Anda di halaman 1dari 27

KOMUNIKASI SEL

Disampaikan pada kuliah blok Basic Principles I

Reza Hakim
INTRO
• Komunikasi antar sel hanya terjadi pada organisme
multiseluler.
• Komunikasi antar sel diperlukan untuk mengatur
pengembangan dan pengorganisasiannya menjadi jaringan,
mengawasi pertumbuhan dan pembelahannya dan
mengkordinasikan aktivitasnya.
• Perilaku sel baru dapat berlangsung apabila mendapatkan
sinyal dari sel yang mengirimkan pesan.
• Bentuk umum: Sinyal  Diterima Sel  Transduksi  Respon
sel.
Gap junctions Plasmodesmata
between animal cells between plant cells

Cell junctions. Both animals and plants have cell junctions that allow molecules
to pass readily between adjacent cells without crossing plasma membranes.
INTRO

Cell-cell recognition. Two cells in an animal may communicate


by interaction between molecules protruding from their
surfaces.
Macam Cara Sel Berkomunikasi
1. Direct contact
Melalui molekul-molekul komunikasi pada membran yang
akan memberikan sinyal pada sel di dekatnya.

2. Pelepasan bahan-bahan kimia (mediator)


Bahan kimia dikirim ke sel lain yang letaknya jauh.

3. Membentuk gap junction


Gap junction akan membentuk hubungan sitoplasma dari
kedua sel yang berkomunikasi.
Komunikasi Melalui Mediator
Bentuk mediator:
• Protein
• Molekul steroid

Cara penyampaian:
• Jarak Dekat (sinyal setempat / lokal)

 Parakrin signaling
 Sinaptic signaling
• Jarak Jauh

 Endocrine signaling
Local signaling
Target cell Electrical signal
along nerve cell
triggers release of
neurotransmitter

Neurotransmitter
Secretory
diffuses across
vesicle
synapse

Local regulator
diffuses through
extracellular fluid Target cell
is stimulated

Paracrine signaling Synaptic signaling


A secreting cell acts on nearby A nerve cell releases neurotran-
target cells by discharging smitter molecules into a synapse,
molecules of a local regulator (a stimulating the
growth factor, for example) into target cell.
the extracellular fluid.
Long-distance signaling

Endocrine cell Blood


vessel

Hormone travels
in bloodstream
to target cells

Target Hormonal signaling


cell Specialized endocrine cells
secrete hormones into body
fluids, often the blood.
Hormones may reach virtually all
body cells.
Paracrine Signaling
• Mediatornya cepat diterima oleh sasarannya, namun tidak
stabil dan mudah rusak.
• Sistem penyampaian mediatornya disebut parakrin.
• Sel penghasil mediator yang berperan juga sebagai sel sasaran
disebut otokrin.
• Efek mediator tergantung pada jenis mediator, kemampuan
sel sasaran untuk bereaksi terhadap sinyal yang diterimanya.
Paracrine Signaling
• Mediator dalam sistem komunikasi ini disebut sitokin,
dikelompokan berdasarkan sel penghasilnya, yaitu :
• Monokin → dihasilkan oleh sel monosit /makrofag
• Limfokin → bahan tersebut dihasilkan oleh limfosit
• Faktor pertumbuhan → bahan yang dihasilkan memberikan pengaruh
pertumbuhan terhadap sel lain dan dihasilkan oleh berbagai sel (sel
epidermis, fibroblast, trombosit, dll.)
• Kemokin
• Lain-lain mediator → prostaglandin, endotelin, histamine, dll.
Endocrine Signaling
• Mediator pada sistem endokrin yaitu hormon.

Berdasarkan kelarutannya, dibedakan menjadi:


1. Hormon Polipeptida
2. Hormon Steroid
Endocrine Signaling

1. Hormon Polipeptida
• Merupakan 1st messenger
• Setelah terjadi ikatan hormon-reseptor, pesan akan diteruskan
oleh 2nd messenger.
• Mekanisme penerusan pesan melalui:
• Aktivasi / inaktivasi enzim
• Buka / tutup kanal ion
• Tanpa 2nd messenger
Endocrine Signaling
1. Hormon Polipeptida
• Mekanisme penerusan pesan:
1. Aktivasi / inaktivasi enzim pada membran sel
 diperankan oleh enzim adenil siklase, yang mengubah ATP menjadi cAMP.
 Selain itu dapat pula enzim akan mengaktifkan kinase, menyebabkan
fosforilasi protein dalam sel.
 Contoh: EGF (epidermal growth facctor)  reseptor (protein kinase) 
memindahkan gugus fosfat cAMP ke tirosin pada protein dalam sel. *
cAMP = 2nd messenger
2. Buka / tutup kanal ion  akan membanngkitkan sinyal intrasel melalui
2 cara:
 Pemasukan sedikit ion dan sesaat  mengubah voltase kedua sisi
membran
Pemasukan banyak ion ke sitosol  respon seluler.
* Ion Ca++ = 2nd messenger
Endocrine Signaling
1. Hormon Polipeptida
• Mekanisme penerusan pesan:
3. Tanpa 2nd messenger
 Setelah terjadi ikatan hormon-reseptor, terjadi endositosis oleh sel
target.
 Reseptor untuk hormone protein pada membrane sel sasaran
bertindak sebagai transduser dengan mengatur enzim atau
pembukaan gerbang ion.
Endocrine Signaling
2. Hormon Steroid
• Disintesis oleh kolesterol.
• Bersifat hidrofobik
• BM sangat rendah (±300 dalton)  sehingga untuk melintasi
membrane sel sasarannya hanya dengan difusi sederhana.
• Setelah sampai di dalam sel, hormone steroid akan terikat erat
tapi reversible dengan protein reseptornya  menyebabkan
perubahan alosterik dalam konfirmasinya yang meningkatkan
kemampuan mengikat DNA.
• Ikatan hormon-reseptor ini dapat melewati lubang selubung
inti maka peningkatan afinitas kepada DNA menyebabkan
timbunan kompleks reseptor-hormon dalam inti sel.
Endocrine Signaling
2. Hormon Steroid
• Hormon tiroid bersifat hidrofobik, reseptornya berada di inti
sel  ikatan hormon-reseptor terjadi di dalam inti sel.
• Sel target rata-rata memiliki 10.000 molekul reseptor steroid.
• Pada kadar hormon tinggi  sebagian besar reseptor terikat
• Pada kadar hormon rendah  perubahan keseimbangan 
hormon melepaskan diri dari reseptor  reseptor
diinternalisasi ke dalam sitopplasma.
Endocrine Signaling
2. Hormon Steroid
• Reseptor yang terikat  mengatur transkripsi DNA agar
perilaku sel berubah (sesuai pesan yang dibawa oleh hoormon)
Respon terhadap steroid:
• Primer
• Induksi langsung untuk transkripsi gen  produksi protein

• Sekunder
• Berlangsung lambat, hasil transkripsi akan mengaktif transkripsi
gen-gen lain (amplifikasi efek hormon pertama)
Mekanisme 2nd Messenger
Oleh cAMP
• Adenil sikalase diaktivasi oleh protein G (GTP-binding-
protein). G protein terdiri dari 3 subunit (α, β, γ).
• Dalam keadaan istirahat, G protein mengikat GDP (guanosine
diphosphate) melalui subunit-α dipermukaan dalam membran
sel.

• G protein yang mengikat reseptor menyebabkan pelepasan
GDP yang diganti oleh GTP (dalam sitoplasma, GTP lebih
banyak dibanding GDP)  mengaktivasi subunit-α 
subunit-α melepaskan diri dari molekul subunit yg lain 
berikatan dengan adenil skilase dalam membran sel.

Mekanisme 2nd Messenger
Oleh cAMP
• Subunit-α menghidrolisis GTP menjadi GDP dengan
katalisator GTP-ase. Sub unit yang terikat oleh GDP menjadi
inaktif kembali dan terlepas dari adenilil siklase (efektor/aktif)
dan bergabung dengan sub unit lainnya.

• Adenilil siklase yang aktif mengubah ATP menjadi cAMP dan
bertindak sebagai pembawa pesan kedua (second messenger)

• cAMP mengatur reksi-reaksi dalam sel.

Sebagian kecil enzim kinase diaktifkan oleh cAMP,


sebagian besar oleh ion Ca++ atau cGMP.
Mekanisme 2nd Messenger
Oleh Ca++
Terliibat dalam proses:
1. Pengaturan kontraksi otot,
2. Sekresi hormone,
3. Enzim pencernaan dan neurotransmitter,
4. Pengangkutan garam dan air untuk melintasi epitel usus
dan
5. Pengaturan metabolisme glikogen dalam hati.
Mekanisme 2nd Messenger
Oleh Ca++
• Arus ion Ca++ dalam pembawa pesan intraseluler kadarnya
sangat rendah, jika kadarnya tinggi akan merusak sel.
• Ion Ca++ disimpan dalam sarcoplasmic reticulum (dalam sel
otot) dan kalsisom (sel bukan otot).
• Kadar Ca++ tetap naamun arus Ca++ melintasi membran plasma
tidak tetap.
• Perputaran Ca++ penting untuk respons yang terpelihara yang
berbeda dengan respons sesaat.
• Kepekaan sel terhadap perubahan sangat kecil kadar Ca++
mencerminkan rendahnya kadar ion Ca++ dalam sel (10⁻⁷ M).
Mekanisme 2nd Messenger
Oleh Ca++
• Kadar Ca++ di sekitar sel 10.000 lebih besar daripada dalam sel.
Untuk mempertahankan perbedaan kadar , membran plasma
mengendalikan dua hal, (1) permeabilitas yang rendah untuk ion
Ca++ dan (2) “pompa” yang mendorong ke luar sel ion Ca ++
tersebut.
• Apabila ada rangsangan hormon atau neurotransmitter terjadilah
kenaikan kadar ion Ca++ dalam sitosol, karena terbukanya pintu
gerbang ion Ca++ pada membrane plasma atau pelepasan ion Ca ++
dari ruang sarcoplasmic reticulum atau dari kalsisom.

• Menyebabkan terjadinya ikatan ion Ca++ dengan protein dalam
sitosol (misl kalmodulin), senyawa kalsium protein tersebut akan
berinteraksi dengan protein lain untuk mengubah fungsinya.
Mekanisme 2nd Messenger
Oleh Ca++

• Apabila kadar Ca++ turun kembali, maka ion Ca++ akan
melepaskan diri dari protein reseptor (kalmodulin) dan
kembali ke keadaan semula.
* Peristiwa ini berlaku pada respons sel selintas.

• Selain peningkatan arus ion Ca++ selintas, terjadi peningkatan


arus keluar masuk (perputaran) ion Ca++ melintasi membrane
plasma yang meningkatkan kadar ion Ca++ di daerah bawah
membrane sel (sub-membran) bukan dalam sitosol.
Mekanisme 2nd Messenger
Oleh Ca++
• Syarat terjadinya respons berkelanjutan selain peningkatan
arus ion Ca++ , diperlukan pula “transducer” pada membrane
untuk membaca pesan ion Ca++ .
• Transducer yang dapat diidentifikasi salah satunya adalah
kinase C protein (PKC). Kenaikan arus yang menyebabkan
kenaikan kadar di bawah membrane mengaktifkan PKC dan
selanjutnya terjadi rangkaian reaksi (cascade) fosforilasi
berbagai protein yang berakhir dengan respons (sekresi) yang
berlanjut.
Synaptic Signaling
• Cara sederhana sebuah neron dalam meneruskan sinyal yang
dipancarkan ke neron lain (transmisi impuls)  melalui
penggandengan kedua bagian sel tersebut dengan perantara
gap junction.
• Dapat ditemui pada hubungan antar sel saraf dan sel saraf atau
antara sel saraf dengan sel otot. Hubungan antar sel saraf dan
sel otot kerangka dinamakan neuromuscular junction.
• Dasar mekanisme komunikasi kimiawi pada sinapsis tidak
berbeda dengan komunikasi antarsel melalui hormone yang
larut dalam air.
• Pelepasan mediator (melalui eksositosis) oleh sebuah sel
sebagai sumber mediator  terikat oleh reseptor yang
terdapat pada sebuah atau lebih sel target.
Synaptic Signaling
• Pembawa pesan adalah neurotransmitter (NT).
• Setelah dilepaskan akan berdifusi dalam suatu matriks
(sangat dekat), karena segera terdapat reseptor pada
membran sel target yang menangkapnya.

• Sinyal NT sebagai mediator akan mengubah membrane sel
sasarannya dalam potensial, sehingga dalam sinaps sinyal
kimiawi harus diubah menjadi sinyal listrik.
Synaptic Signaling
Neuromuscula Junction
• Neurotransmitter (asetilkholin) yang berada dalam celah
sinapsis akan bertindak sebagai 1st messenger yang akan
terikat oleh reseptor yang berada pada membran post-sinaps
(dalam hal penghubung neuromuskuler) : membrannya
adalah membrane otot / sarkolema

• Selanjutnya terjadi depolarisasi membrane


• Berlanjut dengan terbangkitnya kontraksi otot sebagai
respons.

Anda mungkin juga menyukai