Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Sel adalah suatu otonom yang memiliki mekanisme regulasi internal dan
eksternal yang mampu merespon berbagai tuntutan kebutuhan yang berasal dari
lingkungan (eksternal) maupun dari sistemnya sendiri (internal). Ciri utama sel
sebagai suatu unit biologis terkecil yang otonom adalah adanya kemampuan berikut:
tumbuh kembang, pengelolaan, perbaiakan, dan reproduksi. Pada aspek tumbuh
kembang sel tergabung dalam suatu jalinan komunikasi lingkungan yang
membentuk suatu jaringan , diamana aspek-aspek spesifitas , durasi siklus sel,
penyesuaian morfologi (struktur) dengan fungsi, dan pemenuhan kebutuhan jaringan
beserta respon terhadap efek eksternal merupakan aspek-aspek yang mutlak perlu
diakomodir oleh sistem sel sebagai dasar acuan.

Pada aspek pengelolaan fungsi metabolisme dari sel yang meliputi


kemampuan anabolisme dan katabolisme menjadi suatu dasar bagi berjlannya
sistem pengelolaan berbasis energi, disamping itu regulasi gena yang terlibat dalam
berbagai proses biosintesis seperti pembentukan lipid membran dan aktifitas transfor
aktif merupakan hal yang terkait sinergis dengan fungsi metabolisme. Untiuk dapat
menjalankan berbagai peran serta mekanismenya tersebut suatu sel dilengkapi
dengan berbagai mekanisme kunci salah satunya komunikasi antar sel.

I.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana peran biomedis komunikasi ekstrasel dan intrasel ?


2. Apa saja komponen komunikasi seluler ?
3. Bagaimana gambaran umum komunikasi sel ?
4. Apa saja jenis komunikasi antar sel ?
5. Bagaimana proses tranduksi sinyal ?
6. Bagaimana fungsi reseptor yang berada di permukaan plasma ?
I.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui peran biomedis komunikasi ekstrasel dan intrasel


2. Untuk mengetaui komponen komunikasi seluler
3. Untuk mengetahui gambaran umum komunikasi sel
4. Untuk mengetahui jenis komunikasi antar sel
5. Untuk mengetahui proses transduksi sinyal
6. Untuk mengetahui fungsi reseptor yang berada di permukaan plasma
BAB II
ISI
II.1 Peran Biomedis
Membran adalaah struktur plastis atau lentur yang sangat kental.
Membran plasma membentuk kompartemen tertutup yang mengililingi
sitoplasma sel untuk memisahkan satu sel dengan sel lain sehingga terbentuk
individualitas sel .Membran plasma memiliki permeabilitas selektif dan bekerja
sebagai penghalang (sawar) sehingga perbedaan komposisi anatara bagian
dalam dan luar sel dapat dipertahankan. Permeabilitas selektif terutama
dimungkinkan oleh adanya kanal dan pompa untuk ion dan subtrat. Membran
plasma juga mempertahankan zat dengan lingkungan ekstrasel melalui
eksositosis serta endositosis, dan terdapat bagian-bagian khusus distruktur
membaran taut celah (gap junction) tempat sel-sel yang berdekatan
memperkuatkan zat-zatnya. Selain itu membran plasma berperan penting
dalam interaksi seluler dan dalam penyaluran sinyal transmembran.

II. 2 Komponen Komunikasi seluler

Ada lima komponen dasar yang terlibat komunikasi sel yaitu

1. stimulasi dalam bentuk molekul sinyal yaitu molekul kimia organik dan
non organik di lingkungan sel
2. Penerima sinyal yaitu reseptor-reseptor pada permukaan luar
membrane sel maupun sitoplasma dan nucleus mempunyai daya ikat
tinggi dan bersifat khusus pada molekul sinyal kimi
3. Transduser,melakukan tranduksi sinyal dari luar sel menjadi kegiatan
biokimiawi di dalam sel
4. Sensor dan efektor
5. Respons sel
II.3 Gambaran Umum Komunikasi Sel
Sistem komunikasi sel berperan teramat penting dalam menetukan
respon seluler yang akan dilakukan oleh sel . Seluruh peristiwa yang
terangkum dalam dogma biologi molekuler diawali oleh adanya aktifitas
komunikasi. Untuk dapat menjalankan aktifitas komunikasi tersebut sebuah
sel ( eukariotik ) di lengkapi berbagai jenis reseptor yang terdapat di membran
plasmanya. Reseptor ini biasanya merupakan bagian struktural dari protein
integral yang terdapat di sela-sela lemak lapis ganda .

II.4 Jenis Komunikasi Antar Sel


Sel berkomunikasi satu sama lain melalui perantara- perantara
(massenger) kimia. Di dalam suatu jaringan, sebagian perantara berpindah
dari sel ke sel melalui taut celah tanpa masuk kedalam CES. Selain itu sel
juga dipengaruhi oleh perentara kimia yang di sekresikan ke dalam CES.
Perantara- perantara kimia ini berikatan dengan reseptor protein di
permukaan sel atau pada keadaan- keadaan tertentu, didalam sitoplasma
atau inti sel, dan mencetuskan rangkaian perubahan intrasel yang
menghasilkan efek fisiologis . Terdapat tiga jenis umum komunikasi antarsel
yang diperantarai oleh perantara dalam CES yaitu
a. Komunikasi neural : yaitu dilepaskannya neurotransmitter di taut sinaps
dari sel saraf dan setelah melewati celah sinaps yang sempit, bekerja
pada sel pascasinpas.
b. Komunikasi Endokrin : dimana hormon dan faktor pertumbuhan
mencapai sel melalui sirkulasi darah .
c. Komunikasi Parakrin : yaitu produk- produk sel difusi kedalam CES
untuk mempengaruhi sel-sel sekitarnya.
d. Komunikasi Otokrin : sel mensekresikan perantara kimia dalam situasi
tertentu berikatan dengan reseptor di sel yang sama .

Suatu bentuk lain komunikasi antarsel adalah yang disebut komunikasi


jukstakrin. Beberapa sel mengekspresikan pengulangan faktor pertumbuhan
dalam jumlah besar, misalnya transforming growth factor alpha (TGF-α) diluar
sel pada protein yang membentuk jangkar untuk sel . Sel lain memiliki
reseptor TGF –α. Akibatnya, TGF – α yang berikat kesuatu sel dapat
berikatan dengan reseptor TGF-α di sel lai, sehingga kedua sel berikatan.
Komunikasi bentuk lain mungkin penting dalam pembentukan fokus lokal
pertumbuhan dalam jaringan.

II.5 Proses Transduksi Sinyal

Kelangsungan hidup organisme tergantung pada kelancaran


komunikasi , terutama dan pertama dalam sel dan yang kedua adalah diantara
sesama sel. Komuniaksi yang baik sudah diperlukan sejak awal pertumbuhan dan
perkembangan organisme. Bahkan pada masa sakit komunikasi sel dibutuhkan
untuk proses pemulihan ke kondisi normal. Pada kondisi tertentu, seperti stress, sel
memerlukan jawaban yang tepat agar tetap bisa bertahan hidup.

Istilah tranduksi sinyal dipakai untuk menjelaskan rangkaian proses, di mulai


dari ikatan hormon-reseptor hingga respons sel . Ringkasnya, transduksi sinyal
merupakan proses bagaimana sel mengubah sinyal atau stimulus menjadi bentuk
lainnya didalam sel sehingga terjadi reaksi biokimia oleh pacuan enzim dan
diaktifkannya kurir kedua . Peristiwa transduksi sinyal sekaligus menciptakan “jalur
transduksi sinyal” didalam sel.

Lewat jalur transduksi sinyal yang terbentuk , hormon dan neurotransmiter


meningkatkan konsentrasi kurir kedua didalam sel sasaran. Setelah ada kompleks
hormon-reseptor yang mengaktifkan ikatan protein GTP, selanjutnya terjadilah
sintesis kurir kedua . Disini setiap molekul hormon dapat menghasilkan molekul kurir
kedua, seprti Camp atau cGMP.
Sekali diaktifkan, enzim dan reseptor berpasangan protein G (GPCR)
meneruskan sinyal kedalam sel dengan mengaktifkan dengan berbagai mata rantai
protein sinyal intrasel. Ada sinyal sel yang mengalami transduksi , penguatan dan
penyebaran sinyal, ada juga sinyal yang terintegrasi dari berbagai jalur sinyal yang
berbeda . Banyak protein sinyal bereaksi sebagai pemindah yanag sekali diaktifkan
oleh fosforilasi atau terikat pada GTP.

Pada jalur transduksi sinyal istilah si pembawa pesan (massenger),


sinonimnya adalah kurir. Pembawa pesan yang paling awal berbentuk molekul sinyal
dan disebut pemabawa pesan pertama (first massenger) atau kurir pertama . Contoh
kurir pertama yaitu hormon . Kurir pertama tidak hanya terdorong kearah , namun
juga ditarik oleh reseptor membran sel dan membentuk kompleks hormon-reseptor .
Perubahan bentuk yang dialami oleh reseptor disebut dimerisasi. Perubahan ini
kemudian menginduksi aktivitas enzim guna menghasilkan kurir kedua ( second
massenger ) yang bukan molekul protein. Salah satu contoh kurir kedua adalah
cAMP . Kurir kedua ini adalah memediasi aksi hormon pada semua aspek
kehidupan sel , seperti metabolisme , pertumbuhan dan diferensiasi. Nampaknya
kurir kedua mengatur sebagian besar proses metabolisme dalam sel.

Dengan sederhana dapat dipahami urutan proses transduksi sinyal sejak dari
ikatan molekul sinyal dengan reseptor pada permukaan sel. Langkah transduksi
sinyal bertujuan menghasilkan sinyal baru dan juga lebih kuat didalam sel. Dalam
pemahaman ini, protein reseptor bereaksi sebagai kunci yang pas dengan gembok.
Setelah pas secara bersama keduanya akan menghasilkan protein kedua dan
secara berurutan akan bereaksi dengan protein ketiga dan seterusnya, sampai pada
kunci terakhir yang mengaktifkan mesin seluler dan menghasilk respons sel. Yang
sangat menetukan adalah bagaiaman sel menafsirkan sinyal dan selanjutnya
bagaimana mesin seluler menggunakan sinyal itu sebagai respons.

Setelah memahami batasan transduksi sinyal, terkadang intruksi itu


ditafsirkan sebagai intruksi dengan tujuan yang jelas . Pada hakikatnya, transduksi
sinyal menjamin bahwa suatu pesan dapat diubah dari suatu bentuk ke bentuk
lainnya selama perjalanannya, namun tetap utuh isinya sehingga memperoleh
respons yang sesuai. Singkatnya, bukan saja awalan molekul sinyal, tetapi juga
akhiran dalam wujud respons sel menjadi tujuan komunikasi sel.

Pada bakteri dan organisme sel-tunggal lainnya, transduksi sinyal merupakan


berbagai proses yang dapat dipilih oleh sel untuk berespons terhadap
lingkungannya. Sebaliknya pada organisme multisel, berbagai proses transduksi
sinyal dibutuhkan untuk koordinasi sifat-sifat individu sel guna menyokong fungsi
organisme secara utuh.

Kajian mengenai transduksi sinyal adalah untuk menjawab pertanyaan


bagaimana sel berkomunikasi. Sel mempunyai kemampuan berkomuniaksi dengan
cara menghasilkan molekul sinyal , mengenal molekul sinyal , menafsirkan dan
memberi respons pada sinyal yang berasal dari lingkungannya.

II.6 Fungsi Reseptor Yang Berada di Permukaan Plasma

Secara fungsional reseptor yang berada di permukaan membran plasma


terdiri dari :

a. Reseptor ligan berefek langsung


Pada reseptor jenis ini ligan merupakan hormon, senyawa peptida, atau
senayawa non petida dan steroid yang tidak dapat menembus membran
plasma. Aktivitas jenis ligan ini teramat cepat dan dapat terjadi melalui 4 cara
yaitu sebagai berikut :
1. Ikatan anatara ligen dengan reseptor akan merubah status konfirmasi dari
protein reseptor yang akan mengaktifikasi proses pembukaan saluran ion .
Adanya influx dari ion akan merubah potensial elektrik membran dan
memungkinkan terjadinya sebagai reakasi komunikasi susulan
2. Ikatan anatara ligan dengan reseptor akan mengaktifitasi subtrat protein
sistolik dengan cara memfosforilasi asam amino serin atau treonin
(mentransfer ion fosfat dari ATP) melalui aktifitas enzim tirosin kinase
yang tergolong kedalam enzim protein kinase.
3. Ikatan anatara ligan dengan reseptor akan mengakibatkan pemindahan
ion fosfat dari sisi rantai gugus tirosin terfosforilasi dengan menggunakan
bantuan enzim fosfatase.
4. Ikatan anatara ligan dengan reseftor akan mengaktifitasi guanilat siklase
untuk mengkatalisa proses pembentukan siklik guanosin monofosfat
(cGMP) dari gugus induk guanosin trifosfat (GTP) dimana cGMP
selanjutnya akan berperan sebagai penyeranta kedua.
b. Reseptor hormon seketika
Beberapa hormon yang memainkan fungsi sebagai ligan dalam kapasitasnya
sebagai faktor komunikator antara lain adalah derivat asam arakidonat,
efinefrin , histamin dan beberapa hormon berbasis molekul pada peptida
seperti insulin dan Adeno kortikotropik hormon(ACTH).
c. Reseptor ligan dengan efek tidak langsung
Efek tidak langsung pada hubungan reseptor ligan jenis ini diperankan oleh
protein G atau protein pengikat guanosin . Dimana dalam menjalnkan
perannya protein G memiliki dua jalur efektor yaitu jalur enzim adenilil siklase
dan jalur enzim fosfolifase C-y. Protein G adalah protein yang terdiri dari 3
subunit yaitu α,β dan γ dimana sub unit α memiliki kemampuan untuk
mengikat baik GDP maupun GTP. Pada keadaan tidak aktif sub unit αakan
mengikat GDP sedangkan pada saat aktif akan mengikat GTP.
Jalur enzim adenilil siklase , adenilil siklase yang teraktifkan oleh subunit dari
protein G akan menghasilkan cAMP, dimana cAMP akan berperan sebagai
perantara kedua yang mengaktifikasi protein Kinase-A (PKA). PKA akan
mengaktifikasi beberapa protein faktor transkripsi yang akan menstimulasi
proses penyadian gena struktural .
BAB III

KESIMPULAN

1. Pada aspek pengelolaan fungsi metabolisme dari sel yang meliputi


kemampuan anabolisme dan katabolisme menjadi suatu dasar bagi
berjlannya sistem pengelolaan berbasis energi, disamping itu regulasi gena
yang terlibat dalam berbagai proses biosintesis seperti pembentukan lipid
membran dan aktifitas transfor aktif merupakan hal yang terkait sinergis
dengan fungsi metabolisme. Untiuk dapat menjalankan berbagai peran serta
mekanismenya tersebut suatu sel dilengkapi dengan berbagai mekanisme
kunci salah satunya komunikasi antar sel.
2. Istilah tranduksi sinyal dipakai untuk menjelaskan rangkaian proses, di mulai
dari ikatan hormon-reseptor hingga respons sel . Ringkasnya, transduksi
sinyal merupakan proses bagaimana sel mengubah sinyal atau stimulus
menjadi bentuk lainnya didalam sel sehingga terjadi reaksi biokimia oleh
pacuan enzim dan diaktifkannya kurir kedua . Peristiwa transduksi sinyal
sekaligus menciptakan “jalur transduksi sinyal” didalam sel.
3. Secara fungsional reseptor yang berada di permukaan membran plasma
terdiri dari : Reseptor ligan berefek langsung, Reseptor hormon seketika dan
Reseptor ligan dengan efek tidak langsung
REFERENSI

F.Ganong,William.2003. Buku ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 20. Jakarta.


Penerbit buku kedokteran EGC.
K.Murray, Robert dkk. 2009. Biokimia Harper Edisi 27. Jakarta. Penerbit buku
kedokteran EGC.
Nurazhar, Tauhid. 2008. Dasar- Dasar Biologi Molekuler. Bandung. FK
Universitas Padjajaran
S.Poli, Paul . 2011. Komunikasi sel dalam Biologi Molekuler. Jakarta. Penerbit
buku kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai