MIKOLOGI
NIM : 20117046
PRODI : D4 TLM
DekanFakultasIlmuKesehatan
PENDAHULUAN
NILAI KOREKTOR
Latar Belakang :
Alat& Bahan :
7. Catat hasilnya
Hasil :
MAKROSKOPIS
MIKROSKOPIS
Hifa :+
Miselium :-
Pseudohifa :-
Spora jamur :+
Bentuk spora : Bulat
Jenis spora : Konidiospora
Kesimpulan :
Jadi dari praktikum yang telah dilakukan pada sampel roti dan tempe
yang berjamur dan dilihat menggunakan mikroskop lensa objektif perbesaran
100x didapatkan jamur Aspergillus niger.
Diskusi :
NILAI KOREKTOR
Latar Belakang :
Spora kapang yang biasa dijumpai dalam suatu ruangan adalah dari jenis
Aspergillus, Penicillium, Mucor, Fusarium, Cladosporium, Alternaria dan
Paecilomyces. Kapang ini biasanya mengkontaminasi pada makanan dan
material organic yang mudah dirombak seperti humus dan sampah organic.
Umumnya kapang menempel pada partikel debu dan dengan jalur inhalasi maka
dapat menyebabkan infeksi saluran pernafasan pada hewan dan manusia serta
menimbulkan reaksi alergi (Gandjar dan Oetari, 1996).
Tujuan :
Rumusan Masalah :
Prosedur :
A. Cara isolasi
1. Plate yang berisi SGA dibuka 10 menit lalu ditutup.
2. Diinkubasi dengan suhu kamr 5-7 hari.
3. Diamati secara mikroskopis.
B. Cara pengamatan
1. Object glass ditetesi cat LCB 2 tetes .
2. Diambil koloni jamur dengan spatel dan dicampur dengan cat LCB.
3. Ditutup dengan cover glass.
4. Diperiksa pada mikroskop lensa obyektif 10x dan lensa okuler 10x
(pembesaran 100x) dan hasilnya digambar.
Hasil :
MAKROSKOPIS
MIKROSKOPIS
Hifa :+
Miselium :-
Pseudohifa :-
Spora jamur :+
Bentuk spora : Bulat
Kesimpulan :
MAKROSKOPIS
MIKROSKOPIS
Hifa :+
Miselium :-
Pseudohifa :-
Spora jamur :+
Bentuk spora : Bulat
Kesimpulan :
Mucor adalah kapang bersifat mesofilik, yaitu tumbuh baik pada suhu
kamar sekitar 25-30 0C. Kapang ini juga bersifat aerobik yaitu membutuhkan
oksigen untuk pertumbuhannya. Kebanyakan mucor dapat tumbuh pada kisaran
pH yang luas yaitu 2-8,5 tapi biasanya pertumbuhannya akan lebih pada kondisi
pH (asam rendah ) (Artikata, 2009).
Isolat fungi endofit Mucor sp. memiliki bentuk koloni bulat, tepian koloni
rata, permukaan koloni berserabut halus seperti kapas tebal, miselium berwarna
putih, warna koloni permukaan depan putih, warna permukaan belakang putih,
tidak membentuk lingkaran konsentris. Pertumbuhan miselium semakin tebal
setelah tumbuh lebih dari 7 hari. Pada awal pertumbuhan, miselium mula-mula
berwana putih dan setelah spora muncul berubah berwarna hitam (Yuliana,
2016).
Mucor sp. memiliki sporangiofor bercabang (simpodial atau
monopodial), kolumela berbentuk seperti pir, bulat atau elips. Sporangiospora
berbentuk elips sampai semi bulat, dan memiliki diameter 5 –10 μm. Spesies ini
dapat tumbuh hingga melakukan sporulasi pada suhu 5 –20 °C, namun tidak
dapat tumbuh pada suhu 37 °C (Gandjar, 1996).
Aspergillus bersifat kosmopolitan, sporanya yang mempunyai ukuran
sangat kecil dan ringan mudah menyebar di udara sehingga mempunyai peran
yang sangat besar dalam mencemari bahan-bahan lain (Alvarez et al., 2010).
Aspergillus niger merupakan salah satu spesies yang paling umum dan
mudah diidentifikasi dari genus Aspergillus, Aspergillus niger dapat tumbuh
dengan cepat, dapat tumbuh pada suhu 35ºC-37ºC (optimum), 6ºC-8ºC
(minimum), 45ºC-47ºC (maksimum) dan memerlukan oksigen yang cukup.
Aspergillus niger memiliki bulu dasar berwarna putih atau kuning dengan
lapisan konidiospora tebal berwarna coklat gelap sampai hitam (Artikata, 2009).
Artikata. 2009. Pengkajian Nilai Gizi Hasil Fermentasi Mutan Aspergillus niger
Pada Substrat Bungkil Kelapa dan Bungkil Inti Sawit. Skripsi.
Sumatera Utara.
Yuliana, Anik Karimatu. 2016. Potensi Fungi Endofit pada Kulit Buah Naga
Super Merah (Hylocereus costaricensis) sebagai Penghasil Senyawa
Antioksidan. Skripsi. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
ISOLASI JAMUR METODE SEMAI
NILAI KOREKTOR
Latar Belakang :
Tujuan :
Rumusan Masalah :
Prinsip :
Dengan cara tabur dari sampel masako pada media SGA dapat ditemukan
morfologi dari spesies jamur pada sampel tersebut.
Prosedur :
A. Cara Isolasi
1. Masako ditaburkan pada media SGA secara merata.
2. Ditutup, lalu diinkubasi dengan suhu kamar 5-7 hari.
3. Diamati secara mikroskopis.
B. Cara Pengamatan
1. Object glass ditetesi cat LCB 2 tetes.
2. Diambil koloni jamur dengan spatel dan dicampur dengan cat LCB.
3. Ditutup dengan cover glass.
4. Diperiksa pada mikroskop dengan lensa obyektif 10x dan lensa okuler
10x (pembesaran 100x) dan hasilnya digambar.
Hasil :
A. Sampel Masako
MAKROSKOPIS
MIKROSKOPIS
Hifa :+
Miselium :-
Pseudohifa :-
Spora jamur :+
Bentuk spora : Bulat
Kesimpulan :
MAKROSKOPIS
Bentuk koloni :-
Warna :-
Tekstur :-
Konsistensi :-
MIKROSKOPIS
Hifa :-
Miselium :-
Pseudohifa :-
Spora jamur :-
Bentuk spora :-
Kesimpulan :
Dari praktikum yang telah dilakukan tidak ditemukan jamur pada sampel
susu bubuk.
Diskusi :
Arif, A, dkk. 2007. Isolasi dan Identifikasi Jamur Kayu dari Hutan Pendidikan
dan Latihan Taboo-Tabo Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep.
Perrenial, 3(2): 49-54.
Waluyo, Srikandi. 2004. Aneka Tip Obat Alami dalam Buah dan Sayuran.
Jakarta: Elex Media Komputindo.
ISOLASI JAMUR METODE PENGENCERAN
NILAI KOREKTOR
Latar Belakang :
Rumusan Masalah :
Prosedur :
A. Cara Isolasi
1. Disiapkan 1 erlenmeyer 100 ml dan 3 tabung reaksi.
2. Erlenmeyer diisi 90 ml PZ dan 3 tabung reaksi masing-masing diisi 9
ml PZ dan disterilkan.
3. Disiapkan plate yang sudah disterilkan dan media SGA (dalam bentuk
cair).
4. Dipipet 10 ml sampel cair yang akan diteliti (jika sampel dalam
bentuk padat/serbuk sebanyak 10 gram) dan dimasukkan ke
erlenmeyer yang berisi 90 ml PZ dan dikocok (10-1).
5. Dari 10-1 diambil 1 ml, dimasukkan ke tabung reaksi I yang berisi 9 ml
PZ dan dikocok (10-2).
6. Dari 10-2 diambil 1 ml, dimasukkan ke tabung reaksi II yang berisi 9
ml PZ dan dikocok (10-3).
7. Dari 10-3 diambil 1 ml, dimasukkan ke tabung reaksi III yang berisi 9
ml PZ dan dikocok (10-4).
8. Dari 10-4 diambil 1 ml, dimasukkan ke plate yang sudah disterilkan
tadi, kemudian ditambahkan dengan media SGA cair dan diratakan
lalu dibiarkan membeku.
9. Diinkubasi selama 5-7 hari.
10.Diamati secara mikroskopis.
B. Cara Pengamatan
1. Object glass ditetesi cat LCB.
2. Diambil koloni jamur dengan spatel dan dicampur dengan cat LCB.
3. Ditutup dengan cover glass.
4. Diperiksa pada mikroskop dengan lensa obyektif 10x dan lensa okuler
10x (pembesaran 100x) dan hasilnya digambar.
Hasil :
A. Pour Plate
MAKROSKOPIS
Bentuk koloni :-
Warna :-
Tekstur :-
Konsistensi :-
MIKROSKOPIS
Hifa :-
Miselium :-
Pseudohifa :-
Spora jamur :-
Bentuk spora :-
Jenis spora :-
B. Spread Plate
MAKROSKOPIS
Bentuk koloni :-
Warna :-
Tekstur :-
Konsistensi :-
MIKROSKOPIS
Hifa :-
Miselium :-
Pseudohifa :-
Spora jamur :-
Bentuk spora :-
Jenis spora :-
Kesimpulan :
Dari praktikum yang telah dilakukan tidak ditemukan jamur pada sampel
susu Mr. Jussie baik pada metode pour plate dan spread plate.
Diskusi :
Arif, A. 2007. Isolasi dan Identifikasi Jamur Kayu dari Hutan Pendidikan dan
Latihan Taboo-Tabo Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep.
Perrenial, 3(2): 49-54.
Waluyo, Srikandi. 2004. Aneka Tip Obat Alami dalam Buah dan Sayuran.
Jakarta: Elex Media Komputindo.
ISOLASI JAMUR METODE TANAM LANGSUNG
NILAI KOREKTOR
Latar Belakang :
Tujuan :
Rumusan Masalah :
Prosedur :
A. Cara Isolasi
1. Potongan akar/batang/daun dicuci dengan aquadest steril.
2. Dikeringkan dengan kertas tisu.
3. Ditanam pada media SGA.
4. Diinkubasi pada suhu kamar selama 5-7 hari.
B. Cara Pengamatan
1. Object glass ditetesi cat LCB 2 tetes.
2. Diambil koloni jamur dengan spatel dan dicampur dengan cat LCB.
3. Ditutup dengan cover glass.
4. Diperiksa pada mikroskop dengan lensa obyektif 10x dan lensa okuler
10x (pembesaran 100x) dan hasilnya digambar.
Hasil :
MAKROSKOPIS
MIKROSKOPIS
Hifa :+
Miselium :-
Pseudohifa :-
Spora jamur :+
Bentuk spora : Bulat
Jenis spora : Konidiospora
Kesimpulan :
Praktikum kali ini, sample yang diamati untuk mengetahui bentuk koloni
dan morfologi jamur adalah pada sample buah srikaya yang ditanam pada media
SGA. Setalah melakukan inkubasi selama kurang lebih 7 hari, ditemukan jamur
Aspergillus niger. Hasil pengamatan yang telah dilakukan terdapat Aspergillus
niger yang terlihat berwarna hitam dengan pinggiran putih yang ada pada
sampel. Awal mula pengamatan, koloni muncul sebagai filamen hitam.
Aspergillus secara mikroskopis menunjukkan adanya tangkai konidia
(konidiofora), vesikel dan spora/konidia berbentuk bulat berwarna hijau
kebiruan. Pemeriksaan mikroskopis menunjukkan adanya tangkai konidia
(konidiofora) pendek halus berwarna kehijauan, kepala konidia (vesikel)
berbentuk seperti gada (clavate) dan bulat, dan menjadi lonjong (columnar)
dengan bertambahnya umur koloni. Sterigmata tampak menutupi setengah
bagian atas dari vesikel. Spora/konidia berbentuk bulat, berwarna kehijauan,
dan permukaan bergerigi (echinulate) (Redig, 2005).
Arif, A. 2007. Isolasi dan Identifikasi Jamur Kayu dari Hutan Pendidikan dan
Latihan Taboo-Tabo Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep.
Perrenial, 3(2): 49-54.
Waluyo, Srikandi. 2004. Aneka Tip Obat Alami dalam Buah dan Sayuran.
Jakarta: Elex Media Komputindo.
ISOLASI JAMUR METODE HENDRIKILL’S
NILAI KOREKTOR
Tanggal :
Latar Belakang :
Tujuan :
Rumusan Masalah :
Metode :
Prinsip :
Prosedur :
Probandus :
Hasil :
MAKROSKOPIS
Bentukkoloni :
Warna :
Tekstur :
Konsistensi :
MIKROSKOPIS
Hifa :
Miselium :
Pseudohifa :
SporaJamur :
Bentukspora :
Kesimpulan :
Diskusi :
Saran Untuk Laboratorium :
NILAI KOREKTOR
Tanggal :
Latar Belakang :
Tujuan :
Rumusan Masalah :
Metode :
Prinsip :
Prosedur :
Probandus :
Hasil :
MAKROSKOPIS
Bentukkoloni :
Warna :
Tekstur :
Konsistensi :
MIKROSKOPIS
Hifa :
Miselium :
Pseudohifa :
SporaJamur :
Bentukspora :
Kesimpulan :
Diskusi :
Saran Untuk Laboratorium :
NILAI KOREKTOR
Tanggal :
Latar Belakang :
Tujuan :
Rumusan Masalah :
Metode :
Prinsip :
Prosedur :
Probandus :
Hasil :
MAKROSKOPIS
Bentukkoloni :
Warna :
Tekstur :
Konsistensi :
MIKROSKOPIS
Hifa :
Miselium :
Pseudohifa :
SporaJamur :
Bentukspora :
Kesimpulan :
Diskusi :
Saran Untuk Laboratorium :
NILAI KOREKTOR
Tanggal :
Latar Belakang :
Tujuan :
Rumusan Masalah :
Metode :
Prinsip :
Prosedur :
Probandus :
Hasil :
MAKROSKOPIS
Bentukkoloni :
Warna :
Tekstur :
Konsistensi :
MIKROSKOPIS
Hifa :
Miselium :
Pseudohifa :
SporaJamur :
Bentukspora :
Kesimpulan :
Diskusi :
Saran Untuk Laboratorium :
NILAI KOREKTOR
Tanggal :
Latar Belakang :
Tujuan :
Rumusan Masalah :
Metode :
Prinsip :
Prosedur :
Probandus :
Hasil :
MAKROSKOPIS
Bentukkoloni :
Warna :
Tekstur :
Konsistensi :
MIKROSKOPIS
Hifa :
Miselium :
Pseudohifa :
SporaJamur :
Bentukspora :
Kesimpulan :
Diskusi :
Saran Untuk Laboratorium :
NILAI KOREKTOR
Tanggal :
Latar Belakang :
Tujuan :
Rumusan Masalah :
Metode :
Prinsip :
Prosedur :
Probandus :
Hasil :
MAKROSKOPIS
Bentukkoloni :
Warna :
Tekstur :
Konsistensi :
MIKROSKOPIS
Hifa :
Miselium :
Pseudohifa :
SporaJamur :
Bentukspora :
Kesimpulan :
Diskusi :
Saran Untuk Laboratorium :
NILAI KOREKTOR
Tanggal :
Latar Belakang :
Tujuan :
Rumusan Masalah :
Metode :
Prinsip :
Prosedur :
Probandus :
Hasil :
MAKROSKOPIS
Bentukkoloni :
Warna :
Tekstur :
Konsistensi :
MIKROSKOPIS
Hifa :
Miselium :
Pseudohifa :
SporaJamur :
Bentukspora :
Kesimpulan :
Diskusi :
Saran Untuk Laboratorium :