Anda di halaman 1dari 13

PENGAMATAN MORFOLOGI JAMUR BENANG DARI BIAKAN

MURNI
(Laporan Praktikum Penyakit dan Parasit Organisme Akuatik)

Oleh:

Herdian Tirta Utama


1654111016
Kelompok 3

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN


JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2017
LEMBAR PENGESAHAN

Nama Mahasiswa : Herdian Tirta Utama


NPM : 1654111016
Program Studi : Budidaya Perairan
Jurusan : Perikanan dan Kelautan
Fakultas : Pertanian
Judul Praktikum : Pengamatan Morfologi Jamur Benang Dari Biakan Murni
Tanggal Praktikum : Rabu, 08 November 2017
Tempat Praktikum : Laboratorium Perikanan dan Kelautan
Kelompok : 3 (tiga)

Bandar Lampung, 22 November 2017


Mengetahui,
Asisten

Berry Rolla Sandi


NPM. 1514111078

Keterangan Nilai
PENGAMATAN MORFOLOGI JAMUR BENANG
DARI BIAKAN MURNI

Oleh

Herdian Tirta Utama


1654111016

ABSTRAK

Telah dilakukan praktikum penyakit dan parasit organisme akuatik pada tanggal 08
November 2017 tentang pengamatan morfologi jamur benang dari biakan murni
yang bertujuan untuk mengetahui morfologi jamur benang dari biakan murni. Jamur
merupakan fungi multiseluler yang berfilamen. Kultur jamur biasanya
membutuhkan waktu yang lebih lama, biasanya membutuhkan waktu beberapa hari
hingga satu minggu untuk membentuk koloni yang dapat dilihat dengan mikroskop.
Biasanya pola pertumbuhannya menyebar di seluruh cawan petri, jamur
memproduksi spora pada hifa yang memiliki warna terang. Kebanyakan jamur
tumbuh pada suhu udara 250C dibandingkan dengan suhu 350C. Hasil dari
praktikum ini didapatkan bahwa jamur yang diteliti berjenis Zygomycota yang
berbentuk hifa seperti bunga (multiseluler).

Kata kunci : Hifa, Multiseluler, Zygomycota.

I. PENDAHULUAN memanjang dan menyerap makanan


dari permukaan substrat (tempat hidup
1.1 Latar Belakang
jamur). Sedangkan jamur dalam
Jamur banyak kita temukan disekitar
kelompok khamir bersifat uniseluler
kita. Jamur tumbuh subur terutama di
(berinti satu), bentuknya bulat atau
musim hujan karena jamur menyukai
oval.
habitat yang lembap. Beberapa ahli
mikologi membagi jamur menjadi dua
Jamur tidak mempunyai batang, daun,
kelompok berdasarkan bentuk
dan akar serta tidak mempunyai sistem
tubuhnya, yaitu kapang (mold) dan
pembulu seperti pada tumbuhan
khamir (yeast). Kebanyakan jamur
tingkat tinggi. Jamur umumnya
masuk dalam kelompok kapang.
berbentuk seperti benang, bersel
Tubuh vegetatif kapang berbentuk
banyak, dan semua dari jamur
filamen panjang bercabang yang
mempunyai potensi untuk tumbuh,
seperti benang disebut hifa. Hifa akan
karena tidak mempunyai klorofil yang
berarti tidak dapat memasak II. TINJAUAN PUSTAKA
makanannya sendiri, maka jamur
2.1 Macam-Macam Jamur
memanfaatkan sisa-sisa bahan organik
Rhizopus sp adalah kapang yang
dari makhluk hidup yang telah mati
termasuk dalam ordo Mucorales
maupun yang masih hidup. (Pracaya,
danfamilia Mucoraceae. Kapang
2007).
termasuk ke dalamzygomicetes

Jamur benang yang berukuran kecil mempunyai hifa tidak bersekat, berinti

dan biasanya bersifat uniseluler dapat banyak (coenocitic),dan melakukan

diamati dengan mikroskop. reproduksi secara aseksual dan

Mikroskop merupakan alat bantu yang seksual. Reprofuksi secara aseksual

memungkinkan kita dapat mengamati dilakukan dengan membentuk

obyek yang berukuran sangat kecil. sporangiospora atau klamidospora,

Hal ini membantu memecahkan yaitu spora yang memiliki dinding

persoalan manusia tentang organisme tebal yang terbentuk dari modifikasi

yang berukuran kecil. Ada dua jenis segmen hifa. Rhizopus sp mempunyai

mikroskop berdasarkan pada koloni abu-abu kecoklatan dengan

kenampakan obyek yang diamati, tinggi 1mm. Sporangiofor tunggal atau

yaitu mikroskop dua dimensi dalam kelompok dengan dinding halus

(mikroskop cahaya) dan mikroskop atau agak sedikit kasar, dengan

tiga dimensi (mikroskop stereo). panjang lebih dari1000µm dan

Sedangkan berdasarkan sumber diameter 10-18µm. Sporangia globosa

cahayanya, mikroskop dibedakan yang pada saat masak berwarna hitam

menjadi mikroskop cahaya dan kecoklatan, dengan diameter 100-

mikroskop electron Pengamatan 180µm (Muchroji, 2008).

morfologi sangat penting untuk


Candida albicans adalah jamur
identifikasi jenis- jenis jamur.
lonjong bertunas yang menghasilkan
pseudomisellium dalam biakan,
1.2 Tujuan Praktikum
jaringan dan eksudat. Ukuran C.
Tujuan dilakukan praktikum ini adalah albicans yaitu 2-3 μm x 4-6 μm. C.
untuk mengetahui morfologi jamur albicans merupakan anggota flora
benang dari biakan murni. normal selaput lendir, saluran
pernafasan, saluran pencernaan, dan tidak dapat dihindarkan dan masuk
genitalia wanita. C. albicans dapat melalui saluran pernapasan ke dalam
menimbulkan invasi dalam aliran paru (Gupta, 2012).
darah, trombofiebitis, endo karditas
atau infeksi pada mata dan organ lain. Cici–ciri Aspergillus adalah

C.albicans mampu meragikan glukosa mempunyai hifa berseptat dan

dan maltosa, menghasilkan asam dan miselium bercabang, sedangkan hifa

gas, tidak bereaksi dengan laktosa. yang muncul diatas permukaan

Peragian karbohidrat ini bersama- merupakan hifa fertil, koloninya

sama dengan sifat koloni dan berkelompok, konidiofora berseptat

morfologi koloni, membedakan atau nonseptat yang muncul dari sel

C.albicans dengan spesies candida kaki, pada ujung hifa muncul sebuah

lainnya (Wrather et al, 2007). gelembung, keluar dari gelembung ini


muncul sterigma, pada sterigma
Aspergillus adalah suatu jamur yang muncul konidium–konidium yang
termasuk dalam kelas Ascomycetes tersusun berurutan mirip bentuk
yang dapat ditemukan dimana–mana untaian mutiara, konidium–konidium
di alam ini. Ia tumbuh sebagai saprofit ini berwarna (hitam, coklat, kuning
pada tumbuh-tumbuhan yang tua, hijau) yang memberi warna
membusuk dan terdapat pula pada tertentu pada jamur. (Karman, 2007).
tanah, debu organik, makanan dan
Jamur penicillium berasal dari genus
merupakan kontaminan yang lazim
Deuteromycetes (jamur tak sem-
ditemukan di rumah sakit dan
purna), biasanya berwarna hijau
Laboratorium. Aspergillus adalah
kekuning-kuningan. Beberapa macam
jamur yang membentuk filamen-
penicillium dapat menghasilkan zat
filamen panjang bercabang, dan dalam
yang disebut penicillin. Penicillin
media biakan membentuk miselia dan
mempunyai khasiat yank has, yaitu
konidiospora. Aspergillus
menghambat pertumbuhan beberapa
berkembang biak dengan pemben-
jamur dan bakteri tertentu. Jika
tukan hifa atau tunas dan
penicillium ditanam bersama-sama
menghasilkan konidiofora pembentuk
dengan jamur atau bakteri tertentu,
spora. Sporanya tersebar bebas di
maka ada kemungkinan jamur atau
udara terbuka sehingga inhalasinya
bakteri tersebut tidak dapat tumbuh seksual dilakukan dengan menggu-
dekat penicillium. Hubungan antara nakan mikroskopfasekontras agar
jamur atau bakteri yang dihambat dapat mengidentifikasikan karak-
pertumbuhannya itu disebut terisasi jamur (Tjitrosoepomo, 2009).
Antibiosis. Jamur penicillium sp. Juga
merupakan galur local penghasil 2.2 Faktor Yang Mempengaruhi
senyawa metabolit sekunder anti- Pertumbuhan Jamur
hiperkolesterolmia berupa lovastatin Faktor-faktor yang mempengaruhi
(Frazier et al, 2008). pertumbuhan jamur yaitu :
1. Kelembapan dan aktivitas air
Penicillium citrinum merupakan
Air berperan dalam reaksi metabolik
kapang yang mengontaminasi bahan
didalam sel dan merupakan alat
pangan yang akan menimbulkan gejala
pengangkut zat gizi atau bahan
keracunan bila sampai masuk ke
buangan kedalam dan keluar sel, jika
dalam tubuh bersama makanan.
air mengalami kristalisasi dan
Pencillium citrinum bersifat micros-
membentuk es atau terikat secara
copic morphology dengan hypha
kimia dalam gula atau garam maka air
bersepta, misellium bercabang, dan
tersebut tidak dapat digunakan lagi.
biasanya berwarna. Konidiofor
Jamur bersifat heterotrofik,
bersepta, berasal dari hypha dibawah
memerlukan selapis air disekitar
permukaan, bercabang. Kepala yang
hifanya untuk tumbuh sehingga jika
membawa spora berbentuk seperti
bersaing dengan mokroorganisme lain
sapu, dengan sterigma yang muncul
maka jamur akan kalah. Jumlah air
dalam satu kelompok. Konidia
dalam makanan disebut aktivitas air
membentuk rantai karena muncul satu
(aw) merupakan perbandingan
per satu dari streigma. Konidia waktu
tekanan uap pelarut (umumnya air),
masih muda berwarna hijau, kemudian
sebanding dengan kelembapan relative
menjadi kebiru-biruan atau
(RH) dari udara atmosfir (Pelczar,
kecoklatan. Pada microscopic
2007).
morphology sel memiliki ukuran yang
bervariasi. Sel vegetatif yang 2. Suhu
berbentuk bulat. Pengamatan terhadap Suhu mempengaruhi pertumbuhan
observasi morfologi aseksual dan organisme melalui (a) kenaikan suhu
membuat kecepatan metabolisme pertumbuhan sel. Jamur dan kapang
meningkat dan pertumbuhan mempunyai enzim hidrolitik, beberapa
dipercepat dan (b) suhu terlalu tinggi mempunyai enzim amylase, pektinase,
atau terlalu rendah membuat proteinase, dan lipase untuk mencerna
pertumbuhan terhenti, komponen sel bahan makanan (Gandjar, 2007).
menjadi tidak aktif dan sel akan mati.
Kebanyakan kapang bersifat mesofilik
III. MATERI DAN METODE
sehingga tumbuh baik pada suhu
ruangan dengan suhu optimal 25-30oC
3.1. Waktu dan Tempat
dan suhu minimum sekitar 5oC hifa
Praktikum ini dilakukan pada tanggal
jamur dapat tumbuh pada suhu yang
08 November 2017 pukul 10.00 WIB
ekstrim (Gregory, 2007).
di Laboratorium Perikanan
3. Oksigen dan pH Universitas Lampung.
Jamur dan kapang bersifat aerobik
sehingga pertumbuhannya memer- 3.2. Alat dan Bahan
lukan oksigen. Sel jamur dapat Alat yang digunakan pada praktikum
didapar, pernafasan endogen pada ini yaitu gelas benda, gelas penutup
medium eksternal yang berbeda dan mikroskop cahaya sedangkan
berada pada rentang pH 5-8, tetapi bahan yang digunakan yaitu biakan
umumnya pada pH asam. Pernafasan murni jamur merang (Aspergillus,
eksogen dan pertumbuhan hifa Penicilium, Rhizopus, Mucor) dan
dipengaruhi oleh perubahan pH larutan mounting medium laktofenol.
eksternal dimana mekanisme yang
3.3 Cara Kerja
sesungguhnya belum diketahui.
cara kerja yang dilakukan pada
Karbondioksida sebanyak 10% dapat
praktikum ini pertama gelas benda
menghambat pertumbuhan bakteri dan
dibersihkan dengan menggunakan
jamur (Pelczar, 2007).
alcohol, kemudian ditetesi larutan

4. Makanan laktofenol pada bagian tengah gelas

Mikroorganisme memerlukan suplai benda, lalu diambil massa biakan

makanan untuk sumber energi dan jamur dengan menggunakan jarum

menyediakan unsur kimia dasar untuk preparat dan diratakan diatas gelas
benda menggunakan 2 buah jarum
preparat, setelah itu ditutup dengan
gelas penutup dan terakhir diamati di
bawah mikroskop.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan dari praktikum ini adalah sebagai berikut
No. Gambar Hasil
1 Didapat jamur berwarna putih
dengan permukaan yang
berserat.

4.2 Pembahasan pertumbuhan dan reproduksinya.


Berdasarkan hasil yang didapatkan Tubuh jamur terdiri dari komponen
yaitu jamur Zygomycota yang dasar yang disebut hifa. Hifa
berbentuk hifa seperti bunga membentuk jaringan yang disebut
(multiseluler). Jamur adalah miselium. Miselium menyusun
mikroorganisme yang sel-selnya jalinan-jalinan semu menjadi tubuh
berinti sejati atau eukariotik, buah. Hifa adalah struktur menyerupai
berbentuk benang, tidak berklorofil, benang yang tersusun dari dinding
dinding selnya mengandung kitin atau berbentuk pipa (Pelczar, 2011).
selulosa atau keduanya, heterotrof,
Menurut fungsinya ada dua tipe hifa,
absortif dan sebagian besar tubuhnya
yaitu hifa vegetatif dan hifa fertil ialah
terdiri dari bagian vegetatif berupa
hifa yang dapat membentuk sel-sel
hifa dan genertif yaitu spora. Jamur
reproduktif (menghasilkan alat-alat
pada ummnya multiseluler (bersel
pembiakan) seperti spora. Biasanya
banyak). Ciri-ciri jamur berbeda
hifa ini tumbuh tegak sebagai hifa
dengan organisme lainnya dalam hal
udara. Hifa vegetatif ialah hifa yang
cara makan, struktur tubuh
berfungsi mendapatkan makanannya suhu dapat dikelompokkan menjadai
dari substrat. Hifa ini biasanya psikofil, mesofil dan termofil. pH
menjalar diatas permukaan atau substart sangat penting karena enzim-
menembus kedalam substrat enzim tertentu hanya akan mengurai
(Nazaruddin 2014). substrat sesuai dengan aktivitasnya
pada pH tertentu. Senyawa-senyawa
Larutan laktofenol dapat digunakan
kimia yang tidak diperlukan lagi akan
dalam pewarnaan pada khamir dan
dikeluarkan kelingkungan sebagai
kapang. Laktofenol tidak mudah
bentuk dari pengamanan terhadap
menguap seperti akuades sehingga
organisme lain (Ganjar, 2009).
preparat tidak cepat kering dan sel
kapang tidak cepat rusak. Kerugian Reproduksi jamur ada yang secara

dari penggunaan laktofenol adalah vegetatif atau aseksual dan ada yang

apabila dipakai terlalu lama laktofenol secara generatif atau seksual. Secara

dapat mengubah bentuk sel. vegetatif dengan spora, tunas, konidia,

Laktofenol dapat mencegah maupun fragmentasi. Secara generatif

penguapan dan pengerutan sel, dengan konjugasi membentuk

sehingga sel mudah diamati zygospora, askospora, dan

(Dwijoseputro, 2007). basidiospora. Memiliki keturunan


diploid yang singkat (berumur
Faktor-faktor yang mempengaruhi pendek). Habitat di tempat lembab,
pertumbuhan jamur adalah faktor mengandung zat organik, sedikit asam,
substrat, kelembapan, suhu, derajat dan kurang cahaya matahari (Waluyo,
keasaman substrat (pH) dan senyawa- 2008).
senyawa kimia di lingkungannya.
Substrat merupaan sumber utama V. PENUTUP
nutrien bagi jamur. Kelembapan dari
5.1 Kesimpulan
jamur merupaka faktor yang penting
Kesimpulan yang diperoleh dari
bagi pertumbuhan jamur, kelmbapann
praktikum ini yaitu Jamur jenis
yang diperlukan oleh jamur berbeda-
Zygomycota yang berbentuk hifa
beda tergantung pada jenisnya. Suhu
seperti bunga (multiseluler).
lingkungan juga berperan penting
dalam bagi pertumbuhan, berdasarkan
5.2 Saran
Karman, C , and C.W. Haseltin. 2007.
Saran pada praktkum kali ini
Aspergillus nomius, a new
diharapkan alat dan bahan lengkap dan
aflatoxin-producing species
cukup agar praktikan dapat melakukan
related to Aspergillus flavus
praktikum dengan cepat..
and Aspergillus tamarii.
Antonie van Leeuwenhoek 53
DAFTAR PUSTAKA
(3):145-159.
Muchroji, Ir. Bahrun. (2008).
Dwijoseputro, D. 2007. Dasar-dasar
Mikologi Dasar. Jakarta : PT.
Mikrobiologi. Jakarta:
Musi Perkasa Utama.
Djambatan.
Nazaruddin, Istamar. 2014. Biologi.
Frazier, W.C. and D.C. Westhoff.
Erlangga :Jakarta.
2008. Microbiology. 4th ed.
Pelczar, M.J. 2011. Dasar-Dasar
New York: Tata McGraw-Hill
Mikrobiologi. UI Press.
Publishing Company Limited
Jakarta
Gandjar, Indrawati. 2007. Mikologi
Pelczar, Michael. 2007. Dasar-Dasar
Dasar dan Terapan. Jakarta:
Mikrobiologi. Jakarta: UI
Yayasan Obor Indonesia
Press.
Ganjar. 2009. Mikrobiologi. Bandung:
Tjitrosoepomo, Gembong. 2009.
PT. Remaja Rosdakarya.
Taksonomi Tumbuhan.
Gregory,M. (2007). Biodiversity Of
Yogyakarta: UGM.
Fungi. London: Elsevier
Waluyo. 2008. Pengantar
Academic Press.
Mikrobiologi. Bandung:
Gupta, M., Manisha, K., Grover, R.
Tarsito.
2012. Effect of Various Media
Wrather, J.A. and L.E. Sweet. 2007.
Types on the Rate of Growth of
Aflatoxin in Corn. Jefferson City:
Aspergillus niger. Jurnal
Delta Research Center. Missouri
Fundamental and Applied Life,
Agricultural Experiment Station.
2(2):141-144.
MU College of Agriculture, Food
and Natural Resource.
LAMPIRAN
No. Gambar Hasil
1 Didapat jamur berwarna putih
dengan permukaan yang
berserat.

Anda mungkin juga menyukai