Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI IDENTIFIKASI DUH

(DISCHARGE) GENITAL

Disusun Oleh :

Nama : Baiq. Nanda Kencana Arum


Nim : 017.06.0033
Kelompok : III (Tiga)
Modul : Urorepro II

Tutor: Diani Sri zhidayati, M. Si


Rusmiatik, S. Si, M. Biomed

BAGIAN MIKROBIOLOGI LABORATORIUM TERPADU I


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR MATARAM
TAHUN AJARAN 2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Organ reproduksi wanita merupakan daerah tertutup dan berlipat, sehingga


apabila tidak menjaga kebersihannya, maka akan lebih mudah untuk berkeringat,
lembab dan kotor. Tempat yang lembab dan kotor merupakan tempat bakteri serta
jamur untuk tumbuh dan berkembang biak. Perilaku yang tidak baik dalam menjaga
kebersihan organ reproduksi, seperti membersihkan dengan menggunakan air yang
kotor, memakai sabun kewanitaan secara berlebihan, dll. Pada perempuan, sekret
vagina atau Keputihan merupakan salah satu masalah kesehatan reproduksi yang
normal dan sering terjadi pada wanita, khususnya pada remaja.
Keputihan adalah keluarnya cairan dari vagina selain darah haid yang dapat
bersifat fisiologis maupun patologis. Keputihan fisiologis merupakan keluarnya
cairan vagina selain darah haid yang dalam keadaan normal dipengaruhi oleh
hormone dan juga terdapat Flora normal pada vagina meliputi Corinebacterium,
lactobacillus, dll. Lingkungan dengan pH asam memberikan fungsi perlindungan
yang dihasilkan oleh lactobacilli, adapun criteria dari keputihan fisiologis yaitu
berwarna putih encer, tidak berbau, dan tidak gatal, keputihan ini memiliki fungsi
untuk melembabkan daerah kewanitaan serta menyapu bersih bakteri ataupun jamur
keluar. Sedangkan Keputihan patologis merupakan keluarnya cairan dalam jumlah
yang banyak dari vagina selain darah haid. yang disebabkan oleh infeksi dan tindakan
perawatan daerah kewanitaan yang tidak benar, berwarna kuning atau kehijauan,
berbau amis atau busuk, dan disertai rasa gatal. Sekitar 75% wanita yang ada di
seluruh dunia pernah mengalami keputihan, sekali seumur hidupnya.
Pada praktikum kali ini, kelompok kami akan melakukan pemeriksaan pada
discharge vagina untuk mengetahui jenis mikroba apa yang terdeteksi di dalamnya,
sehingga kita dapat menentukan apakah itu bersifat fisiologi atau patologi serta dapat
memberikan penatalaksanaan yang tepat.
1.2  Tujuan
1. Untuk mengetahui morfologi jamur (pewarnaan gram)
2. Untuk membedakan jenis jamur dari bakteri (KOH)

1.3  Rumusan Masalah


1.    Identifikasi jenis dan morfologi jamur
2.    Jelaskan ciri struktur mikroskopik dan histofisiologi.
3. Gambar dan lengkapi keterangan struktur preparat

1.4 Waktu dan Tempat


Praktikum Mikrobiologi dasar dilaksanakan pada:
 Hari/tanggal : Selasa, 7 mei 2019
 Pukul : 14.40 WITA - selesai
 Tempat : Laboratorium terpadu I, Universitas Islam Al-Azhar Mataram

1.5 Alat dan Bahan


1. Mikroskop 7. Media agar
2. Objek dan cover glass 8. Alcohol
3. Ose 9. Cat gram I-IV
4. Bunsens dan korek api 10. Oil emersi
5. Bak pengecatan 11. KOH 10%
6. Pipet tetes

1.6 Cara Kerja


A. Pewarnaan Gram
1. Ambil satu ose dan letakkan di atas ibjek glass dan ratakan dengan
membuat lingkaran
2. Kemudian dikering dianginkan, setelah kering di fiksasi sebanyak 2-3
kali di atas lampu Bunsen
3. Teteskan larutan cat gram I, dan diamkan selama satu menit. Cuci
dengan air mengalir.
4. Kemudian teteska larutan cat gram II, diamkan selama satu menit,
cucii dengan air mengalir
5. Teteska larutan cat gram III dan diamkan selama 30 deit. Cuci dengan
air mengalir
6. Teteskan larutan cat gram IV, dan diamka selama 1 menit. Cuci
dengan air mengalir.
7. Cuci kembali meggunakan air mengalir dan kering anginkan
8. Amati dengan mikroskop hingga perbesaran kuat dengan
menggunakan oil emersi.

B. Pewarnaan KOH 10%


1. Letakkan objek glass ditempat yang datar dan bersih
2. Letakkan satu tetes KOH 10% pada bagian tengah objek glass
3. Ambil satu ose biakan jamur lalu campurkan dengan larutan KOH
10% pada objek glass
4. Tutup dengan cover glass
5. Amati di bawah mikroskop dengan perbesaran 10-40x
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hasil pengamatan


a. Pewarnaan Gram

b. Pewarnaan KOH 10%


 Perbesaran 10x
 Perbesaran 40x

2.2 Pembahasan
1. Pewarnaan Gram
Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah salah satu teknik
pewarnaan yang paling penting dan luas yang digunakan untuk
mengidentifikasi bakteri. Dalam proses ini, olesan bakteri yang sudah
terfiksasi dikenai larutan-larutan berikut : zat pewarna kristal violet, larutan
yodium, larutan alkohol (bahan pemucat), dan zat pewarna tandingannya
berupa zat warna safranin atau air fuchsin.
Bakteri yang terwarnai dengan metode ini dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu bakteri Gram Positif dan Bakteri Gram Negatif. Bakteri
Gram positif akan mempertahankan zat pewarna kristal violet dan karenanya
akan tampak berwarna ungu tua di bawah mikroskop. Adapun bakteri gram
negatif akan kehilangan zat pewarna kristal violet setelah dicuci dengan
alkohol, dan sewaktu diberi zat pewarna tandingannya yaitu dengan zat
pewarna air fuchsin atau safranin akan tampak berwarna merah. Perbedaan
warna ini disebabkan oleh perbedaan dalam struktur kimiawi dinding selnya.
Berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan didapat hasil
pewarnaan gram pada discharge yaitu berwarna ungu, dimana hal ini
menandakan adanya gram positif yang mempertahankan warna Kristal violet,
sedangkan untuk bentuknya ditemukan berbentuk bulat, ada yang bulat
sempurna serta ada juga yang bulat oval. Secara patologi adapun beberapa
mikroba yang dapat hinggap pada vagina itu sendiri yaitu bakteri dan jamur.
Infeksi jamur pada dinding vagina sering disebut sebagai kandidiasis
yang terjadi akibat bakteri atau jamur Candida, Candida merupakan jenis
jamur yang paling sering menyebabkan vaginitis sehingga sering juga disebut
Vaginal yeast infection atau Vaginal Candidiasis. Perempuan yang sudah
terinfeksi virus ini biasanya akan mengalami rasa gatal, keputihan dan tidak
nyaman pada organ intim. Infeksi jamur memerlukan perawatan yang cukup
panjang, sekitar  dua minggu atau lebih, tergantung pada tingkat
keparahannya. Dinding rahim secara alami mengandung ragi yang seimbang,
termasuk candida serta bakteri baik seperti laktobasilus. Bakteri tersebut
mengandung asam dan berfungsi mencegah pertumbuhan ragi yang berlebih
di dalam vagina. Jika kadar ragi bertambah besar maka hal ini mampu
mengganggu tingkat keasaman dan menyebabkan infeksi jamur. Tingginya
tingkat ragi di dalam vagina mampu menyebabkan Anda merasa gatal hingga
seperti terbakar.

2. Pewarnaan KOH 10%


Adapun fungsi dari pemeriksaan ini adalah untuk membedakan jenis
jamur dengan bkateri lainnya. Candida adalah spesies jamur dari
deutoromycota merupakan mikroorganisme oportunitik. Selalu ada dan
terdapat paada tubuh dalam jumlah sedikit. Apabila terjadi ketidak
seimbangan PH vagina berubah atau perubahan hormonal terjadi maka
candida akan bertambah banyak dan terjadilan kandidiasis. Sekitar 75%
semua dewasa minimal 1 kali pernah terpapar infeksi jamur selama
hidupnya. Adapun factor resiko terjadinya jamur ini antara lain system
imun yang rendah, kehamilan, DM, penggunaan antibiotic jangka panjag
dan penggunaan kortikosteroid.
Infeksi jamur dikenal sebagai mikosis semakin dikenal sebagai
penyebab morbiditas dan mortalitas pada pasien rawat inap di rumah sakit
terutama pasien imunokompromais (seperti Human Immunodeficiency
Virus/HIV). Penyakit lain dapat mendorong individu terinfeksi jamur yang
umumnya terpapar dari sumber lingkungan dan aktivasi flora jamur
endogen akibat penyakit yang mendasari ataupun intervensi diagnostik dan
terapi (misalnya pemberian antibiotik).1 Candida albicans/C. albicans
merupakan bagian. dari mikroba flora normal yang beradaptasi dengan baik
untuk hidup pada manusia, terutama pada saluran cerna, urogenital, dan
kulit. Candida albicans penyebab kandidiasis yang merupakan infeksi
jamur dengan insiden tertinggi disebabkan oleh infeksi oportunistik.
Organisma ini juga menyebabkan sejumlah infeksi dari mulai mucosal
kandidiasis hingga lifethreatening disseminated kandidiasis.
Jamur Candida tumbuh dengan cepat pada suhu 25-37oC pada media
perbenihan sederhana sebagai sel oval dengan pembentukan tunas untuk
memperbanyak diri, dan spora jamur disebut blastospora atau sel ragi/sel
khamir. Morfologi mikroskopis C. albicans memperlihatkan pseudohyphae
dengan cluster di sekitar blastokonidia bulat bersepta panjang berukuran 3-
7x3-14 µm. Jamur membentuk hifa semu/pseudohifa yang sebenarnya
adalah rangkaian blastospor structure/struktur seperti akar yang sangat
panjang/rhizoids dan dapat memasuki mukosa (invasif). 4-5 Dinding sel
Kandida dan juga C. albicans bersifat dinamis dengan struktur berlapis,
terdiri dari beberapa jenis karbohidrat berbeda (8090%): (i) Mannan
(polymers of mannose) berpasangan dengan protein membentuk
glikoprotein (mannoprotein); (ii) α-glucans yang bercabang menjadi
polimer glukosa yang mengandung α-1,3 dan α-1,6 yang saling berkaitan,
dan (iii) chitin, yaitu homopolimer N-acetyl-D-glucosamine (Glc-NAc)
yang mengandung ikatan α-1,4. Unsur pokok yang lain adalah protein (6-
25%) dan lemak (1-7%). Yeast cells dan germ tubes memiliki komposisi
dinding sel yang serupa, meskipun jumlah α-glucans, chitin, dan mannan
relatif bervariasi karena faktor morfologinya. Jumlah glucans jauh lebih
banyak dibanding mannan pada C. albicans yang secara imunologis
memiliki keaktifan yang rendah. Struktur dinding C. albicans secara
mikroskopis dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah ini.

Candida albicans yaitu organisma yang memiliki dua wujud dan


bentuk secara simultan/dimorphic organism. Pertama adalah yeast-like
state (non-invasif dan sugar fermenting organism). Kedua adalah fungal
form memproduksi root-like

Adapun berdasarkan pemeriksaan yang telah kita lakukan ditemukan


beberapa ciri jamur yang dapat membedakannya dengan bakteri lain yaitu
dinding sel jamur terdiri dari kitin yang merupakan nitrogen yang
mengandung polisakarida sedangkan Dinding sel bakteri terbuat dari
murein, yang terdiri dari polisakarida dengan asam amino (peptidoglikan),
Sel-sel jamur ini mengandung organel eukariotik, badan Golgi, ribosom,
vakuola, dan retikulum endoplasma yang telah diselimuti dengan satu atau
dua membran sedangkan bakteri hanya beberapa organel yang tidak
ditutupi dengan membran.
Solutio KOH yang alkalis dapat menyebabkan penghancuran sel-sel
corneocyte. Dengan pembersihan/penghancuran tersebut memungkinkan
untuk identifikasi/melihat di bawah mikroskop bahan-bahan eogenous non
protein misalnya hypha spora dan serabut fiberglass. Adapun terdapat
Empat filum jamur yaitu Zygomycota, Ascomycota, Basidiomycota, dan
Deuteromycota.
BAB III

KESIMPULAN

Keputihan adalah keluarnya cairan dari vagina selain darah haid yang
dapat bersifat fisiologis maupun patologis. Untuk pewarnaan gram, Bakteri
yang terwarnai dengan metode ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
bakteri Gram Positif dan Bakteri Gram Negatif. Dan pada hasil praktikum
kali ini dengan hasil yaitu Bakteri Gram positif dikarenakan
mempertahankan zat pewarna kristal violet dan karenanya akan tampak
berwarna ungu tua di bawah mikroskop.

Sedangkan pada pewarnaan KOH jadi kita dapat membedakan bakteri


dengan jamur yaitu berdasarkan pemeriksaan yang telah kita lakukan
ditemukan beberapa ciri jamur yang dapat membedakannya dengan bakteri
lain yaitu dinding sel jamur terdiri dari kitin yang merupakan nitrogen yang
mengandung polisakarida sedangkan Dinding sel bakteri terbuat dari
murein, yang terdiri dari polisakarida dengan asam amino (peptidoglikan),
Sel-sel jamur ini mengandung organel eukariotik, badan Golgi, ribosom,
vakuola, dan retikulum endoplasma yang telah diselimuti dengan satu atau
dua membran sedangkan bakteri hanya beberapa organel yang tidak
ditutupi dengan membran.
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Santyo, A. 2012. Pedoman Teknik Dasar Laboratorium Mikrologi Pemeriksaan


Jamur Pada Kulit dan Rambut. Hal 220-221. Jakarta: Buku Mikrologi Kedokteran.

Mutiawati, Vivi Keumala. 2016. Pemeriksaan Mikrobiologi Pada Candida Albican.


Banda Aceh: Jurnal Kedokteran Syah Kuala

Widiyasa, Arie. 2016. Vaginal Discharge. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas


Pelita Harapan

Anda mungkin juga menyukai