utk protein transduksi sinyal.
Fosfatidil inositol di membran plasma diubah menjadi PI-4,5-bisP oleh
suatu kinase.

PI-4,5-bisP dikatalisis oleh isozim fosfolipase C menghasilkan DAG dan


IP3

Isozim Fosfolipase C (PLC) diaktifkan oleh reseptor tirosin kinase-


growth factor.
Isozim Fosfolipase C diaktifkan oleh jalur transduksi sinyal reseptor
hepta heliks-protein G

PI-4,5-bisP juga dapat difosforilasi pada inositolnya oleh enzim


fosfatidil inositol 3’ kinase membentuk PI-3,4,5-trisP.

Kedua jenis PI tsb menjadi docking site utk protein yg mengandung


urutan AA yg disebut domain pleckstrin homology (PH).
PI3 kinase mengandung domain SH2 yg diaktifkan oleh
pengikatannya dg phosphotyrosine site pade reseptor tirosin
kinase.

3. Reseptor Insulin.

Reseptor ini adl anggota famili resptor tirosin kinase.


Suatu contoh yg bagus utk transduksi sinyal divergen.

Tdk seperti yg lainnya reseptor insulin eksis sebagai dimer ( dan ).
Subunit  saling memfosforilasi saat insulin terikat pd reseptor 
reseptor teraktivasi.
Reseptor yg terfosforilasi dan teraktivasi dapat mengikat protein IRS
(insulin receptor substrat).
Tyrosine kinase receptor
Reseptor akan memfosforilasi protein IRS di banyak tempat yg
memungkinkan pengikatan dg protein-protein dg domain SH2.
Salah satu binding site mengikat Grb2 yg kemudian menyebabkan
aktivasi Ras dan MAP kinase pathway.
Grb2 terikat pada PI-3,4,5-trisP pada membran plasma melalui
domain PH(pleckstrin homology).

Pada binding site lain PI3 kinase teraktivasi.

Pada binding site ketiga PLC juga terikat dan teraktivasi.

Reseptor insulin juga meneruskan sinyal melalui direct docking dg


intermediate transduksi sinyal lainnya.
Jalur sinyal insulin yg melibatkan PI3 kinase mengarah pd aktivasi
protein kinase B )PKB), suatu serin –threonin kinase
PKB dan PDK1 (phosphoinositide-dependent kinase-1) ditarik ke
membran oleh domain PHnya dimana PDK1 memfosforilasi PKB.

C. Transduksi sinyal oleh reseptor JAK-STAT

Reseptor yg berasosiasi dg tirosin kinase ini sering digunakan oleh


sitokin utk mengatur proliferasi sel tertentu yg terlibat dalam
respon imun.
Reseptor ini tdk memiliki aktivitas intrinsik kinase tetapi memiliki
aktivitas tirosin kinase Jak (Janus kinase)
Protein transduser sinyalnya adalah STAT (signal transducer and
activator of transcription) yg merupakan suatu faktor transkripsi
spesifik gen.

D. Reseptor serin/treonin kinase

Protein yg mentransformasi superfamili faktor pertumbuhan


menggunakan reseptor ini dan berhubungan dg protein famili
Smad. Yg merupakan faktor transkripsi spesifik gen.
Superfamili ini termasuk “transforming growth factor  (TGF-)
suatu sitokin utk perbaikan jaringan, regulasi imunitas, dan
proliferasi sel dan bone morphogenetic proteins (BMPs) yg
mengontrolproliferasi.
E. Transduksi sinyal melalui reseptor heptaheliks
Terdiri dari:
1. Protein G heterotrimerik
2. Adenilat siklase , cAMP dan fosfodiesterase
3. Sinyal fosfatidil inositol oleh reseptor heptaheliks

Protein G
Ikatan hormon-reseptor akan mengaktifkan protein G dan
selanjutnya mengaktifkan adenilat siklase.
Hormon yg dapat terikat padanya a.l. glukagon atau epinefrin.
Saat hormon terikat reseptor maka terjadi perubahan konformasi
shg GDP terlepas dan GTP terikat yg menyebabkan lepasnya
subunit 
Sub unit akan berikatan dg enzim target di membran adenilat
siklase.
Adenilat siklase akan mengubah ATP menjadi c-AMP.

Adenilat siklase ,c-AMP, fosfodiesterase.


c-AMP yg terbentuk akan mendorong suatu efek di dlm sel, seperti
enzim-enzim metabolik
Protein kinase A dapat masuk ke dlm inti sel memfosforilasi faktor
transkripsi spesifik gen CREB (cAMP response element binding
protein).

PI (phosphatidyl inositol) sinyal oleh reseptor heptaheliks


Reseptor berikatan dgn isoform q Subunit protein G yg akan
mengaktifkan fosfolipase C.
Fosfolipase tsb menghidrolisis PI-4,5-bisP jadi 2 caraka DAG (diasil-
gliserol) dan IP3 (inositol tri phosphate)
IP3 dapat berikatan dg retikulum sarkoplasmik dan retikulum
endoplasmik yg menstimulasi lepasnya Ca2+
Ca2+ mengaktifkan enzim yg mengandung subunit calcium-
calmodulin  protein kinase.

DAG, tertinggal di membran mengaktifkan protein kinase C yg


kemudian memicu respon: fosforilasi protein.

F. Perubahan dlm Respon thd sinyal.

Respon akan bervariasi.


Tergantung jumlah reseptor
Down regulationnya
Degradasi reseptor.
IV. TERMINASI SINYAL.
Impuls saraf perlu diterminasi cepat setelah hormonnya tdk
diproduksi lagi.
Stimulasi proliferasi terminasinya terjadi lebih lambat.
Sinyal utk diferensiasi terjadi seumur hidup.
Beberapa penyakit kronis terjadi akibat defek pada terminasi sinyal.

Tingkat pertama adalah carakanya/hormon. Bila sekresi tdk ada


lagi , yg tersisa didegradasi.
Insulin diambil hati utk di-degradasi protein
cAMP didegradasi oleh fosfodiesterase.
G protein dg hidrolisis GTP.
Utk kinase terjadi pembuangan fosfat oleh enzim fosfatase.
Tirosin kinase reeseptor

Anda mungkin juga menyukai