PENDAHULUAN
jamur atau regnum fungi. Jamur pada umumnya multiseluler (bersel banyak). Ciri-ciri
jamur berbeda dengan organisme lainnya dalam hal, struktur tubuh, sifat hidup, habitat,
pertumbuhan, dan reproduksinya. Fungi terdiri dari kapang dan khamir. Kapang bersifat
pakar biologi kemudian menyatukannya ke dalam satu golongan yaitu jamur atau fungi.
Kita mengenal jamur dalam kehidupan sehari-hari meskipun tidak sebaik tumbuhan
lainnya. Hal itu disebabkan karena jamur hanya tumbuh pada waktu tertentu, pada
kondisi tertentu yang mendukung, dan lama hidupnya terbatas. Sebagai contoh, jamur
banyak muncul pada musim hujan di kayu-kayu lapuk, serasah, maupun tumpukan
jerami. namun, jamur ini segera mati setelah musim kemarau tiba. Seiring dengan
jamur dalam medium buatan, misalnya jamur merang, jamur tiram, dan jamur kuping
(Felayati, 2010).
mikroorganisme lain dan dapat tumbuh bersama berinteraksi saling menguntungkan atau
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui morfologi jamur (Pewarnaan Gram).
Kondisi Indonesia yang merupakan daerah yang memiliki dua musim dimana
tropis dalam kelembapan yang tinggi memudahkan tumbuhnya jamur, sehingga jamur
sering dijumpai menginfeksi kulit seseorang.
Sel jamur terdiri dari dua bentuk yaitu bentuk hifa (pseudo hypha) merupakan
banyak bentuk negatif dan bentuk spora yang merupakan bagian jamur untuk bertahan
hidup dimana kondisi di sekitarnya sangat buruk untuk berkembang biak. Hifa ada yang
bersepta da nada yang tidak bersepta bergantung dengan spesies daripada jamur.
Kumpulan daripada hifa disebut miselium.
Sampai saat ini dikenal kurang lebih 200.000 spesies jamur, tetapi hanya 50
spesies yang pathogen pada manusia yaitu 20 spesies menyerang kulit. 12 spesies
menyerang subkutan, 18 spesies menyerang alat bantu atau sistemik.
Jamur pada manusia hidup pada lapisan tanduk. Jamur kemudian melepaskan
toksin yang bisa menimbulkan peradangan dan intasi merah dan gatal. Infeksisnya bisa
berupa bercak-bercak berwarna putih, merah dan hitam dikulit dengan bentuk simetris.
Ada pula infeksi yang berbentuk lapisan-lapisan sisik pada kulit. Tergantung pada jenis
jamur yang menyerang.
Pewarnaan Gram
1. Ambil satu ose dan letakkan di atas objek glass dan diratakan dengan membuat
lingkaran.
2. Kemudian dikering anginkan, setelah kering di fiksasi sebanyak 2-3 kali di atas
lampu bunsen.
3. Teteskan larutan cat gram I, dan diamkan selama 1 menit. Cuci dengan air
mengalir.
4. Kemudian teteskan larutan cat gram II, dan diamkan selama 1 menit. Cuci dengan
air mengalir.
5. Teteskan larutan cat gram III, dan diamkan selama 30 detik. Cuci dengan air
mengalir
6. Teteskan larutan cat gram IV, dan diamkan selama 1 menit. Dicuci dengan air
mengalir.
7. Cuci kembali dengan menggunakan air mengalir, dan kering angikan.
8. Amati dengan mikroskop hingga perbesaran kuat dengan menggunakan oil
emersi.
A. Pewarnaan KOH 10 %
Pada pengamatan menggunakan mikroskop dengan perbesaran 40x, ditemukan
hasil seperti gambar berikut:
Pada praktikum pertama dengan jamur dengan menggunakan metode KOH 10%,
dimana pada metode ini untuk membedakan jenis jamur dengan bakteri. Sedangkan pada
percobaan praktikum jamur dengan menggunakan pewarnaan gram didapatkan morfologi
jamur Candida Albicans dimana Candida albicans merupakan jamur dimorfik. Hal ini
dikarenakan kemamampuannya untuk tumbuh dalam dua bentuk yang berbeda yaitu
sebagai sel tunas yang akan berkembang menjadi blastospora dan menghasilkan
kecambah yang akan membentuk hifa semu. Perbedaan bentuk ini tergantung pada faktor
eksternal yang mempengaruhinya. Sel ragi (blastospora) berbentuk bulat, lonjong atau
bulat lonjong dengan ukuran 2-5 µ x 3-6 µ hingga 2-5,5 µ x 5-28 µ. Candida albicans
memperbanyak diri dengan membentuk tunas yang akan terus memanjang membentuk
hifa semu. Hifa semu terbentuk dengan banyak kelompok blastospora berbentuk bulat
atau lonjong di sekitar septum. Pada beberapa strain, blastospora berukuran besar,
berbentuk bulat atau seperti botol, dalam jumlah sedikit. Sel ini dapat berkembang
menjadi klamidospora yang berdinding tebal dan bergaris tengah sekitar 8-12 µ. Adapun
urutan klasifikasi taksonomi dari Candida albicans adalah sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Phylum : Ascomycota
Class : Saccharomycetes
Ordo : Saccharomycetales
Family : Saccharomycetaceae
Genus : Candida
Spesies : Candida albicans
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Jadi kesimpulan yang kami dapatkan dari hasil praktikum jamur yang telah dilakukan
dengan dua metode yaitu metode KOH 10% dan metode gram, paa metode gram terdapat
adanya morfologi pada jamur candida albicans sedangkan pada metode KOH 10% untuk
membedakan bakteri dan jamur.
Bates S, Rosa JM. (2007). “Candida albicans Iff11, A secreted protein required for cell
wall structure and virulence”. J Infect and Immun.; 75(6): 2922- 2928.
Coyne, Mark S. 1999. Soil Microbiology: An Exploratory Approach. USA : Delmar
Publisher
Pracaya, 2007. Hama Dan Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya, Jakarta