Anda di halaman 1dari 4

Komunikasi Antar Sel

1. Pengertian
a. Sel
Sel berasal dari kata latin cella, yang berarti ruangan kecil, yang ditemukan oleh
Robert Hooke, yang melakukan pengamatan terhadap sayatan gabus (terdapat
ruanganruangan kecil yang meyusun gabus tersebut). Secara struktural, sel
merupakan satuan terkecil mahluk hidup yang dapat melaksanakan kehidupan, yang
merupakan unit terkecil penyusun mahluk hidup. Secara fungsional, sel berfungsi
untu menjalankan fungsi kehidupan (menyelenggarakan kehidupan jika sel-sel
penyusunya berfungsi), kemudian membentuk organisme. 1
b. Komunikasi Antar Sel
Kemampuan sel untuk berkomunikasi, yaitu menerima dan mengirimkan 'sinyal'
dari dan kepada sel lain, menentukan interaksi antarorganisme uniseluler serta
mengatur fungsi dan perkembangan tubuh organisme multiseluler. 1 Sel-sel di dalam
organisme multiseluler perlu melakukan komunikasi satu dengan yang lain demi
keseimbangan dan keserasian kerjanya.2
Komunikasi antar sel berperan penting untuk pengaturan dan pengendalian
kegiatan sel, jaringan, organ tubuh, dan untuk mempertahankan homeostasis.2

2. Jenis Komunikasi Sel3


a. Autocrine Signaling : komunikasi sel yang dilakukan untuk dirinya sendiri.
b. Paracrine Signaling : komunikasi sel yang dilakukan dengan sel yang dekat dengan
sel pengirim. Biasanya antar sel ini memiliki kontak langsung yang disebut gap
junction.
c. Endocrine Signaling : ini merupakan komunikasi jarak jauh dengan mengirim
molekul sinyal melalui pembuluh darah hingga ke sel target.
d. Synaptic Signaling : Merupakan komunikasi jarak dekat yang biasanya terjadi pada
sel saraf (neuron) dan menghasilkan neurotransmitter yang terikat pada sel penerima.
Pada mode ini sinyal juga disampaikan dengan cara protein dari suatu sel berikatan
langsung dengan protein sel lain.
3. Mekanisme Komunikasi sel3
a. Penerimaan Sinyal
Penerimaan adalah deteksi sel target terhadap molekul pemberi sinyal yang
datang dari luar sel. Sinyal kimia “terdeteksi” ketika molekul pemberi sinyal
berikatan dengan protein reseptor yang terletak di permukaan sel atau didalam sel.
b. Transduksi Sinyal
Pengikatan molekul pemberi sinyal mengubah protein reseptor dalam beberapa
cara, memulai proses transduksi. Tahap transduksi mengubah sinyal menjadi bentuk
yang dapat menghasilkan respons seluler tertentu. Dalam sistem Sutherland,
pengikatan epinefrin ke protein reseptor di membran plasma sel hati menyebabkan
aktivasi glikogen fosforilase di sitosol. Transduksi terkadang terjadi dalam satu
langkah tetapi lebih sering memerlukan serangkaian perubahan dalam serangkaian
molekul berbeda—jalur transduksi sinyal. Molekul-molekul di jalur tersebut sering
disebut molekul relai; tiga ditampilkan sebagai contoh.
c. Respon Seluler
Sinyal yang ditransduksi akhirnya memicu respons seluler tertentu. Responsnya
bisa berupa hampir semua aktivitas seluler yang bisa dibayangkan—seperti katalisis
oleh enzim (misalnya glikogen fosforilase), penataan ulang sitoskeleton, atau aktivasi
gen spesifik di dalam nukleus. Proses pensinyalan sel membantu memastikan bahwa
aktivitas penting seperti ini terjadi di sel yang tepat, pada waktu yang tepat, dan
dalam koordinasi yang tepat dengan aktivitas sel lain dalam organisme.

4. Molekul dan Reseptor Sinyal3


Molekul sinyal atau biasa disebut dengan ligan merupakan protein yang
mengantarkan suatu informasi tertentu dari sel pengirim ke sel target. Ada 2 jenis ligan,
yaitu sebagai berikut. Ligan bertindak sebagai sinyal kimia yang berjalan ke sel target
untuk mengoordinasikan respons.
a. Hidrofobik (Tidak larut dalam air)
Pada saat pengiriman ligan melalui pembuluh darah, ligan hidrofobik harus
berikatan dengan protein agar dapat diantarkan ke sel target. Tetapi, ketika sudah
mencapai sel target, ligan bisa langsung berdifusi melalui membran plasma dan
berinteraksi dengan reseptor internal. Anggota penting dari kelas ligan ini adalah
hormon steroid.
b. Hidrofilik (Larut dalam air)
Saat pengiriman di pembuluh darah, ligan bisa bergerak sendiri. Tetapi, ligan
tidak bisa langsung masuk begitu saja melewati membran sel target. Ligan
membutuhkan transmembran reseptor untuk masuk ke dalam sel target.
Reseptor sinyal itu terdiri dari reseptor intraseluler dan juga reseptor transmembran
(di permukaan sel). Reseptor intraseluler adalah protein di sitoplasma atau nukleus.
Molekul sinyal yang kecil atau hidrofobik dan dapat dengan mudah melintasi membran
plasma menggunakan reseptor-reseptor ini. Sedangkan, reseptor transmembran biasanya
digunakan oleh ligan hidrofobik untuk dapat masuk ke dalam sel. Ada beberapa jenis dari
reseptor transmembran, yaitu sebagai berikut.
a. G-Protein Coupled Reseptor.
Merupakan reseptor membran yang bekerja dengan bantuan protein G di
sitoplasma. Pengikatan ligan mengaktivasi reseptor ini, yang kemudian mengaktivasi
suatu protein G spesifik, yang mengaktivasi protein lain lagi, sehingga meneruskan
sinyal di sepanjang jalur transduksi sinyal.
b. Reseptor Tirosin Kinase
Bereaksi terhadap pengikatan molekul sinyal dengan cara membentuk dimer dan
kemudian menambahkan gugus fosfat ke tirosin pada bagian sitoplasmik di subunit
lain dari dimer tersebut. Protein relai dalam sel kemudian dapat diaktivasi melalui
pengikatan dengan tirosin terfosforilasi yang berbeda, sehingga reseptor ini dapat
memicu beberapa jalur secara bersamaan.
c. Ion Channel Reseptor
Molekul sinyal spesifik menyebabkan saluran ion bergerbang-ligan di membran
membuka atau menutup, meregulasi aliran ion spesifik

Cari tentang komunikasi antar sel di sel beta pancreas dan otot

Di otot ada enzim : Aseltil kolin kaitan dengan kekuatan oto

Intinya cari kaitan dengan diabet

Daftar pustaka

1. f4ef046ce45021f1a9cb18b4b5fffc09.pdf
2. Biosel Revisi Akhir (1).pdf
3. Biology Campbell 12 ed.pdf
4.

Anda mungkin juga menyukai