MIKROBIOLOGI DASAR
OLEH :
NAMA : IRNAMAYANTI
NIM : Q1A118084
KELAS : B ( SHIFT 1)
FAKULTAS PERTANIAN
KENDARI
2019
I. PENDAHULUAN
Mikroba tidak hanya bakteri saja tetapi terdapat pula jenis mikroba lain
salah satu contohnya yang sering kita temukan didalam kehidupan kita sehari-hari
Fungi tergolong gumicota dan dapat dibedakan atas kelasnya yaitu omycetes,
tingkat tinggi dari semua golongan diatas. Seperti yang telah diketahui bahwa
fungi yang bersifat multiseluler dan menghasilkan miselium Tubuh atau talus
suatu kapang pada dasarnya terdiri dari 2 bagian miselium dan spora (sel resisten,
dinamakan hifa. Setiap hifa lebarnya 5-10 μm, dibandingkan dengan sel bakteri
bersama. Sedangkan khamir merupakan fungi yang bersifat uniseluler dan tidak
menghasilkan miselium. Selain itu, terdapat pula kelompok fungi yang merupakan
fungi.
selain bakteri sangat penting dilakukan untuk melihat eberapa bentuk fungi dan
1.2. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk melihat beberapa bentuk fungi dan
Jamur berang terdiri atas massa benang yang bercabang cabang yang
disebut miselium, meselium tersusun dari hifa (filamen) yang merupakan benang-
benang tugggal. Badan negatif jamur yang tersusun dari filamen-filamen disebut
thallus. Berdsarkan fungsinya dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu hifa fertil dan
hifa vegetatif . hifa fertil adalah hifa yang dapat membetuk sel-sel reproduksi atau
spora-spora. Apabila hifa tersebut arah pertumbuhannya keluar dari media disebut
permukaan koloni, selain itu dilihat ada tidaknya garis-garis radial dari pusat
koloni ke arah tepi koloni dan juga ada tidaknya lingkaran–lingkaran konsentris.
Pengamatan mikroskopis dengan cara melihat hifa (berseptum atau tidak), warna
hifa, bentuk hifa, bentuk konidia, dan ukuran spora.Hasil pengamatan digunakan
Imperfect Fungi fourthed (Barnet and Hunter, 1972) dan literatur pendukung
Candida albicans yaitu organisma yang memiliki dua wujud dan bentuk
dan sugar fermenting organism). Kedua adalah fungal form memproduksi root-
like Jamur Candida tumbuh dengan cepat pada suhu 25-37oC pada media
memperbanyak diri, dan spora jamur disebut blastospora atau sel ragi/sel khamir.
(Mutiawati, 2016).
satunya adalah aflatoksin yang paling sering dijumpai pada hasil panen pertanian
keamanan pangan. Aflatoksin adalah jenis toksin yang bersifat karsinogenik dan
makanan yang terkontaminasi oleh toksin hasil dari pertumbuhan jamur ini.
Kadang paparan sulit dihindari karena pertumbuhan jamur di dalam makanan sulit
Bakteri asam laktat (BAL) luas dalam dan memainkan peran penting dalam
banyak makanan dan fermentasi pekan. Ukuran sel bakteri dan bentuk masih
identifikasi bakteri karena fitur struktural morfologi biasanya genetik stabil dan
dengan yang lain hanya dalam fraksi spora dalam populasi, seringkali fraksi yang
sangat kecil. MRNA spora yang kurang berlimpah bukan kontaminan dalam
persiapan spora, tetapi bagaimana spora menumpuknya tidak jelas. Hampir semua
mRNA spora berlimpah disintesis dalam spora yang sedang berkembang akhir-
akhir ini, sebagian besar menyandi protein dalam spora, dan mRNA
berlimpah dalam spora relatif stabil pada suhu 4 ° C. Temuan ini akan memiliki
dampak besar pada pemikiran tentang peran spora mRNA yang mungkin
sehingga bisa melakukan proses pembelahan sel sendiri tanpa tegantung inang.
Berdasarkan susunan dinding selnya, bakteri bisa dibedakan menjadi bakteri gram
Tanaman unit Pendidikan, Fakultas Pertanian, Universitas Halu Oleo pada hari
Alat yang di gunakan pada praktikum ini yaitu mizroskop cahaya, kaca
benda, kaca penutup, jarum ose/jarum inokulasi, lampu spritus/lampu Bunsen dan
tisu kering.
a. Morfologi Fungi
1. Membersihkan kaca benda dengan alcohol sampai bebas lemak dan debu.
2. Mengambil sedikit biakan fungi dengan jarum ose aseptic dan letakkan di
askospora, basidiospora).
4.1. Hasil
hifa
Spora
Gambar 3. Hifa Coletetrichum capsici. Gambar 4. Spora jamur dari kayu mati.
4.2. Pembahasan
atau saprofit. Dinding selnya tersusun dari kitin, bentuk tubuhnya bersel
percobaan yang telah kami lakukan kami mendapati bahwa hifa terdapat
Colletetrichum capsisi dan juga jamur dari pohon mati yang berada disekitaran
mengambil isolat cendawan tersebut dengan menggunakan jarum ose yang sudah
tetes dari aquadest. Setelah itu diamati dengan menggunakan mikroskop cahaya
kemudian diletakan pada kaca praparat yang sudah steril dan tambahakan
cahaya dengan pembesaran 40 x 40. Kemudian akan terlihat adanya hifa dan spora
pada isolat colletetrichum capsisi dan jamur, spora merupakan sel kelamin yang
dihasilkan secara sexsual atau generatip oleh cendawan maqupun jamur agar bisa
berkembang biak.
Secara teknis, fungsi spora dapat disamakan dengan biji pada tanaman
terlepas pada fungi sehingga jika terbawa angin maka spora tersebut akan
berkembang biak. Apabila spora jatuh pada tempat yang cocok untuk tumbuh
maka ia akan berkecambah membentuk hifa. Hifa pada fungi adalah benang halus
yang merupakan bagian dari dinding seluler yang mengelilingi membran plasma
dan sitoplasma. Hifa membentuk suatu hamparan anyaman yang disebut dengan
miselium yaitu merupakan jaringan makanan dari suatu fungi. Sebagian besar
fungi merupakan organisme multiseluler dengan hifa yang dibagi menjadi sel-sel
5.1. Kesimpulan
kesimpulan yaitu setelah diamati dibawah mikroskop, terlihat adanya hifa dan
spora pada isolat Colletetrichum capsici dan juga pada jamur. Spora merupakan
sel kelamin yang dihasilkan secara generatif atau seksual oleh cendawan maupun
jamur untuk berkembang biak. Apabila spora jatuh pada tempat yang cocok
untuk tumbuh maka ia akan berkecambah membentuk hifa. Hifa pada fungi
adalah benang halus yang merupakan bagian dari dinding seluler yang
anyaman yang disebut dengan miselium yaitu merupakan jaringan makanan dari
suatu fungi. Fungi bereproduksi dengan cara melepaskan spora yang dihasilkan
melalui fase aseksual atau seksual. Spora fungi memilki berbagai bentuk dan
5.2. Saran
Saran yang dapat saya sampaikan untuk praktikum kali ini yaitu sebaiknya
para asisten lebih memperhatikan waktu pelaksaan praktikum agar para praktikan
dijadwalkan.
DAFTAR PUSTAKA
Elzeini HM, Ali AA, Nasr NF, Awad AA, Hassan AA. 2017. Morphological and
Rheological Indetification of Cocci Lactic Acid Bacteria. Journal of
Microbial Biochemical Technology. 9 (1).