Anda di halaman 1dari 19

Mini Lab

Analisis Cairan Sperma Teori


Oleh kelompok 1 : Andi Muh Faisal Ansar, Nur Ainun Qamariah, Triska Rezkyanti

Departemen Patologi Klinik


Program Studi Pendidikan Profesi Dokter
Univeritas Islam Negeri Alauddin Makassar
Tahun 2020
Analisis Cairan Sperma

• Pemeriksaan sperma  pemeriksaan yang dilakukan untuk mengukur


kuantitas dan kualitas dari sperma
• Semen  cairan putih dan kental yang keluar dari alat kelamin pria saat
ejakulasi
• Sperma  sel kecil yang berenang-renang di dalam semen
• Analisis semen  pemeriksaan tahap pertama untuk menentukan
kesuburan pria.
• Pemeriksaan ini  membantu menentukan apakah ada masalah pada
sistem produksi sperma atau pada kualitas sperma, yang menjadi
penyebab ketidaksuburan
Analisis Cairan Sperma
Pra Analitik
• Tujuan Pemeriksaan: menyingkirkan kemungkinan infertilitas.

• Metode: Pemeriksaan ini dilakukan melalui penilaian berbagai karakteristik fungsional spermatozoa
dalam cairan semen (cairan vesica seminalis).

• Persiapan Pasien
1.Jelaskan maksud dan tujuan analisis sperma serta cara pengeluaran, penampungan, dan pengiriman
sperma ke laboratorium.
Syarat :
a.Melakukan abstinensia selama 3 – 5 hari, paling lama selama 7 hari. Pengeluaran ejakulat sebaiknya
dilakukan pada pagi hari dan harus dikeluarkan di laboratorium.
b.Bila tidak mungkin dilaboratorium,sampel harus tiba di laboratorium paling lambat 2 jam dari saat
dikeluarkan.
c.Sampel tidak boleh terkena panas atau matahari langsung.
Analisis Cairan Sperma
Pra Analitik
c. Ejakulat ditampung dalam wadah / botol gelas bemulut besar yang bersih dan steril (jangan sampai
tumpah ), kemudian botol ditutup rapat-rapat dan diberi nama yang bersangkutan.
d. Pasien mencatat waktu pengeluaran mani, setelah itu langsung diserahkan pada petugas laboraturium
untuk pemeriksaan dan harus diperiksa sekurang-kurangnya 2 kali dengan jarak antara waktu 1-2 minggu.
e. Sperma dikeluarkan dengan cara rangsangan tangan (onani/masturbasi), bila tidak mungkin dapat dengan
cara rangsangan senggama terputus (koitus interuptus) dan jangan ada yang tumpah.
f. Untuk menampung sperma dengan ukuran tempat penampung sperma 50-100ml, maka digunakan tempat
penampung:
 Tidak terbuat dari plastik atau kondom (mengandung gugus fenol-C6H5OH) sehingga sperma rusak)
 Tidak mengandung spermatoksik
 Terbuat dari bahan yang tidak bereaksi apa-apa
 Bermulut lebar supaya muat pada penis
 Memiliki penutup agar tidak terkontaminasi.
Analisis Cairan Sperma
Pra Analitik

Cara memperoleh sperma:


• Masturbasi / Onani
• Coitus Interuptus (CI)
• Coitus Condomatosus
• Reflux post coital
• Massage prostat
Analisis Cairan Sperma
Pra Analitik

• Persiapan sampel
1.Cairan semen dimaksukan ke dalam botol yang bersih dan kering, lalu
dikirimkan ke laboratorium sesegera mungkin (paling baik dalam ≤ 30
menit setelah pengambilan sampel)
2.Spesimen tidak langsung diperiksa karena harus “mencair” dahulu.
3.Waktu yang diperlukan untuk pencairan ini sekitar 15-30 menit dan
harus diperiksa sesegera mungkin setelahnya.
4.Untuk pemeriksaan pergerakan sperma dilakukan pada suhu kamar
(20°C – 25ºC) dan diperiksa setelah 20 menit, karena dalam waktu
tersebut sperma tidak kental sehingga spermatozoa mudah bergerak,
jangan > 60 menit setelah ejakulasi sebab pergerakan spermatozoa
akan memburuk, pH dan bau mungkin akan berubah.
Analisis Cairan Sperma
Pra Analitik
• Alat dan Bahan
1.Mikroskop 11. Larutan fenol atau formalin (formaldehid 37%)
2.Kaca objek 12. Air suling
3.Penutup kaca objek 13. Vaselin
4.Pipet sahli
14. Pengencer semen (Natrium bikarbonat 5gr,
5.Pipet elliason Fenol/formalin 1ml, Air suling 100ml)
6.Gelas ukur 10 ml
7.Kertas indicator pH
8.Kamar hitung Improved
Neubauer
9.Stopwatch
10.Natrium bikarbonat
Analisis Cairan Sperma
Analitik
1. Pemeriksaan Makroskopis
a. Volume
(1) Tunggu hingga cairan semen mencair
(2) Tampung seluruh cairan semen dalam gelas ukur dengan skala volume 0.1ml
(3) Baca hasilnya
b. Warna
(1)  Pasanglah latar belakang putih di belakang tabung reaksi yang mengandung cairan semen
(2)  Dengan penerangan yang cukup, amati warna dan kekeruhan dalam tabung.
c. Bau
(1)  Sperma yang baru keluar pada botol penampung dicium baunya
(2)  Dalam laporan bau dilaporkan: khas/ tidak khas
d. pH
(1)  Celupkan kertas pH dalam cairan semen yang homogeny dalam tempat penampungnya
(2)  Bacalah hasilnya pada skala rujukan warna
Analisis Cairan Sperma
Analitik
1. Pemeriksaan Makroskopis
e. Liquefaction
Liquefaction diperiksa 20 menit setelah ejakulasi.

f. Viskositas (Kekentalan)
Cara Subjektif
(1) Sentuhlah permukaan cairan semen dengan pipet atau batang pengaduk
(2) Tariklah ke atas dan perhatikan adanya benang yang terlihat.
Cara Pipet Elliason
(1)  Pastikan cairan semen homogen dan gunakan pipet yang kering
(2)  Pipetlah cairan semen sampai angka 0.1
(3)  Tutup bagian atas pipet dengan jari
(4)  Arahkan pipet tegak lurus
(5)  Jalankan stopwatch
(6)  Jika terjadi tetesan pertama stopwath dimatikan dan hitung waktunya dengan detik
Analisis Cairan Sperma
Analitik
1. Pemeriksaan Makroskopis
g. Fruktosa Kualitatif
(1)  Pipetkan 0.05ml cairan semen ditambah 2ml larutan resolsinol (0.5% dalam alcohol 96%) ke dalam
tabung reaksi
(2)  Campurkan hingga rata
(3)  Panaskan dalam air mendidih selama 5 menit
(4)  Amati perubahan warna yang terjadi  Normal jika berubah warna menjadi merah coklat atau merah
jingga
Analisis Cairan Sperma
Analitik
2. Pemeriksaan Mikroskopis
a. Jumlah sperma per-lapangan pandang
(1) Aduklah cairan semen hingga homogen sebelum pemeriksaan mikroskopis
(2)  Diambil 1 – 3 tetes cairan sperma ditaruh diatas obyek glass lalu ditutup dengan cover glass
(3)  Lihat di bawah mikroskop dengan perbesaran 40X
(4)  Hitunglah berapa banyak spermatozoa pada beberapa lapang pandang. Misalnya,dihitung berturut-turut
lapang pandang:
I = 6 spermatozoa
II = 5 spermatozoa
III = 7 spermatozoa
IV = 8 spermatozoa
(5)  Dalam laporan dituliskan terdapat 5 – 10 spermatozoa per-lapangan pandang. Perkiraan konsentrasi
spermatozoa x 106 = 5 – 10 juta/ml. Jika jumlah spermatozoa banyak dihitung perkuadran (1/4 lapang
pandang).
Analisis Cairan Sperma
Analitik
2. Pemeriksaan Mikroskopis
b. Motilitas sperma
1. Pipetkan setetes semen ke kaca objek
2. Tutup tetesan tersebut dengan penutup kaca objek
3. Oleskan vaselin di sekeliling penutup kaca objek untuk mencegah terjadinya evaporasi
4. Amati di bawah mikroskop dengan perbesaran 40x
5. Gerak spermatozoa yang baik adalah gerak kedepan dan arahnya lurus, gerak yang kurang baik adalah
gerak zig-zag, berputar-putar dan lain-lain.
6. Estimasikan persentasi spermatozoa motil dan non-motil pada beberapa lapangan pandang mikroskop
(a)  Dihitung dulu spermatozoa yang tidak bergerak kemudian dihitung yang bergerak kurang baik, lalu
yang bargerak baik misal:
• yang tidak bergerak = 25%
• yang bergerak kurang baik = 50%
• yang bergerak baik = 100% - 25% - 50% = 25%
(b) Persentase pergerakan ditulis dengan angka bulat (umumnya kelipatan 5 misalnya: 10%,15%, 20%).
(c)  Jika sperma yang tidak bergerak > 50% maka perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Analisis Cairan Sperma
Analitik
2. Pemeriksaan Mikroskopis
Cara perhitungan
c. Perhitungan Jumlah Sperma
Hitung jumlah sperma pada 4 bidang.
(1)  Siapkan pengencer yang berisi NaHCO3 50gr, Formalin 35%
10ml, Gentian Violet pekat 5ml,Aquadestilata 1L
(2)  Ambil semen dengan pipet leukosit hingga tanda batas
Luas = 1 mm2
0.6uL lalu ambil larutan pengencer semen memakai pipet yang
Tinggi = 0,1 mm
sama hingga tanda batas 11uL.
Vol = 0,1 mm3
(3)  Masukkan pipet tersebut ke dalam rotator atau bolak-
Jumlah sperma/ml = nx10x20x1000
balikkan pipet dengan menutup kedua ujungnya agar homogen
(4)  Segera pindahkan ke hemositometer (kamar hitung Neubauer) 4
yang telah ditutup dengan gelas penutup. n = jumlah total spermatozoa
(5)  Biarkan hemositometer selama 15 menit sampai 20 menit agar dalam keempat persegi pada
semua sel mengendap bilik hitung
(6)  Hitung dibawah mikroskop pembesaran 40X untuk spermatozoa
(sel benih yang matang yang mempunyai ekor yang dihitung).
Analisis Cairan Sperma
Analitik
2. Pemeriksaan Mikroskopis
d. Morfologi Sperma
Perhatikan bentuk spermatozoa dengan memperhatikan:
(1) Panjang spermatozoa
(2) Bentuk, ukuran, dan jumlah kepala spermatozoa
(3) Panjang leher
(4) Bentuk ekor
(5) Rasio panjang ekor terhadap panjang spermatozoa
(6) Laporkan pula adanya sel darah, sel epitel, sel imatur testis,
kristal-kristal urine.
Analisis Cairan Sperma
Pasca Analitik
1. Pemeriksaan Makroskopis

Volume Warna Bau pH

Normal tergantung ras. normal  putih keruh Secara biokimia •Normal : 7.2 – 7.8
Ras Indonesia : 2-3 ml seperti air kanji kadang- sperma mempunyai
kadang agak keabu- bau seperti klor/ pH yang rendah:
>8ml : Hyperspermia abuan. kaporit. peradangan yang
<1 ml : Hypospermia kronis dari kelenjar
Putih kekuningan  Dalam keadaan prostat, Epididimis,
Adanya lekosit yang infeksi, sperma vesika seminalis atau
disebabkan oleh infeksi berbau busuk/ amis. kelenjar vesika
traktus genitalia seminalis kecil, buntu
dan rusak.
Analisis Cairan Sperma
Pasca Analitik
1. Pemeriksaan Makroskopis

Liquefaction Viskositas Fruktosa Kualitatif

Bila setelah 20 menit Cara Subjektif: Panjang campuran akan menjadi


belum homogen benang 3-5 cm. merah coklat atau merah
menunjukkan ada jingga
gangguan kelenjar Cara Pipet Elliason Bila tidak:
prostat -Nilai rujukan <2 detik 1. Azospermia
agenesis vas deferens
Semakin kental sperma 2.Duktus ejakulatorius
tersebut semakin besar tersumbat
viskositasnya. 3.Kelainan pada kelenjar
vesika seminalis
Analisis Cairan Sperma
Pasca Analitik
2. Pemeriksaan Mikroskopis

Jumlah Sperma Motilitas Jumlah Sperma Morfologi


per-lapangan pandang
• Gerak spermatozoa yang Normal: 60-150 jt/ml Nilai rujukan
baik:kedepan, arah lurus.
Jika perlapang pandang - panjang 50-70um
tidak ada didapatkan • Gerak yang kurang baik: Namun, pada pasien- - Bentuk kepala besar
spermatozoa maka gerak zig-zag,berputar- pasien yang jumlah dan oval 3-6um x 2-3um
tidak usah dilakukan putar dan lain-lain. spermatozoanya di - Leher :pendek
pemeriksaan bawah 60 juta/ml, - Ekor :panjang,langsing
Nilai rujukan:
konsentrasi, kondisi ini kemungkinan masih Panjang kira-kira 90%
80% bergerak aktif,
juga disebut tetap fertil. panjang total
20% bergerak lambat
Azoospermia. spermatozoa
/tidak bergerak sama
- Tidak ditemukan >20%
sekali.
bentuk abnormal
Analisis Cairan Sperma
Pasca Analitik
*morfologi Sperma
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai