PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
PENGECATAN DAN MARFOLOGI BAKTERI
OLEH :
NAMA : M. IQBAR
NIM : 08041182227003
KELOMPOK : IV (EMPAT)
ASISTEN : ANI SURYANI
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2023
LAPORAN AKHIR
ACARA 8
Universitas Sriwijaya
dapat dilihat dengan mikroskop dan makrofungi, jamur yang membentuk tubuh
buah yang terbagi lagi dalam dua golongan, jamur-jamur yang dapat dimakan dan
jamur-jamur beracun (Suryani et al., 2020).
Jenis jamur terbagi atas jamur mikroskopis dan jamur makroskopis. Jamur
mikroskopis merupakan jamur yang hanya dapat dilihat menggunakan mikroskop,
sedangkan jamur makroskopis merupakan jamur yang memiliki tubuh buah dan
ukurannya relatif besar. Jamur mendapatkan nutrisi dengan menyerap
lignoselulosa di sekitar tempat tumbuhnya yang akan diubah menjadi selulase,
liginase, dan hemiselulase berupa benang-benang halus yang disebut hifa. Hifa
menjalin akan membentuk tubuh buah jamur. Tubuh buah jamur dapat berbentuk
seperti paying, kuping, ataupun setengah lingkaran. Tubuh buah jamur berwarna
mencolok seperti merah cerah, coklat cerah, jingga, putih (Norfajrina et al., 2021).
Bentuk hifa pada jamur ada tiga macam yang terdiri dari aseptat yang
mana hifa tidak bersekat mengandung banyak inti yang disebut senositik.
Kumpulan hifa dapat membentuk massa yang dikenal dengan miselum. Hifa dapat
dengan mudah dilihat dengan mata bila telah membentuk miseliumSeptat terdiri
dari sel-sel uninukleat yang disebut dengan monositik hifa. Terakhir ada hifa
dengan sel-sel multinukleat. Diameter Hifa berkisar 3 – 30 µm. Hifa tua
mempunyai ketebalan antara 100 – 150 µm dan pada dinding selnya terdapat
senyawa melanin dan lipid yang berfungsi untuk melindungi sitoplasma dari
ultraviolet (Suryani et al., 2020).
Fungi atau jamur berdasarkan penampakannya atau wujudnya dapat
dikelompokkan ke dalam jamur benang dengan nama lain atau bisa disebut
dengan kapang (moulds atau molds), khamir (yeast) dan cendawan (mushrooms).
Jamur benang atau bisa disebut kapang dan khamir dapat didefinisikan sebagai
suatu organisme yang secara filogenetik memiliki sifat diverse. Hal tersebut dapat
berarti bahwa baik jamur benang atau kapang dan khamir termasuk ke dalam
kelompok besar dari kelompok Ascomycetes dan Basidiomycetes, sedangkan
cendawan yang diartikan dari kata mushrooms atau edible mushrooms umumnya
termasuk ke dalam kelompok Homobasidiomycetes yang monofiletik. Bagian
yang mencolok dari jamur benang adalah miselium yang terbentuk dari kumpulan
hifa yang bercabang-cabang membentuk suatu jala (Ganjar, 2006).
Universitas Sriwijaya
IV Metode Praktikum
4.1 Waktu dan Tempat
Praktikum dilakukan pada tanggal 11 Oktober 2023 pukul 13.00 WIB
sampai selesai. Bertempat di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi,
Universitas Sriwijaya, Indralaya.
Universitas Sriwijaya
V Hasil dan Pembahasan
5.1 Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan kali ini, didapatkan hasil
sebagai berikut.
5.1.1. Metode Henric’s Slide Culture (HSC)
Universitas Sriwijaya
5.2. Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa jamur
tempe (Rhizospora oligosporus) memiliki warna putih hingga abu-abu kecoklatan.
Bnentuknya bulat hingga oval dan dinding tipis. Struktur hifa, sporangia dan
zigospora. Menurut Jagat et al. (2021), ciri khas jamur Rhizopus oligosporus
mempunyai hifa yang membentuk rhizoid yang menempel ke subtrat. Jamur
Rhizopus oligosporus mempunyai hifa yang tidak bersekat. Stolon atau miselium
dari jamur Rhizopus oligosporus menyebar di atas subtrat karena hifa jamur
Rhizopus oligosporus jenis vegetatif. Bereproduksi dengan cara aseksual dan
memproduksi sporangifor bertangkai. Sporangifor terpisah dari hifa dengan hifa
lainnya oleh sebuah dinding seperti septa.
Jamur oncom atau Neurospora sitophila memiliki bentuk mirip kipas atau
lembaran tipis. Berwarna putih kekuningan. Miselium yang tipis dan berwarna
putih. Jamur Neurospora sitophila memiliki warna jingga dengan pertumbuhan
yang amat cepat. Menurut Desanto (2019), jamur Neurospora sitophila berwarna
jingga dan sering tumbuh di tempat yang baru dibakar dan pertumbuhannya amat
cepat tetapi askosporanya membutuhkan perlakuan khusus, temperatur, dan
kondisi lingkungan yang tepat untuk tumbuh sebagaimana dilakukan jamur
sejenis lainnya. guratanguratan pada sporanya menyerupai bentuk akson. fase
seksualnya dengan pembentukan askus, maka jamur masuk kedalam golongan
Ascomycota.
Roti memiliki jamur dengan nama Rizopus stolonifera yang terlihat
menyebar dan membentuk z coklat atau hitam karena spora. Memiliki miselium
membentuk jaringan padat dan dapat menyebar ke substrat organik tempat jamur
menyebar. Menurut Tiyas et al. (2023), jamur Rhizopus stolonifer memiliki
sporangiospora yang kuat, agak pendek, dan sporangia berwarna hitam. Rhizopus
stolonifer menghasilkan hifa yang kuat (stolon). Apabila jamur menghasilkan
stolon, maka akan menghasilkan suatu tumpukan yang menyerupai akar hifa.
Jamur ini sering menyebabkan kontaminasi pada jamur lain karena penyebaran
sporanya sangat mudah. Siklus hidup Rhizopus stolonifer dengan meyebarkan
hifa ke seluruh permukaan makanan, menembus makanan, dan menyerap nutrient.
Universitas Sriwijaya
Rizhopus oryzae merupakan jamur yang terdapat pada tempe dan memiliki
hifa yang tipis tidak berseptat, tetapi horizontal berupa stolon yakni tempat
munculnya percabangan sporangiofor. Menurut Hernawati dan Meylani (2019),
hasil pengamatan secara mikroskopis menunjukkan bahwa jamur Rizhopus oryzae
berwarna konidia abu-abu kecoklatan, hifa halus dengan sporangiofor tidak terlalu
panjang dan sporangium berbentuk bulat (globossa).
Teknik Hendrik’s Slide Culture digunakan untuk pengamatan bakteri
dengan bantuan mikroskop. Menurut Valencia et al. (2021), karakterisasi isolat
jamur dilakukan secara makroskopik. Pengamatan mikroskopik dilakukan pada
isolat jamur yang ditumbuhkan dengan teknik slide culture. Metode slide culture
dilakukan dengan alat dan bahan terdiri dari gelas objek, batang penahan, gelas
penutup dan kapas yang telah disterilkan sebelumnya. Media diteteskan pada
gelas objek kemudian jamur dititikkan pada medium. Gelas objek ditutup dengan
gelas penutup dan diletakkan di cawan petri yang diberi kapas dan diberi batang
gelas. Kapas ditetesi sedikit akuades steril dan diletakkan pada bagian kiri kanan
gelas objek dalam cawan petri untuk menjaga kelembaban di dalam cawan petri.
Metode yang digunakan dalam pengamatan morfologi jamur benang yakni
metode Henry Slide Culture (HSC), merupakan teknik yang menggunakan
medium PDA yang dicairkan dan didinginkan pada cawan petri yang dimodifikasi
sebagai tempat perkembangbiakan jamur. Menurut Heirina et al. (2020), metode
Henry Slide Culture (HSC) bertujuan untuk mendapatkan hasil gambar yang
optimal sehingga mempermudah dalam proses identifikasi. Metode asam laktat
digunakan dengan tujuan untuk memperjelas ciri morfologi dari jamur saat
diamati dibawah mikroskop dikarenakan asam laktat mampu memisahkan jamur
yang menumpuk sehingga mudah untuk di lihat morfologinya.
Metode HSC dan metode Asam Laktat yang dilakukan pada isolat dimana
pada masing-masing sampel dilakukan cara pengerjaan yang sama. Metode HSC
digunakan dengan tujuan untuk melihat morfologi jamur yang terdiri dari ada
tidaknya sekat pada hifa, sporangium, dan bagian lainnya. Menurut Khastini et al.
(2018), pada Rizhopus oryzae atau jamur tempe didapatkan hasil bagian- bagian
jamur setelah dilihat dibawah mikroskop berupa Sporangium, Sporangiofor, dan
Hifa.
Universitas Sriwijaya
VI. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, didapatkan kesimpulan
sebagai berikut :
1. Rizhopus oryzae (jamur tempe) memiliki morfologi yang sama, yakni terdiri
dari sporangium, sporangiofor, dan hifa.
2. Jamur Rhizopus stolonifer memiliki sporangium yang berbentuk bulat dan
memiliki hifa bersekat.
3. Rizhopus oryzae memiliki hifa yang tipis tidak berseptat, tetapi horizontal
berupa stolon.
4. Rizopus stolonifera yang terlihat menyebar dan membentuk z coklat atau
hitam karena spora. Memiliki miselium membentuk jaringan padat dan dapat
menyebar ke substrat organik tempat jamur menyebar.
5. Aspergillus niger memiliki ciri khas warna hitam kecoklatan. Hifa jamur
Aspergillus niger bersifat septat, memiliki dinding sel yang memisahkan
kompartemen dalam hifa.
Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA
Hernawati, D., dan V, Meylani. (2020). Variasi Inokulum Rhizopus sp. Pada
Pembuatan Tempe Berbahan Dasar Kedelai dan Bungkil Kacang Tanah.
Jurnal Biologi Makassar. 4(1): 58-67.
Jagat, L. M. S. S., Ida, B. G. D., dan Wijana, I. M. S. (2021). Potensi Rhizopus
spp. Dalam Mengendalikan Pertumbuhan Aspergillus flavus FNCC6109
Pada Pakan Konsentrat Ayam Broiler. Jurnal Biologi Udayana. 25(2):
147-156.
Nurfajrina., Istiqamah., dan Indriyani, S. (2021). Jenis-Jenis Jamur (Fungi)
Makroskopis Di Desa Bandar Raya Kecamatan Tamban Catur. Science
and Local Wisdom Journal. 1(1): 17-33.
Suryani, Y., Opik, T., dan Yuni, K. (2020). Mikologi. Padang: Freeline Cipta
Granesia.
Valencia, P. E., dan Meitiniarti, V. I. (2021). Isolasi Dan Karakterisasi Jamur
Ligninolitik Serta Perbandingan Kemampuannya Dalam Biodelignifikasi.
Scripta Biologica. 4(3): 171-175.
Wahdania, I., Asrul., dan Rosmini. (2020). Uji Hambat Aspergillus niger Pada
Berbagai Bahan Pembawa Terhadap Phytopththora palmivora Penyebab
Busuk Buah Kakao. E-Journal Agrotekbis. 4(5): 521-529.
Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN
Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN
Lampiran 1
Prinsip dasar
(sumber : Duplichekcr.com, 2023)
Lampiran 2
Pembahasan
(sumber : Duplichekcr.com, 2023)
Universitas Sriwijaya