Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI DASAR
“Morfologi Mikroba Selain Bakteri”

OLEH :

NAMA : FIKI AULIYA


NIM : Q1A1 16 154
KELOMPOK : II (DUA)
KELAS : Q1A1_B (016)

JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seperti yang telah kita ketahui pada dunia mikrorganisme terbagi atas berbagai

jenis. Seperti bakteri, protozoa, alga, fungi dan lain-lain. Selain bakteri didalam air

juga sering terdapat atau ditemukan pertumbuhan mikroorganisme lain seperti kapang

dan protozoa dengan jumlah yang lebih terbatas dibandingkan dengan bakteri.

Percobaan kali ini kita akan lebih membahas tentang fungi dimana fungi itu

sendiri terbagi atas dua jenis yaitu kapang dan khamir. Fungi adalah nama rectum

dari sekelompok besar makhluk hidup eukariotik heterotrof yang mencerna

makanannya diluar tubuh lalu menyerap molekul nutrisi kedalam sel-selnya. Fungi

memilki bermacam-macam bentuk. Awam mengenal sebagian besar anggota fungi

sebagai jamur, kapang dan khamir.

Fungi atau cendawan adalah mikroorganisme heterotrofik, mereka memerlukan

senyawa organik untuk nutrisinya. Bila mereka hidup dari benda organik mati yang

terlarut, mereka disebut saprofit. Saprofit menghancurkan sisa-sisa tumbuhan dan

hewan yang kompleks, menguraikannya menjadi zat–zat kimia yang lebih sederhana,

yang kemudian dikembalikan ke dalam tanah, dan selanjutnya meningkatkan

kesuburannya. Jadi mereka dapat menguntungkan bagi manusia. Sebaliknya mereka

juga dapat merugikan kita bilamana mereka membusukkan kayu, makanan, dan

bahan – bahan lainnya. Kapang dan khamir memang termasuk kedalam spesies fungi
namun keduanya memiliki perbedaan. Kapang adalah fungi yang bersel banyak atau

multiseluler sedangkan khamir adalah fungi yang bersel tunggal atau uniseluler.

B. Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk melihat beberapa bentuk fungi dan sel

khamir dengan menggunakan mikroskop cahaya.

Manfaat dari praktikum ini yaitu praktikan bisa mengetahui bentuk dari beberapa

jenis fungi dan sel khamir dengan menggunakan mikroskop cahaya.


II. TINJAUAN PUSTAKA

Jamur berkembangbiak dengan dengan spora dan umunya secara seksual ataupun

aseksual. Semula jamur dianggap sebagai tumbuhan. Klasifikasi yang memasuki

fungi kedalam dunia karena beralasan karena keasaman dalam hidupnya, habitat

hidupnya pada umumnya di tanah. Fungi yang menghasilkan tubuh buah seperti hal

pertumbuhan lumut (Subandi 2010).

Jamur merupakan golongan organisme yang penting dari golongan-

golongan populasi dalam tanah, tersebar secara luas. Terkadang bentuk jamur

tertentu merupakan karaktristik dari suatu tipe tanah sebagai medium alami.

Jamur sangat sensitif terhadap tanah kering, sehingga pada tanah yang kering

kandungan fungi (jamur) lebih sedikit (Sutejo, 2011).

Tubuh jamur dapat berupa sel-sel yang lepas satu sama lain, dapat berupa

beberapa sel yang bergandeng-gandengan, atau dapat berupa benang. Benang ini

sebenarnya tabung atau buluh yang tidak bersekat-sekat atau yang bersekat-sekat.

Dalam mikologi, satu helai benang ini kita sebut hifa. Hifa dapat tumbuh dengan

bercabang-cabang sehingga merupakan jaring-jaring; bentuk ini kita namakan

miselium. Satu potong hifa atau miselium, atau bisa juga dari satu spora kalau

ditanam pada media agar akan berkembang dan menyebar ke segala arah sehingga

nampak seperti lingkaran, yang kita sebut koloni (Herliyana, 2009).

Khamir adalah fungi uniselular yang menepati habitat air dan lembab, termasuk

getah pohon dari jaringan hewan. Khamir bereproduksi secara aseksual, dengan cara
pembelahan sel sederhana atau dengan cara pelepasan sel tunas dari sel induk.

Beberapa fungi dapat tumbuh sebagai sel tunggal atau sebagai miselium filament,

tergantung pada ketersediaan zat-zat hara yang ada. Khamir dapat membentuk lapisan

filament di atas permukaan medium cair. Produksi pigmen karoteroid menandakan

adanya pertumbuhan genus Rhodotorula. Sulit membedakan antara khamir dengan

bakteri pada medium agar. Sel khamir mempunyai ukuran yang bervariasi, yaitu

dengan panjang 1-5 µm sampai 20-50µm, dan lebar 1-10µm. sel vegetatif yang

berbentuk apikulat atau lemon merupakan karakteristik grup khamir yang ditemukan

pada tahap awal fermentasi alami buah-buahan dan bahan lain yang mengandung gula

(Entjeng, 2010).

Aktivitas fisiologis jamur pada proses fermentasi tempedimulai sejak

diinokulasikannya inokulum pada kedelai yang telah siap difermentasi. Spora jamur

tersebut mulai tumbuhdengan membentuk benang-benang hifa yang tumbuh makin

memanjang, membalut dan menembus biji kotiledon kedelai. Benang-benang tersebut

semakin padat, membentuk tempe yang kompak, putih dan dengan aroma khas

tempe.Jamur berperan penting dengan menghasilkan enzim-enzim yang

menghidrolisis komponen kedelai dan berkontribusi membentuk tektur, aroma dan fl

avor yang dikehendaki (Nurrahman, 2012).


III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Tempat dan Waktu

Praktikum Morfologi Mikroba selain Bakteri dilaksanakan di Laboratorium

Proteksi Tanaman Unit biomolekuler Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo

Kendari pada hari Rabu, 8 November 2016 pada pukul 13.00 – 15.00 WITA.

B. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pada praktikum morfologi mikroba selain bakteri yaitu

biakan murni fungi dari dua sampel (roti, dan tempe), tisu, danaquades.

Alat yang di gunakan dalam praktikum morfologi mikroba selain bakteri yaitu

pipet tetes, mikroskop cahaya, kaca preparat, kaca penutup, dan jarum ose.

C. Prosedur Kerja

Prosedur praktikum morfologi mikroba selain bakteri adalah sebagai berikut:

a. Membersihkan kaca benda dengan aquades sampai bebas lemak dan debu.

Kemudian meneteskan dengan larutan aquades pada bagian tengah.

b. Mengambil sedikit biakan cendawan dengan jarum ose secara aseptik dan

meletakkan diatas kaca benda yang diberi aquades.

c. Menutup dengan kaca penutup.

d. Mengamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 40 x 10.


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Morfologi fungi

Morfologi fungi pada tempe dengan perbesaran 10x10, 4x10, 40x10 dan 100x10

adalah sebagai berikut:

Perbesaran 4x 10 perbesaran 10x10

Perbesaran 40x10 perbesaran 100x10


2. Morfologi jamur

Morfologi jamur yang terdapat pada roti dengan perbesaran 10x10, 4x10, 40x10

dan 100x10 adalah sebagai berukut:

Perbesaran 4x10 perbesaran 10x10

Perbesaran 40x10 perbesaran 100x10


B. Pembahasan

Fungi merupakan mikroorganisme tidak berklorofil, berbentuk hifa atau sel

tunggal, eukariotik, berdinding sel dari kitin atau selulosa, berproduksi seksual atau

aseksual. Dalam dunia kehidupan fungi merupakan kingdom tersendiri, karena cara

mendapatkan makanannya berbeda dengan organisme eukariotik lainnya yaitu

melalui absorpsi.Sebagian besar tubuh fungi terdiri dari atas benang-benang yang

disebut hifa, yang saling berhubungan menjalin semacam jala yaitu miselium.

Miselium dapat dibedakan atas miselium vegetative yang berfungsi meresap

menyerap nutrient dari lingkungan , dan miselium fertile yang berfungsi dalam

reproduksi.

Fungi tingkat tinggi maupun tingkat rendah mempunyai ciri khas yaitu berupa

benang tunggal atau bercabang-cabang yang disebut hifa. Fungi dibedakan menjadi

dua golongan yaitu kapang dan khamir. Kapang merupakan fungi yang berfilamen

atau mempunyai miselium, sedangkan khamir merupakan fungi bersel tunggal da

tidak berfilamen. Fungi ada yang bersifat parasit dan ada pula yang bersifat saprofit.

Parasit apabila dalam memenuhi kebutuhan makanannya dengan mengambil dari

benda hidup yang ditumpanginya, sedangkan bersifat saprofit apabila memperoleh

makanan dari benda mati dan tidak merugikan benda itu sendiri. Fungi dapat

mensintesis protein dengan mengambil sumber karbon dari karbohidrat (misalnya

glukosa,sukrosa, atau maltose), sumber nitrogen dari bahan organic atau anorganik,

dan mineral dari substratnya. Ada juga beberapa fungi yang dapat mensintesis
vitamin – vitamin yang dibutuhkan untuk pertumbuhan biakan sendiri, tetapi ada juga

yang tidak dapat mensintesis sendiri sehingga harus mendapatkan dari substrat,

misalkan tiamin dan biotin.

Rhizopus oryzae merupakan jamur yang sering digunakan dalam pembuatan

tempe. Jamur ini aman dikonsumsi karena tidak menghasilkan toksin dan mampu

menghasilkan asam laktat. Rhizopus oryzae mempunyai kemampuan mengurai lemak

kompleks menjadi trigliserida dan asam amino. Selain itu jamur ini juga mampu

menghasilkan protease. Secara umum jamur juga membutuhkan air untuk

pertumbuhannya, tetapi kebutuhan air untuk jamur lebih sedikit dibandingkan dengan

bakteri. Selain pH dan kadar air, jumlah nutrien dalam bahan juga dibutuhkan oleh

jamur.

Jamur pada roti basi (Rhizopus stolonifer ) merupakan salah satu dari jenis jamur

Zygomycotina. Jenis jamur ini memiliki hifa pendek bercabang-cabang dan berfungsi

sebagai akar (rizoid) untuk melekatkan diri serta menyerap zat-zat yang diperlukan

dari substrat. Selain itu, terdapat pula sporangiofor (hifa yang mencuat ke udara dan

mengandung banyak inti sel, di bagian ujungnya terbentuk sporangium (sebagai

penghasil spora), serta terdapat stolon (hifa yang berdiameter lebih besar daripada

rizoid dan sporangiofor).

Khamir adalah bentuk sel tunggal dengan pembelahan secara pertunasan. Khamir

mempunyai sel yang lebih besar daripada kebanyakan bakteri, tetapi khamir yang

paling kecil tidak sebesar bakteri yang terbesar.khamir sangat beragam

ukurannya,berkisar antara 1-5 μm lebarnya dan panjangnya dari 5-30 μm atau lebih.
Biasanya berbentuk telur,tetapi beberapa ada yang memanjang atau berbentuk bola.

Setiap spesies mempunyai bentuk yang khas, namun sekalipun dalam biakan murni

terdapat variasi yang luas dalam hal ukuran dan bentuk.Sel-sel individu, tergantung

kepada umur dan lingkungannya. Khamir tidak dilengkapi flagellum atau organ-

organ penggerak lainnya.

Praktikum morfologi mikroba selain bakteri, kami menyiapkan 2 sampel yang

akan diamati yaitu tempe yang sudah berjamur dan roti yang sudah berjamur.

Langkah pertama mengambil jamur yang ada pada permukaan tempe lalu meletakan

diatas meja preparat yang sudah steril. Kemudian meneteskan aquadest pada bakteri

tempe tersebut lalu tutup dengan kaca penutup, selanjutnya mengamati menggunakan

mikroskop cahaya dengan perbesaran 40 x 10.Bakteri yang di hasilkan oleh tempe

berbentuk menyerupai benang-benang hal ini menunjukkan bahwa sampel tempe

berbentuk hifa dan berjenis fungi.Dan terakhir kami mengamati jamur yang terdapat

pada roti, prosedurnya juga sama dengan tempe. Hasil yang kami peroleh dari jamur

hitam pada roti yaitu berbentuk seperti lingkaran yang berbentuk lonjong menyerupai

telur. Hal ini menunjukan jamur pada roti merupakan jamur jenis khamir.
V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum morfologi mikroba selain bakteri dapat ditarik

kesimpulan bahwa fungi merupakan organisme menyerupai tanaman, fungi ada yang

bersifat parasit dan ada pula bersifat saprofit. Parasit apabila dalam memenuhi

kebutuhan makanannya dengan mengambil dari benda hidup yang ditumpanginya.

Sedangkan bersifat saprofit apabila memperoleh makanan dari benda mati dan tidak

merugikan benda itu sendiri. Fungi berbentuk koloni dengan benang-benang yang

disebut misellium. Morfologi mikroba selain bakteri dengan pembesaran 40x10 yaitu

terdapat hifa atau benang-benang yang disebut miselium dan spora yang berbentuk

bundar atau bulan sabit atau bintik-bintik putih kecil. Hifa yaitu berkas berkas halus

yang berbentuk seperti benang-benang.

Khamir termasuk cendawan, tetapi berbeda dengan kapang karena bentuknya

yang terutama uniseluler. Reproduksi vegetativ terjadi dengan cara pertunasan.

Sebagian sel tunggal khamir tumbuh dan berkembang biak lebih cepat dibanding

kapang yang tubuh dengan pembentukkan filament.

B. Saran

Saran saya pada praktikum ini yaitu sebaiknya asisten lebih menjelaskan secara

rinci prosedur praktikum dan mempraktekkan dengan lebih jelas kepada praktikan

agar praktikan bisa memahami dan bisa melakukan praktikum dengan benar.
DAFTAR PUSTAKA

Enjeng, I. 2010. Mikrobiologi dan Parastologi. PT Citra Aditia Bakti. Jakarta.

Herliyana, 2009. ‘‘Identifikasi Jamur Mold dan Blue Stain pada RotanMold and Blue
Stain Identification on Rattan’’. Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Hutan.
Vol. 2 (1): 21-26

Nurrahman, 2012. ‘‘Pertumbuhan Jamur, Sifat Organoleptik dan


AktivitasAntioksidan Tempe Kedelai Hitam yang Diproduksi dengan
Berbagai Jenis Inokulum’’. Jurnal Agritech. Vol. 32, No. 1

Subandi, 2010. Mikrobiologi. Remaja Rosdakarya.Bandung.

Sutejo, 2011. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai