Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Bahan yang kita makan bukan saja harus memenuhi gizi dn

mempunyai bentuk menarik tetapi juga harus bersih dari

mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit, ada beberapa

penyakit ditularkan melalui makanan, di sebabkan karena adanya

jamur patogen ( makhfoel 1992).

Jamur adalah salah satu mikroorganisme yang dapat

mengganggu kesehatan manusia. Jamur memang sangat erat

hubungannya dengan manusia. Sedemikian eratnya sehingga manusia

tidak terlepas dari jamur. Jenis fungi-fungian ini bisa hidup dan tumbuh

dimana saja, baik diudara, tanah, air, pakaian, bahkan di tubuh

manusia itu sendiri.

Jamur adalah jenis tumbuhan tingkat rendah yang tidak memiliki

klorofil sehingga jamur tidak mampu membentuk makanannya sendiri.

Untuk kelangsungan hidupnya jamur dapat berperan sebagai parasit

bila merugikan hospesnya.

Di alam ini diperkirakan terdapat 200.000 spesies jamur, tetapi

hanya 100 spesies yang bersifat patogen pada manusia. Pertumbuhan

jamur memerlukan kondisi habitat yang mempunyai kelembaban yang

tinggi, persediaan bahan organik dan kesediaan oksigen untuk

kelangsungan hidupnya.(widarti, 2014)

1
2

Aspergillus sp adalah suatu jamur yang masuk dalam kelas

ascomycetes yang dapat ditemukan dimana-mana dialam ini selain

tumbuh sebagai saprofit pada tumbuh-tumbuhan yang membusuk dan

terdapat pula pada tanah, debu organik, makanan dan merupakan

kontaminan yang lazim dijumpai.Ada beberapa faktor yang

mempengaruhi pertumbuhan jamur yaitu air, sumber, temperatur,

kelembaban, cahaya dan nilai kontaminasi.

Mikroorganisme dapat masuk ke dalam tubuh kita melalui

makanan dengan perantaraan orang yang mengolah makanan atau

memang berasal dari makanan itu sendiri akibat pengolahan yang

kurang baik. Adapun salah satu makan yang mudah terkontaminasi

oleh jamur yaitu dampo durian

Dampo durian adalah durian yang sudah di olah sedemikian

rupa,sehingga menjadi cemilan seperti kerupuk durian juga salah satu

cemilan khas dari sulawesi selatan. Terutama banyak didaerah palopo

karena disana salah satu penghasil yang terbanyak durian di sulawesi

selatan.

Didaerah palopo sebagian besar warganya mengolah durian

menjadi dampo durian kemudian dijual dipasaran dan bisa juga di

gunakan sebagai penambah rasa di makanan, contohnya es lilin,

bubur kacang ijo

Penulis menganggap studi penting dilakukan terutama melihat

seringnya masyarakat mengkonsumsi dampo durian dan digunakan


3

untuk campuran rasa pada makanan seperti es lilin, bubur kacang

hijau. Hal ini yang melatarbelakangi penulis sehingga mengambil judul

identifikasi jamur Aspergillus sp yang ada pada dampo durian produk

dari kota palopo.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat

dirumuskan permasalahan yaitu apakah terdapat jamur Aspergillus sp

yang ada pada dampo durian produk dari kota palopo ?

C. Tujuan penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui adanya jamur Aspergillus sp yang ada pada

dampo durian produk dari kota palopo.

2. Tujuan Khusus

Untuk menentukan adanya jamur Aspergillus sp yang ada pada

dampo durian produk dari kota palopo.

D. Manfaat penelitian

1. Masyarakat

Sebagai sumber informasi untuk menjadi acuan bagi

masyarakat dalam memilih makanan yang higienis.

2. Mahasiswa

Sebagai sumber informasi dan bahan bacaan bagi mahasiswa

Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Kementrian

Makassar dan sebagai data awal untuk penelitian selanjutnya.


4

3. Akademik

Sebagai acuan yang bersifat ilmiah dalam memberikan

informasi tentang pentingnya menjaga kebersihan dan akan

perlunya pengetahuan terhadap penyakit jamur yang disebabkan

mengkonsumsi makanan yang telah terkontaminasi jamur

penghasil toksin seperti Aspergillus sp serta sumbangsih keilmuan

bagi almamater Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan

Makassar.

4. Peneliti

Menambah pengetahuan dan pengalaman penulis dalam

mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh.


5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum tentang jamur

1. Definisi jamur

Jamur adalah mahluk hidup berbentuk sel atau benang

bercabang, mempunyai dinding dan kitin atau keduanya

mempunyai protoplasma yang mengandung satu atau lebih inti.

Tidak mempunyai klorofil dan berkembang biak secara seksual,

aseksual atau keduanya. (Sukarminah, 2008)

Jamur adalah jenis tumbuhan tingkat rendah yang tidak

memiliki klorofil sehingga jamur tidak mampu membentuk

makanannya sendiri. Untuk kelangsungan hidupnya jamur dapat

berperan sebagai parasit bila merugikan hospesnya. (Widarti,

2009)

Semua fungi adalah organisme eukariot dan masing-masing

sel fungi mempunyai sekurang-kurangnya satu inti dan membran

inti retikulum endoplasma, mitokondria, dan aparatus sekresi.

Kebanyakan fungin bersifat aerob obligat atau fakultatif. Fungi

bersifat kemotrofik, menyekresi enzim yang mendegradasi berbagai

substart organik menjadi nutrien yang dapat larut yang kemudian

diabsorbasi secara pasif atau diambil kedalam sel dengan transpor

aktif (jawetz,2007.Hal :635).


6

2. Sifat Umum Jamur

a. Termasuk protista eukariotik

b. Khermoheterotof dan khemoheterotof dan khemoorganotrof

c. Saprofit atu parasit

d. Struktur vegetatif berupa uniseluler (yeast=khamir) atau

multiseluler atau berfilamen (molds=kapang, cendawan).

e. Reproduksi seksual dan aseksual.

3. Klasifikasi Jamur

Berdasarkan atas perbedaan spora seksual dan aseksual,

habitat, struktur garis besar morfologi dan sifat nutrisi jamur dibagi

dalam empat kelas utama yaitu: Phycomycetos, Ascomycetes,

Basidiomycetes dan Deuteromycetes. (Widarti, 2009)

Berdasarkan evolusinya, bahwa jamur merupakan

kelanjutan golongan bakteri. Pada klasifikasi ini dimulai dari Phylum

yang anggotanya termasuk ke dalam golongan bakteri, jamur

termasuk dalam golongan Thaylophyta yang tidak berklorofil dan

dibagi atas:

a. Filum : Schizomycophyta (bakteri jamur tingkat

rendah)

Kelas : Schyzomycetes

Family : Actiomycetaceae

Anggota : Actinomyces Nocordia Streptomyces

b. Filum : Myxomyxophyta (jamur lendir)


7

Kelas : Myxomycetes

Family :-

Anggota : Physorum

c. Filum : Eumycophyta (jamur sejati)

Kelas :Phycomycetes,Ascomycetes,

Basidomycetes. Deuteromycetes (fungi impertektif).

4. Morfologi jamur

Untuk determinasi jamur dapat dilakukan berdasarkan 3

(tiga) bagian dari jamur yaitu koloni, hifa dan spora. (Waluyo,

2012)

a. Koloni

Koloni adalah kumpulan jamur sejenis yang terdapat

pada ruang yang sama. Koloni jamur dapat dipergunakan untuk

mempermudah dalam identifikasi karena memiliki bentuk, sifat

dan warna yang berbeda antara masing-masing jamur. Dalam

laboratorium dikenal 3(tiga ) macam koloni jamur yaitu koloni

ragi (yeast colony), koloni menyerupai ragi (yeast like colony)

dan koloni filamen (filamentous colony).


8

Gambar: 2. Koloni jamur

b. Hifa

Hifa merupakan benang-benang (filament) yang terdiri

dari komponen dinding sel, cairan sel (protoplsma) dan inti

(nucleus). Pada umumnya hifa mempunyai sekat (septa) dan

pertumbuhannya terjadi pada ujung hifa. Menurut fungsinya

hifa dibagi/dibedakan menjadi 3(tiga) macam yaitu: hifa

vegetative, hifa udara, dan hifa produktif (hifa generatif).

Hifa vegetative menuju kearah substrak (kebawah) hifa

ini berfungsi untuk mengambil zat-zat makanan. Hifa udara

menuju kea rah udara (ke atas), hifa ini berfungsi untuk

mengambil oksigen. Hifa produktif merupakan hifa yang pada

umumnya menjulang ke atas permukaan substrak, hifa inti

berfungsi untuk membentuk alat-alat reproduksi seperti

konidoifora, konidiospora dan lain-lain.

Menurut bentuknya hifa dibedakan menjadi 3(tiga)

macam yaitu hifa bersepta, hifa tidak bersepta dan hifa semu.

Hifa bersepta merupakan bentuk benang yang dibatasi oleh


9

dinding pemisah, sehingga hifa berpsah-pisah menjadi banyak

sel-sel. Hifa tidak bersepta merupakan hifa yang didalamnya

tidak dibatasi oleh sekat-sekat/dinding, hifa ini tampak sebagai

sel-sel yang memanjang seperti pipa. Hifa semu merupakan

hifa yang seakan-akan menyerupai rangkaian sel-sel tersebut

sewaktu-waktu dapat terpisah.

Menurut warnanya hifa pada mafetasinya ada yang

berwarna dan tidak berwarna. Warna hifa sebenarnya

merupakan specimen yang dihasilkan pada jamur. Adanya

spora jamur yang berumur muda dan tua ternyata juga akan

mempengaruhi warna koloni jamur. Jamur yang termasuk

dalam family dermaticiae hifanya berwarna hitam atau tengguli

tua, sedangakan hifa pada Monilliaceae biasanya tidak

berwarna. (Hidayat, 2006)

Gambar : 3. Hifa Jamur

c. Spora

Spora jamur merupakan alat reproduksi. Reproduksi

jamur dapat dilakukan secara vegetative dan generatif. Oleh


10

sebab itu spora yang dihasilkan oleh jamur dibedakan menjadi

2 (dua) macam yaitu spora seksual dan spora aseksual.

Gambar: 4. Spora Jamur

Spora seksual ada 4 (empat) macam yaitu askospora,

zigospora dan spora. Askospora dibentuk dalam askus

misalnya pada golongan jamur ascomycetes. Basiodospora

dibentuk dalam basidium misalnya pada golongan

Basidimycetes. Zigosporan dibentuk oleh dua sel yang sama

bentuknya misalnya pada golongan Phycomycetes. Oospora

dibentuk oleh dua sel yang berbeda bentuknya misalnya pada

golongan Phycomycetes.

Spora aseksual ada tiga macam yaitu: talospora,

konidiospora, dan sporangiospora. Talospora dibentuk

langsung oleh hifa misalnya blastospora, artospora dan

klamidiospora. Konidiospora dibentuk oleh konidiofora,

misalnya mikrokonodia, Sporangiuspora dibentuk didalam

sporangium.
11

5. Reproduksi jamur

Terdapat dua tipe dasar reproduksi pada jamur, yaitu tipe

seksual dan tipe aseksual.

a. Reproduksi seksual. Tipe reproduksi ini terjadi melalui fusi dua

inti dan kemudian mengalami meiosis. Metoda reproduksi

seksual meliputi plasmogany (terjadi fusi sitoplasma dua sel),

karyogamy (terjadi fusidua inti), rekombinasi genetik dan

meiosis. Hasilnya berupa sporahaploid yang merupakan spora

seksual, misalnya zygospore, ascospare dan basidiospare. Jika

spora seksual hanya diproduksi oleh fusi satu inti dari satu tipe

perkawinan (mating) dengan satu inti dari tipe perkawinan

lainnya (strain+danstrain-), jamur disebut sebagai heterotali

(heterothalli). Sebaliknya, jamur homotalik menghasilkan spora

seksual diikuti terjadinya fusi dua inti dari strain yang sama.
b. Reproduksi aseksual. Pada reproduksi aseksual konidia

terbentuk dengan cara pembentukan tunas (budding) dari hifa

konidiogenus atau melalui diferensiasi hifa. Spora aseksual

biasanya terbentuk melalui pemisahan atau pemecahan

sporangium. Bentuk aseksual reproduksi merupakan metode

utama untuk memelihara kehidupan dan penyebaran jamur.

6. Gangguan kesehatan yang disebabkan oleh jamur


12

Berbagai jenis jamur dapat menimbulkan penyakit atau

gangguan kesehatan bagi manusia. Penyakit yang disebabkan oleh

kapang atau jamur dapat dibedakan atas infeksi dan mikosis, alergi

dan mikotoksikosis.

a. Infeksi dan Mikosis.

Infeksi yaitu gangguan kesehatan yang disebabkan oleh

serangan jamur secara langsung baik terhadap organ yang

telah luka (infeksi sekunder). Akibat gangguan kesehatan

seperti ini ada juga yang bersifat menular. Contoh mikosis yaitu

peradangan telinga, peradangan kornea mata (kratif),

endokardit pada jantung, pneumomyceses dan bronhomycoses

pada paru-paru. Di samping itu beberapa penyakit yang

disebabkan oleh kapang yang sangat berbahaya karena dapat

menyebabkan kematian yaitu Coccidiodes immitis, Nocardia

asteroids,Aspergillus fumigates, Candida albicans, Blastomyces

dermatitidis dan cladosporium tricoedes. (Gould, 2003)

b. Alergi.

Alergi merupakan reaksi terhadap terhirupnya spora-spora atau

karena kontak dengan jamur tertentu. Gangguan pada saluran

pernapasan,asma dan dermatitis merupakan beberapa contoh

alergi. Jerami, makanan ternak yang dikontaminasi oleh

Actinomycetes termofilik pada kadar air di atas 35% dapat

menyebabkan alergi pada kulit yang banyak diderita oleh petani


13

yang disebkan oleh kapang yang berwarna merah muda,

Scierotinia Scierotium. (Siregar, 2003)

c. Mikotoksikosis.

Mikotoksikosis yaitu mengkonsumsi makanan yang telah

dicemari oleh mikotoksin. Mikotoksin dapat didefinisikan

sebagai senyawa organik beracun yang berasal dari sumber

hayati berupa hasil metabolisme sekunder dan kapang.

Pengaruh toksin pada manusia dapat menyebabkan kanker,

ada juga yang menyebabkan gangguan alat reproduksi atau

kelainan pada janin. (Litbang, 2001)

7. Keuntungan dan kerugian jamur

a. Peranan Jamur yang Menguntungkan

1) Rhizopus stolonifer, digunakan untuk membuat tempe.

2) Aspergillus oryzae, digunakan untuk mengempukkan

adonan.

3) Saccharomyces cerevisiae, digunakan untuk membuat

tape, roti, bir, dan minuman sake.

4) Neurospora crassa, digunakan untuk membuat oncom.

5) Trichoderma sp,., digunakan untuk menghasilkan enzim

selulase.
14

6) Rhizopus nigricans, digunakan untuk menghasilkan asam

fumarat.

7) Ganaoderma lucidum, digunakan sebagia bahan obat.

b. Peranan Jamur yang Merugikan

1) Aspergillus fumigatus, Kanker pada paru-paru burung.

2) Candinda albicans, infeksi pada vagina.

3) Ustilago maydis, parasit pada tanaman jagung dan

tembakau.

4) Microsporum sp, dan Trichophyton sp, menyebabkan

kurap atau panu.

5) Epidermophyton floccosum, menyebabkan penyakit pada

kaki atlet.

6) Aspergillus flavus, penghasil aflatoksi, penyebab kanker

pada manusia.

7) Amanita phalloides, mengandung balin yang

menyebabkan kematian bagi yang memakannya.

B. Tinjauan Umum Tentang Aspergillus

1. Definisi Aspergillus sp
15

Aspergillus sp adalah jamur yang bersifat kosmopolit

(melnik, 2012). Aspergillus sp adalah suatu jamur yang

termasuk dalam kelas Ascomycetes yang dapat ditemukan

dimana-manadialam ini. Selain tumbuh sebagai sapropit pada

tumbuh-tumbuhan yang membusuk dan terdapat pula pada

tanah, debu organik, makanan dan merupakan kontaminan

yang lazim ditemukan. Aspergillus sp adalah jamur yang

membentuk filamen-filamen panjang bercabang dan dalam

media biakan membentuk miselia dan konidio spora.

Asperigillus sp dapat tumbuh dimana saja karena penyebaran

sporanya dibantu oleh angin koloninya berwarna abu-abu,

hitam, kuning kecoklatan. Jamur ini memiliki tubuh buah yang

bulat tertutup.(Tarigan, 1991).

2. Jenis-jenis Aspergillus

a. Asperigillus fumigates, bersifat parasit yang

menyebabkan penyakit pada saluran pernapasan unggas,

Asperigillus flafus, Vesikel agak membuat sampai elips,

Konidia tidak berwarna, halus, berdinding tipis, Penghasil

aflatoksin yang diduga sebagai penyebab penyakit kanker

hati, banyak terdpat pada kacang tanah(yang sudah tengik)

dan makanan yang dibuat sendiri.

b. Asperigillus oryzae, digunakan untuk membuat

minuman beralkohol (shake dari nasi). Enzim yang


16

digunakan adalah potease, Jamur ini dapat menghasilkan

aflantoksin B1 dan B2 dan bersifat hepatoksin serta

mutagenic.

c. Asperigillus niger, mengasilkan asam nitrat, dan

berguna untuk menghasilkan oksigen pada sari buah. Jenis

enzim yang dihasilkan adalah pektinase dan glukosa

oksidase, Jamur ini menghasilkan aflatoksin B1.

Penyebarannya secara luas dimana-mana dan dapat

diisolasi dari berbagai macam substarak, termasuk biji-

bijian (cosmopolitan). Oleh para penyidik dikatakan bahwa

jamur tersebut umumnya terdapat pada bermacam-macam

tanah terutama didaerah tropis dan subtropik.

d. Asperigillus wentii, digunakan untuk membuat kecap

dan tauco, sake, asam nitrat, asam forminat dan asam

oksalat, Jamur ini mempunyai kemampuan untuk

mencegak protein dan mengubah amilium maupun

sekulosa menjadi glukosa. Asperigillus terreus, jamur ini

dapat menghasilkan sinitrin dan patulin, dan merupakan

jamur tanah yang mempunyai peranan dalam proses

dekomposisi secara lambat bahan-bahan organik. Pada

umumnya dijepang. Jamur ini sering didapatkan pada beras

impor yang bersama dengan Aspergillus glaucus,

Aspergillus. flavatus, Aspergillus fumigatus, Aspergillus


17

nidulas, Aspergillus wentii, Aspergillus oryzae dan

Aspergillus Ocharacceus.

3. Taksonomi
Kingdom : Myceteae
Divisi : Amastigomycota
Kelas : Ascomycetes
Ordo : Eurotiales
Family : Euroticeae
Genus : Aspergillus
Spesies : Aspergillus fumigates
Aspergillus flavus
Aspergillus terreus
Aspergillus niger
Aspergillus oryzae

Aspergillus wenti

4. Morfologi

Aspergillus sp. Tumbuh secara cepat dengan koloni

berwarna putih, abu-abu, hitam dan kuning kecoklatan atau hijau,

badan buahnya berupa kleistotesium atau kadang-kadang beupa

setukal hifa yang tidak beraturan, askusnya bulat, tersebar tidak

beraturan dan tersimpan di dalam selubung, sporanya baru dapat

tersebar keluar jika selubung badan buah pecah. Menghasilkan hifa

aerial dengan ciri struktur konidia yang khas, konidiofora panjang

dengan vesikel terminal yang fialidnya menghasilkan rantai konidia

yang tumbuh secara basipetal. Spesies diidentifikasi berdasarkan

perbedaan morfologi struktur, termasuk ukuran, bentuk, tesktur, dan

warna konidia (jawetz, 2007).


18

5. Penyakit yang disebabkan oleh Aspergillus


1. Aspergiloma

Aspergiloma terjadi ketika konidia yang terhirup masuk kedalam

kavitas yang sudah terbentuk, bergerminasi, dan menghasilkan

banyak hifa dalam ruang paru abnormal. Pasien yang telah

menderita penyakit ini kavitas sebelumnya ( misal: tuberculosis,

sarkoidosis, emfesema ) beresiko terkena penyakit ini.

Beberapa pasien asimtomatik, yang lain mengalami batuk,

dispnea, penurunan berat badan, lelah dan hipertensi. Kasus

aspergiloma jarang brsifat invasif. Dapat mengenai sinus

nasalis, saluran telinga, kornea atau kuku.

C. Tinjauan tentang pemeriksaan jamur


1. Pemeriksaan Mikroskop langsung
Disiapkan peralatan yang akan digunakan, buat sediaan

diatas objek glass, periksa sedian dibawah mikroskop. Mula-

mula dengan perbesaran objektif 10x kemudia dengan

pembesaran 40x.
2. Pembiakan atau Kultur
Pembiakan dilakukan dengan menggunakan media

sabaround pada suhu kamar (25-300C), kemudian dalam satu

minggu dinilai apakah ada perubahan atau pertumbuhan jamur.


Media Sabaround Dextrose Agar adalah media yang digunakan

untuk melihat pertumbuhan jamur. Komposisi Media Sabaround

Dextrose Agar terdiri dari neupepton 10 gr, dextrose 40 gr, agar

15 gr. Cara pembuatan Media Sabaround Dextrose Agar yaitu:

ditimbang 65 gr bahan lalu dilarutkan dalam 1 liter air suling.


19

Kemudian dipanaskan ke dalam waterbath sampai larut.

Setelah itu, disterilkan dalam autoclave dengan suhu 121 0C

selama 15 menit. Lalu dituang ke dalam cawang petri dan

dibiarkan
D. Tinjauan Umum Tentang Durian
1. Definisi durian

Tanaman durian merupakan tanaman liar yang berasal dari

hutan malaysia, sumatra dan kalimantan dan sudah dikenal diasia

tenggara sejak abad ke-7 M. Sekitar 70% pohon durian berada

dipulau jawa dan sumatra sedangkan sisanya tersebar

dikalimantan, sulawesi, NTB, NTT, papua dan bali. Kata durian

diduga berasal dari bahasa melayu yaitu dari kata duri yang diberi

akhiran-an. Kata durian terutama dipergunakan untuk menyebut

buah yang kulitnya berduri tajam. Penyebaran durian mencapai

Thailand, Bima, india, dan Pakistan.

2. Jenis-jenis durian

Tanaman durian termasuk famili Bombaceae, sebangsa

pohon kapuk-kapukan. Yang lazim disebut durian adalah tumbuhan

darin marga (genus) Durio, Nesia, Lahia, Boschia dan Coelostegia.

Ada puluhan durian yang diakui keuggulannya dan tersebar luas

pada masyarakat. Beberapa varietas durian tersebut yaitu durian

hepe, durian sukun, petruk, sitokong, parung, simas, lutung,sunan,

otong, kani, sidodol, sijapang,monthong, dan sihijau.


20

a. Durian hepe

Durian hepe memiliki biji yang kempes atau hepe (bahasa

Sunda). Durian hepe dapat ditemukan didaerah jonggol, bogor.

Buahnya berbentuk bulat telur dan berwarna hijau kecokelatan.

b. Durian petruk

Durian petruk berasal dari Randustri, Jepara. Durian jenis ini

merupakan varietas unggul nasional. Bentuk buahnya bulat telur

terbalik dengan kulit buah tipis, yaitu sekitar 3 mm. Durinya

berbentuk kerucut, kecil dan rapat. Daging uah berwarna

kuning. Berserat halus, agak lembek, dan rasanya manis.

Aromanya tidak begitu tajam dan menyengat.

c. Durian parung

Durian parung dapat ditemukan didaerah darmaga dibogor

dan cilandak barat jakarta selatan. Biinya berukuran kecil,

sedangkan buahnya berbentuk bulat memanjang dan berwarna

kuning, sedikit berserat dan tidak begitu kering. Rasanya dan

bijinya berukuran kecil produksi pertahunan 50-150 buah

perpohon.

d. Durian lutung

Durian lutung dapat ditemukan didaerah kendal. Bentuk

buahnya tidak beraturan. Ada yang lonjong sampai agak bulat.

Kulit buah berwarna keabu-abuan dengan duri besar dyang


21

tersusun agak rapat dan kokoh. Daging buah tebal, cukup kesat

dan berwarna kuning agak krem. Rasa manis dengan aroma

yang tajam.

e. Durian monthong

Durian monthong berasal dari thailand. Pohon durian jenis ini

merupakan tanaman yang genjah. Mampu memproduksi buah

pada umur 4-5 tahun sejak pohon ditanam bibit asal sambung

pucuk produksi buahnya cukup banyak. Mampu beradaptasi

pada berbagai tempat. Kulitnya tebal berwarna hijau. Warna

daging buah kuning emas, tetapi ada pula yang krem.

Dagingnya tebal dengan rasa manis legit dan aroma harum

khas. Produksi buahnya pertahun 50-150 buah perpohon.

f. Durian sunan

Durian sunan berasal dari daerah gendol, boyolali. Karena itu,

sering disebut durian sunan gendol. Bentuk buah bulat telur.

Kulit buah berwarna hijau kecokelatan.


E. Tinjauan Tentang Dampo Durian
1. Definisi Dampo Durian

Dampo durian adalah salah satu makanan khas dari kota

palopo, yang berasal dari durian. Durian diolah menjadi cemilan

yang disebut dampo durian.

2. Cara Pembuatan Dampo


22

1) Daging durian di lepaskan dari bijinya, kemudian dimasukkan

kedalan wajan. Bisa juga dicampur dengan sedikit tepung.


2) Setelah itu daging durian tersebut dicampur dengan gula pasir

atau gula merah.


3) Selama masa pemasakan diatas wajan harus terua diaduk agar

tidak hangus.
4) Jika dirasa sudah cukup, ditandai dengan perubahan warna

menjadi kecokelatan, daging durian tersebut didinginkan


5) Jemur selama kurang lebih 3 hari.
F. Kerangka Pikir Penelitian

Jamur Aspergillus sp dapat tumbuh dimana-mana terutama pada

pakaian, alat rumah tangga dan bahan makanan yang lembab, jamur

Aspergillus sp merupakan jamur yang umum ditemukan dalam materi

organik misalnya karbohidrat, protein dan lemak. Dampo durian

merupakan suatu jenis makanan yang mengandung karbohidrat , lemak

dan konsentrasi gula yang tinggi, kandungan ini sangat cocok untuk

pertumbuhan jamur khususnya Aspergilus sp. Dampo durian ini dapat

terkontaminasi jamur disebabkan beberapa faktor, mulai dari proses

pengolahan dan penyimpanan. Sehingga dalam pengolahan,

penyimpanan dan pendistribusian Dampo durian mudah terkontaminasi,

pertumbuhan jamur pada Dampo durian tidak hanya menurunkan mutu

dampo durian, akan tetapi Dampo durian yang telah terkontaminasi jamur

Aspergillus sp apabila dikonsumsi oleh manusia dapat menyebabkan

terjadinya ganggu kesehatan, di akibatkan toksin yang dihasilkan oleh

Aspergillus sp, belum lagi jamur Aspergillus sp ini memiliki spora yang
23

ringan dan kecil sehingga mudah diterbangkan oleh angin dan apabila

terhirup oleh manusia akan membentuk aspergiloma dapat berkembang

dalam paru-paru serta dapat menyebabkan penyakit paru-paru. Secara

skematik kerangka konseptual dapat terlihat pada gambar berikut ini.

Dampo durian yang dijual

Faktor Penyebab Tumbuhnya


Jamur Pada Dampo Durian

Pengolahan/penyimpanan Udara/kelembab

Kontaminasi Jamur pada


dampo durian

Penularan melalui Dikonsumsi Manusia


perinhalasi

Gangguan Kesehatan

Gambar 5. Bagan Kerangaka Konsep Penelitian.

BAB III

` METODE PENELITIAN
24

A. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif yaitu untuk

mendeskripsikan adanya kontaminan jamur Aspergillus pada

dampo durian produk dari kota palopo.

B. Populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah dampo durian produk

dari kota palopo.

2. Sampel

Sampel yang digunakan adalah dampo durian.

3. Besar sampel

Besar sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 20

sampel.

4. Teknik pengambilan sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah purposive sampling.

C. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas dalam penelitian ini adalah dampo durian.

2. Vaiabel Terikat dalam penelitian ini adalah jamur pada dampo

durian.

D. Defenisi Operasional

1. dampo adalah sampel atau bahan pemeriksaan pada penelitian ini.


25

2. Jamur adalah suatu mikroorganisme yang bersifat parasit pada

manusia, dan merupakan mikroorganisme yang akan diidentifikasi

pada penelitian ini.

E. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan juni

2. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium mikologi Analis

Kesehatan Poltekkes Makassar.

F. Alat dan Bahan

1. Alat yang digunakan :

Gelas kimia, gelas ukur, pipet ukur, pipet tetes, timbangan,

penganduk, sendok tanduk, pinset, kertas timbang, cawan petri,

ose, lampu spiritus, objek gelas, deck gelas.

2. Bahan yang digunakan :

Sampel dampo durian, Media Sabaround Dextrose Agar,

Aquadest, Lactopenol Cotton Blue, aquadest steril, Choloram

phenicol.

3. Prosedur kerja :

a. Persiapan Aalat :

Sebelum melakukan pemeriksaan, alat yang akan digunakan

disterilkan terlebih dahulu.

b. Persiapan Sampel:
26

Disiapakan peralatan yang akan dignakan, kemudian diambil

sampel dampo durian secukupnya dengan cara dampo durian

dikerok bagian terluar.

c. Pemeriksaan Mikroskopik

Disiapakan peralatan yang akan digunakan, kerokan dampo

durian diletakkan pada gelas objek, ditutup dengan

menggunakan deck glass, setelah itu diperiksa dibawah

mikroskop dengan menggunakan lensa objektif 10x dan 40x.

Koloni yang tumbuh pada media Sabaroud Dextrose Agar,

dilakukan pemeriksaan secara mikroskop dengan cara

megambil koloni jamur yang tumbuh pada media Sabaroud

Dextrose Agar, kemudian tetesi sebanyak 1-2 larutan

Lactopenol Cotton Blue dan tutup dengan deck glass setelah itu

periksa dengan mikroskop dengan menggunakan lensa objektif

10-40X.

d. Pemeriksaan Biakan/Kultur

Dampo durian ditanam pada media Sabaround Dextroe Agar

dengan menyebar kerokan dampo durian lalu tuangkan media

Sabaruond Dextrose Agar, dan disimpan pada suhu 25 0C-350C

selama 7 hari. Pengamatan koloni dilakukan setiap hari dengan

memperhtikan pertumbuhan, bentuk dan warna koloninya.

Pada pemeriksaan ini dibuat pula kontrol media yang


27

kandungannya hanya berisi media Sabaround Dexrtose Agar

tanpa sampel pemerikssan.

G. Kerangka Operasional

Dampo durian

Mikroskop Kultur (biakan) SDA


(inkubasi 1 minggu
suhu 25 0C

Mikroskopik

(pewarnaan lactofenol)

Hasil
pemeriksaan

Analisis data

Pembahasan

Kesimpulan

Gambar: 6. Kerangka OperasionaL

H. Analisa Data
28

Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan disajikan secara

dekskriptif dalam bentuk tabel dan hasilnya dibahas dalam bentuk

narasi.

Anda mungkin juga menyukai