Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
C. BAHAN
1. Sperma
2. pH strip
3. Larutan pengencer untuk hitung jumlah sperma, terdiri dari
a. Natrium bikarbonat 5g
b. Formalin 1 ml
c. Aqua steril sampai 100 ml
4. Zat warna Giemsa atau Wright (pemeriksaan morfologi)
5. Reagensia : Eosin-Nigrosin Supravital (pewarnaan vitalitas)
a. Eosin 5%
b. Negrosin 10 %
6. Reagensia untuk pemeriksaan fruktosa
a. Larutan Ba(OH)2 0,3 N dibuat dengan melarutkan 47,5 g
Ba(OH)2.8H2O dalam 1000 ml aqusdest.
b. Larutan ZnSO4 0,175 M dibuat dari 50 g ZnSO4.7H2O dalam 1000 ml
aquadest.
c. Larutan resorcinol 0,1% dalam 100 ml alkohol 95%, larutan ini bertahan
2 bulan bila disimpan dalan lemari es.
d. HCl 10 N dibuat dari 1 volume aquadest ditambah 6 volume HCl pekat.
e. Standard fruktosa stock 50 mg fruktosa larutkan dalam 100 ml larutan
asam benzoat 0,2%.
f. Standard fruktosa sebagai larutan kerja. 1 ml standard fruktosa stock
diencerkan dengan aquadest sampai 100 ml. Pada cara dicantumkan
dibawah, larutan kerja ini sesuai dengan 200 mg /dl fruktosa sperma
D. ANALISA SPERMA
1. PEMERIKSAAN MAKROSKOPIS
a. Warna
Amati dan catat warna yang terlihat
Normal: Putih keabu-abuan atau putih
Abnormal : putih kekuningan: karena leukosit, infeksi traktus genitalia.
Warna kemerahan karena perdarahan
b. Volume
Ukur dengan gelas ukur, catat volume sperma dalam ml
Normal: 1,5 – 5 ml
Abnormal : volume yg sedikit/terlalu banyak mempengaruhikesuburan
c. Bau
Spesimen segar memberikan bau yang khas
Normal: Khas
d. pH
Celup pH meter strip ke dalam cairan sperma bandingkan warna yang
terdapat pada strip dengan warna pH standar
Normal: 7,2 - 8
Gambar 5 : Pengukuran pH Sperma
e. Viskositas
Aspirasi sampel ke dalam pipet 5 ml dan kemudian biarkan menetes
karena gaya gravitasi dan ukur panjang benang tetesan tersebut (cm)
Normal: < 2 cm
f. Liquifaksi
Liquifaksi sperma normal pada suhu ruangan terjadi dalam 30 menit.
Catat waktu sperma menjadi cair.
Normal : Terjadi dalam 10-20 menit dan lengkap dalam 30 menit
konsistensi berubah menjadi encer dan bening.
Gambar 7 : Liquifaksi Sperma 1
2. PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS
Tes dilakukan setelah liquifaksi lengkap dalam 1,5 – 2 jam. Suhu optimal 37 °C
a. Motilitas
Motilitas adalah presentasi sperma yang bergerak dalam sampel,
dilakukan minimal dua kali penilaian motilitas (replikat).
Nilai normal :
- PR + NP : > 40%
- PR : > 32%
Gambar 9 : Pemeriksaan Motilitas Sperma
c. Morfologi
1 tetes sperma diteteskan di atas kaca objek
Dibuat sediaan apus
Diwarnai dengan zat warna Giemsa atau Wright dan dibuat dua
replikat, lalu diperiksa dibawah mikroskop (pembesaran 100x)
Morfologi sperma dievaluasi dengan cara membandingkan jumlah
spermatozoa yang morfologinya normal dan abnormal (ukuran dan
bentuk)
Sperma yang abnormal adalah yang tidak lengkap atau yang
mempunyai struktur abnormal
Dilihat pada 200 spermatozoa per replikat dan tentukan morfologi
dalam persen.
Nilai normal Morfologi : > 4% normal (WHO 2010)
Penilaian :
f. Hitung Leukosit
Hitung leukosit dilakukan bersamaan dengan perhitungan jumlah sperma
Hitung leukosit dilakukan bersamaan dengan perhitungan jumlah sperma
Gambar 14 : Monosit dan Segmen
g. Benda-benda mati
Sel epitel : epitel pipih, yang berasal dari lepasan sel pada saluran
urogenitalis. Sel pada traktus urogenitalis memang mudah lepas,
apalagi kalau terjadi proses keradangan, sehingga tambahan
diagnostik untuk sesuatu keradangan.
Kristal-kristal : berasal dari kelenjar-kelenjar asesoria.kristal yang
banyak dijumpai pada sperma : fosfat, urat dan sitrat.
Lemak : berasal dari kelenjar prostat, berbentuk bundar jernih.
Benda ini tak banyak artinya dalam klinis.
Benda prostat : berbentuk bundar tepinya tidak rata, serta tidak
berinti.
h. Benda-benda hidup
Bakteri : berasal dari infeksi traktus urogenitalis, benruknya tak
nampak jelas.
Protozoa : Infeksi traktus urogenitalis oleh protozoa sering terjadi,
misal Trichomonas, amoeba dan Clamydia trachomatis.
Jamur : Dapat dijumpai pada pasien yang dermatitis didaerah
genitalia atau perineum.
3. TES KIMIA
Karbohidrat yang ada dalam mani ialah fruktosa dan kadar fruktosa itu
mempunyai korelasi positif dengan kadar testosteron dalam tubuh. Penetapan
kadar fruktosa memakai reaksi Selivanoff sebagai dasar, pada reaksi itu fruktosa
bereaksi dengan resorcinol dengan menyusun warna merah.
a. Penetapan Fruktos
Tujuan : Untuk mengetahui dan menentukan kadar fruktosa dalam semen
yang bertalian dengan kadar testosteron.
Prinsip : Fruktosa akan berubah menjadi furfural oleh pengaruh HCl dan
pemanasan, furfural yang terjadi akan berkondensasi dengan resorsinol
menyusun senyawa yang berwarna merah..
Prosedur Kerja :
Lakukan deproteinisasi mani yang akan diperiksa dengan terlebih
dahulu mengencerkan 0,1 ml mani dengan 2,9 ml air. Kemudian
tambah 0,5 ml larutan Ba(OH)2, campur, tambahkan 0,5 ml larutan
ZnSO4, campur lagi dan pusinglah kuat-kuat (sampel)
2. Pemeriksaan mikroskopis
a. Konsentrasi sperma : > 20 juta / ml
b. Jumlah sperma total : > 40 juta / ejakulat
c. Motilitas : PR + NP > 40 % , PR > 32% (rata-rata)
d. Morfologi normal : > 4 % normal
e. Aglutinasi :-
f. Lekosit : < 1 x 106/ml
g. Eritrosit :-
3. Pemeriksaan Kimia
Fruktosa normal berkisar antara 120-450 mg/dl