I.
PERSIAPAN PRAKTIKUM
Tugas tiap Kelompok:
1. Setiap kelompok mencari probandus pria usia 17 s.d 40 th
a. Probandus harus puasa seksual selama 3 hari (probandus tidak ejakulasi
selama 72 jam sebelum pengambilan sampel).
b. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara masturbasi tanpa
menggunakan bahan seperti minyak, gel, atas sabun.
c. Pengambilan sampel dilakukan maksimal 1 jam sebelum praktikum
(semakin dekat dengan waktu praktikum semakin baik), disarankan 30
menit sebelum praktikum. Waktu pengambilan sampel di catat!
d. Sampel ejakulat dimasukkan ke dalam tabung plastik yang diberikan
laboran dan diberi label. Usahakan tidak ada ejakulat yang tertumpah.
e. Tabung ejakulat di tutup dan dibawa didalam saku celana atau baju
(untuk menjaga suhunya agar sesuai).
2. Setiap kelompok membaca sampel bunga pohon akasia dan atau air kaporit
(bayclin).
II.
PENDAHULUAN
Analisis semen (ejakulat) merupakan sumber informasi utama mengenai produksi
sperma dan patensi saluran reproduksi. Hasil analisis ejakulat yang abnormal
memberikan kesan kemungkinan terjadinya penurunan fertilitas. Hasil ini tidak
menentukan bahwa seorang pria infertil atau tidak.
WHO pada tahun 1992 menetapkan kriteria minimum suatu ejakulat memiliki
kualitas normal, kriteria ini terus direvisi yaitu pada tahun 1999, dan rerakhir pada
tahun 2010 (Tabel 1). Telah dibuktikan secara statistik bahwa akan sulit mencapai
kehamilan jika parameter-parameter semen tersebut jatuh dibawah nilai pada
Tabel 1. Dari semua variabel tersebut, jumlah sperma dan motilitas spermalah
yang memiliki korelasi yang tinggi dengan fertilitas.
Tabel 1. Parameter dan nilai normal kriteria minimum ejakulat menurut WHO
(2010)
No.
III.
Variabel
Nilai normal
1.
Volum ejakulat
2.
Konsentrasi sperma
3.
Motilitas sperma
4.
Morfologi
5.
< 1jt/mL
6.
Level fructosa
7.
pH
7,2 7,8
TUJUAN
1. Mahasiswa dapat memahami dan melakukan analisis ejakulat sesuai dengan
standar WHO
2. Mahasiswa dapat memahami kepentingan analisis ejakulat dalam masalah
infertilitas
IV.
V.
Bahan
Ejakulat sperma
Larutan NaCl 0.9%
Larutan Goerge
Eter Alkohol
Larutan Giemsa (papanicolou)
Minyak emersi
Xylol
Tissue
Stop-watch
CARA KERJA
5.1 Mengumpulkan sperma
Hasil analisis semen sangat tergantung dari teknik pengumpulan sperma. Sebagai
contoh: jika seseorang selama satu minggu tidak melakukan pengeluaran semen maka
kemungkinan besar volume ejakulat akan mencapai 0,4 mL dan konsentrasi sperma
dapat meningkat 10-15 jt sperma/mL. Akan tetapi motilitas sperma akan jelek jika
lebih dari satu minggu (7 hari). Oleh karena itu disarankan pengambilan sperma
dilakukan
48 72 jam
(abstinentia) 2 3 hari.
Semen hendaknya dikeluarkan dengan self-stimulated atau coitus interuptus (kurang
baik) ke dalam tabung kaca/plastik bersih bermulut luas. Karena motilitas sperma
menurun setelah ejakulasi maka pemeriksaan harus dilakukan dalam 1 jam pertama
setelah dikumpulkan. Selama transit jaga suhu ejakulat sesuai dengan suhu tubuh.
5.2 Menilai karakteristik fisik
a. Volume ejakulat (kriteria WHO)
Ukurlah volume sperma seluruhnya dengan menggunakan gelas ukur.
Perhatikan dan tulislah volume sperma (dilakukan setelah liquefeksi
sempurna).
b. Warna ejakulat
Perhatikan dan tulislah warna sperma. Dalam keadaan normal, sperma
berwarna putih keruh. Interpretasi hasil:
1. Warna putih keabu-abuan jika jumlah spermatozoa normal
2. Putih jernih jika jumlah spermatozoa sedikit
3. Coklat jika ada eritrosit
4. Kuning jika pasien mengalami ikterus atau konsumsi obat
c. Bau ejakulat
Cium dan tulis bau sperma. Dalam keadaan normal, sperma mempunyai bau
yang khas (seperti bau bunga akasia atau bau kaporit). Tuliskan di lembar
kerja hasil berupa bau khas atau berbau amis, dsb.
d. Liquefaksi (pencairan)
Semen yang baru berupa koagulat (kental). Setelah 5 30 menit akan
mencair (liquefeksi). Pemeriksaan berikutnya hanya boleh dilakukan
setelah terjadi liquefeksi sempurna. Jika dalam waktu satu jam belum
terjadi liquefeksi sempurna maka pemeriksaan dapat dikerjakan.
Tugas: Nilailah kapan terjadinya liquefaksi sempurna dan hitung selisih
waktunya dengan waktu pengambilan sampel, catat di tabel hasil.
e. Viskositas
Dalam posisi tegak lurus, dengan membuka ujung atas, sperma dibiarkan
menetes dan bersamaan dengan itu, dengan menggunakan stopwatch
dicatat terjadinya tetesan yang pertama.
5.3
A.
B.
mm2
Gambar 1. A. Bilik Hitung Neubauer Double Improved; B. Kolom pada bilik hitung
I
21
II
23
III
18
IV
26
V
19
rerata
21
Pengenceran
1: 5 (1+4)
1: 10 (1+9)
1: 20 (1+19)
1: 50 (1+49)
mm2 pada 2 preparat terpisah pada tiap sisi kamar hitung pada pembesaran
200-400x (lihat Gambar 1B). Hitung spermatozoa yg lengkap kepala &
ekor
Gambar 2. Morfologi sperma yang dapat di temuai; selain bentuk normal maka termasuk
bentuk abnormal
Isilah Tabel berikut:
Morfologi
Normal
Giant
Microsperm
Double Head
Double body
Long Head
Rough head
Abnoemal middle piece
Jumlah
Normozoospermia
Oligozoospermia
Azoospermia
Necrozoospermia
Asthenozoospermia
Teratozoospermia
Oligoteratoasthenozoospermia
Hypospermia
Hematospermia
Aspermia
Viabilitas : Buruk
Viskositas : Normal
Kelompok
NIM
Tutor
Hasil
1.
Warna ejakulat
2.
Bau ejakulat
3.
Waktu luquefaksi
4.
5.
Viskositas
6.
pH
II
III
IV
rerata
Hasil
Pengenceran
1: 5 (1+4)
1: 10 (1+9)
1: 20 (1+19)
1: 50 (1+49)
Jumlah
Lp 1
Lp 2
Lp 3
RataLp 4
Lp 4
rata
Normal
Giant
Microsperm
Double Head
Double body
Long Head
Rough head
Abnoemal
middle
piece
Kesimpulan:
Jumlah
Lp I
A
B
C
D
Kesimpulan:
Lp II
Lp III
RataLp IV
Lp V
rata