Anda di halaman 1dari 37

4/9/2020

KOMUNIKASI ANTAR SEL IMUN


HENY Arwati
Departemen Parasitologi Kedokteran
Fakultas Kedokteran
Universitqs Airlangga

Tujuan komunikasi antar sel


1. Menghasilkan, mengenali, dan menginterpretasikan
sinyal dan bereaksi terhadap sinyal yang ada di
lingkungan sel

2. Memastikan suatu pesan dapat dikonversi dari suatu


bentuk ke bentuk lainnya selama perjalanannya dan
masih mempertahankan isi pesan (sinyal transduksi
= signal transduction)

1
4/9/2020

Komponen komunikasi sel


1. Sinyal (ligan) : molekul kimia organik dan anorganik
yang ada dilingkungan tempat sel hidup
2. Reseptor: bagian sel yang mengenal dan dapat
menerima sinyal.
3. Molekul sinyal internal: mengubah (transducer)
sinyal asli ke dalam perilaku selular
4. Target protein : pada inti dan sitoplasma
5. Respons: gerakan, sintesis protein, dan pembelahan

Sinyal transduksi
adalah proses mempertahankan isi asli pesan (sinyal)

Sinyal =signal
1. Sinyal merupakan ligan yang dideteksi dan diterima
oleh reseptor protein yang mengenali molekul kimia
2. Molekul sinyal kimia dikonversi (transduksi) menjadi
sinyal berbeda di dalam sel
3. Sinyal mengarahkan perilaku sel

Jenis sinyal
1. protein 4. nukleotida
2. peptida 5. Steroid
3. asam amino 6. Gas

2
4/9/2020

Reseptor pada sel target


Untuk dapat menimbulkan respon, molekul sinyal ekstraseluler
mengikat reseptor yang spesifik pada sel
Ada 2 tipe reseptor yaitu:
1. Reseptor intraseluler
 Reseptor molekul sinyal yang bersifat hidrofobik berada di dalam sel
(intraceluler receptor protein), yaitu di dalam sitoplasma atau inti.
 Reseptor ini mudah menembus dinding sel.
 Ligan masuk kedalam sel kemudian mengaktifkan gen dan
menimbulkan respons lambat

2. Reseptor permukaan sel


o Reseptor molekul sinyal yang bersifat hidrofilik berada pada
permukaan membran sel (cell surface receptor protein).
o Reseptor ini tidak bisa menembus dinding sel.
o Ligan tidak bisa masuk ke dalam sel dan menimbulkan respon cepat

Tahapan dalam cell signaling


1. Reception
Pengenalan molekul sinyal oleh sel target  ikatan antara
molekul sinyal (first messenger) dengan reseptor
2. Transduction
Perubahan reseptor karena terikatnya molekul sinyal
menyebabkan perubahan pada kadar protein intraselular
tertentu yang umumnya dikuti oleh serangkaian perubahan
lebih dari 1 protein (cascade) mengubah sinyal
ekstraselular menjadi sinyal intraselular
3. Response
Perubahan perilaku sel yang timbul sebagai akibat
timbulnya sinyal intraselular

3
4/9/2020

MOLEKUL SINYAL berikatan dengan PROTEIN RESEPTOR mengaktifkan MOLEKUL SINYAL


INTERNAL kemudian diubah oleh TARGET PROTEIN (protein intraseluler) dalam SIGNAL
TRANSDUCTION dan menghasilkan RESPONS

Respon Sel Target

Ikatan signal molekul dengan reseptor dapat:


1. Mempengaruhi ekspresi gen target secara
langsung atau via ekpresi gen regulator dahulu
(sintesis protein, lebih lambat)
2. Mempengaruhi fungsi protein intraseluler (tanpa
proses ekspresi gen, lebih cepat).

• Kedua hal tsb dapat mempengaruhi aktivitas


seluler dan perilaku sel sebagai respon terhadap
informasi dari molekul sinyal.

4
4/9/2020

• Komunikasi antar sel dapat berlangsung


melalui:
1. Komunikasi melalui kontak antara sel ke sel
2. Komunikasi melalui faktor (molekul) yang
disekresikan

1. KOMUNIKASI MELALUI KONTAK SEL KE SEL

• Interaksi antara molekul pada dua sel mengarah


kepada timbulnya sinyal intraselular yang
mempengaruhi fungsi dari satu sel ke sel lain.
• Dengan demikian, pesan atau instruksi dikirim dari
satu sel ke sel lainnya dan pesan akan mempengaruhi
fungsi sel.
• Aktivitas sel imun dari sistem imunitas tubuh
menyebabkan pembunuhan dan eliminasi mikroba
atau zat asing lainnya.

10

5
4/9/2020

Interaksi sel-sel dapat terjadi melalui:


1. Melalui molekul sinyal 3. Melalui gap junction

Gap junction

2. Melalui molekul yang terikat pada membran

11

1. INTERAKSI MELALUI MOLEKUL SINYAL


• Sel menggunakan suatu molekul sinyal (signal
molecule) untuk menyampaikan informasi ke sel
lainnya.
• Molekul sinyal ini akan membuat sel target (yang
mempunyai reseptor spesifik) merespon dengan
perubahan aktivitas sel.
• Contoh:
– Hormon
– Neurotransmitter
– Faktor pertumbuhan (Growth factor)
– Sitokin

12

6
4/9/2020

Komunikasi molekul sinyal ekstraselular

Meliputi 6 tahapan:
1. Sintesis molekul sinyal
2. Pelepasan molekul sinyal
3. Transport sinyal menuju sel target
4. Deteksi molekul sinyal oleh protein khusus
5. Perubahan pada metabolisme
6. Fungsi dan perkembangan selular, peluruhan
molekul sinyal yang seringkali disertai dengan
terhentinya respon selular

13

Jenis dan karakter molekul sinyal


1. Signal molecule hydrophobic
– Dapat menembus membran lipid bilayer
– Dapat langsung memicu respons lokal (misal: nitric
oxide, berikatan dengan guanil siklase menimbulkan
perubahan GTP menjadi cGMP-->relaksasi sel otot)
– Mengaktivasi reseptor yang berperan sebagai gene
regulatory protein. Contoh: kortison, berikatan
dengan intraseluler protein reseptor, kompleks
masuk ke nukleus, bagian DNA binding domain
reseptor menempel pada gen-->memicu ekspresi gen
tertentu.

14

7
4/9/2020

2. Signal molecule hydrophylic


– Tidak dapat menembus membran lipid bilayer
sehingga diterima oleh reseptor pada permukaan
membran plasma.
– Reseptor ini banyak terdapat pada lipid raft yaitu
bagian-bagian membran lipid bilayer yang kaya
kholesterol dan fosfolipid inositol yang lebih tebal
dan stabil.

15

Komunikasi antar sel dalam organisme dengan


menggunakan molekul sinyal dapat terjadi
secara:
1.1 Kontak langsung
1.2 Kontak tidak langsung

16

8
4/9/2020

1.1 Kontak Langsung


• Sel berhubungan 1 sama lain untuk mengirimkan suatu sinyal
yang tergantung pada sinyal molekul yang terikat pada
permukaan sel.
• Transduksi ekstraselular terjadi oleh sekresi molekul tertentu
yang diklasifikasikan berdasarkan jarak tempuh sinyal
menjadi:

1. Parakrin: sinyal dari satu sel menyebar ke sel lain yang


berada di dekatnya. Penghantaran sinyal parakrin tidak
melalui pembuluh darah.
2. Autokrin: sinyal dari satu sel dan mempengaruhi sel itu
sendiri karena reseptornya berada pada sel itu.
3. Gap junction: hubungan dua sel tanpa perantara
4. CAMs (Cell Adhesion Molecules): hubungan dua sel yang
memerlukan molekul membran antara dua sel dan sinyal
kimia
17

Parakrin
• Para = dekat
• Sel Presinaptik mengirimkan substrat yang
mempengaruhi sel target dalam jarak dekat.
• Substrat yang dikeluarkan tidak dapat bertahan lama
sehingga membatasi ruang lingkup efektivitasnya dan
molekul parakrin tidak dapat menyebar terlalu jauh.
• Contoh:
Sel mengirimkan substrat kepada sel=sel terdekat
untuk tumbuh dan berkembang

18

9
4/9/2020

Synaptic signaling

• Merupakan parakrin sinyal yang terjadi melalui


synapse, yaitu struktur pada sistem syaraf yang
menghubungkan neuron pengirim sinyal dan sel
penerima sinyal.
• Sel penerima sinyal dapat berupa neuron atau sel
lain.

19

Synaptic signaling

Synapse
Electric
impulse

Target
Axon cell

Neurotransmitter

20

10
4/9/2020

Autokrin
• Sinyal autokrin (otokrin) merupakan sinyal yang direspon
oleh sel-sel sejenis dengan sel yang melepaskan molekul
sinyal.
• Contoh: Faktor pertumbuhan, yang merupakan stimulator
bagi sel-sel sejenis untuk tumbuh berkembang dan
melakukan proliferasi.
• Sinyal autokrin sangat umum ditemukan dalam kasus
tumor.
• Molekul sinyal yang disekresi oleh sekelompok sel-sel yang
serupa akan berikatan kembali dengan pengirim sinyal
sendiri.
• Autocrine signaling merupakan tipe paling efektif ketika
dilakukan secara serempak dengan sel-sel tetangga yang
tipenya sama.

21

2. Kontak Tidak Langsung


• Sinyal kimia yang dihasilkan oleh satu sel dipindah melalui
darah dan mempengaruhi sel yang lokasinya jauh.
Endokrin
• Sinyal endokrin secara khusus disebut hormon, mempunyai
jarak tempuh yang sangat jauh dari organ endokrin tempat
sintesis molekul dengan sel target. Pada hewan dan
manusia, hormon biasanya diangkut oleh darah
mengarungi jarak tempuh yang jauh.
Neuronal
• Pengiriman sinyal dilakukan melalui akson. Neuron dapat
mengirim sinyal elektrik sepanjang aksonnya
(neurotransmitter) kemudian diterima sel target. Sinyal
dapat berupa neurohormon yang dihasilkan oleh neuron
dan masuk pembuluh darah menuju sel target di tempat
lain.
22

11
4/9/2020

2. INTERAKSI MELALUI RESEPTOR PADA


MEMBRAN
Transduksi sinyal pada tingkat sel melalui reseptor pada
permukaan sel dan reseptor intraseluler

2.1 Melalui reseptor intraseluler


Intrakrin
• Istilah intrakrin ditujukan untuk peptida, protein dan hormon yang
bekerja secara intraseluler.
• Intrakrin adalah sinyal hormon di dalam sel, yang beraktivitas di dalam
sel dan mengatur aktivitas intraseluler.
• Hormon-hormon steroid bekerja melalui reseptor intraseluler (inti)
• Efek biologis yang dihasilkan secara intraseluler disebut sebagai efek
intrakrin.
• Efek intrakrin dari beberapa protein, peptida dan hormon menyerupai
efek endokrin, autokrin atau parakrin dari protein, peptida atau
hormon tersebut. Tetapi efek ini berbeda untuk hormon yang lain.
23

2.2 Melalui reseptor permukaan sel


Endokrin, autokrin atau parakrin
• Sebaliknya, hormon protein dan peptida secara umum
bekerja sebagai endokrin, autokrin atau parakrin
dengan cara mengikat reseptor yang ada pada
permukaan sel.
• Efek yang dihasilkan disebut efek endokrin, efek
autokrin atau efek parakrin tergantung pada asal dari
hormon tersebut.

24

12
4/9/2020

25

Tiga kelas terbesar protein reseptor permukaan sel


(cell surface receptors) adalah:

2.2.1 Ion-channel-linked receptor


2.2.2 G-protein-linked receptor
2.2.3 Enzyme-linked receptors.

26

13
4/9/2020

2.2.1 Ion-channel-linked receptors


• Ion-channel-linked
receptors juga dikenal
sebagai transmitter-gated
ion channels atau
ionotropic receptors.
• Reseptor berikatan
langsung dengan sinyal
supaya channel bisa
membuka dan menutup Apabila ada sinyal, maka
secara singkat sebagai sinyal diterima oleh reseptor,
jawaban atas pengikatan dan chanel akan membuka
suatu neurotransmiter. lalu sinyal masuk ke dalam sel
27

2.2.2 G-protein-linked receptors


• Memperantarai respons terhadap berbagai macam molekul
sinyal:
 hormon,
 neurotransmiter, dan
 perantara lokal

• Termasuk famili besar homolog yang disebut 7-pass


transmembrane proteins.
• Dapat mengaktivasi atau menginaktivasi enzim yang terikat
pada membran plasma atau ion channel melewati protein
G secara tidak langsung.
• Protein reseptor berikatan dengan sinyal, lalu mengubah
bentuk 6 protein, apabila bentuk diubah, maka responpun
berubah.
28

14
4/9/2020

29

30

15
4/9/2020

2.2.3 Enzyme-linked receptors


Memiliki 6 subfamili yaitu:
1. Receptor tyrosine kinase
2. Ryrosine-kinase associated-receptors
3. Receptor-like tyrosine phosphatase
4. Receptor serine/threonine kinase
5. Receptor guanyl cyclase
6. Histidine-kinase-associated receptor

• Merupakan protein transmembran dengan domain


pengikatan ligan pada permukaan luar membran plasma.
• Protein reseptor berikatan dengan sinyal (ligan) lalu
mengaktifkan enzim tapi tidak bisa berubah bentuk (hanya
menempel).
• Contoh: kemotaksis bakteri yang diperantarai oleh
histidine-kinase-associated chemotaxis receptors. 31

32

16
4/9/2020

3. INTERAKSI MELALUI GAP JUNCTION


Juxtacrine signalling yaitu signaling yang
tergantung pada kontak dua sel yang berdekatan.
• Merupakan interaksi antara matrix extraseluler pada dua sel
pada organism multiseluler yang memerlukan kontak dalam
jarak dekat dengan cara membentuk gap junction dan
melepaskan molekul signal secara difusi sehingga ion dan
molekul terkecil dapat melalui gap juncion yang terbentuk
• Atau menggunakan saluran panjang disebut membrane
nanotubes dan cytonames sebagai “jembatan”, atau
extracellular vesicles seperti exosome atau microvesicles
sebagai ”kendaraannya”.

33

Tiga tipe juxtakrin


1. Interaksi dari ligan pada membrane (protein, oligosakarida, lipid)
dan reseptor protein membrane dari dua sel yang berdekatan.
2. Komunikasi dua sel yang berdekatan melalui penghubung
(junction) yang menghubungkan kompartemen intraseluler
sehingga terjadi transit molekul kecil
3. Interaksi antara matrix glikoprotein extraseluler dan protein
membran.
• Pada organism uniseluler, seperti bakteri, juxtakrin adalah interaksi
secara kontak membran.
• Signal juxtakrin seperti growth factor, sitokin dan kemokin sinyal
extraseluler berperan penting pada respons imun.
• Juga berperan penting pada perkembangan fungsi jantung dan
syaraf.

34

17
4/9/2020

• Gap junctions membolehkan informasi sinyal untuk


dibagi dengan sel-sel tetangga.
• Saluran-saluran gap junctions membolehkan
pertukaran molekul-molekul sinyal intraseluler kecil
(perantara intraseluler), seperti Ca2+ dan cyclic AMP,
tetapi bukan makromolekul, seperti protein atau
asam nukleat.
• Sel-sel yang terhubung dengan gap junctions dapat
berkomunikasi dengan sel lainnya secara langsung.

35

36

18
4/9/2020

• Pada infeksi, sel2 imun yg berbeda harus


menyusun suatu pertahanan yg terkordinasi utk
melawan mikroba.
• Untuk itu diperlukan komunikasi antar sel imun.
• Sel-sel berkomunikasi satu sama lain supaya
– dapat terus hidup (survive),
– tumbuh dan membelah (grow and
divide/proliferasi),
– menjadi sel dengan fungsi khusus (diferensiasi)
atau sel akan bunuh diri (apoptosis).

37

JENIS KOMUNIKASI ANTAR SEL IMUN


Sel imun dapat saling berkomunikasi dengan cara:
1. Komunikasi melalui kontak sel ke sel
Kontak sel ke sel adalah cara komunikasi antar sel.
Permukaan membran sel memiliki berbagai molekul.
Molekul tertentu pada permukaan satu sel berinteraksi
dengan molekul tertentu di permukaan sel lain.
2. Komunikasi melalui faktor yg disekresikan (sitokin dan
kemokin)
Adanya ikatan sitokin dengan reseptor mempengaruhi
fungsi sel pembawa reseptor.
Jadi, sitokin/kemokin bertindak sebagai messenger
(pembawa pesan) antar sel

38

19
4/9/2020

• Molecules signaling (Molekul pensinyalan) adalah


molekul yang diproduksi dan ditetapkan oleh sel
(transmitter cell) dan ditangkap oleh sel lainnya
(target cell) melalui reseptor
• Dalam sistem imun, cell signaling diperlukan untuk
mengawali, mengakhiri dan memodulasi respon
imun.

39

Komunikasi melalui kontak sel ke sel


• T cell receptor (TCR) diexpresikan T cells yang vital bagi
respons imun tubuh.
• TCR digunakan oleh T cell untuk berkomunikasi secara
langsung dengan sel yg terinfeksi oleh mikroba.
• Sel yg terinfeksi (APC) mempresentasikan peptida dari
mikroba itu melalui MHC-I, kemudian helper T cell akan
menerimanya dengan menghubungkan TCR dengan MHC-I,
dan peptida berada di antaranya.

40

20
4/9/2020

CD4 and CD8 Receptors


• Berdasarkan pada molekul yg ada pada
permukaannya maka T cell yg:
– Mempunyai CD4 disebut helper T cell, yg
mengaktivasi sel imun yg lain
– Mempunyai CD8 disebut cytotoxic T cell, yg
membunuh sel yg terinfeksi
• T cell yg mempunyai CD4 berikatan dg sel yg
mempunyai molekul MHC-II
• T cell yg mempunyai CD8 berikatan dg sel yg
mempunyai molekul MHC-I

41

Cytotoxic T cell – MHC I


interaction Infected cell

T cell

21
4/9/2020

Helper T cell – MHC Infected cell

II interaction

T cell

Immune synapse/immunological synapse


• Apabila APC sudah bertemu dengan sel target
maka akan terbentuk immune synapse
• Disebut juga sinapsis imunologis
• yaitu daerah antara APC dan sel target
• merupakan connection atau junction antara
APC dan sel target
• merupakan kunci dari sistem imun dalam
memfasilitasi dan mengarahkan respon imun.
44

22
4/9/2020

• Immunological synapse dibentuk pada area


yang disebut supra-molecular activation
complexes (SMAC).
• Oleh karena itu immune synapse disebut juga
SMAC
• Struktur ini terdiri dari cincin konsentris yang
masing-masing berisi kelompok protein terpisah,
disebut bull’s-eye model dari immune synapse

45

• c-SMAC (central-SMAC) mengandung θ


isoform dari protein kinase C, CD2, CD4, CD8,
CD28, Lck dan Fyn.
• p-SMAC (peripheral-SMAC) di dalam (LFA-1)
dan cytoskeletal protein yang disebut talin
• d-SMAC (distal-SMAC) banyak mengandung
molekul CD43, CD45
• bull’s-eye model tidak terdapat pada semua
SMAC

46

23
4/9/2020

Central SMAC (cSMAC): terdapat banyak


reseptor sel-T (TCR), polipeptida dan molekul
signaling (signaling molekul).
Molekul sel adhesi banyak terdapat dalam cincin
perifer yang mengelilingi cSMAC (peripheral
SMAC=pSMAC) dan molekul-molekul besar
terakumulasi di daerah yang jauh dari sinaps
(distal SMAC=dSMAC) - yaitu di luar pSMAC

47

Supra-Molecular Activation Complexes (SMAC)


Tempat berkumpulnya molekul adesi untuk
pembentukan I-synapse
48

24
4/9/2020

cSMAC

pSMAC dSMAC
Gambaran fluorescence microscopy dari SMAC
pada T cell menggunakan total internal
reflection fluorescence ( TIRF) microscope

49

Contoh pembentukan immune synapse


antara T cell dan APC

50

25
4/9/2020

Pembentukan immune synapse


• Apabila sel T bertemu dengan APC
(misal sel B) dengan MHC-peptide
complexes (pMHC) yang sesuai, maka
akan terbentuk immune synapse. MICROVESICLE

• Ikatan TCR dengan pMHC ke tengah


(hijau) dan cincin LFA-1 (lymphocyte
function-associated antigen 1) dan
juga ICAM-1 (intercellular adhesion
molecule 1, atau CD54) (merah).
• Mikrovesikel yang mengandung
interaksi TCR-MHC-peptida dihasilkan
dari signaling microcluster
diinternalisasi oleh sel B, dan
menginduksi pensinyalan.
Mikrovesikel banyak terdapat TCR

51

52

26
4/9/2020

TCR microcluster
• Tempat awal terjadinya signaling
• Diawali dengan fosforilasi residu
tyrosine pada sitoplasma TCR
complex oleh Src family kinase Lck
• Kemudian 70kDa zeta-associated
kinase (ZAP-70) tyrosine kinase
direkrut dan dibentuk menjadi TCR
signalosome dengan substrat Linker
of Activate T cells (LAT)
• TCR signalosome mengandung
ubiquitin ligases c-Cbl dan Cbl-b,
menjadikan multiple mono-Ub
menjadi lysine’s residues dariTCR
rantai zeta
• Dikenali oleh Tumor suppressor
gene-101 (TSG-101) untuk mengawali
pembentukan cincin microvesicle.

53

54

27
4/9/2020

Mikrovesikel banyak mengandung TCR


• Sitoskeleton aktin menggerakkan
mikrokluster ke bawah, dan ini juga
berfungsi sebagai garis waktu untuk
mikrokluster TCR dan pembentukan
mikrovesikel.
• Microcluster pensinyalan dimulai, mesin
ESCRT mengenali ubiquitin yang
ditambahkan ke TCR dalam mikrokluster
dan memilah TCR ke dalam selaput
membran plasma yang dilepaskan ke
pusat sinaps, dan kemudian APC
mengambil vesikel yang banyak
mengandung TCR, yang dapat memicu
PLCγ di APC
• Ini merupakan salah satu dari beberapa
mekanisme mentransfer paket informasi
yang kompleks
55

56

28
4/9/2020

Immune synapse pada DC-T Cell untuk


menghasilkan signaling complex
57

Immune synapse pada APC- CD8 T Cell


untuk menghasilkan signaling complex
58

29
4/9/2020

Sekresi sitokin dan komunikasi


melalui synapse
• CD4+ T cell dan B cell akan mencapai puncak
kematangan dan mempertahankan immune synapse
dalam beberapa jam
• Informasi ditransfer antar sel melalui komunikasi
langsung atau tidak langsung yang kemungkinan terjadi
pada semua tahap pembentukan IS.
• Dilanjutkan dengan sekresi sitokin ke dalam synaps
• Sel dendritik membentuk immune-synapse dengan sel
T akan mempolarisasi MTOC (microtubule organizing
center ) untuk mensekresi IL-12 yang diarahkan pada
sinaps
59

HOW B AND T CELL TAKL EACH OTHER


• B cell akan dapat menghasilkan Ab untuk melawan
Ag asing hanya apabila B cell telah teraktivasi di
dalam lymphoid tissue
• Pada proses ini diperlukan interaksi dengan T cell,
yaitu T cell yg telah teraktivasi.
• Untuk itu diperlukan pula APC yg dapat mengaktivasi
T cells. Oleh karena itu disebut sebagai T cell
dependent response.
• Apabila T cell teraktivasi, maka akan mensekresi IL-2,
IL-4 dan IL-5 dan juga dengan direct intercellular
contact untuk mengaktivasi B cells.

60

30
4/9/2020

PEMBENTUKAN GERMINAL CENTER


• Resting B cell bersirkulasi di dalam darah bermigrasi
menembus sel endotel pembuluh darah bergerak
untuk menangkap antigen di organ lymphoid sekunder,
yaitu limph nodes, spleen, tonsil dan peyer’s petches
dll
• B cell yang mempunyai immunoglobulin spesifik akan
masuk ke dalam area yang banyak mengandung T cell,
yaitu di paracortical region atau PARACORTEX di
bawah cortex dari jaringan lymphoid tsb.
• Pada area ini banyak dendritic cells (DC) yang sudah
mempresentasikan antigen kepada CD4 T cell, sehingga
T cell teraktivasi.
• DC mempunyai banyak molekul MHC klas II dan CD40.

61

• T cell yg telah teraktivasi akan menginduksi B cell


yang sdh mengenali antigen tsb untuk bergerak ke
daerah B CELL FOLLICLES.
• Demikian juga dengan dendritic cells (DC).
• Di dalam follicle, B cell akan berinteraksi dengan
follicular DC, kemudian DC akan menginduksi
proliferasi dan diferensisasi B cell
• Interaksi ini mengakibatkan terbentuknya GERMINAL
CENTER
• Germinal center adalah struktur sementara yang
terbentuk dalam organ limfoid perifer atau sekunder
dalam merespon antigen tergantung sel T
62

31
4/9/2020

Perjalanan naïve B cell pada terbentuknya


T cell-dependent response
63

• Proliferase B cell yg sangat cepat mengakibatkan


timbulnya DARK ZONE, di daerah ini hanya ada
sedikit T cells.
• Matur B cells bergerak ke LIGHT ZONE yg
mengandung banyak follicle dendritic cells (FDC) dan
beberapa T cells
• Di light zone ini terjadi Ig switching dari IgM menjadi
klas Ig yang lain. Pada langkah ini diperlukan B cell yg
teraktivasi, CD4+T cells dan FDC.

64

32
4/9/2020

SIGNALS THAT TALK


• DC mempunyai MHC class II, CD40, CD54, CD58 (LFA-3) dan
CD 80
• T cell receptor: CD4 dan CD2 coreceptor membantu
signaling melalui Ag yang dipresentasikan oleh DC melalui
MHC kls II dan CD58 (LFA-3) selanjutnya akan mengaktivasi
CD11a/18(LFA-1) dan berikatan dengan ligan CD54
• T cell dapat diaktivasi oleh DC karena DC mempunyai
molekul CD54, CD58 dan CD80, tetapi tidak dapat diaktivasi
oleh B cell karena B cell tidak mempunyai molekul tersebut.
• Satu kali B cell teraktivasi oleh T cell dan FDC, maka B cell
dapat mempresentasikan Ag secara efektif.
Cell surface adhesion molekul seperti:
• INTEGRIN akan mengikat CD11/18,
• SELECTIN untuk mengikat CD58/59 akan mempengaruhi
migrasi dan adhesi limphosit dan memodulasi signal
spesifik. 65

CD40 dan SIGNALNYA


CD40 adalah:
• Receptor untuk TNF-α
• Diexpresikan oleh B cell tua pada bone
marrow, B cell matur, DC dan FDC
• Crosslinking CD40:
– mempromosikan maturasi B cells,
– mencegah apoptosis B cell pada germinal center
dan
– Ig class switching

66

33
4/9/2020

CD40L adalah:
• Disebut juga gp39, 5c8 atau TRAP
• Merupakan anggota TNF family
• Diekspresikan oleh activated-T cell tapi tidak oleh
resting T cell
• Juga diexpresikan oleh DC dan FDC, activated-
macrofage dan sel epitel thymus
• Hal ini berarti interaksi CD40-CD40L meregulasi
maturasi T cell melalui interaksi dengan non B cell
• Interaksi T cell dan CD40-CD40L penting untuk
pembentukan germinal center dan Ig class switching di
T cell zone atau basal light zone (BLZ)
• Interaksi CD40-CD40L memungkinkan B cell merespon
activated-T cell
67

CD80 family dan CD28/CTLA-4


• Interaksi CD80 dan CD28/CTLA-4 memungkinkan T
cell perifer untuk merespon activated-B cell melalui
sekresi sitokin yang diperlukan T cell untuk
diferensiasi
• CD80 terdapat pada B cell, activated-macrofage dan
DC.
• CD28 adalah ligan dari CD80 family, terdapat pada
resting T cell dan activated T cell
• CTLA-4 hanya terdapat pada T cell yang teraktivasi
• Ikatan CD80-CD28 meningkatkan produksi IL-2 dan
proliferasi T cell.

68

34
4/9/2020

Contoh fungsi costimulator pada aktivasi T cell

DC, makrofag dan


B cell selain B7 juga mempunyai CD80

DIALOG TIMBAL BALIK


Kapan dan dimana interaksi antara CD80-CD28 terjadi ??
• Interaksi antara CD28-CD80 dan CD40-CD40L adalah
esensial untuk dialog antara B cell dan T cell.
• Dialog timbal balik akan terjadi apabila T cell dan B cell
teraktivasi
• Expresi CD80 distimulasi oleh interaksi T cell dan DC
dan pada saat T cell berinteraksi dengan B cell.
• T cell yang teraktivasi akan menginduksi ekspresi
CD80 pada B cell, sehingga B cell dapat
menyampaikan signal kepada T cell

70

35
4/9/2020

• Expresi CD80 pada B cell bersamaan dengan expresi


CD 40 pada T cell sebagai respon terhadap peptida
antigen yang dipresentasikan oleh MHC kls II pada
APC.
• Crosslinking CD28 pada T cell yang teraktivasi juga
meningkatkan expresi CD40L
• Crosslinking CD40 pada B cell juga meningkatkan
expresi CD80, dan juga B70/B7-2.
• Dialog timbal balik ini terjadi pada PERIPHERAL
LYMPHOID T CELL ZONE setelah T cell teraktivasi.

71

CONTROLLING THE DIALOGUE


• Interaksi antara B cell dan T cell harus diregulasi
secara baik untuk mencegah terjadinya aktivasi dari
self-reactive.
• Keberadaan CD40 dan MHC kls II pada resting B cells
atau keberadaan complex TCR/CD3, dan CD28 pada
resting T cell tidak cukup untuk memicu aktivasi T-B
cell. Diperlukan antigen asing untuk mengaktivasi T-
B cell
• Signaling melalui CD40 pada B cell dan CD28 pada T
cell adalah merupakan signal yang paling efisien
setelah stimulasi melalui reseptor masing-masing.
Hal ini meyakinkan bahwa interaksi tersebut adalah
spesifik.

72

36
4/9/2020

• Signal yang dihantarkan oleh CD40 dan CD28


mempunyai efek yang serupa, yaitu
mempromosikan proliferasi sel yang distimulasi
oleh crosslinking reseptor antigen.
• Crosslinking CD28 mencegah tidak responsivenya
T cell secara spesifik dan mencegah apoptosis
yang akan terjadi karena stimulasi TCR.
• Demikian juga signal yang dihantarkan oleh CD40
pada saat kontak dengan T cell dapat memblok
apoptosis B cell imatur yang diinduksi oleh
crosslinking BCR.

73

Molekul adhesi yang


memperantarai
interaksi antara
activated-T cell dan
activated-B cell

74

37

Anda mungkin juga menyukai